Anda di halaman 1dari 187

PENGUKURAN OPEN DEBIT MODEL TRIANGLE

WEIR DAN RECTANGLE WEIR DENGAN DUA


TURBIN PADA PLTMH

LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh:

Baihaqi Aria Rangga P. T. NIM. 1217020012


Febrianto Wibowo NIM. 1217020022
Vira Oktaviani NIM. 1217020035
Wardan Syahrul Ramdan NIM. 1217020036

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
AGUSTUS, 2020
PENGUKURAN OPEN DEBIT MODEL TRIANGLE
WEIR DAN RECTANGLE WEIR DENGAN DUA
TURBIN PADA PLTMH

LAPORAN TUGAS AKHIR

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Diploma III Program Studi Teknik Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin

Oleh:
Baihaqi Aria Rangga P. T. NIM. 1217020012
Febrianto Wibowo NIM. 1217020022
Vira Oktaviani NIM. 1217020035
Wardan Syahrul Ramdan NIM. 1217020036

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
AGUSTUS, 2020
“Tugas Akhir ini kupersembahkan untuk ayah ibu, bangsa, dan almamater”
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

PENGUKURAN OPEN DEBIT MODEL TRIANGLE WEIR DAN


RECTANGLE WEIR DENGAN DUA TURBIN PADA PLTMH
Oleh:
Baihaqi Aria Rangga P. T. NIM. 1217020012
Febrianto Wibowo NIM. 1217020022
Vira Oktaviani NIM. 1217020035
Wardan Syahrul Ramdan NIM. 1217020036
Program Studi Teknik Konversi Energi

Laporan Tugas Akhir telah disetujui oleh pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Budi Santoso, M.T. Dr. Tatun Hayatun Nufus, M.Si.


NIP. 195911161990111001 NIP. 196604161995122001

Ketua Program Studi


Teknik Konversi Energi

Ir. Agus Sukandi, M.T


NIP. 1960060419980210001

iii
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

PENGUKURAN OPEN DEBIT MODEL TRIANGLE WEIR DAN


RECTANGLE WEIR DENGAN DUA TURBIN PADA PLTMH
Oleh:
Baihaqi Aria Rangga P. T. NIM. 1217020012
Febrianto Wibowo NIM. 1217020022
Vira Oktaviani NIM. 1217020035
Wardan Syahrul Ramdan NIM. 1217020036
Program Studi Diploma III Teknik Konversi Energi

Telah berhasil dipertahankan dalam sidang Tugas Akhir di hadapan Dewan


Penguji pada Tanggal 25 Agustus 2020 dan diterima sebagai persyaratan untuk
memperoleh gelar Diploma III pada Program Studi Teknik Konversi Energi
Jurusan Teknik Mesin
DEWAN PENGUJI
Posisi Tanda
No. Nama Tanggal
Penguji Tangan
Ir. Budi Santoso, M.T.
1 Ketua
NIP. 1959111619900111001
Drs. Jusafwar, S.T, M.T.
2 Anggota
NIP. 195803141985031002
P. Jannus, S.T, M.T.
3 Anggota
NIP. 196304261988031004

Depok, Agustus 2020


Disahkan Oleh:
Ketua Jurusan Teknik Mesin

Dr. Eng. Muslimin, S.T, M.T


NIP. 197707142008121005
iv
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Baihaqi Aria Rangga P. T. NIM. 1217020012

Febrianto Wibowo NIM. 1217020022

Vira Oktaviani NIM. 1217020035

Wardan Syahrul Ramdan NIM. 1217020036

menyatakan bahwa yang dituliskan di dalam Laporan Tugas Akhir ini adalah hasil
karya saya sendiri bukan jiplakan (plagiasi) karya orang lain baik Sebagian atau
seluruhnya. Pendapat, gagasan, atau temuan orang lain yang terdapat di dalam
Laporan Tugas Akhir telah saya kutip dan saya rujuk sesuai dengan etika ilmiah.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya

Depok, 25 Agustus 2020

Baihaqi Aria Rangga P. T. Febrianto Wibowo

1217020012 1217020022

Vira Oktaviani Wardan Syahrul Ramdan

1217020035 1217020036

v
PENGUKURAN OPEN DEBIT MODEL TRIANGLE WEIR DAN
RECTANGLE WEIR DENGAN DUA TURBIN PADA PLTMH

Baihaqi Aria Rangga P. T.1), Febrianto Wibowo1), Vira Oktaviani1), Wardan


Syahrul Ramdan1), Budi Santoso1), Tatun Hayatun Nufus1)
¹⁾ Program Studi Teknik Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Politeknik
Negeri Jakarta, Kampus UI Depok, 16424

Email: baihaqiariasss@gmail.com

ABSTRAK

Pada simulasi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) dengan dua turbin,
penulis membuat inovasi dengan penambahan reservoir tambahan untuk
pengukuran open debit dengan model triangle weir dan rectangle weir. Serta
penulis melakukan beberapa pengoptimalan sistem PLTMH diantaranya yaitu
meng-alignment ulang turbin untuk meningkatkan effisiensi dan penambahan pipa
transparan untuk mengamati fenomena kavitasi. Dengan meng-alignment ulang
turbin, dapat dilihat bahwa effisiensi turbin sentrifugal meningkat menjadi sebesar
17,18 % untuk rectangle weir dan 16,68 % untuk triangle weir. Serta untuk
pengukuran open debit, didapatkan pengukuran debit tertinggi yang dihasilkan oleh
rectangle weir sebesar 0.010 m3/s dan debit tertinggi yang dihasilkan oleh triangle
weir sebesar 0.009 m3/s. Pada Triangle weir, head yang dihasilkan lebih tinggi
daripada rectangle weir dengan pengukuran sebesar 0.070 m sedangkan untuk
rectangle weir sebesar 0.067 m.

Kata kunci : Turbin, Mikrohidro, Weir, Alignment, Head.

vi
ABSTRACT

In the simulation of a Micro Hydro Power Plant (MHP) with two turbines, the
authors made an innovation by adding additional reservoir for open discharge
measurements using a triangular weir and a rectangular weir. The authors also
made this as well as optimizing several system of the MHP, which includes the re-
alignment of the turbine to increase its efficiency and the addition of transparent
pipes to observe the cavitation phenomenon. By re-aligning the turbines, it can be
seen that the efficiency of the centrifugal turbine increases to 17.18% for
rectangular weirs and 16.68% for triangular weirs. For The open discharge
measurement, the highest discharge by rectangular weirs is 0.010 m3 / s and the
highest discharge by triangular weirs is 0.009 m3 / s. At the head of the Triangle
weir, the result of rectangular weir is higher with a measurement of 0.070 m while
for a rectangular weir it is 0.067 m.

Keywords: Turbine, Micro Hydro, Weir, Alignment, Head.

vii
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang
berjudul “Pengukuran Open Debit Model Triangle Weir dan Rectangle Weir
dengan Dua Turbin Pada PLTMH”. Dalam buku ini juga terdiri dari 4 sub bab
judul berbeda dari setiap penulis, yaitu:

1. Sub Judul: Perancangan Rectangle Weir dan Triangle Weir Pada Model
Sistem PLTMH oleh Baihaqi Aria Rangga P. T.
2. Sub Judul: Pengaruh Daya Poros yang Dihasilkan Turbin Sentrifugal dan
Saat Dual Turbin Pada Model Sistem PLTMH oleh Wardan Syahrul
Ramdan.
3. Sub Judul: Pemanfaatan Flywheel Sebagai Penyimpanan Energi Kinetik
dan Menambah Daya Mekanik Turbin Pada Model Sistem PLTMH oleh
Vira Oktaviani.
4. Sub Judul: Pompa Sentrifugal Sebagai Pompa dan Turbin Pada Model
Sistem PLTMH oleh Febrianto Wibowo.

Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
studi Diploma III Program Studi Teknik Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Jakarta.

Penulisan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena
itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tiada hingga kepada:

1. Bapak Dr. Eng. Muslimin, S.T, M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Jakarta yang telah menyetujui pembuatan Tugas Akhir
ini.
2. Bapak Ir. Budi Santoso, M.T selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan masukan dan ide dalam mengembangkan rancangan Tugas
Akhir ini.

viii
3. Ibu Dr. Tatun Hayatun Nufus, M.Si. selaku dosen pembimbing II yang telah
selalu memberikan masukan dan ide dalam mengembangkan rancangan
Tugas Akhir ini.
4. Bapak Ir. Agus Sukandi, M.T selaku Ketua Program Studi Teknik Konversi
Energi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta yang telah
memberikan bantuan dalam mengarahkan pelaksanaan Tugas Akhir ini.
5. Seluruh dosen kami sejak kami berada di tingkat I sampai tingkat III yang
tidak bisa kami sebutkan satu persatu dalam memberikan ilmu yang
bermanfaat untuk kami.
6. Kedua orang tua dan keluarga tercinta, yang senantiasa memberikan doa,
semangat, dukungan, dan motivasi selama proses pengerjaan tugas akhir ini.
7. Rekan-rekan Program Studi Teknik Konversi Energi yang telah membantu
dan memberikan dukungan dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.
8. Kepada pihak-pihak terkait lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu untuk membantu dalam proses pembuatan rancangan Tugas Akhir
dan telah berperan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
pelaksanaan.

Akhir kata, penulis menyadari dalam penulisan Tugas Akhir ini masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Depok, 25 Agustus 2020

Penulis

ix
PENGUKURAN OPEN DEBIT MODEL TRIANGLE
WEIR DAN RECTANGLE WEIRDENGANDUATURBIN
PADA PLTMH

Sub Judul: Perancangan Rectangle Weir dan triangle Weir Pada


Model Sistem PLTMH

LAPORAN TUGAS AKHIR

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Diploma III Program Studi Teknik Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin

Oleh:
Baihaqi Aria Rangga P. T. NIM. 1217020012

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
AGUSTUS, 2020
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
ABSTRACT ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3. Tujuan ................................................................................................ 2
1.4. Batasan Masalah ................................................................................ 2
1.5. Lokasi Objek Tugas Akhir ................................................................. 2
1.6. Metode Penyelesaian Masalah ............................................................ 2
1.7. Manfaat yang Didapatkan ................................................................... 3
1.8. Sistematika Penulisan Tugas Akhir .................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 5
2.1. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro ............................................ 6
2.2. Weir ................................................................................................... 6
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 8
3.1. Flow Chart Kegiatan .......................................................................... 8
3.2. Pembuatan Model AnalisaPLTMH ..................................................... 9
3.3. Spesifikasi Peralatan dan Perlengkapan Model PLTMH ................... 10
3.4. Pengujian Alat .................................................................................. 13
3.5. Metode pengumpulan data................................................................ 15
3.6. Metode pengolahan data ................................................................... 15
3.7. Pengamatan dan Prosedur Tahap Pengujian ...................................... 15

xi
3.8. Langkah Pembuatan AlatPengujian .................................................. 15
BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN ................................................ 17
4.1. Perhitungan Teoritis Weir ................................................................. 17
4.2. Hasil Data Pengujian ........................................................................ 18
4.3. Grafik Analisa Data.......................................................................... 19
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 21
5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 21
5.2. Saran ................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 22

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Bentuk Rectangle weir dan Triangle weir ......................................... 7


Gambar 3. 1 Flowchart Kegiatan .......................................................................... 8
Gambar 3. 2 Design PLTMH ............................................................................... 9
Gambar 3. 3 Skema PLTMH .............................................................................. 10
Gambar 3. 4 Pompa Sentrifugal yang dimodifikasi menjadi turbin ..................... 10
Gambar 3. 5 Motor induksi yang difungsikan sebagai generator ......................... 11
Gambar 3. 6 Pompa sebagai penghasil Head ..................................................... 11
Gambar 3. 7 Turbin Propeller ............................................................................. 12
Gambar 3. 8 Test Rig ......................................................................................... 14

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Data Keadaan Suction Ditutup ........................................................... 18


Tabel 4. 2 Data Keadaan Discharge Ditutup ....................................................... 19

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Energi baru dan terbarukan sendiri merujuk kepada energi alternatif
sekaligus energi berkelanjutan (sustainable) yang dapat diperbaharui dan
ramah lingkungan. Indonesia memiliki berbagai sumber energi baru yang
dapat dimanfaatkan, salah satunya Pembangkit Listrik Tenaga Mikro
Hidro atau PLTMH.Pemanfaatan PLTMH di Indonesia yang masih kurang
optimal perlu untuk dikembangkan karena letak Indonesia sebagai negara
yang berada pada garis khatulistiwa yang beriklim tropis memiliki
cadangan hutan yang berlimpah yang menyediakan mata air/sumber air
yang membentuk danau, dan sungai yang mengalirkan air sepanjang tahun.
Termasuk salah satu pembangkit skala kecil yang menggunakan tenaga
hidro sebagai tenaga penggeraknya, seperti sungai saluran irigasi dan
terjunan air dari alam dengan memanfaatkan tinggi jatuhan air (Head) dan
debit air.

Simulasi yang akan kami buat dengan memanfaatkan fasilitas yang


sudah ada yaitu, menggunakan pompa sentrifugal yang difungsikan
sebagai turbin, motor induksi sebagai generator, dan pompa sebagai
penggerak media air dalam wadah penampungan air agar PLTMH dapat
beroperasi pada instalasi PLTMH, maka akan dilakukan penambahan
model triangle weir dan rectangle weir pada model dua turbin sebagai
pembanding daya output turbin aksial. Selanjutnya diamati pengaruh
kavitasi yang terjadi pada sisi suction pompa, dan discharge turbin dalam
instalasi PLTMH.

1
2

Melihat dari penelitian Tugas Akhir sebelumnya yang berjudul


“Analisis Pengoptimalan 1 Pompa Untuk Dual Turbin Pada Rancang
Bangun PLTMH Turbin Sentriugal Dan Turbin Propeller” kami ingin
melakukan pengoptimalan dari sektor daya poros turbin, dan optimasi
instalasi pemasangan. Serta penambahan instalasi weir, flywheel dan
kavitasi yang berguna untuk kemajuan penelitian Tugas Akhir kami.

Untuk sub judul mengenai perancangan weir akan dijelaskan oleh


penulis Baihaqi Aria Rangga P. T. Dalam sub bab ini membahas mengenai
Perancangan weir dan menghitung ketinggian air dan tinggi air jatuh.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengaruh Triangle Weir dan Rectangle Weir terhadap
debit yang dihasilkan?

1.3. Tujuan
1. Pengujian Triangle Weir dan Rectangle Weir terhadap debit yang
dihasilkan

1.4. Batasan Masalah


1. Membangun model PLTMH dengan menambahkan 1 reservoir
tambahan.
2. Memanfaatkan daya hisap sisi suction pompa sebagai penggerak
turbin propeler.
3. Data yang diambil berupa head pressure dan debit air.

1.5. Lokasi Objek Tugas Akhir


Lokasi pelaksaan tugas akhir bertempat di Laboraturium Energi,
Politeknik Negeri Jakarta, Jl. Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus Baru UI,
Kukusan, Beji, Depok-Jawa Barat

1.6. Metode Penyelesaian Masalah


Langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian Tugas Akhir ini
dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut:
3

1. Tinjauan Pustaka
Tahap ini adalah tahap dilakukannya pengumpulan data
untuk digunakan sebagai dasar teori sehingga dapat menunjang
pembuatan tugas akhir.
2. Perencanaan dan Pembuatan prototype Pembangkit Listrik
Tenagaa Mikro Hidro
Tahap ini adalah membuat konstruksi prototype Pembangkit
Listrik Tenaga Mikro Hidro sesuai dengan desain yang
direncanakan.
3. Pengujian Prototype
Dalam pengujian ini, prototype tersebut dioperasikan dengan
beban dan menguji perubahan putaran ketika beban diubah serta
dapat mengetahui hasil tegangan yang dihasilkan oleh generator
tersebut.
4. Pengambilan data dan Analisa hasil dari Alat Pengujian
Setelah semua rangkaian terpasang dan dibuat dengan baik
maka dilakukan uji coba dan pengujian pada sistem yang telah
didesain kemudian dianalisa kinerja dan efisiensinya.

1.7. Manfaat yang Didapatkan


Dengan pelaksanaan tugas akhir dengan judul “Pengukuran Open
Debit Model Triangle Weir dan Rectangle Weirdengan Dua Turbin Pada
PLTMH” maka manfaat yang didapatkan bagi:

1.7.1. Pelaksanaan Tugas Akhir


1. Menambah ilmu pengetahuan mengenai PLTMH
2. Meningkatkan daya kreatifitas untuk mebuat sebuah
Pembangkit Listrik terutama PLTMH

1.7.2. Politeknik Negeri Jakarta


1. Sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran mahasiswa/I
Teknik Konversi Energi khususnya pada materi mesin
konversi energi dan mesin fluida
4

1.7.3. Ilmu Pengetahuan


1. Sebagai bahan penelitian/pengujian pengoptimalan
terhadapkinerja PLTMH

1.8. Sistematika Penulisan Tugas Akhir


Penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari:

1. Bagian Awal
a. Halaman Sampul
b. Halaman Pengesahan
c. Halaman Pernyataan Orisinalitas
d. Abstrak
e. Kata Pengantar
f. Daftar Isi
g. Daftar Tabel
h. Daftar Gambar
2. Bagian Utama
a. Bab I Pendahuluan
b. Bab II Tinjauan Pustaka
c. Bab III Metodologi
d. Bab IV Hasil dan Pembahasan
e. Bab V Kesimpulan
3. Bagian Akhir
a. Daftar Pustaka
b. Lampiran
c. Riwayat Hidup Penulis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Fenomena kavitasi sering terjadi pada pompa sentrifugal, beberapa


indikator terjadinya kavitasi adalah dengan terbentuknya gelembung udara yang
kemudian pecah secara tiba-tiba, hal ini terjadi akibat perbedaan tekanan pada sisi
hisap pompa. Kavitasi dapat membuat kerusakan pada komponen terutama pada
bagian impeller dan sudu. Beberapa indikator dasar yang dapat kita ketahui
terjadinya kavitasi pada pompa adalah kebisingan suara pompa dan timbulnya
vibrasi berlebih. Bersumber dari jurnal yang berjudul “Deteksi Kavitasi pada
Pompa Sentrifugal Menggunakan Spektrum Envelope” oleh B. P. Kamiel, Semesta
Teknika, Vol. 22, Mei 2019.

Dengan metode pembuatan sistem open weir pada PLTMH, kami ingin
menganalisa besaran debit yang dapat terukur ke dalam turbin propeller. Dengan
berbagai bentuk weir antara lain triangle weir dan rectangle weir bersumber dari
jurnal yang berjudul “Prototipe Sistem Pengukuran Debit Air pada Saluran Terbuka
Berbasis V-Notch Weir dan Differential Pressure Transmitter” oleh Dadang
Rustandi, Pusat Penelitian Metrologi LIPI Tahun 2016, Vol. 40 No. 2.

Turbin propeller sendiri digunakan untuk meningkatkan optimalisasi energi


potensial pada sisi suction pompa dengan rujukan kami yaitu “Desain dan
Pembuatan Turbin Propeller” oleh Swuignyo, Ilyas Masudin, Ali Mokhtar, Khoirin
Nisa. Seminar Teknologi dan Rekayasa pada tahun 2018.

Beberapa jurnal ilmiah diatas, maka kami mendapat referensi literasi dan
tinjauan untuk menyelesaikan Tugas Akhir kami yaitu membuat weir dengan model
triangle weir dan rectangle weir dengan sistem open debit sekaligus menganalisa
kavitasi yang terjadi pada simulasi alat Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
kami.

5
6

2.1. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro


PLTMH merupakan alat pembangkit konversi yang sumber tenaganya
adalah dari aliran air namun mikrohidro itu memanfaatkan energi potensial
atau energi jatuh air untuk menggerakkan turbin air demi menghasilkan
daya dan energi dalam bentuk listrik, namun PLTMH itu sendiri memiliki
kapasitas daya yang lebih kecil ketimbang PLTA yang berkisar 0,5 kW
hingga 100 kW. (McKinney, et al., 1983)

2.2. Weir
Weir adalah perangkat struktur hidrolik yang merupakan alat ukur
primer, yaitu suatu perintang (penahan) yang memiliki hubungan spesifik
antara kedalaman tinggi muka air terhadap debit. Jenis weir yang sering
digunakan pada pengukuran adalah Triangle Weir dan Rectangular Weir.
2.2.1. Rectangular Weir
Rectangular Weir atau Ambang tajam persegi tajam
merupakan bangunan ukur sederhana yang dapat digunakan
untuk mengukur debit aliran di saluran terbuka. (Koimte Teknis
91-01 Bahan Konstruksi Bangunan, 2015)
Menghitung debit dengan rumus:
3
2
𝑄 = (3) √2𝑔𝐶𝑑 . 𝐵. 𝐻2 (2.1)

Dengan:
Q = Debit air (m3/s)
H = Ketinggian air jatuh (m)
B = Lebar dari reservoir (m)
Cd = Koefisien debit
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
7

2.2.2. Triangle Weir


Triangle weir atau ambang tajam segitiga merupakan
bangunan ukur sederhana yang dapat digunakan untuk
mengukur debit aliran di saluran terbuka.(Koimte Teknis 91-01
Bahan Konstruksi Bangunan, 2015)
Menghitung debit dengan rumus:
5
8 𝜃
𝑄 = (15) √2𝑔. 𝐶𝑑 . tan (2 ) 𝐻 2 (2.2)

Dengan:

Q = Debit air (m3/s)

H = Ketinggian air jatuh (m)

Cd = Koefisien Debit

Θ = Sudut pada Weir

g = Percepatan Gravitasi (m2/s)

Gambar 2. 1 Bentuk Rectangle weir dan Triangle weir


BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini berguna sebagai acuan dalam melakukan penelitian, sehingga
penelitian dapat berjalan dengan sistematis, tujuan tercapai, dan sesuai dengan
waktu yang di tentukan.

