Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM 2

PERALATAN DIAGNOSTIK DASAR


SPHYGMOMANOMETER

NAMA : Rafi’ Athaillah Antasena


NIM : 20193010101
SMT/KELAS : 3/B
DOSEN PENGAMPU : Wisnu Kusuma Wardana S.T.

LABORATORIUM ELEKTROMEDIS
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI ELEKTRO-MEDIS
PROGRAM VOKASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2020
LAPORAN PRAKTIKUM 2
PERALATAN DIAGNOSTIK DASAR
SPHYGMOMANOMETER

1. Dasar Teori
1. Pengertian Sphygmomanometer
Sphygmomanometer atau biasa disebut tensimeter merupakan alat medis yang digunakan
untuk mengukur tekanan darah pada manusia. Tekanan darah dibagi menjadi 2 macam yaitu
tekanan maksimum (sistolik) dan tekanan minimum (diastolik). Tekanan sistolik merupakan
tekanan darah pada saat terjadi jantung kontraksi, sedangkan tekanan diastolik merupakan
tekanan darah pada saat jantung relaksasi. Satuan yang digunakan untuk tekanan darah adalah
milimeter air raksa (mmHg). Tensimeter dikenalkan pertama kali oleh dr. Nikolai Korotkov,
seorang ahli bedah Rusia. Tekanan darah normal pada manusia dewasa adalah antara 100-130
mmHg. Umumnya nilai normal dari tekanan darah seseorang dikatakan 120 mmHg / 80
mmHg. Seseorang dikatakan menderita tekanan darah tinggi (hipertensi) apabila tekanan
darahnya diatas 140/90 mmHg, dan menderita tekanan darah rendah (hipotensi) apabila
tekanan darahnya dibawah 90/60 mmHg. Saat yang paling baik mengukur tekanan darah saat
istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring
2. Prinsip Kerja Sphygmomanometer
Prinsip kerja dari sphygmomanometer yaitu udara akan dipompa kemanset sekitar 20
mmHg diatas tekanan sistolik rata-rata (sekitar 120 mmHg untuk rata-rata). Setelah itu
perlahan-lahan udara akan dilepaskan dari manset dengan mengendorkan knop pada tensimeter
sehingga menyebabkan tekanan dalam manset akan menurun. Secara perlahan manset akan
mengempes, lalu mengukur osilasi kecil dalam tekanan udara dari manset lengan. Untuk
mendeteksi titik dimana osilasi terjadi digunakan MCU. Kemudian tekanan dalam manset akan
menurun lebih lanjut. Tekanan diastolic akan diambil pada titik dimana osilasi mulai
menghilang
3. Jenis-jenis Tensimeter
a. Tensimeter Air Raksa
Tensimeter air raksa termasuk kedalam jenis tensimeter yang sudah ada sejak lama.
tensimeter ini sudah tidak digunakan lagi dalam dunia medis karena tensimeter jenis ini
cukup berbahaya. Bahan air raksa yang menjadi salah satu penyusunnya adalah
penyebabnya. Tensimeter jenis ini berbentuk persegi panjang dibuat dari besi dan kaca
yang dapat dibuka tutup tergantung penggunaanya

Gambar 1 a.Tensimeter Air Raksa

1
Bagian-bagian sphygmomanometer air raksa yaitu :
a) Tabung merkuri : Tempat air raksa
b) Tabung skala : Tempat mengukur tekanan darah
c) Papan skala : Untuk membaca besaran skala yang diukur
d) Merkuri/air raksa : Bahan / media untuk melakukan pengukuran
e) Manset : Alat yang ditempelkan pada lengan pasien, berfungsi untuk
menampung udara yang dipompa dari bulb
f) Bulb : Berfungsi untuk mempompa udara kedalam manset
g) Selang : Sebagai pengatur udara yang keluar masuk ke manset

cara menggunakan tensimeter air raksa :


• Buka wadah tensimeter agar penunjuk angka terlihat
• Kemudian arahkan jarum ke ON agar air raksa naik
• Pasang manset tensimeter di denyut nadi orang yang akan anda periksa
• Lalu letakan tensimeter pada posisi yang sejajar dengan jantung
• Minta pasien untuk rileks, atau anda ajak ia berbincang-bincang agar tidak tegang
• Gunakan stetoskop pada nadi pasien yang anda rasakan
• Tekan pompa karet tensimeter agar udara menekan manset dan air raksa sampai
angka 140 mmHg
• Buka katup lalu dengarkan teka jantung. Detak pertama ini adalah tekanan systole
sementara detak kedua adalah diastole

b. Tensimeter Jarum atau Aneroid


Tensimeter jarum atau yang disebut aneroid termasuk tensimeter manual. Dalam
penunjukan angkanya, tensimeter ini tidak menggunakan air raksa melainkan
menggunakan jarum. Karena itu, aneroid termasuk tensimeter yang tidak
membahayakan. Alat ini dirancang cukup canggih sehingga jarum akan bergerak dan
menunjuk angka sesuai tekanan darah yang diberikan pada manset. Adapun perbedaan
antara tensimeter air raksa dengan jarum, terletak pada jarum ON nya. Kalau tensimeter
air raksa mengharuskan arah jarum ke ON semetara pada tensimeter aneroid hal itu
tidak perlu dilakukan

Gambar 2 b. Tensimeter Jarum atau Aneroid


2
Cara menggunakan tensimeter jarum sama dengan menggunakan tensimeter air
raksa. Hal yang membedakan hanya ada pada jarum “on” yang harus diarahkan pada
tensimeter air raksa, sedangkan pada tensimeter jarum tidak perlu dilakukan. Ukuran
alat lebih ringkas sehingga mudah disimpan. Adapun kelebihan dan kekurangan
tensimeter ini yaitu, kelebihan dilihat dari keamanan, tensimeter ini lebih aman dari
tensimeter air raksa dan tingkat akurasinya cukup tinggi. Kekuranganya menggunakan
putaran berangka sebagai penggantinya dan mengharuskan tenaga ahli yang
melakukannya

c. Tensimeter Digital
Tensimeter digital ini merupakan tensimeter yang paling simple dan serba otomatis.
Cara pemakaiannya pun bisa dilakukan oleh siapa aja dan tak pelru membutuhkan
keahian khusus. Pasalnya alat ini bekerja otomatis tanpa pelru mendengarkan detak
jantung pertama dan kedua. Memang ada sebagian orang meragukan akurasi alat digital
ini. Tetapi berdasarkan hasil uji, ternyata tingkat akurasinya cukup tinggi

Gambar 3 c. Tensimeter Digital

Cara menggunakan tensimeter digital :


• Pasang manset di siku pasien
• Tutup katup udara dan atur udara yang akan dimasukan ke manset. Selisihnya
antara 30 sd 40 mmHg dari tekanan darah normal
• Tekan tombol power dan tensimeter pun akan bekerja
• Setelah mencapai tekanan yang diinginkan, tekanan di manset akan berkurang dan
angka systole dan distole akan tertera di layar digital

Kelebihan dan kekurangan tensimeter digital. Kelebihan yaitu tidak memiliki


potensi radiasi logam berat dan multifitur atau bisa dikatakan alat ini dilengkapi
dengan fitur yang modern. Kekurangan yaitu tingkat akurasi lebih randah dari
tensimeter air raksa. Faktornya bermacam- macam semisal kondisi daya baterai,
usia alat dan sebagainya

3
II. 9 Kompetensi Dasar

1) Penempatan
Sphygmomanometer banyak digunakan pada rumah sakit, klinik dan puskesmas.

2) Pemasangan
Pastikan manset yang digunakan sesuai dengan lengan ukuran pasien. Panjang
manset yang ideal adalah sama dengan 80% lingkar lengan atas pasien.manset harus
kosong dari udara.

