Anda di halaman 1dari 11

Pengertian Agama

Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah
yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta āgama yang berarti "tradisi".
Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin
religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya
dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Definisi tentang agama dipilih yang
sederhana dan meliputi. Artinya definisi ini diharapkan tidak terlalu sempit atau terlalu longgar
tetapi dapat dikenakan kepada agama-agama yang selama ini dikenal melalui penyebutan
nama-nama agama itu. Untuk itu terhadap apa yang dikenal sebagai agama-agama itu perlu
dicari titik persamaannya dan titik perbedaannya.
Manusia memiliki kemampuan terbatas, kesadaran dan pengakuan akan
keterbatasannnya menjadikan keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa diluar dirinya.
Sesuatu yang luar biasa itu tentu berasal dari sumber yang luar biasa juga. Dan sumber yang
luar biasa itu ada bermacam-macam sesuai dengan bahasa manusianya sendiri. Misal Tuhan,
Dewa, God, Syang ti, Kami-Sama dan lain-lain atau hanya menyebut sifat-Nya saja seperti Yang
Maha Kuasa, Ingkang Murbeng Dumadi, De Weldadige dll.
Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari kedekatan diri kepada Tuhan dengan
cara menghambakan diri, yaitu: menerima segala kepastian yang menimpa diri dan sekitarnya
dan yakin berasal dari Tuhan menaati segenap ketetapan, aturan, hukum dll yang diyakini
berasal dari tuhan. Dengan demikian diperoleh keterangan yang jelas, bahwa agama itu
penghambaan manusia kepada Tuhannya. Dalam pengertian agama terdapat 3 unsur, ialah
manusia, penghambaan dan Tuhan. Maka suatu paham atau ajaran yang mengandung ketiga
unsur pokok pengertian tersebut dapat disebut agama.

Syariat Islam (Arab: ‫شريعة إسالمية‬ Kata syara' secara etimologi berarti "jalan yang dapat di lalui
air", maksudnya adalah jalan yang ditempuh manusia untuk menuju Allah. Syariat Islam
adalah hukum atau peraturan yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat Islam, baik di
dunia maupun di akhirat.

1Sumber Hukum Islam

o 1.1Al-Quran

o 1.2Al-Hadis

o 1.3Ijtihad

o Johor di Malaysia.

Al-Quran

Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi


Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia hingga akhir zaman.
[1]
 Selain sebagai sumber ajaran Islam, Al Quran disebut juga sebagai sumber pertama atau asas
pertama syarak.

Al Qur'an merupakan kitab suci terakhir yang turun dari serangkaian kitab suci lainnya yang
pernah diturunkan ke dunia. Dalam upaya memahami isi Al Qur'an dari waktu ke waktu telah
berkembang tafsiran tentang isi-isi Al Qur'an namun tidak ada yang saling bertentangan.

Al-Hadis[sunting | sunting sumber]

Hadis terbagi dalam beberapa derajat keasliannya, di antaranya adalah:

 Sahih
 Hasan
 Daif (lemah)
 Maudu' (palsu)

Hadis yang dijadikan acuan hukum hanya hadis dengan derajat sahih dan hasan, kemudian
hadis daif menurut kesepakatan Ulama salaf (generasi terdahulu) selama digunakan untuk
memacu gairah beramal (fadilah amal) masih diperbolehkan untuk digunakan oleh umat Islam.
Adapun hadis dengan derajat maudu dan derajat hadis yang di bawahnya wajib ditinggalkan,
namun tetap perlu dipelajari dalam ranah ilmu pengetahuan.
Perbedaan al-Quran dan al-Hadis adalah al-Quran, merupakan kitab suci yang berisikan
kebenaran, hukum hukum dan firman Allah, yang kemudian dibukukan menjadi satu bundel,
untuk seluruh umat manusia. Sedangkan al-hadis, merupakan kumpulan yang khusus memuat
sumber hukum Islam setelah al Quran berisikan aturan pelaksanaan, tata cara ibadah, Akhlak,
ucapan yang dinisbatkan kepada Nabi Muhammad saw. Walaupun ada beberapa perbedaan
ulama ahli fikih dan ahli hadis dalam memahami makna di dalam kedua sumber hukum tersebut
tetapi semua merupakan upaya dalam mencari kebenaran demi kemaslahatan ummat , namun
hanya para ulama mazhab (ahli fiqih) dengan derajat keilmuan tinggi dan dipercaya ummat
yang bisa memahaminya dan semua ini atas kehendak Allah.

Ijtihad[sunting | sunting sumber]

Ijtihad adalah sebuah usaha para ulama, untuk menetapkan sesuatu putusan hukum Islam,
berdasarkan al-Quran dan al-Hadis. Ijtihad dilakukan setelah Nabi Muhammad wafat sehingga
tidak bisa langsung menanyakan pada beliau tentang sesuatu hukum maupun perihal
peribadatan. Namun, ada pula hal-hal ibadah tidak bisa di ijtihadkan. Beberapa macam ijtihad,
antara lain :

 Ijma', kesepakatan para ulama


 Qiyas, diumpamakan dengan suatu hal yang mirip dan sudah jelas hukumnya
 Maslahah Mursalah, untuk kemaslahatan umat
 'Urf, kebiasaan

Terkait dengan susunan tertib syariat, al Quran dalam Surah Al-Ahzab ayat 36 mengajarkan


bahwa sekiranya Allah dan Rasul-Nya sudah memutuskan suatu perkara, maka umat Islam tidak
diperkenankan mengambil ketentuan lain. Oleh sebab itu, secara implisit dapat dipahami
bahwa jika terdapat suatu perkara yang Allah dan rasul-Nya belum menetapkan ketentuannya,
maka umat Islam dapat menentukan sendiri ketetapannya itu. Pemahaman makna ini didukung
oleh ayat al Qur'an dalam Surah Al-Mai'dah[2] yang menyatakan bahwa hal-hal yang tidak
dijelaskan ketentuannya sudah dimaafkan Allah.
Dengan demikian, perkara yang dihadapi umat Islam dalam menjalani
hidup beribadahnya kepada Allah itu dapat disederhanakan dalam dua kategori, yaitu apa yang
disebut sebagai perkara yang termasuk dalam kategori Asas Syarak (ibadah Mahdah) dan
perkara yang masuk dalam kategori Furuk Syarak (Gairu Mahdah).

Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, pengertian


iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan
tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan
dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan
kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan
amal perbuatan secara nyata.
Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna apabila
memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang
keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan,
maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga
unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.

Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi seseorang. Allah
memerintahkan agar ummat manusia beriman kepada-Nya, sebagaimana firman Allah yang
artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya (Muhammad)
dan kepada Kitab (Al Qur’an) yang diturunkan kepada RasulNya, serta kitab yang diturunkan
sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-
rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh.” (Q.S. An
Nisa : 136)

Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa Bila kita ingkar kepada Allah, maka akan mengalami
kesesatan yang nyata. Orang yang sesat tidak akan merasakan kebahagiaan dalam hidup. Oleh
karena itu, beriman kepada Allah sesungguhnya adalah untuk kebaikan manusia.
Pengertian Islam Menurut Bahasa

Pengertian Islam menurut bahasa, kata Islam berasal dari kata aslama yang berakar dari


kata salama. Kata Islam merupakan bentuk mashdar (infinitif) dari kata aslama ini.

‫اإلسالم مصدر من أسلم يسلم إسالما‬

Ditinjau dari segi bahasanya, yang dikaitkan dengan asal katanya (etimologis), Islam memiliki
beberapa pengertian, sebagai berikut:

1. Islam berasal dari kata ‘salm’ (‫س ْلم‬


َّ ‫)ال‬ 

As-Salmu berarti damai atau kedamaian. Firman Allah SWT dalam Al-Quran:


‫س ِمي ُع ا ْل َعلِي ُم‬ ْ َ‫س ْل ِم ف‬
َّ ‫اجنَ ْح لَ َها َوتَ َو َّك ْل َعلَى هَّللا ِ إِنَّهُ ه َُو ال‬ َّ ‫َوإِنْ َجنَ ُحوا لِل‬

“Dan jika mereka condong kepada perdamaian (lis salm), maka condonglah kepadanya dan
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” (QS. 8:61). 

Kata ‘salm’ dalam ayat di atas memiliki arti damai atau perdamaian. Ini merupakan salah satu
makna dan ciri dari Islam, yaitu bahwa Islam merupakan agama yang mengajarkan umatnya
untuk cinta damai atau senantiasa memperjuangkan perdamaian, bukan peperangan atau
konflik dan kekacauan.

ۚ ِ ‫صلِ ُحوا بَ ْينَ ُه َما ۖ فَإِنْ بَ َغتْ إِ ْحدَا ُه َما َعلَى اأْل ُ ْخ َر ٰىفَقَاتِلُوا الَّتِي تَ ْب ِغي َحت َّٰى تَفِي َء إِلَ ٰى أَ ْم ِر هَّللا‬ ْ َ ‫طائِفَتَا ِن ِمنَ ا ْل ُمؤْ ِمنِينَ ا ْقتَتَلُوا فَأ‬
َ ْ‫َوإِن‬

َ‫س ِطين‬ ِ ‫صلِ ُحوا بَ ْينَ ُه َما بِا ْل َعد ِْل َوأَ ْق‬
ِ ‫سطُوا ۖ إِنَّ هَّللا َ يُ ِح ُّب ا ْل ُم ْق‬ ْ َ ‫فَإِنْ فَا َءتْ فَأ‬
"Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu’min berperang maka damaikanlah antara
keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain
maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada
perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah
antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berlaku adil.” 

(QS. 49 : 9).

Sebagai salah satu bukti Islam merupakan agama yang sangat menjunjung tinggi perdamaian
adalah Allah SWT melalui Al-Quran baru mengizinkan atau memperbolehkan kaum Muslimin
berperang jika mereka diperangi oleh para musuh-musuhnya.

ْ َ‫أُ ِذنَ لِلَّ ِذينَ يُقَاتَلُونَ ِبأَنَّ ُه ْم ظُلِ ُموا ۚ َوإِنَّ هَّللا َ َعلَ ٰى ن‬
 ‫ص ِر ِه ْم لَقَ ِدي ٌر‬
“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka
telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.” (QS.
22 : 39).

ْ َ‫)أ‬ 
2. Islam Berasal dari kata ‘aslama’ (‫سلَ َم‬
Aslama artinya berserah diri atau pasrah, yakni berserah diri kepada aturan Allah SWT.

Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemeluk Islam merupakan seseorang yang secara ikhlas
menyerahkan jiwa dan raganya hanya kepada Allah SWT.
Penyerahan diri seperti ini ditandai dengan pelaksanaan terhadap apa yang Allah perintahkan
serta menjauhi segala larangan-Nya.

  ‫سنٌ َواتَّبَ َع ِملَّةَ إِ ْب َرا ِهي َم َحنِيفًا ۗ َوات ََّخ َذ هَّللا ُ إِ ْب َرا ِهي َم َخلِياًل‬ ْ َ‫سنُ ِدينًا ِم َّمنْ أ‬
ِ ‫سلَ َم َو ْج َههُ هَّلِل ِ َو ُه َو ُم ْح‬ َ ‫َو َمنْ أَ ْح‬
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya
(aslama wajhahu) kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti
agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.” (QS. 4 :
125) 

Sebagai seorang muslim, sesungguhnya kita diminta Allah untuk menyerahkan seluruh jiwa dan
raga kita hanya kepada-Nya.  

“Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam.” (QS. 6 : 162)
Karena sesungguhnya jika kita renungkan, bahwa seluruh makhluk Allah baik yang ada di bumi
maupun di langit, mereka semua memasrahkan dirinya kepada Allah SWT, dengan mengikuti
sunnatullah-Nya.

“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah
berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan
hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.” (QS. 3 : 83)

3. Islam Berasal dari kata istaslama–mustaslimun 


Istaslama–mustaslimun artinya penyerahan total kepada Allah SWT. Firman Allah SWT dalam
Al-Quran:

ْ ‫بَ ْل ُه ُم ا ْليَ ْو َم ُم‬


ْ َ ‫ست‬
َ‫سلِ ُمون‬
“Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri.” (QS 37 : 26) 

Makna ini sebenarnya sebagai penguat makna di atas (poin kedua). Seorang Muslim atau
pemeluk agama Islam diperintahkan untuk secara total menyerahkan seluruh jiwa dan raga
serta harta atau apa pun yang dimiliki hanya kepada Allah SWT. 
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata
bagimu.”  (QS. 2 : 208).

4. Berasal dari kata ‘saliim’ (‫سلِ ْي ٌم‬


َ ).

Salim artinya bersih dan suci.

‫يم‬
ٍ ِ‫سل‬ ٍ ‫إِاَّل َمنْ أَتَى الَّهَ بِقَ ْل‬
َ ‫ب‬
"Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih" (QS. 26 : 89).

‫يم‬
ٍ ِ‫سل‬ ٍ ‫إِ ْذ َجا َء َربَّهُ بِقَ ْل‬
َ ‫ب‬
"(Ingatlah) ketika ia (Ibrahim) datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci." (QS. 37: 84)   
Hal ini menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang suci dan bersih, yang mampu
menjadikan para pemeluknya untuk memiliki kebersihan dan kesucian jiwa yang dapat
mengantarkannya pada kebahagiaan hakiki, baik di dunia maupun di akhirat.

 5. Islam Berasal dari ‘salam’ (‫سالَ ٌم‬


َ )
Salam berarti selamat dan sejahtera.

ْ َ ‫سأ‬
‫ستَ ْغفِ ُر لَ َك َربِّي إِنَّهُ َكانَ ِبي َحفِيًّا‬ َ ‫قَا َل‬
َ ‫سال ٌم َعلَ ْي َك‬
"Berkata Ibrahim: 'Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan meminta ampun
bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku'." (QS. 19 : 47).
Maknanya adalah bahwa Islam merupakan agama yang senantiasa membawa umat manusia
pada keselamatan dan kesejahteraan. Karena Islam memberikan kesejahteraan dan juga
keselamatan pada setiap insan.
Pengertian Islam menurut Al-Quran tersebut sudah cukup mengandung pesan bahwa kaum
Muslim hendaknya cinta damai, pasrah kepada ketentuan Allah SWT, bersih dan suci dari
perbuatan nista, serta dijamin selamat dunia-akhirat jika melaksanakan risalah Islam. 

Pengertian Islam Menurut Istilah

Menurut istilah, Islam adalah ‘ketundukan seorang hamba kepada wahyu Ilahi yang diturunkan
kepada para nabi dan rasul khususnya Muhammad SAW guna dijadikan pedoman hidup dan
juga sebagai hukum/ aturan Allah SWT yang dapat membimbing umat manusia ke jalan yang
lurus, menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat.’

Secara istilah juga, Islam adalah agama terakhir yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi
Muhammad Saw sebagai Nabi dan utusan Allah (Rasulullah) terakhir untuk umat manusia,
berlaku sepanjang zaman, bersumberkan Al-Quran dan As-Sunnah serta Ijma' Ulama.

1. Islam sebagai Wahyu Ilahi

Wahyu ialah perintah atau kata-kata Allah ( ‫ )كالم هللا‬yang disampaikan kepada para rasul-Nya.
Nabi Muhammad sebagai salah seorang rasul (pesuruh) Allah Ta'ala juga menerima wahyu yang
disampaikan melalui perantaraan malaikat Jibril.

)٥( ‫ش ِدي ُد ا ْلقُ َوى‬ َ ُ‫) إِنْ ه َُو إِال َو ْح ٌي ي‬٣( ‫ق َع ِن ا ْل َه َوى‬
َ ُ‫) َعلَّ َمه‬٤( ‫وحى‬ ُ ‫َو َما يَ ْن ِط‬

“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. 53 : 3-4).

Wahyu Allah kini terhimpun semuanya dalam Mushaf Al-Quran, kitab suci Umat Islam,
sebagai sumber utama ajaran agama Islam.

2. Diturunkan kepada nabi dan rasul (khususnya Rasulullah SAW)

“Katakanlah: “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan
yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma`il, Ishaq, Ya`qub, dan anak-anaknya, dan apa yang
diberikan kepada Musa, `Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan
seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri.” (QS. 3 : 84)

3. Islam sebagai Pedoman Hidup.

َ‫س َو ُهدًى َو َر ْح َمةٌ لِقَ ْو ٍم يُوقِنُون‬ َ َ‫َه َذا ب‬


ِ ‫صائِ ُر لِلنَّا‬

“Al-Qur’an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang
meyakini" (QS. 45 : 20).

Islam adalah jalan hidup (way of life). Al-Quran sebagai sumber utama ajaran Islam menjadi
bacaan wajib sekaligus panduan dalam menjalani kehidupan.

4. Mencakup hukum-hukum Allah dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW


“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan
Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap
mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan
Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka
ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada
mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia
adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum)
siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (QS. 5 : 49-50) 
5. Membimbing manusia ke jalan yang lurus. 
Allah SWT berfirman (QS. 6 : 153).
َّ ‫سبِيلِ ِه َذلِ ُك ْم َو‬
َ‫صا ُك ْم ِب ِه لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬ َ ‫سبُ َل فَتَفَ َّر‬
َ ْ‫ق بِ ُك ْم عَن‬ ُّ ‫ستَقِي ًما فَاتَّبِ ُعوهُ َوال تَتَّبِ ُعوا ال‬
ْ ‫اطي ُم‬ ِ ‫َوأَنَّ َه َذا‬
ِ ‫ص َر‬

“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan
janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan
kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.”

Dalam QS Al-Fatihah, umat Islam membaca doa "Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus":

ْ ‫ص َراطَ ا ْل ُم‬
‫ستَقِي َم‬ ِّ ‫ا ْه ِدنَا ال‬

Imam Ibnul Jauzi rahimahullah menjelaskan, ada empat perkataan ulama tentang makna jalan
lurus (shiratal mustaqim):

1. Kitabullah (Al-Quran). Ini merupakan pendapat yang diriwayatkan oleh sahabat ‘Ali
dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
2. Agama Islam. Ini merupakan pendapat Ibnu Mas’ud, Ibnu ‘Abbas, Al Hasan, dan
Abul ‘Aliyah rahimahumullah.
3. Jalan petunjuk menuju agama Allah. Ini merupakan pendapat Abu Shalih dari
sahabat Ibnu ‘Abbas dan juga pendapat Mujahid rahimahumullah.
4. Jalan (menuju) surga. Pendapat ini juga dinukil dari Ibnu ‘Abbas r.a.
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah mejelaskan : “Shiratal mustaqim adalah
jalan yang jelas dan gamblang  yang bisa mengantarkan menuju Allah dan surga-Nya, yaitu
dengan mengenal kebenaran serta mengamalkannya” (Taisirul Kariimir Rahman).

6. Menuju kebahagiaan dunia dan akhirat 

Islam adalah agama yang membawa pemeluknya kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Dengan amal kebaikan (amal shalih) yang dikerjakannya, sesuai dengan syariat Islam, kaum
Muslim akan menjalani kehidupan yang baik, tentram, dan di akhirat nanti pun demikian. 

َ ‫صالِ ًحا ِمنْ َذ َك ٍر أَ ْو أُ ْنثَى َو ُه َو ُمؤْ ِمنٌ فَلَنُ ْحيِيَنَّهُ َحيَاةً طَيِّبَةً َولَنَ ْج ِزيَنَّ ُه ْم أَ ْج َر ُه ْم بِأ َ ْح‬
َ‫س ِن َما َكانُوا يَ ْع َملُون‬ َ ‫َمنْ َع ِم َل‬

"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan"  (QS. 16 : 97).

Demikian Pengertian Islam Menurut Bahasa dan Istilah dalam Al-Quran.


Semoga kita memahami Islam dengan baik dan mampu mengamalkannya. Amin Ya Rabbal
'Alamin. Wallahu a’lam bish-shawabi. (www.risalahislam.com).* 
Sumber / Rujukan:
Al-Quran Tafsir Jalalain & Tafsir Ibnu Katsir 
Shahih Bukhari & Shahih Muslim 
Kuliah Al-Islam, KH Endang S. Anshari, Pustaka Bandung, 1978.
Dienul Islam, Drs. Nasruddin Razak, Al-Ma’arif Bandung, 1989
Islam in Focus, Hammudah Abdalati, American Trust Publications Indianapolis-Indiana, 1975

Anda mungkin juga menyukai