Anda di halaman 1dari 22

SAP DAN LEAFLET KELUARGA BERENCANA

Di Susun Oleh :
Meilzsa Nabila, S. Kep

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KELUARGA BERENCANA

Pokok Bahasan : Keluarga Berencana


Sasaran : Ny. N dan keluarga
Tempat : RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi
Hari/Tanggal : April 2021
Waktu : 09.15 – selesai
Penyuluh : Meilzsa Nabila S

A. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit tentang keluarga
berencana, klien dapat mengetahui dan memahami tentang keluarga
berencana.
B. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit tentang keluarga
berencana pasien dapat :
1. Menjelaskan dan menyebutkan kembali pengertian keluarga berencana
2. Menjelaskan dan menyebutkan kembali tujuan keluarga berencana
3. Menjelaskan dan menyebutkan kembali sasaran program keluarga
berencana
4. Menjelaskan dan menyebutkan kembali ruang lingkup program keluarga
berencana
5. Menjelaskan dan menyebutkan kembali jenis-jenis metode keluarga
berencana
C. Materi
1. Pengertian keluarga berencana
2. Tujuan Keluarga Berencana
3. Sasaran program Keluarga Berencana
4. Ruang Lingkup Keluarga Berencana
5. Jenis-jenis metode keluarga berencana
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media
1. Leaflet
2. Lembar balik
F. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
1. 5 menit Pembukaan:
1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari 3. Mendengarkan serta
pendidikan kesehatan memperhatikan
4. Melakukan kontrak waktu 4. Mendengarkan
5. Menyebutkan materi penkes 5. Mendengarkan serta
yang akan diberikan memperhatikan
2 10 Pelaksanaan :
menit 1. Mengkaji awal pengetahuan 1. Menyampaikan
sasaran tentang keluarga penngeratahuan awalnya
berencana
2. Menjelaskan tentang: 2. Mendengarkan dan
a. Pengertian keluarga memperhatikan
berencana
b. Tujuan keluarga berencana
c. Sasaran Keluarga Berencana
d. Ruang lingkup Keluarga
Berencana
e. Jenis-jenis metode keluarga
berencana
3. Memberikan kesempatan 3. Menanyakan hal-hal yang
kepada sasaran untuk tidak dimengerti dari materi
menanyakan hal-hal yang belum penyuluhan
dimengerti dari materi yang di
sampaikan oleh penyuluh
3. 3 menit Evaluasi :
1. Memberikan pertanyaan kepada a. Menjawab pertanyaan yang
sasaran tentang materi yang diajukan oleh penyuluh
telah di sampaikan oleh
penyuluh
b. Mendengarkan
2. Menyimpulkan materi
penyampaian kesimpulan
penyuluhan yang telah
disampaikan kepada sasaran
4. 2 menit Terminasi :
1. Mengucapkan terimakasih dan 1. Mendegarkan dan
salam mambalas salam

G. Evaluasi Hasil
1. Prosedur : Post Test
2. Jenis tes : Pertanyaan secara lisan
3. Butir soal : 2 soal
a. Apa yang dimaksud dengan kkeluarga berencana tuban pecah dini?
b. Apa saja jenis kontrasepsi hormonal?

Lampiran Materi
KELUARGA BERENCANA

KELUARGA BERENCANA - KONTRASEPSI

1. DEFINISI
Keluarga Berencana menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah
upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera (Handayani, 2010)
Sasaran utama dari pelayanan KB adalah Pasangan Usia Subur
(PUS). Pelayanan KB diberikan di berbagai unit pelayanan baik oleh
pemerintah maupun swasta dari tingkat desa hingga tingkat kota dengan
kompetensi yang sangat bervariasi. Pemberi layanan KB antara lain adalah
Rumah Sakit, Puskesmas, dokter praktek swasta, bidan praktek swasta dan
bidan desa.
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan (Gunawan, 2007).
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan dan
konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel
sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah
menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan
antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut (Maryani, 2005).
Jenis alat atau obat kontrasepsi antara lain suntik, kondom, pil,IUD,
implant, vasektomi, dan tubektomi. Untuk jenis pelayanan KB. jenis
kondom dapat diperoleh langsung dari apotek atau toko obat, pos layanan
KB dan kader desa. Kontrasepsi suntik KB sering dilakukan oleh bidan dan
dokter sedangkan kontrasepsi jenis, IUD, implant dan vasektomi atau
tubektomi harus dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih dan berkompeten.
Tujuan KB
Tujuan umum untuk lima tahun kedepan mewujudkan visi dan misi
program KB yaitu membangun kembali dan melestarikan pondasi yang
kokoh bagi pelaksanaan program KB di masa mendatang untuk mencapai
keluarga berkualitas tahun 2015.
Sedangkan tujuan program KB secara filosofi adalah :
1) Meningkatkan ksejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga
kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan
pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.
2) Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang
bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga (Handayani, 2010).
Untuk menunjang dan mempercepat pencapaian tujuan
pembangunan KB telah ditetapkan beberapa kebijakan, yaitu perluasan
jangkauan, pembinaan terhadap peserta KB agar secara terus menerus
memakai alat kontrasepsi, pelembagaan dan pembudayaan NKKBS serta
peningkatan keterpaduan pelaksanaan keluarga berencana. Selanjutnya
untuk mendukung pelaksanaan kebijakan tersebut terus dimantapkan usaha-
usaha operasional dalam bentuk upaya pemerataan pelayanan KB,
peningkatan kualitas baik tenaga, maupun sarana pelayanan KB,
penggalangan kemandirian, peningkatan peran serta generasi muda, dan
pemantapan pelaksanaan program di lapangan (BKKBN, 2012).

Sasaran Program KB
Sasaran Program KB dibagi menjadi dua yaitu sasaran langsungdan
sasaran tidak langsung, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Sasaran
langsungnya adalah PUS yang bertujuan untuk menurunkan tingkat
kelahirandengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan.
Sedangkan sasaran tidak langsung adalah pelaksanaan dan pengelola KB,
dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui kebijaksanaan
keendudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas,
keluargas ejahtera (Handayani, 2010).
Ruang Lingkup Program KB
Ruang lingkup KB mencakup sebagai berikut :
1) Ibu
Dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran.
2) Suami
Dengan memberikan kesempatan suami agar dapat melakukan
memperbaiki kesehatan fisik, dan mengurangi beban ekonomi keluarga
yang ditanggungnya.
3) Seluruh Keluarga
Dilaksanakannya program KB dapat meningkatkan kesehatan fisik,
mental, dan sosial setiap anggota keluarga, dan bagi anak dapat
memperoleh kesempatan yang lebih besar dalam hal pendidikan serta
kasih sayang orang tuanya (Sulistyawati, 2011).

2. Jenis-Jenis Metode Keluarga Berencana


a. Metode Kontrasepsi Alamiah
1) Senggama Terputus
Senggama terputus adalah mengeluarkan kemaluan pria dari alat
kelamin wanita menjelang ejakulasi. Dengan cara ini diharapkan
cairan seperma tidak akan masuk ke dalam rahim serta
mengecilkan kemungkinan bertemunya sel telur yang dapat
mengakibatkan terjadinya pembuahan (Proverawati, Islaely, dan
Aspuah, 2010).
2) Pantang Berkala
Pantang berkala adalah tidak melakukan hubungan seksual saat istri
sedang dalam masa subur. Sistem ini berdasrkan pada siklus haid
atau menstruasi wanita. Masa subur tidak selalu terjadi tepat 14
hari sebelum menstruasi, tetapi dapat terjadi antara 12 atau 16 hari
sebelum menstruasi berikutnya(Proverawati, Islaely, dan Aspuah,
2010).
3) Metode Lendir Servik
Metode lendir servik adalah metode kontrasepsi dengan melihat
lendir dalam vagina untuk mengetahui masa subur pada seorang
wanita, dilakukan pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan
sebelum melakukan aktifitas lainya (Proverawati, Islaely, dan
Aspuah, 2010).
b. Metode Kontrasepsi Sederhana
1) Kondom
Kondom adalah selubung atau sarung karet yang terbuat dari
berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vynil) atau bahan
alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat
berhubungan. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis,
berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang
digulung berbentuk rata. Standar kondom dilihat dari ketebalannya,
yaitu 0,02 mm (Lusa, 2010).
a) Cara Kerja Kondom
 Mencegah sperma masuk ke saluran reproduksi wanita.
 Sebagai alat kontrasepsi.
 Sebagai pelindung terhadap infeksi atau transmisi mikro
organisme penyebab PMS (Penyakit Menular Seksual)
(Lusa, 2010).
b) Efektifitas Kondom
Pemakaian kontrasepsi kondom akan efektif apabila dipakai
secara benar setiap kali berhubungan seksual. Pemakaian
kondom yang tidak konsisten membuat tidak efektif. Angka
kegagalan kontrasepsi kondom sangat sedikit yaitu 2-12
kehamilan per 100 perempuan per tahun (Lusa, 2010).
c) Manfaat Kondom
Indikasi atau manfaat kontrasepsi kondom terbagi dua, yaitu
manfaat secara kontrasepsi dan non kontrasepsi. Manfaat
kondom secara kontrasepsi antara lain:
 Efektif bila pemakaian benar.
 Tidak mengganggu produksi ASI.
 Tidak mengganggu kesehatan klien.
 Tidak memerlukan resep dan pemeriksaan khusus.
 Murah dan tersedia di berbagai tempat (Lusa, 2010).
d) Kekurangan Kondom
Alat kontrasepsi metode barier kondom ini juga memiliki
keterbatasan, antara lain:
 Efektifitas tidak terlalu tinggi.
 Tingkat efektifitas tergantung pada pemakaian kondom
yang benar.
 Adanya pengurangan sensitifitas pada penis.
 Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual.
 Perasaan malu membeli di tempat umum.
 Masalah pembuangan kondom bekas pakai (Lusa, 2010).
2) Spermisida
Spermisida adalah zat-zat kimia yang kerjanya melumpuhkan
spermatozoa di dalam vagina sebelum spermatozoa bergerak ke
dalam traktus genetalia interna. Dikemas dalam bentuk busa
(aerosol), tablet vaginal,krim. Cara kerjanya menyebabkan sel
membran sperma terpecah, memperlambat pergerakan sperma dan
menurunkan kemampuan pembuahan sel telur (Saifuddin, 2006).
3) Diafragma
Merupakan kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks
(karet) yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan
seksual sehingga menutup serviks. Cara kerjanya menahan sperma
agar tidak mendapat akses mencapai saluran alat reproduksi bagian
atas (uterus dan tuba falopi) dan sebagai ala tempat spermisida
(Saifuddin, 2006).
c. Metode Kontrasepsi Hormonal
Metode kontrasepsi hormonal dibagi menjadi 2 yaitu kombinasi
estrogen progesterone dan estrogen saja. Kontrasepsi hormonal
kombinasi terdiri dari pil dan suntik sedangkan untuk progesterone saja
terdiri dari pil , suntik dan implant.
Mekanisme kerja estrogen:
 Menekan ovulasi
Ovulasi dihambat melalui pengaruh estrogen ke hipotalamus dan
selanjutnya menghambat FSH dan LH kelenjar hipofise.
 Mencegah implantasi
Implantasi sel telur yang dibuahi dihambat oleh estrogen dosis
tinggi yang diberikan pada pertengahan siklus
 Mempercepat transport ovum
Transport ovum dipercepat oleh estrogen disebabkan efek
hormonal pada sekresi dan peristaltic tuba serta kontraktilitas
uterus.
 Luteolisis
Degenerasi di corpus luteum menyebabkan penurunan cepat dari
produksi estrogen dan progesterone di ovarium
Mekanisme kerja progesterone:
 Menekan ovulasi
Ovulasi dihambat melalui pengaruh progesterone ke
hipotalamus dan selanjutnya menghambat FSH dan LH
kelenjar hipofise.
 Mencegah implantasi
Implantasi dihambat bila progesterone diberikan sebelum
ovulasi
 Mempercepat transport ovum
Jika progesterone diberikan sebelum konsepsi maka perjalanan
ovum dalam tuba akan terhambat.
 Luteolisis
Pemberian jangka lama progesterone menyebabkan fungsi
korpus luteum tidak adekuat
 Mengentalkan lender serviks
Lender serviks menjadi lebih pekat sehingga penetrasi dan
transportasi sperma lebih sulit.
1) Kontrasepsi Pil
Kontrasepsi oral (Pil) adalah cara kontrasepsi untuk wanita
yang berbentuk pil di dalam stiap yang berisi gabungan dari
hormon estrogen dan progesteron atau hanya terdiri dari hormone
progesteron saja. Cara kerjanya menekan ovulasi, mencegah
implantasi, mengentalkan lendir serviks (Handayani, 2010).
a) Efektifitas
Secara teoritis hampir 100, dengan angka kegagalan 0,1 – 1,7
(Saifuddin, 2001).
b) Keuntungan
 Efektifitasnya tinggi
 Pemakai dapat hamil lagi, bila dikehendaki kesuburan
dapat kembali dengan cepat
 Tidak mengganggu kegiatan seksualitas suami istri
 Siklus haid menjadi teratur
 Dapat menghilangkan keluhan nyeri haid (Mochtar, 2005)
c) Kontra Indikasi
Tidak dianjurkan bagi permpuan hamil, menyusui eksklusif,
perdarahan, hepatitis, jantung, stoke, kanker payudara pada
wanita jika tidak menggunakan pil secara teratur setiap hari
(Saifuddin, 2001).

d) Efek Samping
Mual muntah, berat badan bertambah, retensi cairan, edema,
mastalgia, sakit kepala, timbulnya jerawat. Keluhan ini
berlangsung pada bulan – bulan pertama pemakain pil (Depkes
RI, 2009).
2) Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi suntik yang brisi hormon
sintetis estrogen dan progesteron:
 DMPA (Depo Medroxyprogesterone Asetat) = Depo
Provera.
Mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan.
 Depo Noretisteron (Norethindrone Enanthate) = Noristerat.
Mengandung 200 mg noretindron enantat, yang diberikan
setiap 1 bulan (Hartanto, 2004).
a) Cara Pemberian KB Suntik
Menurut Glasier dan Gebbie (2004) pemberian KB
suntik dilakukan melalui penyuntikan intra muskular dalam di
regio gluteus (atau kadang-kadang di deltoid, terutama pada
orang yang sangat gemuk). Tempat penyuntikan jangan dipijat
karena tindakan ini kadang kadang menyebabkan obat
menyebar sehingga kadar awal dalam darah lebih tinggi dan
lama kerja menjadi lebih singkat.
b) Cara Kerja KB Suntik
Cara kerja KB suntik dalam mencegah kehamilan
menurut Krisnadi (2002), yaitu:
 Menghentikan (meniadakan) keluarnya sel telur dari induk
telur.
 Membuat sperma sulit memasuki rahim karena
mengentalkan lendir mulut rahim (serviks).
 Tidak dapat mengeluarkan atau menghentikan kehamilan
yang sudah terjadi.
c) Indikasi
DMPA menurut Glasier dan Gebbie (2004) mungkin memberi
manfaat khusus bagi wanita dengan penyakit – penyakit
tertentu, seperti:

 Endometriosis
 Defek ovulasi, terutama penyakit ovarium polikistik
(dalam mencegah risiko carsinoma endometrium.
 Penyakit medis tertentu lainnya
d) Kontraindikasi
Metode suntikan jangan digunakan pada wanita dengan
gangguan koagulasi. DMPA juga jangan diberikan pada wanita
yang mungkin tidak dapat mentoleransi amenore atau bercak
darah ireguler yang berkepanjangan (Glasier dan Gebbie,
2004).
Ada 2 macam kontra indikasi, yaitu:
1. Kontra indikasi secara Mutlak
 Terdapatnya tromboflebitis/riwayat tromboflebitis.
 Kelainan serebro vaskular.
 Fungsi hati tidak/kurang baik.
 Adanya keganasan pada kelenjar payudara dan alat
reproduksi.
 Varises berat.
 Adanya kehamilan.
2. Kontraindikasi secara Relatif
 Hipertensi.
 Diabetes.
 Perdarahan abnormal pervaginam.
 Fibromiomauterus.
 Penyakit jantung dan ginjal (Saifuddin, 2001).
e) Efek Samping dan Penatalaksanaannya
Efek samping KB suntik menurut Glasier dan Gebbie
(2004) adalah penundaan pemulihan kesuburan. Hal ini hanya
menjadi masalah bagi pemakai DMPA, yang mungkin
mengalami interval berkepanjangan sebelum ovulasi normal
pulih. Penundaan ini mungkin disebabkan oleh menetapnya
DMPA dalam sirkulasi, karena mikro kristal pada obat yang
disuntikkan tersebut kadang-kadang larut sangat lambat.
Penundaan pemulihan kesuburan rata-rata berlangsung 7
sampai 8 bulan setelah perhitungan efek 3-4 bulan dari
suntikan terakhir. Tidak terdapat bukti bahwa DMPA
menyebabkan sterilitas permanen. NET-EN menyebabkan
penundaan yang sangat singkat, etapi kontrasepsi suntik
kombinasi tidak diketahui dapat menimbulkan efek yang
berkepanjangan setelah dosis terakhir. Gangguan haid dapat
terjadi dan juga dengan keluhan mual, sakit kepala, pusing,
menggigil, mastalgia dan berat badan bertambah. Efek
samping yang berat jarang dijumpai, kadang ibu mengeluh
libido berkurang (Glasier dan Gebbie, 2004).
3) Kontrasepsi Implan
a) Kontrasepsi ini terdiri dari:
 Norplant, terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga
dengan panjang 3,4 cm dan diameter 2,4 mm. Berisi 36
mg hormon Levonorgestrel dengan daya kerja 5 tahun.
 Implanon, terdiri dari satu batang putih lentur dengan
panjang 40 mm dan diameter 2,4 mm. Berisi 68 mg 3-
ketodesogestrel dengan daya kerja 3 tahun.
 Indoplant, terdiri dari 2 batang. Berisi 75 mg hormone
Levonorgestrel, daya kerja 3 tahun (Hartanto, 2004).
b) Efektifitas
Efektifitasnya 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan
(Saifuddin, 2001)
c) Keuntungan
Dipasang selama lima tahun, kontrol medis ringan, dapat
dilayani di daerah pedesaan, biaya ringan.
d) Efek samping
Gangguan menstrulasi, terutama selama 3 – 6 bulan pertama
dari pemakaian. Pemakaian akan mengalami masa perdarahan
yang lebih panjang, lebih sering, atau amenorea (Mochtar,
2005).
4) Alat Kotrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Terdapat dua macam penggolongan AKDR atau yang sering
disebut IUD (Intra Uterine Devices) yaitu yang mengandung logam
(Cu IUD) dan yang mengandung hormon progesterone atau
levonorgestrel (Hartanto, 2004).
a) Efektifitas
Efektifitasnya sangat tinggi untuk mencegah dalam waktu
yang lama (Mochtar, 2005).
b) Keuntungan
 Meningkatkan kenyamanan hubungan suami istri karena
rasa aman terhadap resiko kehamilan
 Dapat dipasang setelah melahirkan atau keguguran
 Kesuburan cepat kembali setelah dicabut/buka
 Tidak ada efek samping hormonal
 Tidak mengganggu laktasi
c) Efek Samping
 Dapat menyebabkan infeksi panggul apabila pemasangan
tidak tepat
 Dapat terjadi rasa sakit berupa kram perut setelah
pemasangan (Sulistyawati, 2011).

d. Metode Kontrasepsi Permanen


1) Tubektomi
Tubektomi adalah setiap tindakan yang dilakukan pada
kedua saluran telur wanita yang mengakibatkan orang yang
bersangkutan tidak akan mendapatkan keturunan lagi. Kontrasepsi
ini digunakan untuk jangka panjang, walaupun kadang-kadang
masih dapat dipulihkan kembali seperti semula. Cara tubektomi
dapat dibagi atas beberapa bagian antara lain saat oprasi, cara
mencapai tuba, dan cara penutupan tuba (Sulistyawati, 2011).
a) Efektifitas
 Sangat efektif, angka kegagalan sedikit lebih rendah
 Sangat efektif post – operatif (Hartanto, 2004).
b) Keuntungan
Vasektomi tuba akan menghadapi dan mencapai klimakterium
dalam suasana alami (Sulistyawati, 2011).
c) Kontraindikasi
 Peradangan dalam rongga panggul
 Peradangan liang senggama akut
 Penyakit kardiovaskuler berat, penyakit paru berat, atau
penyakit paru lain yang tidak memungkinkan akseptor
berada dalam posisi genupektorial
 Obesitas berlebihan
 Bekas lapartomi (Mochtar, 2005).
d) Efek Samping
 Resiko trauma internal sedikit lebih tinggi
 Kemungkinan infeksi serius lebih tinggi
 Sedikit sekali kematian yang berhubungan dengan anestesi
(Hartanto, 2004).
2) Vasektomi
Vasektomi adalah Kontrasepsi mantap pria atau vasektomi
merupakan suatu metode operatif minor pada pria yang sangat
aman. Sederhana dan sangat efektif, memakan waktu operasi yang
sangat singkat dan tidak memerlukan anastesi umum (Hartanto,
2004).

a) Efektifitas
 Sangat efektif, tetapi angka kejadian rekanalisasi spontan
dan kehamilan sedikit lebih tinggi.
 Efektif 6-10 minggu setelah operasi (Saifuddin, 2001).
b) Keuntungan
 Efektif.
 Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas.
 Sederhana.
 Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit.
 Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anastesi
lokal saja.
 Biaya rendah.
 Secara kultural, sangat dianjurkan di negara-negara
dimana wanita merasa malu untuk ditangani oleh dokter
pria atau kurang tersedia dokter wanita dan paramedis
wanita (Hartanto, 2004).
c) Kerugian
 Diperlukan tindakan operatif
 Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti
perdarahan atau infeksi
 Belum memberikan perlindungan total sampai semua
spermatozoa, yang sudah ada di dalam sistem reproduksi
distal dari tempat oklusi vas deferens, dikeluarkan.
 Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku
seksual mungkin bertambah parah setelah tindakan
operatif yang menyangkut sistem reproduksi pria
(Hartanto, 2004).
d) Efek Samping
Efek samping MOP jarang terjadi dan bersifat sementara
misalnya bengkak, nyeri, dan infeksi pada luka operasi. Pada
vasektomi infeksi dan epididimitis terjadi pada 1-2% pasien.
Pada tubektomi perdarahan, infeksi, kerusakan organ lain dan
komplikasi karena anastesi dapat terjadi.
KELUARGA BERENCANA KELUARGA BERENCANA kesejahteraan keluarga (Handayani,
adalah. Keluarga Berencana menurut UU No 2010).
10 tahun 1992 (tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga
sejahtera) adalah upaya peningkatan
kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP),
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga
kecil, bahagia dan sejahtera (Handayani,
2010)

SASARAN KELUARGA BERENCANA


Disusun Oleh : TUJUAN KELUARGA BERENCANA

Meilzsa Nabila
C1AC20063 1) Meningkatkan ksejahteraan ibu dan
anak serta mewujudkan keluarga kecil Sasaran Program KB dibagi menjadi
PROGRAM STUDI NERS STIKesmi yang bahagia dan sejahtera melalui dua yaitu sasaran langsungdan sasaran
2020
pengendalian kelahiran dan tidak langsung, tergantung dari tujuan
pengendalian pertumbuhan penduduk yang ingin dicapai. Sasaran langsungnya
APA ITU Indonesia. adalah PUS yang bertujuan untuk
KELUARGA
S 2) Terciptanya penduduk yang menurunkan tingkat kelahirandengan
BERENCANA? berkualitas, sumber daya manusia yang cara penggunaan kontrasepsi secara
bermutu dan meningkatkan
berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak 3) Seluruh Keluarga b. Metode Kontrasepsi Sederhana
langsung adalah pelaksanaan dan Dilaksanakannya program KB dapat 1. Kondom

pengelola KB, dengan tujuan meningkatkan kesehatan fisik, 2. Spermisida


3. Diafragma
menurunkan tingkat kelahiran melalui mental, dan sosial setiap anggota
kebijaksanaan keendudukan terpadu keluarga, dan bagi anak dapat
c. Metode Kontrasepsi Hormonal
dalam rangka mencapai keluarga yang memperoleh kesempatan yang lebih
berkualitas, keluargas ejahtera besar dalam hal pendidikan serta
(Handayani, 2010). kasih sayang orang tuanya
(Sulistyawati, 2011).
RUANG LINGKUP
KELUARGA BERENCANA JENIS-JENIS METODE
KELUARGA BERENCANA

Ruang lingkup KB mencakup sebagai


berikut : a. Metode Kontrasepsi Alamiah
1. Kontrasepsi Pil
1) Ibu
2. Kontrasepsi Suntik
Dengan jalan mengatur jumlah dan 3. Kontrasepsi Implan
jarak kelahiran. 4. Alat Kotrasepsi
2) Suami Dalam Rahim
Dengan memberikan kesempatan (AKDR
suami agar dapat melakukan
memperbaiki kesehatan fisik, dan
mengurangi beban ekonomi keluarga 1. Senggama Terputus
yang ditanggungnya. 2. Pantang Berkala
3. Metode Lendir Servik
d. Metode Kontrasepsi Permanen

1. Tubektomi
2. Vasektomi

Anda mungkin juga menyukai