Anda di halaman 1dari 11

TEORI AKUNTANSI KEUANGAN

POSTULAT-POSTULAT, PRINSIP-PRINSIP DAN KONSEP-KONSEP AKUNTANSI


KEUANGAN

(Chapter 5)

Oleh: Kelompok 6

1. Ni Kadek Widnyani Widyastari (2081621011/11)


2. Komang Putri Utami (2081621012/12)
3. Pande Putu Biantari Darmayanti (2081621014/14)
4. Ni Nyoman Trisna Dewi Ariyani (2081621020/20)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021

1
Kerangka konseptual dikembangkan oleh APB dan FASB, dengan membuat perumusan
postulat-postulat dan prinsip akuntansi yang kemudian menghasilkan ARS no 1 dan no 3. Akan
tetapi, ARS dinyatakan gagal dan pekerjaannya dalam merumuskan postulat serta prinsip
akuntansi tersebut dilanjutkan oleh FASB.

A. Postulat–Postulat dan Prinsip–Prinsip Akuntansi Keuangan


a. Komite Khusus Dalam Program Riset
Postulat merupakan suatu pemyataan yang tidak memerlukan pembuktian, berlaku umum,
berdasarkan dengan kesesuaian dari tujuan laporan keuangan, menggambarkan suatu
lingkungan baik secara ekonomi, politik, sosiologi dan hukum dimana akuntansi
beroperasi. Komite khusus dalam program riset menyatakan bahwa sangat penting
dilakukan perumusan postulat karena berkaitan dengan logika prinsip dari akuntansi
dengan menggunakan pendekatan deduktif.
 ARS No. 1
Komite khusus memberikan perintah kepada Moonitz agar mengadopsi kerangka referensi
yang berorientasi pada masalah yang berkaitan dengan akuntan. Moonitz pada akhirnya
menggunakan pendekatan jenis deduktif dalam melakukan penalaran dari postulat dan
beberapa prinsip. Adapun postulat dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis yang berbeda,
yaitu yang pertama kelompok A dan B yang menyatakan postulat harus diturunkan dari
lingkungan ekonomi dan lingkungan politik. Kategori kedua yaitu kelompok C yang
menyatakan bahwa penilaian nilai yang berbeda dari konsep Moonitz yaitu konsep
deduktif-normatif.
Postulat terdiri dari 3 kelompok menurut (Appendix 5-A), yaitu kelompok lingkungan
politik dan ekonomi, kelompok akuntansi dan kelompok perintah atau keharusan.
 ARS No. 3
Menurut (Appendix 5-B) terdapat 8 prinsip dalam pedoman pengakuan pengukuran dan
penyajian laporan keuangan, yaitu prinsip A pengakuan laba, prinsip B pengakuan dan
pengukuran perubahan sumber daya, prinsip C pengakuan aset dalam laporan keuangan,
prinsip D pengukuran harga dan nilai aset, prinsip E kewajiban dan pelaporan laporan
keuangan, prinsip F kewajiban serta pengukuran yang diselesaikan dalam barang atau jasa,
prinsip G pengakuan laba dan ekuitas dan yang terakhir prinsip-prinsip dalam
pengungkapan. Prinsip A, B, D merupakan permasalahan perubahan harga. Perlu di ingat
2
bahwa ringkasan dari 8 prinsip ini setengahnya dipindahkan dalam prinsip D. Kumpulan
pada postulat harus lengkap dan dapat memberikan kesimpulan yang tidak berkonflik dari
postulat merupakan salah satu kritikan dalam ARS No. 1 dan ARS No. 3.
 Perspektif ARS No. 1 dan ARS No. 3
Perspektif ARS No. 1 dan ARS No. 3 gagal dilakukan karena berbagai alasan. Salah satu
alasan yang paling jelas adalah ketidakmampuan dalam mengabaikan biaya historis.
Postulat dan prinsip itu sendiri terdapat kelemahan, dimana postulat tidak lengkap sehingga
tidak dapat mengecualikan semua sistem nilai selain yang ditentukan oleh prinsip.
Pendekatan postulat dan prinsip cenderung mengabaikan bidang teoritis, sehingga
memunculkan fokus baru pada tujuan data laporan keuangan yang dipublikasikan.
Perumusan teori merupakan hal penting yang dilakukan dalam merumuskan tujuan laporan
keuangan dan pelaporan.

B. Konsep Dasar yang Mendasari Biaya Historis

Terdapat banyak konsep yang mempengaruhi aturan akuntansi. Sebagian besar konsep ini
berkembang dari kebutuhan operasi praktis termasuk salah satunya undang-undang pajak
penghasilan. Suatu konsep dapat dipecah yaitu seperti postulat merupakan asumsi dasar
tentang lingkungan bisnis, dan prinsip merupakan pendekatan umum yang digunakan dalam
pengakuan dan prngukuran peristiwa akuntansi. Adapun hal ini prinsip dapat dipecah menjadi
2 bagian yaitu prinsip yang berorientasi input dan prinsip yang berorientasi pada keluaran
yang melibatkan karakteristik tertentu.
1. Postulat-postulat
Postulat dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
a. Postulat Kelangsungan Hidup atau Kesinambungan
Perusahaan akan terus berjalan tanpa henti dan melakukan aktivitasnya apabila tidak ada
bukti yang berlawanan. Pelaporan nilai likuidasi untuk aset dan ekuitas di masa yang akan
datang yang dapat diketahui dari sekarang merupakan pelanggaran. Asumsi kontinuitas
terlalu luas untuk mengarah pada jenis pilihan antara sistem penilaian, termasuk biaya
historis. Fremgen dan Sterling telah mengkritik postulat ini secara ekstensif. Kontinuitas
lebih bersifat prediksi dibandingkan asumsi yang lainnya.
b. Postulat Periode Waktu

3
Setiap aktivitas yang dilakukan selalu beroperasi dalam periode waktu yang telah
ditentukan. Dalam badan usaha atau perusahaan jangka waktunya adalah kalender bisnis.
Sehingga mengakibatkan, laporan keuangan yang disampaikan terkait dengan laporan
kondisi keuangan, pendapatan, dan aliran dana dari waktu ke waktu dalam rentang waktu
satu tahun. Selain itu, kebutuhan pengguna mensyaratkan agar pelaporan keuangan untuk
kurun waktu kurang dari setahun, menyebabkan laporan keuangan internal mengalami
masalah.
c. Postulat Entitas Akuntansi
Postulat entitas menyatakan bahwa suatu unit perusahaan merupakan unit akuntansi yang
terpisah dari pemiliknya dan perusahaan lain baik secara akuntansi ataupun secara hukum.
Entitas bisnis dalam konteks akuntansi serta dalam konteks hukum, jelas bahwa entitas
terpisah dari pemiliknya, tetapi hal ini menyebabkan 2 masalah penting, yaitu masalah
dalam mendefiniskan entitas dan memperhitungkan hubungan diantara bagian-bagiannya,
dan masalah yang kedua terkait dengan pertanyaan tentang bagaimana akuntansi melihat
hubungan antara pemilik dengan perusahaannya.
d. Postulat Unit Moneter
Uang berfungsi sebagai alat tukar dalam unit ekonomi non barter. Sehingga uang menjadi
standar nilai utama dan standar pada proses pengukuran. Tujuan dari akuntansi adalah unit
moneter dapat stabil dan menjadi andalan dalam prinsip dan metode akuntansi. Prinsip
biaya historis dijadikan sebagai prinsip akuntansi yang hampir tidak dapat ditandingi.

2. Prinsip-prinsip
ARS No. 7 pada Pal Grady menyatakan bahwa prinsip akuntansi sebagai praktek kecerdasan
yang sinonim. Namun setelah dilakukan identifikasi prinsip-prinsip sebagai postulat
diturunkan dari pengalaman dan alasan yang terbukti berguna. APB Statement No.4
mendefinisikan Prinsip Akuntansi Yang Diterima Umum sebagai pendekatan umum yang
digunakan oleh para akuntan dalam mengakui dan memilai peristiwa-peristiwa yang
mempengaruhi prosesi keuangan dan hasil usaha dari suatu entitas. Ini masih tumpang tindih
dengan pernyataan Grady, dimana suatu prinsip diidentifikasi sebagai suatu praktek yang
dapat diterima, tetapi terdapat perbedaan antara prinsip dengan dalil meskipun mereka

4
berasal dari kebutuhan praktis dan suatu pengalaman yang terkait. Berdasarkan orientasinya,
prinsip dikelompokkan menjadi prinsip berorientasi input dan output.

3. Prinsip Berorientasi Pada Input


Lebih mementingkan pendekatan umum atau aturan untuk penyusunan laporan keuangan
dan kontennya, termasuk pengungkapan tambahan yang diperlukan merupakan prinsip
berorientasi pada input. Penekanannya adalah ada pada informasi keuangan yang dihasilkan
suatu perusahaan akan berbeda dengan perusahaan yang lain, termasuk prinsip-prinsip yang
melandasinya.

4. Aturan Operasi Yang Mendasari Umum


Terdapat 2 klasifikasi dalam prinsip yang beroreintasi dengan input yaitu terlibat dalam
pengakuan pendapatan dan terlibat dalam pengakuan beban.
a. Pengakuan
Pendapatan didefinisikan sebagai keluaran suatu perusahaan dalam kaitannya dengan
produk atau jasa. Secara umum diakui bahwa pendapatan muncul dalam hubungannya
dengan semua operasi perusahaan. Prinsip pengakuan pendapatan adalah hal yang paling
luas dalam akuntansi biaya historis. Proyek kerangka FASB menyatakan pengakuan
pendapatan terjadi dengan 2 kriteria, yaitu:
1. Aset yang akan diterima dari kinerja fungsi pendapatan direalisasikan
2. Kinerja funsi pendapatan adalah dicapai secara substansial.
b. Pencocokan
Beban didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan sebagai akibat dari pendapatan yang
diperoleh. Biaya diperlukan untuk memproduksi suatu pendapatan. Proses pengakuan
berakhirnya biaya untuk kategori seperti depresiasi, harga pokok penjualan, bunga dan
biaya ditangguhkan disebut dengan pencocokan. Pencocokan disini menyiratkan bahwa
biaya dapat diakui secara adil dan merata terhapa pengakuan pendapatan. Pencocokan
merupakan aspek kedua setelah pengakuan dari keutamaan pengukuran pendapatan atas
penilaian aset dan kewajiban dalam sistem saat ini yang lebih berorientasi pada biaya
historis.

5
5. Prinsip Pembatas
Kelompok kedua dari prinsip-prinsip berorientasi masukan atau input masih tumpang tindih
dengan mengubah kata-kata dalam pernyataan dari APB Statement 4.
a. Konservatisme
Konservatisme memegang peranan penting dalam akuntan. Konservatisme yang
berorientasi dengan pembuat standar didefinisikan sebagai upaya untuk memilih metode
akuntansi yang berlaku umum sehingga menghasilkan hal-hal sebagai berikut:
- Pengakuan pendapatan secara berangsur-angsur
- Pengakuan biaya
- Penilaian aset yang lebih rendah
- Nilai kewajiban yang lebih tinggi.

Dengan demikian pertimbangan pendapatan yang lebih rendah akan didahulukan


daripada yang lebih tinggi penilaian asetnya dalam menentukan apakah suatu metode atau
pendekatan konservatif. Salah satu contohnya, pendekatan pendapatan tidak
didistribusikan tidak termasuk memegang keuntungan nyata dalam perhitungan laba.
Akibatnya, dalam lingkungan inflasi, pendapatan yang didistribusikan sering
menyebabkan penilaian asset yang lebih tinggi dan manajemen memiliki insentif yang
kuat untuk menahan “berita buruk” yang akan mempengaruhi pendapatan.
b. Pengungkapan
Pengungkapan mengacu pada informasi keuangan yang relevan, baik didalam maupun
diluar dari laporan keuangan. Lang dan Lundholm menemukan bahwa pengungkapan
sering dilakukan dan mengalami peningkatan sekitar enam bulan sebelum penawaran
harga saham. Terdapat dua hal penting bahwa pengungkapan merupakan hal penting di
masa yang akan datang, yaitu pertama sebagai lingkungan bisnis yang dapat tumbuh
lebih kompleks dan yang kedua pasar modal mampu menyerap informasi dengan lebih
cepat.
c. Materialitas
Materialitas lebih mengacu pada pentingnya suatu item bagi pengguna dalah hal
relevansinya dengan evaluasi atau pengambilan keputusan. Materialitas dan
pengungkapan dapat menjadi isu yang sangat penting dimasa yang akan datang. Dalam
hal ini, FASB mengeluarkan pembahasan mengenai memorandum yang melihat banyak

6
faktor yang dapat mempengaruhi penilaian materialitas, namun sampai saat ini standar
tersebut tidak pernah muncul.
d. Objektivitas
Objektivitas ditafsirkan dalam beberapa cara tertentu, utamanya dalam hal kualitas bukti
yang mendasari transaksi yang diringkas dan diatur dalm bentuk laporan keuangan.
Konsep kualitas bukti dianggap terpisah bagi pihak-pihak yang menjalankan. Pernyataan
APB Statement No.4 mengadopsi pandangan ini meskipun konsep yang dibahas sebagai
tujuan kualitatif dari akuntansi dan pemastian relabel.

6. Prinsip Berorientasi Hasil


Prinsip-prinsip yang berorientasi pada hasil pengungkapan kualitas laporan keuangan harus
dimiliki jiki dilihat dari sudut pandang penyusun maupun pengguna.
a. Dapat dibandingkan
Perbandingan dilihat dari sudut pandang pengguna, dimana para pengguna akan menilai
tingkat keandalan laporan keuangan dengan tahun sebelumnya ketika laporan keuangan
dan hasil operasi dievaluasi. Perbandingan sangat bergantung pada jumlah keseragaman
yang dicapai dalam pencatatan transaksi. Keterbandingan ini dapat ditingkatkan dengan
lebih banyak keseragaman, tetapi biayanya mungkin melebihi manfaat.
b. Konsistensi
Konsistensi merupakan aspek dari masalah keseragaman yang lebih luas. Keadaan yang
berbeda diantara perusahaan, terutama ketika berbeda industri yang terlibat sehingga
tidak mungkin untuk mencapai keseragaman. Oleh karena itu, konsistensi dasar pada
perusahaan dengan pengungkapan penuh ketika perubahan terjadi akan menjadi yang
paling banyak tujuan praktis relatif terhadap prinsip-prinsip yang berorientasi pada hasil.
c. Keseragaman
Keseragaman menjadi masalah penting dalam akuntansi. Namun ada beberapa aspek
kecil yang tidak selalu sepenuhnya diperhatikan. Yang termasuk interpretasi
keseragaman yaitu sebagai berikut:
1. Serangkaian prinsip yang seragam untuk semua perusahaan dengan interpretasi dan
penerapan calon yang diserahkan kepada entitas individu.

7
2. Perjanjian akuntansi serupa diperlukan dalam situasi yang sama secara luas,
mengabaikan keadaan yang mungkin berbeda.
3. Perlakuan akuntansi serupa yang memperhitungkan keadaan ekonomi.

C. Teori-Teori Ekuitas
Permasalahan dalam teori ekuitas yaitu hubungan antara perusahaan dengan pemiliknya.
Beberapa penulis telah menyatakan bahwa untuk mencapai konsistensi, satu teori ekuitas
harus dipilih dan ditaati. Terdapat beberapa teori ekuitas, yaitu teori kepemilikan, teori
entitas, teori ekuitas residual, teori dana dan teori pimpinan.
1. Teori Kepemilikan
Teori kepemilikan dimulai setidaknya sejak awal abad kedelapan belas yang
menggambarkan ekonomi yang sebagian besar terdiri dari perusahaan-perusahaan kecil
yang dioperasikan oleh pemilik yang ada sebelum revolusi industri. Teori kepemilikan
menganggap bahwa pemilik dan perusahaannya pada hakikatnya sama. Adapun
persamaan dari teori ini adalah sebagai berikut:
∑ Aktiva + ∑ Kewajiban = Modal Pemilik
Inti dari teori kepemilikan ini adalah ketepatan dengan komponen pengukuran
pendapatan, seperti yang saat ini ditafsirkan dalam sistem berbasis biaya historis,
meskipun pemilik tidak melaksanakan fungsinya sebagai pemeriksa atas akun ekuitas
pemilik yang disarankan oleh teori kepemilikan.
2. Teori Entitas
Adanya ketidakpuasan pada orientasi teori kepemilikan, menyebabkan perkembangan
bagi teori entitas. Teori entitas ini menekankan pada hasil kekayaan yang dimiliki oleh
suatu perusahaan berasal dari hutang dan ekuitas pemilik perusahaan. Persamaan dari
teori ekuitas ini adalah sebagai berikut:
∑ Aktiva = ∑ Ekuitas + ∑ Hutang
Menurut teori ekuitas ortodoks, terdapat sifat ganda pada kedua akun ekuitas pemilik
perusahaan dan pertanyaan tentang klaim utama atas pendapatan. Pemegang saham
memiliki hak untu menerima dividen, memberikan pendapat pada saat rapat perusahaan
tahunan dan berbagi dalam aset bersih setelah semua klaim lainnya dipenuhi. Teori

8
ekuitas memberikan penjelasan yang baik tentang hubungan antara perusahaan dan
pemiliknya.
3. Teori Ekuitas Residual
Teori ekuitas residual dikembangkan oleh George Staubus tetapi pada awalnya
ditemukan oleh William A. Paton. Asumsi mendasar dari teori ekuitas residual ini adalah
bahwa informasi yang berkenaan untuk tujuan pengambilan keputusan, misalnya
prediksi arus kas, harus diberikan kepada pemegang ekuitas residual. Pemegang ekuitas
residual tersebut ialah kelompok pemegang hak ekuitas yang paling berkuasa diantara
semua pemilik hak lainnya yang bisa melakukan perubahan atas kejadian (terjadinya
reorganisasi). Adapun persamaanya sebagai berikut:
Ekuitas Residual = ∑ Aktiva - ∑ Ekuitas (∑ Hutang + ∑ Saham Preferen)
Berkenaan dengan memorandum diskusi dengan FASB terkait apakah perbedaan antara
hutang dengan ekuitas harus dipertahankan, Clark dengan tegas menyatakan bahwa
perbedaaan tersebut harus dipertahankan. Clark juga melihat bahwa teori keuangan
modern lebih sejalan dengan teori kepemilikan dibandingkan dengan teori entitas
residual.
4. Teori Dana
Teori dana yang dikembangkan oleh William J. Vatter, mundur dari teori entitas dan
kepemilikan karena kelemahan inheren dan inkosistensi keduanya. Dana merupakan
sekelompok aset dan kewajiban yang ada untuk tujuan pasti yang bisa atau tidak
menimbulkan suatu pendapatan. Adapun persamaan dalam teori ini sebagai berikut:
∑ Aktiva = ∑ Pembatasan Atas Aktiva
Batasan atas aktiva muncul dari kewajiban dan modal yang diinvestasikan. Pembatasan
atas aktiva termasuk juga tujuan khusus untuk mendapatnya dari undang-undang secara
hukum atau kontrak. Oleh sebab itu, teori dana ini lebih bisa diterima dan diterapkan oleh
pemerintah dan nirlaba dimana dana abadi, sitaan, dan kelompok aset khusus sering kali
ditujukan untuk tujuan tertentu dan terpisah.
5. Teori Pimpinan
Pada awalnya teori pimpinan diusulkan oleh seorang akademisi terkemuka di Australia,
yaitu Louis Goldberg. Louis Goldberg merasa sangat tidak nyaman dengan konsep
seperti dana dan entitas. Louis Goldberg mengungkapkan fakta bahwa manajemen

9
membutuhkan informasi agar dapat menjalankan fungsi kontrol dan perencanaannya atas
nama pemilik perusahaan. Teori pimpinan dapat diterapkan untuk akuntansi manajerial
daripada akuntansi keuangan tetapi pihak manajer harus mengalihkan pandangan kepada
investor.
6. Pandangan Terhadap Teori Ekuitas
Teori ekuitas ini tidak mungkin bisa memberikan dasar deduktif yang konsisten untuk
semua transaksi keuangan dan peristiwa akuntansi karena mereka hanya mengambil
pandangan yang terbatas tentang perusahaan. Biaya saham yang merupakan beban bagi
pemegang saham harus dikurangkan dari ekuitas.

10
DAFTAR PUSTAKA

Wolk Harry, Tearney Michael dan Dodd James. 2001. Accounting Theory: A Conceptual and
Institutional Approach Fifth Edition. United States of America: South Western College
Publishing.

11

Anda mungkin juga menyukai