Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 14, No.

2, Oktober 2018 P-ISSN 1907 - 0357


E-ISSN 2655 - 2310

PENELITIAN
HUBUNGAN MEKANISME KOPING DENGAN PROSES
BERKABUNG PADA PASIEN PRE OPERASI KANKER
Deni Kurniawan*, Idawati Manurung*, Rohayati*
*Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang

Kanker akan berdampak pada penderita baik secara fisik maupun psikologis. Kondisi tersebut dirasakan
sebagai bentuk kekecewaan atau krisis yang dialami oleh penderita. Tekanan-tekanan inilah yang
berpeluang menimbukan masalah emosional (psikologis) yang ditunjukkan dengan terjadinya proses
berduka pada pasien kanker. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan mekanisme koping
dengan proses berkabung pada pasien pre operasi kanker. Desain penelitian menggunakan desain survey
dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling.
Jumlah sampel sebanyak 32 responden. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah
lembar kuesioner. Analisis statistik menggunakan uji chi-square. Hasil analisis didapatkan bahwa 14
responden yang memiliki mekanisme koping maladaptif (43,8%) dan yang memiliki koping adaptif ada
18 (56,2%). Pada proses berkabung tidak baik 19 (59,4%) dan baik 13 (40,6%). Hasil uji statistik juga
mendapatkan nilai value 0,28 > (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
mekanisme koping dengan proses berkabung pada pasien pre operasi kanker. Peneliti menyarankan agar
mencari faktor lain yang dapat membantu pasien untuk melewati fase proses berkabung.

Kata Kunci: Kanker, Mekanisme Koping, Pre Operasi, Proses Berkabung

LATAR BELAKANG Berdasarkan hasil pre survei peneliti


pada tanggal 19-20 April 2018 di ruang
Kanker merupakan salah satu Mawar dan Kutilang RSUD Dr. Hi. Abdul
penyakit yang paling ditakuti dan Moeloek Provinsi Lampung didapatkan
dipandang sebagai penyebab utama data dari Medical Record bahwa jumlah
kematian di seluruh dunia. Penyakit ini penderita kanker selama bulan September
masih merupakan ancaman bagi 2017 sampai April 2018 sebanyak 406
kesejahteraan dan kesehatan manusia pada pasien dan hasil wawancara dengan empat
umumnya. World Health Organization orang responden pasien baru ditemukan
(WHO) (2009). mengungkapkan terjadi kedua responden menyatakan bahwa
peningkatan jumlah penderita kanker mereka mengalami berbagai perubahan
setiap tahunnya hingga mencapai 6,25 juta dalam menjalani hidupnya sejak dirawat.
orang dan dua pertiganya berasal dari Mereka menyatakan bahwa saat awal
negara berkembang termasuk Indonesia. terdiagnosa kanker pada dirinya mereka
National Cancer Institute merasa tidak percaya, timbul perasaan
mengungkapkan dari 7,6 juta kematian di malu dan menarik diri dengan kondisinya
dunia yang terjadi 13,0% kematian tersebut yang sekarang dan bingung apa yang akan
disebabkan oleh penyakit kanker dan 458 terjadi kepada dirinya, sedangkan dua
ribu adalah kasus kanker payudara. responden nya lagi menyatakan bahwa
Stanford Medicine (Adrian, 2011). penyakit yang dirasakan sekarang
Provinsi Lampung menempati urutan merupakan pola hidup dimasa muda yang
nomor kedelapan dalam prevalensi kanker tidak sehat dan siap menerima kenyataan.
tertinggi di Indonesia. Kasus penyakit Penelitian Lanreville dan koleganya,
kanker yang ditemukan di Provinsi 2009 dalam Wita 2015, menunjukkan
Lampung pada tahun 2013 sebanyak 5.517 bahwa masalah yang umum terjadi pada
kasus. Penyakit kanker terbesar yaitu seseorang yang mengalami kanker adalah
kanker payudara 1.148, kanker servik 765 kehilangan yang menimbulkan respon
kasus dan kanker prostat 406. (Kemenkes berduka. Kehilangan yang dimaksud
RI, 2014). merupakan kehilangan bagian tubuh akibat
penyakit kanker yang menimbulkan