3) Pengoperasian
Sebelum melakukan pengukuran tekanan darah, pasien sebaiknya :
a) menghindar kegiatan aktivitas fisik seperti olah raga, merokok, dan makan,
minimal 30 menit sebelum pengukuran. Serta duduk beristirahat setidaknya 5-
15 menit sebelum pengukuran.
b) Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stres. Pengukuran sebaiknya
dilakukan dalam ruangan yang tenang dan dalam kondisi tenang dan posisi
duduk.
c) Pastikan pasien duduk dengan posisi kaki tidak menyilang tetapi kedua telapak
kaki datar menyentuh lantai.
d) Singsingkan lengan baju pada lengan bagian kiri pasien dan memintanya untuk
tetap duduk tanpa banyak gerak, dan tidak berbicara pada saat pengukuran.
Apabila pasien menggunakan baju berlengan panjang, singsingkan lengan baju
ke atas tetapi pastikan lipatan baju tidak terlalu ketat sehingga tidak menghambat
aliran darah di lengan

Cara pengoperasian sphygmomanometer air raksa :


a) Buka valve on/off, air raksa akan menunjuk angka 0
b) Cari denyut nadi pada orang yang akan diukur tekanan darahnya pada bagian
atas siku
c) Pasang manset pada lengan / tempat ditemukan denyut nadi.
d) Katup penutup udara dapat ditutup setelah manset terpasang
e) Gunakan stetoskop untuk membantu mendengarkan nadi
f) Pompa bulb dengan menekan bulb beberapa kali sampai air raksa naik hingga
nilai batas atas atau maksimal.
g) Buka valve pembuangan pada bulb secara perlahan sambil mendengarkan
denyut nadi. Detak Pertama adalah sistole dan detak kedua adalah diastole
h) Catat skala yang ditunjukkan pada permukaan air raksa.
i) Setelah selesai melakukan pengukuran, lepaskan manset dan keluarkan semua
udara dalam manset dengan cara ditekan.
j) Miringkan sphygmomanometer ke kiri dan ke kanan sehingga air raksa masuk
ke dalam tabung air raksa dan tidak terlihat pada kaca pengukur.
k) Pindahkan valve on/off pada posisi off.
l) Tutup kotak sphygmomanometer, pastikan tidak ada selang yang terjepit dan
kaca pengukur terkena valve pembuangan

Cara pengoperasian sphygmomanometer digital:


a) Pastikan tidak ada udara yang tersisa di dalam manset.
b) Ukuran manset juga harus sesuai dengan pemasangan yang benar. Walaupun tipe
automatis/digital bila manset yang digunakan tidak tepat, maka hasil
pengukurannya pun akan tidak tepat.
c) Posisi pemasangan manset (tipe apa pun juga) harus memperhatikan artery
marking (penanda posisi arteri) yang ada pada manset.

4
d) Sebelum menekan tombolnya, pastikan tingginya manset sama dengan jantung,
sehingga disarankan diperiksa dalam keadaan duduk
e) Tekan tombol start, dan tunggulah dengan sabar sampai alat benar-benar
berhenti bekerja. Jangan bergerak, jangan bicara, dan jangan banyak bergoyang
saat pemeriksaan.
f) Baca hasilnya pada layar dan jangan dibulatkan. Angka yang ditunjukkan
merupakan angka yang biasanya sampai ke satuan mmHg.
g) Bila akan dilakukan pemeriksaan kedua, berilah jarak interval setidaknya 5
menit untuk memberikan sistem peredaran darah kembali normal setelah
tertekan saat pengukuran sebelumnya. Kemudian ulangi proses dengan cara
yang sama

4) Pemeliharaan
Perawatan secara umum berfungsi untuk memperpanjang umur ekonomis dari
mesin dan peralatan produksi yang ada serta mengusahakan agar mesin dan
peralatan produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal dan siap pakai untuk
pelaksanaan proses produksi. Berikut ini merupakan langkah pemeliharaan alat
sphygmomanometer air raksa :
a) Buka tutup tabung air raksa, buka penutup tabung air raksa, keluarkan air raksa
dengan hati-hati ke wadah yang aman.
b) Lepaskan, U-Tube, tabung air raksa, selang, bulb, dan manset dari casing
Sphygmomanometer
c) Bersihkan bagian dalam U-Tube dan tabung air raksa, dari kotoran.
d) Pasang kembali U-tube, tabung raksa, selang, manset dan bulb, pada casing
Sphygmomanometer
e) Isi tabung raksa dengan raksa hingga air raksa mencapai tepat di angka 0

Pemeliharaan sphygmomanometer jarum :


a) Setelah pengukuran selesai, lilitkan manset dengan sphygmomanometer dan
pompa serta simpan dalam kotaknya bersama dengan stetoskop.
b) Buang semua udara dalam manset sebelum disimpan.
c) Jangan pernah menyentuhkan manset atau komponennya dengan benda tajam.
d) Akurasi sphygmomanometer dapat diperiksa secara visual: pastikan agar jarum
berhenti dalam area garis merah di bawah "0" saat unit sudah benar-benar
kosong.
e) Bersihkan panel sphygmomanometer dan manset dengan kain lembut dan
basah secara hati-hati. Jangan ditekan. Jangan mencuci manset atau
menggunakan bahan pembersih kimia

Pemeliharaan sphygmomanometer digital :


a) Hindari suhu dan kelembaban yang tinggi baik pada saat penggunaan atau pun
saat penyimpanan, apa pun jenis tensi meternya. Suhu dan kelembaban tinggi
akan lebih cepat merusak alat.
b) Hindari dari kontak dengan zat-zat kimia. Di rumah sakit banyak zat kimia
yang dapat merusak alat.
c) Hindari dari benda-benda tajam yang juga dapat merusak alat.
d) Pastikan manset tidak terisi udara saat tidak digunakan.
e) Lepaskan baterai jika tidak dipakai dalam jangka waktu yang lama
f) Sebelum dan sesudah digunakan selalu bersihkan dari debu atau kotoran yang
menempel agar umur tensi dapat lebih lama

pembersihan sphygmomanometer digital :

5
a) Lap monitor dengan kain yang telah dilembabkan dengan isopropyl alkohol
yang diencerkan dengan 50 v/v%, atau athyl alkohol (disinfectan alkohol)
diencerkan dengan 80 v/v% atau kurang.
b) Jangan lap konektor power atau dibiarkan basah.
c) Gunakan cotton bud untuk membersihkan debu pada port
d) Monitor tidak membutuhkan servis rutin selain pembersihan, dan pengecekan
manset, selang, dsb
e) Lap permukaan manset dengan kain yang telah dilembabkan dengan 70 v/v%
pengenceran dari isopropyl alkohol atau 80 v/v% atau kurang pengenceran dari
disinfectan ethanol (ethyl alkohol)
f) Pastikan tidak ada cairan masuk ke dalam manset. Jika cairan masuk ke dalam
manset, keringkan dengan menyeluruh

5) Perbaikan Alat
Untuk perbaikan sphygmomanometer yang jarumnya tidak menunjuk angka 0
yaitu cukup sederhana. alat yang kita perlukan untuk memperbaiki sangat sederhana
yaitu tang dan kunci pas (engkol) ukuran 7 mm. Sebelum memperbaiki lebih baik
untuk lepaskan selang udara di bagian bawah alat display dengan cara memutar &
menariknya. Bila sudah, lakukan perbaikan dengan langkah berikut :
a) Jepit bagian silinder yang mengkilap menggunakan tang,
b) Putar bagian pipa berulir menggunakan engkol ke arah kanan hingga menunjuk
angka nol. Lakukan dengan perlahan.
c) Bila memutar terlalu jauh, jarum akan melewati angka nol. Putar sedikit ke kiri
sampai angka nol.
d) Pasang kembali selang udara & cobalah alat tersebut dengan memompa udara
lalu mengosongkannya kembali.
e) Seharusnya jarum sudah mau kembali menunjuk angka nol mmhg.
f) Bila tidak, lakukan penyetelan lagi sesuai dengan penunjukan jarum
Jangan memutar bagian yang mengkilat ke arah kiri karena akan membuatnya
lepas. Bila lepas, agak sulit untuk memasangnya lagi dan mungkin akan berpengaruh
terhadap akurasi sphygmomanometer.

6) Pencatatan
Ada beberapa hal yang dilakukan dalam pencatatn alat :
a) Tanggal masuk alat
b) Merk, type dan nomor seri alat
c) Tahun produksi alat
d) Tahun kalibrasi alat
e) Spesifikasi alat
f) Lama alat bekerja secara non stop
g) Tanggal alat mulai beroperasi
h) Berapa alat telah di kalibrasi
i) Komponen alat yang diganti atau diperbaiki

7) Analisis Teknis
Analisis teknis dilakukan keika alat mengalami kerusakan. Sebelum
sphygmomanometer diperbaiki, dilakukan analisis terlebih dahulu kerusakan pada
sphygmomanometer, dan mengetahui troubleshoot yang harus dilakukan. analisis
teknis bertujuan untuk memudahkan teknis atau user memperbaiki alat
6
8) K3 Alat
a) Menggunakan alat sesuai SOP
b) Menggunakan alat sesuai fungsinya
c) Melakukan pengecekan sebelum menggunakan alat
9) Kalibrasi
Sphygmomanometer yang digunakan untuk sehari-hari harus di kalibrasi internal
setiap 3 bulan sekali dan minimal setahun sekali. Dalam menentukan waktu untuk
melakukan kalibrasi harus dilihat dulu dari alat itu sendiri, mulai dari umur alat,
kinerja alat, dan juga pabrik pembuat alat tersebut. Selain itu, jangka waktu
pemakaian hingga cara perawatannya juga menjadi tolak ukur dalam menentukan
waktu kalibrasi. Cara kalibrasi sphygmomanometer yaitu :
a) Lakukan Kalibrasi dengan DPM.
b) Pasang DPM pada sambungan selang Tensimeter
c) Pasang manset pada objek apa saja sebagai pengganti lengan pasien.
d) Nyalakan DPM, tekan tombol Zero, untuk melakukan zeroing.
e) Angka pada display harus menunjukkan angka 0 saat zeroing.
f) Pompa Tensimeter sesuai dengan nilai yg ditentukan, liat posisi air raksa
pada tensimeter dan bandingkan apakah sama dengan angka yang
ditunjukkan dpm.
g) Air raksa dan phantom harus menunjukkan angka yang sama (toleransi= 5
mmHg)
h) Pompa Tensimeter sampai dengan 200 mmHg, kemudian tekan tombol
leakage / kebocoran dan waktu 1 menit. Lihat hasil yang tertampil apabila
nilainya lebih dari 185 mmHg, maka dinyatakan bagus/ layak.
i) Toleransi Kebocoran pengukuran adalah 15 mmHg

III. Hasil Praktikum

Gambar 3.1 Tensimeter Jarum

Gambar 3.2 Tensimeter Air Raksa

7
Gambar 3.3 Tensimeter Digital

Gambar 3.4 Digital Pressure Meter

IV. Hasil Praktikum


Sphygmomanometer atau biasa disebut tensimeter merupakan alat medis yang digunakan
untuk mengukur tekanan darah pada manusia. Tensimeter dikenalkan pertama kali oleh dr.
Nikolai Korotkov, seorang ahli bedah Rusia. Tekanan darah dibagi menjadi 2 macam yaitu
tekanan maksimum (sistolik) dan tekanan minimum (diastolik). Tekanan sistolik merupakan
tekanan darah pada saat terjadi jantung kontraksi, sedangkan tekanan diastolik merupakan
tekanan darah pada saat jantung relaksasi. Satuan yang digunakan untuk tekanan darah adalah
milimeter air raksa (mmHg). Ada 3 macam sphygmomanometer yaitu sphygmomanometer air
raksa, sphygmomanometer aneroid, dan sphygmomanometer digital.
Prinsip kerja sphygmomanometer adalah manset akan di pompa dengan udara sekitar 20
mmHg diatas tekanan sistol sekitar 120 mmHg. Setelah itu udara akan perlahan-lahan di
dilepaskan dari manset dengan cara mengendurkan knop pada tensimeter yang membuat udara
akan keluar. Untuk mengetahui tekanan diastole lihat dimana titik osilasi mulai menghilang.

Anda mungkin juga menyukai