Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
1. Rini Purwanti
3. Ngiza Farnida
6. Titania Wahyuningrum
JURUSAN KEPERAWATAN
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bermain merupakan aktifitas yang hampir seluruh manusia di muka bumi ini
melakukannya. Mulai dari balita, anak-anak, remaja sampai dewasa semuanya
melakukan yang namanya permainan/bermain. Mereka melakukan bermain
dengan berbagai cara dan tujuannya masing-masing
Bermain tidak hanya dilakukan oleh anak sehat, tetapi anak sakit pun harus
tetap bisa untuk bermain, karena justru pada anak sakit mereka memerlukan
hiburan dan aktifitas untuk mengurangi kejenuhan di rumah sakit, mengurangi
ketakutan akan suasana rumah sakit yang menyramkan karena beberapa tindakan
medis yang tentunya meninggalkan rasa sakit pada diri anak (Saputro & Fazrin,
2017)
Oleh karena itu, tenaga dalam hal ini perawat perlu untuk pintar dalam
memodifikasi permainan yang tepat untuk pasien mereka terutama dalam hal ini
adalah anak-anak.
B. TUJUAN
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN BERMAIN
Di dalam bermain, anak tidak berpikir tentang hasil karena proses lebih
penting daripada tujuan akhir. Bermain juga bersifat fleksibel, karenanya anak
dapat membuat kombinasi baru atau bertindak dalam cara-cara baru yang berbeda
dari sebelumnya. Bermain bukanlah aktivitas yang kaku. Bermain juga bersifat
aktif karena anak benar-benar terlibat dan tidak pura-pura aktif. Bermain juga
bersifat positif dan membawa efek positif karena membuat pemainnya tersenyum
dan tertawa karena menikmati apa yang mereka lakukan. Dengan demikian,
bermain adalah kegiatan yang menyenangkan, bersifat pribadi, berorientasi
proses, bersifat fleksibel, dan berefek positif.
B. KATEGORI BERMAIN
1. Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak sendiri.
Contoh: bermain sepak bola.
2. Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakkan
aktivitas (hanya melihat)
Contoh: Memberikan support.
C. CIRI-CIRI BERMAIN
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik interaksi
3. Selalu dinamis
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu
F. FUNGSI BERMAIN
Bermain juga baik untuk membangun kepercayaan diri yang lebih baik
daripada anak-anak yang gagal bermain, menumbuhkan kemauan berbagi,
memperoleh kecakapan turn-talking (pola pergiliran bicara), membuat resolusi
konflik, dan mengontrol emosi-agresi. Bermain juga menguji ketahanan fisik,
melatih otot-otot tangan, menghasilkan gerakan-gerakan baru, dan menyelesaikan
tantangan fisik yang baru. Selain itu, bermain juga melatih konsentrasi,
membantu regulasi atensi, membangun ketekunan, serta belajar mengambil
risiko. Bermain bermanfaat meningkatkan kemampuan komunikasi, menguatkan
kemampuan bercerita, menambah kosakata, dan menyediakan wadah bagi
pemainnya untuk belajar berkolaborasi secara aktif dengan orang lain. Bagi anak
usia dini, kegiatan bermain mempengaruhi perkembangan enam aspek
perkembangan anak, yakni aspek kesadaran diri (personal awareness), emosional,
sosial, komunikasi, kognisi, dan keterampilan motorik. Bermain mempengaruhi
perkembangan anak melalui tiga cara: menciptakan ZPD, memfasilitasi separasi
(pemisahan) pikiran dari objek dan aksi, serta mengembangkan penguasaan diri.
Bermain memiliki manfaat:
(4) mengembangkan motorik anak dengan cara membantu anak mengontrol gerak
motorik kasar dan membantu anak menguasai keterampilan motorik halus;
2. Dorongan bermain muncul dari anak bukan paksaan orang lain; anak
melakukan kegiatan karena memang mereka ingin.
3. Anak melakukan karena spontan dan sukarela; anak tidak merasa diwajibkan;
5. Anak menetapkan aturan main sendiri, baik aturan yang diadopsi dari orang
lain maupun aturan yang baru; aturan main itu dipatuhi oleh semua peserta
bermain;
6. Anak berlaku aktif; mereka melompat atau menggerakkan tubuh, tangan, dan
tidak sekedar melihat;
7. Anak bebas memilih mau bermain apa dan beralih ke kegiatan bermain lain;
bermain bersifat fleksibel.
Selain itu, bermain di rumah sakit merupakan permainan anak dengan beberapa
prinsip :
RANCANGAN BERMAIN
WAKTU : 15 menit.
A. TUJUAN
B. PERENCANAAN
Menyusun donat
2. KARAKTERISTIK PERMAINAN
3. KARAKTERISTIK PESERTA
4. SASARAN
5. METODE
Permainan individu.
Donat susun
7. SETTING TEMPAT
8. PENGORGANISASIAN
Orang tua dalam hal ini Ibu pasien menjadi partner kerjasama selama
proses terapi bermain.
STRATEGI PELAKSANAAN
bermain
menerima peralatan
peserta
4. 5 menit Terminasi:
KRITERIA EVALUASI
1. Evalusi Struktur
2. Evaluasi Proses
c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk menyusun donat
3. Kriteria Hasil
Aizah, & Ernawati. (2015). Upaya menurunkan tingkat stres hospitalisasi dengan
aktifitas.
Fretysari, L., & Nurmiyati, T. (2015). Hubungan Sikap Ibu Tentang Stimulasi Dini
Tumbuh Kembang dengan Perkembangan Anak Usia 1-5 Tahun. Jurnal Bina
Cendekia Kebidanan, 51–58.
Indrayani, et. al. (2019). Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Ibu dalam
Stimulasi Tumbuh Kembang Anak. Jurnal Kesehatan Prima.
Jurana. (2017). Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1-3 Tahun.
Jurnal Ilmiah Kedokteran, 4(3), 47–63.
Saputro, H., & Fazrin, I. (2017). Penurunan Tingkat Kecemasan Anak Akibat
Hospitalisasi dengan Penerapan Terapi Bermain. Jurnal Konseling Indonesia,
3(1), 9–12. http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/JKI