3.1. Flow Chart Kegiatan

Pembangkit Listrik
Tenaga Mikrohidro

Gambar 3. 1 Flowchart Kegiatan

8
9

3.2.Pembuatan Model AnalisaPLTMH

3.2.1. ModelPLTMH

Gambar 3. 2 Design PLTMH

Keterangan Gambar:

1. Pompa 10. Motor


2. Katup 11. Bearing
3. Pipa Acrylic 12. Reservoir 1
4. Pressure Gauge 13. pipa acrylic
5. Poros 14. Pressure gauge
6. Pressure Gauge 15. Turbin propeller
7. Turbin sentrifugal 16. Reservoir 2
8. Pertinak 17. Weir
9. Flywheel
10

Gambar 3. 3 Skema PLTMH

3.3. Spesifikasi Peralatan dan Perlengkapan Model PLTMH

3.3.1 Spesifikasi Komponen Utama


1. Turbin

Gambar 3. 4 Pompa Sentrifugal yang dimodifikasi menjadi turbin

Material : Besi Cor


Diameter Impeller : 14 cm
Diameter Suction : 2inch
Diameter Discharge : 2inch
11

2. Generator

Gambar 3. 5 Motor induksi yang difungsikan sebagai generator

Kutub: 6
Tegangan: 220 (Y)/380 (Δ)
3. Pompa Sentrifugal

Gambar 3. 6 Pompa sebagai penghasil Head

Material :Besi cor


Diameter suction : 2inch
Diameter Discharge :1inch
Diameter Impeller : 5 inch
12

4. Turbin Propeller

Gambar 3. 7 Turbin Propeller

Material :Besi cor


Diameter suction : 2inch
Diameter Discharge :1inch
Diameter Impeller : 5 inch
5. Reservoir Tambahan

Gambar 3. 8 Kaca Bening sebagai Reservoir Tambahan

Materrial: Kaca
Tebal: 8 mm
13

6. Weir

Gambar 3. 9 Papan Acrylic sebagai Weir

Material: Acrylic
Tebal: 3 mm

3.4. Pengujian Alat

3.4.1 Waktu dan Tempat


Pengujian bertempat di Lab Konversi Energi Politeknik
Negeri Jakarta, Depok. Pengujian dilakukan sebanyak 2 kali dengan
beban, pertama pengujian dengan rectangle weir dan yang kedua
pengujian dengan triangle weir.

3.4.2 Alat Bantu Perbengkelan


 Kunci Pas
 Obeng
 Tang
 Gunting
 Gerinda tangan
 Bor
 Mesin Potong
 Kikir
14

3.4.3 Alat Ukur yang Digunakan


1) Test Rig
Alat ini digunakan untuk mengukur ketinggian air maupun
mengukur tinggi jatuhnya air.

Gambar 3. 8 Test Rig

3.4.4 Bahan yang Digunakan


 Pipa PVC
 Papan Acrylic
 Pipa Acrylic
 Kaca Bening
15

 Besi Siku
 Selang
 Roda
 Mur dan Baut
 Papan Pertinak
 Sambungan Pipa (Reducer,Elbow,Socket)

3.5. Metode Pengumpulan Data


Data yang digunakan dalam pengujian yaitu, dengan rectangle weir
dan triangle weir ini diperoleh langsung dari uji coba pengaplikasian weir,
dengan menggunakan alat-alat ukur pengujian.

3.6. Metode Pengolahan Data


Pengolahan data dilakukan dengan memasukkan data-data
pengujian ke dalam rumus-rumus empiris, yang selanjutnya hasil dari
perhitungan akan disajikan dalam tabel dan grafik.

3.7. Pengamatan dan Prosedur Tahap Pengujian


Parameter-parameter yang menjadi objek pengamatan dan
pengaplikasian weir ini, antara lain:
 Debit (m3/s)
 Head test rig (m)

3.8. Langkah Pembuatan Alat Pengujian

3.8.1 Pembuatan Alat Pengujian


Pembuatan Alat Pengujian Pembuatan alat pengujian ini
meliputi proses sebagai berikut:
1. Pemotongan besi siku dan pengelasan besi sesuai dengan
desain rangkaian
2. Pemasangan roda sebagai alat pengendali dan penggerak
3. Pemasangan papan pertinak pada alas turbin dan generator
4. Pemasangan pompa, turbin, motor pada rangka
5. Pemotongan pipa sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan
6. Pemasangan pipa menggunakan sambungan pada pompa dan
16

turbin.
7. Pemasangan reservoir menggunakan kaca bening sebagai
alat pengukuran open debit
8. Pemotongan papan acrylic dengan model rectangle dan
triangle.
9. Pemasangan papan acrylic pada reservoir.

3.8.2 Langkah-Langkah Pengambilan data


Langkah-Langkah Pengambilan Data Prosedur pengujian
merupakan tahapan untuk melakukan pengujian alat yang telah siap
di uji. Pengujian pertama dimulai dari head terendah hingga head
tertinggi. Berikut tahapan prosedurnya:
1. Mengisi bak penampung dengan air
2. Memasang alat ukur pada generator
3. Hidupkan pompa
4. Melakukan pengambilan data dengan cara membuat variasi
pada beban
5. Lalu amati perubahan ketinggian air yang jatuh.
BAB IV
HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN

4.1. Perhitungan Teoritis Weir


Pada perhitungan teoritis ini kami menggunakan website sebagai
simulasi perkiraan flow rate yaitu irrigation.wsu.edu untuk mencari laju
aliran air yang telah dibendung.

4.1.1 Rectangle Weir

2 3
𝑄= √2𝑔. 𝐶𝑑. 𝐵. 𝐻 2
3
2 3
𝑄 = √2. 9,81. 0,58. 7,5 . 122
3
𝑄 = 533,97 cm3/s = 5,3.10-4 m3/s

Gambar 4. 1 Kalkulasi untuk rancangan Rectangle Weir

Gambar 4. 2 Contoh rancangan untuk rectangle weir

17
18

4.1.2 Triangle Weir

8 𝜃 5
𝑄= √2𝑔. 𝐶𝑑. tan ( ) . 𝐻 2
15 2
8 90 5
𝑄= √2.9,81. 0,56. 𝑡𝑎𝑛 . 102
15 2
𝑄 = 418,3 cm3/s = 4.18. 10-4 m3/s

Gambar 4. 3 Kalkulasi untuk rancangan Triangle Weir

Gambar 4. 4 Contoh rancangan untuk triangle weir

4.2. Hasil Data Pengujian

 Data debit yang dihasilkan weir pada keadaan suction ditutup secara
bertahap
Tabel 4. 1 Data keadaan suction ditutup

Head Rectangle Head triangle Debit Rectangle Debit triangle


No. weir Weir Weir Weir
[Meter] [Meter] [m3/s] [m3/s]
1. 0.0494 0.067 0.0095154 0.002668
2. 0.0474 0.065 0.0089434 0.002473
3. 0.0443 0.063 0.0080806 0.002287
19

4. 0.0384 0.061 0.0065213 0.00211


5. 0.0024 0.053 0.0001019 0.001485

 Data debit yang dihasilkan weir pada keadaan discharge ditutup secara
bertahap
Tabel 4. 2 Data keadaan discharge ditutup

Head Rectangle Head triangle Debit Rectangle Debit triangle


No. weir Weir Weir Weir
[Meter] [Meter] [m3/s] [m3/s]

1. 0.0545 0.07 0.0103696 0.002976


2. 0.0525 0.068 0.0098041 0.002768
3. 0.0505 0.064 0.0092492 0.002379
4. 0.0485 0.062 0.0087052 0.002198
5. 0.0465 0.0598 0.0081723 0.002008

4.3. Grafik Analisa Data

4.3.1. Grafik Hubungan Debit dengan Head Saat Keadaan Suction


Ditutup

Keadaan debit saat suction ditutup


0.01 0.08
0.009 0.07
0.008 debit
0.06
debit dalam (m3/s)

0.007 rectangle
head dalam (m)

0.006 0.05 debit


0.005 0.04 triangle
0.004 head
0.03 rectangle
0.003
0.02 head
0.002
triangle
0.001 0.01
0 0

Gambar 4. 5 Grafik hubungan Debit dengan head saat keadaan suction ditutup
20

Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa debit dipengaruhi


oleh head, semakin besar head maka semakin besar juga debitnya, akan
tetapi debit yang dihasilkan rectangle weir sendiri lebih besar dari pada
triangle weir karena ukuran weir juga mempengaruhi hasil perhitungannya
sendiri dan ketinggian awal air juga sangat mempengaruhi nilai debit yang
dihasilkan,oleh rectangle weir sebesar 0.009m3/s dan head tertinggi sebesar
0.067m dihasilkan oleh triangle weir.

4.3.2. Grafik Hubungan Debit dengan Head Saat Keadaan Discharge


Ditutup

Keadaan Saat Discharge Ditutup


0.012 0.08
0.07
0.01 debit
debit dalam m3/s

0.06

head dalam (m)


rectangle
0.008
0.05 debit
0.006 0.04 triangle
0.03 head
0.004 rectangle
0.02
0.002 head
0.01
triangle
0 0
terbuka tertutup tertutup tertutup tertutup
1/5 2/5 3/5 4/5

Gambar 4. 6 Grafik hubungan debit dengan head saat keadaan discharge ditutup

Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa debit dipengaruhi oleh head,
semakin besar head maka semakin besar juga debitnya, akan tetapi debit yang
dihasilkan rectangle weir sendiri lebih besar dari pada triangle weir karena ukuran
weir juga mempengaruhi hasil perhitungannya sendiri dan ketinggian awal air juga
sangat mempengaruhi nilai debit yang dihasilkan. Debit terbesar yang dapat
dihasilkan sebesar 0.013 m3/s oleh rectangle weir dan head tertinggi yang dapat
dihasilkan sebesar 0.07 m oleh triangle weir.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1. Pengukuran debit tertinggi yang dihasilkan oleh rectangle weir sebesar
0.0103 m3/s dan debit tertinggi yang dihasilkan oleh triangle weir
sebesar 0.009 m3/s.

5.2. Saran
1. Memperbesar reservoir utama agar titik jatuh air oleh weir tidak
langsung masuk kedalam suction pompa sehingga dapat mengurangi
udara yang masuk ke dalam pompa.
2. Periksa pemasangan kabel input pompa agar putaran pompa tidak
terbalik.
3. Teliti dalam mengambil data, agar di dapatkan data yang lebih akurat

21
22

DAFTAR PUSTAKA

[1] Aminudin, M. S., Sarwono, & Hantoro, R. (t.thn.). Studi Aplikasi Flywheel
Energy Storage Untuk Meningkatkan dan Menjaga Kinerja Pembangkit
Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Jurnal Teknik Fisika.
[2] Koimte Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan. (2015). Pengukuran
Debit pada Saluran Terbuka Menggunakan Bangunan Ukur Tipe Pelimpah
Atas. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
[3] McKinney, J. D., Warnic, C. C., Bradley, B., Dodds, J., McLaughlin, T. B.,
Miller, C. L., . . . Rinehart, B. N. (1983). Microhydro Power Handbook.
Idaho: Technical Information Center U.S. Departement Of Energy.
[4] Muhammad, H., Ramadhan, A. W., Vico, M. D., & Windah, K. (2018).
Aplikasi Flywheel pada Rancang Bangun Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro (PLTMH) Turbin Sentrifugal. Depok: Politeknik Negeri
Jakarta.
[5] Rustandi, D. (2016). Prototipe Sistem Pengukuran Debit Air Pada Saluran
Terbuka Berbasis V-Notch Weir dan Differential Pressure Transmitter.
Instrumentasi.
PENGUKURAN OPEN DEBIT MODEL TRIANGLE
WEIR DAN RECTANGLE WEIR DENGAN DUA
TURBIN PADA PLTMH

Sub Judul : Pengaruh Daya Poros yang Dihasilkan Turbin Sentrifugal


dan Saat Dual Turbin Pada Sistem PLTMH.

LAPORAN TUGAS AKHIR

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Diploma III Program Studi Teknik Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin

Oleh:

Wardan Syahrul Ramdan NIM. 1217020036

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
AGUSTUS, 2020
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
ABSTRACT ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3. Tujuan ................................................................................................ 2
1.4. Batasan Masalah ................................................................................ 2
1.5. Lokasi Objek Tugas Akhir ................................................................. 2
1.6. Metode Penyelesaian Masalah ............................................................ 2
1.7. Manfaat yang Didapatkan ................................................................... 3
1.8. Sistematika Penulisan Tugas Akhir .................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 5
2.1. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro ............................................ 5
2.2. Pompa Sentrifugal .............................................................................. 5
2.3. Turbin Air .......................................................................................... 7
2.4. Pompa Sentrifugal Sebagai Turbin ..................................................... 8
2.5. Turbin Propeller .............................................................................. 11
2.6. Efesiensi Model PLTMH.................................................................. 12
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 14
3.1. Flow Chart Kegiatan ........................................................................ 14
3.2. Pembuatan Model Analisa PLTMH .................................................. 15

xi
3.3. Spesifikasi Peralatan dan Perlengkapan Model PLTMH ................... 16
3.4. Pengujian Alat .................................................................................. 20
3.5. Metode pengumpulan data................................................................ 23
3.6. Metode pengolahan data ................................................................... 23
3.7. Pengamatan dan Prosedur Tahap Pengujian ...................................... 24
3.8. Rangkaian Penguji ........................................................................... 24
3.9. Langkah Pembuatan Alat Pengujian ................................................. 25
BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN ................................................ 26
4.1. Hasil Data Pengujian ........................................................................ 26
4.2. Analisa data pengujian dan perhitungan............................................ 30
4.3. Grafik Analisa Data.......................................................................... 37
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 43
5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 43
5.2. Saran ................................................................................................ 43
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 44

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Bagian-Bagian Pompa Sentrifugal ................................................... 6


Gambar 2. 2 Ilustrasi Kerja Pompa Sentrifugal..................................................... 7
Gambar 2. 3 Arah rotasi dan aliran pada pompa sebagai turbin ............................ 9
Gambar 2. 4 Segitiga kecepatan pompa (kanan) dan turbin (kiri).......................... 9
Gambar 2. 5 Turbin Propeller Open Flume......................................................... 12
Gambar 3. 1 Flowchart Kegiatan ........................................................................ 14
Gambar 3. 2 Design PLTMH ............................................................................. 15
Gambar 3. 3 Skema PLTMH .............................................................................. 16
Gambar 3. 4 Pompa Sentrifugal yang dimodifikasi menjadi turbin ..................... 16
Gambar 3. 5 Motor induksi yang difungsikan sebagai generator ......................... 17
Gambar 3. 6 Pompa sebagai penghasil Head ..................................................... 17
Gambar 3. 7 Turbin Propeller ............................................................................. 18
Gambar 3. 8 Flywheel ........................................................................................ 18
Gambar 3. 9 Kaca Bening sebagai Reservoir Tambahan ..................................... 19
Gambar 3. 10 Papan Acrylic sebagai Weir ......................................................... 19
Gambar 3. 11 Bearing ........................................................................................ 20
Gambar 3. 12 Voltmeter ..................................................................................... 21
Gambar 3. 13 Amperemeter ............................................................................... 21
Gambar 3. 14 Tachometer .................................................................................. 22
Gambar 3. 15 Pressure Gauge ............................................................................ 22
Gambar 3. 16 Prony Brake ................................................................................. 23
Gambar 3. 17 Rangkain Bintang Motor induksi Sebagai Generator .................... 24
Gambar 4. 1 Grafik Perbandingan Effisiensi Turbin Sentrifugal dengan Turbin
Sentrifugal saat Dual Turbin pada Rectangle Weir ........................... 37
Gambar 4. 2 Grafik Effisiensi Turbin Sentrifugal dan Turbin Sentrifugal saat Dual
Turbin dengan Triangle Weir ........................................................... 38
Gambar 4. 3 Grafik Effisiensi Turbin Propeller dan Turbin Propeller saat Dual
Turbin dengan Rectangle Weir......................................................... 39
Gambar 4. 4 Grafik Effisiensi Turbin Propeller dan Turbin Propeller saat Dual
Turbin dengan Triangle Weir ........................................................... 40
Gambar 4. 5 Grafik Perbandingan Beban dengan Daya Poros ............................ 41
Gambar 4. 6 Grafik Perbandingan Beban dengan Efisiensi Turbin ..................... 42

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Data Hasil Pengukuran Turbin Sentrifugal Menggunakan Rectangle


Weir dengan Beban Resistor ............................................................ 26
Tabel 4. 2 Data Hasil Pengujian Turbin Sentrifugal Menggunakan Triangle Weir
dengan Beban Resistor..................................................................... 27
Tabel 4. 3 Data Hasil Pengujian Turbin Propeller Menggunakan Rectangle Weir
dengan Beban Rangkaian Lampu ..................................................... 27
Tabel 4. 4 Data Hasil Pengujian Turbin Propeller Menggunakan Triangle Weir
dengan Beban Rangkaian Lampu ..................................................... 28
Tabel 4. 5 Data Pengujian Turbin Sentrifugal pada Dual Turbin (Turbin
Sentrifugal dan Turbin Propeller) dengan Rectangle Weir ................ 28
Tabel 4. 6 Data pengujian Turbin Sentrifugal pada Dual Turbin (Turbin
Sentrifugal dan Turbin Propeller) dengan Triangle Weir .................. 29
Tabel 4. 7 Data pengujian Turbin Propeller pada Dual Turbin (Turbin Sentrifugal
dan Turbin Propeller) dengan Rectangle Weir .................................. 29
Tabel 4. 8 Data pengujian Turbin Propeller pada Dual Turbin (Turbin Sentrifugal
dan Turbin Propeller) dengan Triangle Weir .................................... 30
Tabel 4. 9 Perhitungan PLTMH menggunakan Turbin Sentrifugal dengan
Rectangle Weir ................................................................................ 32
Tabel 4. 10 Perhitungan PLTMH menggunakan Turbin Sentrifugal dengan
Triangle Weir .................................................................................. 33
Tabel 4. 11 Perhitungan PLTMH menggunakan Turbin Propeller dengan
Rectangle Weir ................................................................................ 33
Tabel 4. 12 Perhitungan PLTMH menggunakan Turbin Propeller dengan Triangle
Weir ................................................................................................ 34
Tabel 4. 13 Perhitungan PLTMH menggunakan Turbin Sentrifugal saat Dual
Turbin dengan Rectangle Weir......................................................... 34
Tabel 4. 14 Perhitungan PLTMH menggunakan Turbin Sentrifugal saat Dual
Turbin dengan Triangle Weir ........................................................... 35
Tabel 4. 15 Perhitungan PLTMH menggunakan Turbin Propeller saat Dual
Turbin dengan Rectangle Weir......................................................... 35
Tabel 4. 16 Perhitungan PLTMH menggunakan Turbin Propeller saat Dual
Turbin dengan Triangle Weir ........................................................... 36
Tabel 4. 17 Effisiensi Dual Turbin dengan Triangle Weir.................................. 36
Tabel 4. 18 Effisiensi Dual Turbin dengan Rectangle Weir ............................... 37

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah


Energi baru dan terbarukan sendiri merujuk kepada energi alternatif
sekaligus energi berkelanjutan (sustainable) yang dapat diperbaharui dan
ramah lingkungan. Indonesia memiliki berbagai sumber energi baru yang
dapat dimanfaatkan, salah satunya Pembangkit Listrik Tenaga Mikro
Hidro atau PLTMH. Pemanfaatan PLTMH di Indonesia yang masih
kurang optimal perlu untuk dikembangkan karena letak Indonesia sebagai
negara yang berada pada garis khatulistiwa yang beriklim tropis memiliki
cadangan hutan yang berlimpah yang menyediakan mata air/sumber air
yang membentuk danau, dan sungai yang mengalirkan air sepanjang tahun.
Termasuk salah satu pembangkit skala kecil yang menggunakan tenaga
hidro sebagai tenaga penggeraknya, seperti sungai saluran irigasi dan
terjunan air dari alam dengan memanfaatkan tinggi jatuhan air (Head) dan
debit air.

Simulasi yang akan kami buat dengan memanfaatkan fasilitas yang


sudah ada yaitu, menggunakan pompa sentrifugal yang difungsikan
sebagai turbin, motor induksi sebagai generator, dan pompa sebagai
penggerak media air dalam wadah penampungan air agar PLTMH dapat
beroperasi pada instalasi PLTMH, maka akan dilakukan penambahan
model triangle weir dan rectangle weir pada model dua turbin sebagai
pembanding daya output turbin aksial. Selanjutnya diamati pengaruh
kavitasi yang terjadi pada sisi suction pompa, dan discharge turbin dalam
instalasi PLTMH.

1
2

Melihat dari penelitian Tugas Akhir sebelumnya yang berjudul


“Analisis Pengoptimalan 1 Pompa Untuk Dual Turbin Pada Rancang
Bangun PLTMH Turbin Sentriugal Dan Turbin Propeller” kami ingin
melakukan pengoptimalan dari sektor daya poros turbin, dan optimasi
instalasi pemasangan. Serta penambahan instalasi weir, flywheel dan
kavitasi yang berguna untuk kemajuan penelitian Tugas Akhir kami.

Untuk sub judul mengenai daya poros turbin akan dijelaskan oleh
penulis Wardan Syahrul Ramdan. Dalam sub bab ini membahas mengenai
daya poros turbin yang dihasilkan setelah meng-alignment ulang dan
membersihkan sudu-sudu turbin, lalu membandingkan dengan data tugas
akhir sebelumnya (tahun 2019).

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengaruh Turbin Propeller dan Turbin Sentrifugal
terhadap daya yang dihasilkan?

1.3. Tujuan
1. Membandingkan daya poros yang dihasilkan Turbin sentrifugal dan
saat dual turbin dengan penelitian sebelumnya.

1.4. Batasan Masalah


4. Memanfaatkan daya hisap sisi suction pompa sebagai penggerak
turbin propeler.
5. Data yang diambil berupa head pressure, putaran, tegangan dan
arus listrik.

1.5. Lokasi Objek Tugas Akhir


Lokasi pelaksaan tugas akhir bertempat di Laboraturium Energi,
Politeknik Negeri Jakarta, Jl. Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus Baru UI,
Kukusan, Beji, Depok-Jawa Barat

1.6. Metode Penyelesaian Masalah


Langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian Tugas Akhir ini
dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut:
3

1. Tinjauan Pustaka
Tahap ini adalah tahap dilakukannya pengumpulan data
untuk digunakan sebagai dasar teori sehingga dapat menunjang
pembuatan tugas akhir.
2. Perencanaan dan Pembuatan prototype Pembangkit Listrik
Tenagaa Mikro Hidro
Tahap ini adalah membuat konstruksi prototype Pembangkit
Listrik Tenaga Mikro Hidro sesuai dengan desain yang
direncanakan.
3. Pengujian Prototype
Dalam pengujian ini, prototype tersebut dioperasikan dengan
beban dan menguji perubahan putaran ketika beban diubah serta
dapat mengetahui hasil tegangan yang dihasilkan oleh generator
tersebut.
4. Pengambilan data dan Analisa hasil dari Alat Pengujian
Setelah semua rangkaian terpasang dan dibuat dengan baik
maka dilakukan uji coba dan pengujian pada sistem yang telah
didesain kemudian dianalisa kinerja dan efisiensinya.

1.7. Manfaat yang Didapatkan


Dengan pelaksanaan tugas akhir dengan judul “Pengukuran Open
Debit Model Triangle Weir dan Rectangle Weir dengan Dua Turbin Pada
PLTMH” maka manfaat yang didapatkan bagi:

1.7.1. Pelaksanaan Tugas Akhir


3. Menambah ilmu pengetahuan mengenai PLTMH
4. Meningkatkan daya kreatifitas untuk mebuat sebuah
Pembangkit Listrik terutama PLTMH

1.7.2. Politeknik Negeri Jakarta


2. Sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran mahasiswa/I
Teknik Konversi Energi khususnya pada materi mesin
konversi energi dan mesin fluida
4

1.7.3. Ilmu Pengetahuan


2. Sebagai bahan penelitian/pengujian pengoptimalan terhadap
kinerja PLTMH

1.8. Sistematika Penulisan Tugas Akhir


Penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari:

1. Bagian Awal
a. Halaman Sampul
b. Halaman Pengesahan
c. Halaman Pernyataan Orisinalitas
d. Abstrak
e. Kata Pengantar
f. Daftar Isi
g. Daftar Tabel
h. Daftar Gambar
2. Bagian Utama
a. Bab I Pendahuluan
b. Bab II Tinjauan Pustaka
c. Bab III Metodologi
d. Bab IV Hasil dan Pembahasan
e. Bab V Kesimpulan
3. Bagian Akhir
a. Daftar Pustaka
b. Lampiran
c. Riwayat Hidup Penulis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro


PLTMH merupakan alat pembangkit konversi yang sumber tenaganya
adalah dari aliran air namun mikrohidro itu memanfaatkan energi potensial
atau energi jatuh air untuk menggerakkan turbin air demi menghasilkan
daya dan energi dalam bentuk listrik, namun PLTMH itu sendiri memiliki
kapasitas daya yang lebih kecil ketimbang PLTA yang berkisar 0,5 kW
hingga 100 kW. (McKinney, et al., 1983)

2.2 Pompa Sentrifugal


Pompa merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan suatu
cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan
cairan tersebut. Kenaikan tekanan cairan tersebut digunakan untuk
mengatasi hambatan-hambatan pengaliran. Hambatan-hambatan pengaliran
itu dapat berupa perbedaan tekanan, perbedaan ketinggian atau hambatan
gesek. Dengan kata lain, pompa berfungsi mengubah tenga mekanis dari
suatu sumber tenaga (penggerak) menjadi tenaga kinetis (kecepatan),
dimana tenaga ini berguna untuk mengalirkan cairan (kecepatan), dimana
tenaga ini berguna untuk mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang
ada sepanjang pengaliran.

Pompa sentrifugal termasuk salah satu jenis pompa pemindah non


positip yang prinsip kerjanya mengubah energi kinetis (kecepatan) cairan
menjadi energi potensial (dinamis) melalui suatu impeller yang berputar
dalam casing ke dalam pompa tekanan dinamis. Gaya sentrifugal timbul
karena adanya gerakan sebuah benda atau partikel melalui lintasan
lengkung (melingkar). Dimana pompa jenis ini memiliki impeller yang
berfungsi untuk mengangkat fluida dari tempat yang rendah ke tempat yang
lebih tinggi. (Mustakim, 2015)
5
6

Gambar 2. 2 Bagian-Bagian Pompa Sentrifugal (Mustakim, 2015)

Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal:


Pompa Sentrifugal bekerja berdasarkan prinsip sentrifugal yaitu
bahwa benda yang bergerak secara melengkung akan mengalami gaya
yang arahnya keluar dari titik pusat lintasan yang melengkung tersebut.
Besarnya gaya sentrifugal yang timbul tergantung dari masa benda,
kecepatan gerak benda, dan jari-jari lengkung lintasannya. Ketika
sebuah objek benda diputar dalam gerak melingkar, benda tersebut akan
cenderung terlempar keluar dari pusat lingkaran. Satu cara untuk
menambah energi kepada fluida cair adalah dengan memutar fluida
tersebut dalam arah melingkar.
Fluida cair memasuki pompa lalu dialirkan dari suction nozzle
menuju impeller. Dalam keadaan awal masuk, fluida masih dalam
tekanan atmosfer. Daya putar dari penggerak mula (motor/turbin)
diberikan pada poros pompa untuk memutar impeller memberikan gaya
sentrifugal pada fluida. Gaya tersebut akan menggerakkan fluida
sepanjang impeller vane (baling-baling impeller) dan keluar menuju sisi
sempit dimana fluida memiliki gaya yang melawan dinding volute yang
kemudian keluar melalui discharge nozzle.
7

Karena terjadi reduksi tekanan pada saat fluida masuk, maka fluida
dialirkan ke pompa harus pada kondisi yang kontinu. Bentuk dari volute
yang semakin melebar ketika menuju discharge nozzle dari pada posisi
awal fluida memasuki volute. Ketika fluda dari impeller menabrak sisi
volute maka kecepatan dari fluida tersebut akan meningkat. Percepatan
yang terjadi pada kondisi ini sangat berhubungan dengan energi
kinetiknya. Kemudian bentuk volute yang lebar pada posisi keluar
fluida dari impeller akan memperlambat gerakan dari fluida. Sesaat
ketika fluida mencapai poisisi akhir volute, energi kinetik akan
ditransformasikan menjadi tekanan. Tekanan ini lah yang akan
menggerakkan fluida keluar dari pompa melalui discharge nozzle yang
kemudian mengalir menuju pipa keluaran.

Gambar 2. 3 Ilustrasi Kerja Pompa Sentrifugal

2.3. Turbin Air


Turbin air adalah turbin dengan media kerja air. Secara umum, turbin
adalah alat mekanik yang terdiri dari poros dan sudu-sudu. Sudu tetap atau
stationary blade, tidak ikut berputar bersama poros, berfungsi
mengarahkan aliran fluida. Sedangkan sudu putar atau rotary blade,
mengubah arah dan kecepatan aliran fluida sehingga timbul gaya yang
memutar poros. Dasar kerja turbin air sangat sederhana yaitu mengubah
energi kinetik menjadi energi mekanik.
8

Terdapat dua jenis turbin air (PLTA, PLTMH) yaitu:


a. Turbin Impuls
Turbin impuls umumnya menggunakan kecepatan dari air
untuk menggerakkan runner dan dilepaskan pada tekanan
atmosfir. Aliran air menyemprot setiap piringan pada runner.
Tidak ada bagian yang menghisap dibawah turbin dan air
mengalir ke bawah rumah turbin setelah mengenai runner.
Turbin impulse umumnya cocok untuk yang memiliki head
tinggi dan volume air rendah. Contoh turbin impulse yaitu turbin
pelton dan cross flow.
b. Turbin Reaksi
Turbin reaksi menghasilkan daya dari kombinasi tekanan
dan pergerakan air. Runner di letakkan langsung pada aliran
arus. Turbin reaksi biasanya digunakan untuk lokasi
PLTA/PLTMH yang memiliki head yang lebih rendah dan debit
yang lebih besar dibandingkan dengan turbin impulse. Contoh
dari turbin reaksi yaitu turbin propeller, turbin francis dan turbin
kinetik.

2.4. Pompa Sentrifugal Sebagai Turbin


Pompa sentrifugal yang bekerja secara terbalik dapat digunakan sebagai
energi pemulihan. Proses ini dinamakan HPRT atau Hydraulic Power
Recovery Turbine. Pompa sentrifugal dapat mengubah energi aliran air
menjadi energi mekanik jika arah rotasi dan alirannya dibalik. Dalam
operasi turbin, tekanan di nozzel saluran masuk lebih tinggi daripada di
nozzel keluaran. Volute menyalurkan aliran fluida air ke diameter luar
blade runner. Jadi, nozzel keluaran (discharge) pompa menjadi nozzel
saluran masuk ke turbin, sedangkan nozzel hisap (suction) pompa menjadi
saluran keluaran turbin (saluran buang).
9

Gambar 2. 4 Arah rotasi dan aliran pada pompa sebagai turbin (Denny, Pengaruh enerator Listrik
dalam Kehidupan Sehari-hari, 2009)

Gambar 2. 5 Segitiga kecepatan pompa (kanan) dan turbin (kiri) (Denny, Pengaruh
enerator Listrik dalam Kehidupan Sehari-hari, 2009)

Keterangan:

U = Kecepatan aktual

W = Kecepatan Relatif

C = Kecepatan Mutlak

Kecepatan aktual yaitu kecepatan air masuk pompa secara vector


untuk mengetahui kecepatan mutlak maka kecepatan air masuk
dikurangi kecepatan Relatif.

Prinsip kerja pompa sentrifugal menjadi turbin memiliki


kemiripan dengan jenis turbin reaksi yaitu turbin francis. Secara
10

Matematis, efisiensi pompa dan efisiensi turbin dapat dihitung dengan


rumus:

Diketahui Daya Hidrolik ialah: (Sihombing, 2009)

𝑃ℎ = 𝑄 × 𝑔 × 𝜌 × 𝐻 [Watt] (2.1)

Diketahui Daya Poros ialah: (Sihombing, 2009)

𝑃𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠 = 𝜏 × 𝜔

2𝜋𝑛
𝑃𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠 = 𝑚 × 𝑔 × 𝐿 × [Watt] (2.2)
60

Sehingga untuk mencari efisiensi pompa ialah persamaan 2.1


dibagi dengan persamaan 2.2 (Muhammad, Ramadhan, Vico, &
Windah, 2018)

𝑃ℎ𝑖𝑑𝑟𝑜𝑙𝑖𝑘
𝜂𝑃𝑜𝑚𝑝𝑎 = × 100% [%] (2.3)
𝑃𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠

Sedangkan untuk mencari efisiensi turbin ialah persamaan 2.2


dibagi dengan persamaan 2.1 (Muhammad, Ramadhan, Vico, &
Windah, 2018)

𝑃𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠
𝜂𝑇𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛 = × 100% [%] (2.4)
𝑃ℎ𝑖𝑑𝑟𝑜𝑙𝑖𝑘

Dengan:

Ph = Daya hidrolik [Watt]

Q = kapasitas fluida [m3/s]

ρ = Masa Jenis fluida [kg/m3]

g = Percepatan Gravitasi [m/s2]

H = Head [mH2O]

τ = Torsi [Nm]

𝜔 = Kecepatan sudut [rad/s2]


11

g = Percepatan Gravitasi (9.81 m/s2)

l = Panjang lengan (m)

m = massa (kg)

2.5. Turbin Propeller


Turbin propeller merupakan turbin Kaplan dengan skala jauh lebih
kecil. Turbin ini termasuk dalam turbin reaksi aliran ke dalam, yang berarti
bahwa turbin bekerja karena adanya kombinasi tekanan dan pergerakan air
(fluida dinamis). Maka dari itu prinsip kerja yang digunakan pada turbin
propeller adalah Azas Bernoulli. Hukum Bernoulli merupakan hukum
kekekalan energi fluida untuk fluida ideal mengalir jumlah tekanan, energi
kinetik per satuan masa dan energi potensial per satuan masa, dengan
rumus:
1 1
𝜌𝑣12 + 𝜌𝑔𝑧1 + 𝑃1 = 2 𝜌𝑣22 + 𝜌𝑔𝑧2 + 𝑃2 (2.5)
2

𝑃1 𝑉2
1 𝑃2 𝑉2
2
+ 2𝑔 + 𝑧1 = + 2𝑔 + 𝑧2 (2.6)
𝛾 𝛾

𝑉22 −𝑉12 𝑃2 +𝑃1


(𝑧2 − 𝑧1 ) + + =0 (2.7)
2𝑔 𝛾

Untuk menghitung energi potensial:


∆𝑃𝐸 = 𝑔 (𝑍2 − 𝑍1 ) (2.8)
Untuk menghitung energi kinetik:
𝑉22 −𝑉12
∆𝐾𝐸 = (2.9)
2𝑔

Untuk menghitung kerja aliran:

𝐹𝑤 = 𝑃2 𝑉2 − 𝑃1 𝑉1 (2.10)
12

Gambar 2. 6 Turbin Propeller Open Flume

Bagian pada turbin propeller cukup sederhana, terdapat generator


dan turbin. Turbin propeller memanfaatkan aliran fluida yang memiliki
energi kinetik dan potensial.

2.6. Efesiensi Model PLTMH


Efisiensi turbin adalah nilai keefektifan yang didapat dengan
membandingkan besar daya listrik dengan besar daya hidrolik.
Menghitung daya hidrolik (Ph), yaitu energi yang secara efektif diterima
turbin per satuan waktu, yang dinyatakan oleh: (Harvi & Ikrar H, 2017)
𝑃ℎ = 𝑄 × 𝜌 × 𝑔 × 𝐻 [Watt] (2.11)

Dengan:
Ph = Daya Hidrolik [Watt]
Q = Kapasitas Fluida [m3/s]
ρ = Massa Jenis Fluida [kg/m3]
g = Percepatan Gravitasi [m/s2]
H = Head [mH2O]
13

Daya output, daya keluaran (output) yang dihasilkan dari


generator sesuai dengan rumus dibawah ini:
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑉 × 𝐼 𝑐𝑜𝑠𝜃 [Watt] (2.12)
Dengan:
Pout = Daya Listrik [Watt]
V = Tegangan [Volt]
I = Arus [Ampere]
cosƟ = 1
Untuk mendapatkan efisiensi yang dimiliki oleh pompa
sentrifugal sebagai turbin ini dapat menggunakan persamaan:

𝑃ℎ𝑖𝑑𝑟𝑜𝑙𝑖𝑘−𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂= × 100% [%] (2.13)
𝑃ℎ𝑖𝑑𝑟𝑜𝑙𝑖𝑘
BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini berguna sebagai acuan dalam melakukan penelitian, sehingga
penelitian dapat berjalan dengan sistematis, tujuan tercapai, dan sesuai dengan
waktu yang di tentukan.

3.1.Flow Chart Kegiatan

1.

2.

3.

Gambar 3. 9 Flowchart Kegiatan

14
15

3.2.Pembuatan Model Analisa PLTMH

3.2.1. Model PLTMH

Gambar 3. 10 Design PLTMH

Keterangan Gambar:

1. Pompa 10. Motor


2. Katup 11. Bearing
3. Pipa Acrylic 12. Reservoir 1
4. Pressure Gauge 13. pipa acrylic
5. Poros 14. Pressure gauge
6. Pressure Gauge 15. Turbin propeller
7. Turbin sentrifugal 16. Reservoir 2
8. Pertinak 17. Weir
9. Flywheel
16

Gambar 3. 11 Skema PLTMH

3.3. Spesifikasi Peralatan dan Perlengkapan Model PLTMH

3.3.1 Spesifikasi Komponen Utama


1. Turbin

Gambar 3. 12 Pompa Sentrifugal yang dimodifikasi menjadi turbin

Material : Besi Cor


Diameter Impeller : 14 cm
Diameter Suction : 2 inch
Diameter Discharge : 2 inch
17

2. Generator

Gambar 3. 13 Motor induksi yang difungsikan sebagai generator

Kutub: 6
Tegangan: 220 (Y)/380 (Δ)
3. Pompa Sentrifugal

Gambar 3. 14 Pompa sebagai penghasil Head

Material : Besi cor


Diameter suction : 2 inch
Diameter Discharge :1 inch
Diameter Impeller : 5 inch
18

4. Turbin Propeller

Gambar 3. 15 Turbin Propeller

Material : Besi cor


Diameter suction : 2 inch
Diameter Discharge :1 inch
Diameter Impeller : 5 inch
5. Flywheel

Gambar 3. 16 Flywheel

Material: Besi
Diameter: 30 cm
Tebal: 2 cm
19

6. Reservoir Tambahan

Gambar 3. 17 Kaca Bening sebagai Reservoir Tambahan

Material: Kaca
Tebal: 8 mm
7. Weir

Gambar 3. 18 Papan Acrylic sebagai Weir

Material: Acrylic
Tebal: 3 mm
20

8. Pillow Block Bearing

Gambar 3. 19 Bearing

Material: Besi
Diameter: 28,5 mm

3.4. Pengujian Alat

3.4.1 Waktu dan tempat


Pengujian bertempat di Lab Konversi Energi Politeknik
Negeri Jakarta, Depok. Pengujian dilakukan sebanyak 2 kali dengan
beban, pertama pengujian dengan rectangle weir dan yang kedua
pengujian dengan triangle weir.

3.4.2 Alat bantu perbengkelan


 Kunci Pas
 Obeng
 Tang
 Gunting
 Gerinda tangan
 Bor
 Mesin Potong
 Kikir
21

3.4.3 Alat ukur yang digunakan


1) Voltmeter
Digunakan untuk mengukur tegangan keluaran yang dihasilkan
generator.

Gambar 3. 20 Voltmeter

2) Amperemeter
Digunakan untuk mengukur arus yang dihasilkan generator.

Gambar 3. 21 Amperemeter
22

3) Tachometer
Digunakan untuk mengukur putaran flywheel dan poros
generator.

Gambar 3. 22 Tachometer

4) Pressure Gauge
Digunakan untuk mengukur tekanan air.

Gambar 3. 23 Pressure Gauge


23

5) Prony Brake
Digunakan untuk mengukur torsi Flywheel

Gambar 3. 24 Prony Brake

3.4.4 Bahan yang digunakan


 Pipa PVC
 Papan Acrylic
 Pipa Acrylic
 Kaca Bening
 Besi Siku
 Selang
 Roda
 Mur dan Baut
 Papan Pertinak
 Sambungan Pipa (Reducer,Elbow,Socket)

3.5. Metode pengumpulan data


Data yang digunakan dalam pengujian yaitu, dengan rectangle weir
dan triangle weir ini diperoleh langsung dari uji coba pengaplikasian weir,
dengan menggunakan alat-alat ukur pengujian.

