com/2012/06/asuhan-keperawatan-pada-
klien-dengan.html
Suddarth, Brunner. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 3 vol 2.EGC ; Jakarta
Anatomi
Lambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di abdomen atas tepat di bawah
diafragma. Dalam keadaan kosong lambung berbentuk tabung-J, dan bila penuh,
berbentuk seperti buah alpukat raksasa. Kapasitas normal lambung 1 sampai 2 liter.
Secara otomatis lambung terbagi atas fundus, korpus, dan antrum pilorikum atau
pilorus. Sebelah kanan atas lambung terdapat cekungan kurvatura minor, dan
bagian kiri bawah lambung terdapat kurvatura mayor. Sfingter pada kedua ujung
lambung mengatur pengeluaran dan pemasukan. Sfingter kardia atau sfingter
esofagus bawah, mengalirkan makanan masuk ke dalam lambung dan mencegah
rufluks isi lambung memasuki esofagus kembali. Daerah lambung tempat
pembukaan sfingter kardia dikenal dengan nama daerah kardia. Di saat sfingter
pilorikum berelaksasi makanan masuk ke dalam duodenum dan ketika berkontraksi
sfingter ini akan mencegah terjadinya aliran balik isi usus halus ke dalam lambung.
Lambung terdiri dari empat lapisan. Tunika serosa atau lapisan luar merupakan
bagian dari peritonium viseralis. Dua lapisan peritonium viseralis menyatu pada
kurvatura minor lambung dan duodenum dan terus memanjang ke arah hati,
membentuk omentum minus. Lipatan peritonium yang keluar dari satu organ menuju
ke organ lain disebut sebagai ligamentum. Jadi omentum minor (dikenal juga
dengan nama ligamentum hepatogastrikum atau hepatoduodenalis) menyokong
lambung sepanjang kurvatura minor sampai ke hati. Pada kurvatura mayor,
peritonium terus ke bawah membentuk omentum mayus, yang menutupi usus halus
dari depan seperti apron besar. Sakus omentum minus adalah tempat yang sering
terjadi penimbunan cairan (pseudokista pancreatikum) akibat komplikasi pancreatitis
akut.
Tidak seperti daerah saluran cerna lain, bagian muskularis tersusun dari tiga lapis
dan bukan dua lapis otot polos: lapisan longitudinal di bagian luar, lapisan sirkuler di
tengah, dan lapisan oblik di bagian dalam. Susunan serat otot yang unik ini
memungkin berbagai macam kombinasi kontraksi yang diperlukan untuk
memecahkan makanan menjadi partikel-partikel yang kecil, mengaduk dan
mencampur makanan tersebut dengan cairan lambung, dan mendorongnya ke arah
duodenum.
Submukosa terdiri dari jaringan areolar jarang yang menghubungkan lapisan
mukosa dan lapisan muskularis. Jaringan ini memungkinkan mukosa bergerak
bersama gerakan peristaltik. Lapisan ini juga mengandung pleksus saraf, pembuluh
darah, dan saluran limfe.
Mukosa, lapisan dalam lambung, tersusun dari lipatan-lipatan longitudinal yang
disebut rugae. Dengan adanya lipatan-lipatan ini lambung dapat berdistensi sewaktu
diisi makanan. Ada beberapa tipe kelenjar pada lapisan ini dan dikategorikan
menurut bagian anatomi lambung yang ditempatinya. Kelenjar kardia berada dekat
orifisium kardia. Kelenjar ini mensekresikan mukus. Kelenjar mukus atau gastrik
terletak di fundus dan hampir pada seluruh korpus lambung. Kelenjar gastrik
memiliki tiga tipe utama sel. Sel-sel zimogenik atau chief cells mensekresikan
pepsinogen. Pepsinogen diubah menjadi pepsin dalam suasana asam. Sel-sel
parietal mensekresikan asam hidroklorida dan faktor intrinsik. Faktor intrinsk
diperlukan untuk absorbsi vitamin B12 di dalam usus halus. Kekurangan faktor
intrinsik akan mengakibatkan pernisiosa. Sel-sel mukus (leher) di temukan di leher
fundus atau kelenjar-kelenjar gastrik. Sel-sel ini mensekresikan mukus. Hormon
gastrik diproduksi oleh sel G yang terletak pada daerah pilorus lambung. Gastrin
merangsang kelenjar gastrik untuk menghasilkan asam hidroklorida dan pepsinogen.
Substansi lain yang disekresikan oleh lambung adalah enzim dan berbagai elektrolit,
terutama ion-ion natrium, kalium dan klorida.
Persarafan lambung sepenuhnya otonom. Suplai saraf parasimpatis untuk lambung
dan duodenum dihantarkan ke dan dari abdomen melalui saraf vagus. Trunkus
vagus mencabang ramus gastrik, pilorik, hepatik dan seliaka. Pengetahuan tentang
anatomi ini sangat penting, karena vagotomi selektif merupakan tindakan primer
yang penting dalam mengobati tukak duodenum.
Persarafan simpatis adalah melalui saraf splangnikus major dan ganglia seliakum.
Serabut-serabut aferen mengantarkan impuls nyeri yang dirangsang oleh
peregangan, kontraksi otot dan peradangan, dan dirasakan di daerah epigastrium.
Serabut-serabut eferen simpatis menghambat pergerakan dan sekresi lambung.
Pleksus saraf mesenterikus (Auerbach) dan submukosa (Meissner) membentuk
persarafan intrinsik dinding lambung dan mengkoordinasi aktifitas motorik dan
sekresi mukosa lambung.
Seluruh suplai di lambung dan pancreas (serta hati, empedu, dan limpa) terutama
berasal dari arteri seliaka atau trunkus seliakus, yang mempercabangkan cabang-
cabang yang mensuplai kurvatura minor dan mayor. Dua cabang penting dalam
klinis adalah arteria gastroduodenalis dan arteria pancreatikoduodenalis
(retroduodenalis) yang berjalan sepanjang bulbus posterior duodenum. Tukak
dinding posterior duodenum dapat mengerosi arteri ini dan menyebabkan
perdarahan. Darah vena dari lambung dan duodenum, serta yang berasal dari
pancreas, limpa, dan bagian lain saluran cerna, berjalan ke hati melalui vena porta.
Fisiologi
Fungsi motorik dan pencernaan lambung meliputi:
1. Fungsi motorik
a. Fungsi reservoir
Menyimpan makanan sampai makanan tersebut sedikit demi sedikit dicernakan dan
bergerak pada saluran cerna. Menyesuaikan peningkatan volume tanpa menambah
tekanan dengan relaksasi reseptif otot polos; diperantarai oleh saraf saraf vagus dan
dirangsang oleh gastrin.
b. Fungsi mencampur
Memecahkan makanan menjadi partikel-partikel kecil dan mencampurnya dengan
getah lambung melalui kotraksi otot yang mengelilingi lambung. Kontraksi peristaltik
diatur oleh suatu irama listrik intrinsik dasar.
c. Fungsi pengosongan lambung
Diatur oleh pembukaan sfingter pilorus dipengaruhi oleh viskositas, volume,
keasaman, aktifitas osmotik, keadaan fisik, serta oleh emosi, obat-obatan, dan kerja.
Pengosongan lambung diatur oleh faktor saraf dan hormonal.
2. Fungsi pencernaan dan fungsi sekresi
a. Pencernaan protein
Pencernaan protein oleh pepsin dan HCI dimulai di sini; pencernaan karbohidrat dan
lemak oleh amilase dan lipase dalam lambung kecil peranannya.
b. Sintesis dan pelepasan gastrin
Sintesis dan pelepasan gastrin dipengaruhi oleh protein yang dimakan, peregangan
antrum, alkalinisasi antrum, dan rangsangan vagus.
c. Sekresi faktor intrinsik
Sekresi faktor intrinsik memungkinkan absorbsi vitamin B12 dari usus halus bagian
distal.
d. Sekresi mukus
Membentuk selubung yang melindungi lambung serta berfungsi sebagai pelumas
sehingga makanan lebih mudah diangkut.
C. Etiologi
Tidak diketahui pasti
Ada kaitannya dengan : diet, genetic, komposisi tanah, lambung kronis, sering
makan daging hewan dengan cara di panggang / di bakar atau di asapkan ,sering
makan makanan yang terlalu pedas .
D. Patofisiologi
Beberapa factor dipercaya menjadi precursor kanker yang mungkin yaitu polip,
anemia pernisiosa, prostgastrektomi, gastritis atrofi kronis dan ulkus lambung.
Diyakini bahwa ulkus lambung tidak mempengaruhi individu menderita kanker
lambung, tetapi kanker lambung mungkin ada bersamaan dgn ulkus lambung dan
tidak ditemukan ada bersaman dgn ulkus lambung dan tidak ditemukan pada
pemeriksaan diagnostic awal.
Kanker lambung adalah adenokarsinoma yang muncul paling sering sebagai massa
irregular dengan penonjolan ulserasi sentral yang dalam ke lumen dan menyerang
lumen dinding lambung. Tumor mungkin menginfiltrasi dan menyebabkan
penyempitan lumen yang paling sering di antrum. Infiltrasi dapat melebar keseluruh
lambung, menyebabakan kantong tidak dapat meregang dengan hilangnya lipatan
normal dan lumen yg sempit, tetapi hal ini tidak lazim. Desi polipoid juga mungkin
timbul dan menyebabkan sukar u/ membedakan dari polip benigna pada X-ray.
Kanker lambung mungkin timbul sebagai penyebaran tumor superficial yang hanya
melibatkan prmukaan mukosa dan menimbulkan keadaan granuler walupun hal ini
jarang. Kira-kira 75% dari karsinoma ditemukan pada 1/3 distal lambung, selain itu
menginvasi struktur local seperti bag.bawah dari esophagus, pancreas, kolon
transversum dan peritoneum. Metastase timbul pada paru, pleura, hati, otak dan
lambung.
A. PENGKAJIAN
b. Nutrisi metabolic
- Jenis, frekuensi dan jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari
- Adanya mual, muntah, anorexia, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan nutrisi
- Adanya kebiasaan merokok, alkohol dan mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
- Ketaatan terhadap diet, kaji diet khusus
- Jenis makanan yang disukai (pedas, asam, manis, panas, dingin)
- Adanya makanan tambahan
- Napsu makan berlebih/kurang
- Kebersihan makanan yang dikonsumsi
c. Eliminasi
f. Persepsi kognitif
Lambung kronis
Kanker lambung
Penyempitan lumen
penonjolan ulserasi sentral
Di lambung yang dalam ke lumen
Pertumbuhan sel kanker
ANSIETAS
INTOLERAN AKTIFITAS
Diagnosa 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah
dan tidak nafsu makan.
Tujuan : Kebutuhsn nutrisi dapat terpenuhi setelah dilakukan keperawatan
Hasil yang diharapkan:
- Nutrisi klien terpenuhi
- Mual berkurang sampai dengan hilang.
Rencana tindakan :
1. Hidangkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan hangat.
R/ Makanan yang hangat menambah nafsu makan.
2. Kaji kebiasaan makan klien.
R/ Jenis makanan yang disukai akan membantu meningkatkan nafsu makan klien.
3. Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.
R/ Tarik nafas dalam membantu untuk merelaksasikan dan mengurangi mual.
4. Timbang berat badan bila memungkinkan.
R/ Untuk mengetahui kehilangan berat badan.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian vitamin
R/ Mencegah kekurangan karena penurunan absorsi vitamin larut dalam lemak