Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN 1

PRAKTIKUM III

AKAR DAN BATANG

OLEH :

NAMA : ASRINA

STAMBUK : F1D119026

KELOMPOK : IV (EMPAT)

ASISTEN PEMBIMBING : UHRA ALI

PROGRAM STUDI BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2020
I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuhan tersusun dari berbagai organ seperti akar, batang, daun

dan organ seperti akar, batang dan organ reproduksi. Organ – organ

tersebut tersusun dari berbagai jaringan seperti jaringan

meristem,parenkim, sklerenkim, kolenkim, epidermis dan jaringan

pengangkut. Tumbuhan memiliki struktur dan karakter khusus untuk

menunjang kehidupannya di habitatnya.

Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tumbuhan dan

biasanya berkembang di bawah permukaan tanah, meskipun terdapat juga

akar yang tumbuh di atas tanah histogenesis epidermis akar berbeda

dengan batang. Sedangkan batang merupakan bagian dari tumbuhan yang

sangat penting serta kedudukan batang bagi tumbuh – tumbuhan, batang

dapat di samakan dengan sumbu tumbuh – tumbuhan. Akar tumbuhan

sering mengalami modifikasi,sehingga kita sering dapat melihat akar

tumbuhan dalam beragam bentuk. Ragam bentuk akar itu adalah akar

udara/gantung (Radix aureus), akar penggerek (Haustorium), akar pelekat

(Radix adligans), akar pembelit (Cirrus radikalis), akar napas

(Pneumatophora), akar tunjang, akar lutut dan akar banir/papan.

Batang tumbuhan terdapat dalam berbagai bentuk dengan ciri yang

berbeda pada setiap spesies. Berdasarkan bentuknya maka batang dapat di

bedakan atas berbagai bentuk, yaitu berbentuk bulat/bundar, berbentuk


segitiga dan berbentuk segiempat. Tingkat kekerasan, warna, kehalusan

permukaan batang juga bervariasi tergantung spesies tumbuhan. Bentuk

modifikasi akar dapat berupa batang pembelit semacam Hausteria dapat

menembus batang dan mndapat berkas pengangkut tumbuhan inang untuk

menyerap makanan dan air, misalnya pada tumbuhan tali putri (Cuskuta

sp.) . Tipe modifikasi batang lainnya adalah modifikasi cabang seperti dari

daun (Thorn) dan stolon, akar rimpang, umbi/bulbus.

Berdasarkan uraian di atas, untuk memudahkan kita dalam

membedakan macam-macam akar maupun batang, baik dari segi bentuk,

fungsi maupun sifatnya, maka perlu di lakukan praktikum Akar dan

Batang.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada praktikum ini yaitu bagaimana

mengenal sifat-sifat batang dan sistem perakaran?

C. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan pada praktikum ini yaitu untuk mengenal sifat-sifat

batang dan sistem perakaran.

D. Manfaat Praktikum

Adapun manfaat pada praktikum ini yaitu dapat mengenal sifat-

sifat batang dan sistem perakaran.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Akar

Salah satu bagian terpenting dari tumbuhan adalah akar. Akar pada

tumbuhan memiliki peranan penting bagi tumbuhan. Akar merupakan

bagian bawah tumbuhan sebelah bawah, biasanya berkembang di bawah

permukaan tanah meskipun adapula akar yang tumbuh di udara (seperti

halnya batang adapula yang tumbuh di bawah permukaan tanah). Susunan

dan perkembangan jaringan primer akar dan batang dapat dibedakan

dengan jelas misalnya perkembangan epidermisnya. Pada tumbuhan

berbiji, xilem akar primer bersifat eksarch dan xilem batang bersifat

endarch. Xilem dan floem di akar muda membentuk berkas pengangkut

yang tersusun berseling, sedangkan pada batang membentuk berkas

pengangkut yang tersusun secara kolateral, bikolateral atau konsentris.

Pada akar tidak di jumpai bangunan yang serupa daun, cabang-cabangnya

terbentuk dari bagian yang telah dewasa (bukan dikuncup seperti pada

batang), tidak mempunyai stomata tetapi mempunyai tudung akar yang

tidak ada persamaannya pada batang (Mulyani,2006).