3.6. Metode pengolahan data


Pengolahan data dilakukan dengan memasukkan data-data
pengujian ke dalam rumus-rumus empiris, yang selanjutnya hasil dari
perhitungan akan disajikan dalam tabel dan grafik.
24

3.7. Pengamatan dan Prosedur Tahap Pengujian


Parameter-parameter yang menjadi objek pengamatan dan
pengaplikasian weir ini, antara lain:
 Putaran poros generator (rpm)
 Arus (ampere) dan tegangan (volt) yang dihasilkan generator
 Daya hidrolik (watt)
 Daya listrik (watt)
 Daya Poros (watt)
 Torsi (Nm)
 Effisiensi turbin

3.8. Rangkaian Penguji

Gambar 3. 25 Rangkain Bintang Motor induksi Sebagai Generator

Rangkaian Pengujian motor induksi sebagai generator


menggunakan rangkain bintang. Motor induksi sebagai generator
menghasilkan tegangan AC, tegangan tersebut diuji dengan tahanan yang
divariasikan menggunakan rheostat serta alat ukur yang dipasang adalah
voltmeter dan amperemeter. Pada pengujian digunakan kapasitor yang
berfungsi sebagai exciter.
25

3.9. Langkah Pembuatan Alat Pengujian

3.9.1. Pembuatan Alat Pengujian


Pembuatan Alat Pengujian Pembuatan alat pengujian ini
meliputi proses sebagai berikut:
1. Pemotongan besi siku dan pengelasan besi sesuai dengan
desain rangkaian
2. Pemasangan roda sebagai alat pengendali dan penggerak
3. Pemasangan papan pertinak pada alas turbin dan generator
4. Pemasangan pompa, turbin, motor pada rangka
5. Pemotongan pipa sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan
6. Pemasangan pipa menggunakan sambungan pada pompa dan
turbin.
7. Pemasangan reservoir menggunakan kaca bening sebagai
alat pengukuran open debit
8. Pemotongan papan acrylic dengan model rectangle dan
triangle.
9. Pemasangan papan acrylic pada reservoir.

3.9.2. Langkah-Langkah Pengambilan data


Langkah-Langkah Pengambilan Data Prosedur pengujian
merupakan tahapan untuk melakukan pengujian alat yang telah siap
di uji. Pengujian pertama dimulai dari head terendah hingga head
tertinggi. Berikut tahapan prosedurnya:
1. Mengisi bak penampung dengan air
2. Memasang alat ukur pada generator
3. Hidupkan pompa
4. Melakukan pengambilan data dengan cara membuat variasi
pada beban
5. Lalu, amati perubahan tegangan, arus, dan rpm yang terjadi
saat memvariasikan beban
26

BAB IV
HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN

4.1.Hasil Data Pengujian


Data dan analisa yang didapatkan dari pengujian Simulasi PLTMH
dengan 2 jenis weir yaitu rectangle weir dan triangle weir dimana pompa
sentrifugal sebagai pemindah fluida dari reservoir ke turbin sentrifugal
untuk menggerakkan motor induksi sebagai generator yang digunakan
untuk menyalakan beban rangkaian lampu. Untuk bisa mendapatkan hasil
yang optimal pada pengujian, diperlukan berbagai data, meliputi: Head,
pressure, debit, putaran, tegangan, dan arus.

 Hasil data pengujian Turbin Sentrifugal dengan Rectangle Weir


Tabel 4. 1 Data Hasil Pengukuran Turbin Sentrifugal Menggunakan Rectangle
Weir dengan Beban Resistor

Data Pengukuran
No. Tekanan Debit Putaran Tegangan Arus (A)
(mH2O) (m3/s) (rpm) (V)
1. 12 0.006 1050 75 0.875

2. 12 0.006 1041 75 0.89

3. 12 0.006 1031 61 0.908

4. 12 0.006 1018 68 0.928

5. 12 0.006 1001 62 0.952

6. 12 0.006 985 60 0.97

7. 12 0.006 964 55 0.992

8. 12 0.006 945 51 1.018

9. 12 0.006 924 46 1.04

10. 12 0.006 905 37 1.066

26
27

 Hasil data pengujian Turbin Sentrifugal dengan Triangle Weir


Tabel 4. 2 Data Hasil Pengujian Turbin Sentrifugal Menggunakan Triangle
Weir dengan Beban Resistor

Data Pengukuran
No. Tekanan Debit Putaran Tegangan Arus (A)
(mH2O) (m3/s) (rpm) (V)
1. 12 0.006 1048 75 0.864

2. 12 0.006 1039 71 0.894

3. 12 0.006 1028 70.4 0.906

4. 12 0.006 1019 66 0.923

5. 12 0.006 1000 63 0.936

6. 12 0.006 981 59 0.962

7. 12 0.006 967 55 0.982

8. 12 0.006 948 51 0.99

9. 12 0.006 927 46 1.018

10. 12 0.006 908 44.2 1.05

 Hasil data pengujian Turbin Propeller dengan Rectangle Weir


Tabel 4. 3 Data Hasil Pengujian Turbin Propeller Menggunakan Rectangle Weir
dengan Beban Rangkaian Lampu

Data Pengukuran
No. Tekanan Debit Putaran Tegangan Arus (A)
(bar) (m3/s) (rpm) (V)
1. 4.5 0,006 2224 116 0

2. 4.5 0,006 2057 93.3 0.062

3. 4.5 0,006 1918 102.7 0.033

4. 4.5 0,006 1824 83.5 0.081

5. 4.5 0,006 1652 92.2 0.065

6. 4.5 0,006 1427 101.1 0.034

7. 4.5 0,006 1285 82.9 0.083

8. 4.5 0,006 1186 86.2 0.068

9. 4.5 0,006 1111 80 0.082


28

 Hasil data pengujian Turbin Propeller dengan Triangle Weir


Tabel 4. 4 Data Hasil Pengujian Turbin Propeller Menggunakan Triangle Weir
dengan Beban Rangkaian Lampu

Data Pengukuran
No. Tekanan Debit Putaran Tegangan Arus (A)
(bar) (m3/s) (rpm) (V)
1. 4.5 0,006 1561 110 0

2. 4.5 0,006 1521 80 0.06

3. 4.5 0,006 1434 90 0.034

4. 4.5 0,006 1391 70 0.08

5. 4.5 0,006 1364 80 0.063

6. 4.5 0,006 1294 80 0.04

7. 4.5 0,006 1259 70 0.081

8. 4.5 0,006 1231 80 0.066

9. 4.5 0,006 1186 70 0.079

 Hasil Data Pengujian Turbin Sentrifugal pada Dual Turbin (Turbin


Sentrifugal dan Turbin Propeller) dengan Rectangle Weir
Tabel 4. 5 Data Pengujian Turbin Sentrifugal pada Dual Turbin (Turbin
Sentrifugal dan Turbin Propeller) dengan Rectangle Weir

Data Pengukuran
No. Tekanan Debit Putaran Tegangan Arus (A)
(mH2O) (m3/s) (rpm) (V)
1. 10 0,006 1037 57 0,86

2. 10 0,006 1024 54 0,84

3. 10 0,006 1015 51 0,88

4. 10 0,006 994 48 0,9

5. 10 0,006 976,9 45 0,91

6. 10 0,006 959,5 42 0,96

7. 10 0,006 931,2 39 0,98

8. 10 0,006 909 36 1

9. 10 0,006 886 33 1.05

10. 10 0,006 866,6 28 1,07


29

 Hasil data pengujian Turbin Sentrifugal pada Dual Turbin (Turbin


Sentrifugal dan Turbin Propeller) dengan Triangle Weir
Tabel 4. 6 Data pengujian Turbin Sentrifugal pada Dual Turbin (Turbin
Sentrifugal dan Turbin Propeller) dengan Triangle Weir

Data Pengukuran
No. Tekanan Debit Putaran Tegangan Arus (A)
(mH2O) (m3/s) (rpm) (V)
1. 10 0,006 1042 60 0,88

2. 10 0,006 1032 57 0,92

3. 10 0,006 1024 54 0,94

4. 10 0,006 998,1 48 0,96

5. 10 0,006 988,5 45 1

6. 10 0,006 973,9 42 1,02

7. 10 0,006 928,3 39 1,04

8. 10 0,006 915,8 36 1,08

9. 10 0,006 899,8 30 1,1

10. 10 0,006 893,5 27 1,12

 Hasil data pengujian Turbin Propeller pada Dual Turbin (Turbin


Sentrifugal dan Turbin Propeller) dengan Rectangle Weir

Tabel 4. 7 Data pengujian Turbin Propeller pada Dual Turbin (Turbin


Sentrifugal dan Turbin Propeller) dengan Rectangle Weir

Data Pengukuran
Tekanan Debit Putaran Tegangan Arus (A)
No.
(mH2O) (m3/s) (rpm) (V)
1. 5,098 0,006 1497 108,3 0

2. 5,098 0,006 1327 84,6 0,051

3. 5,098 0,006 1306 100,5 0,024

4. 5,098 0,006 1110 77,3 0,072

5. 5,098 0,006 1102 84,7 0,05

6. 5,098 0,006 997 99 0,031

7. 5,098 0,006 973 79,5 0,069

8. 5,098 0,006 969 82,5 0,039


30

9. 5,098 0,006 923 75,3 0,071

 Hasil data pengujian Turbin Propeller pada Dual Turbin (Turbin


Sentrifugal dan Turbin Propeller) dengan Triangle Weir

Tabel 4. 8 Data pengujian Turbin Propeller pada Dual Turbin (Turbin


Sentrifugal dan Turbin Propeller) dengan Triangle Weir

Data Pengukuran
No. Tekanan Debit Putaran Tegangan Arus (A)
(mH2O) (m3/s) (rpm) (V)
1. 5,098 0,006 1561 110 0
2. 5,098 0,006 1521 80 0,06
3. 5,098 0,006 1434 90 0,034
4. 5,098 0,006 1391 70 0,08
5. 5,098 0,006 1364 80 0,063
6. 5,098 0,006 1294 80 0,04
7. 5,098 0,006 1259 70 0,081
8. 5,098 0,006 1231 80 0,066
9. 5,098 0,006 1186 70 0,079

4.2. Analisa data pengujian dan perhitungan


Dari data yang telah kami dapatkan, kami telah melakukan
pengolahan data sebagai berikut:

4.2.1 Daya Hidrolik Turbin


Data didapatkan dari pengukuran secara langsung menggunakan
flowmeter untuk mengukur debit, sedangkan data head didapatkan
dengan menggunakan pressure gauge sehingga diperoleh data
seperti pada tabel:

 Perhitungan Daya Hidrolik:

Phidrolik = ρ x g x H x Q

𝑘𝑔⁄ 𝑚 𝑚3⁄
Phidrolik = 1000 𝑚3 x 9.81 ⁄𝑠 2 x 12 mH2O x 0.006 𝑠

Phidrolik = 706,32 [Watt]


31

4.2.2 Daya Listrik, Daya Poros dan Torsi


Data didapatkan dari pengukuran secara langsung
menggunakan Tachometer untuk mengukur putaran, dari data
nilai putaran dapat diperoleh nilai kecepatan sudut dan
menggunakan Voltmeter untuk mengukur tegangan, sedangkan
untuk mengukur arus dengan menggunakan Amperemeter.
sehingga dapat diperoleh data daya listrik untuk memperoleh
nilai Torsi, karena untuk memperoleh nilai Torsi dibutuhkan
nilai Daya dan kecepatan sudut sebagai berikut:

 Daya Listrik
𝑃𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 = 𝑉 × 𝐼
 Daya Poros
𝑃𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘
𝜂 𝑔𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 = × 100%
𝑃𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠
𝑃𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘
𝑃𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠 =
𝜂 𝑔𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟
 Torsi
𝑃𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠 = 𝜏 𝜔
𝑃𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠
𝜏=
𝜔
𝑃𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠
𝜏= × 60
2𝜋𝑛
Keterangan:
n = putaran (rpm)
 = Torsi (Nm)
P = Daya (Watt)
V = Tegangan (V)
I = Arus (A)
ω = Kecepatan Sudut (rad/s)
ηgenerator = 0.55
32

 Perhitungan Daya Listrik


𝑃𝐿𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 = 𝑉 . 𝐼
𝑃𝐿𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 = 75 × 0,875
𝑃𝐿𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 = 65,63 𝑊𝑎𝑡𝑡
 Perhitungan Daya Poros
𝑃𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠 = 𝑇 × 𝜔
𝑃𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠 = 1,086 × 109,9
𝑃𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠 = 119, 32 𝑊𝑎𝑡𝑡

4.2.3 Effisiensi
 Perhitungan Effisiensi Turbin
𝑃𝑃𝑜𝑟𝑜𝑠
𝜂 Turbin = × 100%
𝑃𝐻𝑖𝑑𝑟𝑜𝑙𝑖𝑘
119,32
= 706,32 × 100%

= 16,89 %

 Perhitungan Effisiensi Total


𝑃𝐿𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘
𝜂 Total = × 100%
𝑃𝐻𝑖𝑑𝑟𝑜𝑙𝑖𝑘
65,63
= 706,32 × 100 %

= 9,29 %

Tabel 4. 9 Perhitungan PLTMH menggunakan Turbin Sentrifugal dengan Rectangle Weir

Perhitungan Daya Listrik, Daya Poros, Torsi, Effisiensi Turbin dan Effisiensi Total

No. Daya Kecepatan Daya Daya Effisiensi


Torsi Effisiensi
Hidrolik Sudut Poros Listrik Total [%]
[Nm] Turbin [%]
[Watt] [rad/s] [Watt] [Watt]
1. 706,32 109.90 1.086 119.32 65.63 16,89 9,29

2. 706,32 108.96 1.114 121.36 66.75 17,18 9,45

3. 706,32 107.91 0.933 100.71 55.39 16,60 9,13

4. 706,32 106.55 1.077 114.73 63.10 16,24 8,93

5. 706,32 104.77 1.024 107.32 59.02 15,19 8,36

6. 706,32 103.10 1.026 105.82 58.20 14,98 8,24


33

7. 706,32 100.90 0.983 99.20 54.56 14,04 7,72

8. 706,32 98.91 0.954 94.40 51.92 13,36 7,35

9. 706,32 96.71 0.899 86.98 47.84 12,31 6,77

10. 706,32 94.72 0.757 71.71 39.44 10,15 5,58

Tabel 4. 10 Perhitungan PLTMH menggunakan Turbin Sentrifugal dengan Triangle Weir

Perhitungan Daya Listrik, Daya Poros, Torsi, Effisiensi Turbin dan Effisiensi Total

No. Daya Kecepatan Daya Daya Effisiensi Effisiensi


Torsi
Hidrolik Sudut Poros Listrik Turbin [%] Total [%]
[Nm]
[Watt] [rad/s] [Watt] [Watt]
1. 706,32 109.69 1.07 117.82 64.80 16,68 9,17

2. 706,32 108.75 1.06 115.41 63.47 16,34 8,99

3. 706,32 107.60 1.08 115.97 63.78 16,42 9,03

4. 706,32 106.66 1.04 110.76 60.92 15,68 8,62

5. 706,32 104.67 1.02 107.21 58.97 15,18 8,35

6. 706,32 102.68 1.01 103.20 56.76 14,61 8,04

7. 706,32 101.21 0.97 98.20 54.01 13,90 7,65

8. 706,32 99.22 0.93 91.80 50.49 13,00 7,15

9. 706,32 97.03 0.88 85.14 46.83 12,05 6,63

10. 706,32 95.04 0.89 84.38 46.41 11,95 6,57

Tabel 4. 11 Perhitungan PLTMH menggunakan Turbin Propeller dengan Rectangle Weir

Perhitungan Daya Listrik, Daya Poros, Torsi, Effisiensi Turbin dan Effisiensi Total

No. Daya Kecepatan Daya Daya Effisiensi Effisiensi


Torsi
Hidrolik Sudut Poros Listrik Turbin [%] Total [%]
[Nm]
[Watt] [rad/s] [Watt] [Watt]
1. 264,87 232.78 0 0 0 0 0

2. 264,87 215.30 0.05 10.52 5.78 3,97 2,18

3. 264,87 200.75 0.03 6.16 3.39 2,33 1,28

4. 264,87 190.91 0.06 12.30 6.76 4,73 2,60

5. 264,87 172.91 0.06 10.90 5.99 4,11 2,26

6. 264,87 149.36 0.04 6.25 3.44 2,36 1,30

7. 264,87 134.50 0.09 12.51 6.88 4,72 2,60

8. 264,87 124.13 0.09 10.66 5.86 4,02 2,21


34

9. 264,87 116.28 0.10 11.93 6.56 4,50 2,48

Tabel 4. 12 Perhitungan PLTMH menggunakan Turbin Propeller dengan Triangle Weir

Perhitungan Daya Listrik, Daya Poros, Torsi, Effisiensi Turbin dan Effisiensi Total

No. Daya Kecepatan Daya Daya Effisiensi Effisiensi


Torsi
Hidrolik Sudut Poros Listrik Turbin [%] Total [%]
[Nm]
[Watt] [rad/s] [Watt] [Watt]
1. 264,87 163,38 0 0 0 0 0

2. 264,87 159,20 0,05 8,73 4,8 3,29 1,81

3. 264,87 150,09 0,04 5,56 3,06 2,10 1,16

4. 264,87 145,59 0,07 10,18 5,6 3,84 2,11

5. 264,87 142,77 0,06 9,16 5,04 3,46 1,90

6. 264,87 135,44 0,04 5,82 3,2 2,20 1,21

7. 264,87 131,78 0,08 10,31 5,67 3,89 2,14

8. 264,87 128,84 0,07 9,60 5,28 3,62 1,99

9. 264,87 124,13 0,08 10,05 5,53 3,80 2,09

Tabel 4. 13 Perhitungan PLTMH menggunakan Turbin Sentrifugal saat Dual Turbin dengan
Rectangle Weir

Perhitungan Daya Listrik, Daya Poros, Torsi, Effisiensi Turbin dan Effisiensi Total

No. Daya Kecepatan Daya Daya Effisiensi Effisiensi


Torsi
Hidrolik Sudut Poros Listrik Turbin [%] Total [%]
[Nm]
[Watt] [rad/s] [Watt] [Watt]
1. 412,02 108.54 0.82 89.13 49.02 21,63 11,90

2. 412,02 107.18 0.77 82.47 45.36 20,02 11,01

3. 412,02 106.24 0.77 81.60 44.88 19,80 10,89

4. 412,02 104.04 0.75 78.55 43.20 19,06 10,48

5. 412,02 102.25 0.73 74.45 40.95 18,07 9,94

6. 412,02 100.43 0.73 73.31 40.32 17,79 9,79

7. 412,02 97.47 0.71 69.49 38.22 16,87 9,28

8. 412,02 95.14 0.69 65.45 36.00 15,89 8,74

9. 412,02 92.73 0.68 63.00 34.65 15,29 8,41

10. 412,02 90.70 0.60 54.47 29.96 13,22 7,27


35

Tabel 4. 14 Perhitungan PLTMH menggunakan Turbin Sentrifugal saat Dual Turbin dengan
Triangle Weir

Perhitungan Daya Listrik, Daya Poros, Torsi, Effisiensi Turbin dan Effisiensi Total

No. Daya Kecepatan Daya Daya Effisiensi Effisiensi


Torsi
Hidrolik Sudut Poros Listrik Turbin [%] Total [%]
[Nm]
[Watt] [rad/s] [Watt] [Watt]
1. 412,02 109.06 0.88 96.00 52.8 23,30 12,81

2. 412,02 108.02 0.88 95.35 52.44 23,14 12,73

3. 412,02 107.18 0.86 92.29 50.76 22,40 12,32

4. 412,02 104.47 0.80 83.78 46.08 20,33 11,18

5. 412,02 103.46 0.79 81.82 45 19,86 10,92

6. 412,02 101.93 0.76 77.89 42.84 18,90 10,40

7. 412,02 97.16 0.76 73.75 40.56 17,90 9,84

8. 412,02 95.85 0.74 70.69 38.88 17,16 9,44

9. 412,02 94.18 0.64 60.00 33 14,56 8,01

10. 412,02 93.52 0.59 54.98 30.24 13,34 7,34

Tabel 4. 15 Perhitungan PLTMH menggunakan Turbin Propeller saat Dual Turbin dengan
Rectangle Weir

Perhitungan Daya Listrik, Daya Poros, Torsi, Effisiensi Turbin dan Effisiensi Total

No. Daya Kecepatan Daya Daya Effisiensi Effisiensi


Torsi
Hidrolik Sudut Poros Listrik Turbin [%] Total [%]
[Nm]
[Watt] [rad/s] [Watt] [Watt]
1. 288,532 156.69 0 0 0 0 0

2. 288,532 138.89 0.06 7.84 4.31 2,72 1,50

3. 288,532 136.69 0.03 4.39 2.41 1,52 0,84

4. 288,532 116.18 0.09 10.12 5.57 3,51 1,93

5. 288,532 115.34 0.07 7.70 4.24 2,67 1,47

6. 288,532 104.35 0.05 5.58 3.07 1,93 1,06

7. 288,532 101.84 0.10 9.97 5.49 3,46 1,90

8. 288,532 101.42 0.06 5.85 3.22 2,03 1,12

9. 288,532 96.61 0.10 9.72 5.35 3,37 1,85


36

Tabel 4. 16 Perhitungan PLTMH menggunakan Turbin Propeller saat Dual Turbin dengan
Triangle Weir

Perhitungan Daya Listrik, Daya Poros, Torsi, Effisiensi Turbin dan Effisiensi Total

No. Daya Daya Daya Effisiensi Effisiensi


Kecepatan Torsi
Hidrolik Poros Listrik Turbin [%] Total [%]
Sudut [rad/s] [Nm]
[Watt] [Watt] [Watt]
1. 288,532 163.38 0 0 0 0 0

2. 288,532 159.20 0.05 8.73 4.8 3,02 1,66

3. 288,532 150.09 0.04 5.56 3.06 1,93 1,06

4. 288,532 145.59 0.07 10.18 5.6 3,53 1,94

5. 288,532 142.77 0.06 9.16 5.04 3,18 1,75

6. 288,532 135.44 0.04 5.82 3.2 2,02 1,11

7. 288,532 131.78 0.08 10.31 5.67 3,57 1,97

8. 288,532 128.84 0.07 9.60 5.28 3,33 1,83

9. 288,532 124.13 0.08 10.05 5.53 3,48 1,92

Tabel 4. 17 Effisiensi Dual Turbin dengan Triangle Weir

Perhitungan Effisiensi Total


No. Daya Hidrolik [Watt] Daya Output Total [Watt] Effisiensi Total [%]

1. 412,02 52,8 12,81

2. 412,02 57,24 13,89

3. 412,02 53,82 13,06

4. 412,02 51,68 12,54

5. 412,02 50,04 12,15

6. 412,02 46,04 11,17

7. 412,02 46,23 11,22

8. 412,02 44,16 10,72

9. 412,02 38,53 9,35

10. 412,02 30,24 7,34


37

Tabel 4. 18 Effisiensi Dual Turbin dengan Rectangle Weir

Perhitungan Effisiensi Total

No. Daya Output Total Effisiensi Total [%]


Daya Hidrolik [Watt]
[Watt]
1. 412,02 49,02 11,90

2. 412,02 49,67 12,06

3. 412,02 47,29 11,48

4. 412,02 48,77 11,84

5. 412,02 45,19 10,97

6. 412,02 43,39 10,53

7. 412,02 43,71 10,61

8. 412,02 39,22 9,52

9. 412,02 40,00 9,71

10. 412,02 29,96 7,27

4.3. Grafik Analisa Data

4.3.1 Grafik Perbandingan Effisiensi Turbin Sentrifugal


dengan Turbin Sentrifugal saat Dual Turbin pada Rectangle Weir
dan Triangle Weir
25
23
21
Effisiensi Turbin (%)

19 Turbin
Sentrifugal
17
15
13 Turbin
11 Sentrifugal saat
Dual Turbin
9
7
5
50 60 70 80 90 100 110 120 130
Daya Poros (Watt)

Gambar 4. 7 Grafik Perbandingan Effisiensi Turbin Sentrifugal dengan Turbin Sentrifugal saat
Dual Turbin pada Rectangle Weir
38

Berdasarkan grafik diatas, dapat kita ketahui yaitu hasil perhitungan


effisiensi dari turbin sentrifugal dengan rectangle weir sebesar 17,18 %. Dan
effisiensi turbin sentrifugal saat dual turbin yaitu 23,30 %. Dengan demikian,
effisiensi turbin sentrifugal mengalami kenaikan sebesar 6,12 % setelah
menggunakan turbin propeller pada sisi suction pompa. Selain itu, semakin besar
daya poros yang dihasilkan turbin maka akan semakin besar pula effisiensi turbin
yang dihasilkan.

