Anda di halaman 1dari 2

Pertanyaan :

1. Bagaimana perbedaan metode sampling dalam pendekatan kuantitatif dan kualitatif ????

Peneliti kualitatif dan kuantitatif memiliki pendekatan sampling yang berbeda. Sebagian besar
metode sampling digunakan oleh peneliti yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Tujuan
utamanya untuk mendapatkan sampel yang representatif, atau sekumpulan kecil unit atau kasus
dari kumpulan yang jauh lebih besar atau populasi, sehingga peneliti bisa mempelajari kelompok
yang lebih kecil dan menghasilkan generalisasi akurat tentang kelompok yang lebih besar. Peneliti
tersebut cenderung menggunakan sampling berdasarkan teori probabilitas dari matematika (disebut
probability sampling). Para peneliti menggunakan probabilitas atau random sampling, karena
menghemat waktu dan biaya, serta lebih akurat. Selain itu, probability sampling lebih disukai oleh
para peneliti kuantitatif karena menghasilkan sampel yang mewakili populasi dan memungkinkan
peneliti untuk menggunakan teknik statistik yang kuat.

Peneliti kualitatif fokus pada keterwakilan sampel atau teknik yang detail untuk menggambar sampel
probabilitas. Mereka fokus pada bagaimana sampel atau sekumpulan kecil kasus, unit, atau kegiatan
menggambarkan fitur kunci dari kehidupan sosial. Tujuan dari pengambilan sampel adalah untuk
mengumpulkan kasus, peristiwa, atau tindakan yang memperjelas dan memperdalam pemahaman.
Perhatian peneliti kualitatif adalah untuk menemukan kasus yang akan meningkatkan apa yang para
peneliti pelajari mengenai proses kehidupan sosial dalam konteks tertentu. Peneliti kualitatif
memilih kasus secara bertahap, dengan konten kasus spesifik yang menentukan apakah kasus
tersebut dipilih. Untuk alasan ini, peneliti kualitatif cenderung untuk menggunakan tipe sampel non-
probabilitas (Neuman, 2007).

2. Pada populasi yang bagaimana metode sampling dapat diterapkan?

Pada populasi yang menjadi setting dari kasus yang hendak diteliti. Sebagai contoh; jika kita ingin
meneliti tentang sikap mahasiswa di kampus Psikologi terhadap pelayanan petugas perpustakaan
maka populasi dari penelitian tersebut adalah seluruh mahasiswa di kampus Psikologi. Jadi, populasi
yang dituju bukanlah seluruh mahasiswa tetapi spesifik pada mahasiswa kampus Psikologi.

3. Mengapa metode sampling harus dapat menjamin bahwa sampel yang digunakan mewakili
populasi yang ada??

Metode sampling harus dapat menjamin bahwa sampel yang digunakan mewakili populasi yang ada,
karena diharapkan generalisasi hasil penelitian dapat valid untuk populasi yang ada. Generalisasi
akan valid (sahih, tepat) jika target populasi sama dengan sampel populasi. Maka sampel yang
digunakan haruslah mewakili populasi yang ada.

4. Kapan metode sampling tidak diperlukan ??

Pada hakekatnya sebagai seorang peneliti kita perlu menerapkan metode sampling untuk
mendapatkan sampel yang tepat untuk mewakili populasi penelitian. Namun tidak menutup
kemungkinan bahwa kita tidak memerlukan metode sampling ketika dihadapkan dalam kondisi
sebagai berikut:
- Anggaran penelitian yang sangat besar sehingga memungkinkan untuk mengambil data dari semua
populasi. Dalam hal ini menggunakan pendekatan sensus atau menggunakan seluruh anggota
populasi dalam penelitian.

- Saat populasi penelitian hanya sedikit atau lingkup penelitian yang sempit sehingga memungkinkan
bagi penelitian untuk mengambil data dari keseluruhan populasi

5. Mengapa pendekatan sampling lebih baik dibandingkan dengan pendekatan sensus atau seluruh
populasi ?

- Jika pengambilan sampel didasarkan atas dasar prinsip probabilitas, maka penggunaan data dari
sampel untuk pengambilan kesimpulan tentang populasi tetap dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah

- Jika populasi homogen, maka sampel adalah identik dengan populasinya

- Jika observasi atau eksperimentasi bersifat merusak unit sampel, maka jika digunakan sensus akan
sangat merugikan.

- Jika populasi jumlahnya tak terbatas, maka pendekatan sensus adalah mustahil atau tidak mungkin
untuk dilakukan.

- Jika ada keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya penelitian, maka pendekatan sampling lebih baik.

- Jika diperlukan adanya kontrol atau pengaturan terhadap variabel-variabel tertentu, maka
pendekatan sampling lebih efektif.

- Jika menggunakan sampling, maka variabel penelitian dapat diperluas dan diperdalam oleh karena
jumlah yang diobservasi dan diberi perlakuan lebih sedikit, dengan demikian informasi penelitian
yang diperoleh akan lebih tepat dan teliti (Zainuddin, 2011).

Anda mungkin juga menyukai