[176]
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 14, No. 2, Oktober 2018 P-ISSN 1907 - 0357
E-ISSN 2655 - 2310
kecacatan atau pembatasan, baik kuisioner. Berupa kuesioner mekanisme
pembatasan sehari-hari maupun peran koping dan proses berkabung. Uji analisis
sosial yang memunculkan ansietas dan menggunakan uji chi-square.
kesedihan. Pemicu munculnya rasa
berduka pada penderita kanker karena
ketidakmampuannya beradaptasi untuk HASIL
menerima kecacatan akibat terapi dan
menimbulkan perasaan sedih dan tak Penelitian menggunakan 32
berguna (Townend, et al., 2010, dalam responden dengan karakteristik sebagian
Wita 2015). Kubler-Ross (1969) dalam besar berusia dewasa akhir dengan rentang
Potter & Perry (2005) menyatakan respon umur 36-45 tahun (56,3), berpendidikan
berduka berorientasi pada perilaku dan SMA (50,0%) dan bekerja sebagai
menyangkut kedalam 5 fase yaitu wiraswasta (59,4.
menyangkal (denial), marah (anger),
tawar-menawar (bargaining), depresi Tabel 1: Distribusi Frekuensi Mekanisme
(depression), dan penerimaan Koping
(acceptance). Respon berduka yang
muncul pada penderita kanker merupakan Mekanisme Koping f %
akibat dari kehilangan yang dirasakan oleh Adaptif 18 56,2
seseorang yang akan atau sebelum Maladaptif 14 43,8
mengalami terapi. Seperti diketahui, Jumlah 32 100
berduka merupakan respon normal pada
semua kejadian kehilangan. Umumnya Dari hasil penelitian pada tabel di
respon emosi yang diekspresikan terhadap atas didapatkan sebagian besar mekanisme
kehilangan dimanifestasikan dengan koping adalah mekanisme koping adaptif
perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak sebanyak 18 orang (56,2%).
nafas, susah tidur, dan lain-lain (NANDA,
2011 dalam Wita 2015). Tabel 2: Distribusi Frekuensi Proses
Koping dipandang sebagai suatu Berkabung
faktor penyeimbang yang dapat membantu
invidu beradaptasi dengan kondisi yang Proses Berkabung f %
menekan dan dapat menimbulkan berduka Baik 13 40,6
Mekanisme koping adalah mekanisme Tidak Baik 19 59,4
yang digunakan individu untuk Jumlah 32 100
menghadapi perubahan yang diterima. Proses Berkabung f %
Kemampuan koping individu tergantung Denial 6 18,8
dari temperamen, presepsi, dan kognisi Anger 13 40,6
serta latar belakang budaya/norma
Bargaining 3 9,4
tempatnya dibesarkan (Nursalam, 2011
Depression 10 31,2
dalam Dyanna dkk, 2015).
Jumlah 32 100

METODE Pada tabel di atas didapatkan


sebagian besar proses berkabung berada
Metode penelitian ini adalah survey pada proses berkabung tidak baik dengan
dengan pendekatan cross sectional. jumlah responden 19 (59,4%) dan fase
Populasi dari penelitian ini adalah pasien berkabung yang paling banyak adalah
pre operasi kanker di sebuah rumah sakit difase Anger sebanyak 13 orang (40,6%).
di Kota Bandar Lampung. Jumlah sampel
pada penelitian ini adalah 32 responden.
Instrumen pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan lembar

[177]
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 14, No. 2, Oktober 2018 P-ISSN 1907 - 0357
E-ISSN 2655 - 2310
Tabel 3: Distribusi Analisis Uji Chi- menyelesaikan fase-fase berkabung.
Square Mekanisme Koping Menurut Suseno pendidikan dan pekerjaan
dengan Proses Berkabung mempengaruhi mekanisme koping. Hal ini
juga diperkuat dengan teori Notoatmodjo
Mekanisme
Proses berkabung
Total (2010), yang menyatakan bahwa semakin
Tdk baik Baik tinggi pendidikan, maka ia akan mudah
koping value
f % f % f % menerima hal yang baru dan akan mudah
Mal adaptif 9 50,0 9 50,0 18 100
Adaptif 4 28,6 10 71,4 14 100 0,28
menyesuaikan hal tersebut.
Jumlah 13 40,6 19 59,4 32 100 Pada penelitian ini pendidikan
responden terbanyak adalah SMA, jadi
Berdasarkan tabel di atas dapat menurut peneliti pendidikan yang tinggi
disimpulkan bahwa dari 18 responden mampu menggunakan koping yang adaptif
yang memiliki mekanisme koping sehingga mampu menyelesaikan masalah
maladaptif ada 9 (50,0%) dengan proses dan mempunyai harapan untuk sembuh
berkabung tidak baik. Kemudian dari 14 dari penyakit yang dialami. Pada penelitian
responden yang memiliki koping adaptif ini perbandingan mekanisme koping
ada 4 (28,6%) yang mengalami proses adaptif dengan maladaptif sangat sedikit
berkabung tidak baik. Pada uji statistik dikarnakan menurut peneliti ada 18
dengan Chi-Square diperoleh nilai value responden memiliki koping adaptif siap
0,28 > a (0,05), maka dapat disimpulkan untuk akan dioperasi namun untuk 14
bahwa Ho diterima yang artinya tidak ada responden tidak siap dilakuakan operasi
hubungan mekanisme koping dengan dan penyakit yang dialami sehingga
proses berkabung. menyababkan koping menjadi maladaptif.
Hal ini sejalan dengan pendapat
(Candra 2012), mengenai mekanisme
PEMBAHASAN koping dengan tingkat kecemasan pada
pasien kanker didapatkan hasil bahwa
Mekanisme Koping mayoritas responden memiliki mekanisme
Mekanisme koping adalah koping yang berorientasi pada masalah,
mekanisme yang digunakan individu reaksi ini merupakan koping yang
untuk menghadapi perubahan yang digunakan dalam mengatasi masalah
diterima terhadap situasi yang mengancam dengan berorientasi pada proses
dirinya baik fisik maupun psikologi. penyelesaian masalah meliputi, kognitif,
Menurut stuart dan laraia mekanisme afektif atau perasaan, dan psikomotor.
koping dipengaruhi oleh faktor internal Reaksi ini dapat dilakukan seperti
dan eksternal. Faktor-faktor eksternal berbicara dengan orang lain mengenai
mekanisme koping adalah dukungan masalah yang dihadapi, mencari informasi
sosial, pendidikan, pekerjaan, dan sumber sebanyak mungkin mengenai penyakitnya
material sedangkan untuk faktor internal dan melakukan aktifitas yang dapat
yaitu kesehatan dan usia. Pada penelitian mengurangi stres.
ini usia terbanyak yaitu dewasa akhir Menurut peneliti koping yang afektif
dengan rentang usia 36-45 tahun. menghasilkan adaptasi yang menetap yang
Menurut kubler-ross pada usia muda merupakan kebiasaan baru dan perbaikan
kemampuan menggunkan koping lebih dari situasi yang lama, sedangkan koping
baik dibandingkan dengan orang yang yang tidak efektif berakhir dengan
sudah lanjut karna pada usia itu mereka maladaptif yaitu perilaku yang
mampu mengisi fikiran positif sehingga menyimpang dari keinginan normatif dan
mempunyai harapan yang lebih baik. dapat merugikan diri sendiri maupun orang
Menurut peneliti pada usia ini individu lain dan lingkungan.
mampu menyelesaikan masalah yang Pada variabel mekanisme koping
dihadapi dengan cara menggunakan koping sejalan dengan (Lenny Dyana, dkk, 2015)
yang baik sehingga individu mampu dengan hasil uji Chi-Square dengan judul

[178]
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 14, No. 2, Oktober 2018 P-ISSN 1907 - 0357
E-ISSN 2655 - 2310
“Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap yang mendalam dan mengancam
Mekanisme Koping Pada Pasien Post keberhasilan. Pada usia baya mulai
Operasi Mastektomi Di Ruang Anyelir menyadari bahwa kemudaan dan
Dan Cenderawasih I RSUD Arifin kebugaran fisik tidak dapat dijadikan
Achmad PekanBaru”. Dari hasil jaminan. Usia dewasa mulai menelaah
penelitiannya didapatkan dari 30 kembali tentang hidup untuk
responden terdapat 17 responden (85%) mempertimbangkan pilihan yang tersedia
memiliki mekanisme koping yang adaptif. untuk mencapai kesempurnaan. Lansia
Hasil uji Chi-Square didapatkan p value sering mengalami banyak kepuasan hidup
sebesar 0,030, berarti p value < a (0,05%). jika dibandingkan dengan yang usia muda
Hal ini berarti Ho ditolak dan dapat (Potter & Perry, 2005). Pekerjaan dari
disimpulkan bahwa ada hubungan responden yang respon sebagian besar
dukungan keluarga terhadap mekanisme swasta dan ibu rumah tangga. Seseorang
koping pada pasien post operasi yang dihadapkan dengan kehilangan yang
mastektomi. berat dan kesulitan ekonomi mungkin tidak
mampu menghadapi keduanya.
Proses Berkabung Menurut Suseno (2005) kekurangan
Proses berkabung dipengaruhi oleh keuangan atau tidak memiliki pekerjaan
banyak faktor salah satunya dukungan yang dianggap layak memperbesar stress
keluarga, jika dukungan keluarga tidak pada orang yang berduka maka
baik maka akan mempengaruhi mekanisme diperlukannya dukungan eksternal yaitu
koping yang digunakan sehingga proses dukungan keluarga yang akan membuat
berkabung menjadi tidak akan sukses atau koping seseorang menjadi baik. Responden
berhenti disalah satu fase berkabung yang tidak merasakan adanya dukungan
Menurut peneliti proses berkabung tidak keluarga dengan baik tentu akan
baik baerada di fase denial, anger, berdampak pada kopingnya untuk
bargaining, and depression. Kemudian menyelesaikan masalah yang dihadapi
untuk setiap fasenya ada fase denial sehingga respon berduka yang dialami
sebanyak 6 responden (18,8%), anger belum sampai pada fase menerima.
sebanyak 13 responden (40,6%) dan fase Menurut Rando (dalam Suseno, 2005),
bargaining sebanyak 3 responden (9,4%) kehilangan support biasanya mengacu pada
dan depression sebanyak 10 orang kesulitan koping seseorang untuk
(31,2%). mengatasi masalah berduka dengan sukses
Menurut Potter & Perry (2005), atau baik.
berduka atau berkabung adalah respon Respon berduka pada fase denial
normal terhadap setiap kehilangan. sebanyak 6 (18,8%) dan sebanyak
Perilaku dan perasaan yang berkaitan bargaining 3 (9,4%). Menurut Kubler-
dengan respon berduka terjadi pada Ross, (1969) dalam Potter and Perry,
individu yang menderita kehilangan seperti (2005) pada fase denial dan bargaining
perubahan fisik atau kematian teman dekat. akan tampak koping pada individu ingin
Proses ini juga terjadi ketika individu menghindari penerimaan realitas situasi
menghadapi kematian mereka sendiri. dengan tidak mampu membuat keputusan,
Proses berduka menurut teori Kubbler- tidak menerima kenyataan tentang
Ross tahun 1969 ada 5, yaitu denial, anger, kondisinya sekarang dan mencari bukti
bargaining, depression, dan acceptance. tentang kehilangan serta membuat
Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor penawaran terhadap Tuhan Yang Maha
yaitu, usia, pendidikan, pekerjaan, status Esa. Menurut peneliti jika dampak dari
sosio-ekonomi, kehilangan yang dialami, fase tersebut tidak dapat diminimalisir
support system (dukungan keluarga). akan menyebabkan koping individu tidak
Kehilangan pekerjaan atau berjalan dengan baik sehingga untuk
kesejahteraan ekonomi, perceraian, atau melanjutkan ke fase berikutnya akan sulit,
kerusakan fisik menyebabkan dukacita

[179]
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 14, No. 2, Oktober 2018 P-ISSN 1907 - 0357
E-ISSN 2655 - 2310
maka dari itu perlu dukungan eksternal sehingga H0 ditolak yang artinya ada
terutama keluarga terdekat hubungan antara dukungan keluarga
Respon berduka pada fase anger dengan respon berduka pada klien kanker
sebanyak 13 (40,6%) dan depression di Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto.
sebanyak 10 (31,2%). Kubler-Ross (1969
dalam Videbeck, 2008) mengatakan fase Hubungan Mekanisme Koping dengan
marah adalah fase dimana individu Proses Berkabung
menolak kehilangan dengan
mengungkapkan kemarahan yang Hasil penelitian menyimpulkan tidak
diproyeksikan atau diekspresikan kepada ada hubungan mekanisme koping dengan
Tuhan, keluarga, teman, pemberi proses berkabung pada pasien pre operasi
perawatan kesehatan, atau diri sendiri. kanker.
Stuart dan Sundeen (1987 dalam Keliat, Menurut peneliti proses berkabung
1996) mengatakan marah akibat baik ada difase menerima (Acceptance)
kehilangan adalah perasaan jengkel yang sedangkan untuk proses berkabung tidak
timbul sebagai respon terhadap kecemasan baik ada di fase menyangkal (Denial),
yang dirasakan sebagai ancaman. Banyak marah (Anger), tawar-menawar
situasi kehidupan yang menimbulkan (Bargaining), dan depresi (Depression).
marah, misalnya fungsi tubuh yang Berduka atau berkabung adalah respon
terganggu sehingga harus masuk rumah yang normal terhadap kehilangan (Potter
sakit, kontrol diri yang diambil-alih orang & Perry, 2005). Proses berduka
lain akibat menderita sakit, peran yang merupakan proses yang normal dan perlu
tidak dapat dilakukan karena dirawat di distimulasi dan di fasilitasi oleh
rumah sakit, pelayanan perawat yang lingkungan sosial agar segera sampai pada
terlambat, dan banyak hal lain yang fase menerima (Keliat, 1998).
menimbulkan kejengkelan individu. Respon berduka juga akan
Hal ini tidak sejalan dengan dipengaruhi oleh karakteristik pribadi,
penelitian Triwibowo (2012) yang status sosio-ekonomi, hubungan yang
mengatakan bahwa 9 orang dari pasien alami, sistem pendukung sosial,
kanker yang berduka karena penyakit mekanisme koping, kehilangan yang alami,
kanker yang dialaminya mereka tidak tujuan, dan harapan (Suseno, 2005). Salah
mengalami fase anger dan fase depression, satu faktor yang dapat mempengaruhi
melainkan hanya mengalami fase denial respon berduka adalah mekanime koping
dan bargaining. Hal ini didukung dengan dan dukungan sosial. Koping harus
teori Kozier (2004) yang mengatakan tersedia ketika klien yang berduka melalui
individu yang tidak memiliki kemampuan proses berkabung (Potter & Perry, 2005).
untuk mengidentifikasi masalah yang Kurangnya penerapan mekanisme koping
dimilikinya tersebut tentu dapat maladaptif biasanya menyebabkan
menghambat proses berkabung dan kesulitan dalam keberhasilan resolusi
berkabung akan menjadi semakin lama. berduka (Rando dalam Potter & Perry,
Pada variabel ini sejalan dengan 2005).
penelitian (Henny Frilasari dkk, 2012) Menurut Stuart dan Laraia (2005),
dengan hasil uji pasti dari fisher (Fisher’s mekanisme koping dipengaruhi oleh faktor
Exact Test) dengan judul “Hubungan ekternal dan faktor internal. Salah satu
Dukungan Keluarga Dengan Respon faktor ekternal adalah dukungan sosial
Berduka Pada Klien Kanker Di Rumah terutama dukungan kelauarga. Menurut
Sakit Islam Sakinah Mojokerto”. Dari hasil peneliti berhasil atau tidaknya mekanisme
penelitiannya didapatkan dari 13 koping yang digunakan individu dapat
responden terdapat 9 responden yang mempengaruhi proses berkabung. Koping
mednpatkan dukungan keluarga yang baik. yaitu dimana seseorang beradapatasi
Hasil uji fisher (Fisher’s Exact Test) dengan masalah yang dihadapi baik itu
didapatkan ρ = 0,008, berarti ρ < α (0,05) mengancam dirinya atau psikologis.

[180]
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 14, No. 2, Oktober 2018 P-ISSN 1907 - 0357
E-ISSN 2655 - 2310
Koping juga mampu memberikan berkabung pada pasien pre operasi kanker.
pemahaman responden terhadap Hal ini disebabkan karena proses
kehilangan yang dialami dirasakan yang berkabung dipengaruhi banyak faktor,
mendalam dan mengancam salah satunya dukungan sosial terutama
keberhasilannya. keluarga, dukungan keluarga dapat
Penelitian Wurara dkk, (2013), yang memberikan koping yang adaptif untuk
menyatakan bahwa ada berbagai cara yang menyelesaikan proses berkabung. Oleh
dilakukan pasien dalam mengahadapi karena itu, responden yang tidak dapat
masalah baik secara adaptif seperti bicara adaptasi terhadap stress atau masalah dan
dengan orang lain, mampu menyelesaikan tidak mendapatkan dukungan sosial yang
masalah, dan lain sebagainya. baik akan berdampak pada proses
Mekanisme koping yang berkabung dan berhenti disalah satu proses
dimunculkan pasien sebelum operasi berkabung.
kanker sangatlah dipengaruhi oleh Hasil penelitian merekomendasikan
dukungan sosial terutama dari keluarga agar dilakukan penelitian selanjutnya
yang mampu memberikan rasa aman dan untuk mencari faktor-faktor lain yang
nyaman sehingga koping seorang pasien mampu mempercepat proses berkabung
menjadi efektif untuk melanjutkan ke fase dan dapat digunakan sebagai salah satu
menerima (Acceptance). sumber data untuk penelitian selanjutnya.
Hasil penelitian ini tidak sesuai
dengan penelitian Supiah & Rahayu (2012)
mengenai hubungan koping dengan proses DAFTAR PUSTAKA
berduka pada pasien kanker payudara post
mastektomi yang menyatakan bahwa Dyanna, L., Dewi, Y. I., & Herlina. (2015).
adanya hubungan signifikan antara koping Hubungan Dukungan Keluarga
dengan proses berduka hasil tersebut Terhadap Mekanisme Koping Pasien
menunjukkan bahwa pasien yang Post Operasi Mastektomi , 558-561.
mandapatkan dukungan sosial yang baik https://jom.unri.ac.id/index.php/JOM
akan memiliki mekanisme koping efektif PSIK/article/view/8344,diakses
dan mempercepat proses berkabung tanggal 12 Februari 2018.
sampai ke fase menerima. Kementerian Kesehatan Republik
Menurut peneliti proses berkabung Indonesia. (2014). Buku Saku
dipengaruhi banyak faktor, salah satunya Pencegahan Kanker Leher Rahim
dukungan sosial terutama keluarga, dan Kanker Payudara. Jakarta:
dukungan keluarga dapat memberikan Kementerian Kesehatan Republik
koping yang adaptif untuk menyelesaikan Indonesia.
proses berkabung. Oleh karena itu, Potter & Perry. 2005. Buku Ajar
responden yang tidak dapat adaptasi Fundamental Keperawatan: Konsep,
terhadap stress atau masalah dan tidak Proses & Praktik, Ed.4, Vol.2.
mendapatkan dukungan sosial yang baik Jakarta: EGC
akan berdampak pada proses berkabung Wita. (2015). Respon Berduka Pada Pasien
dan berhenti disalah satu proses Stroke di RSUP Haji Adam Malik
berkabung. Medan3.repository.usu.ac.id/bitstrea
m/handle/123456789/49678/Cover.p
df?sequence=7..., diakses tanggal 25
KESIMPULAN Februari 2018
World Health Organization. (2009).
Penelitian menyimpulkan bahwa Cancer mortality and morbidity.
ternyata tidak ada hubungan antara
mekansime koping dengan proses

[181]

Anda mungkin juga menyukai