Anda di halaman 1dari 2

Willy Gonzales Sastra Inggris

5031811019

Fred Perry Mengentikan Penjualan kaos polo yang berhubungan dengan 'Proud Boys'

oleh Amy Woodyatt, CNN Business

London (CNN Business) Perusahaan pembuat pakaian dari Inggris, Fred Perry menarik kaos
polo mereka dari pasar AS setelah kaos polo mereka dikaitkan dengan kelompok sayap kanan
Proud Boys.

Dalam sebuah pernyataan minggu lalu perusahaan tersebut menyatakan bahwa mereka telah
menghentikan penjualan kaos hitam kuning khas mereka sejak setahun yang lalu karena kaos
tersebut pop di kalangan kelompok (Proud Boys)

"Terlepas dari latar belakangnya, kami telah melihat bahwa kaos Twin Tipped
Hitam/Kuning/Kuning telah memiliki makna baru dan berbeda sama sekali di Amerika Utara
sebagai akibat dari keterkaitannya dengan Proud Boys. Keterkaitan itu adalah hal yang harus
kami hapuskan," ungkap merek tersebut dalam pernyataannya.

Penjualan kaos tersebut dikabarkan tidak akan dilanjukann di Amerika Serikat atau Kanada
“sampai kami yakin koas tersebut tidak ada lagi keterkaitannya dengan Proud Boys”

The Proud Boys telah dianggap sebagai kelompok pembenci oleh Pusat Hukum Kemiskinan
Selatan. Didirikan pada 2016 oleh Gavin McInnes, kelompok tersebut dikenal dengan retorika
anti-Muslim dan misoginis, menurut SPLC.

McInnes menggugat SPLC atas anggapan tersebut.

Fred Perry mengatakan "tidak mendukung dan sama sekali tidak berhubungan dengan Proud
Boys," ia juga menambahkan bahwa "itu sangat menjengkelkan" bahwasanya kelompok itu telah
mengadopsi kaos mereka dan "mencemari" logo karangan bunga laurelnya "untuk tujuan mereka
sendiri."

Perusahaan itu mendeskripsikan kaos dan logo klasiknya sebagai "sebuah seragam subkultural
Inggris" yang harus mewakili "inklusivitas, keragaman, dan kemerdekaan."

"Untuk lebih jelasnya, jika Anda melihat kain-kain atau produk Proud Boys yang memilki
karangan bunga atau barang-barang apapun yang bersangkutan dengan warna
Hitam/Kuning/Kuning, semua itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan kami, dan kami
bekerja sama dengan pengacara kami untuk menuntut penggunaan mereka kami yang melanggar
hukum," kata perusahaan itu.

Fred Perry dimiliki oleh Hit Union Jepang. Menurut pengajuan perusahaan, 70% penjualannya
adalah di Eropa pada tahun 2019.
Willy Gonzales Sastra Inggris
5031811019

John Flynn, ketua Fred Perry, pada 2017 yang lalu mengatakan bahwa merek tersebut masih
memperjuangkan nilai-nilai yang diyakini pendiri Fred Perry, mantan pemenang Wimbledon.

"Fred adalah anak dari seorang sosialis kelas pekerja (anggota parlemen) yang menjadi juara
tenis dunia ketika tenis masih merupakan olahraga bagi kaum elit. Ia memulai bisnis dengan
seorang pebisnisYahudi dari Eropa Timur," kata Flynn saat itu.

"Tidak, kami tidak mendukung idealisme nya ataupun Proud Boys. Hal itu bertentangan dengan
keyakinan kami dan orang-orang yang bekerja dengan kami," tambahnya.

Anda mungkin juga menyukai