Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Tantangan Pernikahan Di Era Modern


Dosen Pengampu : Dr.Rahmawati Marsinun M.Si,Kons

Di Susun Oleh :
1. Nanda Devi Rahmawati (1901015022)
2. Rianka Anindya Rahmadhita (1901015082)
3. Syifa Sabrina Yudhani (1901015102)

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR.HAMKA

JAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan izin dan kuasa-Nyalah, Kami selaku
penyusun makalah ini dapat menyelesaikannya dengan baik. Shalawat serta salam tak lupa
pula kita haturkan kepada Junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta Ahli
Warisnya sekalian.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah BK Pranikah, masih terdapat
kekurangan – kekurangan yang mungkin di luar dari pengetahuan Kami. Untuk itu, Kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari Bapak/Ibu Dosen, untuk kesempurnaan makalah
ini, dan juga sebagai pelajaran bagi Kami untuk kedepannya bisa lebih baik.
Akhir kata, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu Alaikum Wr. Wb

Jakarta 13 Desember 2020

Kelompok 10
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………………….4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………4
C. Tujuan…………………………………………………………………………………..4

BAB II PEMBAHASAN

A. Mengapa Pernikahan Era Kini Makin Menantang……………………………………..5


B. Perbedaan Pernikahan Zaman Dulu Dan Sekarang…………………………………….6
C. Tantangan Dalam Pernikahan Masa Kini………………………………………………7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………….10
B. Daftar Pustaka………………………………………………………………………….11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkawinan merupakan salah satu anugerah paling besar karena dihidupi di dalam
keharmonisan tetapi anugerah itu dapat menjadi suatu kekecewaan berat bagi mereka yang
menghampirinya secara tidak hormat atau mempersiapkannya secara salah. Karena
perkawinan yang berhasil dapat menjadikan suami-istri bersemangat dan bertahan dalam
menghadapi segala situasi yang masing-masing anggota keluarga mampu menyikapi,
membangun, menumbuhkan, merawat dan memeliharanya.
Perkawinan menghadapi tantangan dan cobaan dari zaman ke zaman. Di zaman modern ini,
tantangan dan cobaan terhadap keutuhan perkawinan semakin berat karena sikap
individualisme, hedonisme, konsumerisme, sekuarisme, dan pendewaaan nilai kebebasan
yang dapat melunturkan nilai-nilai dalam hidup perkawinan seperti kesatuan, kerukunan,
kesabaran dan lain sebaginya (Purnomo, 2015: 10).
Perkawinan zaman ini kebanyakan dimulai dengan tingginya daya romantisme, tetapi dalam
kehidupan perkawinan romantisme saja tidak cukup harus ada sebuah komitmen dan
komitmen itulah selalu tidak ada pada orang muda, sehingga menjelang perkawinan biasanya
masing-masing dari mereka hanya memiliki kesadaran yang dangkal mengenai keinginan,
kebutuhan dan pengharapan yang dimiliki pasangannya selama masa itu (setelah menikah)
justru kebutuhan yang tidak pentinglah yang mendapat perhatian (Wright, 2013: 116). Cara
berpikir yang romantisme sering kali membuat mereka buta. Artinya perbedaan pengharapan
tentang perkawinan karena orang muda sering mengalami emosi yang tidak stabil dalam hal
berkomitmen, hal ini akan membuat perkawinan hanya sebatas pada romantisme. Komitmen
adalah ikrar atau janji yang mengikat, ikrar yang harus diwujudkan, bagaimanapun
halangannya ini adalah penyerahan total diri seseorang kepada orang lain (Wright, 2013: 10).

B. Rumusan Masalah
1. Mengapa Pernikahan Era Kini Makin Menantang?
2. Apa Perbedaan Pernikahan Zaman Dulu Dan Sekarang?
3. Seperti Apa Tantangan Dalam Pernikahan Masa Kini?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pernikahan di masa modern
2. Untuk mengetahui perbedaan pernikahan zaman dulu dan sekarang
3. Untuk mengetahui tantangan dalam pernikahan masa kini
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mengapa Pernikahan Era Kini Makin Menantang
Seorang psikolog sosial dari Northwestern University, Eli J. Finkel, dalam sejumlah
penelitian yang ia cantumkan dalam buku The All of Nothing Marriage: How the Best
Marriage Work (2017), menyimpulkan bahwa bagi pasangan modern kehidupan pernikahan
memang terasa lebih berat, dan 42 persen pernikahan berakhir dengan perceraian.

