Anda di halaman 1dari 6

STEPHANIE CLARISSA

115180002 / CX
JAWABAN TEORI :
1. Menurut pasal 1 Nomor 6 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007, Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP) adalah identitas atau tanda pengenal yang diberikan Ditjen Pajak kepada
wajib pajak.
Cara mendaftarkan NPWP secara offline
1. Mendatangi Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Anda dapat langsung datang ke KPP terdekat dari tempat Anda berdomisili dengan
membawa berkas persyaratan yang dibutuhkan. Bagi Anda yang alamat domisilinya
berbeda dengan yang tertera di KTP, Anda perlu mempersiapkan juga surat keterangan
tempat tinggal dari kelurahan tempat Anda berdomisili.
Semua dokumen persyaratan difotokopi, kemudian Anda lengkapi dengan formulir
pendaftaran Wajib Pajak yang sudah diisi dengan benar dan lengkap serta ditandatangani.
Formulir ini akan Anda peroleh dari petugas pendaftaran di KPP.
Selanjutnya serahkan berkas tersebut  ke petugas pendaftaran. Anda akan mendapatkan
tanda terima pendaftaran Wajib Pajak yang menunjukkan bahwa Anda sebagai Wajib
Pajak telah melakukan pendaftaran untuk mendapatkan NPWP.
Waktu yang dibutuhkan untuk membuat kartu NPWP tidak lama, hanya satu hari kerja,
dan tidak dipungut biaya alias gratis. Kartu NPWP akan dikirim ke alamat Anda melalui
Pos Tercatat.
2. Melalui Jasa Pos atau Ekspedisi
Metode ini bisa Anda pilih jika lokasi KPP terlalu jauh dari tempat Anda. Anda bisa
mendatangi kantor pos atau jasa ekspedisi terdekat. Di sana Anda tinggal mengisi
formulir pendaftaran sekaligus mengirimkannya dengan melampiri dokumen persyaratan
yang telah Anda siapkan.

Cara mendaftarkan NPWP secara online


1. Kunjungi situs Dirjen Pajak di alamat www.pajak.go.id atau
klik ereg.pajak.go.id/login untuk langsung mengakses halaman pendaftaran
NPWP online di situs Dirjen Pajak.  Di laman Dirjen Pajak tersebut, pilih menu sistem e-
Registration.
2. Silakan mendaftar terlebih dahulu untuk mendapatkan akun dengan mengklik “daftar”.
Isilah data pendaftaran pengguna dengan benar seperti nama, alamat email, password,
dan lainnya.
3. Lakukan Aktivasi Akun
Cara mengaktivasi akun Anda adalah dengan membuka kotak masuk (inbox) dari email
yang Anda gunakan untuk mendaftar tadi, kemudian buka email yang masuk dari Dirjen
Pajak. Ikuti petunjuk yang ada di dalam email tersebut untuk melakukan aktivasi.
4. Isi Formulir Pendaftaran
Setelah proses aktivasi berhasil dilakukan, selanjutnya Anda harus login ke sistem e-
Registration dengan memasukkan email dan password akun yang telah Anda buat. Atau
Anda bisa mengklik tautan yang terdapat di dalam email aktivasi kedua dari Dirjen Pajak.
Setelah login, Anda akan dibawa ke halaman Registrasi Data WP untuk memulai proses
pembuatan NPWP. Silakan mengisi semua data dengan benar pada formulir yang
tersedia. Ikuti semua tahapannya secara teliti. Bila data yang diisi benar, akan muncul
surat keterangan terdaftar sementara.
5. Kirim Formulir Pendaftaran
Setelah semua data pada formulir pendaftaran terisi lengkap, pilih tombol daftar untuk
mengirim Formulir Registrasi Wajib Pajak secara elektronik ke Kantor Pelayanan Pajak
tempat Wajib Pajak terdaftar.
6. Cetak (Print)
Selanjutnya, Anda harus mencetak dokumen seperti yang tampak pada layar komputer,
yaitu:
 Formulir Registrasi Wajib Pajak
 Surat Keterangan Terdaftar Sementara
7. Menandatangani Formulir Registrasi Wajib Pajak dan melengkapi dokumen. Setelah
Formulir Registrasi Wajib Pajak dicetak, silakan ditandatangani, kemudian satukan
dengan berkas kelengkapan yang telah Anda siapkan.
8. Kirimkan Formulir Registrasi Wajib Pajak ke KPP. Setelah berkas kelengkapannya siap,
Anda harus mengirimkan Formulir Registrasi Wajib Pajak, Surat Keterangan Terdaftar
Sementara yang sudah ditandatangani, beserta dokumen lainnya ke Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) tempat Anda sebagai Wajib Pajak terdaftar. Berkas tersebut dapat
diserahkan langsung ke KPP atau melalui Pos Tercatat. Pengiriman dokumen ini harus
dilakukan paling lambat 14 hari setelah formulir terkirim secara elektronik.
9. Jika Anda tidak ingin repot-repot menyerahkan atau mengirimkan berkas secara langsung
atau melalui pos ke KPP, Anda dapat memindai (scan) dokumen Anda dan
mengunggahnya dalam bentuk softfile melalui aplikasi e-Registration tadi.
10. Cek status dan tunggu kiriman kartu NPWP. Setelah mengirimkan berkas dokumen,
Anda dapat memeriksa status pendaftaran NPWP Anda melalui email atau di
halaman history pendaftaran dalam aplikasi e-Registration. Jika statusnya ditolak, Anda
harus memperbaiki beberapa data yang kurang lengkap. Namun, jika statusnya disetujui,
kartu NPWP Anda akan segera dikirim ke alamat Anda melalui Pos Tercatat.

Syarat-syarat penghapusan NPWP :


1. Wajib Pajak telah meninggal dunia dan tidak meninggalkan warisan.
2. Nomor Pokok Wajib Pajak wanita kawin atau istri yang ikut suami digabungkan dalam
pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan.
3. Warisan yang belum terbagi dalam kedudukan sebagai Subyek Pajak, apabila warisan
sudah selesai dibagi harus ada keterangan selesai pembagian warisan.
4. PNS/ TNI/ POLRI pensiun dan tidak lagi memenuhi syarat sebagai Wajib Pajak.
5. Karyawan atau pegawai berpenghasilan di bawah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
6. Mantan Bendahara Pemerintah atau Proyek.
7. Telah berpindah dan meninggalkan negara Indonesia untuk selama-lamanya.
8. Memiliki lebih dari 1 Kode NPWP, dihapuskan salah satu untuk menentukan Nomor
Pokok Wajib Pajak yang digunakan sebagai sarana administratif perpajakan.
9. Wajib Pajak Badan yang telah dibubarkan secara resmi.
10. Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang telah kehilangan statusnya sebagai BUT
11. Anak belum dewasa yang telah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
12. Wajib pajak tertentu selain Perseroan Terbatas dengan status tidak aktif (non efektif)
yang tidak memiliki kewajiban Pajak Penghasilan dan secara nyata tidak menunjukan
adanya kegiatan usaha.

2. 4 jenis surat ketetapan pajak

 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar  (SKPKB) 


Pengertian Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar  (SKPKB) adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran
pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah pajak yang masih harus dibayar.

 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)


Pengertian Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) adalah surat ketetapan
pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.

 Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)


Pengertian Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) adalah surat ketetapan pajak yang menentukan
jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan
tidak ada kredit pajak.

 Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)


Pengertian Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada
pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang.

3. Subjek pajak dalam negeri


 orang pribadi atau (ii) warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan
yang berhak;
 badan usaha yang didirikan atau berkedudukan di Indonesia;
 bentuk usaha tetap. Bentuk usaha tetap merupakan Subjek Pajak yang perlakuan
perpajakannya dipersamakan dengan subjek pajak badan (bentuk usaha tetap adalah
bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di
Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau badan yang tidak
didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan di Indonesia).
Subjek pajak luar negeri
 yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di
Indonesia; dan
 yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak dari
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia

4. Deductible expense adalah biaya-biaya yang dapat dikurangkan yang digunakan sebagai
pengurang pajak
Contoh : biaya gaji karyawan, biaya listrik, biaya ekspedisi , biaya telekomunikasi , biaya
air

Non deductible expense adalah biaya- biaya yang tidak dapat dikurangkan sebagai
pengurang pajak. Biaya-biaya yang tidak berkaitan, baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan kegiatan mendapatkan, memelihara, dan menagih penghasilan yang
merupakan objek Pajak Penghasilan maka tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto
Contoh : pengeluaran terkait pembagian laba, hibah/sumbangan, pemberian
natura/kenikmatan, biaya pribadi direksi dll

5 . 5 kategori penghasilan yang dikenakan PPh Pasal 4 Ayat 2/PPh Final, yakni:

 Penghasilan berupa hadiah undian.


 Penghasilan bunga dari deposito dan jenis-jenis tabungan, bunga dari hasil obligasi
dan obligasi negara, serta bunga simpanan dari tabungan yang dibayarkan koperasi
kepada anggotanya.
 Penghasilan dari transaksi saham maupun transaksi sekuritas lainnya, transaksi
derivatif (baik kontrak maupun perjanjian) yang diperdagangkan bursa, transaksi
penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangan
usahanya yang diterima oleh perusahaan modal ventura.
 Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah atau bangunan, usaha jasa
konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah atau bangunan.
 Penghasilan tertentu lainnya yang diatur khusus oleh Peraturan Pemerintah (PP).
JAWABAN HITUNGAN 1 :

Premi astek : 2%
Kematian : 3%
Dana pensiun : 1% dibebankan kepada karyawan dari gaji pokok

• Ahmad prasetyo (pegawai tetap)


Gaji sebulan 60.000.000
+/+ tunjangan keluarga 5.000.000
+/+ premi astek 1.200.000
+/+ premi kematian 1.800.000.000 +
Penghasilan bruto 58.030.000

Pengurangan

Biaya jabatan (500.000)


Iuran Pensiun (600.000)
Penghasilan neto 66.900.000
Penghasilan neto setahun 66.900.000 x 12 = 802.800.000
PTKP ( 54.000.000 + 4.500.000 + 4.500.000) = 63.000.000 –
739.800.000

PPH terutang :
5% x 50.000.000 = 2.500.000
15% x 200.000.000 = 30.000.000
25% x 250.000.000 = 62.500.000
30% x 239.800.000 = 71.940.000 +
166.940.000 perbulan

A. Sanjaya
PPH 21 = 5% (500.000.000-175.000)
= 5% (325.000)
= 16250 x 120 % = 19.500
PTKP sehari = 63.000.000 : 360
= 175.000
B. Tn, Marimo
5% x 12.000.000.000 = 600.000
C. Amir irwansyah
5% x 50% x 2.000.000 = 60.000
JAWABAN HITUNGAN 2 :
9 x 2% x 250.000.000 = 45.000.000
Denda lapor 1.000.000
Total transaski = 46.000.000

JAWABAN HITUNGAN 3 :
Penghasilan neto = 1.050.000.000  PPH PIUTANG
 PTKP 5% x 50.000.000 = 2.500.000
WP pribadi : 54.000.000 15% x 200.000.000 = 30.000.000
WP kawin : 4.500.000 25% x 250.000.000 = 62.500.000
WP anak (4) : 13.500.000 30% x 978.000.000 = 143.400.000
Total PTKP = (72.000.000) Total PPH piutang = 258.400.000
Total PKP = 978.000.000

Anda mungkin juga menyukai