B. Akar Monokotil dan Akar Dikotil

Akar memiliki struktur yang amat kuat, hal ini terbukti dengan

kemampuannya untuk menerobos beberapa lapisan tanah yang keras. Baik

jenis akar dikotil maupun akar monokotil umumnya memiliki jaringan

vaskular, perisikel (Perikambium), endodermis dan korteks dari pusat ke


luar dari masing-masing akar. Akar monokotil adalah akar adventif seperti

rambut, yang tidak memiliki akar tunggang. Akar radikal atau akar primer

dari monokotil digantikan oleh akar adventif pada tahap awal, akar

monokotil memiliki empulur di pusat, dalam tumbuhan monokotil,

pertumbuhan sekunder tidak ada, membuat tanaman muda dan tua

memiliki tampilan sama. Akar dikotil memiliki dua fase pertumbuhan

yaitu fase pertumbuhan primer dan sekunder, ketika benih tumbuh akar

radikal menjadi akar tunggang yang di kombinasikan dengan akar literal

(Syukriah, 2016).

C. Batang

Keanekaragaman tumbuhan dapat ditinjau dari struktur

morfologinya, baik daun, batang akar, bunga dan organ modifikasi.

Menurut Tjitrosopomo (2010) batang merupakan bagian tubuh tumbuhan

yang amat penting dan mengingat tempat serta kedudukan batang bagi

tubuh tumbuhan, batang dapat di samakan dengan sumbu tubuh tumbuhan.

Batang adalah sumbu tumbuhan tempat semua organ lain bertumpu dan

tumbuh, daun dan akar di anggap sebagai perkembangan lanjutan dari

batang untuk menjalankan fungsi yang lebih khusus (Rosanti, 2018)

D. Morfologi Akar dan Batang

Karakteristik morfologi akar tanaman misalnya pada tanaman

Cucurbita moschata dan Cucurbita ficifolia memiliki akar tunggang (radix

primaria) susunan akarnya memanjang dan kuat pada satu titik. Akar
tunggang tidak bercabang dan jika ada cabang – cabangnya biasanya

percabangannya terdiri dari akar – akar halus berbentuk serabut. Akar

tunggang yang bersifat demikian sering kali berhubungan dengan fungsi

sebagai penyimpan atau menimbun zat makanan (cadangan) kemudian

mempunyai bentuk istimewa (Tarigan, 2018).

Keanekaragaman dapat ditinjau dari stuktur morfologinya, baik

daun, batang, akar, bunga, dan organ modifikasi. Morfologi batang untuk

vegetasi tingkat pohon dapat menjadi karakteristik arsitektur pohon.

Batang merupakan bagian tumbuh – tumbuhan yang amat penting, dan

mengingat tempat kedudukannya batang bagi tumbu – tumbuhan,

pertumbuhan batang dapat dilihat dari percabangan, kebanyakan tumbu –

tumbuhan melakukan percabangan walaupun sedikit (Rosanti, 2018).

Salah satu morfo;ogi batang yaitu batang S. Isoetifolium mempunyai arah

batang yang merebah. Bentuk batangnya membulatdengan diameter 2 mm.

Batang S. Isoetifolium memiliki nodus yang tampak jelas, tiap internodus

memiliki panjang 0,5 – 3 cm. Permukaan batang S. Isoetifolium halus dan

berwarna putih kehijauan. Batang S. Isoetifolium memiliki struktur

anatomi yang hampir sama dengan batang pada tumbuhan air pada

umumnya (Frasiandini, 2012).


III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 16 April 2020

pukul 13.00- selesai WITA, bertempat di Rumah Tinggal Desa

Waworaha,Kcamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel

berikut :

Tabel 1. Bahan dan Kegunaan


Jenis
No Nama Bahan Kegunaan
Bahan
1 2 3 4
1 Rumput Teki (Cyperus rotundus) Sebagai objek pengamatan
2 Batang Markisah (Passifora sp) Sebagai objek pengamatan
3 Bayam (Amaranthus sp) Sebagai objek pengamatan
4 Sidaguri (Sida rhombifolia L.) Sebagai objek pengamatan
Akar
5 Jagung (Zea mays) Sebagai objek pengamatan

