Anda di halaman 1dari 68

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS

KEDOKTERAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TENTANG


LABEL MAKANAN DENGAN PERILAKU KONSUMSI DAN MEMILIH
MAKANAN KEMASAN

Laporan Penelitian Ini Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
SARJANA KEDOKTERAN

Oleh :
Safira Belarizkia
NIM : 11151030000037

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2018
LEMBAR PERI{YATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini ditulis sendiri atau karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sa{ana Kedokteran di UIN Syarif
. HidayatullahJakarta.
2. Semua srunber yang saya gunakan dalarn penulisan ini telah saya cantunkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di UIN SyarifHidayanrtlah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbuf,ti bahwa karya ini bukan karya asli saya merupakan hasil
jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerirna sanksi yang berlaku di
UIN Syarif Hi dayatullah Jaka(a.

Ciputat, Oktober 2018

ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS


KEDOKTERAN UIN SYARIF IIIDAYATULLAH JAKARTA TENTANG
LABEL MAKANAN DENGAN PERILAKU KONSUMSI DAN MEMILIH
MAKANAN KEMASAN

Laporan Penelitian
Diajukan kepada Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran untuk Memenuhi
Persyaratan Men-rperoleh Gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked)

Oleh
Safira Belarizkia
11151030000037

Pembimbinf II

dr. dr. Siti Nur Aisyah Jauharoh, PhD.


NIP. 19'.711023 201 101 2 003 NrP. 19770102 20A501 2007

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
T'MVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAII
JAKARTA
1440Ht2018 \

iii
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Penelitian berjudul hubungan antara pengetahuan mahasiswa
Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang label makanan
dengan perilaku konsumsi dan memilih makanan kemasan yang diajukan oleh
Safira Belarizkia (NIM: 11151030000037) telah diujikan dalam sidang di Fakultas
Kedokterair pada tanggai 02 Novernber 2018. Laporan penelitian ini telah ciiterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana K-edoktelan (S. Ked) pada Program

Studi Kedokteran.
2018.

DEWAN PENGUJI

dr. 1Vl U lZ1, SpGK

NIP I 002i 201 101

SpGK dr. Siti Nur Jauharoh, PhD

NIP. 197110023 201101 2 003 NIP. 197701C2 200501 2 007

nguji I Pe4guji II

di'. Hidana, M.Gizi


\&
dr. Yanti Susianti, Sp. A (K)

NIP. 19720530 200501 2 007

PIMPINAN FAKULTAS

ir

PD-KEMD, FINASM
€4e KAPRODI KEDOKTERAN

dr. Achmad Zaki, S-pOT, M. Epid

200212 I 003 NIP. lbz80s07 200501 r oo5


lv

.-.-".:.'...'
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
berkah dan karunia-Nya. Segala kemudahan, kesehatan dan kesemangatan senantiasa
dilimpahkan oleh-Nya kepada saya selaku penulis sehingga mampu menyelesaikan
penelitian ini. Tidak lupa, shalawat dan salam saya haturkan ke junjungan Nabi Besar
Muhamma SAW serta keluarga dan para sahabatnya yang telah menjadi suri tauladan
bagi saya. Berkat itu pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Hubungan Antara Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tentang Label Makanan dengan Perilaku Konsumsi dan
Memilih Makanan Kemasan” senagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
program sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Terselesaikannya penelitian ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghormatan
kepada:
1. dr. Hari Hendarto, Ph.D, Sp.PD-KEMD, FINASIM, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Achmad Zaki, Sp.OT, selaku Ketua Program Studi Kedokteran Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulla Jakarta.
3. dr. Witri Ardini, M.Gizi, selaku dosen pembimbing 1 dan dr. Siti Nur Aisyah
Jauharoh, Ph.D, selaku dosen pembimbing 2 yang telah banyak menyediakan waktu,
tenaga, dan pikiran untuk membimbing peneliti dari awal hingga terselesaikannya
penelitian ini.
4. drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D, selaku penanggung jawab modul riset.
5. Kedua Orang tua tercinta, Aang CH Machdaly dan Tini Rustini yang selalu
memberikan kasih sayangnya, mendoakan, dan mendukung saya tiada henti.
6. Kakak saya tercinta, Amelia Nurfajrina yang selalu mendukung dan mendoakan saya.
7. Teman seperjuangan penelitian, yaitu Nailaufar Hamro, Faras Sabilla Kuswatim,
Hanifa Syafly, Nurfajrina Ririn, dan Refiyandi Trihandaru, yang telah bekerja sama

v
dengan baik dan saling membantu dalam mengerjakan skripsi ini, serta memberikan
dukungan dan semangat selama menyusun skripsi.
8. Sahabat setia yang menemani selama perkuliahan Nabila Shafira Aisyah, sahabat trip
bareng Rissa Rizkiia, sahabat rempong yang selalu memberikan dukungan Eneng Siti,
Lathifa An-Nada, Nesya Alifah, Wahyuning Hapsari, Allifka Ramadhanti dan tetangga
kamar kosan yang selalu membantu Syifa Sukma.
9. Sahabat SMA yang selalu memberika dukungan via telepon dan Line/WhatsApp, Elvina
Amelia, Dinda Fitri, Rezqy Febrisya, Desi Ayu, Shinta Hisanah, Khaleida Bianca,
Winda Lestari, Wilda Robiatul, Telly Siwi, Diana Nurmalasari dan Wulan Nurhalimah.
10. Teman-teman satu angkatan FK UIN 2015 (Amigdala) yang selalu memberikan
semangat selama penyusunan skripsi.
11. Semua pihak yang terlibat dalam membantu pelaksanaan penelitian dan skripsi yang
tidak dapat disebutkan satu persatu olehy penulis.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk
menyempurnakan skripsi ini. Semoga semua bantuan yang penulis terima menjadi
catatan baik di hadapan Allah SWT dan mendapat imbalan yang berlipat ganda.
Akhir kata penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Ciputat, Oktober 2018

Safira Belarizkia

vi
ABSTRAK
Safira Belarizkia. Program Studi Kedokteran. Hubungan Antara Pengetahuan
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tentang
Label Makanan dengan Perilaku Konsumsi dan Memilih Makanan Kemasan.
2018.
Latar belakang: Makanan ringan dalam kemasan merupakan salah satu
jajanan yang biasa dikonsumsi oleh mahasiswa. Makanan dalam kemasan memiliki
informasi nilai gizi yang mencantumkan zat gizi yang terkandung di dalamnya.
Pengetahuan mahasiswa tentang label makanan berpengaruh terhadap perilaku
mengonsumsi makanan dalam kemasan. Tujuan: Mengetahui hubungan antara tingkat
pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang
informasi nilai gizi dengan perilaku konsumsi makanan dalam kemasan. Metode:
Analitik komparatif kategorik tidak berpasangan yang menggunakan desain potong
lintang. Sampel sebanyak 96 orang dipilih secara acak dari mahasiswa Fakultas
Kedokteran tahap pre-klinik. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data
menggunakan uji chi-square. Hasil: Mayoritas mahasiswa memiliki tingkat
pengetahuan tentang informasi nilai gizi yang tidak baik (74%), perilaku yang tidak
baik (63,8%) dan tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan
tentang label makanan dan perilaku konsumsi makanan dalam kemasan (p= 0,538).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan tentang
label makanan dan perilaku konsumsi makanan dalam kemasan.

Kata kunci: makanan kemasan, label makanan kemasan, pengetahuan, perilaku

vii
ABSTRACT
Safira Belarizkia. Medical Study Program. The Relationship Between Student
knowledge in the Faculty of Medicine Syarif Hidayatullah State Islamic University
Jakarta About Food Labels with Behavior and choosing of packaged food
Consumption. 2018.
Background: Snacks in packs are one of the snacks commonly consumed by students.
The packaged food has information on nutritional value which includes the nutrients
contained. Student knowledge about food labels affects the behavior of consuming food
in packs. Objective: To determine the relationship between the level of knowledge of
the students of the Faculty of Medicine, Syarif Hidayatullah State Islamic University
in Jakarta regarding information on nutritional value and the consumption behavior of
packaged foods. Method: unpaired categorical comparative analysis using cross
sectional design. A sample of 96 people were randomly selected from the pre-clinic
Faculty of Medicine students. Data collection using a questionnaire. Data analysis using
Chi-square test. Results: The majority of students have a level of knowledge about
information on nutritional value that is not good (74%), behavior that is not good
(63.8%) and there is no significant relationship between the level of knowledge about
food labels and consumption behavior of packaged foods (p = 0.538). Conclusion:
There is no significant relationship between student knowledge about food labels and
the consumption behavior of packaged foods.

Keywords: food packaging, food packaging labels, knowledge, behavior

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................... ii


LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xiv
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.. ........................................................................................ 2
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 2
1.3.1. Tujuan Umum ............................................................................................... 2
1.3.2. Tujuan Khusus .............................................................................................. 3
1.4. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 3
1.4.1. Bagi Peneliti ................................................................................................. 3
1.4.2. Bagi Institusi ................................................................................................. 3
1.4.3. Bagi Masyarakat ........................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 4
2.1. Makanan Dalam Kemasan ................................................................................. 4
2.1.1. Pengertian Kemasan ..................................................................................... 4
2.1.2. Klasifikasi kemasan ...................................................................................... 4
2.2. Label Informasi Zat Gizi ................................................................................ 4
2.2.1 Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan ...................................................... 5
2.3. Pengetahuan dan Perilaku ................................................................................ 8
2.3.1. Pengetahuan ................................................................................................. 8
2.3.1.1 Pengertian Pengetahuan ............................................................................. 8

ix
2.3.1.2 Tingkat Pengetahuan................................................................................. 8
2.3.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan ........................ 9
2.3.2.1. Pengertian Perilaku ................................................................................... 9
2.3.2.2. Faktor yang mempengaruhi perilaku ...................................................... 10
2.3.2.3. Perilaku memilih makanan ..................................................................... 11
2.4. Kerangka Teori ................................................................................................. 14
2.5. Kerangka Konsep ............................................................................................. 15
2.6. Definisi Operasional ......................................................................................... 16
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 18
3.1. Desain Penelitian ...................................................................................... 18
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 18
3.3. Populasi dan Sampel ................................................................................. 18
3.4. Instrumen Penelitian ................................................................................. 19
3.5. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ............................................................ 20
1. Validitas Instrumen .................................................................................... 20
2. Reliabilitas Instrumen ................................................................................. 21
3.6. Pengumpulan Data ....................................................................................... 21
3.7. Pengolahan Data ........................................................................................... 22
3.8. Analisis Data ................................................................................................ 22
3.8.1. Analisis Univariat ...................................................................................... 22
3.8.2. Analisis Bivariat ........................................................................................ 22
3.9. Penyajian dan Pelaporan Data ...................................................................... 23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................................... 24
4.1. Sebaran Karakteristik Responden................................................................. 24
4.2. Hasil dan Pembahasan Analisa Univariat .................................................... 24
4.2.1. Gambaran Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia
….……………………………....................………………………….….. 24
4.2.2. Gambaran Kategori Pengetahuan Mahasiswa Mengenai Label Makanan
Kemasan……………………………...…………………………………… 25
4.2.3. Gambaran Kebiasaan Perilaku Mahasiswa dalam Mengkonsumsi Makanan

x
Kemasan ..................................................................................................... 27
4.2.4. Gambaran Perilaku Mahasiswa dalam Memilih Makanan Kemasan ........ 29
4.3. Hasil dan Pembahasan Analisa Bivariat ....................................................... 31
4.3.1. Hubungan Pengetahuan mengenai Label Makanan Kemasan dengan
Perilaku Memilih Makanan Kemasan ........................................................ 31
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 33
5.1. Simpulan ....................................................................................................... 33
5.2. Saran ............................................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 34

xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Definisi Operasional 16
Tabel 3.1 Penilaian Perilaku Konsumsi Richeese Nabati 19
Tabel 4.1 Sebaran Karakteristik Responden berdasarkan Jenis 22
Kelamin
Tabel 4.2 Sebaran Karakteristik Responden berdasarkan Usia 23
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi berdasarkan Kategori 24
Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi berdasarkan Kebiasaan 26
Perilaku Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi berdasarkan Ukuran Kemasan 27
Pilihan Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi berdasarkan Perilaku 28
Mahasiswa dalam Memilih Makanan Kemasan
Tabel 4.7 Hubungan Pengetahuan mengenai Label Makanan 29
Kemasan dan Perilaku Memilih Makanan Kemasan
pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Jakarta

xii
DAFTAR GAMBAR

Bagan 2.1 Informasi Nilai Gizi 6


Bagan 2.2 Kerangka Teori 14
Bagan 2.3 Kerangka Konsep 15

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian 34


Lampiran 2 Hasil Uji Validitas Instrumen 40
Lampiran 3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen 43
Lampiran 4 Hasil Olahan SPSS Univariat 45
Lampiran 5 Hasil Olahan SPSS Bivariat 48
Lampiran 6 Riwayat Hidup Peneliti 50

xiv
DAFTAR SINGKATAN

SDM Sumber Daya Manusia


PGA Pesan Gizi Seimbang
KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia
BPO Badan Pengawas Obat
AKG Angka Kecukupan Gizi
SPSS Statistical Product and Service Solutio

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Remaja yang berkualitas merupakan aset bangsa dan generasi penerus cita-cita
perjuangan bangsa yang akan menentukan masa depan bangsa dan negara.
Pembentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimulai sejak dini akan
berpengaruh terhadap kualitas mereka saat mencapai usia yang produktif.1 Salah satu
faktor yang berperan dalam peningkatan kualitas SDM adalah asupan gizi yang baik.
Perilaku konsumsi yang salah yaitu konsumsi yang tidak sesuai dengan kecukupan gizi
yang dianjurkan sehingga dapat menimbulkan masalah gizi. Salah satu masalah gizi
pada remaja adalah gizi lebih yang ditandai dengan gizi buruk karena pembelian
makanan yang salah bila dibandingkan dengan usia atau tinggi badan remaja
sebayanya.2
Dibandingkan usia dewasa, kebutuhan gizi dewasa muda relatif lebih besar
karena masih dalam tahap pertumbuhan. Selain itu, remaja umumnya melakukan
aktivitas fisik lebih berat dan jadwal kegiatan yang lebih padat sehingga diperlukan
asupan gizi yang lebih banyak. Asupan ini harus dapat dipenuhi dari konsumsi
makanan sehari-hari, baik dari makanan utama maupun makanan selingan. Makanan
selingan dalam kemasan merupakan solusi yang mudah menunda rasa lapar pada
seseorang yang memiliki aktivitas yang padat. Akan tetapi, jenis makanan ringan yang
dikonsumsi perlu diwaspadai karena kandungan nutrisi tertentu atau zat kimia lainnya
yang dapat mempengaruhi kesehatan.3
Makanan kemasan yang baik harus mencantumkan informasi nilai gizi yang
berisi komposisi zat gizi yang terkandung dalam makanan tersebut. Tujuan utama label
gizi ini adalah membantu konsumen untuk mengurangi atau membatasi konsumsi
makanan secara berlebih. Sebagai salah satu pilar dari pesan gizi seimbang (PGS),
perilaku seseorang dalam membaca label gizi dapat mendukung pola hidup sehat.
Label makanan membantu konsumen dalam menentukan pilihan bahan makanan yang
akan dikonsumsi sehingga aman bagi kesehatan.4

1
2

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Huda, QA pada tahun 2016 tentang
hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku membaca informasi nilai gizi dan
pemilihan pangan kemasan didapatkan hasil sebesar 53,06% responden adalah non
label user atau jarang atau tidak pernah membaca informasi nilai gizi pada label pangan
dan hasil statistik menunjukkan tidak adanya hubungan antara karakteristik,
pengetahuan dan perilaku responden dengan kebiasaan membaca informasi niai gizi
dan pemilihan pangan.5 Penelitian lain yang dilakukan oleh Oktaviana, W pada tahun
2017 didapatkan hasil 54,7% responden jarang membaca label gizi pada produk
kemasan.6 Berdasarkan observasi penulis, mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta banyak mengkonsumsi makanan kemasan yang disediakan di
kantin. Akan tetapi, penulis jarang mendapatkan mahasiswa membaca atau mengamati
label makanan kemasan yang akan dikonsumsi.
Berdasarkan uraian diatas penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang
hubungan antara pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tentang label makanan dengan perilaku konsumsi dan memilih
makanan kemasan.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari penelitian ini
adalah :
Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan mahasiswa Fakultas
Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang label makanan dengan perilaku
konsumsi dan memilih makanan kemasan?

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan mahasiswa Fakultas
Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang label makanan dengan perilaku
konsumsi dan memilih makanan kemasan.
3

1.3.2. Tujuan Khusus


1. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa tentang label makanan dalam
kemasan.
2. Mengetahui kebiasaan mahasiswa dalam perilaku konsumsi dan memilih
makanan kemasan.

1.4. Manfaat Penelitian


1.4.1. Bagi Peneliti
1. Memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana kedokteran di Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Menambah wawasan dan pengalaman dalam penelitian di bidang
kedokteran
1.4.2. Bagi Institusi
Menambah sumber referensi penelitian tentang hubungan pengetahuan dan
sikap mahasiswa terhadap kandungan gizi makanan kemasan dengan perilaku memilih
makanan kemasan di kantin Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

1.4.3. Bagi Mahasiswa


Menambah pengetahuan mahasiswa tentang kandungan gizi dari makanan
kemasan sehingga mahasiswa dapat lebih peduli akan kesehatan sehingga lebih
berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan kemasan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Makanan Dalam Kemasan


2.1.1. Pengertian Kemasan
Kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan kemasan sebagai
teratur, rapih, dan bersih. Sedangkan Undang-undang No. 7 Tahun 1996 tentang
Pangan mendefinisikan kemasan sebagai bahan yang digunakan untuk mewadahi dan
atau membungkus pangan, baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun
tidak.7
2.1.2. Klasifikasi kemasan
Kemasan dapat digolongkan berdasarkan frekuensi pemakaian, sifat kekakuan
bahan pengemas, dan tingkat kesiapan pakai. Frekuensi pemakaian kemasan
dimaksudkan berapa kali kemasan tersebut dapat digunakan, terdapat kemasan sekali
pakai dan kemasan yang dapat dipakai berulang kali seperti botol kecap. Yang kedua
terdapat sifat kekakuan bahan kemas yang digunakan dalam membungkus suatu
makanan dalam kemasan yaitu kemasan yang fleksibel dan kemasan kaku. Bahan
kemasan fleksibel yaitu bahan yang mudah dilenturkan dan tidak dapat retak seperti
plastik dan kertas, sedangkan bahan kemasan kaku bersifat keras, tidak tahan benturan,
dan retak seperti gelas. Dan yang ketiga, tingkat kesiapan pakai dalam kemasan dibagi
menjadi dua yaitu wadah siap pakai dan wadah siap dirakit. Bahan kemasan yang siap
pakai seperti botol dan wadah kaleng, sedangkan wadah siap dirakit seperti wadah yang
terbuat dari kertas dan plastik yang nantinya masih memerlukan tahap perakitan.8
2.2. Label Informasi Zat Gizi
Label gizi merupakan suatu informasi kandungan gizi yang terkandung dalam
produk pangan disertai jumlah kandungan tersebut dalam tiap sajian atau kemasan
makanan. Tujuan utama pelabelan gizi adalah membantu konsumen untuk menghindari
atau mengurangi kelebihan ataupun kekurangan asupan zat gizi yang dapat berakibat
pada masalah kesehatan terkait pola makan.9
Informasi yang keberadaannya penting bagi konsumen pada suatu label gizi
adalah label informasi komposisi dan nilai zat gizi. Komposisi yang tertera pada label

4
5

informasi zat gizi adalah keterangan tentang jenis bahan yang digunakan dalam proses
produksi pangan.10
Peraturan mengenai label gizi di Indonesia yang ditetapkan oleh Badan
Pengawas Obat (BPO) dan makanan menerangkan bahwa perusahaan makanan
kemasan berkewajiban untuk mencatumkan label informasi zat gizi pada kemasannya.
Zat gizi yang dilampirkan diantaranya kandungan kalori, lemak, protein, gula, dan
sodium.11 Senauer, Asp, dan Kinsey mengungkapkan penggunaan label informasi zat
gizi diasumsikan sebagai aktivitas konsumen dalam pencarian informasi seperti yang
tertera pada kemasan produk. Aktivitas ini merupakan suatu proses yang aktif, yang
terdiri dari perilaku melihat sebagai usaha pencarian informasi, mengevaluasi
informasi yang ada untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
membeli produk makanan.12 Definisi ini kemudian diasumsikan sebagai definisi
kepatuhan membaca label informasi zat gizi dan komposisi pada makanan kemasan.13
2.2.1 Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1999 tentang label dan iklan
pangan ditetapkan terdapat beberapa informasi yang wajib dicantumkan pada label gizi
seperti nama produk, berat bersih, nama dan alamat.14
Hal yang meliputi pecantuman informasi nilai gizi antara lain definisi mengenai
informasi nilai gizi, ketentuan umum label gizi, informasi yang wajib dicantumkan,
dan zat gizi yang wajib dicantumkan.15
Informasi nilai gizi adalah daftar kandungan zat gizi pada label pangan sesuai
dengan format yang telah ditentukan. Terdapat beberapa ketentuan umum dalam
mencantumkan informasi nilai gizi. Pencantuman informasi nilai gizi diwajibkan pada
label pangan yang memuat keterangan tertentu, yaitu label gizi yang diserti pernyataan
bahwa pangan tersebut mengandung vitamin, mineral, dan atau zat gizi lainnya seperti
karbohidrat, protein, lemak dan energi.16 Label informasi nilai gizi yang biasa
tercantum pada makanan kemasan terdapat pada gambar 2.1
6

Gambar 2.1 Informasi nilai gizi

Dari gambar di atas terdapat informasi yang wajib dicantumkan pada label gizi
terdiri dari takaran saji, jumlah sajian per-kemasan, dan catatan kaki, yaitu sebagai
berikut:
A. Takaran Saji
Takaran saji adalah jumlah produk pangan yang biasa dikonsumsi dalam satu kali
makan, dinyatakan dalam ukuran rumah tangga yang sesuai untuk produk pangan
tersebut. Ukuran rumah tangga meliputi antara lain sendok teh, sendok makan, sendok
takar, gelas, botol, kaleng, mangkuk/cup, bungkus, sachet, keping, buah, biji, potong,
dan iris.17
B. Jumlah Sajian Per Kemasan
Jumlah sajian per kemasan menunjukan jumlah takaran saji yang terdapat dalam
satu kemasan pangan. Pencantuman jumlah sajian per kemasan yaitu sebagai berikut:
Jika satu bungkus produk pangan berisi 6 takaran saji, maka pencantuman jumlah
sajian per kemasan sebagai berikut: “Jumlah sajian per kemasan : 6”16
7

C. Catatan Kaki
Catatan kaki merupakan informasi yang menerangkan bahwa persentase angka
kecukupan gizi (AKG) yang ditunjukkan dalam informasi nilai gizi dihitung
berdasarkan kebutuhan energi 2000 kkal. Pencantuman catatan kaki yaitu sebagai
berikut: Tulisan yang dicantumkan adalah sebagai berikut: *Persen AKG berdasarkan
kebutuhan energy 2000 kkal.18
Informasi zat gizi yang wajib dicantumkan pada label gizi terdiri dari energi
total, lemak total, protein, karbohidrat totalm dan natrium, yaitu sebagai berikut:18

A. Energi Total
Energi total merupakan jumlah energi yang berasal dari lemak, protein, dan
karbohidrat. Pencantuman energi total dicantumkan dalam satuan kkal per takaran saji
dengan tulisan tebal (bold). Misal : “Energi total 20 kkal”
B. Lemak Total
Lemak total menggambarkan kandungan semua asam lemak dalam pangan dan
dinyatakan sebagai trigliserida. Pencantuman kandungan lemak total dicantumkan
dalam gram per sajian dan dalam persentase AKG lemak, dengan tulisan tebal (bold).
Misal : “Lemak total 12 g”
C. Protein
Kandungan Protein menggambarkan kandungan semua asam amino dalam produk
pangan. Pencantuman kandungan protein dicantumkan dalam gram per sajian dan
dalam persentase AKG, dengan tulisan tebal (bold). Misal : “Protein 3 g”
D. Karbohidrat Total
Karbohidrat total meliputi gula, pati, serat pangan, dan komponen karbohidrat lain.
Pencantuman kandungan karbohidrat total dunyatakan dalam gram per sajian dan
dalam persentase AKG, dengan tulisan tebal (bold). Misal : “Karbohidrat total 26 g”
E. Natrium
Kandungan natrium dinyatakan dalam milligram per sajian dan dalam persentase
AKG, dengan tulisan tebal (bold). 19
Misal : “Natrium 30 mg”
8

2.3. Pengetahuan dan Perilaku


2.3.1. Pengetahuan
2.3.1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap obyek terjadi
melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
raba dengan tersendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan
tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian presepsi terhadap obyek.
Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga.20

2.3.1.2 Tingkat Pengetahuan


Menurut Notoatmodjo, secara garis besar pengetahuan seseorang dibagi dalam
6 tingkatan, yaitu:21

EVALUASI

SINTESIS

ANALISIS

APLIKASI

MEMAHAMI

TAHU

Dari gambar di atas tingkat pengetahuan terdiri dari tahu diartikan sebagai
mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya seperti mengingat kembali
sesuatu, memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar, aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
9

telah dipelajari kepada situasi atau kondisi sebenarnya, analisis adalah suatu
kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-
komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu
sama lain, sintesis berarti suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian di
dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada,
evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu
materi atau objek yang berdasarkan pada suatu kriteria-kriteria yang telah ada.21
2.3.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo, pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu:22
1. Pengalaman.
Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain,
pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.
2. Tingkat pendidikan.
Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang yang
berpendidikan lebih tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih luas
dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.
3. Informasi.
Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan
mempunyai pengetahuan lebih luas.
4. Sosial Budaya.
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mengetahui
pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

2.3.2. Perilaku
2.3.2.1.Pengertian Perilaku
Perilaku merupakan suatu respons seseorang yang dikarenakan adanya suatu
stimulus atau rangsangan dari luar.20 Adapun perilaku kesehatan merupakan suatu
respons dari seseorang berkaitan dengan masalah kesehatan, penggunaan pelayanan
10

kesehatan, pola hidup, maupun lingkungan sekitar yang memengaruhi.23 Menurut


Becker, 1979 yang dikutip dalam Notoatmodjo, perilaku kesehatan diklasifikasikan
menjadi tiga:20
a. Perilaku hidup sehat (healthy life style)
Merupakan perilaku yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk
meningkatkan kesehatan dengan gaya hidup sehat yang meliputi makan menu
seimbang, olahraga yang teratur, tidak merokok, istirahat cukup, dan menjaga
perilaku yang positif bagi kesehatan.
b. Perilaku sakit (illness behavior)
Merupakan perilaku yang terbentuk karena adanya respons terhadap suatu
penyakit. Perilaku dapat meliputi pengetahuan tentang penyakit serta upaya
pengobatannya.
c. Perilaku peran sakit (the sick role behavior)
Merupakan perilaku seseorang ketika sakit. Perilaku ini mencakup upaya untuk
menyembuhkan penyakitnya.
2.3.2.2. Faktor yang mempengaruhi perilaku
Dalam menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku,
konsep umum yang sering digunakan dalam berbagai kepentingan program dan
beberapa penelitian yang dilakukan adalah teori yang dikemukakan oleh Green (1980).
Menurut Green dalam Notoatmodjo (2010) perilaku seseorang ditentukan oleh tiga
faktor, yaitu faktor predisposisi, faktor pendorong, dan faktor penguat.22
a. Fakto-faktor predisposisi (predisposing factor)
Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap
kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat
sosial ekonomi, dan sebagainya.
b. Faktor-faktor pendorong (enambling factor)
Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas
kesehatan bagi masyarakat, misalnya air bersih, tempat pembuangan sampah,
tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan yang bergizi dan sebagainya.
11

Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit,


poliklinik, posyandu, bidan, dokter, dan sebagainya.
c. Faktor-faktor penguat (reinforcing factor)
Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh
agama, sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan. Termasuk
disini undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah
daerah terkait dengan kesehatan.22
2.3.2.3. Perilaku memilih makanan
1. Definisi Memilih Makanan
Istilah pemilihan makanan didefinisikan sebagai kekuatan kemauan seseorang
untuk mengendalikan makanan yang dikonsumsinya.2 Faktor yang mempengaruhi
pemilihan makanan terbagi menjadi tiga kelompok yaitu faktor terkait makanan, faktor
personal yang berkaitan dengan pengambilan keputusan pemilihan makanan, dan
faktor sosial ekonomi.24
Menurut Sediaoetama, pemilihan makanan merupakan jumlah pangan yang
dikonsumsi seseorang atau sekelompok orang yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan fisiologis, psikologis, dan sosiologis. Tujuan fisiologis adalah upaya untuk
memenuhi keinginan makan (rasa lapar) atau untuk memperoleh zat-zat gizi yang
diperlukan tubuh. Tujuan psikologis adalah untuk memenuhi kepuasan emosional atau
selera, sedangkan tujuan sosiologis adalah untuk memelihara hubungan manusia dalam
keluarga dan masyarakat.25
2. Faktor yang Mempengarui Pemilihan Makanan
Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan individu
maupun keluarga. Secara garis besar, dikelompokkan faktor yang mempengaruhi
pemilihan makanan menjadi tiga yaitu karakteristik individu, karakteristik makanan,
dan lingkungan. Karakteristik individu meliputi umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, dan kondisi psikologis. Karakteristik makanan meliputi faktor dari sifat
makanan, metode penyiapan makanan, kemudahan untuk dicerna, dan ketersediaan
makanan Sedangkan suhu termasuk dalam karakteristik lingkungan.13 Selain itu,
terdapat penelitian oleh Rahman, Khattak, dan Mansor tentang pemilihan makanan.
12

Dalam penelitiannya, terdapat berbagai faktor yang mendorong dalam pemilihan


makanan, antara lain:26
a. Kepedulian Terhadap Kesehatan (Health).
Kepedulian dalam menjaga kesehatan merupakan salah satu faktor yang dapat
memengaruhi dalam pemilihan makanan seperti mengkonsumsi makanan sehat.
Seseorang akan lebih mepertimbangkan kesehatan dalam pemilihan makanan
berdasarkan dari status kesehatan saat ini, kesadaran terhadap perilaku kesehatan,
dan dampaknya di masa yang akan datang.27
b. Kebiasaan (Familiarity).
Kebiasaan adalah kecenderungan sesorang untuk memilih makanan yang sudah
biasa dimakan dibandingkan mencoba makanan baru. Hal ini dibuktikan dengan
adanya hasil penelitian yang dilakukan di Malaysia yang menyatakan bahwa
kebiasaan (familiarity) dengan makanan lebih penting bagi orang Melayu
dibandingkan dengan orang Cina.28
c. Perasaan (Mood).
Faktor suasana hati merupakan mekanisme dan bagaimana seorang individu
dapat merasa baik atau santai. Stress dan jadwal yang padat karena kondisi kerja
dapat menjadi alasan mengapa makanan yang dipilih berdasarkan apakah makanan
tersebut menenangkan dan menghibur.26
d. Daya Tarik Sensorik (Sensory Appeal).
Aroma makanan yang menggugah selera dan disukai dapat memberi
rangsangan pada indra penciuman seseorang sehingga akan mempengaruhinya
untuk mengonsumsi makanan tersebut.13
e. Harga (Price).
Harga memiliki pengaruh yang kuat dalam pemilihan makanan. Harga
makanan merupakan elemen yang paling penting bagi masyarakat dengan
pendapatan rendah dibanding faktor yang lain. Penurunan harga memiliki
pengaruh yang kuat terhadap pola pembelian makanan yang di targetkan di tempat
kerja dan kafe di sekolah bagi kalangan remaja.29
13

f. Komposisi Makanan (Natural Content).


Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mohd-Any, Mahdzan, dan Cher di
Malaysia, menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat pecinta makanan
maupun bukan pecinta makanan dalam pemilihan makanan lebih memperhatikan
terhadap komposisi makanan untuk menjalankan diet yang seimbang dan
cenderung menerapkan konsumsi makan yang sehat.28
14

2.4. Kerangka Teori

Makanan
kemasan 1.Frekuensi
pemakaian

2. Sifat Kekakuan
Label kemasan Informasi nilai gizi Klasifikasi
pada label pangan 3. Kesiapan pakai
makanan kemasan

Faktor yang mempengaruhi : Pengetahuan


1.Faktor Predisposisi
1.Tingkat pendidikan
2. Faktor Pendorong
2. Informasi Perilaku
3. Faktor Penguat
3. Pengalaman

4. Sosial Budaya
Memilih makanan Faktor yang mempengaruhi:

1. Faktor personal berkaitan dengan


pengambilan makanan

2. Faktor sosial ekonomi

3. Kepedulian terhadap kesehatan

5. Kebiasaan

6. Perasaan

7. Daya tarik sensorik

8. Harga

9. Komposisi makanan

Bagan 2.1 Kerangka Teori


15

2.5. Kerangka Konsep

1. Tingkat Pengetahuan Pengetahuan


2. Informasi

3. Pengalaman Perilaku 1.Fakor predisposisi

4. Sosial budaya 2. Faktor Pendorong

Memilih 3. Faktor Penguat


makanan

Bagan 2.2 Kerangka Konsep


Keterangan :

= Yang diteliti

= Tidak diteliti
16

2.6. Definisi Operasional

Tabel 2.1 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur Skala

1. Pengetahuan Hasil tahu setelah Skala Total skor : 12 Ordinal


mengenai label melakukan Kuesioner
1.Baik : jika skor ≥
kemasan penginderaan
9
makanan terhadap makanan
kemasan 2.Tidak baik : jika
skor < 9

2. Perilaku Suatu kegiatan Skala Total skor : 12 Ordinal


mengkonsumsi atau aktivitas Kuesioner
1.Baik : jika skor ≥
makanan dalam memilih
9
kemasan makanan
kemasan. 2.Tidak baik : jika
skor < 9

3. Jenis Kelamin Karakteristik Skala 1. Laki-laki Nominal


biologis yang Kuesioner
2. Perempuan
dilihat dari
penampilan luar.

4. Usia Lama hidup Skala Usia 17 tahun – 22 Ordinal


responden dari Kuesioner tahun
lahir sampai saat
penelitian.
17

5. Ukuran Ukuran yang Skala 1. Ukuran kecil Ordinal


makanan menunjukkan Kuesioner
2. Ukuran sedang
kemasan besar atau
kecilnya suatu 3. Ukuran besar
makanan
kemasan.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif kategorik tidak
berpasangan yang menggunakan desain potong lintang. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan informasi mengenai hubungan antara pengetahuan mahasiswa tentang
label makanan dengan perilaku konsumsi makanan kemasan di kantin Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian


3.2.1. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Februari-Juni 2018.
3.2.2. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Kantin Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, Jalan Kertamukti 05, Pisangan, Ciputat Timur 15419,
Tangerang Selatan.

3.3. Populasi dan Sampel


3.3.1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa pre-klinik Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.3.2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada penelitian ini teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah metode random sampling yaitu dengan
memilih mahasiswa Fakultas Kedokteran secara acak.

18
19

Besar sampel (n) dapat ditentukan dengan rumus :


Za2 x PQ
𝑛=
d2
n = besar sampel
Za = 1,96 (deviat buku normal untuk a=0,05)
P = 0,5
Q = 1-p = 1- 0,5 = 0,5
d = 0,1 (10%)
(1,96)2 𝑥 0,5 𝑥 0,5
𝑛= (0,1)2
= 96,04 ~ 96

Jadi, sampel minimal yang dibutuhkan adalah sebanyak 96 mahasiswa Fakultas


Kedokteran Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.3.3. Kriteria Sampel
3.3.3.1. Kriteria Inklusi
1. Mahasiswa prelinik Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Mahasiswa yang bersedia menjadi responden
3. Mahasiswa yang hadir pada saat pengambilan data
3.3.3.2. Kriteria Eksklusi
1. Mahasiswa klinik Fakultas Kedokteran
2. Mahasiswa yang tidak pernah jajan di Kantin
3.4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner.
Peneliti menggunakan kuesioner yang terdiri dari tiga bagian, antara lain:
1. Kuesioner A berisi 6 pernyataan terkait kebiasaan perilaku mahasiswa dalam
mengkonsumsi makanan kemasan (snack) yang aman.
2. Kuesioner B berisi 10 pernyataan terkait pengetahuan mahasiswa tentang label
makanan kemasan.
3. Kuesioner C berisi gambar makanan dan pertanyaan mengenai salah satu makanan
kemasan yang tersedia di kantin Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Kuesioner C ini dibuat untuk
mengetahui perilaku mahasiswa seperti kegiatan atau aktivitas mahasiswa dalam
20

memilih makanan. Peneliti sebelumnya melakukan observasi di kantin untuk


mengetahui makanan kemasan apa saja yang dijual lalu peneliti memilih salah satu
makanan kemasan yang sering dibeli oleh mahasiswa untuk dijadikan contoh dalam
kuesioner penelitian. Selanjutnya, mahasiswa diminta untuk menjawab pertanyaan
yang ada di kuesioner berdasarkan kebiasaan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam
membeli makanan tersebut seperti ukuran kemasan, berapa bungkus sekali beli,
apakah satu bungkus langsung habis dimakan atau tersisa, berapa kali makan dalam
satu bungkus, serta pengetahuan mengenai sajian makanan dalam satu bungkus itu
untuk berapa kali makan. Tujuan dari kuesioner C ini adalah untuk mengetahui
apakah perilaku mahasiswa sesuai atau tidak sesuai dalam berperilaku memilih
makanan yang dikaitkan dengan pengetahuan dalam mengkonsumsi Richeese
Nabati.
Tabel 3.1 Penilaian perilaku konsumsi Richeese Nabati
Perilaku Konsumsi
Sesuai Tidak Sesuai
Ukuran Richeese Kecil 1 kali makan -
Nabati Sedang ≥6 kali makan <6 kali makan
Besar ≥18 kali makan <18 kali makan

3.5. Validitas dan Reliabilitas Instrumen


Sebelum melakukan pengumpulan data penelitian, peneliti telah melakukan uji
validitas dan reliabilitas terhadap instrument yang akan digunakan. Uji coba validitas
dan reliabilitas dilakukan pada tanggal 25-28 Mei 2018 kepada 15 mahasiswa Fakultas
Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
1. Validitas Instrumen
Uji Validitas dilakukan kepada 15 responden. Setelah didapatkan data lalu
dilakukan uji pearson dengan menggunakan software statistic pada kuesioner A,
hasilnya didapatkan pernyataan yang dinyatakan tidak valid berjumlah 1 item yaitu
pernyataan item P3 dengan nilai r = 0,350. Dan pada kuesioner A terdapat 6 item yang
ditanyakan. Kuesioner B didapatkan hasil pernyataan yang dinyatakan tidak valid yaitu
21

berjumlah 2 item, yaitu pernyataan item P2 dengan nilai r = 0,332 dan item P11 dengan
nilai r = 0,098. Dari 11 item pernyataan, total item yang akhirnya digunakan dalam
penelitian yaitu menjadi 10 item. Lalu item yang tidak valid diubah pernyataannya,
setelah itu peneliti melakukan uji validitas kembali kepada 15 responden dengan
Kuesioner A berjumlah 6 pernyataan dengan pernyataan nomor 3 diubah, dan
Kuesioner B berjumlah 10 pernyataan dengan pernyataan nomor 2 diubah dan
didaptkan hasil item P3 dengan nilai r = 0,531 dan item P2 dengan nilai r = 0,549. Dan
dinyatan kedua item tersebut valid.

2. Reliabilitas Instrumen
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas menggunakan SPSS metode
cronbach’s alpha didapatkan nilai 0,522 untuk instrumen perilaku dan 0,676 untuk
instrumen pengetahuan. Kedua instrument tersebut dinyatakan reliabel.

3.6. Pengumpulan Data


Pada penelitian ini, peneliti menggunakan data primer. Data primer ini
didapatkan dari responden yang mengisi kuesioner yang disebar oleh peneliti dalam
bentuk hardcopy. Dengan cara peneliti memasuki ruang kelas dan mulai
memperkenalkan diri sekaligus menjelaskan maksud dari penelitian kepada responden.
Selanjutnya peneliti membagikan kuesioner kepada beberapa mahasiswa yang terdapat
di dalam kelas dan memberikan penjelasan tentang cara pengisian kuesioner. Peneliti
tetap berada di ruang kelas selama responden mengisi kuesioner tersebut.
Setelah kuesioner terkumpul, peneliti melakukan pengecekan apakah data
sudah terisi dengan lengkap atau belum. Setelah lengkap, data diproses dengan cara
meng-entry data yang ada pada kuesioner ke dalam program software statistic. Dan
peneliti mengecek kembali data yang sudah di-entry apakah terdapat kesalahan atau
tidak.
22

3.7. Pengolahan Data


Berikut tahap-tahap dalam proses pengolahan data menurut Notoatmodjo :22
1. Editting
Editting merupakah kegiatan pengecekan dan perbaikan isian formulir atau
kuesioner. Apabila ada jawaban-jawaban yang belum lengkap, jika memungkinkan
perlub pengambilan data ulang untuk melengkapi jawaban-jawaban tersebut. Tetapi
apabila tidak memungkinkan, maka pertanyaan yang jawabannya tidak lengkap
tersebut tidak diolah.
2. Coding
Coding merupakan proses mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
menjadi data berbentuk angka atau bilangan. Kode untuk kuesioner A yaitu “benar
= 1” dan “salah=0”. Kode untuk kuesioner B “benar=1” dan “salah=0”.
3. Data Entry
Data entry yakni memasukkan jawaban-jawaban dari responden yang dalam
bentuk angka atau huruf ke dalam program software computer. Program untuk entry
data pada penelitian ini menggunakan software statistic.
4. Cleaning
Proses cleaning (pembersihan data) yakni dilakukan setelah semua data dari
responden selesai dimasukkan, kemudian perlu dicek kembali kemungkinan adanya
kesalahan kode dan ketidaklengkapan, selanjutnya dilakukan koreksi atau
pembetulan.

3.8. Analisis Data


3.8.1. Analisis Univariat
Tujuan analisis univariat adalah untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. Analisis univariat pada penelitian ini untuk
mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku secara deskriptif dengan menghitung
jumlah frekuensi dari masing-masing variabel.30
23

3.8.2. Analisis Bivariat


Setelah analisis univariat dilakukan, akan diketahui hasil dari karakteristik atau
distribusi setiap variabel, kemudian dapat dilanjutkan ke analisis bivariat. Analisis
bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga mempunyai hubungan. Pada
penelitian ini analisis bivariat dilakukan terhadap variabel pengetahuan dengan
perilaku. Analisis data yang digunakan yaitu uji nonparametrik karena variabel
penelitian adalah jenis kategorik. Uji penelitian yang digunakan adalah uji Chi-square.
Uji ini digunakan untuk menguji hubungan antara variabel independen skala ordinal
dan variabel dependen skala ordinal.
Untuk interpretasi hasil pada uji Chi-square dapat dilihat dari tingkat
kemaknaan 5% jika semua tabel memiliki expected count lebih dari lima, sedangkan
jika ada minimal satu tabel memiliki expected count kurang dari lima maka dilakukan
Uji Fisher.30

3.9. Penyajian dan Pelaporan Data


Data disajikan dalam bentuk narasi dan tabel dan disertai dengan penjelasan
deskriptif dan dilaporkan sebagai skrispsi. Data dan hasil analisis dilaporkan dalam
bentuk makalah laporan penelitian yang kemudian dipresentasikan di depan penguji
dari modul riset.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Sebaran Karakteristik Responden


Penelitian ini dilakukan dengan responden penelitian sebanyak 96 orang
mahasiswa pre-klinik Fakultas Kedokteran di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, pada tahun 2018. Jumlah mahasiswa preklinik di Fakultas
Kedokteran UIN Jakarta berjumlah 286 mahasiwa dengan rincian 105 mahasiswa
angkatan 2015, 83 mahasiwa angkatan 2016 dan 98 mahasiswa angkatan 2017.
Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling pada ketiga angkatan dengan
rincian tiap angkatan diambil 32 mahasiswa sebagai responden.

4.2. Hasil dan Pembahasan Analisa Univariat


4.2.1. Gambaran Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin dan
Usia

1. Jenis Kelamin
Karakteristik mahasiwa berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Sebaran Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)
Perempuan 72 75
Laki-laki 24 25
Total 96 100

Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa dari 96 responden, mayoritas responden


adalah perempuan dengan jumlah 72 orang (75%), sedangkan responden laki-laki
berjumlah 24 orang (25%), hal ini sesuai dengan populasi mahasiswa preklinik
Fakultas Kedokteran UIN Jakarta dengan jumlah mahasiswa perempuan lebih banyak
dari jumlah laki-laki.

24
25

2. Usia
Karakteristik mahasiswa berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Sebaran Karakteristik Responden berdasarkan Usia
Usia Frekuensi (n) Persentase (%)
17 tahun 3 3,1
18 tahun 17 17,7
19 tahun 32 33,3
20 tahun 23 24
21 tahun 17 17,7
22 tahun 4 4,2
Total 96 100

Berdasarkan tabel 4.2 di atas diketahui bahwa usia responden berada pada
rentang usia 17- 22 tahun. Usia responden terbanyak yaitu usia 19 tahun yang
berjumlah 32 orang (33,3%). Usia termuda yaitu 17 tahun dengan jumlah 3 orang
(3,1%) dan usia tertua yaitu 22 tahun dengan jumlah 4 orang (4,2%).

4.2.2. Gambaran Kategori Pengetahuan Mahasiswa Mengenai Label Makanan


Kemasan

Pengelompokkan responden berdasarkan kategori pengetahuan dibagi menjadi


2 yaitu kategori pengetahuan baik dan kategori pengetahuan tidak baik. Hasil analisis
dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi berdasarkan Kategori Pengetahuan Mahasiswa Fakultas
Kedokteran
Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%) Rata-rata
Baik 25 26 6,79
Tidak baik 71 74
Total 96 100
26

Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa dari 96 responden, 25 responden


diantaranya dinyatakan berpengetahuan baik (26%) dan 71 responden dinyatakan
berpengetahuan tidak baik (74%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa
preklinik Fakultas Kedokteran UIN Jakarta memiliki pengetahuan yang tidak baik
mengenai label makanan kemasan.
Berdasarkan distribusi frekuensi jawaban responden, pernyataan dengan
jawaban benar paling banyak adalah pernyataan item P2 dengan persentase 95%
responden menjawab benar. Pernyataan item P2 adalah ‘Tujuan utama pelabelan gizi
adalah membantu konsumen untuk menghindari atau mengurangi kelebihan ataupun
kekurangan asupan zat gizi yang dapat menyebabkan masalah kesehatan’. Sementara
itu pernyataan dengan jawaban benar paling sedikit adalah pernyataan item P4. Jumlah
responden yang menjawab benar pada item P4 yaitu berjumlah 9 orang (9,4%). Item
pernyataan P4 tersebut adalah ‘Zat gizi yang wajib dicantumkan pada label kemasan
adalah energi total, takaran saji, protein, karbohidrat total, dan jumlah sajian’.
Berdasarkan hasil di atas peneliti menyimpulkan bahwa seluruh responden
sudah memiliki pengetahuan yang baik tentang tujuan utama pelabelan gizi pada
makanan kemasan, namun responden masih belum memiliki pengetahuan yang baik
mengenai zat gizi yang wajib dicantumkan pada label makanan kemasan.
Terdapat lima zat gizi yang wajib dicantumkan dalam label makanan kemasan
yaitu energi total, lemak total, protein, karbohidrat, dan natrium. Energi total adalah
jumlah energi yang berasal dari lemak, protein, dan karbohidrat. Lemak total
menggambarkan kandungan semua asam lemak dalam pangan dan dinyatakan sebagai
trigliserida. Kandungan protein menggambarkan kandungan semua asam amino dalam
produk pangan. Karbohidrat total meliputi gula, pati, serat pangan, dan komponen
karbohidrat lain.18
Kurangnya pengetahuan mahasiswa tentang zat gizi yang wajib dicantumkan
dalam label makanan kemasan dikarenakan kurangnya terpapar pengetahuan mengenai
hal tersebut. Mahasiswa bisa saja hanya sekedar pernah mendengar atau membaca
mengenai kandungan zat gizi yang wajib dicantumkan dalam label makanan kemasan,
namun belum mengetahui secara lebih jelas mengenai zat gizi apa saja yang wajib
27

dicantumkan dan zat gizi yang wajib dicantumkan dengan persyaratan tertentu. Zat gizi
yang wajib dicantumkan dengan persyaratan tertentu seperti energi dari lemak, lemak
jenuh, lemak trans, kolesterol, serat pangan, dan gula. Pada item P4 terdapat takaran
saji dan jumlah sajian, kedua hal tersebut bukan merupakan zat gizi melainkan
informasi yang wajib dicantumkan pada label makanan kemasan. Takaran saji adalah
jumlah produk pangan yang biasa dikonsumsi dalam satu kali makan, sedangkan
jumlah sajian menunjukkan jumlah takaran saji yang terdapat dalam satu kemasan
pangan.16
Mengingat bahwa mahasiswa Fakultas Kedokteran merupakan mahasiswa
dalam bidang kesehatan dan seharusnya lebih mengetahui mengenai informasi dan zat
gizi apa saja yang wajib dicantumkan pada label makanan kemasan, sebaiknya
mahasiswa lebih banyak membaca lagi mengenai kandungan pada label makanan
kemasan dan pihak Fakultas Kedokteran sebaiknya memberikan pengetahuan
mengenai kandungan informasi dan zat gizi pada label kemasan agar pengetahuan
mahasiswa Fakultas Kedokteran dapat meningkat.

4.2.3. Gambaran Kebiasaan Perilaku Mahasiswa dalam Mengkonsumsi


Makanan Kemasan

Pengelompokkan responden berdasarkan kebiasaan perilaku dibagi menjadi 2


yaitu kategori baik dan tidak baik. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi berdasarkan Kebiasaan Perilaku Mahasiswa Fakultas


Kedokteran
Perilaku Frekuensi (n) Persentase (%) Rata-rata
Baik 29 27,6 5,38
Tidak baik 67 63,8
Total 96 100
28

Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang berjumlah
67 orang (63,8%) memiliki perilaku yang tidak baik dalam memilih makanan kemasan.
Peneliti menyimpulkan bahwa mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Jakarta memiliki
perilaku yang tidak baik dalam mengkonsumsi makanan kemasan.
Berdasarkan distribusi frekuensi jawaban responden mengenai perilaku,
pernyataan jawaban benar yang paling banyak adalah penyataan item P2 dengan
persentase 79%. Pernyataan item P2 adalah ‘Saya setiap hari mengkonsumsi makanan
kemasan’. Sementara itu jawaban benar paling sedikit yaitu pada pernyataan item P6
dengan persentase 14%. Pernyataan item P6 adalah ‘Saya langsung mengambil
makanan kemasan yang saya inginkan tanpa mengetahui kandungan zat gizinya’.
Berdasarkan hasil di atas peneliti menyimpulkan bahwa sebagian besar
mahasiswa memiliki kebiasaan dalam perilaku mengkonsumsi makanan kemasan
setiap hari, namun mahasiswa memiliki perilaku tidak baik dalam mengkonsumsi
makanan kemasan dengan langsung mengambil makanan kemasan yang diinginkan
tanpa mengetahui kandungan zat gizinya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Huda QA pada tahun 2016 tentang hubungan
pengetahuan dan sikap dengan perilaku membaca informasi nilai gizi dan pemilihan
pangan kemasan didapatkan hasil sebesar 53,06% responden adalah non label user atau
jarang atau tidak pernah membaca informasi nilai gizi pada label pangan.4 Dan sejalan
dengan penelitian Oktaviana W pada tahun 2017 dengan hasil 54,7% responden jarang
membaca label gizi pada produk kemasan.5
Mahasiswa biasanya cenderung sering memilih makanan tanpa mengetahui
kandungan zat gizi pada makanan tersebut. Hal itu dikarenakan kebiasaan dalam
berperilaku langsung mengambil makanan kemasan atau hanya sekedar ingin
mengkonsumsi makanan tersebut meskipun telah mengkonsumsi makanan berat.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang ditentukan oleh faktor
predisposisi, faktor pendorong, dan faktor penguat.20
29

4.2.4. Gambaran Perilaku Mahasiswa dalam Memilih Makanan Kemasan


1. Pilihan Makanan Kemasan
Kuesioner C terdiri dari contoh makanan kemasan Richeese Nabati yang
berukuran kecil (1 porsi/kemasan), berukuran sedang (6 porsi/kemasan) dan berukuran
besar (18 porsi/kemasan) yang ada di lingkungan kantin Fakultas Kedokteran UIN
Jakarta. Hasil analisis makanan kemasan yang dipilih responden dapat dilihat pada
tabel 4.5.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi berdasarkan Ukuran Kemasan Pilihan Mahasiswa


Fakultas Kedokteran
Ukuran makanan Frekuensi (n) Persentase (%)
kemasan
Ukuran kecil 29 30,2

Ukuran sedang 52 54,2

Ukuran besar 10 10,4

Tidak konsumsi 5 5,2

Total 96 100

Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa dari kategori makanan kemasan


berdasarkan ukurannya, ukuran makanan kemasan yang banyak dipilih oleh responden
adalah berukuran sedang yang berjumlah 52 orang (54,2%).
Berdasarkan teori pemilihan makanan, terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi pemilihan makanan seperti kepedulian terhadap kesehatan, kebiasaan,
daya tarik sensorik, harga, dan komposisi makanan.26

2. Perilaku Memilih Makanan Kemasan


Pengelompokkan responden berdasarkan kategori perilaku dibagi menjadi 2,
yaitu perilaku yang sesuai dan perilaku tidak sesuai. Hasil analisa dapat dilihat pada
tabel 5.6.
30

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi berdasarkan Perilaku Mahasiswa dalam Memilih


Makanan Kemasan
Ukuran Sesuai Tidak Sesuai Total
n % n %
Kecil 29 100 0 0 29
Sedang 2 3,8 50 96 52
Besar 1 10 9 90 10
Total 32 35 59 65 91

Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa dari kategori perilaku dalam


mengkonsumsi Richeese Nabati, 59 orang (64,8%) tidak sesuai antara perilaku dan
pengetahuan dalam konsumsi Richeese Nabati. Perilaku yang tidak sesuai dalam
pemilihan Richeese Nabati terbanyak pada ukuran sedang, rata-rata responden biasa
menghabiskan 1-2 kali makan yang seharusnya dihabiskan ≥6 kali makan.
Menurut teori ABC (Sulzer, Azaroff, Mayer: tahun 1977), perilaku merupakan
suatu proses sekaligus hasil interaksi antara Antecedent, Behavior, dan Concequences.
Antecedent adalah suatu pemicu seseorang untuk berperilaku, yaitu seperti kejadian di
lingkungan sekitar. Behavior adalah reaksi terhadap adanya pemicu tersebut.
Concequences adalah kejadian selanjutnya yang mengikuti perilaku tersebut, atau biasa
disebut konsekuensi. Konsekuensi ini terbagi atas 2 bentuk, yaitu positif (menerima)
dan negatif (menolak). Konsekuensi positif artinya seseorang akan mengulang perilaku
tersebut. Sedangkan konsekuensi negatif artinya seseorang akan berhenti melakukan
perilaku tersebut.22
Perilaku yang diteliti dalam penelitian ini adalah kegiatan atau aktivitas
mahasiswa dalam memilih makanan kemasan di kantin. Berdasarkan hasil penelitian,
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa Fakultas Kedokteran memiliki
perilaku yang tidak sesuai dalam memilih makanan kemasan.
Kategori perilaku pada penelitian ini dinilai berdasarkan kebiasaan mahasiswa
memilih makanan kemasan. Mahasiswa dinyatakan memiliki perilaku yang sesuai
31

apabila mahasiswa memilih makanan kemasan dan dimakan sesuai dengan porsi sajian
makanan per kemasannya disertai dengan pengetahuan mahasiswa mengenai jumlah
sajian makanan tersebut. Mahasiswa yang memilih perilaku tidak sesuai apabila
mahasiswa memilih makanan kemasan yang biasa dibeli dan dimakan tidak sesuai
dengan porsi sajian per kemasannya disertai dengan pengetahuan mahasiswa yang
tidak mengetahui berapa sajian makanan kemasan pada Richeese Nabati.

4.3. Hasil dan Pembahasan Analisa Bivariat


4.3.1. Hubungan Pengetahuan mengenai Label Makanan Kemasan dengan
Perilaku Memilih Makanan Kemasan
Tabel 4.7 Hubungan Pengetahuan mengenai Label Makanan Kemasan dan Perilaku
Memilih Makanan Kemasan pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Jakarta.

PERILAKU TOTAL P-
value
BAIK TIDAK BAIK

N % % N %

PENGE- Baik 9 36 16 64 25 100 0,538

TAHUAN Tidak 20 28,2 51 71,8 71 100


Baik

Total 29 30,2 67 69,8 96 100

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.7 diketahui sebanyak 51 responden


(71,8%) memiliki pengetahuan tidak baik yang disertai perilaku tidak baik. Peneliti
menyimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan dan perilaku yang
tidak baik. Dan diperoleh nilai p-value didapatkan 0,538 yang artinya >0,05, maka
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan mahasiswa mengenai label
makanan kemasan dengan perilaku konsumsi makanan kemasan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Huda QA pada tahun 2016 tentang hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku
32

membaca informasi nilai gizi dan pemilihan pangan kemasan didapatkan hasil statistik
menunjukkan tidak adanya hubungan antara karakteristik, pengetahuan dan perilaku
responden dengan kebiasaan membaca informasi niai gizi dan pemilihan pangan.4
Teori Green (1980) dalam Notoatmodjo (2003) menjelaskan bahwa perilaku
seseorang ditentukan oleh 3 faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pendorong, dan
faktor penguat. Pengetahuan merupakan salah satu faktor predisposisi yang mendasari
perilaku seseorang, sedangkan salah satu dari faktor pendorong yaitu mencakup
ketersediaan sarana dan prasarana dan faktor ketiga yaitu faktor penguat yaitu
mencakup sikap dan perilaku dari tokoh masyarakat. Teori “Thoughs and Feeling”
dari (WHO, 1984) juga menjelaskan bahwa pengetahuan merupakan salah satu
seseorang berperilaku tertentu.22
Pengetahuan dapat sejalan dengan perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-
hari dalam memilih makanan. Pengetahuan mahasiswa yang kurang dapat
menyebabkan mahasiswa tersebut lebih memilih makanan kemasan sesuai dengan apa
yang diinginkannya tanpa mengetahui makanan tersebut untuk sekali konsumsi makan
atau tidak. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku dalam memilih makanan. Salah
satu faktornya dikarenakan pengetahuan yang diperoleh hanya sebatas pengetahuan
dasar tentang zat gizi makanan. Sementara pengetahuan mengenai label makanan
kemasan, serta akibat mengkonsumsi makanan kemasan tanpa melihat kandungan zat
gizinya belum difokuskan.31
33

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab
sebelumnya, kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagian besar responden (74%) memiliki pengetahuan yang tidak baik mengenai
label makanan kemasan.
2. Sebagian besar responden (63,8%) memiliki perilaku yang tidak baik dalam
mengkonsumsi makanan kemasan.
3. Sebagian besar responden (65%) memiliki perilaku yang tidak sesuai dalam
memilih makanan kemasan.
4. Hasil uji statistik komparatif Chi-square menunjukkan hubungan tidak bermakna
antara pengetahuan mengenai label makanan kemasan dengan perilaku memilih
makanan kemasan, dengan nilai p-value = 0,538.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasn yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya,
maka saran yang peneliti dapat sampaikan adalah:
1. Bagi Mahasiswa
a. Perlu menambah pengetahuan tentang label makanan kemasan agar lebih
mengetahui komposisi pada makanan kemasan.
b. Sebaiknya apabila ingin memakan makanan kemasan harus membiasakan untuk
melihat labelnya agar mengetahui apakah makanan kemasan tersebut untuk
sekali makan atau tidak.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut yang
berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan perilaku
seseorang dalam mengkonsumsi makanan kemasan.
34

DAFTAR PUSTAKA

1. Hukormas. Anak Usia Sekolah Menjadi Tumpuan Kualitas Bangsa. Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia. 2014. h. 7.
2. Michael J, Gibney B. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC; 2009. h. 19.
3. Cassady DL. Food Label Knowledge. 2016;207–16. h. 11.
4. Codex Alimentarius Commisions. Food Labelling: Food and Agriculture
Organization (FAO). World Heal Organ. 2007. h. 2.
5. Huda Q. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Membaca
Informasi Nilai Gizi dan Pemilihan Pangan Kemasan. 2016. h. vii.
6. Widia Oktaviana. Hubungan Antara Karakteristik Individu dan Pengetahuan
Label Gizi dengan Membaca Label Gizi Produk Pangan Kemasan Pada
Konsumen di 9 Supermarket Wilayah Kota Tanggerang. 2017. h. ii.
7. DPR-RI. Undang Undang No . 7 Tahun 1996 Tentang : Pangan. 1996;(7):4.
8. Akrom MC. Pengaruh Kemasan, Harga Dan Promosi Terhadap Proses
Keputusan Pembelian Konsumen Kripik Paru Umkm Sukorejo Kendal. 2013. h.
13-14.
9. Palupi IR, Naomi ND, Susilo J. Penggunaan Label Gizi dan Konsumsi Makanan
Kemasan Pada Anggota Persatuan Diabetisi Indonesia Unit RS Kota
Yogyakarta. J Kesehat Masy. 2017;11(1):1–12.
10. Devi V, Sartono A, JT I. Praktek Pemilihan Makanan Kemasan Berdasarkan
Tingkat Pengetahuan Tentang Label Produk Makanan Kemasan. J Gizi. 2013.
h. 2.
11. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Peraturan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan Republik Indonesia. BPOM. 2005. h. 47-58.
12. Nayga, Rodolf. Determinants of Consumers’ Use Of Nutritional Information on
Food Packagess. J Agric Econ. h. 8.
13. Azrimaidaliza I. Analisis Pemilihan Makanan pada Remaja Kota Padang. J
Kesehat Masy Nas. 2011. h. 16.
14. Peraturan Pemerintah RI. Nomor 69 tahun 1999 Tentang Label dan Iklan
35

Pangan. 1999. h. 1-3.


15. Campos S, Doxey J, Hammond D. Nutrition Label s on Pre-Packaged Foods: a
Systematic Review. J Public Heal Nutr. 2011. h.7.
16. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Tentang Acuan Label Gizi. 2016. h. 4-
16.
17. Badan Pengawas Obat RI. Informasi Nilai Gizi Produk Pangan, Manfaat dan
Cara Penggunaan. BPOM. 2009. h. 23-44.
18. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Peraturan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makan Republik Indonesia Tentang Pedoman Pencantuman Informasi
Nilai Gizi. 2011. h. 6-17.
19. Badan Pengawas Obat. Tentang Ketentuan Pokok Pengawasan Pangan
Fungsional. BPOM. 2005. h. 36-44.
20. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta; 2012. h. 131-207.
21. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta;
2007. h. 133-6.
22. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010. h. 37-38.
23. Notoatmodjo S. Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta; 2011. h. 130-6.
24. Aprilia A, Dieny F. The Factor Related to Snacks Preference in Elementary
School Children. BIMGI. 214M;Vol.2 (2). h. 11.
25. Sediaoetama A. Ilmu Gizi Mahasiswa dan Profesi. Jakarta: Penerbit: Dian
Rakyat; 2000. h. 54.
26. Rahman S, Khattak M, Mansor N. Determinants of Food Choice Among in an
Urban Community. Rev Nutr Diet. 2013. h. 22.
27. Wardle J, Haase A, Steptoe A. Gender Differences in Food Choice: The
Contribution of Health Beliefs and Dieting. Soc Behav Med. 2010. h. 21.
28. Mohd-Any A, Mahdzan N, Cher C. Food Choie Motives of Different Ethnics
and the Food Segment in Kuala Lumpur. J Br Food. 2013. h. 21.
29. French S. Pricing Effect on Food Choices, Symposium: Sugar and Fat from
Genes to Culture. Am Soc Nutr Sci. 2013. h. 22.
36

30. Dahlan MS. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Epidemiologi
Indonesia; 2017. h. 130-34.
31. Triasari R. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mengenai Jajanan Aman dengan
Perilaku Memilih Jajanan Pada Siswa kelas V SD Negeri Cipayung 2 Kota
Depok. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; 2015. h. 25-31.
37

LAMPIRAN 1
KUESIONER PENELITIAN

Assalamu’alaikum wr.wb.
Saya Safira Belarizkia, mahasiswa Program Studi Pendidikan
Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Saya bermaksud akan melakukan penelitian yang berjudul :
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN MAHASISWA TENTANG LABEL
MAKANAN DENGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN KEMASAN DI KANTIN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
Untuk maksud tersebut, saya mohon kesediaan teman-teman
untuk berpartisipasi mengisi lembar pernyataan yang sudah disediakan dengan
selengkap-lengkapnya. Atas perhatian dan kesediannya, saya ucapkan terima kasih.
Identitas Responden
1. Nama Responden :
2. Jenis Kelamin : L / P (lingkari salah satu)
3. Usia :
4. Angkatan :

Ciputat, …. Mei 2018


Responden

(Nama & Tanda Tangan)


38

KUESIONER A
Petunjuk : Isilah pernyataan dibawah ini dengan memberikan tanda centang (√)

No Pernyataan Benar Salah

1. Saya suka mengkonsumsi makanan snack (nabati,


taro, tango, oreo, dll)

2. Saya setiap hari mengkonsumsi makanan kemasan


(snack)

3. Saya mengkonsumsi makanan snack ketika tidak


memiliki waktu untuk mengkonsumsi makanan
berat

4. Saya tetap mengkonsumsi makanan snack


meskipun saya telah mengkonsumsi makanan berat

5. Saya selalu membaca label kandungan gizi pada


makanan snack yang saya beli

6. Saya langsung mengambil makanan snack yang


saya inginkan tanpa mengetahui kandungan zat
gizinya

KUESIONER B

Petunjuk : Isilah pernyataan dibawah ini dengan memberikan tanda centang (√)
39

3
5
7
10

No Pernyataan Benar Salah

1. Label gizi (nutrition labeling) merupakan suatu


informasi kandungan gizi yang terkandung dalam
produk pangan yang tidak disertai jumlah kandungan
tersebut dalam tiap sajian atau kemasan makanan

2. Tujuan utama pelabelan gizi adalah membantu


konsumen untuk menghindari atau mengurangi
kelebihan ataupun kekurangan asupan zat gizi yang
dapat menyebabkan masalah kesehatan

3. Takaran saji adalah jumlah produk pangan yang biasa


dikonsumsi dalam beberapa kali makan.

4. Zat gizi yang wajib dicantumkan pada label kemasan


adalah:

Energi Total

Takaran Saji

Protein
40

Karbohidrat Total

Jumlah Sajian

5. Suatu makanan kemasan memiliki keterangan “5


sajian per kemasan” artinya setiap satu kemasan dapat
dikonsumsi sebanyak 5 kali makan

6. Kalori total satu kemasan menunjukan banyaknya


energi yang akan kita konsumsi dari beberapa sajian
kemasan

7. Satu kemasan makanan memiliki informasi kalori


total per bungkus sebanyak 110 kkal artinya jika anda
mengkonsumsi dua bungkus maka anda memperoleh
330 kkal

8. Angka Kecukupan Gizi (AKG) ditunjukkan dalam


Informasi Nilai Gizi dihitung berdasarkan kebutuhan
kalori >2000 kkal

9. Aturan konsumsi lemak per hari boleh lebih dari 25-


30% kebutuhan kalori harian setiap harinya

10. Produk suatu makanan mengandung kalori total 110


dan kalori dari lemak 45, artinya anda mengkonsumsi
makanan tersebut tidak mencapai 50% energi
makanan dari lemak.

KUESIONER C
Petunjuk : Isilah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan lingkaran pada
jawaban
Keterangan Ukuran Nabati :
41

a. Kecil

b. Sedang

c. Besar

1. Apakah anda pernah mengkonsumsi Recheese Nabati atau tidak?


a. Ya b. Tidak

 Jika IYA silahkan mejawab pertanyaan berikutnya (Nomor 2 sampai 6)


 Jika TIDAK silahkan langsung menjawab pertanyaan NOMOR 7

2. Anda biasa mengkonsumsi Recheese Nabati dengan ukuran kemasan yang mana?
a. Besar b. Sedang c. Kecil

3. Apakah dalam satu bungkus langsung habis sekali makan? (sesuai dengan
jawaban nomor 2)
a. Jika IYA langsung jawab nomor 4 dan 6
b. Jika TIDAK langsung jawab nomor 5 dan 6

4. Berapa bungkus anda biasa konsumsi dalam sekali makan?


42

Jawab : …… bungkus

5. Berapa kali makan anda biasa mengkonsumsi Rechesee Nabati tersebut dalam 1
bungkus? (sesuai dengan ukuran kemasan yang anda pilih pada nomor 2)
a. 1 kali makan d. 6 kali makan g. 12 kali makan
b. 2 kali makan e. 8 kali makan h. 16 kali makan
c. 3 kali makan f. 10 kali makan i. 18 kali makan

6. Menurut anda seharusnya 1 bungkus Recheese Nabati tersebut untuk berapa kali
makan?
(sesuai dengan ukuran kemasan yang anda pilih pada nomor 2)
Jawab : ….. kali

 Jika TIDAK mengkonsumsi Recheese Nabati

7. Menurut anda 1 bungkus Recheese Nabati yang anda ketahui untuk berapa kali
makan?
Jawab : ……. Kali.
43

LAMPIRAN 2
HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN

1. Instrumen Perilaku

Ptot

Pearson Correlation .567*


P1 Sig. (2-tailed) .027
N 15
Pearson Correlation .838**
P2 Sig. (2-tailed) .000
N 15
Pearson Correlation .350
P3 Sig. (2-tailed) .201
N 15
Pearson Correlation .525*
P4 Sig. (2-tailed) .044
N 15
Pearson Correlation .534*
P5 Sig. (2-tailed) .040
N 15
Pearson Correlation .585*
P6 Sig. (2-tailed) .022
N 15
Pearson Correlation 1
stot Sig. (2-tailed)
N 15

*
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed)
44

**
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

2. Intrumen Pengetahuan

Ptot

Pearson Correlation .833**


P1 Sig. (2-tailed) .000
N 15
Pearson Correlation .332
P2 Sig. (2-tailed) .227
N 15
Pearson Correlation .776**
P3 Sig. (2-tailed) .001
N 15
Pearson Correlation .549*
P4 Sig. (2-tailed) .034
N 15
Pearson Correlation .531*
P5 Sig. (2-tailed) .042
N 15
Pearson Correlation .638*
P6 Sig. (2-tailed) .010
N 15
Pearson Correlation .917**
P7 Sig. (2-tailed) .000
N 15
Pearson Correlation .517*
P8 Sig. (2-tailed) .048
N 15
Pearson Correlation .572*
45

P9 Sig. (2-tailed) .026


N 15
Pearson Correlation .590*
P10 Sig. (2-tailed) .021
N 15
Pearson Correlation .098
P11 Sig. (2-tailed) .727
N 15
Pearson Correlation 1
stot Sig. (2-tailed)
N 15

*
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed)

**
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)
46

LAMPIRAN 3
HASIL UJI RELIABILITAS INSTRUMEN

1. Intrumen Perilaku

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
pernyataan1 7.73 1.781 .375 .441
pernyataan2 7.73 1.495 .742 .287
pernyataan3 8.13 1.981 .007 .613
pernyataan4 8.00 1.714 .215 .507
pernyataan5 8.13 1.695 .220 .506
pernyataan6 8.27 1.638 .305 .458

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.522 6
47

2. Intrumen Pengetahuan

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
pernyataan1 14.133 8.267 .670 .803
pernyataan3 14.400 8.543 .662 .805
pernyataan4 14.533 9.410 .459 .823
pernyataan5 14.133 8.981 .412 .827
pernyataan6 14.333 8.952 .457 .823
pernyataan7 14.200 7.886 .818 .788
pernyataan8 13.933 8.638 .623 .809
pernyataan9 14.400 8.829 .546 .815
pernyataan10 14.267 8.638 .546 .815
pernyataan11 14.267 9.924 .107 .853

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.832 11
48

LAMPIRAN 4
HASIL OLAHAN SPSS UNIVARIAT

a. Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid perempuan 72 75.0 75.0 75.0
laki-laki 24 25.0 25.0 100.0
Total 96 100.0 100.0

b. Usia
Usia Mahasiswa
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 17 3 3.1 3.1 3.1
18 17 17.7 17.7 20.8
19 32 33.3 33.3 54.2
20 23 24.0 24.0 78.1
21 17 17.7 17.7 95.8
22 4 4.2 .2 100.0
Total 96 100.0 100.0
49

c. Pengetahuan

Kategori Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 25 26.0 26.0 26.0
tidak baik 71 74.0 74.0 100.0
Total 96 100.0 100.0

Statistics
pengetahuan
N Valid 96
Missing 0
Mean 6.79
Std. Deviation 2.157
Minimum 3
Maximum 11

d. Perilaku

gambaran perilaku
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid baik 29 27.6 30.2 30.2
tidak baik 67 63.8 69.8 100.0
Total 96 91.4 100.0
Missing System 9 8.6
Total 105 100.0
50

Statistics
gambaran perilaku
N Valid 96
Missing 9
Mean 5.38
Std. Deviation 3.248
Minimum 1
Maximum 11

Ukuran kemasan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kecil 29 30.2 30.2 30.2
sedang 52 54.2 54.2 84.4
besar 10 10.4 10.4 94.8
tidak konsumsi 5 5.2 5.2 100.0
Total 96 100.0 100.0

Perilaku Memilih Makanan


Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid sesuai 32 35.2 35.2 35.2
tidak sesuai 59 64.8 64.8 100.0
Total 91 100.0 100.0
51

LAMPIRAN 5
HASIL OLAHAN SPSS BIVARIAT

1. Pengetahuan dengan Perilaku

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan * 96 100.0% 0 0.0% 96 100.0%
Perilaku

Pengetahuan * Perilaku Crosstabulation


Perilaku
tidak
baik baik Total
Pengetahua baik Count 9 16 25
n Expected Count 7.6 17.4 25.0
% within 36.0% 64.0% 100.0%
Pengetahuan
tidak Count 20 51 71
baik Expected Count 21.4 49.6 71.0
% within 28.2% 71.8% 100.0%
Pengetahuan
Total Count 29 67 96
Expected Count 29.0 67.0 96.0
% within 30.2% 69.8% 100.0%
Pengetahuan
52

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square .538 1 .463
Continuity Correctionb .231 1 .631
Likelihood Ratio .527 1 .468
Fisher's Exact Test .460 .311
Linear-by-Linear .532 1 .466
Association
N of Valid Cases 96
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.55.
b. Computed only for a 2x2 table
53

Lampiran 6
Riwayat Hidup Peneliti

Nama : Safira Belarizkia


Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 5 Mei 1997
Alamat : Jl. Satari No. 05 RT/RW 01/09, Majalengka Kulon Kec.
Majalengka, Kab. Majalengka. Jawa Barat.
E-mail : safirabelarizkia5@gmail.com
Riwayat Pendidikan
SD Negeri Majalengka Kulon 2 (2003-2009)
SD Negeri 3 Majalengka (2009-2012)
SMA Negeri 1 Majalengka (2012-2015)
FK UIN Jakarta (2015-sekarang)
Riwayat Organisasi
 Bendahara SCORP CIMSA UIN Periode 2016-2017
 Anggota SCORP CIMSA UIN Periode 2016-2018

Anda mungkin juga menyukai