24

22
Effisiensi Turbin (%)

20

18
Turbin Sentrifugal
16
Turbin Sentrifugal
14 saat Dual Turbin

12

10
50 60 70 80 90 100 110 120 130
Daya Poros (Watt)

Gambar 4. 8 Grafik Effisiensi Turbin Sentrifugal dan Turbin Sentrifugal saat Dual Turbin dengan
Triangle Weir

Berdasarkan grafik diatas, dapat kita ketahui yaitu hasil perhitungan


effisiensi dari turbin sentrifugal dengan triangle weir sebesar 16,68 %. Dan
effisiensi turbin sentrifugal saat dual turbin yaitu 23,30 %. Dengan demikian,
effisiensi turbin sentrifugal mengalami kenaikan sebesar 6,62 % setelah
menggunakan turbin propeller pada sisi suction pompa. Daya poros berbanding
lurus dengan effisiensi turbin, semakin besar daya poros maka akan semakin besar
effisiensi turbin yang dihasilkan.
39

4.3.2 Grafik Perbandingan Effisiensi Turbin Propeller


Dengan Turbin Propeller Saat Dual Turbin Pada Rectangle Weir
dan Triangle Weir

5
Effisiensi Turbin (%)

4 Turbin Propeller

3 Turbin Propeller
saat Dual Turbin
2

0
0 5 10 15
Daya Poros (Watt)

Gambar 4. 9 Grafik Effisiensi Turbin Propeller dan Turbin Propeller saat Dual Turbin dengan
Rectangle Weir

Berdasarkan grafik diatas, dapat kita ketahui yaitu hasil perhitungan


effisiensi turbin propeller dengan rectangle weir sebesar 4,73 %. Dan effisiensi
turbin propeller saat dual turbin yaitu 3,51 %. Dengan demikian, effisiensi turbin
propeller lebih besar dibandingkan dengan turbin propeller saat dual turbin. Hal ini
disebabkan karena saat dual turbin, turbin sentrifugal terbebani dan ada hambatan
maka putarannya turun sehingga head discharge yang dihasilkan pompa juga turun.
40

5
Effisiensi Turbin (%)

3 Turbin Propeller

2 Turbin Propeller
saat Dual Turbin
1

0
0 2 4 6 8 10 12
Daya Poros (Watt)

Gambar 4. 10 Grafik Effisiensi Turbin Propeller dan Turbin Propeller saat Dual Turbin dengan
Triangle Weir

Berdasarkan grafik diatas, dapat kita ketahui yaitu perhitungan effisiensi


turbin propeller dengan triangle weir sebesar 3,89 %. Dan untuk effisiensi turbin
propeller saat dual turbin hanya sebesar 3,57 %. Dengan demikian, effisiensi turbin
propeller lebih besar dibandingkan dengan effisiensi turbin propeller saat dual
turbin dengan triangle weir. Hal ini disebabkan karena saat dual turbin, turbin
sentrifugal terbebani dan ada hambatan maka putarannya turun sehingga head
discharge yang dihasilkan pompa juga turun.
41

4.3.3 Grafik Perbandingan Beban Terhadap Daya Poros

BEBAN VS DAYA POROS

125 Turbin
120 Sentrifugal
115 Triangle Weir
110
Daya Poros (watt)

105 Turbin
100 Sentrifugal
95
90 Rectangle Weir
85 Turbin
80
75 Sentrifugal saat
70 Dual Turbin
65 Triangle Weir
60 Turbin
55 Sentrifugal saat
50 Dual Turbin
20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 Rectangle Weir
Beban

Gambar 4. 11 Grafik Perbandingan Beban dengan Daya Poros

Berdasarkan grafik perbandingan antara beban dengan daya poros diatas,


dapat kita ketahui bahwa daya poros tertinggi yang dihasilkan turbin sentrifugal
dengan triangle weir sebesar 117,82 Watt dan untuk turbin sentrifugal dengan
rectangle weir sebesar 119,32 Watt. Sedangkan untuk daya poros tertinggi yang
dihasilkan dual turbin dengan triangle weir sebesar 54,98 Watt dan untuk daya
poros yang dihasilkan dual turbin rectangle weir sebesar 54,47 Watt. Penurunan
daya poros saat dual turbin disebabkan karena pada turbin sentrifugal terjadi
hambatan saat terbebani oleh turbin propeller sehingga discharge pompa menurun
dan tentunya daya poros juga menurun.
42

4.3.4 Grafik Perbandingan Beban Terhadap Effisiensi Turbin

24
23
22
21 Turbin Sentrifugal
Rectangle Weir
20
Effisiensi Turbin (%)

19
Turbin Sentrifugal
18
Triangle Weir
17
16 Turbin Sentrifugal
15 saat Dual Turbin
14 Rectangle Weir
13 Turbin Sentrifugal
12 saat Dual Turbin
11 Triangle Weir
10
20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95
Beban

Gambar 4. 12 Grafik Perbandingan Beban dengan Efisiensi Turbin

Berdasarkan grafik perbandingan antara beban dengan effisiensi turbin


diatas, dapat kita ketahui bahwa effisiensi turbin tertinggi yang dihasilkan turbin
sentrifugal dengan triangle weir sebesar 16,68 % dan untuk turbin sentrifugal
dengan rectangle weir sebesar 17,18 %. Sedangkan untuk effisiensi turbin tertinggi
yang dihasilkan dual turbin dengan triangle weir sebesar 23,30 % dan untuk dual
turbin dengan rectangle weir sebesar 21,63 %. Dengan demikian saat turbin
sentrifugal dibebani oleh turbin propeller pada sisi suction pompa terjadi kenaikan
effisiensi sebesar 6,62 % untuk triangle weir dan sebesar 4,45 % untuk retangle
weir.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan
1. Daya poros tertinggi turbin sentrifugal dengan rectangle weir yang
dihasilkan sebesar 119,32 Watt dan pada saat dual turbin menurun
menjadi 54,47 Watt. Sedangkan daya poros tertinggi turbin sentrifugal
pada tugas akhir 2019 hanya sebesar 69,711 Watt dan pada saat dual
turbin sebesar 59,753 Watt. Penurunan daya poros saat dual turbin
terjadi karena head isap statis untuk perhitungan NPSHa pompa
menurun sehingga daya hidrolik yang dihasilkan pompa menurun. Dan
hal tersebut mempengaruhi daya poros yang dihasilkan.

5.2. Saran
1. Memperbesar reservoir utama agar titik jatuh air oleh weir tidak
langsung masuk kedalam suction pompa sehingga dapat mengurangi
udara yang masuk ke dalam pompa dan agar head yang dihasilkan dapat
meningkat.
2. Jika putaran turbin sentrifugal turun tetapi pompa bekerja secara
normal, sebaiknya periksa alignment pada poros. Jika belum teratasi
maka cek sudu-sudu turbin.
3. Tunggu beberapa menit setelah pompa di nyalakan, hingga putaran
pompa menjadi stabil dan udara yang terjebak di pipa bisa keluar dan
data yang diambil bisa lebih maksimal.
4. Periksa kekencangan baut agar menghindari terjadinya miss alignment.
5. Teliti dalam mengambil data, agar di dapatkan data yang lebih akurat.

43
44

DAFTAR PUSTAKA

[1] Denny, S. P. (2009). Pengaruh enerator Listrik dalam Kehidupan Sehari-


hari. Jurnal Softskill Mata Kuliah Teknik Listrik.
[2] G., J. F. (2010). Centrifugal Pumps. Switzerland.
[3] Harvi, & Ikrar H. (2017). Potensi PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro) di Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang Jawa Timur.
Jurnal Reka Buana.
[4] Johann, F. G. (2010). Centrifugal Pumps. Switzerland.
[5] Mahalla, Suharyanto, & S., M. B. (2013). Evaluasi Kinerja IMAG
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Cokro Tulung Kabupaten Klaten.
Jurnal Media ELektrik.
[6] McKinney, J. D., Warnic, C. C., Bradley, B., Dodds, J., McLaughlin, T. B.,
Miller, C. L., . . . Rinehart, B. N. (1983). Microhydro Power Handbook.
Idaho: Technical Information Center U.S. Departement Of Energy.
[7] Muhammad, H., Ramadhan, A. W., Vico, M. D., & Windah, K. (2018).
Aplikasi Flywheel pada Rancang Bangun Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro (PLTMH) Turbin Sentrifugal. Depok: Politeknik Negeri
Jakarta.
[8] Mustakim. (2015). Pengaruh Kecepatan Sudut Terhadap Efisiensi Pompa
Sentrifugal Jenis Tunggal. Jurnal Teknik Mesin, Universitas
Muhammadiyah Metro.
[9] Sihombing, E. S. (2009). Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air
Terapung Pada Aliran Sungai . Jurnal Universitas Sumatera Utara .
[10] Suwignyo, Masudin, I., Mokhtar, A., & Nissa, K. (2018). Desain dan
Pembuatan Turbin Propeller. Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa
(SENTRA).
PENGUKURAN OPEN DEBIT MODEL TRIANGLE
WEIR DAN RECTANGLE WEIR DENGAN DUA
TURBIN PADA PLTMH

Sub Judul : Pemanfaatan Flywheel Sebagai Penyimpanan Energi


Kinetik dan Menambah Daya Mekanik Turbin Pada Model Sistem
PLTMH

LAPORAN TUGAS AKHIR

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Diploma III Program Studi Teknik Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin

Oleh:

Vira Oktaviani NIM. 1217020035

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
AGUSTUS, 2020

xlv
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
ABSTRACT ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3. Tujuan ................................................................................................ 2
1.4. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah ................................................. 2
1.5. Lokasi Objek Tugas Akhir ................................................................. 2
1.6. Metode Penyelesaian Masalah ............................................................ 3
1.7. Manfaat yang Didapatkan ................................................................... 3
1.8. Sistematika Penulisan Tugas Akhir .................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 5
2.1. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro ............................................ 6
2.2. Pompa Sentrifugal .............................................................................. 6
2.3. Turbin Air .......................................................................................... 8
2.4. Generator Induksi Berpenguatan Sendiri ............................................ 9
2.5. Pompa Sentrifugal Sebagai Turbin ................................................... 12
2.6. Flywheel (Roda Gaya) ...................................................................... 14
2.7. Analogi Besaran Linear dan Sudut ................................................... 15
2.8. Momen Inersia ................................................................................. 15
2.9. Gaya, Torsi dan Energi Kinetik ........................................................ 16
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 19

xi
3.1. Flow Chart Kegiatan ........................................................................ 19
3.2. Pembuatan Model Analisa PLTMH .................................................. 20
3.3. Spesifikasi Peralatan dan Perlengkapan Model PLTMH ................... 21
3.4. Pengujian Alat .................................................................................. 25
3.5. Metode pengumpulan data................................................................ 28
3.6. Metode pengolahan data ................................................................... 28
3.7. Pengamatan dan Prosedur Tahap Pengujian ...................................... 29
3.8. Rangkain Penguji ............................................................................. 29
3.9. Langkah Pembuatan Alat Pengujian ................................................. 30
BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN ................................................ 31
4.1 Perhitungan Flywheel ....................................................................... 31
4.2 Pengujian Menggunakan Prony Brake .............................................. 32
4.3 Hasil Data Pengujian ........................................................................ 32
4.4 Analisa data pengujian dan perhitungan............................................ 35
4.5 Grafik Analisa Data.......................................................................... 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 43
5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 43
5.2. Saran ................................................................................................ 43
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 44

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1Bagian-Bagian Pompa Sentrifugal .................................................... 7


Gambar 2. 2 Ilustrasi Kerja Pompa Sentrifugal..................................................... 8
Gambar 2. 3 Rotor Sangkar (cage rotor) Motor Induksi ...................................... 10
Gambar 2. 4 Rangkaian Ekivalen Generator ....................................................... 11
Gambar 2. 5 Karakteristik Eksitasi Sendiri Generator Induksi ............................ 11
Gambar 2. 6 Arah rotasi dan aliran pada pompa sebagai turbin .......................... 12
Gambar 2. 7 Segitiga kecepatan pompa (kanan) dan turbin (kiri)........................ 12
Gambar 2. 8 Momen inersia flywheel yang berputar .......................................... 17
Gambar 3. 1 Flowchart Kegiatan ........................................................................ 19
Gambar 3. 2 Design PLTMH ............................................................................. 20
Gambar 3. 3 Skema PLTMH .............................................................................. 21
Gambar 3. 4 Pompa Sentrifugal yang dimodifikasi menjadi turbin ..................... 21
Gambar 3. 5 Motor induksi yang difungsikan sebagai generator ......................... 22
Gambar 3. 6 Pompa sebagai penghasil Head ..................................................... 22
Gambar 3. 7 Turbin Propeller ............................................................................. 23
Gambar 3. 8 Flywheel ........................................................................................ 23
Gambar 3. 9 Kaca Bening sebagai Reservoir Tambahan ..................................... 24
Gambar 3. 10 Papan Acrylic sebagai Weir ......................................................... 24
Gambar 3. 11 Bearing ........................................................................................ 25
Gambar 3. 12 Voltmeter ..................................................................................... 26
Gambar 3. 13 Amperemeter ............................................................................... 26
Gambar 3. 14 Tachometer .................................................................................. 27
Gambar 3. 15 Prony Brake ................................................................................. 27
Gambar 3. 16 Watt Meter................................................................................... 28
Gambar 3. 17 Rangkain Bintang Motor induksi Sebagai Generator .................... 29
Gambar 4. 1 Pengujian Flywheel........................................................................ 31
Gambar 4. 2 Cara Kerja Prony Brake ................................................................. 32
Gambar 4. 3 Grafik hubungan Putaran terhadap Tegangan pada variasi weir ...... 40
Gambar 4. 4 Grafik hubungan Torsi terhadap Tegangan pada variasi weir ......... 41
Gambar 4. 5 Grafik hubungan Torsi terhadap daya listrik pada variasi weir ....... 42

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Data Hasil Pengukuran Turbin Sentrifugal Menggunakan Rectangle


Weir dengan Beban Resistor ............................................................ 33
Tabel 4. 2 Data Hasil Pengujian Turbin Sentrifugal Menggunakan Triangle Weir
dengan Beban Resistor..................................................................... 33
Tabel 4. 3 Data Pengujian Turbin Sentrifugal pada Dual Turbin (Turbin Sentrifugal
dan Turbin Propeller) dengan Rectangle Weir .................................. 34
Tabel 4. 4 data pengujian Turbin Sentrifugal pada Dual Turbin (Turbin Sentrifugal
dan Turbin Propeller) dengan Triangle Weir .................................... 34
Tabel 4. 5 Tabel Data Pengujian Menggunakan Prony Break Tanpa Beban Lampu
........................................................................................................ 35
Tabel 4.6 Perhitungan PLTMH menggunakan Turbin Sentrifugal dengan Rectangle
Weir ................................................................................................ 37
Tabel 4. 7 Perhitungan PLTMH menggunakan Turbin Sentrifugal dengan Triangle
Weir ................................................................................................ 37
Tabel 4. 8 Perhitungan PLTMH menggunakan Turbin Sentrifugal saat Dual Turbin
dengan Rectangle Weir .................................................................... 38
Tabel 4. 9 Perhitungan PLTMH menggunakan Turbin Sentrifugal saat Dual Turbin
dengan Triangle Weir ...................................................................... 38
Tabel 4. 10 Tabel Waktu Berhenti Flywheel ...................................................... 39

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah


Energi baru dan terbarukan sendiri merujuk kepada energi alternatif
sekaligus energi berkelanjutan (sustainable) yang dapat diperbaharui dan
ramah lingkungan. Indonesia memiliki berbagai sumber energi baru yang
dapat dimanfaatkan, salah satunya Pembangkit Listrik Tenaga Mikro
Hidro atau PLTMH. Pemanfaatan PLTMH di Indonesia yang masih
kurang optimal perlu untuk dikembangkan karena letak Indonesia sebagai
negara yang berada pada garis khatulistiwa yang beriklim tropis memiliki
cadangan hutan yang berlimpah yang menyediakan mata air/sumber air
yang membentuk danau, dan sungai yang mengalirkan air sepanjang tahun.
Termasuk salah satu pembangkit skala kecil yang menggunakan tenaga
hidro sebagai tenaga penggeraknya, seperti sungai saluran irigasi dan
terjunan air dari alam dengan memanfaatkan tinggi jatuhan air (Head) dan
debit air.

Simulasi yang akan kami buat dengan memanfaat kan fasilitas yang
sudah ada yaitu, menggunakan pompa sentrifugal yang difungsikan
sebagai turbin, motor induksi sebagai generator, dan pompa sebagai
penggerak media air dalam wadah penampungan air agar PLTMH dapat
beroperasi pada instalasi PLTMH, maka akan dilakukan penambahan
model triangle weir dan rectangle weir pada model dua turbin sebagai
pembanding daya output turbin aksial. Selanjutnya diamati pengaruh
kavitasi yang terjadi pada sisi suction pompa, dan discharge turbin dalam
instalasi PLTMH.

1
2

Melihat dari penelitian Tugas Akhir sebelumnya yang berjudul


“Analisis Pengoptimalan 1 Pompa Untuk Dual Turbin Pada Rancang
Bangun PLTMH Turbin Sentriugal Dan Turbin Propeller” kami ingin
melakukan pengoptimalan dari sektor daya poros turbin, dan optimasi
instalasi pemasangan. Serta penambahan instalasi weir, flywheel dan
pegamatan kavitasi yang berguna untuk kemajuan penelitian Tugas Akhir
kami.

Untuk Sub Judul mengenai Pemasangan Flywheel penulis Vira


Oktaviani. Dalam Sub Judul ini membahas mengenai daya listrik yang
dihasilkan dengan adanya pemasangan flywheel lalu dibandingkan dengan
penelitian Tugas Akhir sebelumnya (Tahun 2018).

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah diuraikan
sebagai berikut:
1. Bagaimana efek flywheel terhadap daya listrik yang dihasilkan?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah:
1. Membandingkan efek pemasangan flywheel terhadap daya listrik
yang dihasilkan dengan penelitian sebelumnya

1.4. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah


Untuk membatasi masalah yang diambil, pembatasan masalah
dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Memasang flywheel pada poros generator untuk menstabilkan


putaran poros
2. Data yang diambil berupa putaran, tegangan dan arus listrik.

