Anda di halaman 1dari 3

JURNAL PEMBELAJARAN BIPA

Nama Program : Menjadi Pengajar BIPA yang Milenial


Nama Mahasiswa : Meirizka Alifia
NIM : 5031811046
Kelas : BIPA (18 B)
Dosen : Bob Morison Sigalingging, M.Hum.
Tanggal : 20 November 2020

A, Pokok pikiran

Sebagai seorang pegajar BIPA di era milenial ini, tentu kita harus bisa beradaptasi
dengan perkembangan zaman. Walaupun bukan berarti pengajar BIPA harus benar-benar aktif
di segala macam sosial media, namun penting untuk pengajar BIPA memiliki pengetahuan
yang lebih mengenai teknologi di era milenial ini agar dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran. Maka dari itu, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi agar dapat menjadi
pengajar BIPA yang milenial. Syarat-syarat tersebut adalah :

1.Mengetahui perkembangan IPTEK.


Pengajar BIPA harus memiliki pengetahuan tentang teknologi yang dapat
diaplikasikan dalam pembelajaran BIPA. Jangan sampai pengajar BIPA tidak dapat
memanfaatkan serta menggunakan teknologi yang semakin canggih.
2. Selalu update mengenai pembahasan BIPA.
Isu-isu yang sedang terjadi dapat menjadi salah satu bahan ajar BIPA untuk dapat
selalu memberikan pembaharuan dalam mengajar BIPA. Salah satu contohnya adalah
pandemi Covid-19 yang masih berlangsung ini dapat dimanfaatkan pengajar BIPA
untuk materi tambahan dalam bahan ajarnya.
3. Memiliki rasa percaya diri untuk menjadi pengajar BIPA yang baik. Contohnya
seperti kita diberikan kesempatan untuk mengajarkan BIPA, kita harus dapat yakin
kepada diri kita sendiri sehingga ketika kita sudah mengajar dan dikenal banyak orang
mulai dari pelajar BIPA atau yang lainnya, kita sudah memiliki branding mengenai
diri kita sendiri.

Menjadi pengajar BIPA yang milenial juga tentunya harus diikuti dengan beberapa
keterampilan yang dapat kita bawa untuk dapat menjadi pegajar yang baik seperti kemauan
yang kuat. Selain itu penguasaan materi penting bagi pengajar BIPA, baik penguasaan materi
bahasa Indonesia maupun penguasaan materi dari negara asal pelajar. Penguasaan materi yang
harus kita miliki terkait dengan empat aspek yaitu membaca, menulis, berbicara, dan
mendengar harus dipahami dengan baik. Selain itu pemahaman tentang bahasa yang baku dan
tidak baku juga penting. Penguasaan materi juga berkaitan dengan sastra dan budaya
Indoensia yang harus dikuasai pengajar sehingga hal tersebut dapat disampaikan kepada
pelajar BIPA. Keterampilan selanjutnya adalah soft skill untuk mem-branding diri juga
diperlukan. Contohnya adalah dengan menunjukkan kemampuan atau bakat yang kita miliki
selain menjadi pengajar BIPA.

B. Penerapan

Dalam penerapan pembelajaran BIPA, Terdapat beberapa tips-tips bagi pengajar guna
menjadi pengajar BIPA yang dapat menjalankan pembelajaran sesuai dengan kaidah
pembelajaran yang baik dan benar agar terciptanya kesuksesan dalam kegiatan belajar-
mengajar. Tips-tips tersebut adalah :

1. Memahami karakteristik pelajar BIPA agar tidak terjadinya culture shock yang
dirasakan oleh pelajar.
2. Proses penyampaian materi tidak terlalu cepat.
3. Pelafalan yang jelas mengenai beberapa konsonan seperti b,r,ng, dsb.
4. Menggunakan gesture language atau gambar untuk menjelaskan beberapa kosa
kata.
5. Memberikan reward.
6. Kreatif mencari dan mambuat media.
7. Membuat jejaring yang dapat membuat pengajar BIPA dapat kenal dengan pengajar
BIPA yang lain atau bahkan yang sudah berpengalaman.

Selain tips-tips diatas tentunya kedisiplinan serta komitmen sangat penting untuk
diterapkan dalam mengajar BIPA seperti contohnya dalam konteks keterlambatan mengajar
yang seharusnya apa bila terdapat suatu halagan untuk datang tepat waktu, sebaiknya kita
memberikan konfirmasi kepada para pelajar. Menciptakan suasana nyaman dalam mengajar
BIPA dengan menjadi sosok teman bagi pelajar pun dapat dilakukan namun sikap menjadi
pengajar tetap harus kita tunjukan seperti menggunakan bahasa Indonesia yang baik seperti
menunjukkan sikap terbuka yang mengenai pembelajaran bahasa Indonesia dengan
menyampaikan materi dengan penuh semangat agar dapat memotivasi pelajar. Contoh
implementasi yang dapat disampaikan para pelajar terkait dengan empat aspek pembelajaran
dapat dilakukan seperti mendengarkan berita, menawarkan barang dipasar untuk aspek
berbicara, membaca teks deskriptif untuk aspek membaca, dan juga menulis formulir atau
data diri untuk kemampuan menulis. Kombinasi empat aspek ini juga dapat diterapkan dalam
pembelajaran sastra Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai