Anda di halaman 1dari 56

SKENARIO 2

Seorang wanita, usia 45 tahun, PvA0, datang ke poliklinik dengan keluhan haid tidak
teratur, kadang-kadang 2-3 bulan baru mendapat haid selama 1 tahun terakhir ini.
KATA SULIT
PvA0 : P (Partus = jumlah persalinan), A (Abortus = jumlah aborsi), sehingga PvA0
adalah pasien sudah melakukan persalinan sebanyak 5 kali dan belum pernah
melakukan aborsi.
KALIMAT KUNCI
1. Wanita usia 45 tahun
2. PvA0
3. Keluhan haid tidak teratur
4. Kadang-kadang 2-3 baru mendapat haid
5. Telah terjadi selama 1 tahun terakhir
PERTANYAAN
1. Apakah yang dimaksud dengan haid dan jelaskan fisiologi haid!
2. Jelaskan hormon-hormon apa saja yang berperan pada proses menstruasi!
3. Bagaimana etiologi gangguan menstruasi dan jelaskan jenis-jenis gangguan
menstruasi!
4. Jelaskan patomekanisme terjadinya gangguan haid!
5. Jelaskan keluhan yang sering ditemukan dan berhubungan dengan gangguan
haid!
6. Apa saja langkah-langkah diagnosis yang dilakukan pada gangguan
menstruasi?
7. Bagaimana penanganan gangguan menstruasi?
8. Bagaimana perspektif islam sesuai skenario?

Page
JAWABAN
1. Apakah yang dimaksud dengan haid dan jelaskan fisiologi haid!
Definisi Haid
Haid adalah darah kotor dan selaput lendir rongga rahim yang terlepas dengan
sendirinya akibat perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron, yang akan
keluar dari rahim melalui liang vagina.2
Fisiologi Haid

Gambar 1. Siklus haid1

Saat seorang bayi perempuan lahir, dia memiliki sekitar 450 ribu sel telur yang
disimpan di dalam ovarium yang masing-masing memiliki kantung yang disebut
folikel. Seiring dengan perkembangan menjadi dewasa, tubuh mulai memproduksi
berbagai hormone yang mematangkan sel telur. Hal ini merupakan awal siklus
pertama, dimana siklus ini akan berlangsung dan berakhir pada saat menopause.1,2,3
Dalam masa kanak-kanak, indung telur masih istirahat, belum berfungsi dengan
baik. Setelah akil balik, maka terjadilah perubahan-perubahan besar pada seluruh

Page
tubuh wanita. Pubertas tercapai pada usia sekitar 12-16 tahun, namun hal ini
diperhatikan oleh keturunan, bangsa, iklim, dan lingkungan. Kedewasaan manusia
ditandai dengan adanya perubahan-perubahan siklik pada alat kandungan sebagai
persiapan untuk kehamilan. Haid merupakan tanda utama pubertas pada seorang
wanita, dan merupakan satu dari berbagai tanda fisik pada seorang anak perempuan
menjadi wanita dewasa. 1,2,3
Masa reproduksi merupakan masa terpenting pada wanita dan berlangsung kira-
kira 33 tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan bermakna untuk kemugkinan
kehamilan. Pada wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan secara teratur
mengeluarkan darah dari alat kandungannya, dan ini yang disebut haid. Ada yang
menyebutnya mensis, menstruasi, datang bulan, kain kotor, atau period. Haid yang
pertama kali disebut menarke. Setelah masa reproduksi, wanita masuk dalam masa
klimakterium yang terjadi secara berangsur-angsur di mana haid akan menjadi tidak
teratur , lalu akhirnya berhenti sama sekali sesuai dengan lanjutnya usia. Keadaan ini
disebut menopause (stop haid). Dalam proses terjadinya ovulasi harus ada kerjasama
antara korteks serebri, hipotalamus, hipofisis, ovarium, glandula tiroidea, glandula
supra renalis dan kelenjar kelenjar endokrin lainnya, yang memegang peranan penting
dalam proses tersebut adalah hubungan antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium
(hyopothalamic-pituitary-ovarian axis). 1,2,3
Siklus Ovarium1,2,3
Ovarium mengalami perubahan- perubahan dalam besar, bentuk, dan posisinya
sejak bayi dilahirkan hingga masa tua seorang wanita. Disamping itu terdapat
perubahan perubahan yang diakibatkan oleh rangsangan berbagai kelenjar endokrin.

Perubahan pada ovarium utamanya dikontrol oeleh hipofisis anterior yang


memproduksi tiga hormon utama yaitu Follicle Stimulating Hormone (FSH ) yang
menstimulasi pertumbuhan folikel. Luteinizing Hormone (LH) yang menstimulasi
ovulasi dan menyebabkan luteinisasi dari sel sel granulosa setelah ovum dikeluarkan,
serta prolaktin yang juga dikeluarkan oleh hipofisis anterior.

Page
1. Fase Folikuler (Pertumbuhan Folikel)
Pada saat seorang anak perempuan lahir masing- masing ovum dikelilingi
oleh selapis sel granulosa, dan ovum dengan selubung sel granulosanya disebut
folikel primordial. Sesudah pubertas bila FSH dan LH dari kelenjar hipofisis
anterior mulai disekresikan dalam jumlah besar, seluruh ovarium bersama
dengan folikelnya akan mulai bertumbuh.
Mula mula sel sel sekeliling ovum yang berlipat ganda, kemudian diantara sel
sel ini timbul sebuah rongga yang berisi cairan yang disebut liquor folliculi.
Ovum sendiri terdesak ke pinggir dan terdapat di tengah tumpukan sel yang
menonjol ke dalam rongga folikel. Tumpukan sel dengan sel telur di dalamnya
disebut cumulus oophorus. Antara sel telur dan sel sekitarnya terdapat zona
pelluzida. Sel sel granulosa lainnya yang membatasi ruang folikel disebut
membrane granulosa. Dengan tumbuhnya folikel, jaringan ovarium sekitar
folikel tersebut terdesak keluar dan membentuk 2 lapisan yaitu theca interna
yang banyak mengandung pembuluh darah dan theca externa yang terdiri dari
jaringan ikat yang padat. Folikel yang matang ini disebut folikel de Graaf .
Folikel de Graaf menghasilkan estrogen dimana tempat pembuatannya terdapat
di theca interna. Karena liquor follikuli terbentuk terus maka tekanan di dalam
folikel makin tinggi, tetapi untuk terjadinya ovulasi bukan hanya tergantung pada
tekanan tinggi tersebut melainkan juga harus mengalami perubahan-perubahan
nekrobiotik pada permukaan folikel. Pada permukaan ovarium sel - sel menjadi
tipis hingga pada suatu waktu folikel akan pecah dan mengakibatkan keluarnya
liquor follikuli bersama dengan ovum yang dikelilingi oleh sel sel cumulus
oophorus. Keluarnya sel telur dari folikel de Graaf disebut ovulasi.
2. Fase Ovulasi
Ovulasi pada wanita yang mempunyai siklus menstruasi normal 28 hari,
ovulasi terjadi 14 hari sesudah terjadinya menstruasi.7 Ovulasi merupakan
pelepasan suatu oosit, yang biasanya terjadi pada hari ke 14, yang merupakan
titik tengah siklus rata- rata. Fase ini hanya memakan waktu 2 atau 3 menit.

Page
Peristiwa yang terjadi selama ovulasi adalah sebagai berikut: Pada hari terakhir
atau dua hari sebelum fase preovulatori, level estrogen sangat tinggi. Estrogen
merangsang hipofisis anterior untuk mensekresi LH dan hipotalamus untuk
mengeluarkan GnRH. GnRH akan lebih menginduksi peningkatan sekresi FSH
dan LH oleh hipofisis. Oleh karena itu level FSH meningkat dalam dua hari
terakhir sebelum ovulasi, tapi level LH lebih meningkat.
LH akan menyebabkan sekresi hormon - hormon steroid folikuler dengan
cepat yang mengandung sejumlah kecil progesteron untuk pertama kalinya.
Dalam waktu beberapa jam akan berlangsung dua peristiwa, keduanya
dibutuhkan untuk ovulasi. teka eksterna (kapsul folikel) mulai melepaskan enzim
proteolitik dari lisosim yang akan melarutkan dinding kapsul dan akibatnya yaitu
melemahnya dinding, menyebabkan makin membengkaknya seluruh folikel.
Secara bersamaan juga akan terjadi pertumbuhan pembuluh darah baru yang
berlangsung cepat ke dalam folikel, dan pada saat yang bersamaan, prostaglandin
setempat (hormon yang menyebabkan vasodilatasi) akan disekresi dalam
jaringan folikular. Kedua efek ini selanjutnya akan menyebakan transudasi
plasma ke dalam folikel yang juga berperan dalam pembengkakan folikel.
Akhirnya kombinasi dari pembengkakan folikel dan degenerasi stigma
mengakibatkan pecahnya folikel disertai pengeluaran ovum. Proses inilah yang
dikenal dengan ovulasi.
3. Fase Luteal
Selama beberapa jam pertama sesudah ovum dikeluarkan dari folikel, sel- sel
granulosa dan teka interna yang tersisa berubah dengan cepat menjadi sel lutein.
Diameter sel ini besar, dua kali atau lebih dan terisi dengan inklusi lipid yang
memberi tampilan kekuningan. Proses ini disebut luteinisasi dan seluruh massa
dari sel bersama- sama disebut korpus luteum. Suatu suplai vaskuler berkembang
baik dalam korpus luteum. Perubahan sel – sel granulosa dan sel teka menjadi sel
lutein sangat bergantung pada LH yang di hasilkan oleh kelenjar hipofisis
anterior. Sel – sel granulosa yang terdapat dalam retikulum endoplasma halus

Page
yang luas membentuk sejumlah besar hormon seks wanita progesteron dan
estrogen, tetapi lebih banyak progesteron.
Pecahnya folikel memulai serangkaian morfologis dan perubahan kimia
menuju transformasi ke korpus luteum. Membran basement akan memisahkan
granulosa lutein dan sel teka lutein yang rusak, dan 2 hari setelah ovulasi,
pembuluh darah dan kapiler mengisi lapisan sel granulosa. Selama luteinization,
sel-sel ini mengalami hipertrofi dan meningkatkan kapasitas mereka untuk
mensintesis hormon.
Estrogen khususnya dan progesteron dalam jumlah lebih sedikit yang
disekresi oleh korpus luteum selama tahap luteal dari siklus ovarium mempunyai
efek umpan balik yang kuat terhadap kelenjar hipofisis anterior dalam
mempertahankan kecepatan sekresi FSH maupun LH yang rendah. Selain dari itu
sel lutein juga mensekresi sejumlah kecil hormon inhibin yang menghambat
sekresi dari kelenjar hipofisis anterior khususnya FSH. Sebagai akibatnya
konsentrasi FSH dan LH dalam darah turun rendah dan hilangnya hormon ini
menyebabkan korpus luteum berdegenerasi secara menyeluruh, suatu proses
yang disebut involusi korpus luteum. Involusi akhir terjadi pada hampir tepat 12
hari dari masa hidup korpus luteum yang merupakan hari ke 26 dari siklus wanita
normal menjadi apa yang disebut korpus albikans yang nantinya akan digantikan
oleh jaringan ikat 2 hari sebelum menstruasi mulai. Sekarang, kurangnya sekresi
estrogen, progesteron, dan inhibin dari korpus luteum akan menghilangkan
umpan balik halangan dari kelenjar hipofisis anterior, memungkinkan kelenjar
kembali meningkatkan sekresi FSH, dan setelah beberapa hari kemudian sedikit
meningkatkan jumlah LH. FSH dan LH akan merangsang pertumbuhan Folikel
baru untuk memulai siklus ovarium yang baru. Tergantung apakah terjadi
konsepsi (pembuahan) atau tidak, corpus luteum dapat menjadi corpus luteum
graviditatum atau corpus luteum menstruationum. Jika terjadi konsepsi, corpus
luteum dipelihara oleh hormon Chorion Gonadotrophin yang dihasilkan oleh
sinsiotrofoblas dari korion.

Page
Siklus Endometrium1,2,3
Selama kehidupan reproduksi, endometrium terus-menerus mengalami perubahan
siklik. Setiap siklus umumnya melewati empat tahap yang sesuai dengan aktivitas
hormon ovarium dan dapat diidentifikasi melalui biopsi endometrium atau
pemeriksaan multi hormon. Siklus endometrium terdiri dari 4 fase :

1. Fase menstruasi atau deskuamasi


Kira-kira 2 hari sebelum akhir siklus bulanan korpus luteum tiba-tiba
berinvolusi dan hormon- hormon ovarium estrogen dan progesteron menurun
dengan tajam sampai kadar sekresi yang rendah kemudian terjadilah menstruasi.
Menstruasi disebabkan oleh berkurangnya estrogen dan progesteron secara tiba-
tiba terutama progesteron pada akhir siklus ovarium bulanan. Efek pertama
adalah penurunan rangsangan terhadap sel endmetrium oleh kedua hormon ini
diikuti dengan cepat oleh involusi endometrium menjadi kira- kira 65 % dari
ketebalan semula. Pada masa ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus
disertai dengan perdarahan. Hanya lapisan tipis yang tinggal yang disebut dengan
stratum basal, stadium ini berlangsung. 4 hari. Dengan haid itu keluar darah,
potongan- potongan endometrium dan lendir dari serviks. Darah tidak membeku
karena adanya fermen yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan
potongan potongan mukosa. Hanya kalau banyak darah keluar maka fermen
tersebut tidak mencukupi hingga timbul bekuan bekuan darah dalam darah haid.
2. Fase post menstruasi atau stadium regenerasi
Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan endometrium secara
berangsur angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang
tumbuh dari sel sel epitel kelenjar endometrium. Pada waktu ini tebal
endometrium ± 0,5 mm, stadium sudah mulai waktu stadium menstruasi dan
berlangsung ± 4 hari.
3. Fase proliferatif

Page
Fase proliferatif dapat berbeda-beda dalam hal durasi tapi biasanya konsisten
pada masing-masing individu. Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi
setebal ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke 5 sampai hari ke 14 dari
siklus haid. Fase proliferasi dapat dibagi dalam 3 subfase yaitu :
a. Fase proliferasi awal
Fase proliferatif awal dimulai kira- kira pada hari keempat atau kelima
siklus, tepat sebelum akhir menstruasi, dan berlangsung selama 2-3 hari.
Akhir fase ini bertepatan dengan hari kesembilan siklus haid. Fase ini
dikenal dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel,
terutama dari mulut kelenjar. Kelenjar kebanyakan lurus, pendek dan
sempit. Bentuk kelenjar ini merupakan ciri khas fase proliferasi, sel sel
kelenjar mengalami mitosis. Sebagian sediaan masih menunjukkan
suasana fase menstruasi dimana terlihat perubahan perubahan involusi dari
epitel kelenjar yang berbentuk kuboid. Stroma padat dan sebagian
menunjukkan aktivitas mitosis, sel selnya berbentuk bintang dan lonjong
dengan tonjolan tonjolan anastomosis. Nukleus sel stroma relatif besar
karena sitoplasma relatif sedikit.
b. Fase Mieproliferatif
Fase yang midproliferatif bertepatan dengan hari ke-10 siklus.
Permukaan endometrium lebih teratur, kelenjar lebih berkelok-kelok, dan
sel-sel kelenjar pseudostratified. Ketebalan endometrium meningkat.
c. Fase proliferasi akhir
Fase ini berlangsung pada hari ke 11 sampai hari 14. Fase ini dapat
dikenal dari permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak
mitosis. Inti epitel kelenjar membentuk pseudostratifikasi. Stroma
bertumbuh aktif dan padat.
4. Fase pramenstrum atau stadium sekresi
Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke 14 sampai ke 28.
Selama sebagian besar separuh akhir siklus bulanan setelah ovulasi terjadi,

Page
progesteron dan estrogen disekresi dalam jumlah yang besar oleh korpus luteum.
Estrogen menyebabkan sedikit proliferasi sel tambahan pada endometrium
selama fase siklus endometrium ini sedangkan progestron menyebabkan
pembengkakan yang nyata dan perkembangan sekretorik dari endometrium. Pada
fase ini endometrium kira kira tebalnya tetap, tetapi bentuk kelenjar berubah
menjadi panjang, berkelok kelok dan mengeluarkan getah yang makin lama
makin nyata. Dalam endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang kelak
diperlukan sebagai makanan untuk telur yang dibuahi. Memang tujuan perubahan
ini adalah untuk mempersiapkan endometrium menerima telur yang dibuahi.
Fase ini dibagi atas :
1. Fase sekresi dini
Dalam fase ini endometrium lebih tipis daripada fase sebelumnya
karena kehilangan cairan, tebalnya ± 4 – 5 mm. Pada saat ini dapat
dibedakan beberapa lapisan, yaitu :
a. stratum basale, yaitu lapisan endometrium bagian dalam yang berbatasan
dengan lapisan miometrium. Lapisan ini tidak aktif, kecuali mitosis pada
kelenjar.
b. stratum spongiosum, yaitu lapisan tengah berbentuk anyaman seperti
spons. Ini disebabkan oleh banyak kelenjar yang melebar dan berkelok-
kelok dan hanya sedikit stroma di antaranya.
c. stratum kompaktum, yaitu lapisan atas yang padat. Saluran saluran
kelenjar sempit, lumennya berisi sekret dan stromanya edema.
2. Fase sekresi lanjut
Endometrium dalam fase ini tebalnya 5 – 6 mm. Dalam fase ini
terdapat peningkatan dari fase sekresi dini, dengan endometrium sangat
banyak mengandung pembuluh darah yang berkeluk keluk dan kaya dengan
glikogen. Fase ini sangat ideal untuk nutrisi dan perkembangan ovum.
Sitoplasma sel sel stroma bertambah. Sel stroma menjadi sel desidua jika
terjadi kehamilan.

Page
2. Jelaskan hormon-hormon apa saja yang berperan pada proses menstruasi!
Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone).
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron.4,5

Tabel 1. Aksi Hormonal dan Siklus Menstruasi5

Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis


ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus. Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi (positif feedback, pada fase folikuler) maupun menghambat
(inhibitory/negatif feedback, pada saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di hipofisis
atau GnRH di hipothalamus

Page
Gambar 2. Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis ovarium 5

Perubahan kadar hormon saat siklus menstruasi


Proses di dalam ovarium bertanggungjawab terhadap naik turunnya kadar hormon
yang memicu ovulasi dan perubahan endometrium. Proses siklik di ovarium disebut
siklus ovarium yang terdiri dari fase folikular dan fase luteal.4

Gambar 3. Perubahan kadar hormon saat siklus menstruasi4

Page
Pada awal fase folikuler terjadi umpan balik negatif estrogen
Pada awal fase folikular, sekresi pulsatil GnRH semakin meningkat
frekuensinya dan ini memicu peningkatan LH dan FSH yang akan berperan dalam
perkembangan folikel di ovarium. Sementara itu, seiring perkembangan folikel
karena pengaruh FSH, estrogen semakin banyak diproduksi sedangkan progesteron
masih rendah. Makin tinggi kadar estrogen akan semakin menekan sekresi FSH dan
LH (umpan balik negatif/negative feedback). Akibatnya, walaupun frekuensi pulsatil
GnRH meningkat namun umpan balik negatif estrogen menyebabkan hasil akhir
berupa stabilisasi atau sedikit penurunan kadar FSH dan LH (yang sebelumnya di
awal fase folikuler meningkat).4
Umpan balik positif estrogen memicu LH surge sehingga terjadi ovulasi
Umpan balik negatif peningkatan kadar estrogen pada fase luteal tidak
berlangsung terus menerus. Peningkatan yang tinggi dampai titik tertentu tidak
berefek menghambat namun malah akan menstimulasi peningkatan sekresi FSH dan
LH yang tiba-tiba (LH surge). Ternyata peningkatan LH tiba-tiba ini akan dan
menyebabkan pecahnya folikel sehingga terjadi ovulasi (keluarnya ovum dari
ovarium).4

Gambar 4. Umpan balik positif estrogen memicu LH surge sehingga terjadi ovulasi4

Page
Pada fase luteal terjadi umpan balik negatif progesteron dan estrogen
Folikel yang ditinggalkan ovum akan berkembang menjadi corpus luteum
yang mensekresi progesteron sehingga kadarnya meningkat. Hormon estrogen yang
sempat menurun setelah ovulasi, kadarnya akan meningkat lagi karena corpus luteum
juga menghasilkan estrogen. Berbeda dengan saat fase folikuler akhir, pada fase
luteal ini tingginya kadar estrogen menghambat hypothalamus dan hipofisis sehingga
frekuensi pulsatil GnRH dan kadar FSH/LH menjadi rendah (umpan balik
negatif/negative feedback). Usia corpus luteum adalah 12 hari kemudian masuk
proses degenerasi, akibatnya pada hari ke 14 kadar progesteron dan estrogen menjadi
rendah. Rendahnya kadar estrogen dan progesteron akan menstimulasi peningkatan
frekuensi pulsatil GnRH dan sekresi FSH/LH. Fase siklus ovulasi kemudaian masuk
ke fase folikuler lagi.4
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:5
1. FSH-RH(follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH
2. LH–RH (Luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisi mengeluarkan LH
3. PIH (prolactine inhibiting hormone)  yang menghambat hipofisis untuk
mengeluarkan prolaktin.
4. Estrogen
Estrogen atau hormone seks wanita bertanggung jawab atas pertumbuhan dan
perkembangan tuba falopi, ovarium, uterus dan alat kelamin eksternal serta
karakteristik seksual sekunder wanita.Hormone tersebut terutama berkaitan
dengan perubahan-perubahan siklus normal yang terjadi pada endometrium
dan rahim selama siklus.Estradiol merupakan estrogen alam utama yang
diproduksi oleh ovarium disamping beberapa estrogen yang diproduksi secara
metabolic dalam hati. Estrogen digunakan untuk terapi pada beberapa kondisi
wanita termasuk control konsepsi, endometriosis, hipogonadisme, menopause
dan perdarahan abnormal.

Page
5. Progestin
Merupakan hormone yang secara alami terutama diproduksi oleh corpus
luteum dan plasenta yang berperan dalam reproduksi dengan mempersiapkan
endometrium untuk implantasi telur dan membantu perkembangan serta
berfungsinya kelenjar mammary.Di samping efek progestationalnya, progestin
sintetik tertentu memiliki efek anabolic, andragonik atau estrogenic (biasanya
lemah).Progesterone merupakan progestin alam yang paling banyak yang
selain efeknya sebagai hormone juga berfungsi sebagai prazat untuk produksi
berbagai androgen, kortikosteroid dan estrogen secara endogen.
3. Bagaimana etiologi gangguan menstruasi dan jelaskan jenis-jenis gangguan
menstruasi!
Klasifikasi gangguan haid :6
Gangguan Lama dan Jumlah Darah haid
 Hipermenorea
 Hipomenorea
Gangguan Siklus Haid
 Polimenorea
 Oligomenorea
 Amenorea
Gangguan Perdarahan di Luar Siklus Haid
 Dismenorea
 Sindroma prahaid
Penyebab Gangguan Haid6
1. Keadaan patologi panggul
Lesi permukaan pada traktus genital
 Mioma Uteri, adenomiosis
 Polip endometrium
 Hiperplasia endometrium

Page
 Adenokarsinoma endometrium, sarkoma
 Infeksi pada serviks, endometrium dan uterus
 Kanker serviks, polip
 Trauma
Lesi dalam
 Adenomiosis difus, mioma uteri, hipertrofi miometrium
 Endometriosis
 Malformasi arteri vena pada uterus
2. Penyakit medis sistemik
 Gangguan hemostasi, penyakit von Willebrand, gangguan faktor II, V, VII,
VIII, IX, XIII, trombositopenia, gangguan platelets
 Penyakit tiroid, hepar, gagal ginjal, disfungsi kelenjar adrenal, SLE
 Gangguan hipotalamus hipofisis : adenoma, prolaktinoma, stres, olahraga
berlebih
4. Jelaskan patomekanisme terjadinya gangguan haid!

5. Jelaskan keluhan yang sering ditemukan dan berhubungan dengan gangguan


haid!
Bagi kaum wanita menjelang dan saat menstruasi adalah hari-hari
”menyiksa”. Rasa sakit menstruasi juga diikuti dengan premenstruasi
sindrom(PMS) yaitu sekumpulan gejala bervariasi baik gejala secara fisik dan
psikologis yang terkait dengan siklus menstruasi perempuan. Biasanya muncul
antara 7 hingga 14 hari sebelum masa haid dimulai dan biasanya berhenti saat
haid mulai. Keluhan yang berhubungan dengan siklus haid, dimulai pada minggu
terakhir fase luteum dan berakhir setelah mulainya haid.8,9
Paling sedikit didapatkan beberapa keluhan, antara lain :

Page
 Perubahan psikis dan mental :
a. Gangguan mood (mudah tersinggung/sensitive/mudah marah)
Hal tersebut disebabkan hormon estrogen dan progesteron yang menurun
dengan drastis sesaat sebelum terjadinya menstruasi. Seperti telah dijelaskan
sebelumnya, sistem reproduksi terkait erat dengan susunan saraf pusat,
termasuk otak. Oleh karena itu, perubahan hormonal yang mengatur sistem
reproduksi kemungkinan juga akan berpengaruh pada kerja otak yang
mengatur emosi dan mood (perasaan).
b. Cemas
c. Labil, tiba-tiba susah, takut, marah
d. Konflik interpersonal
e. Berkurangnya minat terhadap aktivitas rutin
f. Cepat merasa lelah
g. Sukar berkonsentrasi dan pelupa
h. Perubahan nafsu makan
i. Insomnia dan gelisah
j. Kehilangan kontrol diri
 Keluhan-keluhan fisik
a. Nyeri pada payudara
b. Nyeri sendi/otot
c. Sakit kepala(pusing)
d. Perut kembung dan
e. Jerawat bertambah
Gangguan-gangguan yang disebutkan diatas disebabkan karena adanya kontraksi
otot-otot halus rahim, yang dikendalikan oleh interaksi hormon yang dikeluarkan oleh
hipotalamus, kelenjar dibawah otak depan dan indung telur (ovarium).8,9

Page
6. Apa saja langkah-langkah diagnosis yang dilakukan pada gangguan menstruasi?
Anamnesis10,11,12
a) Keluhan utama
Keluhan yang dialami pasien sekarang.
b) Riwayat penyakit umum
Apakah penderita pernah menderita  penyakit  berat, TBC, jantung,
ginjal, kelainan darah, diabetus melitus dan  kelainan  jiwa.   
Riwayat operasi non ginekologikseperti strumektomi, mammektomi,
appendektomi, dan lain-lain.
c) Riwayat obstetrik
Perlu diketahui riwayat kehamilan sebelumnya, apakah pernah
mengalami keguguran, partus secara spontan normal atau partus dengan
tindakan, dan bagaimana keadaan anaknya. Adakah  infeksi nifas dan
riwayat kuretase yang dapat menjadi sumber  infeksi  panggul dan
kemandulan.
d) Riwayat ginekologik
Riwayat penyakit/ kelainan ginekologik dan pengobatannya, khususnya
operasi yang pernah dialami.
e) Riwayat haid
Perlu diketahui riwayat menarche, siklus haid teratur atau tidak,
banyaknya darah yang keluar, lamanya haid, disertai rasa nyeri atau tidak,
dan menopause. Perlu ditanyakan haid terakhir yang masih normal.
f) Riwayat keluarga berencana : riwayat pemakaian alat kontrasepsi apakah
pasien menggunakan kontrasepsi alami dengan atau tanpa alat, hormonal,
non hormonal maupun kontrasepsi mantap.
g) Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah keluarga pasien ada yang memiliki
penyakit berat atau kronis.

Page
Pemeriksaan fisik12
Pemeriksaan umum meliputi :
1. Kesan umum; apakah tampak sakit, bagaimanakah kesadarannya, apakah
tampak pucat, mengeluh kesakitan di daerah abdomen.
2. Pemeriksaan tanda vital; periksa tekanan darah, nadi, dan suhu.
3. Pemeriksaan penunjang; pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus.
Pemeriksaan ginekologi13,14
Pemeriksaan Khusus
Merupakan pemeriksaan ginekologik. Agar diperoleh hasil yang baik maka posisi
pasien dan alat-alat yang digunakan juga menentukan.Adapun posisi yang digunakan
adalah posisi litotomi, miring dan sims.
Pemeriksaan khusus meliputi :
1. Pemeriksaan Abdomen, terdiri dari : 
a) Inspeksi: yaitu memperhatikan bentuk, pembesaran (mengarah pada 
kehamilan, tumor maupun asites), pergerakan pernafasan, kondisi kulit
(tebal, mengkilat, keriput, striae, pigmentasi).
b) Palpasi: Sebelum pemeriksaan, kandung kencing danrektum sebaiknya
dalam keadaan kosong. Untuk mengetahui besar tumor, tinggi fundus uteri,
permukaan tumor, adanya gerakan janin, tanda cairan bebas, apakah pada
perabaan terasa sakit.
c) Perkusi: Untuk mendengar gas dalam usus, menentukan pembesaran tumor,
terdapat cairan bebas dalam kavum abdomen dan perasaan sakit saat diketok.
d) Auskultasi: Pemeriksaan bising usus, gerakan janin maupun denyut jantung
janin.
2. Payudara : mempunyai arti penting sehubungan dengan diagnostic  kelainan
endokrin, kehamilan dan karsinoma mammae.
3. Alat Genetalia Luar, terdiri dari :

Page
a) Inspeksi vulva: Pengeluaran cairan atau darah dari liang senggama, ada
perlukaan pada vulva, adakah pertumbuhan kondiloma akuminata, kista
bartholini, abses bartholini maupun fibroma pada labia, perhatikan bentuk
dan warna, adakah kelainan pada rerineum dan anus.
b) Palpasi vulva: Teraba tumor, benjolan maupun pembengkakan pada kelenjar
bartholini.
4. Pemeriksaan Inspekulo, terdiri dari :
a) Pemeriksaan vagina: Adakah ulkus, pembengkakan atau  cairan  dalam 
vagina, adakah benjolan pada vagina.
b) Pemeriksaan porsio uteri: Adakah perlukaan, apakah tertutup oleh  cairan/
lendir, apakah mudah berdarah dan terdapat kelainan.
c) Pengambilan cairan berasal dari ulkus vagina dan porsio uteri  Pemeriksaan
bakteriologis, pemeriksaan jamur dan pemeriksaan sitologi.
5. Pemeriksaan Dalam. Untuk menentukan :
a) Rahim: Bagaimana posisi rahim, besar, pergerakan, dan konsistensi  rahim,
apakah ada nyeri saat pemeriksaan.
b) Adneksa (daerah kanan kiri rahim): Pemeriksaan ini dilakukan dengan
menggerakkan jari yang berada didalam fornix lateral dan tangan yang ada
diluar bergerak ke samping uterus.
c) Forniks posterior (kavum douglas): Pemeriksaan ini untuk mengetahui
apakah terdapat nanah (infeksi) dan apakah forniks menonjol akibat 
perdarahan kavum abdominalis.
6. Pemeriksaan Rectal: Pemeriksaan rectal dilakukan pada wanita yang
belum coitus, pada kelainan bawaan seperti atresia himenalis atau
vaginalis, hymen rigidus dan vaginismus. Caranya: jari telunjuk dimasukkan
ke dalam rectal, tangan luar diletakkan di atas sympisis.
7. Pemeriksaan Rectovaginal: Pemeriksaan rectovaginal digunakan pada
proses-proses dibelakang dan kiri kanan dari uterus (parametrium) seperti

Page
infiltrat dan tumor. Caranya: jari telunjuk dimasukkan ke dalam  vagina
sedangkan jari tengah ke dalam rectum.

Pemeriksaan tambahan :13,14


- Uji progesterone: Tujuan pemeriksaan uji progesteron adalah untuk
mengetahui kadar estrogen endogen dan saluran keluar alat reproduksi wanita.
Diberikan progesteron (medroksi progesteron asetat/MPA, atau noretisteron
atau hidrogesteron) dengan dosis 2 x 5 mg selama 7 hari. Uji P positif bila
perdarahan terjadi 3 – 4 hari kemudian. Bila setelah 2 – 3 hari pemberian
progesteron sudah terjadi perdarahan, maka progesteron tidak dilanjutkan.
Uji  P positip berarti uterus dan endometrium normal, vagina dan himen
normal, ada ovarium dengan pertumbuhan folikel yang normal dan secara
tidak langsung dapat diartikan fungsi hipofisis dan fungsi hipotalamus normal.
- Uji estrogen + progesterone: Wanita dengan uji Progesteron negatif dilakukan
uji estrogen + progesteron dengan memberikan estogen (estrogen konjugasi
atau estrogen valerinat atau etinilestradiol) 1 x 1 tablet perhari selama 21 hari
dan pemberian progesteron 5 – 10 mg perhari pada hari ke-12 – 21. Uji
estrogen dan progesteron paling sederhana adalah dengan pemberiaan pil KB.
Uji estrogen + progesteron positip apabila 2 – 3 hari terjadi perdarahan.
Apabila uji estrogen + progesteron positip berarti wanita tersebut
hipoestrogen  pengobatan dilanjutkan dengan pemberiaan estrogen selama 25
hari dan dari hari ke-19 – 25 diberikan progesterone.   Uji E + P positip
artinya wanita tersebut hipoestrogen karena terganggunya pembentukan
estrogen di folikel. Untuk mengetahui penyebab terganggunya pembentukan
estrogen di folikel dilakukan pemeriksaan hormon FSH, LH.dan
prolaktin.  Apabila uji estrogen + progesteron negatip sebaiknya dilakukan
pemeriksaan lanjutan untuk mencari penyebab gangguan tersebut.
7. Bagaimana penanganan gangguan menstruasi?

Page
Perdarahan ireguler dapat dalam bentuk metroragia, menometroragia,
oligomenorea, perdarahan memanjang yang sudah terjadi dalam hitungan minggu
atau bulan dan berbagai bentuk pola perdarahan lainnya. Bentuk pola perdarahan
di atas digabungkan karena mempunyai penanganan yang sama. Perdarahan
ireguler melibatkan banyak macam pola perdarahan dan tentunya mempunyai
berbagai macam penyebab. Metroragia, menometroragia, oligomenorea,
perdarahan memanjang, dan lain sebagainya merupakan bentuk pola perdarahan
yang bisa terjadi. Sebelum memulai dengan terapi hormon sebaiknya penyebab
sistemik dievaluasi lebih dulu, seperti yang dilakukan dibawah ini :15
 Periksa TSH : evaluasi penyakit hipotiroid dan hipertiroid sebaiknya
dilakukan sejak awal
 Periksa Prolaktin : bila ada oligomenorea atau hipomenorea
 Bila curiga atau terdapat risiko keganasan endometrium: lakukan biopsi
endometrium dan pertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan dengan USG
transvagina. Bila terdapat keterbatasan untuk melakukan evaluasi seperti
tersebut diatas dapat segera melakukan pengobatan seperti dibawah ini :
a. Kombinasi estrogen progestin
Berikan pil kontrasepsi kombinasi dosis 1x1 tablet sehari, diberikan
selama 3 bulan
b. Progestin
Bila terdapat kontraindikasi pemakaian pil kontrasepsi kombinasi,
dapat diberi progestin misalnya : MPA 10 mg 1x1 tablet per hari.
Pengobatan dilakukan selama 14 hari dan dihentikan selama 14 hari.
Pengobatan progestin diulang selama 3 bulan
Bila pengobatan medikamentosa gagal sebaiknya dipertimbangkan untuk rujuk
ke tempat pengobatan dengan fasilitas yang lengkap. Pemeriksaan USG transvagina
atau infus salin sonohisterografi dilakukan untuk mendeteksi mioma uteri dan polip
endometrium. Kegagalan terapi medikamentosa bisa menjadi pertimbangan untuk

Page
lakukan tindakan bedah, misalnya ablasi endometrium, reseksi histerokopi, dan
histerektomi.15

8. Bagaimana perspektif islam sesuai skenario?


Pandangan Islam tentang haid sebagaimana dinyatakan oleh al-Qur’ân
mengandung sebuah pemikiran baru yang berbeda dengan tradisi  Yahudi
sebelumnya.  Dalam tradisi  Yahudi, perempuan yang sedang menstruasi
dianggap sebagai perempuan kotor yang bisa mendatangkan bencana sehingga
harus diasingkan dari masyarakat. Selama menstruasi ia harus tinggal dalam
gubuk khusus (menstrual huts), tidak boleh diajak makan bersama, dan bahkan
tidak boleh menyentuh makanan.  Tatapan mata perempuan yang sedang  haid
disebut mata  Iblis  (evil eye) yang harus diwaspadai karena mengandung
bencana.  Oleh karena itu perempuan yang sedang haid harus menggunakan
tanda tertentu seperti gelang, kalung, giwang, celak mata, cadar, riasan wajah
yang khusus dan sebagainya agar segera dapat dikenali kalau ia sedang haid.
Semua itu diberlakukan untuk mencegah “si mata Iblis”. Diriwayatkan oleh 
Imam Muslim bahwa sekelompok sahabat Nabi bertanya kepada Nabi tentang
perilaku orang Yahudi yang tidak mau makan bersama dan bergaul dengan
istrinya di rumah ketika si istri haid.  Maka turunlah ayat ini :16

Artinya:
“Mereka bertanya kepadamu tentang haid.  Katakanlah (darah) haid adalah kotoran,
maka menjauhlah kalian dari istri kalian di tempat keluarnya  haid.  Dan janganlah
kalian mendekati mereka sampai mereka suci. Jika mereka telah bersuci maka

Page
datangilah (campurilah) mereka sesuai dengan cara yang diperintahkan Allah kepada
kalian.  Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan orang-orang
yang menyucikan diri.” (QS. Al-Baqarah/2:222)16

LEARNING OBJECTIVE
1. Apa saja organ-organ yang terlibat dan jelaskan perubahan anatomi yang terjadi!
Hipotalamus adalah bagian dari otak yang terdiri dari sejumlah nukleus
dengan berbagai fungsi yang sangat peka terhadap steroid dan glukokortikoid,
glukosa dan suhu. Hipotalamus juga merupakan pusat kontrol autonom. Salah
satu di antara fungsi hipotalamus yang paling penting karena terhubung dengan
sistem syaraf dan kele njar hipofisis yang merupakan salah satu homeostasis
sistem endokrin.17

Gambar 5. Hypothalamus17
Kelenjar Hipofisis (pituitary) disebut juga master of gland atau kelenjar
pengendali karena menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan
kelenjar lainnya. Kelenjar ini berbentuk bulat dan berukuran kecil, dengan diameter
1,3 cm. Hipofisis dibagi menjadi hipofisis bagian anterior, bagian tengah (pars
intermedia), dan bagian posterior.
Hormon gonadotropin pada wanita :17

Page
1. Follicle Stimulating Hormone (FSH), Merangsang pematangan folikel dalam
ovarium dan menghasilkan estrogen
2. Luteinizing Hormone (LH), Mempengaruhi pematangan folikel dalam
ovarium dan menghasilkan progestron
Organa Gentalia Feminina17
Terdiri atas genitalia feminina interna dan organa genitalia externa.
Organa genitalia feminina interna terdiri dari :
1. Ovarium
2. Tuba uterine
3. Uterus
4. Vagina

Gambar 6. Organa Genitalia Interna Feminina17

Organa genitalia externa atau pudendum feminimum, terdiri dari :


1. Vulva
2. Mons veneris
3. Labia mayora
4. Labia minora
5. Klitoris (kelentit)
6. Vestibulum

Page
7. Hymen (selaput dara)
8. Perineum
Ovarium, tuba uterina, uterus dan sebagian dari vagina berada dalam cavitas
pelvis. Sebagian dari vagina berada di dalam cavitas pelvis. Sebagian dari vagina
berada pada perineum. Vulva terletak di sebelah ventral dan caudal dari symphisis
osseum pubis.
Organ Genitalia Feminina Interna17
Ovarium (indung telur). Ovarium homolog dengan testis pada pria. Ovarium
berbentuk oval dan terletak pada dinding panggul bagian lateral yang disebut fossa
ovarium. Ovarium ada dua yaitu terletak di kiri dan kanan uterus. Ovarium
dihubungkan oleh ligamentum ovarii propium dan dihubungkan dengan dinding
panggul dengan perantara ligamentum infundibulo pelvikum. Fungsi ovarium adalah
sebagai berikut:
1. Mengeluarkan hormon progesteron dan esterogen
2. Mengeluarkan telur setiap bulan
Morfologi Ovarium
 Margo Liberal (margo yang bebas tanpa penggantung) dan Margo
Mesovaricus (margo yang menempel pada mesovarium),
 Ektremitas Uterina (superior) (ujung yang yang dekat dengan uterus) dan
Ekstremitas Tubaria (inferior) (ujung yang dekat dengan Tubae Unterinae)
 Facies Medialis (Facies yang datar yang menghadap ke Tubae Uterinae) dan
Facies Latelaris (facies yang lebih cembung yang menghadap ke Ligamentum
Suspensorium Ovarii)
Ukuran ovarium sekitar 2,5-5 cm x 1,5-3 cm x 0,9-1,5 cm. Berat ovarium kurang
lebih 4-8 gram. Pada seorang wanita, terdapat 100.000 folikel primer. Folikel tersebut
setiap bulan akan matang dan keluar, terkadang dua folikel matang dan keluar
bersamaan. Folikel primer ini akan berkembang menjadi folikel de graaf. Folikel de

Page
graaf yang matang terdiri atas: ovum, stratum granulosum, teka internus, dan teka
eksternus.

Penggantung Ovarium
 Lig. Ovarii Propium : ligamentum yang membentang dari extremitas uterina
menuju ke corpus uteri disebelah dorsocaudal tempat masuknya tuba uterina ke
uterus.
 Lig. Suspensorium Ovarii : ligamentum yang membentang dari extremitas tubaria
kearah cranial dan menghilang pada lapisan yang menutupi Musculus Psoas
Major
 Lig. Mesovarium adl ligamentum yg meruppakan duplicat dr lapisan mesenterica
yg melebar ke arah dorsal
Vaskularisasi Ovarium
Ovarium mendapatkan vaskularisasi dr a. ovarica dan v. ovarica. Dimana v.
ovarica dextra akan bermuara ke VCI. Sedangkan v. ovarica sinistra akn bermuara ke
v. renalis sinistra lalu akn bermuara ke VCI. Ovarium dipersarafi oleh Plexus
Hypogastricus
Tuba uterina (saluran telur)
Tuba uterina terdapat pada tepi atas ligamentum latum, berjalan ke arah
lateral, kornu uteri kanan dan kiri. Panjang tuba uterina adalah 12 cm, dengan
diameter 3-8 mm.
Fungsi dari tuba uterina adalah:
1. Menangkap dan membawa ovum dari ovarium ke uterus
2. Tempat terjadinya konsepsi
Tuba uterina terdiri atas 4 bagian yaitu:
1. Pars interstisialis: Pars interstisialis merupakan bagian tuba yang berjalan
dari dinding uterus mulai dari ostium tuba.

Page
2. Pars ismika: Pars ismika merupakan bagian tuba setelah ke luar dinding
uterus. Pars ismika merupakan bagian yang lurus dan sempit.
3. Pars ampularis: Pars ampularis merupakan bagian tuba antara pars ismika
dengan infundibulum. Pars ampularis merupakan bagian tuba yang paling
lebar dan berbentuk S. Pars ampularis merupakan tempat terjadinya konsepsi.
4. Infundibulum: Infundibulum merupakan bagian ujung dari tuba dengan
umbai-umbai yang disebut fimbrae. Fungsi dari fimbrae untuk menangkap
ovum yang matang. Lubang pada fimbrae disebut ostium abdominale tuba.
Uterus ( dinding rahim)
Uterus merupakan suatu organ muskular berbentuk seperti pir yang terletak di
antara kandung kencing dan rektum.17
Fungsi dari uterus adalah:
1. Setiap bulan, berfungsi dalam pengeluaran darah haid dengan ditandai adanya
perubahan dan pelepasan dari endometirum.
2. Selama kehamilan sebagai tempat implantasi, retensi dan nutrisi konseptus.
3. Saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan
serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan.
Ukuran uterus berbeda-beda tergantung pada usia, pernah melahirkan atau belum.
Ukuran uterus pada anak-anak 2-3 cm, nuli para 6-8 cm dan multi para 8-9 cm.
Uterus terdiri atas dua bagian utama yaitu serviks dan korpus uteri.
Serviks uteri
Serviks uteri merupakan bagian terbawah uterus, yang terdiri dari pars
vaginalis dan pars supravaginalis. Komponen utama dalam serviks uteri adalah otot
polos, jalianan jaringan ikat kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di
dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri dengan lubang ostium uteri externum,
yang dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum.
Korpus uteri

Page
Korpus uteri terdiri dari: paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat
pada ligamentum latum uteri di intra abdomen, tengah lapisan muskular /
miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot
longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi
dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-
hormon ovarium. Posisi corpus intra abdomen mendatar dengan fleksi ke anterior,
fundus uteri berada di atas vesica urinaria.
Hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis ke dalam vagina disebut
ostium uteri eksternum. Isthmus adalah bagian uterus antar korpus dan serviks uteri,
yang diliputi oleh peritoneum viserale. Isthmus, akan melebar selama kehamilan dan
disebut segmen bawah rahim.
Organ yang berbatasan dengan uterus adalah sebagai berikut:
1. Sebelah atas: rongga rahim berhubungan dengan tuba falopi
2. Sebelah bawah: berbatasan dengan saluran leher rahim (kanalis servikalis)
Uterus terdiri atas tiga lapisan, yaitu:
1. Lapisan serosa (perimetrium) terletak paling luar
2. Lapisan otot (miometrium) terletak di tengah
3. Lapisan mukosa (endometrium) terletak paling dalam
Sikap dan letak uterus dalam rongga panggul terfiksasi dengan baik karena disokong
dan dipertahankan oleh:
1. Tonus rahim sendiri
2. Tekanan intra abdominal
3. Otot-otot dasar panggul
4. Ligamentum-ligamentum
Ligamentum-ligamentum uterus adalah sebagai berikut:
1. Ligamentum latum: Ligamentum latum terletak di sebelah kanan dan kiri
uterus, meluas sampai ke dinding panggul dan dasar panggul, sehingga uterus
seolah-olah menggantung pada tuba.

Page
2. Ligamentum rotundum: Ligamentum rotundum terletak di bagian atas lateral
dari uterus, kaudal dari insersi tuba. Ligamen ini menahan uterus antefleksi.
3. Ligamentum infundibulo pelvikum: Indifundibulo pelvikum ada dua yaitu di
bagian kiri kanan dari infundibulum dan ovarium. Ligamentum ini
menggantungkan uterus pada dinding panggul.
4. Ligamentum kardinale: Ligamentum kardinale terdapat di kiri kanan dari
serviks setinggi ostium internum ke dinding panggul.
5. Ligamentum sakro uterinum: Ligamentum sakro uterinum terdapat di kiri dan
kanan dari serviks sebelah belakang ke sakrum mengelilingi rektum.
6. Ligamentum vesiko uterinum: Ligamentum vesiko uterinum terletak pada
daerah uterus ke kandung kencing.
Letak uterus adalah sebagai berikut:
1. Antefleksi (menekan ke depan), merupakan letak fisiologis
2. Retrofleksi (menghadap ke belakang)
3. Anteversio, uterus terdorong ke depan
4. Retroversio, uterus terdorong ke belakang
5. Torsio, uterus yang memutar
Pembuluh darah yang mengaliri uterus adalah arteri uterina dan arteri ovarika.
Vagina
Vagina adalah saluran yang berbentuk tabung yang menghubungkan vulva
dengan rahim. Ukuran vagina sekitar 6- 7,5 cm meliputi dinding anterior dan 9-11 cm
meliputi dinding posterior.
Fungsi vagina adalah sebagai berikut:
1. Saluran untuk keluarnya menstruasi dari rahim
2. Tempat senggama
3. Jalan lahir
PH vagina normal berkisar 4-5, sehingga menyebabkan cairan menjadi sedikit
asam. Hal ini, memberikan proteksi terhadap penyebaran kuman. Dinding vagina

Page
yang berlipat-lipat yang berjalan sirkulair disebut rugae. Dinding vagina terdiri atas
tiga lapisan yaitu: lapisan mukosa yang merupakan kulit, lapisan otot dan lapisan
jaringan ikat. Bagian dari leher rahim yang menonjol ke dalam vagina disebut porsio.
Sedangkan daerah di sekitar servik disebut forniks. Forniks dibagi menjadi 4 kuadran,
yaitu: forniks anterior, forniks posterior, forniks lateral kanan dan kiri.

Organ Genitalia Feminina Eksterna17


Vulva
Vulva adalah organ yang tampak dari luar dan berbentuk lonjong dengan
ukuran panjang dari muka ke belakang. Vulva terdiri atas mons pubis, labia mayora,
labia minora, klitoris, vestibulum, dan hymen.
Mons Veneris
Mons veneris adalah bagian yang menonjol di bagian simpisis pubis dan
terdiri dari jaringan lemak. Mons veneris akan ditumbuhi rambut pubis pada masa
pubertas. Hal ini, merupakan tanda pubertas sekunder. Fungsi dari rambut pubis
selain sebagai estetika juga dapat mencegah terjadinya infeksi.
Labia Mayora
Labia mayora terdiri dari bagian kanan dan kiri. Lapisan lemak lanjutan mons
pubis ke arah bawah dan belakang dan banyak mengandung pleksus vena. Pertemuan
kedua labia mayora membentuk komisura posterior. Labia mayora homolog
embriologik dengan skrotum pada pria.
Labia Minora
Labia minora merupakan suatu lipatan tipis dari kulit sebelah dalam labia
mayora. Kedua lipatan kiri dan kanan bertemu di atas preputium klitoridis dan di
bawah klitoris. Bagian belakang kedua lipatan setelah mengelilingi orificium vagina
bersatu disebut fouchet. Labia minora banyak terdapat pembuluh darah, otot polos
dan ujung serabut saraf.
Klitoris

Page
Klitoris adalah organ kecil yang terletak di atas labia minora. Klitoris identik
dengan penis pada pria. Klitoris banyak dialiri pembuluh darah dan urat syaraf,
sehingga klitoris merupakan daerah yang sangat sensitif terhadap rangsangan seksual.
Vestibulum
Vestibulum merupakan rongga sebelah lateral yang dibatasi oleh kedua labia
minora, anterior oleh klitoris dan dorsal oleh fouchet. Pada vestibulum terdapat dua
buah kelenjar skene dan dua buah kelenjar bartolini, yang mengeluarkan sekret pada
waktu koitus. Introitus vagina juga terletak di vestibulum.
Hymen (selaput dara)
Hymen merupakan batas/sekat antara genetalia eksterna dan interna. Hymen
merupakan selaput yang menutupi introitus vagina. Hymen normal terdapat lubang
kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval,
cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek
dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk
fimbriae). Bentuk hymen postpartum disebut parous. Corrunculae myrtiformis adalah
sisa-sisa selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan/para.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata)
menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di
rongga genitalia interna.
Perineum
Perineum terletak di antara vulva dan anus. Panjang perineum sekitar 4 cm.
Perineum mempunyai susunan otot-otot dan saraf serta pembuluh darah yang
kompleks. Batas otot-otot diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) serta
diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra).
Perubahan yang terjadi pada setiap siklus17
Siklus endometrium
Endometrium memberikan respon secara khas terhadap progestin, androgen dan
estrogen. Inilah sebabnya mengapa endometrium dapat mengalami proses haid dan
memungkinkan terjadinya proses implantasi hasil konsepsi saat terjadi proses

Page
kehamilan
Secara fungsional, endometrium dibagi menjadi 2 zona :
1. Bagian luar ( stratum fungsionalis ) yang mengalami perubahan morfologik
dan fungsional secara siklis
2. Bagian dalam ( stratum basalis ) yang secara relatif tidak mengalami
perubahan dan berperan penting dalam proses penggantian sel endometrium
yang terkelupas saat haid. Arteri basalis berada dalam stratum basalis dan
arteri spiralis khususnya terbentuk dalam stratum fungsionalis.
Perubahan siklis endometrium secara histofisiologi dibagia menjadi 3 stadium :
fase menstruasi, fase proliferasi (estrogenik) dan fase sekresi ( progestasional)

Gambar 7. Endometrium dan pola vaskularisasi17

FASE PROLIFERASI17
Selama fase folikuler, endometrium terpapar dengan sekresi estrogen. Pada
akhir haid, regenerasi endometrium berlangsung dengan cepat.
Pada stadium ini – Fase Proliferasi , pola kelenjar endometrium adalah regular dan

Page
tubuler, sejajar satu sama lain dan mengandung sedikit cairan sekresi.

Gambar 8. Fase proliferasi endometrium17

FASE SEKRESI17
Pasca ovulasi, produksi progesteron memicu terjadi perubahan sekresi pada
kelenjar endometrium. Terlihat adanya vakuola yang berisi cairan sekresi pada epitel
kelenjar. Kelenjar endometrium menjadi semakin berliku-liku.

Page
Gambar 9. Fase sekresi endometrium17

FASE MENSTRUASI17
Secara normal fase luteal berlangsung selama 14 hari. Pada saat-saat akhir
corpus luteum, terjadi penurunan produksi estrogen dan progesteron. Penurunan ini
diikuti dengan kontraksi spasmodik dari arteri spiralis sehingga terjadi ischemik dan
nekrosis lapisan superfisial endometrium sehingga terjadi perdarahan. Vasospasme
nampaknya merupakan akibat adanya produksi prostaglandin lokal. Prostaglandin
juga menyebabkan kontraksi uterus saat haid. Darah haid tidak mengalami
pembekuan oleh karena adanya aktivitas fibrinolitik dalam pembuluh darah
endometrium yang mencapai puncaknya saat menstruasi.

Page
Gambar 10. Fase menstruasi17
17
LENDIR SERVIK
Pada wanita terdapat hubungan langsung antara traktus genitalis bagian bawah
dengan cavum peritoneal. Hubungan langsung ini memungkinkan spermatosoa
mencapai ovum, meskipun ferttilisasi umumnya terjadi di dalam tuba falopii.
Hubungan langsung ini pula yang memudahkan wanita mengalami infeksi genitalia
interna. Namun keberadaan lendir servik dapat mencegah hal itu terjadi.

Gambar 11. Cervical mucus-ferning17

Page
 Pada fase folikuler dini, konsistensi lendir servik kental dan impermeable
(seperti putih telur)
 Pada fase folikuler lanjut, meningkatnya kadar estrogen menyebabkan lendir
yang menjadi lebih encer dan relatif semipermeabel dan relatif mudah
ditembus oleh spermatozoa. Perubahan lendiri servik yang menjadi lebih
encer ini disebut sebagai ‘spinnbarkheit’
 Pasca ovulasi, progesteron yang dihasilkan corpus luteum menetralisir efek
estrogen sehingga lendir servik menjadi kental kembali dan impermeabel.
PERUBAHAN SIKLIS LAIN17
Meskipun maksud dari perubahan hormon ovarium secara siklis adalah
ditujukan pada traktus genitalia, namun hormon-hormon tersebut juga dapat
mempengaruhi sejumalh organ tubuh lain.
Suhu badan basal
Terjadi kenaikan suhu badan basal kira-kira 10 F – 0.50 C pada saat ovulasi
dan kenaikan suhu tersebut dipertahankan sampai menstruasi. Ini disebabkanb oleh
efek termogenik progesteron. Bila terjadi konsepsi, kenaikan suhu badan basal ini
tetap bertahan sampai selama kehamilan.
Perubahan pada payudara
Kelenjar mamma sangat sensitif terhadap estrogen dan progesteron.
Pembengkakan payudara seringkali merupakan tanda pubertas sebagai respon atas
kenaikan estrogen ovarium. Estrogen dan progesteron bekerja secara sinergistik
terhadap payudara dan selama siklus haid, pembengkakan payu dara terjadi pada
fase luteal dimana kadar progesteron sedang tinggi.
Perubahan psikologi
Beberapa wanita mengalami perubahan ‘mood’ terkait dengan siklus haid.
Terjadi instabilitas emosional pada fase luteal. Perubahan ini disebabkan oleh
penurunan progesteron. Tidak dapat dipastikan apakah perubahan mood tersebut
disebabkan oleh siklus haid atau merupakan sindroma premenstrual.17

Page
2. Jelaskan proses terjadinya kehamilan!
Untuk terjadi suatu kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan
ovum (konsepsi), dan nidasi (implantasi) hasil konsepsi. Setiap spermatozoa
terdiri atas tiga bagian yaitu kaput atau kepala yang berbentuk lonjong agak
gepeng dan mengandung bahan nucleus, ekor, dan bagian yang silindrik (leher)
menghubungkan kepala dengan ekor. Dengan getaran ekornya spermatozoa dapat
bergerak cepat.18
FERTILISASI18
Ovum yang dilepas oleh ovarium disapu oleh mikrofilamen-mikrofilamen
fimbria infundibulum tuba kearah ostium tuba abdominalis, dan disalurkan terus
kearah medial. Kemudian jutaan spermatozoa ditumpahkan diforniks vagina dan
disekitar porsio pada waktu koitus. Hanya beberapa ratus ribu spermatozoa dapat
terus ke kavum uteri dan tuba, dan hanya beberapa ratus spermatozoa dapat sampai
ke bagian ampula tuba dimana spermatozoa dapat memasuki ovum yang telah siap
untuk dibuahi, dan hanya satu spermatozoa yang mempunyai kemampuan (kapasitasi)
untuk membuahi. Pada spermatozoa ditemukan peningkatan konsentrasi DNA
dinukleus, dan kaputnya lebih mudah menembus dinding ovum oleh karena diduga
dapat melepaskan hialuronidase.
Fertilisasi (pembuahan) adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan
spermatozoa yang biasanya berlangsung diampula tuba. Fertilisasi meliputi penetrasi
spermatozoa ke dalam ovum, fusi spermatozoa dan ovum, diakhiri dengan fusi materi
genetik. Hanya satu spermatozoa yang telah mengalami proses kapasitasi mampu
melakukan penetrasi membran sel ovum. Untuk mencapai ovum, sperma harus
melewati korona radiata (lapisan sel diluar ovum) dan zona pelusida (suatu bentuk
glikoprotein ekstraselular), yaitu lapisan yang menutupi dan mencegah ovum
mengalami fertilisasi lebih dari satu spermatozoa. Spermatozoa yang telah masuk ke
vitelus kehilangan membran nukleusnya, yang tinggal hanya pronukleusnya,
sedangkan ekor spermatozoa dan mitokondrianya berdegenerasi. Itulah sebabnya
seluruh mitokondria pada manusia berasal dari ibu (maternal). Masuknya

Page
spermatozoa kedalam vitelus membangkitkan nukleus ovum yang masih dalam
metafase untuk proses pembelahan selanjutnya (pembelahan mieosis kedua) sesudah
anafase kemudian timbul telofase dan benda kutub (polar body) kedua menuju ruang
perivitelina. Ovum sekarang hanya mempunyai pronukleus yang haploid. Pronukleus
spermatozoa juga telah mengandung jumlah kromosom yang haploid.

Kedua pronukleus saling mendekati dan bersatu membentuk zigot yang terdiri
atas bahan genetik dari perempuan dan laki-laki. Pada manusia terdapat 46
kromosom, ialah 44 kromosom otosom dan 2 kromosom kelamin; pada seorang laki-
laki satu X dan satu Y. sesudah pembelahan kematangan, maka ovum matang
mempunyai 22 kromosom otosom serta 1 kromosom X. Zigot sebagai hasil
pembuahan yang memiliki 44 kromosom otosom serta 2 kromosom X akan tumbuh
sebagai janin perempuan, sedangkan yang memiliki 44 kromosom otosom serta 1
kromosom X dan 1 kromosom Y akan tumbuh sebagai janin laki-laki.
Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot.
Hal ini dapat berlangsung oleh karena sitoplasma ovum mengandung banyak zat
asam amino dan enzim. Segera setelah pembelahan ini terjadi, pembelahan-
pembelahan selanjutnya berjalan dengan lancar, dan selama tiga hari terbentuk suatu
kelompok sel yang sama besarnya. Hasil konsepsi berada dalam stadium morula.
Energi untuk pembelahan ini diperoleh dari vitelus, sehingga volume vitelus makin
berkurang dan terisi seluruhnya oleh morula. Dengan demikian, zona pelisida tetap
utuh, atau dengan kata lain, besarnya hasil konsepsi tetap utuh. Dalam ukuran yang
sama ini hasil konsepsi disalurkan terus ke pars ismika dan pars interstisial tuba
(bagia-bagian tuba yang sempit) dan terus disalurkan kearah kavum uteri oleh arus
serta getaran silia pada permukaan sel-sel tuba dan kontraksi tuba.

Page
Gambar 12. Pembuahan Ovum
(A, B, C, dan D) ovum dengan korona radiata; (E) ovum dimasuki spermatozoa; (F dan G)
pembentukan benda kutub II dan akan bersatunya kedua pronukleus yang haploid untuk menjadi

zigot18

Gambar 13. Diagram reaksi akrosom18

NIDASI18
Selanjutnya pada hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium
blastula yang disebut blastokista, suatu bentuk yang dibagian luarnya adalah

Page
trofoblas dan dibagian dalamnya disebut massa inner cell ini berkembang
menjadi janin dan trofoblas akan berkembang menjadi plasenta. Dengan
demikian, blastokista diselubungi oleh suatu simpai yang disebut trofoblas.
Trofoblas ini sangat kritis untuk keberhasilan kehamilan terkait dengan
keberhasilan nidasi (implantasi), produksi hormon kehamilan, proteksi
imunitas bagi janin, peningkatan aliran darah maternal ke dalam plasenta, dan
kelahiran bayi. Sejak tropoblas terbentuk, produksi hormon human chorionic
gonadotropin (hCG) dimulai, suatu hormon yang memastikan bahwa
endometrium akan menerima (resesif) dalam proses implantasi embrio.

Gambar 14. Pembelahan sel mulai dari hasil konsepsi sampai stadium morula18

Setelah proses implantasi selesai, maka pada tahap selanjutnya akan


terbentuk amnion dan cairan amnion. Amnion pada kehamilan aterm berupa
sebuah membran yang kuat dan ulet tetapi lentur. Amnion adalah membran janin
paling dalam dan berdampingan dengan cairan amnion. Amnion manusia
pertama kali dapat diidentifikasi sekitar hari ke-7 atau ke-8 perkembangan
mudigah. Secara jelas telah diketahui bahwa amnion tidak sekedar membran
avaskular yang berfungsi menampung cairan amnion. Membran ini aktif secara
metabolis, terlihat dalam transpor air dan zat terlarut untuk mempertahankan
homeostatis cairan amnion, dan menghasilkan berbagai senyawa bioaktif
menarik, termasuk peptida vasoaktif, faktor pertumbuhan dan sitoin.
Pada awal kehamilan, cairan amnion adalah suatu ultrafiltrat plasma ibu.
Pada awal trimester kedua, cairan ini terutama terdiri dari cairan ekstrasel yang
berdifusi melalui kulit janin sehingga mencerminkan komposisi plasma janin.

Page
Volume cairan amnion pada setiap minggu gestasi cukup berbeda-beda. Secara
umum, volume cairan meningkat 10 ml perminggu pada minggu ke-8 dan
meningkat sampai 60 ml perminggu pada minggu ke-21, dan kemudian
berkurang secara bertahap hingga kembali ke kondisi mantap pada minggu ke-
33. Dengan demikian, volume cairan biasanya meningkat dari 50 ml pada
minggu ke-12 menjadi 400 ml pada pertengahan kehamilan dan 1000 ml pada
kehamilan aterm.
Cairan yang normalnya jernih dan menumpuk di dalam rongga amnion
ini akan meningkat jumlahnya seiring dengan perkembangan kehamilan sampai
menjelang aterm, saat terjadi penurunan volume cairan amnion pada banyak
kehamilan normal. Cairan amnion ini berfungsi sebagai bantalan bagi janin, yang
kemungkinan perkembangan sistem muskuloskletal dan melindungi pertahanan
suhu dan memiliki fungsi nutrisi yang minimal.18
3. Jelaskan perubahan anatomi dan fisiologi akibat kehamilan serta apa saja keluhan
yang sering ditemukan selama kehamilan akibat perubahan tersebut!
Uterus/Rahim19,20
Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi
hasil pembuahan dalam rahim (intrauterin). Estrogen menyebabkan hiperplasi
jaringan, progesteron berperan untuk elastisitas / kelenturan uterus.
Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan perut (tinggi fundus):
 Tidak hamil / normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)
 Kehamilan 8 minggu : telur bebek
 Kehamilan 12 minggu : telur angsa
 Kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis(tulang kemaluan)-pusat
 Kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat
 Kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat
 Kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphid (tulang rongga dada paling
bawah)

Page
 Kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid
 36-42 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid

Gambar 15. Perubahan Uterus19,20

Serviks uteri (leher rahim) mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen


dan perlunakan akibat progesteron, warna menjadi livide / kebiruan.
Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan.
Vagina / vulva
Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah
kebiruan (tanda Chadwick).
Ovarium (Kantong Telur)
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi ovarium diambil alih oleh plasenta, terutama
fungsi produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium
tenang/beristirahat. Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak
terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal menstruasi.
Payudara
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan
interstisial payudara. Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin)
menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan

Page
produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, dan kolostrum.
Mammae membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar
Montgomery, terutama daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting
susu membesar dan menonjol.
Sistem respirasi/Pernapasan
Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma (otot
pernapasan) juga terdorong ke atas menyebabkan napas cepat dan dangkal (20-
24x/menit). Inilah yang menyebabkan wanita hamil merasa napasnya sesak.
Sistem gastrointestinal19,20
Estrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah,
selain itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi
(susah BAB), lebih sering lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga
terjadi peningkatan asam lambung. Pada keadaan patologik tertentu dapat terjadi
muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per hari (hiperemesis gravidarum).
Sistem sirkulasi / kardiovaskular19,20
Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan
HEMODINAMIK calon ibu, meliputi :
1. retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung
2. anemia relatif
3. tekanan darah arterial menurun
4. curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai
akhir kehamilan
5. volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%
6. volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan, kemudian
bertambah secara perlahan sampai akhir kehamilan.
Leukosit meningkat sampai 15.000/mm3, akibat reaksi antigen-antibodi fisiologik
yang terjadi pada kehamilan. Infeksi dicurigai bila leukosit melebihi 15.000/mm3.
Trombosit meningkat sampai 300.000-600.000/mm3, tromboplastin penting untuk
hemostasis yang baik pada kehamilan dan persalinan. Fibrinogen juga meningkat

Page
350-750 mg/dl (normal 250-350 mg/dl). Laju endap darah meningkat. Protein total
meningkat, namun rasio albumin-globulin menururn karena terjadi penurunan
albumin alfa-1, alfa-2 dan beta diikuti peningkatan globulin alfa-1, alfa-2 dan beta.
Faktor-faktor pembekuan meningkat. 19,20
Metabolisme
Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi tiroid.
Kebutuhan karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari
(menyusui). Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin.
Kadar kolesterol plasma meningkat sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium, fosfor,
magnesium, cuprum meningkat. Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk
pembentukan hemoglobin tambahan.
Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal, terjadi kadar
glukosa plasma ibu yang lebih rendah secara bermakna karena :
1. ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat
2. produksi glukosa dari hati menurun
3. produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun
4. aktifitas ekskresi ginjal meningkat
5. efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2
plasenta lainnya, hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth
factors, dsb).
Traktus urinarius/saluran kemih
Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh
estrogen dan progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), kadar kreatinin, urea dan
asam urat dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.
Kulit
Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan
berupa hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, striae lividae
pada perut, dan sebagainya. Terdapat linea nigra dibagian perut.

Page
Peningkatan Berat Badan Selama Hamil
Normal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari pertumbuhan isi
konsepsi dan volume berbagai organ / cairan intrauterin.
Berat janin + 2.5-3.5 kg, berat plasenta + 0.5 kg, cairan amnion + 1.0 kg, berat uterus
+ 1.0 kg, penambahan volume sirkulasi maternal + 1.5 kg, pertumbuhan mammae + 1
kg, penumpukan cairan interstisial di pelvis dan ekstremitas + 1.0-1.5 kg.
Keluhan-keluhan Selama Kehamilan
Keluhan-keluhan pada umumnya terjadi selama masa kehamilan. Keluhan
tersebut umum didapatkan
pada kondisi hamil dan merupakan kejadian yang normal. Keluhan tersebut
diantaranya adalah :
1) Mual dan muntah pada awal kehamilan
Mual dan muntah yang terjadi pada kehamilan diakibatkan karena perubahan
hormonal yang umumnya terjadi di awal kehamilan (minggu ke 6-8, puncak pda
minggu ke 12-14, dan membaik pada minggu ke-22) sampai badan wanita
tersebut beradaptasi dengan peningkatan produksi hormon. Mual dan muntah
dapat terjadi sepanjang hari namun memburuk di pagi hari karena perut yang
kosong atau jika ibu hamil tidak makan dalam porsi yang cukup. Mual dan
muntah ini biasanya terjadi pada 80 – 85% kehamilan selama triwulan pertama,
dengan gejala muntah yang mengganggu sebesar 52%.
Tatalaksana
 Bila muntah adalah masalah di pagi hari, makan makanan kering seperti
sereal, roti, atau biscuit sebelum bangun dari tempat tidur di pagi hari, atau
coba makan makanan ringan tinggi protein seperti keju sebelum pergi tidur
(protein membutuhkan waktu lama untuk dicerna)
 Makan makanan ringan setiap 2-3 jam lebih baik dari 3 kali makan besar.
Makan secara perlahan dan kunyah makanan secara sempurna

Page
 Makan makanan yang mengandung banyak cairan. Hindari jumlah besar
konsumsi cairan dalam satu waktu. Coba minuman yang dingin, jus buah
seperti apel atau anggur
 Hindari makanan pedas, gorengan, atau berminyak
 Bila wanita tersebut terganggu dengan bau menyengat, makan makanan
dingin pada temperature ruang dan hindari bau yang mengganggu
 Hubungi dokter untuk konsumsi vitamin B6 atau terapi obat lainnya
 Hubungi dokter bila muntah terjadi terus-menerus sehingga makanan atau
minuman tidak dapat masuk. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi
(kekurangan cairan) dan harus diterapi sesegera mungkin. 19,20
Seorang wanita hamil harus diinformasikan bahwa mual dan muntah selama
kehamilan akan membaik dengan sendirinya pada kehamilan 16 – 20 minggu, karena
itu terapi obat-obatan pada triwulan pertama tidak dianjurkan kecuali keluhan
bertambah parah. Apabila wanita tersebut meminta atau dipertimbangkan untuk
mendapatkan terapi maka pengobatan yang dapat diberikan untuk mengurangi gejala
adalah : 19,20
 Pengobatan tradisional : jahe, P6 acupressure
 Obat-obatan : antihistamin (antialergi), vitamin B6 cukup efektif namun hati-
hati terhadap efek samping, vitamin B12 efektif mengurangi mual dan
muntah namun belum diteliti keamanannya
2) Heart burn
Definisi
Heart burn adalah sensasi rasa panas atau rasa tidak nyaman yang
dirasakan dibalik tulang dada atau tenggorokan atau keduanya.
Penyebab
Penyebab heart burn pada kehamilan masih belum jelas namun
diperkirakan disebabkan oleh perubahan hormonal yang mengganggu
pergerakan lambung dan berakibat refluks gastroesofageal. Hal ini terjadi

Page
karena perubahan hormonal tersebut menyebabkan pergerakan saluran cerna
menjadi lebih lama. Selain itu, pembesaran rahim juga dapat menekan perut
dan mendorong asam lambung untuk keluar ke atas. Heart burn dapat diikuti
dengan regurgitasi asam dari lambung yang mencapai tenggorokan atau mulut
dan mengakibatkan rasa asam atau pahit di mulut. Keluhan ini tidak akan
mempengaruhi kehamilan, dan pengobatan yang dilakukan adalah untuk
mengurangi gejala yang terjadi.
Heart burn adalah keluhan yang sering terjadi selama kehamilan.
Modifikasi gaya hidup yang dianjurkan adalah memperbaiki postur,
mempertahankan posisi berdiri terutama setelah makan, tidur dengan posisi
kepala lebih tinggi, dan modifikasi diet seperti makan makanan dalam jumlah
kecil, mengurangi makan makanan berlemak dan makanan yang dapat
mengiritasi lambung seperti kafein.
Tatalaksana
 Makan makanan dalam porsi kecil dibanding 3 kali makan dalam porsi
besar
 Makan perlahan-lahan
 Minum minuman hangat seperti teh
 Hindari makan makanan yang pedas, goreng-gorengan
 Jangan berbaring segera setelah makan
 Pertahankan posisi kepala di tempat tidur lebih tinggi dibandingkan
kaki. Atau letakkan bantal dibawah bahu untuk mencegah naiknya
asam lambung ke tenggorokan
 Jangan mencampur makanan berlemak dengan makanan manis dalam
satu waktu dan coba untuk pisahkan makanan cair dan padat
 Obat-obatan
Pilihan terapi obat-obatan untuk heart burn adalah antasid, H2 reseptor
antagonis, dan panghambat pompa proton. Obat-obatan ini digunakan

Page
untuk mengurangi gejala refluks asam. Antasid dapat menetralisir
asam lambung dan dapat digunakan untuk mengurangi gejala heart
burn. H2 reseptor antagonis seperti ranitidin, dapat mengurangi
produksi asam lambung, dilaporkan cukup efektif dan aman buat
wanita hamil. Penghambat pompa proton seperti omeprazole dapat
menekan produksi asam lambung. 19,20
3) Konstipasi (sembelit)
Definisi
Konstipasi adalah hambatan pengeluaran dari sisa-sisa makanan yang
berkaitan dengan kesulitan BAB akibat tinja yang keras disertai dengan nyeri
pada perut.
Penyebab
Konstipasi pada wanita hamil tidak hanya berkaitan dengan kurangnya
asupan serat, namun juga berkaitan dengan peningkatan hormon progesteron
yang menyebabkan berkurangnya pergerakan lambung dan meningkatnya
waktu transit makanan di lambung. Selain itu penekanan rektum (bagian
terbawah usus besar) akibat pembesaran rahim juga dapat menyebabkan
konstipasi. Suatu penelitian menyebutkan bahwa terjadinya konstipasi
semakin berkurang dengan bertambahnya usia kehamilan. Gandum atau
makanan yang mengandung serat efektif di dalam menangani konstipasi.
Apabila nyeri perut dan konstipasi yang terjadi tidak ada perbaikan dengan
asupan makanan berserat, maka penggunaan laksatif sebagai perangsang lebih
efektif dibandingkan laksatif yang membentuk masa tinja. Efek samping
penggunaan laksatif diantaranya adalah diare dan nyeri perut.
Tatalaksana
 Makan makanan berserat (roti gandum, buah, sayuran)
 Minum cairan dalam jumlah cukup (6 – 8 gelas air dan 1 -2 gelas jus
per hari)

Page
 Minum minuman hangat terutama di pagi hari
 Miliki waktu khusus untuk BAB dan hindari mengedan ketika BAB
 Ketika di toilet dapat melakukan gerakan duduk tegak dan bersandar
sedikit kebelakang, naikkan lengan ke atas untuk mengaktifkan
gerakan usus besar, bergerak dari samping kesamping untuk
melancarkan gerakan usus, dan letakkan salah satu kaki di suatu kotak
untuk menurunkan tekanan dari anus (dubur)
 Apabila memiliki pekerjaan yang mengharuskan duduk sepanjang
waktu, berdirilah dan berjalan setiap jam atau kapanpun ada waktu
 Diskusikan penggunaan laksatif dengan dokter
4) Hemoroid19,20
Definisi
Hemoroid atau sering dikenal dengan wasir atau ambeien adalah
penonjolan vena di sekitar anus (dubur) yang ditandai dengan perdarahan
anorektal (daerah dubur dan rektum <bagian terbawah usus besar>), nyeri dan
gatal di anus.
Penyebab
Asupan serat yang kurang dan kehamilan adalah faktor pencetus untuk
terjadinya hemoroid. Penekanan pada rektum dan vagina akibat pertumbuhan
dari bayi dapat menyebabkan hemoroid pada wanita hamil. Dalam suatu
penelitian, dikatakan bahwa 8% wanita hamil mengalami hemoroid pada 3
bulan terakhir kehamilan.
Tatalaksana
Tatalaksana untuk hemoroid meliputi modifikasi makanan, krim
(seperti Anusol-HC), pengobatan oral (lewat mulut), dan operasi. Belum ada
bukti mengnenai keefektifan dan keamanan pengunaan krim untuk wanita
hamil. Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa 84% wanita hamil
mengalami perbaikan gejala setelah diberikan pengobatan oral. Pada kasus

Page
berat, terapi operasi dapat dilakukan. Operasi pada umumnya jarang dilakukan
pada wanita hamil karena hemoroid akan mengecil dengan sendirinya ketika
wanita tersebut melahirkan. Modifikasi gaya hidup wanita hamil dengan
hemoroid :
 Minum air yang banyak dan buah-buahan dapat melunakkan tinja
 Hindari terjadinya konstipasi karena konstipasi dapat menyebabkan
terjadinya hemoroid dan menyebabkannya terasa lebih sakit
 Hindari duduk atau berdiri dalam waktu lama, ubah posisi secara
berkala
 Usahakan tidak mengedan ketika BAB
 Kompres dingin atau menggunakan es pada daerah pembesaran vena
(anus) atau mandi dengan menggunakan air hangat beberapa kali
sehari untuk mengurangi nyeri
 Hindari pakaian dalam yang ketat, celana ketat
 Diskusikan terapi hemoroid dengan dokter yang merawat
5) Varises Vena19,20
Definisi
Varises vena disebabkan oleh pengumpulan darah pada vena bagian
perifer (tepi) akibat tidak efisiennya katup yang ada. Pada kondisi normal,
katup pada vena mencegah darah kembali mengalir ke tungkai. Peningkatan
volume darah dan peningkatan tekanan akibat pembesaran rahim dapat
melambatkan aliran darah yang terkadang menyebabkan pembesaran atau
pembengkakan dari pembuluh balik. Varises vena dapat berupa pelebaran
vena yang berwarna biru di permukaan kulit, gatal, dan menyebabkan rasa
tidak nyaman. Kaki dan persendian dapat menjadi bengkak. Varises vena
merupakan keluhan umum akibat kehamilan. Terapi penekanan dengan
menggunakan stoking khusus dapat mengurangi gejala varises yang sudah
terjadi namun tidak dapat mencegah varises yang akan terjadi.

Page
Tatalaksana
 Hindari duduk atau berdiri dalam waktu lama, ubah posisi secara
berkala
 Hindari berada dalam posisi yang membatasi peredaran darah pada
tungkai (seperti menyilangkan kaki ketika duduk)
 Tinggikan posisi tungkai dan kaki ketika duduk
 Berolahraga secara teratur
 Pemakaian stoking namun hindari pakai celana yang terlalu ketat di
bagian tungkai
6) Bercak pada Vagina19,20
Peningkatan suplai darah dan hormonal menyebabkan peningkatan
produksi cairan vagina. Kualitas dan kuantitas dari bercak vagina berubah
ketika wanita tersebut hamil. Wanita umumnya memproduksi cairan vagina
lebih banyak ketika hamil. Bercak vagina normal pada umumnya berwarna
putih atau bening, tidak gatal atau terasa panas, tidak berbau, dan dapat
terlihat berwarna kuning atau mongering pada pakaian dalam. Apabila bercak
tersebut memiliki bau tidak enak diikuti dengan rasa gatal atau panas,
berkaitan dengan nyeri ketika berkemih, maka wanita tersebut mungkin
menderita bacterial vaginosis (infeksi bakteri), trikomoniasis (parasit), atau
kandidiasis (jamur).
Tatalaksana
 Gunakan pakaian dalam yang memiliki bahan katun atau yang terbuat
dari serat natural
 Hindari pemakaina jeans atau celana ketat
 Jangan menggunakan cairan pembersih vagina. Hal tersebut dapat
menyebabkan masuknya udara di dalam peredaran darah atau dapat
memecahkan cairan ketuban pada kehamilan triwulan akhir
 Bersihkan area vagina menggunakan air dan sabun

Page
 Basuh dari arah depan ke belakang
 Hubungi dokter bila mengalami gejala rasa terbakar, gatal, bengkak,
bau tidak enak, bercak darah, atau bercak berwarna hijau atau kuning
terang pada vagina
7) Nyeri Punggung19,20
Nyeri pada punggung selama kehamilan bervariasi antara 35 – 60 %.
Diantara semua wanita ini, 47 –60 % melaporkan bahwa nyeri punggung
terjadi pada kehamilan 5 – 7 bulan. Selain itu dilaporkan juga bahwa nyeri
punggung ini bertambah parah di sore hari. Nyeri punggung pada wanita
hamil berkaitan dengan peningkatan berat badan akibat pembesaran rahim dan
peregangan dari otot penunjang karena hormon relaksan (hormon yang
membuat otot relaksasi: lemas) yang dihasilkan.
Terdapat 3 tipe tatalaksana yang dapat dilakukan pada nyeri punggung
akibat kehamilan yaitu :
a. Senam di dalam air
b. Bantal Ozzlo
c. Akupunktur yang berkaitan dengan fisioterapi
d. Modifikasi gaya hidup
 Pakailah sepatu berhak rendah (tapi tidak datar)
 Hindari mengangkat benda berat
 Lakukan posisi berjongkok ketika mengambil barang yang
terjatuh dibandingkan dengan posisi
 Membungkuk
 Jangan berdiri terlalu lama, bila harus berdiri dalam waktu lama
maka letakkan salah satu kaki di atas kotak kecil di bawah
 Duduk di kursi yang memiliki penahan punggung yang baik, atau
tempatkan bantal kecil dibelakang punggung dan letakkan kaki
diatas kotak kecil di bawah

Page
 Tidur pada sisi kiri atau kanan dengan menggunakan guling
diantara kedua tungkai untuk penahan
 Berikan sebotol air panas dan usapkan atau mandi dengan air
panas atau dipijat
 Lakukan olahraga untuk memperkuat otot punggung
 Berdiri dalam posisi yang benar. Berdiri tegak akan meredakan
peregangan punggung
 Hubungi tenaga kesehatan apabila mengalami nyeri punggung
bagian bawah yang menjalar ke perut dan tidak membaik dengan
perubahan posisi atau istirahat selama 1 jam. Hal ini mungkin
merupakan tanda-tanda bersalin dini
8) Gangguan Berkemih19,20
Pada triwulan pertama, pembesaran rahim dan pertumbuhan janin
dapat menekan kandung kemih sehingga menyebabkan seringnya berkemih
pada wanita hamil. Hal ini dapat terjadi lagi pada triwulan ketiga ketika
kepala bayi sudah berada di rongga panggul sebelum bersalin.
Disarankan
 Hindari pakaian dalam yang ketat
 Hubungi tenaga kesehatan bila terdapat nyeri atau panas ketika
berkemih. Hal ini dapat merupakan tanda infeksi saluran kemih yang
harus segera ditangani
9) Pembengkakan Gusi19,20
Peningkatan peredaran darah dan suplai hormonal dapat menyebabkan
nyeri, pembengkakan, dan perdarahan pada gusi yang disebut epulis.
Disarankan
 Rawat gigi dengan hati-hati. Sikat gigi dan dental floss secara teratur
 Lakukan pemeriksaan gigi secara berkala untuk memastikan kesehatan
gigi dan mulut

Page
10) Gangguan Tidur19,20
Kesulitan menemukan posisi beristirahat yang nyaman dapat terjadi pada
kehamilan.
Disarankan
 Jangan menggunakan obat tidur
 Minum susu hangat sebelum tidur
 Mandi menggunakan air hangat sebelum tidur
 Gunakan bantal tambahan untuk support (penahan) ketika tidur.
Berbaring miring, letakkan bantal di bawah kepala, perut, punggung,
dan diantara kedua kaki untuk mencegah peregangan dari otot dan
membantu posisi istirahat
11) Pembengkakan pada Tungkai dan Kaki19,20
Penekanan pembuluh darah akibat pertumbuhan dari janin
menyebabkan tertahannya cairan pada tungkai sehingga terjadilah edema
(bengkak) pada tungkai dan kaki.
Disarankan
 Jangan berdiri dalam waktu lama
 Banyak minum cairan (6 – 8 gelas perhari)
 Hindari makanan dengan kadar garam tinggi
 Letakkan tungkai dan kaki pada posisi tinggi ketika duduk, hindari
menyilangkan kedua kaki
 Hindari menggunakan sepatu ketat, pilih sepatu yang berhak rendah
 Diet kaya protein, rendah protein dapat menyebabkan edema
 Beristirahat dalam posisi miring ke kiri atau kanan membantu
pengaliran darah ke ginjal

Page
DAFTAR PUSTAKA
1. Lauralee S. Editor. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi 6. Jakarta: EGC;
2009. h. 708-718
2. Nasrudin AM. Gangguan Haid. Makassar: Bagian Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran UMI/UNHAS. .
3. Prawirohardjo, Sarwono, W. Hanifa. Ilmu Kandungan edisi 3. Jakarta: PT BP-
SP; 2011. h. 1-25, 103-20, 204-29
4. Guyton, Arthur C .2007 .Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Edisi 11 .Jakarta .
EGC
5. Hacker NF, Moore JG, Gambone JC : (2004) Essentials of Obstetrics and
Gynecology, 4th ed. Philadelphia, Pennsylvania, Elsevier Saunders, 2004
6. Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan edisi ketiga. Jakarta : PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. h. 162-65
7. ??
8. Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan edisi ketiga. Jakarta : PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. h. 183-84
9. Hubungan Karakteristik Wanita Usia Produktif dengan Premenstrual Syndrome
(PMS) di Poli Obstetri dan Gynekology RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
10. Speroff  L, Glass R H, Kase N G, 1993. Clinical Gynecologic Endocrinology and
Infertility, 5 th edition, William & Wilkins, Philadelphia. 401 – 454.
11. Baziad A, Surjana E J, 1993. Pemeriksaan dan Penanganan Amenorea, edisi
pertama, KSERI, Jakarta, 35 – 56.
12. Rebar R W, Disorders of Menstruation, Ovulation, and Sexual Response,
Principles and Practise of Endocrinology and Metabolism, 2nd edition, J>B>
Lippicott Company, Philadephia. 880 – 97.
13. Perkins R B, Hall J E, Martin K A, 1999. Neuroendocrine Abnormalities in
Hypothalamic Amenorea, The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism,
The Endocrine Society.

Page
14. Santiago  L P, 1993. Primary Amenorea and Secondary Amenorea, Decision
Making Reproductive Endocrinolgy, 1st edition, Blackwell Scientific Publication
Inc, 49 – 64.
15. Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan edisi ketiga. Jakarta : PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. h. 169
16. Nasaruddin Umar dalam Jurnal Paramadina, Vol . I, No. 1, Th. 1998, h. 121.
17. Drife.J , Magowan B (ed) : 2004) Clinical pelvic anatomy in Clinical Obstetric
Gynaecology. Saunders 2004
18. Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan edisi ketiga. Jakarta : PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. h. 139-46
19. Manuaba, Ida Ayu Chandranita. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri. Jakarta:
EGC
20. Evelyn C, Pearce. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.

Page

Anda mungkin juga menyukai