Menentukan Diagnosa Keperawatan Sebagai Dasar Pemilihan Intervensi Keperawatan Terhadap Masalah Kesehatan Klien
Menentukan Diagnosa Keperawatan Sebagai Dasar Pemilihan Intervensi Keperawatan Terhadap Masalah Kesehatan Klien
Abstrak
Tujuan Kajian ini adalah untuk mengetahui standar diagnosa keperawatan sehingga
memberikan dasar peningkatan kualitas pelayanan keperawatan. Diagnosa keperawatan adalah
penilaian klinis tentang respon individu , keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan
dan proses kehidupan aktual atau potensial. Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan
analisis dan interpretasi data yang diperoleh dari pengkajian keperawatan klien. Diagnosis
keperawatan memberikan gambaran tentang masalah atau status kesehatan klien yang nyata
(aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana pemecahannya dapat dilakukan dalam batas
wewenang perawat. Setelah menyelesaikan pengkajian keperawatan, perawat melanjutkan pada
diagnosa keperawatan yang merupakan penilaian klinis tentang respons individu,keluarga,atau
kamunitas terhadap masalah kesehatan aktual atau potensial atau proses kehidupan.
Latar Belakang
Setelah menyelesaikan pengkajian keperawatan, perawat melanjutkan pada diagnosa
keperawatan yang merupakan penilaian klinis tentang respons individu,keluarga,atau
kamunitas terhadap masalah kesehatan aktual atau potensial atau proses kehidupan.
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon aktual atau
potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai lisensi dan
kompeten untuk mengatasinya.
Tujuan
Tujuan Kajian ini adalah untuk mengetahui standar diagnosa keperawatan sehingga
memberikan dasar peningkatan kualitas pelayanan keperawatan.
Metode
Metode yang digunakan pada kajian ini adalah metode kualitatif yang memberikan
penjelasan dengan menggunakan analisis pada referensi-refensi yang digunakan.
Hasil
Hasil dari kajian ini adalah untuk memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif
dan membantu merumuskan hasil yang diharapkan / tujuan yang tepat dalam menjamin
mutu asuhan keperawatan, sehingga pemilihan intervensi lebih akurat dan menjadi
pedoman dalam melakukan evaluasi
Pembahasan
1. Definisi
· Definisi secara umum : Pernyataan yang menguraikan respon aktual atau
potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin dan
berkompeten untuk mengatasinya.
Jika masalah semakin jelek dan menganggu kesehatan “perineal”, klien tersebut
akan terjadi resiko kerusakan kulit, dan disebu sebagai “resiko diagnosa”.
Jika perawat menduga adanya gangguan self-concept, tetepi kurang data yang
cukup mendukung (defenisi karakteristik/tanda dan gejala) untuk memastikan
permasalahan, maka dapat dicantumkan sebagai : “kemungkinan diagnosa”.
Keperawat dituntut untuk berfikir lebih kritis dan mengumpulkan data tambahan
yang berhubungan dengan konbsep diri.
a) Sesuatu yang menyenangkan pada tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.
Manfaat diagnosa keperawatan syndrom adalah agar perawat selalu waspada dan
memerlukan keahlian perawat dalam setiap melakukan pengkajian dan tindakan
keperawatan.
Cemas, takut,sedih, gangguan istirahat dan tidur, dan resiko tinggi nyeri sewaktu
melakukan melakukan hubungan seksual.
a. Membantu perawat untuk berkomunikasi satu dengan yang lainnya dengan
menggunakan istilah yang dimengerti secara umum.
d. Semua perawat dapat bekerja sama dalam menguji dan mendefinisikan
kategori diagnose dalam mengidentifikasi criteria pengkajian dan intervensi
keperawatan dalam meningkatan asuhan keperawatan.
Etiologi (penyebab) adalah factor klinik dan personal yang dapat merubah status
ksehatan atau mempengaruhi perkembangan masalah. Etiologi mengidentifikasi
fisiologis, psikologis, sosiologis, spiritual dan factor-faktor lingkungan yang
dipercaya berhubungan dengan masalah baik sebagai penyebab ataupun factor
resiko. Karena etiologi mengidentifikasi factor yang mendukung terhadap
masalah kesehatan klien, maka etiologi sebagai pedoman atau sasaran langsung
dari intervensi keperawatan. Jika terjadi kesalahan dalam menentukan penyebab
maka tindakan keperawatan menjadi tidak efektif dan efisien. Misalnya, klien
dengan diabetes mellitus masuk RS biasanya dengan hiperglikeni dan mempunyai
riwayat yang tidak baik tentang pola makan dan pengobatan (insulin) didiagnosa
dengan “ ketidaktaatan”. Katakana lah ketidaktaatan tersebut berhubungan
dengan kuramgnya pengetahuan kien dan tindakan keperawatan diprioritaskan
mengajarkan klien cara mengatasi diabetes melitus dan tidak berhasil, jika
penyebab ketidaktaatan tersebut karena klien putus asa untuk hidup.
a. Pathofisiologi:
Semua proses penyakit, akut dan kronis, yang dapat menyebabkan atau
mendukung masalah, misalnya masalah “powerlessness”
Penyebab yang umum:
Keterbatasan institusi atau RS: tidak sanggup memberikan perawatan dan tidak
ada kerahasiaan.
d. Maturational
Identifikasi data subjektif dan objektif sebagai tanda dari masalah keperawatan.
Memerlukan kriteria evaluasi, misalnya : bau “pesing”, rambut tidak pernah di
keramas. “saya takut jalan di kamar mandi dan memecahkan barang”.
· Prioritas sedang : menggambarkan situasi yang tidak gawat dan tidak
mengancam hidup klien seperti masalah higiene perseorangan.
4) Kebutuhan harga diri, meliputi masalah respect dari keluarga, perasaan
menghargai diri sendiri.
Penutup
Diagnosis Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu, keluarga
dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana berdasarkan
pendidikan dan pengalamannya, perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi
dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi,
mencegah dan merubah status kesehatan klien.
Referensi
Carpenito, L. J. (2000). Diagnosa Keperawatan. Edisi Keenam. Jakarta: EGC.
Damhudi, D., Irawaty, D., & Hariyati, R. T. S. (2012). Efektifitas Metode NIHSS dan
ESS Dalam Membuat Diagnosa Keperawatan Aktual Pada Pasien Stroke Berat Fase
Akut. Jurnal Keperawatan Indonesia, 15(1), 7-12.
Deswani. (2009). Proses Keperawatan dan Berfikir Kritis. Jakarta: Salemba Medika.
Heni. (2017). Berfikir Kritis Dalam Proses Keperawatan. Jurnal Keperawatan, 3(1), 26-
29
Imelda, F., Kep, S., & Dasar, N. D. (2009). Oksigenasi dan Proses Keperawatan.
Sumatera: Universi-tas Sumatera Utara.
Potter, A.P., & Perry, G.A. (2010). Fundamental Keperawatan Buku I Edisi 7. Jakarta:
Salemba Medika
Sudarta, I. W., Dharmana, E., & Santoso, A. (2014). Pengaruh Loyalitas Dan Kepuasan
Terhadap Kinerja Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit
Swasta Di Yogyakarta. Jurnal Manajemen Keperawatan, 2(1), 22-29.