Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

MATA KULIAH PENGELOLAAN TANAH DAN AIR

PENGELOLAAN TANAH GARAMAN

Disusun oleh :
Dhea Ananda Rosadi
(H0719049)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki ribuan pulau dimana sebagian
besar wilayahnya adalah lautan. Negara ini sebagian besar penduduknya bermata
pencaharian sebagai petani oleh karena itu disebut negara agraris. Berbicara
tentang pertanian, dataran Indonesia hampir sebagian besar dikelilingi oleh lautan.
Dimana laut yang berpotensi menghasilkan garam. Kadar garam air laut tersebut
dampat membawa dampak buruk pada kebanyakan pertumbuhan tanaman. Oleh
karena itu lahan pertanian di sekitar laut sangat berpotensi memiliki kadar garam
yang tinggi, misalnya Madura sehingga tanahya disebut tanah garaman.
Tanah garaman disebut juga tanah salin yaitu tanah yang mempunyai kadar
garam netral larut dalam air sehingga dapat mengganggu pertumbuhan kebanyakan
tanaman. Proses penimbunan garam mudah larut dalam tanah sehingga
membentuk tanah garaman atau tanah salin disebut salinisasi. Jumlah H 2O yang
berasal presipitasi tidak cukup untuk menetralkan jumlah H 2O yang hilang oleh
evaporasi dan evapotranspirasi. Sewaktu air di uapkan ke atmosfer, garam-garam
tertinggal dalam tanah. Garam-garam tersebut terutama adalah NaCl,
Na2SO4, CaCO3 dan atau MgCO 3. Tanah salin (garam) dapat ditemukan di dua
daerah berbeda yaitu daerah pantai yakni salinitas yang disebabkan oleh genangan
atau intrusi air laut dan daerah arid dan semi arid yakni salinitas yang disebabkan
oleh evaporasi air tanah atau air permukaan.
Proses penimbunan garam mudah larut dalam tanah sehingga membentuk
tanah garaman disebut salinisasi. Salinisasi terjadi pada saat terjadi proses
penimbunan garam mudah larut dalam tanah dan pada saat yang sama jumlah H2O
yang berasal presipitasi tidak cukup untuk menetralkan jumlah H2O yang hilang oleh
evaporasi dan evapotranspirasi. Singkatnya, sewaktu air diuapkan ke atmosfer, garam-
garam tertinggal dalam tanah.
Tanah salin merupakan salah satu lahan yang belum dimanfaatkan secara luas
untuk kegiatan budidaya tanaman, hal ini disebabkan adanya efek toksik dan
peningkatan tekanan osmotik akar yang mengakibatkan terganggunya pertumbuhan
tanaman. Habitat salin ditandai oleh kelebihan garam anorganik dan terutama terjadi
di daerah kering dan semi kering. Akumulasi garam dalam tanah lapisan atas biasanya
hasil dari evapotranspirasi menyebabkan kenaikan air tanah yang mengandung garam.
Permasalahan salinitas telah meluas akhir-akhir ini. Salinitas menyebabkan
kerugian 50% produk dan penurunan rata-rata hasil panen relatif dengan
meningkatnya salinitas. Salinitas telah menganggu pertanian pada iklim arid dan semi
arid selama ribuan tahun. Salinitas tanah pada kenyataannya telah menjadi suatu
masalah yang serius dalam produksi tanaman di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja sifat dan ciri tanah garaman?
2. Bagaimana kendala yang terjadi di tanah garaman?
3. Bagaimana pengelolaan tanah garaman?

C. Tujuan
1. Mengetahui sifat dan ciri tanah garaman
2. Mengetahui kendala apa saja yang akan terjadi di tanah garaman
3. Mengetahui cara pengelolaan tanah garaman
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tanah Garaman
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai