LP Bidai Balut Uspita
LP Bidai Balut Uspita
OLEH : USPITA
NIM; 1914201320
A. Tehnik Bidai
Pembidaian adalah suatu cara pertolongan pertama pada cedera/
trauma sistem muskuloskeletal untuk mengistirahatkan ( immobilisasi)
bagian tubuh kita yang mengalami cedera dengan menggunakan suatu alat.
Pembidaian adalah tindakan memfixasi/mengimobilisasi bagian tubuh
yangmengalami cedera, dengan menggunakan benda yang bersifat kaku
maupun fleksibel sebagai fixator/imobilisator.
4. Persiapan pasien
a. Diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
b. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan dan keadaan
5. Persiapan alat
a. Pelindung diri (masker/sarung tangan)
b. Bidai dengan ukuran sesuai kebutuhan
c. Kasa steril dan desinfektan
d. Verban/ Mitella
6. Pelaksanaan pemasangan splinting
a. Petugas menggnakan masker da sarung tangan
b. Petugas 1 mengangkat daerah yang akan di pasang bidai
c. Petugas 2 meletakkan bidai melewati dua persendian anggota gerak
d. Jumlah dan ukuran bidai yang dipakai disesuaikan dengan lokasi patah
tulang
e. Petugas 1 mempertahankan posisi, sementara petugas 2 mengikat
bidai.
f. Pengikatan tidak boleh terlalu kencang atau kendor
g. Mengatur posisi klien, sesuaikan dengan kondisi luka
h. Pada fraktur terbuka atau tertutup dengan luka, rawat luka terlebih
dahulu dan tutup luka dengan kasa steril
i. Mencatat respon dan tindakan yang telah dilakukan dalam catat
perawat.
Tindakan pertolongan
1. Pasanglah bidai di sepanjang lengan atas dan berikan balutan untuk
mengikatnya. Kemudian dengan siku terlipat dan lengan bawah
merapat ke dada, lengan digantungkan ke leher.
2. Apabila patah tulang terjadi di dekat sendi siku, biasanya siku tidak
dapat dilipat. Dalam hal ini dipasang juga bidai yang meliputi
lengan bawah, dan biarkan lengan dalam keadaan lurus tanpa perlu
digantungkan ke leher
Tindakan pertolongan:
Sepasang bidai dipasang memanjang dari pinggul hingga ke kaki.
1. Apabila bagian yang patah berada di bagian atas paha maka bidai sisi luar harus
dipasang sampai pinggang.
2. Apabila bagian yang patah berada di bagian bawah paha maka bidai cukup
sampai panggul.
B. Tehnik balutan
Luka dan patah tulang akibat kecelakaan atau trauma merupakan slah satu kondisi yang
sering terjadi. Dan pertolongan luka yang paling sering dapat dilakukan pertama adalah
dengan melakukan pembalutan
Prinsip membalut ialah untuk menahan sesuatu agar tidak bergeser dai tempatnya.
Sehingga tujuan pembalutan ialah
1) Mempertahankan bidai, kasa penutup dan lain-lain
2) Immobilisasi, dengan menunjang bagian tubuh yang cedera dan menjaga agar bagian
tubuh yang yang cedera tidak bergerak
3) Sebagai penekan untuk menhentikan perdarahan dan menahan pembengkakan
4) Mempertahankan keadaan asepsis
2. Macam-macam balutan
a. Plester
Plester biasanya dipergunakan untuk menutup luka yang telah diberi antiseptik,
juga dapat dipakai merekatkan penutup luka dan difiksasi pada sendi yang terkilir
b. Pembalut segitiga (Mitella)
Pembalut segitiga disebut juga mitella yang terbuat dari kain segitiga sama kaki,
dengan ukuran panjang kakinya masing-masing 90 cm. Fungsinya untuk
menggantung bagian tubuh dan menggantung lengan yang cedera.
c. Pembalut pita
Pembalut pita dapat terbuat dari kain katun, kain planel, kain kasa (verban), bahan
elastik (elastik verban). Ukuran pembalut pita bermacam-macam meliputi 2,5 cm
(untuk membalut jari-jari), 5 cm (untuk membalut pergelangan tangan dan kaki),
7,5 cm (untuk membalut kepala, lengan, betis), 10 cm (untk membalut paha dan
pinggul) dan 15 cm (untuk membalut dada, punggung dan perut).
Jika ada luka terbuka, maka sebelum dibalut perlu diberi desinfektan atau di balut
dengan pembalut yang mengandung desinfektan. Demikian pula jika terjadi
dislokasi, maka perlu dilakukan reposisi terlebih dahulu.
Teknik balutan yang dapat digunakan pada hampir semua bagian tubuh,
terutama pada daerah persendian. Pada kasus terkilir, ligamentum yang
sering robek ialah yang terletak di lateral, karena itu kaki diletakkan dalam
posisi eversi/rotasi eksterna untuk mengistirahatkan dan mendekatkan kedua
ujung ligamentum tersebut baru kemudian dibalut.
4. Balutan rekurens (recurrent bandage)
Balutan ini dapat dilakukan pada kepala atau ujung jari, misalnya pada luka
di puncak kepala.
a) Membalut dada
Teknik penjahitan ini dapat dilakukan pada semua luka, dan apabila tidak ada
teknik penjahitan lain yang memungkinkan untuk diterapkan. Terbanyak
digunakan karena sederhana dan mudah. Tiap jahitan disimpul sendiri. Dapat
dilakukan pada kulit atau bagian tubuh lain, dan cocok untuk daerah yang
banyak bergerak karena tiap jahitan saling menunjang satu dengan lain.
Digunakan juga untuk jahitan situasi.
Jahitan matras dibagi menjadi dua, yaitu matras vertical dan matras horizontal.
Prinsip teknik penjahitan ini sama, yang berbeda adalah hasil akhir tampilan
permukaan. Teknik ini sangat berguna dalam memaksimalkan eversi luka,
mengurangi ruang mati, dan mengurangi ketegangan luka
2. Prosedur Hecting
a. Persiapan Alat
1) Hanscoen
2) Duk bolong steril
3) Kasa steril
4) Lidokain steril
5) Supratul
6) Betadine solution
7) Alcohol 70 %
8) Benang silk untuk kulit
9) Benang catgut untuk pembuluh darah
10) Bak instrumen steril berisi :
a) Pinset chirugis
b) Pinset anatomi
c) Klem arteri kecil
d) Naldvoulder
e) Jarum kulit
f) Gunting
g) .Cairan Na Cl
h) Cairan H2O2 hodrogen peroksida
b. Penatalaksanaan
1) Perawat menyiapkan alat kedekat pasien dan menjelasakan kepasien
atau keluarga pasien (informed concern)
2) Perawat memakaia handscoen
3) Dep luka dengan kasa steril, kemudian bersihkan dengan cairan NaCl.
Apabila kotor siram dengan H2O2
4) Olesi daerah luka dengan betadine
5) Olesi dengan kapas alcohol, lalu suntikan lidokain injeksi ± 2 cc
disekitar pingiran luka tunggu ± 5 menit
6) Dep lagi luka dengan kasa steril kemudian bila ada pembuluh darah
yang terpotong diklem diikiat dengan benang catgut
7) Pegang bibir luka dengan pinset chirugis, kalau ada kotoran ambil
dengan pinset anatomi
8) Pasang jarum kulit dan benang kulit dinalvolder, lalu jahit bibir luka
dengan rapi, setelah luka ditutup olesi dengan betadine. Kemudian beri
supratul,lalu tutup dengan kasa steril dan verband.
9) Bersihkan daerah bekas luka
10) duk bolong dibuka
11) konseling pada pasien (anjuran untuk menjaga sterilitas didaerah luka)