Menurut Finkel, gaya hidup dan budaya modern turut memengaruhi bagaimana seseorang
melihat pernikahan dalam 100 tahun terakhir. Ada harapan yang tinggi dalam masyarakat
zaman sekarang bahwa pasangan mereka akan mengizinkan mereka untuk ‘tumbuh’, seperti
mengejar karier, walau sudah menikah, melanjutkan sekolah, meski menjadi ibu rumah
tangga, atau tetap bekerja, meski sudah memiliki anak, dan lain sebagainya.

Harapan ini membuat banyak orang memercayakan pasangannya untuk dapat mengejar
kepuasan diri dan ambisi. Sayangnya, ini justru memberikan tekanan pada pernikahan.
Harapan terhadap pernikahan kini, menurut konselor pernikahan, Adriana S. Ginanjar,
memang sudah berbeda. “Pada dasarnya, suami lebih ingin berperan sebagai
imam/pemimpin. Sementara istri modern sekarang ini justru menginginkan sebuah relasi
suami istri yang egaliter (sederajat),” tuturnya.

Misal, jika suami dan istri sama-sama bekerja, tentunya istri menginginkan peran mengasuh
anak juga dibagi sama adil. Jika istri ikut membantu kondisi finansial rumah tangga dengan
bekerja, mereka juga ingin lebih memiliki peran dalam mengambil keputusan di kehidupan
pernikahan mereka.
“Ini menjadi sulit dalam pernikahan yang masih didominasi budaya patriarkat, yang mana
suami masih mengambil peran sebagai pembuat keputusan. Kalau dulu kan istri nurut saja
apa kata suami. Wanita modern zaman sekarang tidak lagi ingin seperti itu,” jelasnya lagi.

Menurut Adriana, saat ini sebagian masyarakat melihat pernikahan dalam perspektif yang
berbeda. Jika generasi sebelumnya nilai-nilai pernikahan dijunjung tinggi dan perceraian
dianggap tabu – terlebih dengan status janda yang selalu dikonotasikan negatif – maka
sekarang kondisinya berbeda.

Modern ini, nilai pernikahan bukan lagi dilihat pada kesakralannya, tapi sejauh mana
pernikahan tersebut dapat memenuhi ekspektasi kebutuhan atau kebahagiaan mereka.
“Artinya, jika pernikahan tersebut dinilainya tidak memuaskan dan banyak masalah, maka
mereka akan berpikir untuk keluar saja dari pernikahan tersebut. Mereka akan berpikir, buat
apa menghabiskan waktu dalam pernikahan yang tidak menyenangkan,” jelas Adriana, yang
menilai bahwa masyarakat modern memiliki ekspektasi yang tinggi pada pernikahan.
B. Perbedaan Pernikahan Zaman Dulu Dan Sekarang
1. Dulu nikah dijodohin, sekarang dijodohin tanda tak laku
play_arrow
volume_off
00:00/00:00
Ini yang paling dasar. Dulu pernikahan merupakan hajat orangtua, mulai dari mencarikan
jodoh sampai kelar prosesi mantenan. Tapi sekarang? "Bukan zamannya Siti Nurbaya
ataupun Kartini lagi deh!" Kalimat seperti itu pasti langsung nongol di pikiranmu saat
orangtuamu minta kamu buat nikah dengan pilihannya.
Anak muda sekarang lebih cenderung ingin memilih sendiri pasangan hidupnya. Maka kata-
kata "kalau dijodohin tanda tak laku" jadi senjata bagi mereka yang masih ingin
mengusahakan sendiri belahan hatinya.
2. Dulu undangan diantar, sekarang disebar lewat online
Perkembangan teknologi yang pesat juga mempengaruhi gaya calon pengantin buat
memberikan undangan kepada teman-temannya. Dulu saat dunia belum mengenal media
sosial semacam Facebook, Path, dan sejenisnya, undangan pernikahan harus diantarkan satu-
satu ke alamat yang dituju. Jarak alamat yang cukup jauh pun kadang membuat si calon
pengantin mengurungkan niat untuk mengundang temannya tersebut.
Tapi kini, berkat media sosial seperti Facebook, jarak bukanlah halangan untuk mengundang
teman-teman ke resepsi pernikahan. Sudah jadi tradisi mereka yang mau menikah akan
mengunggah foto undangannya ke media sosialnya.
3. Dulu midodareni, sekarang berganti pesta lajang
Adat-adat khas sebelum pernikahan di tiap daerah sekarang juga sudah mulai ditinggalkan.
Coba lihat, apa masih banyak orang yang ngadain prosesi pranikah yang super panjang itu?
Masih ada sih memang, tapi cuma tertentu bagi keluarga keraton, para pejabat, dan artis.
Hilang adat-adat kedaerahan, kini muncul kebiasaan mengadakan pesta lajang sebelum
pernikahan. Kebiasan yang digelar para artis seperti yang dilakukan Chelsea Olivia beberapa
waktu lalu pasti akan berpengaruh kepada masyarakat umum. Apalagi dengan pemberitaan
yang masif, pesta lajang bisa jadi agenda yang nggak bisa ditinggalkan sebelum pernikahan.
4. Dulu identik di rumah atau gedung, sekarang di tepi pantai atau pesta kebun
Kalau sudah masalah tempat resepsi pernikahan, urusannya bisa jadi sangat serius nih. Pas
musim kawin tiba, buat mencari gedung kosong yang sesuai dengan tanggal kita plus sesuai
dengan jumlah undangan bakal jadi pekerjaan yang ekstra berat.
Menggelar pesta secara out door kini menjadi tren yang menarik. Apalagi dengan
memberikan sentuhan tema tertentu, pesta out door pun akan jadi sangat menarik. Maka
nggak heran jika saat ini gelaran pesta out door jadi pilihan.
5. Dulu diurus sendiri dan dibantu tetangga, sekarang diambil alih wedding organizer
Gotong royong adalah salah satu adat khas masyarakat di seluruh daerah di Indonesia.
Dahulu, mulai dari persiapan hingga selesai pernikahan, tetangga cukup punya andil yang
besar bagi kesuksesan pernikahan.
Tapi sekarang, banyak orang yang memilih jalan simpel dengan meminta bantuan wedding
organizer. Sibuknya kegiatan, ingin lebih mengontrol biaya, ingin mengurangi stress serta
ingin mengadakan pesta merupakan alasan-alasan yang sering dilontarkan saat ingin memilih
WO.
6. Dulu cuma ada 2 menu, sekarang ada 6 menu pilihan
Masalah menu juga turut bergeser dari zaman dulu ke zaman saat ini. Dulu bisa dikatakan tak
banyak menu yang disuguhkan dalam pernikahan. Cukup dengan satu atau dua menu saja.
Tapi sekarang, menu yang disajikan saat resepsi angat beragam, mulai dari menu tradisional
hingga yang kekinian. Pokoknya lengkap deh. Gara-gara menu juga, kadang anggaran
pengantin jadi bobol.
7. Dulu piring terbang, sekarang prasmanan
Perbedaan cara penyuguhan makanan saat resepsi juga terjadi gara-gara jumlah menu yang
sudah berbeda antara dulu dengan sekarang. Kalau dulu menu yang hanya terbatas satu
sampai dua, cara penyajiannya pakai "piring terbang". Mereka yang hadir nggak mengambil
sendiri makanan, tapi dilayani oleh para pelayan yang telah disiapkan si pengantin.
Sekarang, gaya penyajian makanan sudah berganti dengan prasmanan. Mereka yang datang
mengambil sendiri makanan sesuai selera. Nggak mungkin dong dengan begitu banyaknya
menu akan disajikan dengan gaya piring terbang. Bisa capek ntar mas-mas yang melayani.
8. Dulu pakai pagar ayu, sekarang bridemaids
Nggak lengkap rasanya jika membicarakan pengantin tanpa menyertakan pagar ayu. Ya,
kumpulan gadis cantik yang menyertai pengantin ini juga cukup menarik perhatian. Tapi kini
beberapa pengantin sudah mengganti posisi pagar ayu menjadi bridesmaid.
Sebelas-duabelas sih dengan pagar ayu, cuma pagar ayu versi barat ini diisi oleh teman-teman
dekat si pengantin perempuan. Berdiri mendampingi pengantin wanita, meski bukan
pasangan sesungguhnya, bridesmaid akan didampingi para grooms yang merupakan sahabat
pria dari calon pengantin pria.
9. Dulu orang pada ngambil bunga dari pelaminan, sekarang lempar buket bunga
Ada kepercayaan orang dulu jika ingin segera menyusul sang pengantin ke pelaminan, maka
kamu perlu mengambil bunga yang ada di pelaminan atau bunga yang menggantung di tubuh
pengantin. "Biar cepat ketularan," begitu katanya.
Tradisi seperti itu kini mulai bergeser, terganti dengan tradisi lempar buket bunga. Si
pengantin perempuan biasanya akan memberi kode jika ia akan melepar rangkaian bunga
yang dibawanya. Seketika itu mereka yang ingin mendapatkan bunga itu akan berebut saat
bunga dilempar.
10. Dulu selesai acara langsung bubar, sekarang sibuk upload foto-foto
Ini juga dampak dari media sosial yang memberikan eksistensi bagi pemiliknya. Kalau dulu
kelar resepsi pernikahan, sang mempelai pengantin bisa istirahat dengan tenang menikmati
masa-masa pengantin baru. Tapi kini, mengunggah prosesi pernikahan ke media sosial
seakan menjadi kewajiban bagi pasangan pengantin.
C. Tantangan Dalam Pernikahan Masa Kini

Pernikahan adalah wadah yang mempersatukan wanita dan pria, dimana mereka saling
berbagi senang maupun duka sampai tua. Namun, setelah memasuki pernikahan, terkadang
dengan mudahnya mereka bercerai karena merasa tidak cocok satu sama lain. Tapi bukan
berarti pernikahan itu sepenuhnya horor. Kalau tahu tantangn terberat pernikahan masa kini,
mudah-mudahan tidak kaget dan karenanya terus bersama selama sisa hidup :

1. Komunikasi

Komunikasi merupakan tantangan pertama yang pasti dihadapi setiap keluarga di zaman
modern. Hal ini tak lepas dari kehadiran internet. Alih-alih memperlancar akses komunikasi
antarkeluarga, kemajuan teknologi yang tak disikapi dengan bijak justru akan menjauhkan
Anda dengan orang-orang tercinta.

Bagaimana mengatasinya? Tetap bangun kebiasaan komunikasi terbuka dengan pasangan.


Jika ada sesuatu yang dikeluhkan, sampaikan segera agar tak terjadi salah paham. Kurangi
juga kebiasaan bermain gadget ketika sedang berada di rumah.

2. Minimnya Quality Time

Waktu berkualitas sangat diperlukan dalam pernikahan. Sayangnya, kesibukan membuat


pasangan muda melewatkannya, padahal kebiasaan ini sangat bermanfaat untuk menjaga agar
rumah tangga tetap hangat dan intim.

Tak usah mahal-mahal liburan ke Bali untuk bisa menikmati quality time. Cukup luangkan
waktu untuk bicara dari hati ke hati setiap malam menjelang tidur. Meski terkesan sepele,
kebiasaan ini akan makin mempererat cinta kasih antara Anda dengan pasangan.

3. Ekspektasi Berlebih

Konsep rumah tangga “ideal” yang selalu diperlihatkan orang lain di media sosial secara tak
langsung membuat ekspektasi naik. Contoh yang paling simpel adalah tentang perlakuan
pasangan, lantas Anda mulai membandingkan suami/istri dengan pasangan orang lain.

Alhasil, hubungan yang awalnya baik-baik saja mulai terasa hambar akibat ekspektasi
berlebihan. Ingat, setiap orang punya kekurangan dan kelebihan, begitu pun dengan pasangan
Anda. Jika memang ada sesuatu dari suami/istri yang tidak Anda sukai, komunikasikanlah
dengan baik dan terbuka agar bisa dicari jalan keluarnya.

4. Finansial

Ekonomi merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan banyak pasangan bercerai.
Tentu saja Anda tak perlu menunggu punya gaji puluhan juta untuk bisa memiliki rumah
tangga bahagia.

Kuncinya, sesuaikan gaya hidup dengan penghasilan yang Anda peroleh setiap bulannya.
Buat perencanaan finansial yang matang, jangan lupa investasi dan siapkan dana darurat.
Selain itu, Anda juga bisa mulai berbisnis untuk menambah pemasukan keluarga, misalnya
berjualan makanan, baju, atau jual jasa.

5. Wanita yang Mandiri


Bukan berarti wanita yang mandiri dan bisa menghasilkan uang sendiri tidak diperbolehkan.
Banyak dari mereka yang berpendidikan tinggi dan punya karir bagus, bahkan terkadang
lebih bagus daripada si suami. Keadaan ini sering bikin konflik dalam rumah tangga.

Solusi : Sebelum menikah, ada baiknya dibahas berdua konsep keluarga yang seperti apa
yang ingin dibina. Mulai dari cara mendidik anak, pembagian kerja di rumah, maupun cara
menghadapi konflik. Di dalam rumah tangga perlu kerjasama. Harus ada porsi give and take
yang seimbang.

6. Nilai Sakral Pernikahan yang Memudar

Menurut konsultan pernikahan, Adriana S. Ginanjar, nilai sakral pernikahan sekarang ini
telah memudar. Banyak pasangan muda yang mengambil keputusan bercerai padahal baru
menikah 1-3 tahun. Tidak ada tekanan dari keluarga besar, tidak ada kekuatiran tentang anak
yang masih kecil, maupun status single mom yang juga tidak lagi menakutkan.

Solusi : Coba untuk lebih bersabar. Menyatukan dua orang yang berbeda tidak cukup dengan
waktu 1-3 tahun karena memang sulit dua kepribadian, dua pemikiran, dua individu yang
berlatar belakang berbeda menjadi satu keputusan dalam rumah tangga.

7. Kebutuhan yang Meningkat

Kebutuhan terus meningkat, terutama dalam hal keuangan. Biaya pendidikan, harga
makanan, angsuran rumah maupun mobil, begitupun kebutuhan akan hiburan pun tidak bisa
dipisahkan. Kalau tidak dikonsep dengan baik, bisa jadi salah satu pemicu masalah
perceraian.

Solusi : Suami dan istri harus sepakat bagaimana mereka mengatur keuangan mereka. Buat
perencanaan dengan jujur. Kalau uang belanja dirasa kurang ya bilang. Jangan sampai ada
pos pengeluaran yang ditutup-tutupi, itu yang bahaya. Kalau memutuskan untuk hidup
sebagai keluarga yang sederhana, lakukanlah karena keputusan bersama.

8. Godaan Sosial

Masa kini, banyak godaan yang bisa membuat seseorang berselingkuh, apalagi kalau bertemu
seseorang yang dirasa lebih pengertian dibandingkan pasangan. Perselingkuhan juga jadi
lebih gampang sejak adanya sosial media. Banyak orang yang berselingkuh walau sebatas
chatting di BBM ataupun bertukar status twitter. Bahaya sekali bukan?

Solusi : Kepercayaan adalah komponen yang terpenting di dalam hubungan suami istri.
Menjaga kepercayaan itulah yang harus kita lakukan. Sekali kepercayaan dirusak, susah
mengembalikannya. Penting buat menghabiskan waktu luang bersama pasangan maupun
keluarga. Kalau sehari-hari sudah sibuk, siapkanlah hari libur buat ngobrol, nonton bareng,
ataupun kegiatan lainnya yang membuat keharmonisan makin terasa. Bangunlah keluarga
dalam dasar agama yang kuat dan baik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perbedaan pernikahan zaman dulu dan sekarang adalah Dulu nikah dijodohin, sekarang
dijodohin tanda tak laku, Dulu undangan diantar, sekarang disebar lewat online, Dulu
midodareni, sekarang berganti pesta lajang, Dulu identik di rumah atau gedung, sekarang di
tepi pantai atau pesta kebun, Dulu diurus sendiri dan dibantu tetangga, sekarang diambil alih
wedding organizer, Dulu cuma ada 2 menu, sekarang ada 6 menu pilihan, Dulu piring
terbang, sekarang prasmanan, Dulu orang pada ngambil bunga dari pelaminan, sekarang
lempar buket bunga, Dulu selesai acara langsung bubar, sekarang sibuk upload foto-foto.
Tantangan Dalam Pernikahan Masa Kini :
 Komunikasi
 Minimnya Quality Time
 Ekspektasi Berlebih
 Finansial
 Wanita yang Mandiri
 Nilai Sakral Pernikahan yang Memudar
 Kebutuhan yang Meningkat
 Godaan Sosial
DAFTRA PUSTAKA

https://www.brilio.net/news/lain-dulu-lain-sekarang-ini-10-beda-pernikahan-
dulu-dengan-sekarang-151016w.html
https://www.jawaban.com/read/article/id/2012/10/01/92/120927121525/tan
tangan_dalam_pernikahan_masa_kini
https://www.femina.co.id/sex-relationship/mengapa-pernikahan-era-kini-
makin-menantang-
https://abcpalem.com/tantangan-keluarga-muda-di-era-milenial/

Anda mungkin juga menyukai