Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH BAHASA INDONESIA

Karya Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Bahasa
Indonesia

Dosen Pengampu: Uspitawati, M.Pd

Disusun Oleh:

Tia Amalia (2008204070)

Sofi Tiara (2008204073)

Regina Dwi Cahyani (2008204082)

Evita Peron (2008204165)

Ekonomi Syariah 2C

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON

Jl. Perjuangan, Sunyaragi, Kec. Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat

45131

Tahun 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kita Rahmat dan Karunia -NYA sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah tentang Sejarah Bahasa Indonesia.

Adapun tujuan dari penyusun menyusun makalah ini adalah untuk


memenuhi tugas salah satu mata kuliah Bahasa Indonesia di Institut Agama Islam
Negeri Syekh Nurjati Cirebon dan agar penyusun mampu memahami tentang
Sejarah Bahasa Indonesia.

Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak


kekurangan. Oleh karena itu penyusun mohon maaf apabila dalam penyusunan
makalah Sejarah Bahasa Indonesia ini terdapat kesalahan, karena penyusun
sendiri masih dalam taraf pembelajaran sehingga kami mengharap kritik dan saran
yang dapat memperbaiki untuk penulisan makalah selanjutnya. Penyusun
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang
lebih luas bagi pembacanya.

Cirebon, Maret 2021

Penyusun

2|Bahasa Indonesia
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................................2

DAFTAR ISI.....................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................5
C. Tujuan...................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Bahasa Indonesia.....................................................................................6


B. Penyempurnaan Ejaan..........................................................................................7
C. Eksistensi Penggunaan Bahasa Indonesia pada masa kini...................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................11

3|Bahasa Indonesia
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara telah digunakan


sebagai alat komunikasi lisan dan tulis dalam berbagai keperluan, baik
formal maupun informal. Bahasa Indonesia memegang peranan penting pada
semua aspek kehidupan. Keadaan yang ada sekarang adalah fungsi bahasa
Indonesia mulai digantikan atau tergeser oleh bahasa asing dan adanya perilaku
yang cenderung menyelipkan istilah asing, padahal padanan dalam bahasa
Indonesianya ada, dikarenakan sikap yang meyakini bahwa akan terlihat
modern, dan terpelajar dan dengan alasan mempermudah komunikasi di era
milenial.

Di era milenial ini, penyalahgunaan bahasa dengan cara mencampur


bahasa Indonesia dengan bahasa asing ataupun bahasa gaul yang
berdampak negatif terhadap perkembangan dan keberadaan bahasa
Indonesia. Generasi muda lebih sering menggunakan bahasa gaul daripada
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kultur Indonesia yang
tidak menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar membuat
sebagian besar rakyat Indonesia hanya bisa berbahasa Indonesia. Kesadaran
itulah yang kini mulai disadari. Keinginan belajar dan menggunakan bahasa
asing mulai tumbuh. Bahasa Indonesia memegang peranan penting pada semua
aspek kehidupan sehari-hari warga Negara Indonesia dalam hal
berkomunikasi. Seringkali dengan alasan mempermudah komunikasi, tidak
sedikit orang menggunakan bahasa Indonesia dengan tidak baik dan benar.
Karena itu, perlu adanya kepatuhan dalam penggunaan bahasa Indonesia,
agar pemertahanan bahasa Indonesia tetap terjaga, mengingat banyak
pengaruh dikarenakan globalisasi, salah satunya pada sektor pendidikan.
Penting untuk dilakukan peningkatan pendidikan bahasa Indonesia, baik di SD,
SMP, SMA atau sederajat hingga perguruan tinggi. Dimulai dari peningkatan
kemampuan berbahasa para pengajar, yang kemudian diharapkan dapat menjadi
contoh untuk peserta ajarnya. Jika kita melihat di lapangan, para pengajar maupun
peserta ajar belum sepenuhnya menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan
benar.

Pada kesempatan kali ini, kami akan mencoba mengupas kembali sejarah
Bahasa Indonesia agar kita lebih memahami dan dapat mempertahankan apa yang
sudah menjadi ciri khas dan warisan nenek moyang kita salah satunya yaitu
mengenai penggunaan Bahasa Indonesia.

4|Bahasa Indonesia
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perjalanan atau Sejarah Bahasa Indonesia dari dulu hingga saat
ini?
2. Bagaimana eksistensi Bahasa Indonesia pada era modern seperti ini?

C. Tujuan

Diharapkan dengan pembahasan mengenai sejarah Bahasa Indonesia pada


makalah kami ini dapat menambah rasa tanggung jawab dan tetap
mempertahankan kedudukan Bahasa Indonesia di zaman yang semakin maju
seperti saat ini serta agar Bahasa Indonesia tidak tergeser oleh munculnya bahasa-
bahasa asing.

5|Bahasa Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. pada saat itu, para
pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam kerapatan Pemuda dan
berikrar (1) bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu,
bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar
para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda. Unsur yang ketiga dari
Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia
merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 itulah bahasa
Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia
dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945
karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945
disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36).

Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain,


menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa
Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu
sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di
Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara. Bahasa
Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Pada zaman
Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku
pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa perhubungan
antarsuku di Nusantara dan sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa
antarsuku di Nusantara maupun sebagai bahasa yang digunakan terhadap para
pedagang yang datang dari luar Nusantara. Informasi dari seorang ahli sejarah
Cina, I-Tsing, yang belajar agama Budha di Sriwijaya, antara lain, menyatakan
bahwa di Sriwijaya ada bahasa yang bernama Koen-louen (I-Tsing:63,159), Kou-
luen (I-Tsing:183), K’ouen-louen (Ferrand, 1919), Kw’enlun (Alisjahbana,
1971:1089). Kun’lun (Parnikel, 1977:91), K’un-lun (Prentice, 1078:19), yang
berdampingan dengan Sanskerta. Yang dimaksud Koen-luen adalah bahasa
perhubungan (lingua franca) di Kepulauan Nusantara, yaitu bahasa Melayu.
Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak makin jelas dari
peninggalan kerajaan Islam, baik yang berupa batu bertulis, seperti tulisan pada
batu nisan di Minye Tujoh, Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun hasil susastra
(abad ke-16 dan ke-17), seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai,
Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin. Bahasa Melayu menyebar ke
pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah
Nusantara. Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai
bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan
antarkerajaan karena bahasa Melayu tidak mengenal tingkat tutur.

6|Bahasa Indonesia
Bahasa Melayu dipakai di mana-mana di wilayah Nusantara serta makin
berkembang dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai
di daerah di wilayah Nusantara dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak
budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama
dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa.
Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan
dialek. Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan
mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia.
Komunikasi antarperkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa
Melayu. Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan
secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi
bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober
1928). Kebangkitan nasional telah mendorong perkembangan bahasa Indonesia
dengan pesat. Peranan kegiatan politik, perdagangan, persuratkabaran, dan
majalah sangat besar dalam memodernkan bahasa Indonesia. Proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan
kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa
negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat
Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah.

B. Penyempurnaan Ejaan
Ejaan-ejaan untuk bahasa Melayu atau Indonesia mengalami beberapa
tahapan sebagai berikut:
1. Ejaan van Ophuijsen
Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Charles
Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Malmoer dan Moehammad
Taib Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Pedoman tata
bahasa yang kemudian dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui
pemerintah kolonial pada tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:
 Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan
karenanya harus disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï
dengan ramai. Juga digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam
Soerabaïa.
 Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dan
sebagainya.
 Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dan
sebagainya.
 Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk
menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dan sebagainya.
2. Ejaan Republik
Ejaan ini diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947 menggantikan ejaan
sebelumnya. Ejaan ini juga dikenal dengan nama ejaan Soewandi. Ciri-ciri ejaan
ini yaitu:
 Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dan
sebagainya.

7|Bahasa Indonesia
 Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata
tak, pak, rakjat, dan sebagainya.
 Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-
jalan2, ke-barat2-an.
 Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai
dengan kata yang mendampinginya
3. Ejaan Pembaharuan
Ejaan Pembaharuan dirancang oleh sebuah panitia yang diketuai oleh
Prijono dan E. Katoppo pada tahun 1957 sebagai hasil keputusan Kongres Bahasa
Indonesia II di Medan. Namun, sistem ejaan ini tidak pernah dilaksanakan.
4. Ejaan Melindo
Konsep ejaan ini dikenal pada akhir tahun 1959. Karena perkembangan
politik selama tahun-tahun berikutnya, diurungkanlah peresmian ejaan ini.
5. Ejaan yang Disempurnakan
Sebelum EYD, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan, (sekarang Pusat
Bahasa), pada tahun 1967 mengeluarkan Ejaan Baru (Ejaan LBK) untuk
menggantikan ejaan Melindo. Kemudian, diresmikan Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD). Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh
Presiden Republik Indonesia. Peresmian itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57,
Tahun 1972. Dengan EYD, ejaan dua bahasa serumpun, yakni bahasa Indonesia
dan bahasa Malaysia, dibakukan.
6. Ejaan Bahasa Indonesia
Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku
sejak tahun 2015 berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia. Ejaan ini menggantikan Ejaan yang Disempurnakan. Tidak terdapat
banyak perbedaan antara EYD dan EBI. Pada EBI, terdapat penambahan satu
huruf diftong, yaitu huruf ei sehingga huruf diftong dalam Bahasa Indonesia
menjadi empat huruf, yakni ai, ei, au, dan oi. Selain itu terdapat juga penambahan
aturan pada penggunaan huruf tebal dan huruf kapital.

C. Eksistensi Penggunaan Bahasa Indonesia pada masa kini

Globalisasi yang terjadi ditandai dengan berkembangannya teknologi.


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teknologi adalah keseluruhan
sarana untuk menyediakan barangbarang yang diperlukan bagi kelangsungan dan
kenyamanan hidup manusia. Menurut Zainurridho (dalam KOMPASIANA.com)
pada zaman pendudukan Jepang, bahasa Belanda dilarang pemakaiannya dan
harus diganti dengan bahasa Indonesia. Ketika itu, sebagian orang masih
meragukan kemampuan bahasa Indonesia menjadi bahasa ilmu pengetahuan,
termasuk kaum cendekiawannya. Tetapi, karena dipaksa oleh pemerintah
pendudukan Jepang dan didorong oleh pemudapemuda Indonesia, orang-orang
Indonesia terpaksa menggunakan bahasa Indonesia untuk setiap ranah
pembicaraan.

8|Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia mulai populer dan mulai diperhatikan para pemakainya
dengan baik. Sesudah itu terbuktilah bahwa bahasa Indonesia tidak kurang
mutunya dibanding dengan bahasa-bahasa asing lainnya. Bahasa Indonesia pun
mulai mengalami perkembangan sesuai dengan kodratnya sebagai bahasa yang
hidup. Bahasa Indonesia terus dipakai pemiliknya dengan teratur dan lebih luas.
Sesudah Indonesia merdeka, bahasa Indonensia lebih berkembang lagi dengan
baik dan meluas. Bangsa Indonesia sudah merasakan betapa perlunya membina
dan memperhatikan perkembangan bahasa Indonesia. Bangsa Indonesia mulai
sadar bahwa tanpa bahasa Indonesia, bangsa Indonesia tidak akan memperoleh
kemajuan.

Minat bangsa Indonesia untuk mau mempelajari bahasa Indonesia dengan


baik setiap tahun terus bertambah. Akibatnya, bahasa Indonesia mengalami
kemajuan yang pesat. Setelah perkembangan bahasa Indonensia itu sedemikian
pesatnya, sekarang timbullah pertanyaan apakah setiap bangsa Indonesia sudah
bangga berbahasa Indonesia sebagai bahasa nasional? Kedudukan dan fungsi
bahasa indonesia sudah dibekukan. Pembakuan itu terjadi sejak dilaksanakannya
Seminar Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia.

Sebagai bahasa resmi, bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar


di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanakkanak sampai dengan
perguruan tinggi. Selain itu melihat perkembangan bahasa Indonesia di dalam
negeri yang cukup pesat, perkembangan di luar negeri pun sangat
menggembirakan. Data terakhir menunjukkan setidaknya negara asing telah
membuka program bahasa Indonesia (Indonesian Language Studies). Bahkan,
perkembangan ini akan semakin meningkat dengan dibuktikannya pembentukan
Pusat Bahasa. Walaupun perkembangan bahasa Indonesia semakin pesat di satu
sisi, di sisi lain peluang dan tantangan terhadap bahasa Indonesia semakin besar
pula. Berbagai peluang bahasa Indonesia dalam era globalisasi ini antara lain
adanya dukungan luas dari berbagai pihak, termasuk peran media massa.
Sementara itu, tantangannya dapat dikategorikan atas dua, yaitu tantangan internal
dan tantangan eksternal. Tantangan internal berupa pengaruh negatif bahasa
daerah berupa kosakata, pembentukan kata, dan struktur kalimat. Tantangan
eksternal datanga dari pengaruh negatif bahasa asing (teruatama bahasa Inggria)
berupa masuknya kosakata tanpa proses pembenukan istilah dan penggunaan
struktur kalimat bahasa Inggris.

9|Bahasa Indonesia
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928, dimana Bahasa


Indonesia tertuang dalam Sumpah Pemuda pada unsur ketiga. Bahasa Indonesia
berasal dari bahasa melayu yang semakin berkembang seiring perkembangan
zaman semakin maju. Kemudian para pemuda Indonesia yang tergabung dalam
perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa
Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia
(Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928). Kebangkitan nasional telah mendorong
perkembangan bahasa Indonesia dengan pesat. Peranan kegiatan politik,
perdagangan, persuratkabaran, dan majalah sangat besar dalam memodernkan
bahasa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945,
telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional
sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan
masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah. Bangsa Indonesia
mulai sadar bahwa tanpa bahasa Indonesia, bangsa Indonesia tidak akan
memperoleh kemajuan. Diera globalisasi ini bahasa Indonesia sangatlah
berkembang.

10 | B a h a s a I n d o n e s i a
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/USER/AppData/Local/Temp/468-896-1-SM.pdf Diunduh pada


Sabtu, 27 Februari 2021 pukul 00.47 WIB

http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/petunjuk_praktis/627/Sekilas%
20Tentang%20Sejarah%20Bahasa%20Indonesia Diunduh pada Sabtu, 27
Februari 2021 pukul 23.00 WIB

http://repository.unib.ac.id/11123/1/18-Sri%20Murti.pdf Diunduh pada


Minggu,28 Februari 2021, pukul 16.42 WIB

https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia Diunduh pada Selasa, 02 Maret


2021 Pukul 15.18 WIB

11 | B a h a s a I n d o n e s i a

Anda mungkin juga menyukai