C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat dan Kegunaan


No Nama Alat Kegunaan
1 2 3
1 Pisau / Cutter Untuk memotong objek pengamatan
2 Kantung Plastik
Buku Gambar Sebagai media untuk menggambar objek
3
pengamatan
4 Buku Respon Untuk respon
Pensil 2B Sebagai alat untuk menggambar objek
5
penamatan
Karet Penghapus Sebagai alat untuk menghapus objek
6
pengamatan
7 Mistar Untuk mengukur
Buku Referensi Morfologi Sebagai referensi
8
Tumbuhan

D. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut

1. Menulis nama bahan (Indonesia – Latin)

2. menggambar dan memberi keterangan mengenai :

a. batang menyangkut : sifat – sifat batang, bentuk batang, permukaan

batang, arah tumbuh batang, percabangan batang, sifat cabang

batang, arah tumbuh cabang dalam bahasa Indonesia – Latin.

b. Akar menyangkut : sistem perakaran, bagian – bagian akar dan

sifat – sifat akar dalam bahasa Indonesia – Latin.

3. Menyebutkan asal metamorfosisnya.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini tercantum pada tabel 3 dan 4.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Batang (Caulis)


Gambar Karakter /
No. Nama Bahan
Pengamatan Literatur Sifat
1 2 3 4 5
1. Nodus
2. Internodus

Rumput Teki
1 (Cyperus
rotundus L.)

   
1. Nodus
2. Internodus
Markisah 3. Tunas

2 (Passiflora
sp)

   
  1. Nodus
2. Internodus
3. Tunas
Bayam
3 (Amaranthus
sp)

 
1. Apikal
Meristem
2. Nodus
Boroco 3. Internodus
4 (Celosia
argentea)

   
Tabel 4. Hasil Pengamatan Akar (Radix)
Nama Gambar
No. Karakter / Sifat
Bahan Pengamatan Literatur
1 2 3 4 5
  1. Leher Akar
(Collum)
2. Cabang Akar
(Radix
Sidaguri Lateralis)
(Sida 3. Serabut Akar
1
rhombifolia (Fibrilla
L.) Radicalis)
4. Rambut Akar
  5. Ujung Akar
(Apex
Radicis)
    1. Leher Akar
(Collum)
2. Akar Primer
3. Cabang Akar
Jagung (Zea (Radix
2 mays) Lateralis)
4. Rambut Akar
5. Ujung Akar
(Apex
Radicis)
    1. Leher Akar
(Collum)
2. Cabang Akar
(Radix
Lateralis)
Kembang
3. Batang Akar
Sepatu
(Corpus
3 (Hibiscus
Radicis)
rosa-
4. Serabut Akar
sinensis)
(Fibrilla
Radicalis)
5. Ujung Akar
(Apex
Radicis)

B. Pembahasan

Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tumbuhan dan umunya

berkembang di bawah permukaan tanah, meskipun adapula akar yang


tumbuh diluar tanah. Akar pertama pada tumbuhan berbiji berkembang

dari meristem apeks di ujung akar embrio dalam biji yang berkecambah.

Pada Gymnospermae dan dikotil, akar tersebut berkembang dan membesar

menjadi akar primer dengan cabang yang berukuran mengering lebih kecil.

Sistem akar tersebut di namakan akar tunggang. Pada monokotil, akar

primer tidak lama bertahan dalam kehidupan tumbuhan dan segera

mengering.

Batang merupakan sumbu dengan daun yang melekat padanya. Di

ujung daun sumbu titik tumbuhnya, batang di kelilingi daun muda dan

menjadi tunas terminal. Bagian batang yang lebih tua, daunnya saling

berjauhan, buku (nodus) tempat daun melekat pada batang dapat

dibedakan dari ruas (internodus), yaitu bagian batang diantara dua buku

yang berturutan. Sebaliknya, batang juga dapat amat pendek dan ltak

daunnya merapat membentuk roset. Taraf percabangan yang terjadi jika

tunas ketiak tumbuh menjadi ranting menambah keragaman bentuk.

Berkaitan dengan habitat tumbuh dibedakan, tumbuh dibawah tanah

(rhizoma, umbi lapis atau umbi batang), di dalam air atau di darat. Batang

ada juga yang tegak, memanjat, atau merayap. Berdasarkan pada

praktikum ini, berikut adalah sifat-sifat dan ciri-ciri pada beberapa macam

akar dan batang.

Rumput teki (Cyperus rotundus) termasuk suku

cyperaceae (teki-tekian). Rumput teki merupakan rumput semi menahun

tapi buka termasuk keluarga rumput-rumputan. Batang rumput teki


(Cyperus rotundus) berbentuk segitiga (tringularis) dan dapat mencapai

ketinggian 10-75 cm. Arah tumbuh batangnya tegak lurus denagan

permukaan tanah. Memiliki tipe percabangan monopodial karena batang

utamanya tidak jelas. Batang Rumput teki (Cyperus rotundus) merupakan

batang mendong (calamus) yaitu mempunyai ruas- ruas yang lebih

panjang, bentuk batang bersegi (angularis) dalam hal bangun segi tiga

(triangularis), permukaan batang bersayap (alatus), arah tumbuh batang

yaitu tegak lurus (erectus) yaitu arahnya luruk keatas, percabangan pada

rumput teki yaitu geragih (flagellum, stolo) yaitu cabang- cabangnya kecil

panjang yang merayap didalam tanah dan dari buku- bukunya ke atas

keluar tunas baru dan kebawah tumbuh akar – akar. Tunas pada buku-

buku ini beserta akar- akarnya masing- masing dapat terpisah merupakan

suatu tumbuhan baru.

Markisa (Passiflora sp) adalah jenis tanaman merambat yang

biasanya tumbuh di dataran tinggi, buahnya bulat dan banyak mengandung

vitamin. Markisa tergolong kedalam tanaman genus Passiflora. Tanaman

ini memiliki batang yang tumbuh menjalart atau memanjat, dimana

batangya agak lunak. Batangnya berbentuk bulat dan di tumbuhi rambut-

rambut halus yang rapat, dengan panjang 1,5 – 5 m. Pada batangnya

terdapat daun yang tersebar secara spiral, dan terdapat sulur cabang

pembelit untuk memanjat. Batang markisah (Passiflora sp) merupakan

batang berkayu (lignosus) yaitu batang yang biasa keras dan kuat karena

sebagian besar terdiri atas kayu, bentuk batang segi empat


(quandrangularis), permukaan batang bersayap (alatus) biasanya pada

batang yang bersegi, tetapi pada sudut- sudutnya terdapat pelebaran yang

tipis, arah tumbuh batang yaitu menjalar atau merayap (repens),

percabangan pada batang markisah yaitu simpodial.

Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim

dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mengikat gas CO2 secara

efesien sehingga memiliki daya adaptasi yang tinggi pada beragam

ekosistem. Bentuk tanaman bayam adalah terma (perdu), tinggi tanaman

ini dapat mencapai 1,5 – 2 m, berumur semusim atau lebih. Sistem

perakaran menyebar dangkal pada kedalaman antara 20-40 cm dan berakar

tunggang. Bayam memiliki batang yang tumbuh tegak, tebal, berdaging

dan banyak mengandung air, tumbuh tinggi di atas permukaan tanah.

Bayam tahunan mempunyai batang yang keras berkayu dan bercabang

banyak. Batang Bayam (Amaranthus sp.) merupakan batang basah

(herboceus) yaitu batang yang lunak dan berair, bentuk batang bulat

(leres), permukaa batang licin (leavis), arah tumbuh batang yaitu tegak

lurus (erectus) jika arahnya lurus keatas.

Boroco (Celosia argentea) adalah tanaman herba yang berasal dari

daerah tropis, dan dikenal karena warnanya yang sangat cerah, biasanya

mekar di pertengahan musim semi ke musim panas. Tanaman boroco

memiliki bentuk batang yang bulat, dengan alur batang yang kasar dengan

cabang yang banyak berwarna hijau dan merah. Tanaman ini berkembang

biaknya menggunakan persemaian biji.


Sidaguri termasuk famili Malvaceae, marga sida dengan nama

latin Sida rhombifolia. Tanaman ini merupakan herba dengan tinggi 2 m,

bercabang dan di tumbuhi banyak bulu-bulu yang rapat. Tanaman ini

memiliki bentuk batang berkayu (Lignosus) yang berupa semak ,

berbentuk bulat, sifat permukaan memperlihatkan berkas-berkas daun,

arah tumbuh tegak lurus, percabangan monopodial, sifat cabang condong

keatas. Tanaman sidaguri mempunyai sistem perakaran tunggang yang

berwarna cokelat dan teksturnya halus. Pada akar sidaguri memiliki

cabang atau bercabang (Romosus). Akar sidaguri ( Sida rhombifolia L.)

merupakan sistem akar tunggang karena akar lembaga tumbuh terus

menerus jadi akar pokok yang bercabang- cabang menjadi akar akar yang

lebih kecil, bentuk batang yaitu berbentuk benang (filiformis) yaitu akar

tunggang kecil panjang seperti akar serabut saja dan juga sedikit sekali

bercabang dan sifat akar pada akar sidaguri (sida rhombifollia L.) yaitu

akar tunjang karena akar – akar yang tumbuh bagian bawah batang

kesegalah arah dan seakan- akan batang ini jangan sampe rebah.

Jagung (Zea mays) merupakan tanamam yang termasuk famili

rumput-rumputan (graminae) dari subfamili myadeae. Tanaman jagung

memiliki batang yang tidak bercabang, berbentuk silindris dan terdiri atas

sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang

berkembang menjadi tongkol. Batang tanaman ini memiliki tiga

komponen jaingan utama, yaitu kulit (Epidermis), jaringan pembuluh

(Bundles vaskuler) dan pusat batang (Pith). Arah tumbuh tanaman jagung
tegak menuju keatas dengan bentuk permukaan batang yang licin (Leavis).

Tanaman jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu

akarn seminal, akar adventif dan akar kait/penyangga. Perkembangan akar

jagung bergantung pada varietas pengolahan tanah , fisik dan kimia tanah,

keadaan air tanah dan pemupukan. Akar jagung (Zea mays) merupakan

sistem perakaran serabut karena akar lembaga dalam perkembangan

selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh sejumlah akar yang lebih

sama besar dan semua keluar dari pangkal batang, bentuk batang pada akar

serabut yaitu akar yang menyusun akar serabut kecil – kecil berbentuk

benang dan sifat akar pada akar jagung (zea masy) yaitu pneumatopora

karena cabang – cabang akar yang tumbuh tegak lurus keatas hingga

muncul di atas permukaan tanah atau air tempat tumbunya.

Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) merupakan salah satu

tanaman perdu dengan pertumbuhan ketinggian tanaman mencpai sekitar

dua meter. Tanaman ini memiliki batang berbentuk bulat, berkayu, keras

dan berdiameter berkisar 9 cm. Namun, pada saat umur masih muda warna

batang yaitu berwarna ungu kemudian sudah umur tua akan berubah

menjadi putih kotor. Tanaman ini memiliki sistem perakaran tunggang.


V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh pada praktikum kali ini adalah :

sifat sifat batang pada masing masing batang yaitu bentuk batang

panjang, bulat seperti silinder, dan bentuk lain, terdiri atas ruas – ruas

yang masing- masing di batasi oleh buku- buku, pertumbuhan terbatas,

bentuk batang ada yang bulat, bersegi dan permukaannya ada yang licin,

bersayap, dan berusuk. Sedangkan pada sistem perakaran yaitu ada yang

akar tunggang dan akar serabut, bagian – bagian akar ada leher akar atau

pangkal akar, ujung akar, cabang – cabang akar, serabut akar dan

percabangannya yaitu bercabang.

B. Saran

Saran yang dapat di ajukan dalam praktikum daun tunggal adalah :

1. Saran untuk Asisten : Agar lebih baik lagi dalam membimbing

pratikannya.

2. Saran untuk Praktikan : Praktikan sebaiknya serius dalam

memperhatikan jalannya praktikum.


DAFTAR PUSTAKA.

Frasiandini, I, Puspitawati, P, R, Indah, K, N., 2012, Struktur Morfologi dan


Anatomi Syrungodium isotifolium DipantaiKodang Merak Malang, jurnal
lanterabio, 1 (2).
Mulyani, Sri, E.S., 2006, Anatomi Tumbuhan, Kanisius, Yogyakarta.
Rosanti, D., 2018, Struktur Morfologi Batang Tumbuhan di Tanaman Wisata
Alam Punti Kayu Palembang, Jurnal Ilmiah Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, 15 (1) : 30-31
Syukriah, F dan Pranggarani, L., 2016, Implementasi Teknologi Augmented
Reality 3D pada Pembuatan Organologi Tumbuhan, Ilmiah FIFO, 8 (1) : 23
Tjitrosoepomo, G., 2010, Morfologi Tumbuhan, UGM Gadjah Mada University
Press, Yokyakarta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai