Anda di halaman 1dari 27

LAMPIRAN MATERI I

Beton bertulang adalah suatu bahan material yang terbuat dari beton dan
baja tulangan. Kombinasi dari kedua material tersebut menghasilkan bahan
bangunan yang mempunyai sifat-sifat yang baik dari masing-masing bahan
bangunan tersebut. Ini dapat dijabarkan sebagai berikut. Beton mempunyai sifat
yang bagus, yaitu mempunyai kapasitas tekan yang tinggi. Akan tetapi, beton juga
mempunyai sifat yang buruk, yaitu lebah jika dibebani tarik. Sedangkan baja
tulangan mempunyai kapasitas yang tinggi terhadap beban tarik, tetapi
mempunyai kapasitas tekan yang rendah karena bentuknya yang langsing (akan
mudah mengalami tekuk terhadap beban tekan). Namun, dengan menempatkan
tulangan dibagian beton yang mengalami tegangan tarik akan mengeliminasi
kekurangan dari beton terhadap beban tarik. Demikian juga bila baja tulangan
ditaruh dibagian beton yang mengalami tekan, beton disekeliling tulangan
bersama-sama tulangan sengkan akan mencegah tulangan mengalami tekuk.
Baja tulangan yang digunakan untuk perencanaan harus mengunakan baja
tulangan ulir/sirip (deformed bar). Sedangkan tulangan polos (plain bar) hanya
dapat digunakan untuk tulangan spiral dan tendon, kecuali untuk kasus-kasus
tertentu.
Baja tulangan yang digunakan harus dibentuk sesuai bangunan struktur
yang di kehendaki. Oleh karena itu baja tulangan yang di jual di pasaran tidak
langsung dipakai dalam bidang konstruksi melainkan di potong terlebih dahulu
sesuai dengan bangunan yang dikehendaki.
1. Pekerjaan pembesian
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan tulangan kolom yaitu meteran, kapur,
kemudian untuk membuat batang besi lurus yaitu meluruskan besi utuh dari pabrik,
membuat sambungan kait dan pembengkokan besi untuk untuk sengkang
menggunakan alat Bar Bending (pembengkok besi). Kemudian peralatan yang
digunakan untuk memotong besi yaitu Bar Cutter (pemotong besi)
Tulangan baja begel kolom

Bar Cutter (pemotong besi)


Proses pembuatan begel
Pembengkokan tulangan dilakukan sesuai dengan ketentuan pendetailan tulangan.
Untuk sengkang dengan pembengkokan pengait dengan sudut 135o, panjang
tulangan yang diperlukan adalah sepanjang keliling tulangan ditambah dengan
panjang pengait sebesar 6 kali diameter tulangan. Sementara untuk pengait di
ujung tulangan yang dibengkokan dengan sudut 90o panjang pengait yang
dibutuhkan adalah 12 kali diameter tulangan.
Untuk sambungan tulangan utama menggunakan sambungan overlapping 40 D
dan pada sambungan tersebut harus diikat kuat supaya tidak lepas jika mengalami
gaya tarik.
Syarat-syarat Pembengkokan
Syarat-syarat pembengkokan baja tulangan ditentukan sebagai berikut:
1. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara yang
merusak tulangan.
2. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan kembali tidak
boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya.
3. Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh dibengkok atau
diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam gambar rencana atau
disetujui oleh perencana.
4. Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan
dingin, kecuali pemanasan diijinkan oleh perencana.
5. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali diijinkan oleh
perencana.
6. Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh didinginkan dengan
jalan disiram air.
7. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan gambar kerja.
Besi yang dirakit diikat kuat agar besi beton menjadi lebih kuat dan tidak berubah
tempat pada saat proses pengecoran dilaksanakan. Pengikatannya menggunakan
kawat pengikat besi beton yang diikat menggunakan alat pengikat (ganco).

Table berat baja tulangan per m’


BESI BETON POLOS & ULIR

UKURAN BERAT
(mm) (Kg)
6 0.222
8 0.395
9 0.500
10 0.617
12 0.888
13 1.040
16 1.578
16 1.578
19 2.223
22 2.985
25 3.853
28 4.830
29 5.185
32 6.313
36 7.990
6p 0.22
8p 0.4
9p 0.5
10p 0.62
12p 0.89
13p 1.04
16p 1.57
16p 1.58
19p 2.23
22p 2.98
25p 3.85
28p 4.83
29p 5.19
32p 6.31
36p 7.99

Contoh perhitungan kebutuhan tulangan :


Sebuah pekerjaan kolom setinggi 6 m dengan gambar potongan sebagai berikut :

Hitunglah kebutuhan besi tulangan pokok nya!


Jawab :
Volume besi D 10 = 4 x 6 m = 24 m’
Jika panjang besi di pasaran = 11 m maka kebutuhan besi = 24 : 11 = 2,18 buah.
Berat per m’ besi D 10 = 0,617 kg maka kebutuhan besi D10 = 0,617 x 24 =
14,808 kg.
LAMPIRAN MATERI II

A. Macam dan ukuran tulangan


Beberapa besi yang dapat anda temukan di dalam beton (lazimnya di
temukan di dalam beton dengan susunan tertentu) dinamakan besi tulangan
beton / baja tulangan beton. Ketika disebut beton, lazimya di tempat kita
diartikan beton bertulang sedangkan untuk penyebutan beton tanpa
penulangan disebut beton tak bertulang, maka ketika ditanya sebuah gedung
lantai 12 konstruksinya beton, maka yang dimaksud dalam hal ini adalah
beton bertulang. Kombinasi besi tulangan beton dengan beton dinamakan
beton bertulang.
Beton tak bertulang sangat kuat terhadap tekanan dan sangat lemah
terhadap tarikan dan lenturan. Bahkan di dalam asumsi perhitungan beton
kekuatan tariknya diabaikan artinya sebenarnya beton tidak punya kekuatan
tarik, dia hanya punya kekuatan tekan saja. Sedangkan besi tulangan / baja
tulangan beton (banyak disebut orang besi beton, sebagian orang menyebut
besi stal) adalah material yang sangat kuat terhadap tarik maupun lentur akan
tetapi dengan ukuran besi beton yang ada pada kita, material tersebut sangat
lemah terhadap tekanan.
Baja tulangan berbentuk batang berpenampang bundar yang digunakan
untuk penulangan beton. Berdasarkan bentuknya baja tulangan di bedakan
menjadi 2 (dua) jenis yaitu baja tulangan beton polos dan baja tulangan sirip.
Baja tulangan beton polos adalah baja tulangan berpenampang bundar dengan
permukaan rata tidak bersirip, disingkat BjTP. Sedangkan baja tulangan
beton sirip adalah baja tulangan beton dengan bentuk khusus yang
permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang yang
dimaksudkan untuk meningkatkan daya lekat dan guna menahan gerakan
membujur dari batang secara relative terhadap beton, disingkat BjTS.
Syarat mutu baja :
Bentuk :
1. Baja tulangan beton polos : permukaan batang baja tulangan beton
harus rata tidak bersirip.
2. Baja tulangan beton sirip :
a. Permukaan batang baja tulangan beton sirip harus bersirip teratur.
Setiap batang diperkenankan mempunyai rusuk memanjang yang
searah dan sejajar dengan sumbu batang, serta sirip – sirip lain
dengan arah melintang sumbu batang.
b. Sirip – sirip melintang sepanjang batang baja tulangan beton harus
terletak pada jarak yang teratur serta mempunyai bentuk dan
ukuran yang sama. Bila diperluhkan tanda angka – angka atau
huruf – huruf pada permukaan baja tulangan beton, maka sirip
melintang pada posisi dimana angka atau huruf dapat ditiadakan.
c. Sirip melintang tidak boleh membentuk sudut vkurang dari 45o
terhadap sumbu batang. Apabila membentuk sudut 45o sampai 70o
arah sirip melintang pada satu sisi atau kedua sisi dibuat
berlawanan, bila sudutnya berlawanan diatas 70o arah yang
berlawanan tidak diperluhkan.
Ukuran tulangan baja
Toleransi diameter baja tulangan beton polos dan sirip

Beberapa bentuk baja tulangan sirip beton seperti pada gambar berikut :
Cara merangkai tulangan sloof

Sloof adalah struktur dari bangunan yang terletak diatas fondasi, berfungsi
untuk meratakan beban yang diterima oleh fondasi, juga berpungsi sebagi
pengunci dinding agar apabila terjadi pergerakan pada tanah, dinding tidak roboh.
Dimensi sloof yang sering digunakan pada bangunan rumah tinggal lantai
satu , lebar 15 cm, tinggi 20 cm, besi beton tulangan utama menggunakan 4 buah
diameter 10 mm (4 d 10 ) sedangkan untuk begel menggunakan diameter 8 mm
berjarak 15 cm ( d 8 – 15).
langkah – langkah merangkai sloof :
1. Hitunglah kebutuhan tulangan (panjang dan berat) yang akan digunakan.
2. Siapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan.
3. Potong batang baja tulangan dengan membengkokkan menurut gambar
pada gambar kerja.
4. Letakkkan batang-batang tulangan utama pada posisi horizontal (pada
penyangga tulangan).
5. Masukkan tulangan sengkang pada batang tersebut.
6. Beri tanda pada tulangan utama tersebut sebagai perletakkan sengkang.
7. Atur sengkang menurut dengan yang dibuat sebelumnya.
8. Ikat sengkang pada tulangan utama.
Syarat kait tulangan :
1. Kait harus berupa kait penuh.
2. Kait – kait sengkang harus berupa kait miring yang melingkari batang –
batang sudut dan mempunyai bagian yang lurus paling sedikit 6 kali diameter
batang dengan minimal 5 cm.
3. Bengkokan harus mempunyai diameter intern sebesar paling sedikit 5d atau 5
dp, dimana d adalah diameter tulangan polos dan dp adalah diameter pengenal
batang yang di profilkan.

Menghitung kebutuhan tulangan :

Jawab :
Diket :
Lindungan beton : 2 cm
Tulangan beton : 4 Ø 12 mm
Sengkang begel : Ø 6 mm
Tinggi h1 : 24 – 4 = 20 cm
Lebar h2 : 14 – 4 = 10 cm
Menurut PBI toleransi sengkang lebar dan tinggi = ±6 mm
Panjang kait a : 6 d = 6 x 0,6 = 3,6 diambil 5 cm
Ditanya : panjang begel ……..?
Jawab :
a. panjang begel = 2 x (20,6 + 10,6 + 5 ) = 72,4 cm

b. panjang tulangan pokok


= panjang balok – 2 x lindungan beton ujung + 4d + 2 . 4d + 4d
= 180 – 5 + 4 . 1,2 + 8 . 1,2 + 4.1,2
= 194,2 cm = 195 cm
LAMPIRAN MATERI III

A. KOLOM
1. Pengertian kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang
memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan
yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga
keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga
runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996). SK SNI
T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan
yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan
bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral
terkecil.
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke
pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang
memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama
untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup
(manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin. Kolom
berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah
bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang
diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan
ke permukaan tanah di bawahnya. Kolom menerima beban dan
meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat,
terutama untuk konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman
tanah kerasnya agar bila tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah
roboh.
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya
merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi
adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang
tahan tekanan. sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik
pada bangunan.
Untuk kolom pada bangunan sederhan bentuk kolom ada dua jenis
yaitu kolom utama dan kolom praktis.
Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi
utamanya menyanggah beban utama yang berada diatasnya. Untuk rumah
tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok
untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara
kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung.
Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2
biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok 8 d12 mm, dan
begel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8
buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).
2. Merangkai tulangan kolom
Pekerjaan merangkai tulangan merupakan suatu bagian pekerjaan
konstruksi beton bertulang yang terdiri dari beberapa pekerjaan
diantaranya :
a. Meluruskan besi tulangan;
b. Memotong besi tulangan;
c. Membengkok besi tulangan, dan
d. Merangkai besi tulangan.

Sebelum memotong besi tulangan tentukan terlebih dahulu panjang


besi yang akan digunakan untuk tulangan beton. Yang harus diperhatikan
dalam pemotongan besi tulangan beton adalah :
a. Kebutuhan dari masing-masing jenis ukuran besi dalam pekerjaan
konstruksi beton;
b. Adanya persediaan bahan, mengingat kesediaan anggaran.

Besi tulangan yang akan dipotong harus memenuhi syarat-syarat


sebagai berikut :
a. Bersih dari karat;
b. Dalam keadaan lurus agar diperoleh kelipatan ukuran;
c. Dipisahkan menurut ukuran diameter supaya tidak terjadi kekeliruan.

Alat dan Bahan yang digunakan dalam merangkai tulangan


a. Alat yang Digunakan :
1) Meteran;
2) Kakak tua;
3) Paku
4) Tang pengikat
5) Kunci Pembengkok
6) Gunting Pemotong.
b. Bahan yang Diperlukan :
1) Besi tulangan;
2) Kawat Pengikat (Bind Draat).

Langkah Kerja dalam merangkai kolom


1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam pekerjaan
merangkai tulangan kolom
2. Memasang 2 batang kayu sebagai alat gantung untuk merangkai
tulangan kolom;
3. Rentangkan 2 besi tulangan pokok pada kedua batang kayu yang telah
disiapkan
4. Memasukkan cincin tulangan (begel) yang sudah dibentuk dengan
jarak 12 cm;
5. Masukkan tulangan pokok bagian bawah dari balok dengan
menggantungkan pada cincin tulangan (begel) tersebut;
6. Ikat dengan kawat pengikat pada tulangan-tulangan pokok dengan
begel yang sudah dibentuk;
7. Masukkan lagi begel yang lain disebelah kanan dan sebelah kiri , dan
letakkan pada tempat-tempat yang lain disebelah kanan dan sebelah
kiri;
8. Ikat dengan kuat hingga selesai seluruhnya, tiap-tiap begel diikat di
empat buah sudutnya pada tulangan pokok, dan
9. Kalau sudah selesai bersihkan alat-alat serta tempat kerja.

c
B. RING BALOK
1. Pengertian ring balok
Ring balk adalah bagian dari struktur bangunan seperti balok
yang terletak diatas dinding bata, yang berfungsi sebagai pengikat
pasangan bata dan juga untuk meratakan beban dari struktur yang
berada diatasnya, seperti beban yang diterima oleh kuda-kuda.

Pemasangan ring balk maksimum 4 meter dari sloof, idealnya 3


meter, dimensi ring balk yang biasa digunakan adalah lebar 15 cm
tinggi 15 cm dengan tulangan pokok (besi beton) 4 d 8 mm dan begel d
6 – 15 cm
Alat dan Bahan yang digunakan dalam merangkai tulangan
Alat yang Digunakan :
a. Meteran;
b. Kakak tua;
c. Paku
d. Tang pengikat
e. Kunci Pembengkok
f. Gunting Pemotong.
Bahan yang Diperlukan :
a. Besi tulangan;
b. Kawat Pengikat (Bind Draat).

Langkah Kerja dalam merangkai ring balok


9. Hitunglah kebutuhan tulangan (panjang dan berat) yang akan
digunakan.
10. Siapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan.
11. Potong batang baja tulangan dengan membengkokkan menurut gambar
pada gambar kerja.Letakkkan batang-batang tulangan utama pada
posisi horizontal (pada penyangga tulangan).
12. Masukkan tulangan sengkang pada batang tersebut.
13. Beri tanda pada tulangan utama tersebut sebagai perletakkan
sengkang.
14. Atur sengkang menurut dengan yang dibuat sebelumnya.
15. Ikat sengkang pada tulangan utama.

C. PELAT
1. Pengertian pelat
Pelat beton bertulang merupakan struktur tipis yang dibuat dari
beton bertulang dengan yang arahnya horizontal dan beban yang
bekerja tegak lurus pada bidang struktur tersebut. Ketebalan bidang
pelat ini relative sangat kecil apabila dibandingkan apabila
dibandingkan dengan bentang panjang / lebar bidangnya. Pelat beton
bertulang ini sangat kaku dan arahnya horizontal sehingga pada
bangunan gedung, pelat ini berfungsi sebagai diafragma / unsure
pengaku horizontal, yang sangat bermanfaat untuk mendukung
ketegaran balok portal.
Sistem penulngan pelat
1. Pelat satu arah (one way slab)
2. Pelat dua arah (two way slab)
Konstruksi pelat satu arah
1. Pelat hanya menahan momen satu arah/momen yang dominan satu arah.
Contoh pelat kantilever, pelat dengan tumpuan dua tumpuan, pelat dengan
empat tumpuan dengan perbandingan lebar lebih dari dua
2. Karena momen lentur hanya bekerja satu arah, yaitu sejajar bentang (l), maka
tulangan pokoknya satu arah yang sejajar dengan bentangnya (l)
3. Agar tulangan pokok posisinya tidak berubah maka dipasang tulangan bagi
tegak lurus dengan tulangan pokok
4. Tulangan pokok dipasang dekat tepi luar beton, dan tulangan bagi dipasang
pada bagian dalam, dan diikat dengan bendrat. Bendrat juga berfungsi penahan
retak beton akibat suhu.
PELAT DUA ARAH (Two way slab)
Pelat menahan momen dua arah, arah lx dan arah ly, lx arah pendek dan ly
arah panjang. Karena harus menahan dua arah momen, maka tulangan pokok juga
dipasang dua arah, arah lx dan arah ly. Tulangan lapangan sudah membentuk
anyaman antara tulangan arahn lx dan ly. Untuk tulangan tumpuan harus
dipasang tulangan bagi. Tulangan arah lx dipasang pada bagian luar, sedangkan
tulangan arah ly dipasang pada bagian dalam
Tahapan penulangan pelat lantai adalah sebagai berikut :
1. Dipasang tulangan bawah lapis 1 diatas beton decking dengan ketebalan 2 cm.
Tulangan ini dipasang melewati tulangan atas balok.
2. Dipasang tulangan bawah lapis 2 diatas lapis 1 dengan arah tegak lurus lapis 1
kemudian persilangan tulangan diikat dengan kawat beton.
3. Untuk mendapatkan jarak tertentu antara tulangan atas dan bawah dipasang
tulangan kaki ayam yaitu potongan besi yang dipotong sedemikian rupa
sehingga dapat menjaga jarak antara tulangan atas dengan tulangan bawah plat.
4. Tulangan atas lapis 2 dipasang. Tulangan ini juga melewati dan diletakkan
dibagian atas tulangan atas balok. Tulangan atas lapis 2 dipasang tegak lurus
dengan tulangan atas lapis1. Persilangan tulangan atas diikat dengan kawat
beton.
LAMPIRAN MATERI IV

B. Tulangan baja
Baja tulangan merupakan batang baja berbentuk polos atau berbentuk
ulir atau berbentuk pipa yang berfungsi untuk menahan gaya tarik pada
komponen struktur beton.
Pekerjaan pemotongan dan pembengkokan
1. Detail pekerjaan dan pemasangan harus disiapkan sebagai gambar kerja
yang harus dibuat oleh Kontraktor sebelum pelaksanaan pekerjaan dan
disetujui oleh Direksi Lapangan.
2. Kait harus diberikan pada setiap pengakhiran tulangan polos.
3. Kait pada besi ulir hanya dibutuhkan apabila memenuhi keadaan sebagai
berikut :
a. Tulangan utama yang terletak pada setiap sudut kolom dan balok yang
tidak terlindung Sengkang
b. Pada perletakan di atas dua tumpuan Pada akhir tulangan atas dari
balok kantilever dan pelat
B. Pembengkokan Tulangan
• Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara yang
merusak tulangan itu.
• Batang tulangan yang diprofilkan setelah dibengkokan diluruskan kembali
tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya.
• Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh
dibengkok atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di
dalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana.
• Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam
keadaan dingin, kecuali apabila pemasangan diusulkan oleh perencana.
Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak polos
diprofilkan dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak
boleh mencapai temperatur yang melebihi 350C
Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan
dingin dalam pelaksanaannya ternyata mengalami pemanasan diatas 100C
yang bukan saat dilas,
• maka dalam perhitungan-perhitungan sebagai kekuatan baja harus
diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami pekerjaan dingin.
• 7. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali
diijinkan oleh perencana.
• Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh
didinginkan melalui penyiraman dengan air.
• Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak
8 (delapan) kali diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian
dari bengkokan
c. Panjang lewatan dan panjang penyaluran
1. Bila diperlukan tempat penyam-bungan tulangan dimana tidak diperlihatkan
pada gambar. Pemilihan tempat sambungan harus dikonsultasikan kepada
pengawas ahli.
2. Panjang lewatan dan panjang penyaluran harus sesuai dengan harga yang
tercantum pada Tabel.3.
Catatan : Bilamana panjang lewatan
• diperlukan untuk batang tulangan dengan diameter batang yang berbeda,
harus didasarkan dari diameter yang lebih kecil.
• Bagian bengkokan dari tulangan pokok (tulangan memanjang), tidak
termasuk dalam panjang lewatan.

Pemasangan Tulangan
• Pada setiap pertemuan tulangan harus diikat dengan kawat baja dengan
diameter 0,90 mm.
• Untuk menjaga jarak antara tulangan, digunakan penopang tulangan (cakar
ayam).
• Jarak bersih antara tulangan harus lebih besar dari 4/3 kali ukuran agregat
kasar, dan dalam segala hal tidak boleh lebih kecil dari harga berikut :
- 2,5 cm : pada pelat
- 3,0 cm : pada balok dan kolom bersengkang
- 5,0 cm : pada dinding dan kolom berlilit spiral
• Jarak maksimum antara batang-batang tulangan p.k.p (poros ke poros)
ditetapkan sebagai berikut :
a. Pada pelat lantai, pada bagian momen maksimum, jarak p.k.p antara tulangan
tidak boleh lebih dari 20 cm atau 2 kali tebal pelat.
b. Pada balok-balok, pada bagian momen maksimum, jarak p.k.p antara batang
tulangan tidak boleh lebih dari 15 cm; jarak p.k.p antara batang-batang tulangan
samping pada balok yang lebih tinggi dari 90 cm, tidak boleh lebih besar dari
lebar badan-badan balok atau 30 cm.
c. Pada bagian, jarak p.k.p antara tulangan vertikal tidak boleh lebih besar dari 3
kali tebal dinding atau 40 cm dan jarak p.k.p antara batang-batang horisontal tidak
boleh lebih besar dari 1,5 kali tebal dinding atau 40 cm.

Anda mungkin juga menyukai