Anda di halaman 1dari 53

PERDARAHAN PADA KEHAMILAN LANJUT

 LATAR BELAKANG
 - 30% kematian ibu karena masalah obstetri
 1. Pendarahan 24,8%
 2. Infeksi 14,9%
 3. Eklamsia 12,9%
 4. Partus tak maju/distosia 6,9%
 5. Abortus 12,9%
 6. Lain-lain 7,9 %
 - Pencegahan
 1. Peningkatan fasilitas kesehatan
 2. Sosialisasi beresiko kehamilan
 3. Cepat membawa ke fasilitas kesehatan bila ada
 pendarahan
PENANGANAN UMUM

- Infus larutan Ringer Laktat atau garam


fisiologis
 - Pemeriksaan Hb
 - Penyediaan darah segar
 - Pengawasan ketat
 - Pemeriksaan USG/ MRI
 - Persiapan operasi
PERDARAHAN ANTEPARTUM
Perdarahan Antepartum adalah
perdarahan yang terjadi setelah kehamilan
28 minggu.
(Mochtar, R, 1998)
KLASIFIKASI PERDARAHAN ANTEPARTUM
1. Kelainan implantasi plasenta
 PLASENTA PREVIA
 Plasenta previa totalis
 Plasenta previa partialis
 Plasenta previa marginalis

 PLASENTA LETAK RENDAH

2. SOLUSIO PLASENTA
KELAINAN IMPLANTASI PLASENTA
PLASENTA PREVIA
Plasenta previa @ plasenta yg letaknya abnormal pada segmen
bawah uterus dpt menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir.

Menurut Prawiroharjo plasenta previa @plasenta didepan jalan lahir


(prae= di depan, vias = jalan)
Jadi maksudnya adalah placenta yang implantasinya tidak normal (
rendah sekali ) hingga menutupi seluruh atau sebagian jalan lahir
(ostium internum)
FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI
 1. Melebarnya pertumbuhan plasenta (kehamilan gemeli,
tumbang plasenta tipis)
 2. Kurang suburnya endometrium

 (Mal nutrisi ibu hamil, bekas sectio)

 3. Terlambatnya implantasi

 (terlambatnya tumbuh kembang hasil konsepsi dlm


blastula yang siap untuk nidasi)
 Keguguran berulang

 Jarak kehamilan yang pendek


 INSIDEN/ ETIOLOGI
 - Kehamilan paritas tinggi
 - Usia relatif tua > 30 tahun
 - Blastokista menempel di SBR
 - Radang/ bekas operasi
 - Perokok berat
 PATOGISIOLOGI
 Perdarahan terjadi
 -- Cervix yang mulai mendatar
 - Cervix yang membuka
 GAMBARAN KLINIS
 - Terjadi pada akhir trumester-2 keatas
 - Perdarahan Spontan dan tidak sakit
 - Warna darah merah segar
 - Perdarahan berulang
 - Pada plasenta letak rendah perdarahan terjadi pada proses persalinan
 - Bagian janin terbawah masih tinggi
Klasifikasi plasenta previa

 Placenta previa totalis: seluruh


ostium internum tertutup
 Placenta previa lateralis: hanya
sebagian dari ostium tertutup
 Placenta previa marginalis: hanya
pada pinggir ostium terdapat
jaringan placenta
 Plasenta letak rendah : bila
plasenta berada 3-4 cm diatas
pinggir pembukaan jalan lahir.
GEJALA PLASENTA PREVIA :
 Perdarahan tanpa nyeri
 Perdarahan berulang-ulang sebelum partus

 Perdarahan keluar banyak

 Darah berwarna merah segar

 Bagian depan tinggi

 Pada pemeriksaan dalam teraba jaringan placenta.

 Robekan selaput marginal


KOMPLIKASI
a. Perdarahan hingga syok
b. Anemia karena perdarahan
c. Endometritis pasca persalinan
d. Perdarahan post partum
e. Pada janin prematur (37 minggu)
f. Janin asfiksia berat
g. Prolaps tali pusat
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 Hb dan Ht
 Pemeriksaan USG: menentukan jarak tepi plasenta
terhadap ostium
 Pemeriksaan luar bagian terbawah janin biasanya blm
masuk PAP ada kelainan letak janin
Penatalaksanaan:
1. Kaji kondisi fisik klien
2. Menganjurkan klien tidak coitus
3. Menganjurkan klien istirahat
4. Mengobservasi perdarahan
5. Memeriksa TTV
6. Memeriksa kadar HB
7. Berikan cairan intravena
8. Berikan betametason pematang paru bila perlu dan bila fetus
masih prematur
Pengkajian pada plasenta previa
1. Pengkajian
Terdiri dari identitas klien dan identitas penanggung jawab
2. Keluhan utama
Terjadi perdarahan tanpa nyeri
3. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat dari pasien saat masuk rumah sakit dimana pada kasus
ini terjadi perdarahan berulang.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Merupakan keadaan yang ada hubungannya dengan kesehatan
sekarang untuk mengetahui dan mencegah terjadinya hal – hal yang
tidak diinginkan bagi ibu dan bayi.
5.Riwayat kesehatan keluarga
Adakah didalam keluarga pernah menderita sakit seperti ini penyakit
keturunan, penyakit menular yang kronis karena pasien yang terjadi
pendarahan akan rentan terhadap penyakit Karena daya tahan tubuh
yang lemah
6. Riwayat haid
Berisi menarche lama, jumlah, warna, nyeri, atau
tidak siklus menstruasi.
7. Riwayat obsetri
Riwayat kehamilan atau persalinan yang keberapa
pernah abortus atau tidak pernah oprasi apa tidak pada
kasus ini biasanya ANC (Antenatal Care) kurang
diperhatikan dan apakah pernah curettage
8. Pemeriksaan Fisik
Merupakan pemeriksaan anggota tubuh pasien
dimana terdiri dari dua macam yaitu pemeriksaan umum
yang meliputi : keadaan umum, kesehatan, tanda-tanda
vital serta keadaan dari sistem tubuh pada tanda vital akan
didapatkan denyut nadi antara 90-120 kali/menit,
meningkatnya kerja jantung sebagai kompensasi unuk
memenuhi kebutuhan cairan yang menurun akibat
perdarahan yang memungkinkan dapat terjadi syok
hipovolemik serta kerja jantung menjadi cepat dengan daya
pompa kecil sedangkan suhu tubuh dalam batas normal
Selain pemeriksaan umum dilakukan pula pemeriksaan status
yaitu :
1) Inspeksi
Akan didapatkan mata terlihat konjungtiva pucat (anemis),
mukosa bibir kering, vagina terdapat perdarahan sedikit atau banyak
2) Palpasi
Pasien dengan placenta praevia akan didapatkan abdomen yang
lembut akan teraba janin dimana bagian bawah janin akan teraba belum
masuk PAP karena terhalang adanya placenta di uterus bagian bawah
apabila janin dalam presentasi kepala akan didapatkan belum masuk
PAP
3) Auskultasi
Pada pemeriksaan auskultasi ini akan didapatkan denyut jantung
terdengan lebih cepat karena kerja jantung meningkat dan denyut
jantung janin masih terdengar jelas.
Diagnosa Keperawatan Plasenta Previa
1.Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d
hilangnya cairan yang berlebih.
2. Gangguan perfusi jaringan pada janin b/d adanya
perdarahan
3. Nyeri b/d kontraksi uterus
4. Gangguan Psikologis (cemas) b/d kurangnya pengetahuan
tentang perdarahan
INTERVENSI KEPERAWATAN
DX1 :
1) Anjurkan bedrest jika pasien dirawat dirumah
2) Kaji adanya syok, cek vital sign, warna membran
mukosa dan kulit
3) Monitoring intake dan out put kaji berat jenis urine tiap
jam
DX 3
 Kaji skala nyeri pada pasien
 Kaji ulang faktor yang meningkatkan dan menurunkan
nyeri
 Berikan lingkungan istirahat dan batasi aktivitas
SOLUSIO PLASENTA
 Solutio placenta adalah pelepasan
placenta sebelum waktunya.
 Solusio plasenta  pelepasan sebagian
atau seluruh placenta yang normal
implantasinya pda endometrium
antara minggu ke22 sampai lahirnya
anak.
ETIOLOGI
 Penyebabnya belum diketahui dgn pasti
 Faktor-faktor yg berpengaruh pada kejadiannya antara lain:

1. Hipertensi
2. Tali pusat yang pendek
3. Trauma
4. Tekanan oleh rahim yang membesar pada vena cava inferior
5. Kehamilan ganda
6. Usia lanjut
7. Multiparitas
8. Ketuban pecah sebelum waktunya
9. Defisiensi asam folat
10. Merokok, alkohol
ETIOLOGI

 - Kategori sosio ekonomi:


 mis: usia muda, primipara, single parent, pendidikan
rendah, rekuren
 - Kategori fisik:

 mis: Trauma tumpul, KLL, KDRT

 - Kategori kelainan rahim:

 mis: Mioma uteri, uterus berseptum

 - Kategori penyakit ibu:

 mis: hipertensi, kelainan pembekuan darah

 - Kategori Sebab iatrogenik

 mis: perokok berat/ narkoba


Macam-macam perdarahan
solusio plasenta:
 Solutio placenta dengan
perdarahan keluar
 Solutio placenta dengan
perdarahan tersembunyi
(haematoma retroplacenta) darah
tdk keluar tp berkumpul di belakang
plasenta membentuk hematom
retroplacenta kdg2 masuk ke ruang
amnion
 Solutio placenta dengan
perdarahan tersembunyi dan
keluar
TANDA PERDARAHAN TERSEMBUNYI DAN
PERDARAHAN KELUAR

Dengan perdarahan Dengan perdarahan


tersembunyi keluar
1. Pelepasan biasanya 1. Biasanya inkomplit
komplit 2. Jarang disertai
2. Sering disertai toxaemia
toxoemia 3. Merupakan 80% dari
3. Hanya merupakan solutio plasenta
20% dari solutio
plasenta
GEJALA SOLUSIO PLASENTA
 Perdarahan disertai nyeri.
 Rasa nyeri perut dan uterus tegang
 Perdarahan hanya keluar sedikit
 Palpasi sukar karena abdomen terus menerus tegang dan
adanya nyeri tekan.
 Fundus uteri lama-lama menjadi naik.
 Rahim keras seperti papan.
 Anemi dan syock, beratnya anemi dan syok sering tidak
sesuai dengan banyaknya darah yang keluar.
 Pada toucher teraba ketuban yang tegang terus-menerus
karena isi rahim bertambah.
 Darah berwarna merah tua/kehitaman.
KLASIFIKSI MENURUT DERAJAT PELEPASAN
PLASENTA

 1. Solutio plasenta partsialis


Bila hanya sebagian plasenta terlepas dari tempat
pelekatnya
 2. Solusio plasenta totalis

Bila seluruh plasenta sudah terlepas dari tempat pelekatnya


 3. Prolapsus plasenta

 Bila plasenta turun kebawah dan dapat teraba pada


pemeriksaan dalam
MENURUT DERAJAT SOLUSIO PLASENTA
 Solutio plasenta ringan
 (Ruptur sinus marginalis yg tidak berdarah banyak akan
menyebabkan pedarahan pervaginam berwarna kehitaman dan
sedikit. Perut terasa sakit dan terus menerus agak tegang.
Perdarahan ≤ 100 cc, plasenta lepas ≤ 1/5 bagian)
 Solutio plasenta sedang

 (Plasenta telah terlepas dari ¼ tanda dan gejala timbul


perlahan atau mendadak dgn gejala terus menerus lalu
perdarahan pervaginam, dinding uterus teraba tegang. Bagian
janin masih teraba , perdarahan antara 500 -1000 cc)
 Solutio plasenta berat

 (Plasenta telah lepas 2/3 permukaan disertai shock.


Abdomen nyeri, palpasi janin sukar, janin telah meninggal.
Terjadi pembekuan perdarahan lebih dari 1000 ml)
KOMPLIKASI
1. Perdarahan
2. Anemia
3. Syok pada ibu
4. Infeksi
5. Emboli
6. Koagulati konsumtif
7. Kelemahan janin
8. Bila janin bisa diselamatkan terjadi komplikasi asfiksia,
berat badan lahir rendah, sindrom gagal nafas.
Penatalaksanaan :
1. Pemberian transfusi darah
2. Pemecahan ketuban (amniotomi)
3. Pemberian infus oksitosin
4. Kalau perlu dilakukan seksio sesar.
5. Sebelum dirujuk, anjurkan pasien tirah baring mengahadap
kekiri, tidak melakukan sengama, menghindari peingkatan
tekanan rongga perut
6. Pasang infus NaCl, bila tidak memungkinkan caira peroral.
LANJUTAN
7. Pantau TTV, DJJ dan pergerakan janin tiap 15 menit
8. Bila terdapat rejatan lakukan resusitasi cairan dan transfusi
darah
9. Setelah rejatan pertimbangkan sectio cesarea
10. Setelah syok teratasi janin meninggal, lihat pembukaan bial lebih
dr 6 cm pecahkan ketubahn lalu infus oksitosin, bila kurang dari 6
inggu lakukan SC
PERBEDAAN SOLUTIO PLASENTA DAN
PLASENTA PREVIA
Solutio Plasenta Plasena previa
Perdarahan Nyeri segera disusul parus Tanpa nyeri berulang sebelum
dan keluar hanya sedikit partus, dan keluar banyak
Palpasi Bagian anak sukar ditentukan Bagian terendah masih tinggi
Bunyi Jantung Biasanya tidak ada Biasanya jelas
Anak
Pemeriksaan Tidak teraba plasenta teraba jaringan plasenta
Dalam Ketuban menonjol
Cekungan Ada inpresi pada jaringan Tidak ada
Plasenta plasenta karena hematom
Selaput Ketuban Robek normal Robek marginal
KLASIFIKASI

Menurut derajat lepasnya plasenta :


a. Solusio plasenta partsialis
b. Solusio plasenta totalis
c. Prolapsus plasenta
Menurut derajat solusio plasenta dibagi menjadi:
a. Solusio plasenta ringan
b. Solusio plasenta sedang
c. Solusio plasenta berat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan lab : Hemoglobin, Hematokrit, trombosit,
waktu pembekuan, elektrolit plasma
 USG: menilai letak plaseta, usia gestasi dan keadaan janin
KONSEP ASKEP
A. Pengkajian pada solusi placenta
1. Pengkajian
Terdiri dari identitas klien dan identitas penanggung
jawab
2. Keluhan Utama
Pasien mengatakan perdarahan yang disertai nyeri
Rahim keras seperti papan dan nyeri tekan karena isi rahim
bertambah dengan dorongan yang berkumpul dibelakang
plasenta, sehingga rahim tegang.
Perdarahan yang berulang-ulang.
3. Riwayat Penykit Sekarang
Darah terlihat merah kehitaman karena membentuk
gumpalan darah, darah yang keluar sedikit banyak, terus
menerus. Akibat dari perdarahan pasien lemas dan pucat.
Sebelumnya biasanya pasien pernah mengalami hypertensi
esensialis atau pre eklampsi, tali pusat pendek trauma,
uterus yang sangat mengecil (hydroamnion gameli) dll.
4. Riwayat Penyakit Masa lalu
Kemungkinan pasien pernah menderita penyakit
hipertensi / pre eklampsi, tali pusat pendek, trauma.
5. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Kesadaran : composmetis s/d coma
Postur tubuh : biasanya gemuk
Cara berjalan : biasanya lambat dan tergesa-gesa
Raut wajah : biasanya pucat
2. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : normal sampai turun (syok) (<>
Nadi : normal sampai meningkat (> 90x/menit)
Suhu : normal / meningkat (> 37o c)
RR : normal / meningkat (> 24x/menit)
6. Pemeriksaan cepalo caudal
1. Kepala : kulit kepala biasanya normal / tidak mudah
mengelupas rambut biasanya rontok / tidak rontok.
Muka : biasanya pucat, tidak oedema ada cloasma
Hidung : biasanya ada pernafasan cuping hidung
Mata : konjunctiva anemis
2.Dada : bentuk dada normal, RR meningkat, nafas cepat da
dangkal, hiperpegmentasi aerola.
3. Abdomen
Inspeksi : perut besar (buncit), terlihat etrio pada area perut,
terlihat linea alba dan ligra
Palpasi rahim keras, fundus uteri naik
Auskultasi : tidak terdengar DJJ, tidak terdengar gerakan janin.
4.Genetalia
Vagina berdarah / keluar darah yang merah kehitaman, terdapat
farises pada kedua paha / femur.
5. Ekstimitas
Akral dingin, tonus otot menurun.
6. Pemeriksaan penunjang
Darah : Hb, hemotokrit, trombosit, fibrinogen, elektrolit.
USG untuk mengetahui letak plasenta,usia gestasi, keadaan janin
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Solusi Placenta
1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan
perdarahan ditandai dengan conjungtiva anemis, acral
dingin, Hb turun, muka pucat & lemas.
2. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus di tandai
terjadi distress / pengerasan uterus , nyeri tekan uterus.
3. Gangguan psikologi ( cemas ) berhubungan dengan
keadaan yang dialami .
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri perut
5. Resiko tinggi terjadinya fetal distress berhubungan
dengan perfusi darah ke plasenta berkurang.
INTERVENSI KEP.
dx.1 :
 1. Bina hubungan saling percaya dengan pasien
 2. Jelaskan penyebab terjadi perdarahan
 3. Monitor tanda-tanda vital
 4. Kaji tingkat perdarahan setiap 15 – 30 menit
 5. Catat intake dan output
DX.2

a) Jelaskan penyebab nyeri pada klien


b) Kaji tingkat nyeri
c) Bantu dan ajarkan distraksi relaksasi
d) Berikan masage pada perut dan penekanan pada
punggung
DX.3

1) Anjurkan klilen untuk mengemukakan hal-hal yang


dicemaskan.
2) Ajak klien mendengarkan denyut jantung janin
3) Beri penjelasan tentang kondisi janin
4) Anjurkan untuk menghadirkan orang-orang terdekat
DX 4
 Kaji dan catat DJJ catat bradikardi atau takikardi
 Catat perdarahan ibu dan kontraksi uterus, umur
kehamilan dan tinggi fundus
 Anjurkan bedrest dengan posisi lateral kiri

 Kolaborasi dalam penggantian cairan yang hilang


RUPTURA UTERI
 Terjadi robekan pada rahim
 1. ETIOLOGI
 Disebabkan oleh anomali atau kerusakan yang telah ada
 sebelumnya. Misalnya:
 - trauma
 - Riwayat operasi
 - Proses persalinan
 2. Gambaran klinis
 - Kesakitan
 - Perdarahan
 - Penurunan Hb
 - Penurunan tekanan darah
 - Nadi cepat
 - Anemis
 - Palpasi sangat nyeri dan mudah teraba bagian janin
DIAGNOSIS
 A. Ruptura uterus iminen
 - Kesakitan dan gelisah
 - HIS yang kuat
 - Bandle ring
 - Gawat janin
 - Hematuria
 B. Ruptura uteri
 - Tanda diatas hilang dan bayi mudah teraba
 4. PENANANGAN
 - Resusitasi
 - Operasi
 - Histerektomi
 - Antibiotik
SYOK HEMORAGI
Hemoragi dalah suatu ancaman utama pada ibu selama siklus usia subur.
Syok hemoragic merupakan situasi kedarutratan dimana perfusi organ-organ tubuh
menjadi sangat terganggu dan kematian dapat terjadi.

Faktor Risiko Hemoragic Pasca partum


1. Kelahiran cesaria
2. Kelahiran seorang bayi besar
3. Kelahiran dibantu fosepatau alat ekstraksi vaku’distensi uterus berlebihan akibat
hidramnion, gestasi multifetal, janin besar
4. Laserasi jalan lahir
5. Multiparitas
6. Abrupsio plasenta
7. Atonia uterus’
GEJALA SYOK
RINGAN SEDANG BERAT MENETAP

Pernapasan Cepat, dalam Cepat, menjadi Cepat, dangkal, Tidak teratur


dangkal dapat tidak atau jelas
teratur terlihat
Nadi Cepat, tonus Cepat, tonus Sangat cepat, Nadi apeks
normal dapat normal, mudah kolaps, tidak teratur
tetapi menjadi dapat tidak
lemah teratur
Tekanan Darah Normal atau Tekanan Tekanan Tidak ada ang
hipertensi sistolik 60 sistolik dibawah dapat dipalpasi
sampai 90 60 mmHG
mmHG
Kulit Sejuk dan pucat Sejuk, pucat, Dingin, lembab, Dingin lembab,
lembab, kulit di sianosis pada sianosis
lutut sianotik bibir, dan kuku-
kuku jari
GEJALA SYOK
RINGAN SEDANG BERAT MENETAP

Haluaran urine Tidak ada Menurun Oliguria Anuria


perubahan sampai 10 (kurang dari 10
sampai 22 ml) sampai
ml/jam (orang anuria
dewasa)
Tingkat Waspada, Terorientasi Letargic, Tidak berespn
kesadaran terorientasi, murung, ata bereaksi terhadap
ansietas difus kegelisahan terhadap stimulasi
meningkat stimulasi yang berbahaya
berbahaya
CVP Mungkin 3 cm H2O 0 sampai 3 cm
normal (1 H2O
sampai 7
cmH2O)
 Penatalaksanaan Hemoragic dengan terapi pergantian
darah.
 Gejala klinis umum volume intravaskular yang adekuat
(hipovolemia) memerlukan pergantian darah meliputi hal-
hal berikut:
1. Bukti hemoragic (kehilangan sejumlah darah secara
eksternal atau internal dalam waktu singkat).
2. Bukti syok hiovolemia (nadi meningkat, kulit dingin dan
lembab, pernapasan cepat, merasa gelisah, haluaran
urine menurun).
3. Penurunan hemogobin dan hematokrit di bawah kadar
yang dapat diterima selama trimester kehamilan
 24 jam sete;ah periode syok adalah waktu yang kritis.
 Perawat mengobservasi adanya beban cairan berlebih, syok paru
dan toksisitas oksigen.
 Reaksi terhadap transfusi darah muncul setelah pemberian
darah atau komponen darah. Bahkan dalam suatu kondisi
kedaruratan, setiap komponen darah harus diperikasa sesuai
protokol rumah sakit
 Komplikasi yang terjadi meliputi reaksi hemolitik, reaksi febril,
reaksi alergi, sirkulasi berlebihan, emobilisasi udara
BAHAYA TERAPI SYOK

BAHAYA TINDAKAN KEPERAWATAN

Kelebihan cairan: Beri tahu dokter, turunkan kecepatan


Pernapasan lembab, stridor, atau dispnea tetesan

Paru syok: Beri tahu dokter, pertahanan ventilator


Takipnea,dispnea, ansietas, peningkatan 50-70 mmHG
tekanan darah, sianosis, suara napas
kasar

Toksisitas oksigen: Beri tahu dokter, terapkan kewaspadaaan,


Kedutat otot di daerah wajah, diikuti terhadap konvulsi
konvulsi menyerupai kejang
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai