Disusun oleh :
XI MIPA 1
Web: http://www.sman1rogojampi.co.cc
e-mail:smanrogojampi@yahoo.co.id
a) Untuk memberikan dorongan dan rangsangan bahwa sejak saat itu bangsa
Indonesia mempunyai kedudukan yang sama dan sederajat dengan bangsa-
bangsa lain yang sudah merdeka dalam pergaulan dunia.
b) Mempunyai hak dan kewajiban untuk mengisi dan mempertahankan
kemerdekaan yang telah diperoleh dan memperjuangkan tercapainya cita-
cita nasional bangsa Indonesia.
c) Sejak saat itu, bangsa Indonesia telah mengambil sikap untuk menentukan
nasib sendiri beserta tanah airnya dalam segala aspek kehidupan.
d) Bangsa Indonesia akan menyusun negara sendiri dengan tata aturan sendiri,
sehingga pada saat itu telah berdiri negara baru yaitu negara Indonesia.
e) Dengan berdirinya negara baru ini maka negara memiliki tata hukum sendiri
untuk mengatur segala kehidupan bernegara di dalam negara baru tersebut.
f) Norma pertama atau norma dasar atau aturan dasar dari tata hukum
Indonesia.
g) Negara merupakan suatu organisasi kemasyarakatan yang bertujuan dengan
kekuasaannya mengatur serta menyelenggarakan sesuatu masyarakat
(Logemann).
Pembacaan teks proklamasi menjadi awal baru era perlawanan diplomatik dan
bersenjata dari Revolusi Kemerdekaan Indonesia. Perang terus berlanjut meskipun
pembacaan teks proklamasi telah dilaksanakan sampai Belanda secara resmi
mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949. Hal itu terjadi setelah
peristiwa yang juga menandai bearkhirnya Perang Dunia II yang mana Hiroshima
dan Nagasaki hancur oleh Bom Atom.
Teks proklamasi ditandatangani oleh Soekarno dan Mohammad Hatta.
Keduanya kemudian ditunjuk sebagai Presiden dan Wakil Presiden pertama
Indonesia. Berita pembacaan teks proklamasi disebarkan secara langsung oleh para
utusan ke daerah-daerah.
Para utusan yang ikut menyebarkan berita proklamasi Indonesia antara lain:
A. LATAR BELAKANG
Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota
Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat
tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian, Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI (Jepang: 独立準備調査会, Dokuritsu
Junbi Chōsakai), berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia, Jepang: 独 立 準 備 委 員 会 , Dokuritsu Junbi Iinkai), untuk lebih
menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal
9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga
menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen
ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta, dan Radjiman kembali ke tanah air
dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan
kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat
Jepang, karena Jepang telah menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari
perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta
menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat. Soekarno belum
yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI
saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat
fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa
Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir
menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh
PPKI hanya merupakan 'hadiah' dari Jepang.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang secara resmi menyerah kepada Sekutu di
kapal USS Missouri. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di
Indonesia karena Jepang berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke
tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar
kabar ini melalui radio BBC. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal
bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin
terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat
proklamasi. Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda
tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk
oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri,
bukan pemberian Jepang.
B. KRONOLOGIS
C, TEMPAT
D. TOKOH
4) Sutan Syahrir
Sutan Syahrir (dengan ejaan lama: Soetan Sjahrir) lahir di Padang Panjang,
Sumatera Barat pada 5 Maret 1909 dang meninggal pada tanggal 9 April 1966 di
Zurich, Swiss pada umur 57 tahun. Beliau adalah seorang politikus keturunan
Bugis dan perdama Menteri pertama di Indonesia. Beliau menjabat sebagai
perdana Menteri Indonesia dari 14 November 1945
hingga 20 Juni 1947 dan meninggal dalam pengasingan
sebagai tawanan politik. Sutan Syahrir ditetapkan
sebagai salah seorang pahlawan Nasional Indonesia
pada tanggal 9 April 1966 berdasarkan Keppres no. 76
tahun 1966. Sutan Syahrir berperan sebagai pemimpin
perlawanan bawah tanah untuk menyerang dan melawan
Jepang pada masa-masa proklamasi.
5) Sayuti Melik
8) Jusuf Kunto
Jusuf Kunto lahir pada tanggal 8 Agustus 1921 di Salatiga. Jusuf Kunto memiliki
nama asli Kunto sebelum akhirnya diganti menjadi Jusuf Kunto sejak tahun 1937.
Jusuf Kunto merupakan salah satu anggota PETA yang ikut menculik Bung Karno
dan Bung Hatta ke Rengasdngklok pada tanggal 16 Agustus 1945 bersama Sukarni
dan beberapa anggota PETA lainnya.
10) Suwirjo
12) Syahruddin
14) Wikana
Muwardi berperan dalam membacakan teks pembukaan UUD 1945 yang dibentuk
oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dan masuk ke dalam
sejarah pembentukan PPKI. Beliau juga merupakan ketua Barisan Pelopor untuk
seluruh Jawa dan memerintahkan Barisan Pelopor untuk menjaga Lapangan Ikada
yang rencananya akan digunakan sebagai tempat pembacaan teks proklamasi
sehari sebelum pembacaan.
17) Sudiro
Sudiro merupakan walikota Jakarta pada periode 1953 – 1960 dan
menjadi saksi dalam perumusan naskah proklamasi.
21) Fatmawati
Istri proklamator ini terlibat sebagai tokoh proklamasi dalam
kemerdekaan Indonesia. Fatmawati diketahui yang menjahitkan
bendera pusaka Merah-Putih untuk dikibarkan saat upacara 17
Agustus 1945.
E. TAHUN
F. DAMPAK
1) Bidang Ekonomi
Oleh karena itu dengan sangat terpaksa pemerintah Indonesia menetapkan tiga
mata uang sekaligus yaitu mata uang de javasche Bank , mata uang Hindia Belanda
dan mata uang pemerintahan Jepang. Pemerintah Indonesia juga mengambil
tindakan lain yaitu menasionalisasikan de javasche bank, KLM, KPM, dan
perkebunan – perkebunan asing milik swasta asing, serta mencari pinjaman dana
dari luar negeri seperti Amerika, tetapi semua itu tidak memberikan hasil yang
berarti dikarenakan adanya blokade ekonomi oleh Belanda dengan menutup akses
ekspor impor yang mengakibatkan negara merugi sebesar 200.000.000,00.
2) Bidang Politik
Tetapi setelah 17 agustus 1945 segala bentuk diskriminasi rasial dihapuskan dari
bumi bangsa Indonesia dan semua warga negara Indonesia dinyatakan memiliki
hak dan kewajiban yang sama dalam segala bidang.
Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang telah dicanangkan sejak awal adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan adanya landasan itulah yang menjadikan
misi utama yaitu menitik beratkan pembangunan awal dibidang pendidikan yang
mana telah di pelopori oleh Ki Hajar Dewantara yang mana di cetuskan menjadi
Bapak pendidikan yang juga menjabat sebagai menteri pendidikan pada masa
pasca kemerdekaan 1945.