Anda di halaman 1dari 6

Nama : I Dewa Ayu Krisma Arinanda

NIM : 2004551038

Kelas : A

Prodi : Ilmu Hukum

RESUME BENTUK NEGARA DAN PEMERINTAHAN, SUSUNAN NEGARA DAN


HUBUNGAN ANTAR NEGARA

A. Bentuk Negara dan Pemerintahan


1. Bentuk Negara
Berikut1 merupakan pendapat beberapa sarjana mengenai bentuk negara,
dengan bentuk ideal dan bentuk merosotnya:
a. Plato
Mengemukakan 5 bentuk negara sesuai dengan sifat-sifat tertentu
negara, yaitu:
- Aristokrasi adalah bentuk negara yang pemerintahannya dipegang para
cerdik pandai yang dalam menjalankan pemerintahannya berpedoman
pada keadilan
- Timokrasi dalam timokrasi tindakan penguasa dilaksanakan dan
ditujukan untuk kepentingan penguasa sendiri
- Oligarki adalah pemerintahan negara yang pemerintahannya dipegang
oleh orang-orang kaya yang mempunyai kecenderungan untuk lebih
kaya lagi
- Demokrasi adalah bentuk negara yang pemerintahannya dipegang oleh
rakyat dengan mengutamakan kepentingan umum
- Tyrani adalah bentuk negara yang pemerintahannya dipegang oleh satu
orang saja dan berhasrat agar tidak ada pesaing bagi dirinya dalam
kekuasaan negara
b. Aristotles
Membagi bentuk negara berdasarkan jumlah orang yang memerintah
dan sifat pemerintahannya. Berdasarkan pada jumlah yang memegang
kekuasaan, maka pemerintahannya dapat dilakukan oleh satu orang,

1
I Nengah Suantara. Made Nurmawati, 2017, Ilmu Negara, Unwais Inspirasi Indonesia, Denpasar, hlm 178
beberapa orang atau banyak orang. Pemerintahan yang dilakukan oleh satu
orang disebut Monarki atau Tirani. Pemerintahan yang dilakukan oleh
beberapa orang atau sedikit orang disebut Aristokrasi atau Oligarki.
Sedangkan pemerintahan yang dilakukan oleh banyak orang disebut Polity
atau Demokrasi.
c. Polybios
Polybios2 menggambarkan bentuk negara sebagai suatu siklus
(Polybios cicle), dimana dikemukakan bahwa bentuk negara yang tertua
adalah adalah Monarchi, kemudian berubah menjadi tyrani, dan dari tyrani
kemudian berubah menjadi Aristokrasi. Aristokrasi mengalami
kemerosotan menjadi oligarki. Oligarki kemudian berubah menjadi
demokrasi, dan selanjutnya demokrasi berubah menjadi okhlorasi, yakni
pemerintahan oleh rakyat gembel sebagai bentuk kemerosotan dari
demokrasi.
Sarjana yang membagi bentuk negara menjadi dua antara lain :
1. Niccollo Machiavelli
a. Monarchi berasal dari kata Yunani Monos yang berarti “ satu”
dan archaein yang berarti “memerintah atau menguasai”.
Karenanya monarchi adalah bentuk negara yang
pemerintahannya dipegang oleh satu orang untuk kepentingan
semua orang.
b. Republik berasal dari kata Res Publica adalah organisasi
kenegaraan yang mengurus kepentingan bersama.
2. George Jellinek
a. Secara Psychologis jika kehendak negara terjelma sebagai
kehendk seseorang maka disebut dengan “Monarchi”
b. Secara Yuridis jika kehendak negara menjelma sebagai
kehendak yang berupa hasil keputusan juridis atau peristiwa
juridis maka disebut dengan “Republik”
3. Leon Duquit
a. Negara kesatuan
b. Negara serikat
c. Perserikatan negara
2
I Nengah Suantara. Made Nurmawati, 2017, Ilmu Negara, Unwais Inspirasi Indonesia, Denpasar, hlm 179-181
2. Bentuk Pemerintahan
Bentuk3 pemerintahan atau sistem pemerintahan dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Sistem Pemerintahan Parlementer
Bentuk pemerintahan dimana adanya hubungan yang erat antara
Eksekutif dengan Parlemen. Eksekutif dipimpin oleh Perdana Menteri
dibentuk oleh Parlemen dari Partai/Organisasi yang mayoritas di
Parlemen. Dalam hal ini rakyat tidak langsung memilih Perdana Menteri
dan Kabinetnya tetapi hanya memilih anggota Parlemen. Karena itu pula
kabinet betanggung jawab dan tunduk pada Parlemen dan Kabinet akan
jatuh apabila dukungan tidak mencapai mayoritas di Parlemen. Sebaiknya
Kepala Negara dapat membubarkan Parlemen atas permintaan Perdana
Menteri yang disusul dengan penyelenggaraan pemilihan umum.
Sistem Parlementer yang berasal dari Inggris dapat menimbulkan 3
variasi:
1. Eksekutif lebih tinggi kekuasaannya dari Parlemen
2. Eksekutif seimbang kekuasaannya dengan Parlemen
3. Eksekutif lebih rendah kekuasaannya dari Parlemen
b. Sistem Pemerintahan Presidensiil
Bentuk pemerintahan dimana ada pemisahan yang tegas antara badan
legislatif (Parlemen) dengan Eksekutif dan juga dengan badan yudikatif.
Menurut bentuk pemerintahan seperti ini Presiden sebagai kepala negara
sekaligus sebagai kepala Eksekutif. Presiden beserta Parlemen sama-sama
dipilih secara langsung oleh rakyat melalui suatu pemilihan umum. Karena
itu Presiden tidak bertanggung jawab kepada Parlemen sehingga Presiden
dan Kabinetnya tidak dapat dijatuhkan oleh Parlemen. Sebaliknya Presiden
tidak dapat dijatuhkan oleh Parlemen. Kedua lembaga ini melaksanakan
tugasnya sesuai dengan ketentuan konstitusi dan berakhir pada masa
jabatannya. Kecuali mereka diberhentikan karena perbuatan tercela atau
tidak senonoh misalnya dengan impeachment untuk Presiden di Amerika
Serikat.
c. Bentuk pemerintahan dengan pengawasan langsung oleh rakyat terhadap
badan legislatif atau sistem Swiss.

3
Busroh.Abu Daud. Haji, 2019, Ilmu Negara Bumi Aksara, Jakarta, hlm 62-64
Dalam sistem ini Parlemen tunduk kepada control langsung dari rakyat.
Kontrol ini dilakukan dengan du acara yaitu :
- Referendum
Suatu kegiatan politik yang dilakukan oleh rakyat untuk memberikan
keputusan setuju atau menolak terhadap kebijaksanaan yang ditempuh
oleh Parlemen atau setuju atau tidak terhadap kebijaksanaan yang
dimintakan persetujuannya kepada rakyat. Ada 3 macam referendum
ini, yaitu:
a. Referendum obligator
b. Referendum fakultatif
c. Referendum consultatif
- Usul inisiatif rakyat
Hak rakyat untuk mengajukan suatu rancangan undang-undang kepada
Parlemen dan Pemerintah.
B. Susunan Negara dan Hubungan Antar Negara
1. Susunan Negara
Ada4 4 macam susunan organisasi negara dewasa ini, yaitu:
1. Negara Kesatuan (Unitary State/Eenheidsstaats)
Negara yang kedaulatannya tidak terbagi, kekuasaan pemerintah pusat
tidak terbatas karena konstitusi tidak mengakui adanya badan legislatif lain
daripada badan legislatif pusat. Negara kesatuan disebut juga dengan negara
“unitaris”, karena negara itu merupakan negara yang merdeka dan berdaulat,
yang tidak tersusun dari beberapa negara, melainkan negara itu sifatnya
bersusun tunggal.
Menurut C.F. Strong menyatakan bahwa ciri mutlak dari negara
kesatuan yaitu:
a. Adanya supremasi dari parlemen (DPR) pusat
b. Tidak adanya badan-badan lain yang berdaulat

Pembagian kekuasaan ke daerah-daerah dikenal 3 sistem :

a. Sistem Desentralisasi (decentralized)


b. Sistem Dekonsentrasi (deconcentratie)
c. Sistem Tugas Pembantuan (medebewind)
4
I Nengah Suantara. Made Nurmawati, 2017, Ilmu Negara, Unwais Inspirasi Indonesia, Denpasar, hlm 187-189
2. Negara Federasi (Bondstaat/bundesstaat)
Negara5 yang terdiri atas beberapa negara yang semula berdiri sendiri-
sendiri, kemudian bergabung menjadi satu negara, dengan mengadakan ikatan
kerjasama antara negara-negara tersebut untuk kepentingan mereka bersama.
Dalam negara federasi terdapat 2 pemerintahan yaitu:
a. Pemerintaha federal yang mengurus kepentingan bersama negara-
negara bagian
b. Pemerintahan negara bagian yang memiliki kebebasan hak-hak
kenegaraannya dalam mengembangkan urusan-urusan yang tidak
secara tegas dinyatakan sebagai urusan pemerintahan federal.

Suatu negara merupakan negara federal dapat diidentifikasi dari ciri-


cirinya. Menurut C.F. Strong ciri utama negara federasi yaitu:

a. Adanya supremasi konstitusi


b. Adanya pembagian kekuasaan antara negara federasi dengan negara
bagian
c. Adanya suatu lembaga yang diberi wewenang untuk menyelesaikan
perselisihan antara pemerintah federal dengan pemerintah negara
bagian
3. Negara Konfederasi
Ikatan kerjasama antara negara-negara ada yang bersifat erat seperti dalam
negara federasi, ada juga yang bersifat renggang sehingga menyerupai
perjanjian multilateral, yang disebut dengan serikat negara-negara
(konfederasi). Konfederasi adalah perserikatan atau persekutuan antar
beberapa negara dan setiap anggota yang menjadi anggota persekutuan pada
umumnya merupakan negara merdeka dan berdaulat.
2. Hubungan Antar Negara
Berdasarkan bentuknya ada 4 hubungan negara yaitu:
1. Kerja Sama Bilateral
Kerja6 sama yang melibatkan dua negara dan bersifat membantu satu
sama lain. Kerja sama bilateral bertujuan unutk membina hubungan yang telah
5
I Nengah Suantara. Made Nurmawati, 2017, Ilmu Negara, Unwais Inspirasi Indonesia, Denpasar, hlm 189-192
6
Yusva Ferdiawan. 2014. Kerjasama Internasional.
https://www.academia.edu/6905196/KERJASAMA_INTERNASIONAL_MAKALAH_UNTUK_MEMENUHI_TUGAS_
MATAKULIAH_Bisnis_Internasional_yang_dibina_oleh
ada serta menjalin hubungan kerjasama perdagangan dengan negara mitra.
Contohnya: Kerjasama ekonomi antara Indonesia dengan Malaysia, Indonesia
dengan Cinta. Pemerintahan Indonesia sendiri telah menandatangi perjanjian
perdagangan dan ekonomi di Kawasan Asia Pasifik dengan 14 Negara.
2. Kerja Sama Regional
Kerja sama di antara beberapa negara yang berada di Kawasan
tertentu.
Contohnya: Kerjasama ekonomi antara negara-negara di Kawasan Asia
Tenggara (ASEAN), antara negara-negara di Kawasan Eropa (MEE), dan
antara negara-negara di Kawasan Asia Pasifik (APEC).
3. Kerja Sama Multilateral
Kerja sama yang melibatkan banyak negara dan tidak terikat oleh
wilayah atau kawasan negara tertentu. Kerja sama ini bisa dalam satu
kawasan, seperti ASEAN, MEE tetapi dapat pula kerja sama antarnegara yang
berbeda kawasan, seperti WTO, OPEC, dan IMF.

Anda mungkin juga menyukai