1.5. Lokasi Objek Tugas Akhir


Lokasi pelaksaan tugas akhir bertempat di Laboraturium Energi,
Politeknik Negeri Jakarta, Jl. Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus Baru UI,
Kukusan, Beji, Depok-Jawa Barat
3

1.6. Metode Penyelesaian Masalah


Langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian Tugas Akhir ini
dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut:
1. Tinjauan Pustaka
Tahap ini adalah tahap dilakukannya pengumpulan data
untuk digunakan sebagai dasar teori sehingga dapat menunjang
pembuatan tugas akhir.
2. Perencanaan dan Pembuatan prototype Pembangkit Listrik
Tenagaa Mikro Hidro
Tahap ini adalah membuat konstruksi prototype Pembangkit
Listrik Tenaga Mikro Hidro sesuai dengan desain yang
direncanakan.
3. Pengujian Prototype
Dalam pengujian ini, prototype tersebut dioperasikan dengan
beban dan menguji perubahan putaran ketika beban diubah serta
dapat mengetahui hasil tegangan yang dihasilkan oleh generator
tersebut.
4. Pengambilan data dan Analisa hasil dari Alat Pengujian
Setelah semua rangkaian terpasang dan dibuat dengan baik
maka dilakukan uji coba dan pengujian pada sistem yang telah
didesain kemudian dianalisa kinerja dan efisiensinya.

1.7. Manfaat yang Didapatkan


Dengan pelaksanaan tugas akhir dengan judul “Pengukuran Open
Debit Model Triangle Weir dan Rectangle Weir dengan Dua Turbin Pada
PLTMH” maka manfaat yang didapatkan bagi:

1.7.1. Pelaksanaan Tugas Akhir


1. Menambah ilmu pengetahuan mengenai PLTMH
2. Meningkatkan daya kreatifitas untuk mebuat sebuah
Pembangkit Listrik terutama PLTMH
4

1.7.2. Politeknik Negeri Jakarta


1. Sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran mahasiswa/I
Teknik Konversi Energi khususnya pada materi mesin konversi
energi dan mesin fluida

1.7.3. Ilmu Pengetahuan


1. Sebagai bahan penelitian/pengujian pengoptimalan terhadap
kinerja PLTMH

1.8. Sistematika Penulisan Tugas Akhir


Penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari:

1. Bagian Awal
a. Halaman Sampul
b. Halaman Persetujuan
c. Halaman Pengesahan
d. Halaman Pernyataan Orisinalitas
e. Abstrak (dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris)
f. Kata Pengantar
g. Daftar Isi
h. Daftar Tabel
i. Daftar Gambar
2. Bagian Utama
a. Bab I Pendahuluan
b. Bab II Tinjauan Pustaka
c. Bab III Metodologi
d. Bab IV Hasil dan Pembahasan
e. Bab V Kesimpulan
3. Bagian Akhir
a. Daftar Pustaka
b. Lampiran
c. Riwayat Hidup Penulis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Fenomena kavitasi sering terjadi pada pompa sentrifugal, beberapa


indikator terjadinya kavitasi adalah dengan terbentuknya gelembung udara yang
kemudian pecah secara tiba-tiba, hal ini terjadi akibat perbedaan tekanan pada sisi
hisap pompa. Kavitasi dapat membuat kerusakan pada komponen terutama pada
bagian impeller dan sudu. Beberapa indikator dasar yang dapat kita ketahui
terjadinya kavitasi pada pompa adalah kebisingan suara pompa dan timbulnya
vibrasi berlebih. Bersumber dari jurnal yang berjudul “Deteksi Kavitasi pada
Pompa Sentrifugal Menggunakan Spektrum Envelope” oleh B. P. Kamiel, Semesta
Teknika, Vol. 22, Mei 2019.

Dengan metode pembuatan sistem open weir pada PLTMH, kami ingin
menganalisa besaran debit yang dapat terukur ke dalam turbin propeller. Dengan
berbagai bentuk weir antara lain triangle weir dan rectangle weir bersumber dari
jurnal yang berjudul “Prototipe Sistem Pengukuran Debit Air pada Saluran Terbuka
Berbasis V-Notch Weir dan Differential Pressure Transmitter” oleh Dadang
Rustandi, Pusat Penelitian Metrologi LIPI Tahun 2016, Vol. 40 No. 2.

Turbin propeller sendiri digunakan untuk meningkatkan optimalisasi energi


potensial pada sisi suction pompa dengan rujukan kami yaitu “Desain dan
Pembuatan Turbin Propeller” oleh Swuignyo, Ilyas Masudin, Ali Mokhtar, Khoirin
Nisa. Seminar Teknologi dan Rekayasa pada tahun 2018.

Beberapa jurnal ilmiah diatas, maka kami mendapat referensi literasi dan
tinjauan untuk menyelesaikan Tugas Akhir kami yaitu membuat weir dengan model
triangle weir dan rectangle weir dengan sistem open debit sekaligus menganalisa
kavitasi yang terjadi pada simulasi alat Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
kami.

5
6

2.1. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro


PLTMH merupakan alat pembangkit konversi yang sumber tenaganya
adalah dari aliran air namun mikrohidro itu memanfaatkan energi potensial
atau energi jatuh air untuk menggerakkan turbin air demi menghasilkan
daya dan energi dalam bentuk listrik, namun PLTMH itu sendiri memiliki
kapasitas daya yang lebih kecil ketimbang PLTA yang berkisar 0,5 kW
hingga 100 kW. (McKinney, et al., 1983)

2.2. Pompa Sentrifugal


Pompa merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan suatu
cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan
cairan tersebut. Kenaikan tekanan cairan tersebut digunakan untuk
mengatasi hambatan-hambatan pengaliran. Hambatan-hambatan pengaliran
itu dapat berupa perbedaan tekanan, perbedaan ketinggian atau hambatan
gesek. Dengan kata lain, pompa berfungsi mengubah tenga mekanis dari
suatu sumber tenaga (penggerak) menjadi tenaga kinetis (kecepatan),
dimana tenaga ini berguna untuk mengalirkan cairan (kecepatan), dimana
tenaga ini berguna untuk mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang
ada sepanjang pengaliran.

Pompa sentrifugal termasuk salah satu jenis pompa pemindah non


positip yang prinsip kerjanya mengubah energi kinetis (kecepatan) cairan
menjadi energi potensial (dinamis) melalui suatu impeller yang berputar
dalam casing ke dalam pompa tekanan dinamis. Gaya sentrifugal timbul
karena adanya gerakan sebuah benda atau partikel melalui lintasan
lengkung (melingkar). Dimana pompa jenis ini memiliki impeller yang
berfungsi untuk mengangkat fluida dari tempat yang rendah ke tempat yang
lebih tinggi. (Mustakim, 2015)
7

Gambar 2. 7Bagian-Bagian Pompa Sentrifugal (Mustakim, 2015)

Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal:


Pompa Sentrifugal bekerja berdasarkan prinsip sentrifugal yaitu
bahwa benda yang bergerak secara melengkung akan mengalami gaya
yang arahnya keluar dari titik pusat lintasan yang melengkung tersebut.
Besarnya gaya sentrifugal yang timbul tergantung dari masa benda,
kecepatan gerak benda, dan jari-jari lengkung lintasannya. Ketika
sebuah objek benda diputar dalam gerak melingkar, benda tersebut akan
cenderung terlempar keluar dari pusat lingkaran. Satu cara untuk
menambah energi kepada fluida cair adalah dengan memutar fluida
tersebut dalam arah melingkar.
Fluida cair memasuki pompa lalu dialirkan dari suction nozzle
menuju impeller. Dalam keadaan awal masuk, fluida masih dalam
tekanan atmosfer. Daya putar dari penggerak mula (motor/turbin)
diberikan pada poros pompa untuk memutar impeller memberikan gaya
sentrifugal pada fluida. Gaya tersebut akan menggerakkan fluida
sepanjang impeller vane (baling-baling impeller) dan keluar menuju sisi
sempit dimana fluida memiliki gaya yang melawan dinding volute yang
kemudian keluar melalui discharge nozzle.
8

Karena terjadi reduksi tekanan pada saat fluida masuk, maka fluida
dialirkan ke pompa harus pada kondisi yang kontinu. Bentuk dari volute
yang semakin melebar ketika menuju discharge nozzle dari pada posisi
awal fluida memasuki volute. Ketika fluda dari impeller menabrak sisi
volute maka kecepatan dari fluida tersebut akan meningkat. Percepatan
yang terjadi pada kondisi ini sangat berhubungan dengan energi
kinetiknya. Kemudian bentuk volute yang lebar pada posisi keluar
fluida dari impeller akan memperlambat gerakan dari fluida. Sesaat
ketika fluida mencapai poisisi akhir volute, energi kinetik akan
ditransformasikan menjadi tekanan. Tekanan ini lah yang akan
menggerakkan fluida keluar dari pompa melalui discharge nozzle yang
kemudian mengalir menuju pipa keluaran.

Gambar 2. 8 Ilustrasi Kerja Pompa Sentrifugal

2.3. Turbin Air


Turbin air adalah turbin dengan media kerja air. Secara umum, turbin
adalah alat mekanik yang terdiri dari poros dan sudu-sudu. Sudu tetap atau
stationary blade, tidak ikut berputar bersama poros, berfungsi
mengarahkan aliran fluida. Sedangkan sudu putar atau rotary blade,
mengubah arah dan kecepatan aliran fluida sehingga timbul gaya yang
memutar poros. Dasar kerja turbin air sangat sederhana yaitu mengubah
energi kinetik menjadi energi mekanik.
9

Terdapat dua jenis turbin air (PLTA, PLTMH) yaitu:


c. Turbin Impuls
Turbin impuls umumnya menggunakan kecepatan dari air
untuk menggerakkan runner dan dilepaskan pada tekanan
atmosfir. Aliran air menyemprot setiap piringan pada runner.
Tidak ada bagian yang menghisap dibawah turbin dan air
mengalir ke bawah rumah turbin setelah mengenai runner.
Turbin impulse umumnya cocok untuk yang memiliki head
tinggi dan volume air rendah. Contoh turbin impulse yaitu turbin
pelton dan cross flow.
d. Turbin Reaksi
Turbin reaksi menghasilkan daya dari kombinasi tekanan
dan pergerakan air. Runner di letakkan langsung pada aliran
arus. Turbin reaksi biasanya digunakan untuk lokasi
PLTA/PLTMH yang memiliki head yang lebih rendah dan debit
yang lebih besar dibandingkan dengan turbin impulse. Contoh
dari turbin reaksi yaitu turbin propeller, turbin francis dan turbin
kinetik.

2.4. Generator Induksi Berpenguatan Sendiri


Mesin induksi rotor sangkar adalah mesin listrik paling banyak
digunakan utamanya sebagai motor namun akhir-akhir ini sebagai
Generator. Mesin induksi rotor sangkar terdiri dari stator selinder dan inti
rotor dengan alur seragam dengan dipisahkan celah udara kecil (0.3 sampai
2 mm). Alur stator adalah tempat sekumpulan belitan AC tiga atau dua
phasa yang bertujuan untuk menghasilkan perputaran gaya gerak magnit
(magnetomotiveForce).
10

Gambar 2. 9 Rotor Sangkar (cage rotor) Motor Induksi


(Johann, 2010)

Rotor sangkar mesin induksi dengan capasitor shunt (dan


seri) dihubungkan diterminal untuk penguatan sendiri. Kapasitor
shunt bisa konstan atau Variable melalui saklar pengatur, SEIG bisa
dibangun dengan keluaran phasa tunggal atau tiga phasa dan bisa
mensuplay beban arus bolak balik (AC) atau AC yang disearahkan
(DC) untuk kebutuhan sendiri, untuk penerapan sedemikian rupa
sebagai prime mover turbin angin, pembangkit tenaga air kecil (pico
hydrogenerators) atau pembangkit frekuensi pada kecepatan
variabel. Induction Generator dengan eksitasi kapasitor digerakan
penggerak mula (prime mover) dengan saklar daya utama (main
power) terbuka.
Dengan meningkatnya kecepatan, karena torsi prime mover
tanpa beban akhirnya tegangan terminal meningkat dan mengendap
sampai nilai tertentu, tergantung pada kecepatan mesin, kapasitansi,
dan parameter mesin. (Mahalla, Suharyanto, & S., 2013)
11

Gambar 2. 10 Rangkaian Ekivalen Generator (Mahalla, Suharyanto, &


S., 2013)

Gambar 2. 11 Karakteristik Eksitasi Sendiri Generator Induksi


(Mahalla, Suharyanto, & S., 2013)
12

2.5. Pompa Sentrifugal Sebagai Turbin


Pompa sentrifugal yang bekerja secara terbalik dapat digunakan sebagai
energi pemulihan. Proses ini dinamakan HPRT atau Hydraulic Power
Recovery Turbine. Pompa sentrifugal dapat mengubah energi aliran air
menjadi energi mekanik jika arah rotasi dan alirannya dibalik. Dalam
operasi turbin, tekanan di nozzel saluran masuk lebih tinggi daripada di
nozzel keluaran. Volute menyalurkan aliran fluida air ke diameter luar
blade runner. Jadi, nozzel keluaran (discharge) pompa menjadi nozzel
saluran masuk ke turbin, sedangkan nozzel hisap (suction) pompa menjadi
saluran keluaran turbin (saluran buang).

Gambar 2. 12 Arah rotasi dan aliran pada pompa sebagai turbin (Denny, 2009)

Gambar 2. 13 Segitiga kecepatan pompa (kanan) dan turbin (kiri) (Denny, 2009)
13

Keterangan:

U = Kecepatan aktual

W = Kecepatan Relatif

C = Kecepatan Mutlak

Kecepatan aktual yaitu kecepatan air masuk pompa secara vector


untuk mengetahui kecepatan mutlak maka kecepatan air masuk
dikurangi kecepatan Relatif.

Prinsip kerja pompa sentrifugal menjadi turbin memiliki


kemiripan dengan jenis turbin reaksi yaitu turbin francis. Secara
Matematis, efisiensi pompa dan efisiensi turbin dapat dihitung dengan
rumus:

Diketahui Daya Hidrolik ialah: (Sihombing, 2009)

𝑃ℎ = 𝑄 × 𝑔 × 𝜌 × 𝐻 [Watt] (2.1)

Diketahui Daya Poros ialah: (Sihombing, 2009)

𝑃𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠 = 𝜏 × 𝜔

2𝜋𝑛
𝑃𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠 = 𝑚 × 𝑔 × 𝐿 × [Watt] (2.2)
60

Sehingga untuk mencari efisiensi pompa ialah persamaan 2.1


dibagi dengan persamaan 2.2 (Muhammad, Ramadhan, Vico, &
Windah, 2018)

𝑃ℎ𝑖𝑑𝑟𝑜𝑙𝑖𝑘
𝜂𝑃𝑜𝑚𝑝𝑎 = × 100% [%] (2.3)
𝑃𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠

Sedangkan untuk mencari efisiensi turbin ialah persamaan 2.2


dibagi dengan persamaan 2.1 (Muhammad, Ramadhan, Vico, &
Windah, 2018)

𝑃𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠
𝜂𝑇𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛 = × 100% [%] (2.4)
𝑃ℎ𝑖𝑑𝑟𝑜𝑙𝑖𝑘
14

Dengan:

Ph = Daya hidrolik [Watt]

Q = kapasitas fluida [m3/s]

ρ = Masa Jenis fluida [kg/m3]

g = Percepatan Gravitasi [m/s2]

H = Head [mH2O]

τ = Torsi [Nm]

𝜔 = Kecepatan sudut [rad/s2]

g = Percepatan Gravitasi (9.81 m/s2)

l = Panjang lengan (m)

m = massa (kg)

2.6. Flywheel (Roda Gaya)


Flywheel merupakan sebuah piringan yang beratnya dapat
menahan perubahan kecepatan yang drastis sehingga gerak putaran
poros mesin menjadi lebih halus. Flywheel dapat menyimpan energi
berlebih yang kemudian dapat digunakan kembali saat diperlukan.
Energi disimpan secara mekanik oleh flywheel. Untuk dapat
menyimpan energi, poros flywheel harus berputar sangat cepat. Apabila
energi pada flywheel akan digunakan, maka generator harus mengubah
energi mekanik yang tersimpan menjadi energi listrik. (Aminudin,
Sarwono, & Hantoro)

Mekanisme penyimpanan energinya menggunakan prinsip gerak


rotasi, energi disimpan dalam bentuk energi kinetik rotasi. Besarnya
energi yang tersimpan pada flywheel tergantung pada momen inersia
dan kecepatannya saat berputar, flywheel akan menyimpan energi saat
berputar karena dikenai gaya dalam bentuk energi kinetik rotasi dan
15

akan melepaskan energi tersebut saat gaya yang mengenainya


berkurang atau dihilangkan.

2.7. Analogi Besaran Linear dan Sudut


Linier Sudut

Perpindahan s 𝜃

Laju v 𝜔

Percepatan aT A

Massa (inersia) m I

Gaya F 𝜏

Momentum mv I𝜔

Impuls Ft 𝜏t

Jika, dalam persamaan-persamaan untuk gerak linier, kita


menggantikan besaran-besaran sudut yang bersesuaian, kita
memperoleh persamaan-persamaan yang bersesuaian untuk gerakan
sudut. Jadi, kita memperoleh
Linear: F = ma 1 W = Fs P = Fv
EK = 2mv2

𝜏 = Ia 1 W = 𝜏𝜃
Sudut: EK = 2I𝜔2 P = 𝜏𝜔

Dalam besaran-besaran ini, 𝜃, 𝜔, dan a harus dinyatakan


dalam ukuran radian.

2.8. Momen Inersia


Momen inersia adalah ukuran resistansi/kelembaman sebuah
benda terhadap perubahan dalam gerak rotasi. Momen inersia adalah
sifat yang dimiliki sebuah benda untuk mempertahankan posisinya dari
gerak berotasi. (Syawani, 2016)
Momen inersia I suatu benda titik (partikel) terhadap suatu sumbu
putar didefinisikan sebagai perkalian massa partikel m dengan kuadrat
jarak partikel r dari sumbu putar.
1
𝐼= 𝑚𝑟 2 (2.5)
2
16

Dengan:
I = Momen Inersia [kgm2]
m = Massa partikel [Kg]
r = jarak partikel dari sumbu putar [m]

2.9. Gaya, Torsi dan Energi Kinetik


Pada gerak lurus, gerakan benda akan dipengaruhi oleh gaya,
sedangkan pada gerak rotasi, gerakan benda akan dipengaruhi oleh
torsi. Semakin besar torsi, maka semakin cepat benda berotasi.
Sebaliknya semakin kecil torsi, maka semakin lambat benda berotasi.
Misalnya mula-mula benda diam (kecepatan sudut = 0). Jika pada benda
itu dikerjakan torsi, benda itu berotasi dengan kecepatan sudut tertentu.
Dalam hal ini benda mengalami perubahan kecepatan sudut (dari diam
menjadi berotasi).
Perubahan kecepatan sudut = percepatan sudut
Semakin besar torsi, maka semakin besar percepatan sudut.
Sebaliknya semakin kecil torsi, maka semakin kecil percepatan sudut.
Dengan kata lain, torsi sebanding alias berbanding lurus dengan
percepatan sudut. Secara sistematis, hubungan antara torsi dan
percepatan sudut dinyatakan dengan persamaan:
𝑎 ≈ 𝜏
Keterangan:
a = percepatan sudut
 = momen gaya/torsi
17

Gambar 2. 14 Momen inersia flywheel yang berputar

Gambar melukiskan partikel bermassa m yang diberi gaya F gaya


tegak lurus jari-jari menurut hukum Newton benda akan dipercepat
dengan percepatan searah dengan gaya percepatan. Percepatan ini
dinamakan hubungan gaya dan percepatan ini adalah:
𝐹 =𝑚𝑎 (2.6)

𝐹 = 𝑚𝑎𝑟 (2.7)

𝜏=𝑟𝐹 (2.8)

Untuk memperoleh hubungan antara momen gaya dengan


percepatan sudut
𝑟 𝐹 = 𝑟 𝑚 (𝑎 𝑟 ) (2.9)
𝜏=𝐼𝑎 (2.10)
Karena momen inersia partikel adalah:
𝐼 = 𝑚 𝑟2 (2.1)
𝜏=𝐼𝑎 (2.12)
18

Keterangan:
 = torsi
I = momen inersia
a = percepatan sudut
Rumus diatas mirip dengan Newton II. Disini torsi berperan
seperti gerak translasi dan percepatan sudut berperan sebagai
percepatan pada gerak translasi, bagaimana dengan I? I mempunyai
peran sebagai massa, semakin besar I maka semakin besar benda
berputar (mirip dengan gerak translasi). Benda bermassa besar sukar
digerakkan/dipercepat. Diperoleh rumus energi kinetik partikel ini
1
𝐸𝑘 = 𝑚𝑣 2 (2.13)
2
1
𝐸𝑘 = 𝑚𝑟 2 𝜔2 (2.14)
2
1
𝐸𝑘 = 𝐼𝜔2 (2.15)
2

Keterangan:

Ek = energi kinetik rotasi


I = momen inersia
ω = kecepatan sudut
Dalam kasus ini pertikel hanya melingkar saja, sehingga rumus
energi diatas adalah rumus energi kinetik untuk gerak rotasi. Satuan
energi kinetik rotasi adalah joule. Rumus diatas dapat diperluas untuk
suatu benda tegar. Pada waktu benda tegar diputar dengan kecepatan
sudut maka seluruh partikel yang menyusun benda itu bergerak dengan
kecepatan sudut. Energi kinetik rotasi benda tegar merupakan
penjumlahan energi kinetik tiap partikel.
BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini berguna sebagai acuan dalam melakukan penelitian, sehingga
penelitian dapat berjalan dengan sistematis, tujuan tercapai, dan sesuai dengan
waktu yang di tentukan.

3.1.Flow Chart Kegiatan

1.

2.
3.

Gambar 3. 26 Flowchart Kegiatan

19
20

3.2.Pembuatan Model Analisa PLTMH

3.2.2. Model PLTMH

Gambar 3. 27 Design PLTMH

Keterangan Gambar:

1. Pompa 10. Motor


2. Katup 11. Bearing
3. Pipa Acrylic 12. Reservoir 1
4. Pressure Gauge 13. pipa acrylic
5. Poros 14. Pressure gauge
6. Pressure Gauge 15. Turbin propeller
7. Turbin sentrifugal 16. Reservoir 2
8. Pertinak 17. Weir
9. Flywheel
21

Gambar 3. 28 Skema PLTMH

3.3. Spesifikasi Peralatan dan Perlengkapan Model PLTMH

3.3.2 Spesifikasi Komponen Utama


1. Turbin

Gambar 3. 29 Pompa Sentrifugal yang dimodifikasi menjadi turbin

Material : Besi Cor


Diameter Impeller : 14 cm
Diameter Suction : 2 inch
Diameter Discharge : 2 inch
22

2. Generator

Gambar 3. 30 Motor induksi yang difungsikan sebagai generator

Kutub: 6
Tegangan: 220 (Y)/380 (Δ)
3. Pompa Sentrifugal

Gambar 3. 31 Pompa sebagai penghasil Head

Material : Besi cor


Diameter suction : 2 inch
Diameter Discharge :1 inch
Diameter Impeller : 5 inch
23

4. Turbin Propeller

Gambar 3. 32 Turbin Propeller

Material : Besi cor


Diameter suction : 2 inch
Diameter Discharge :1 inch
Diameter Impeller : 5 inch
5. Flywheel

Gambar 3. 33 Flywheel

Material: Besi
Diameter: 30 cm
Tebal: 2 cm
24

6. Reservoir Tambahan

Gambar 3. 34 Kaca Bening sebagai Reservoir Tambahan

Material: Kaca
Tebal: 8 mm
7. Weir

Gambar 3. 35 Papan Acrylic sebagai Weir

Material: Acrylic
Tebal: 3 mm
25

8. Pillow Block Bearing

Gambar 3. 36 Bearing

Material: Besi
Diameter: 28,5 mm

3.4. Pengujian Alat

3.4.5 Waktu dan Tempat


Pengujian bertempat di Lab Konversi Energi Politeknik
Negeri Jakarta, Depok. Pengujian dilakukan sebanyak 2 kali dengan
beban, pertama pengujian dengan rectangle weir dan yang kedua
pengujian dengan triangle weir.

3.4.6 Alat Bantu Perbengkelan


 Kunci Pas
 Obeng
 Tang
 Gunting
 Gerinda tangan
 Bor
 Mesin Potong
 Kikir
26

3.4.7 Alat Ukur yang Digunakan


1) Voltmeter
Digunakan untuk mengukur tegangan keluaran yang dihasilkan
generator.

Gambar 3. 37 Voltmeter

2) Amperemeter
Digunakan untuk mengukur arus yang dihasilkan generator.

Gambar 3. 38 Amperemeter
27

3) Tachometer
Digunakan untuk mengukur putaran flywheel dan poros
generator.

Gambar 3. 39 Tachometer

4) Prony Brake
Digunakan untuk mengukur torsi Flywheel

Gambar 3. 40 Prony Brake


28

5) Watt Meter
Digunakan untuk mengukur daya input pompa

Gambar 3. 41 Watt Meter

3.4.8 Bahan yang Digunakan


 Pipa PVC
 Papan Acrylic
 Pipa Acrylic
 Kaca Bening
 Besi Siku
 Selang
 Roda
 Mur dan Baut
 Papan Pertinak
 Sambungan Pipa (Reducer,Elbow,Socket)

3.5. Metode pengumpulan data


Data yang digunakan dalam pengujian yaitu, dengan rectangle weir
dan triangle weir ini diperoleh langsung dari uji coba pengaplikasian weir,
dengan menggunakan alat-alat ukur pengujian.

3.6. Metode pengolahan data


Pengolahan data dilakukan dengan memasukkan data-data
pengujian ke dalam rumus-rumus empiris, yang selanjutnya hasil dari
perhitungan akan disajikan dalam tabel dan grafik.
29

3.7. Pengamatan dan Prosedur Tahap Pengujian


Parameter-parameter yang menjadi objek pengamatan dan
pengaplikasian weir ini, antara lain:
 Putaran poros generator (rpm)
 Arus (ampere) dan tegangan (volt) yang dihasilkan generator
 Daya listrik (watt)
 Daya Poros (watt)
 Torsi (Nm)

3.8. Rangkain Penguji

Gambar 3. 42 Rangkain Bintang Motor induksi Sebagai Generator

Rangkaian Pengujian motor induksi sebagai generator


menggunakan rangkain bintang. Motor induksi sebagai generator
menghasilkan tegangan AC, tegangan tersebut diuji dengan tahanan yang
divariasikan menggunakan rheostat serta alat ukur yang dipasang adalah
voltmeter dan amperemeter. Pada pengujian digunakan kapasitor yang
berfungsi sebagai exciter.
30

3.9. Langkah Pembuatan Alat Pengujian

3.9.1. Pembuatan Alat Pengujian


Pembuatan Alat Pengujian Pembuatan alat pengujian ini
meliputi proses sebagai berikut:
1. Pemotongan besi siku dan pengelasan besi sesuai dengan
desain rangkaian
2. Pemasangan roda sebagai alat pengendali dan penggerak
3. Pemasangan papan pertinak pada alas turbin dan generator
4. Pemasangan pompa, turbin, motor pada rangka
5. Pemotongan pipa sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan
6. Pemasangan pipa menggunakan sambungan pada pompa dan
turbin.
7. Pemasangan reservoir menggunakan kaca bening sebagai
alat pengukuran open debit
8. Pemotongan papan acrylic dengan model rectangle dan
triangle.
9. Pemasangan papan acrylic pada reservoir.

3.9.2. Langkah-Langkah Pengambilan data


Langkah-Langkah Pengambilan Data Prosedur pengujian
merupakan tahapan untuk melakukan pengujian alat yang telah siap
di uji. Pengujian pertama dimulai dari head terendah hingga head
tertinggi. Berikut tahapan prosedurnya:
1. Mengisi bak penampung dengan air
2. Memasang alat ukur pada generator
3. Hidupkan pompa
4. Melakukan pengambilan data dengan cara membuat variasi
pada beban
5. Lalu, amati perubahan tegangan, arus, dan rpm yang terjadi
saat memvariasikan beban
BAB IV
HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN

4.1 Perhitungan Flywheel


Pada perhitungan teoritis ini dilakukan uji coba sederhana untuk
mencari kecepatan sudut, agar mendapatkan nilai dari energi kinetis rotasi
yang merupakan energi yang tersimpan pada flywheel ketika berputar.

Gambar 4. 13 Pengujian Flywheel

 Kecepatan sudut
2𝜋 2𝜋
𝜔= = = 6,83 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝑇 0,92
 Momen inersia
1
𝐼= 𝑚 𝑟2
2
1
𝐼= × 3,75 × 0,152
2
𝐼 = 0,042 𝐾𝑔. 𝑚2
 Energi kinetis rotasi
1
𝐸𝐾 = 𝐼 𝜔2
2
1
𝐸𝐾 = × 0,042 × 6,832
2
𝐸𝐾 = 0,984 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒

31
32

4.2 Pengujian Menggunakan Prony Brake


Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui torsi flywheel secara
mekanis. Pada pengujian ini prony brake diletakkan di flywheel lalu ditarik
pelan-pelan sehingga terjadi pengereman pada flywheel, ini dilakukan
hingga flywheel berhenti. Setelah itu dilihat nilai massa yang dihasilkan dari
pengereman ini.

Gambar 4. 14 Cara Kerja Prony Brake

(Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Britannica_Dynamometer_3.jpg )

4.3 Hasil Data Pengujian


Data dan analisa yang didapatkan dari pengujian Simulasi PLTMH
dengan 2 jenis weir yaitu rectangle weir dan triangle weir dimana pompa
sentrifugal sebagai pemindah fluida dari reservoir ke turbin sentrifugal
untuk menggerakkan motor induksi sebagai generator yang digunakan
untuk menyalakan beban rangkaian lampu. Untuk bisa mendapatkan hasil
yang optimal pada pengujian, diperlukan berbagai data, meliputi: putaran,
tegangan, dan arus.
33

 Hasil data pengujian Turbin Sentrifugal dengan Rectangle Weir


Tabel 4. 3 Data Hasil Pengukuran Turbin Sentrifugal Menggunakan Rectangle
Weir dengan Beban Resistor

Data Pengukuran
No. Putaran Tegangan Arus (A)
(rpm) (V)
1. 1050 75 0.875

2. 1041 75 0.89

3. 1031 61 0.908

4. 1018 68 0.928

5. 1001 62 0.952

6. 985 60 0.97

7. 964 55 0.992

8. 945 51 1.018

9. 924 46 1.04

10. 905 37 1.066

 Hasil data pengujian Turbin Sentrifugal dengan Triangle Weir


Tabel 4. 4 Data Hasil Pengujian Turbin Sentrifugal Menggunakan Triangle
Weir dengan Beban Resistor
Data Pengukuran
No. Putaran Tegangan Arus (A)
(rpm) (V)
1. 1048 75 0.864

2. 1039 71 0.894

3. 1028 70.4 0.906

4. 1019 66 0.923

5. 1000 63 0.936

6. 981 59 0.962

7. 967 55 0.982

8. 948 51 0.99

9. 927 46 1.018

10. 908 44.2 1.05


34

 Hasil Data Pengujian Turbin Sentrifugal pada Dual Turbin (Turbin


Sentrifugal dan Turbin Propeller) dengan Rectangle Weir
Tabel 4. 5 Data Pengujian Turbin Sentrifugal pada Dual Turbin (Turbin
Sentrifugal dan Turbin Propeller) dengan Rectangle Weir
Data Pengukuran
No. Putaran Tegangan Arus (A)
(rpm) (V)
1. 1037 57 0,86

2. 1024 54 0,84

3. 1015 51 0,88

4. 994 48 0,9

5. 976,9 45 0,91

6. 959,5 42 0,96

7. 931,2 39 0,98

8. 909 36 1

9. 886 33 1.05

10. 866,6 28 1,07

 Hasil data pengujian Turbin Sentrifugal pada Dual Turbin (Turbin


Sentrifugal dan Turbin Propeller) dengan Triangle Weir
Tabel 4. 6 data pengujian Turbin Sentrifugal pada Dual Turbin (Turbin
Sentrifugal dan Turbin Propeller) dengan Triangle Weir
Data Pengukuran
No. Putaran Tegangan Arus (A)
(rpm) (V)
1. 1042 60 0,88

2. 1032 57 0,92

3. 1024 54 0,94

4. 998,1 48 0,96

5. 988,5 45 1

6. 973,9 42 1,02

7. 928,3 39 1,04
35

8. 915,8 36 1,08

9. 899,8 30 1,1

10. 893,5 27 1,12

 Hasil data pengujian menggunakan prony break tanpa beban lampu


Tabel 4. 7 Tabel Data Pengujian Menggunakan Prony Break Tanpa Beban Lampu

(r flywheel = 15 cm)

No. Massa m (kg) Gaya F (N) Torsi T (Nm)


1. 425 4.169,25 629
2. 450 4.414,5 662,18
3. 1.394,5 13.680,5 2.052,01
4. 500 4905 735,74

5. 200 1962 294,3


6. 300 2943 441,45
7. 810 7.948,1 1.191,9

8. 190 1.863,9 279,45


9. 1530 15.009,3 2.251,39

4.4 Analisa data pengujian dan perhitungan


Dari data yang telah kami dapatkan, kami telah melakukan
pengolahan data sebagai berikut:

4.4.1. Daya Listrik, Daya Poros dan Torsi


Data didapatkan dari pengukuran secara langsung
menggunakan Tachometer untuk mengukur putaran, dari data nilai
putaran dapat diperoleh nilai kecepatan sudut dan menggunakan
Voltmeter untuk mengukur tegangan, sedangkan untuk mengukur
arus dengan menggunakan Amperemeter. sehingga dapat diperoleh
data daya listrik untuk memperoleh nilai Torsi, karena untuk
memperoleh nilai Torsi dibutuhkan nilai Daya dan kecepatan sudut
sebagai berikut:
36

 Daya Listrik
𝑃𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 = 𝑉 × 𝐼
 Daya Poros
𝑃𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘
𝜂 𝑔𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 = × 100%
𝑃𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠
𝑃𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘
𝑃𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠 =
𝜂 𝑔𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟
 Torsi
𝑃𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠 = 𝜏 𝜔
𝑃𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠
𝜏=
𝜔
𝑃𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠
𝜏= × 60
2𝜋𝑛
Keterangan:
n = putaran (rpm)
 = Torsi (Nm)
P = Daya (Watt)
V = Tegangan (V)
I = Arus (A)
ω = Kecepatan Sudut (rad/s)
ηgenerator = 0.55
 Perhitungan Daya Listrik
𝑃𝐿𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 = 𝑉 . 𝐼
𝑃𝐿𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 = 75 × 0,875
𝑃𝐿𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 = 65,63 𝑊𝑎𝑡𝑡
 Perhitungan Daya Poros
𝑃𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠 = 𝑇 × 𝜔
𝑃𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠 = 1,086 × 109,9
𝑃𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠 = 119, 32 𝑊𝑎𝑡𝑡
37

Tabel 4. 8 Perhitungan PLTMH menggunakan Turbin Sentrifugal dengan Rectangle Weir

Perhitungan Daya Listrik, Daya Poros, dan


Torsi
No. Kecepatan Daya Daya
Torsi Listrik
Sudut Poros
[Nm] [Watt]
[rad/s] [Watt]
1. 109.90 1.086 119.32 65.63

2. 108.96 1.114 121.36 66.75

3. 107.91 0.933 100.71 55.39

4. 106.55 1.077 114.73 63.10

5. 104.77 1.024 107.32 59.02

6. 103.10 1.026 105.82 58.20

7. 100.90 0.983 99.20 54.56

8. 98.91 0.954 94.40 51.92

9. 96.71 0.899 86.98 47.84

10. 94.72 0.757 71.71 39.44

Tabel 4. 9 Perhitungan PLTMH menggunakan Turbin Sentrifugal dengan Triangle Weir

Perhitungan Daya Listrik, Daya Poros, dan


Torsi
No. Kecepatan Daya Daya
Torsi Listrik
Sudut Poros
[Nm] [Watt]
[rad/s] [Watt]
1. 109.69 1.07 117.82 64.80

2. 108.75 1.06 115.41 63.47

3. 107.60 1.08 115.97 63.78

4. 106.66 1.04 110.76 60.92

5. 104.67 1.02 107.21 58.97

6. 102.68 1.01 103.20 56.76

7. 101.21 0.97 98.20 54.01

8. 99.22 0.93 91.80 50.49

9. 97.03 0.88 85.14 46.83

10. 95.04 0.89 84.38 46.41


38

Tabel 4. 10 Perhitungan PLTMH menggunakan Turbin Sentrifugal saat Dual Turbin dengan
Rectangle Weir

Perhitungan Daya Listrik, Daya Poros, Dan Torsi

No. Kecepatan Daya Daya Listrik


Torsi
Sudut Poros [Watt]
[Nm]
[rad/s] [Watt]
1. 108.54 0.82 89.13 49.02

2. 107.18 0.77 82.47 45.36

3. 106.24 0.77 81.60 44.88

4. 104.04 0.75 78.55 43.20

5. 102.25 0.73 74.45 40.95

6. 100.43 0.73 73.31 40.32

7. 97.47 0.71 69.49 38.22

8. 95.14 0.69 65.45 36.00

9. 92.73 0.68 63.00 34.65

10. 90.70 0.60 54.47 29.96

Tabel 4. 11 Perhitungan PLTMH menggunakan Turbin Sentrifugal saat Dual Turbin dengan
Triangle Weir

Perhitungan Daya Listrik, Daya Poros, Dan Torsi

No. Daya Daya Listrik


Kecepatan Torsi
Poros [Watt]
Sudut [rad/s] [Nm]
[Watt]
1. 109.06 0.88 96.00 52.8

2. 108.02 0.88 95.35 52.44

3. 107.18 0.86 92.29 50.76

4. 104.47 0.80 83.78 46.08

5. 103.46 0.79 81.82 45

6. 101.93 0.76 77.89 42.84

7. 97.16 0.76 73.75 40.56

8. 95.85 0.74 70.69 38.88

9. 94.18 0.64 60.00 33


39

10. 93.52 0.59 54.98 30.24

4.4.2. Waktu Berhenti Flywheel


Percobaan ini dilakukan untuk membuktikan adanya momen
inersia pada flywheel sehingga membuat waktu berhenti putaran
poros menjadi lebih lama ketika pompa dimatikan, percobaan ini
dilakukan saat poros turbin sudah dikopel dengan poros generator
tanpa beban.

Tabel 4. 12 Tabel Waktu Berhenti Flywheel

Dengan Flywheel Dengan Flywheel


Tanpa Flywheel (Triangle Weir)
(Rectangle Weir)

2s 14 s 16 s

Dari tabel tersebut menunjukkan adanya perbedaan waktu


poros untuk berhenti, yang disebabkan oleh adanya momen inersia
pada flywheel ketika berputar, pada flywheel dengan rectangle weir
mampu membuat poros berhenti lebih lama 12 s dari poros tanpa
flywheel sedangkan dengan triangle weir mampu membuat poros
berhenti lebih lama 14 s dari poros tanpa flywheel.
40

4.5 Grafik Analisa Data

4.5.1. Grafik Hubungan Putaran Terhadap Tegangan Pada Variasi


Weir

Putaran Terhadap Tegangan


1100

rectangle weir
1050 (sentrifugal)

1000 triangle weir


Putaran (rpm)

(sentrifugal)
950
dual turbin
(triangle weir)
900

dual turbin
850
(rectangle weir

800
20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80
Tegangan (V)

Gambar 4. 15 Grafik hubungan Putaran terhadap Tegangan pada variasi weir

Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa tegangan dipengaruhi


oleh putaran poros. Semakin tinggi putaran maka akan semakin besar pula
tegangan yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan putaran berbanding lurus
dengan tegangan. Apabila diberi beban maka putaran akan turun sehingga
tegangan yang dihasil menjadi lebih kecil dan arus yang dihasilkan akan
menjadi lebih besar. Pada turbin sentrifugal dengan rectangle weir, putaran
yang dihasilkan sebesar 1050 rpm, sedangkan pada dual turbin dengan
rectangle weir, putaran yang dihasilkan menurun menjadi 1037 rpm,
putaran pada saat dual turbin menjadi turun dikarenakan terdapat turbin
propeller di sisi suction pompa. Sama halnya saat turbin sentrifugal dengan
triangle weir, putaran yang dihasilkan sebesar 1048 rpm dan saat dual turbin
turun menjadi 1042 rpm.
41

4.5.2. Grafik Hubungan Torsi Terhadap Tegangan Pada Variasi


Weir

Torsi Terhadap Tegangan


1.20

1.10

rectangle
1.00
weir
(sentrifugal)
Torsi (Nm)

0.90 triangle weir


(sentrifugal)
0.80 dual turbin
(triangle
0.70 weir)
dual turbin
(rectangle
0.60
weir

0.50
25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80
Tegangan (V)

Gambar 4. 16 Grafik hubungan Torsi terhadap Tegangan pada variasi weir

Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa tegangan dipengaruhi


oleh torsi, berdasarkan rumus daya poros, bahwa daya poros berbanding
lurus dengan torsi, daya poros adalah daya listrik dibagi dengan effisiensi
generator, dan daya listrik merupakan hasil kali dari tegangan dengan arus.
Jika daya listrik besar maka tegangan juga besar sehingga torsi akan naik.
Dan sebaliknya jika daya listrik kecil maka tegangan juga kecil sehingga
torsi pun akan turun dan mengakibatkan arus menjadi lebih besar. Pada
turbin sentrifugal dengan rectangle weir, torsi yang dihasilkan sebesar 1,1
Nm, sedangkan pada saat dual turbin dengan rectangle weir, nilai torsi nya
turun menjadi 0,82 Nm, hal ini terjadi karena putaran yang dihasilkan
menurun sehingga nilai torsi yang dihasilkan pun menjadi menurun. Sama
halnya saat turbin sentrifugal dengan triangle weir, nilai torsi yang
dihasilkan sebesar 1,08 Nm dan pada saat dual turbin, nilai torsinya turun
menjadi 0,88 Nm.
42

4.5.3. Grafik Hubungan Torsi Terhadap Daya Pada Variasi


Weir

Torsi Terhadap Daya Listrik


1.20

1.10
Rectangle
Weir
1.00 (Sentrifugal
Triangle
Torsi (Nm)

0.90 Weir
(Sentrifugal)
0.80 Triangle
Weir (Dual
Turbin)
0.70
Rectangle
Weir (Dual
0.60 Turbin)

0.50
25 30 35 40 45 50 55 60 65 70
Daya Listrik (Watt)

Gambar 4. 17 Grafik hubungan Torsi terhadap daya listrik pada variasi weir

Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa daya listrik


dipengaruhi oleh torsi, berdasarkan rumus daya poros, bahwa daya poros
berbanding lurus dengan torsi. Jika torsi naik maka daya poros akan ikut
naik, sehingga mengakibatkan daya listrik pun menjadi naik. Pada turbin
sentrifugal dengan rectangle weir, torsi yang dihasilkan sebesar 1,11 Nm
dengan daya listrik yaitu 66,75 watt, sedangkan pada saat dual turbin, torsi
yang dihasilkan sebesar 0,82 Nm dengan daya listrik yaitu 49,02 watt. Pada
turbin sentrifugal dengan triangle weir, torsi yang dihasilkan sebesar 1,08
Nm dengan daya listrik yaitu 64,8 Watt dan torsi pada saat dual turbin yaitu
0,88 Nm dengan daya listrik yaitu 52,8 watt.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan
Daya listrik tertinggi turbin sentrifugal dengan rectangle weir sebesar
66,75 Watt. Sedangkan untuk daya listrik tertinggi pada tugas akhir
sebelumnya tanpa menggunakan flywheel hanya sebesar 57,75 Watt.
Pemasangan flywheel mempengaruhi daya listrik yang dihasilkan yaitu
mengalami kenaikan sebesar 15,58 % karena putaran flywheel membuat
putaran pada poros generator menjadi lebih stabil sehingga tegangan
yang dihasilkan menjadi lebih tinggi.

5.2. Saran
1. Periksa kekencangan baut agar menghindari terjadinya miss alignment.
2. Jika putaran turbin sentrifugal turun tetapi pompa bekerja secara
normal, sebaiknya periksa alignment pada poros. Jika belum teratasi
maka cek sudu-sudu turbin.
3. Teliti dalam mengambil data, agar di dapatkan data yang lebih akurat.

43
44

DAFTAR PUSTAKA

[1] Aminudin, M. S., Sarwono, & Hantoro, R. (t.thn.). Studi Aplikasi Flywheel
Energy Storage Untuk Meningkatkan dan Menjaga Kinerja Pembangkit
Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Jurnal Teknik Fisika.
[2] Denny, S. P. (2009). Pengaruh Generator Listrik dalam Kehidupan Sehari-
hari. Jurnal Softskill Mata Kuliah Teknik Listrik.
[3] Johann, F. G. (2010). Centrifugal Pumps. Switzerland.
[4] Kamiel, B. P., Nasaka, D. A., Riyanta, B., & Asyartul, A. (2019). Deteksi
Kavitasi Pada Pompa Sentrifugal Menggunakan Spektrum Getaran dan
Spektrum Envelope. Semesta Teknika.
[5] Mahalla, Suharyanto, & S., M. B. (2013). Evaluasi Kinerja IMAG
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Cokro Tulung Kabupaten Klaten.
Jurnal Media ELektrik.
[6] Marinus, S., Hiendro, A., & Yandri. (2019). Studi Aplikatif Roda Gila
(Flywheel) Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Jurnal
Jurusan Teknik Elektro.
[7] McKinney, J. D., Warnic, C. C., Bradley, B., Dodds, J., McLaughlin, T. B.,
Miller, C. L., . . . Rinehart, B. N. (1983). Microhydro Power Handbook.
Idaho: Technical Information Center U.S. Departement Of Energy.
[8] Muhammad, H., Ramadhan, A. W., Vico, M. D., & Windah, K. (2018).
Aplikasi Flywheel pada Rancang Bangun Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro (PLTMH) Turbin Sentrifugal. Depok: Politeknik Negeri
Jakarta.
[9] Mustakim. (2015). Pengaruh Kecepatan Sudut Terhadap Efisiensi Pompa
Sentrifugal Jenis Tunggal. Jurnal Teknik Mesin, Universitas
Muhammadiyah Metro.
[10] Sihombing, E. S. (2009). Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air
Terapung Pada Aliran Sungai . Jurnal Universitas Sumatera Utara .
[11] Syawani, A. (2016). Rancang Bangun Pembangkit Energi Listrik
Menggunakan Roda Gila (Flywheel) (Aplikasi Pada Boat Listrik).
PENGUKURAN OPEN DEBIT MODEL TRIANGLE
WEIR DAN RECTANGLE WEIR DENGAN DUA
TURBIN PADA PLTMH
Sub Judul: Pompa Sentrifugal Sebagai Pompa dan Turbin Pada
Model Sistem PLTMH

LAPORAN TUGAS AKHIR

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Diploma III Program Studi Teknik Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin

Oleh:

Febrianto Wibowo NIM. 1217020022

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
AGUSTUS, 2020
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
ABSTRACT ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
1.3. Tujuan ................................................................................................ 2
1.4. Batasan Masalah ................................................................................ 2
1.5. Lokasi Objek Tugas Akhir ................................................................. 2
1.6. Metode Penyelesaian Masalah ............................................................ 2
1.7. Manfaat yang Didapatkan ................................................................... 3
1.8. Sistematika Penulisan Tugas Akhir .................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 5
2.1. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro ............................................ 6
2.2. Pompa Sentrifugal .............................................................................. 6
2.3. Pompa Sentrifugal Sebagai Turbin ..................................................... 8
2.4. Turbin Propeller .............................................................................. 11
2.5. Efesiensi Model PLTMH.................................................................. 12
2.6. Kavitasi Pompa dan Net Positive Suction Head ................................ 13
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 17
3.1. Flow Chart Kegiatan ........................................................................ 17
3.2. Pembuatan Model Analisa PLTMH .................................................. 18
3.3. Spesifikasi Peralatan dan Perlengkapan Model PLTMH ................... 19

xi
3.4. Pengujian Alat .................................................................................. 23
3.5. Metode pengumpulan data................................................................ 25
3.6. Metode pengolahan data ................................................................... 25
3.7. Pengamatan dan Prosedur Tahap Pengujian ...................................... 26
3.8. Rangkain Penguji ............................................................................. 26
3.9. Langkah Pembuatan Alat Pengujian ................................................. 26
BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN ................................................ 28
4.1. Hasil Data Pengujian ........................................................................ 28
4.2. Grafik Analisa Data.......................................................................... 32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 35
5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 36

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Bagian-Bagian Pompa Sentrifugal (Mustakim, 2015) ....................... 7


Gambar 2. 2 Ilustrasi Kerja Pompa Sentrifugal..................................................... 8
Gambar 2. 6 Arah rotasi dan aliran pada pompa sebagai turbin (Denny, 2009) ..... 9
Gambar 2. 7 Segitiga kecepatan pompa (kanan) dan turbin (kiri) (Denny, 2009) .. 9
Gambar 2. 8 Turbin Propeller Open Flume......................................................... 12
Gambar 3. 1 Flowchart Kegiatan ........................................................................ 17
Gambar 3. 2 Design PLTMH ............................................................................. 18
Gambar 3. 3 Skema PLTMH .............................................................................. 19
Gambar 3. 4 Pompa Sentrifugal yang dimodifikasi menjadi turbin ..................... 19
Gambar 3. 5 Motor induksi yang difungsikan sebagai generator ......................... 20
Gambar 3. 6 Pompa sebagai penghasil Head ..................................................... 20
Gambar 3. 7 Turbin Propeller ............................................................................. 21
Gambar 3. 9 Kaca Bening sebagai Reservoir Tambahan ..................................... 21
Gambar 3. 10 Papan Acrylic sebagai Weir ......................................................... 22
Gambar 3. 11 Pipa acrylic .................................................................................. 22
Gambar 3. 15 Termometer ................................................................................. 23
Gambar 3. 16 Pressure Gauge ............................................................................ 24
Gambar 3. 17 Stopwatch digital ......................................................................... 24
Gambar 3. 18 Watt Meter................................................................................... 25
Gambar 3. 19 Rangkain Bintang Motor induksi Sebagai Generator .................... 26
Gambar 4. 1 Grafik hubungan Temperatur terhadap NPSHa yang terjadi pada
turbinsentrifugal...……………………………………………..…...36
Gambar 4. 2 Grafik hubungan Temperatur terhadap NPSHa yang terjadi pada turbin
propeller ........................................................................................ 37
Gambar 4. 3 Grafik hubungan Temperatur terhadap NPSHa yang terjadi pada turbin
sentrifugal dan propeller……………………………………………38

xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Perhitungan kavitasi dengan turbin sentrifugal ................................... 34
Tabel 4. 2 Prhitungan kavitasi dengan turbin propeller ....................................... 35
Tabel 4. 3 Perhitungan Kavitasi dengan turbin sentrifugal dan turbin propeller..35

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah


Energi baru dan terbarukan sendiri merujuk kepada energi
alternatif sekaligus energi berkelanjutan (sustainable) yang dapat
diperbaharui dan ramah lingkungan. Indonesia memiliki berbagai sumber
energi baru yang dapat dimanfaatkan, salah satunya Pembangkit Listrik
Tenaga Mikro Hidro atau PLTMH. Pemanfaatan PLTMH di Indonesia
yang masih kurang optimal perlu untuk dikembangkan karena letak
Indonesia sebagai negara yang berada pada garis khatulistiwa yang
beriklim tropis memiliki cadangan hutan yang berlimpah yang
menyediakan mata air/sumber air yang membentuk danau, dan sungai
yang mengalirkan air sepanjang tahun. Termasuk salah satu pembangkit
skala kecil yang menggunakan tenaga hidro sebagai tenaga penggeraknya,
seperti sungai saluran irigasi dan terjunan air dari alam dengan
memanfaatkan tinggi jatuhan air (Head) dan debit air.

Simulasi yang akan kami buat dengan memanfaat kan fasilitas yang
sudah ada yaitu, menggunakan pompa sentrifugal yang difungsikan
sebagai turbin, motor induksi sebagai generator, dan pompa sebagai
penggerak media air dalam wadah penampungan air agar PLTMH dapat
beroperasi pada instalasi PLTMH, maka akan dilakukan penambahan
model triangle weir dan rectangle weir pada model dua turbin sebagai
pembanding daya output turbin aksial. Selanjutnya diamati pengaruh
kavitasi yang terjadi pada sisi suction pompa, dan discharge turbin dalam
instalasi PLTMH.

1
2

Melihat dari penelitian Tugas Akhir sebelumnya yang berjudul


“Analisis Pengoptimalan 1 Pompa Untuk Dual Turbin Pada Rancang
Bangun PLTMH Turbin Sentriugal Dan Turbin Propeller” kami ingin
melakukan pengoptimalan dari sektor daya poros turbin, dan optimasi
instalasi pemasangan. Serta penambahan weir, flywheel, dan kavitasi yang
berguna untuk kemajuan penelitian Tugas Akhir kami.

Untuk sub judul mengenai kavitasi akan dijelaskan oleh penulis


Febrianto Wibowo. Dalam Sub judul ini membahas mengenai pengaruh
kenaikan temperature fluida selama pengoperasian alat simulasi PLTMH
terhadap nilai NPSHa.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengaruh fenomena kavitasi pada Simulasi PLTMH?

1.3. Tujuan
1. Pengaruh kenaikan suhu fluida yang dialirkan terhadap kavitasi pada
simulasi PLTMH.

1.4. Batasan Masalah


1. Membangun model PLTMH dengan menambahkan 1 reservoir
tambahan.
2. Menambahkan pipa acrylic pada sisi suction pompa untuk
mengetahui bentuk aliran fluida.
3. Data yang diambil berupa temperature air dan waktu
pengoperasian alat.

1.5. Lokasi Objek Tugas Akhir


Lokasi pelaksaan tugas akhir bertempat di Laboraturium Energi,
Politeknik Negeri Jakarta, Jl. Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus Baru UI,
Kukusan, Beji, Depok-Jawa Barat

1.6. Metode Penyelesaian Masalah


Langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian Tugas Akhir ini
dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut:
3

1. Tinjauan Pustaka
Tahap ini adalah tahap dilakukannya pengumpulan data
untuk digunakan sebagai dasar teori sehingga dapat menunjang
pembuatan tugas akhir.
2. Perencanaan dan Pembuatan prototype Pembangkit Listrik
Tenagaa Mikro Hidro
Tahap ini adalah membuat konstruksi prototype Pembangkit
Listrik Tenaga Mikro Hidro sesuai dengan desain yang
direncanakan.
3. Pengujian Prototype
Dalam pengujian ini, prototype tersebut dioperasikan dengan
beban dan menguji perubahan putaran ketika beban diubah serta
dapat mengetahui hasil tegangan yang dihasilkan oleh generator
tersebut.
4. Pengambilan data dan Analisa hasil dari Alat Pengujian
Setelah semua rangkaian terpasang dan dibuat dengan baik
maka dilakukan uji coba dan pengujian pada sistem yang telah
didesain kemudian dianalisa kinerja dan efisiensinya.

1.7. Manfaat yang Didapatkan


Dengan pelaksanaan tugas akhir dengan judul “Pengukuran Open
Debit Model Triangle Weir dan Rectangle Weir dengan Dua Turbin Pada
PLTMH” maka manfaat yang didapatkan bagi:

1.7.1. Pelaksanaan Tugas Akhir


1. Menambah ilmu pengetahuan mengenai PLTMH
2. Meningkatkan daya kreatifitas untuk mebuat sebuah
Pembangkit Listrik terutama PLTMH

1.7.2. Politeknik Negeri Jakarta


1. Sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran mahasiswa/I
Teknik Konversi Energi khususnya pada materi mesin konversi
energi dan mesin fluida
4

1.7.3. Ilmu Pengetahuan


1. Sebagai bahan penelitian/pengujian pengoptimalan terhadap
kinerja PLTMH

1.8. Sistematika Penulisan Tugas Akhir


Penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari:

1. Bagian Awal
a. Halaman Sampul
b. Halaman Persetujuan
c. Halaman Pengesahan
d. Halaman Pernyataan Orisinalitas
e. Abstrak (dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris)
f. Kata Pengantar
g. Daftar Isi
h. Daftar Tabel
i. Daftar Gambar
2. Bagian Utama
a. Bab I Pendahuluan
b. Bab II Tinjauan Pustaka
c. Bab III Metodologi
d. Bab IV Hasil dan Pembahasan
e. Bab V Kesimpulan
3. Bagian Akhir
a. Daftar Pustaka
b. Lampiran
c. Riwayat Hidup Penulis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Fenomena kavitasi sering terjadi pada pompa sentrifugal, beberapa


indikator terjadinya kavitasi adalah dengan terbentuknya gelembung udara yang
kemudian pecah secara tiba-tiba, hal ini terjadi akibat perbedaan tekanan pada sisi
hisap pompa. Kavitasi dapat membuat kerusakan pada komponen terutama pada
bagian impeller dan sudu. Beberapa indikator dasar yang dapat kita ketahui
terjadinya kavitasi pada pompa adalah kebisingan suara pompa dan timbulnya
vibrasi berlebih. Bersumber dari jurnal yang berjudul “Deteksi Kavitasi pada
Pompa Sentrifugal Menggunakan Spektrum Envelope” oleh B. P. Kamiel, Semesta
Teknika, Vol. 22, Mei 2019.

Dengan metode pembuatan sistem open weir pada PLTMH, kami ingin
menganalisa besaran debit yang dapat terukur ke dalam turbin propeller. Dengan
berbagai bentuk weir antara lain triangle weir dan rectangle weir bersumber dari
jurnal yang berjudul “Prototipe Sistem Pengukuran Debit Air pada Saluran Terbuka
Berbasis V-Notch Weir dan Differential Pressure Transmitter” oleh Dadang
Rustandi, Pusat Penelitian Metrologi LIPI Tahun 2016, Vol. 40 No. 2.

Turbin propeller sendiri digunakan untuk meningkatkan optimalisasi energi


potensial pada sisi suction pompa dengan rujukan kami yaitu “Desain dan
Pembuatan Turbin Propeller” oleh Swuignyo, Ilyas Masudin, Ali Mokhtar, Khoirin
Nisa. Seminar Teknologi dan Rekayasa pada tahun 2018.

Beberapa jurnal ilmiah diatas, maka kami mendapat referensi literasi dan
tinjauan untuk menyelesaikan Tugas Akhir kami yaitu membuat weir dengan model
triangle weir dan rectangle weir dengan sistem open debit sekaligus menganalisa
kavitasi yang terjadi pada simulasi alat Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
kami.

5
6

2.1. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro


PLTMH merupakan alat pembangkit konversi yang sumber tenaganya
adalah dari aliran air namun mikrohidro itu memanfaatkan energi potensial
atau energi jatuh air untuk menggerakkan turbin air demi menghasilkan
daya dan energi dalam bentuk listrik, namun PLTMH itu sendiri memiliki
kapasitas daya yang lebih kecil ketimbang PLTA yang berkisar 0,5 kW
hingga 100 kW. (McKinney, et al., 1983)

2.2. Pompa Sentrifugal


Pompa merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan suatu
cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan
cairan tersebut. Kenaikan tekanan cairan tersebut digunakan untuk
mengatasi hambatan-hambatan pengaliran. Hambatan-hambatan pengaliran
itu dapat berupa perbedaan tekanan, perbedaan ketinggian atau hambatan
gesek. Dengan kata lain, pompa berfungsi mengubah tenga mekanis dari
suatu sumber tenaga (penggerak) menjadi tenaga kinetis (kecepatan),
dimana tenaga ini berguna untuk mengalirkan cairan (kecepatan), dimana
tenaga ini berguna untuk mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang
ada sepanjang pengaliran.

Pompa sentrifugal termasuk salah satu jenis pompa pemindah non


positip yang prinsip kerjanya mengubah energi kinetis (kecepatan) cairan
menjadi energi potensial (dinamis) melalui suatu impeller yang berputar
dalam casing ke dalam pompa tekanan dinamis. Gaya sentrifugal timbul
karena adanya gerakan sebuah benda atau partikel melalui lintasan
lengkung (melingkar). Dimana pompa jenis ini memiliki impeller yang
berfungsi untuk mengangkat fluida dari tempat yang rendah ke tempat yang
lebih tinggi. (Mustakim, 2015)
7

Gambar 2. 15 Bagian-Bagian Pompa Sentrifugal (Mustakim, 2015)

Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal:


Pompa Sentrifugal bekerja berdasarkan prinsip sentrifugal yaitu
bahwa benda yang bergerak secara melengkung akan mengalami gaya
yang arahnya keluar dari titik pusat lintasan yang melengkung tersebut.
Besarnya gaya sentrifugal yang timbul tergantung dari masa benda,
kecepatan gerak benda, dan jari-jari lengkung lintasannya. Ketika
sebuah objek benda diputar dalam gerak melingkar, benda tersebut akan
cenderung terlempar keluar dari pusat lingkaran. Satu cara untuk
menambah energi kepada fluida cair adalah dengan memutar fluida
tersebut dalam arah melingkar.
Fluida cair memasuki pompa lalu dialirkan dari suction nozzle
menuju impeller. Dalam keadaan awal masuk, fluida masih dalam
tekanan atmosfer. Daya putar dari penggerak mula (motor/turbin)
diberikan pada poros pompa untuk memutar impeller memberikan gaya
sentrifugal pada fluida. Gaya tersebut akan menggerakkan fluida
sepanjang impeller vane (baling-baling impeller) dan keluar menuju sisi
sempit dimana fluida memiliki gaya yang melawan dinding volute yang
kemudian keluar melalui discharge nozzle.
8

Karena terjadi reduksi tekanan pada saat fluida masuk, maka fluida
dialirkan ke pompa harus pada kondisi yang kontinu. Bentuk dari volute
yang semakin melebar ketika menuju discharge nozzle dari pada posisi
awal fluida memasuki volute. Ketika fluda dari impeller menabrak sisi
volute maka kecepatan dari fluida tersebut akan meningkat. Percepatan
yang terjadi pada kondisi ini sangat berhubungan dengan energi
kinetiknya. Kemudian bentuk volute yang lebar pada posisi keluar
fluida dari impeller akan memperlambat gerakan dari fluida. Sesaat
ketika fluida mencapai poisisi akhir volute, energi kinetik akan
ditransformasikan menjadi tekanan. Tekanan ini lah yang akan
menggerakkan fluida keluar dari pompa melalui discharge nozzle yang
kemudian mengalir menuju pipa keluaran.

Gambar 2. 16 Ilustrasi Kerja Pompa Sentrifugal

2.3. Pompa Sentrifugal Sebagai Turbin


Pompa sentrifugal yang bekerja secara terbalik dapat digunakan sebagai
energi pemulihan. Proses ini dinamakan HPRT atau Hydraulic Power
Recovery Turbine. Pompa sentrifugal dapat mengubah energi aliran air
menjadi energi mekanik jika arah rotasi dan alirannya dibalik. Dalam
operasi turbin, tekanan di nozzel saluran masuk lebih tinggi daripada di
nozzel keluaran. Volute menyalurkan aliran fluida air ke diameter luar
blade runner. Jadi, nozzel keluaran (discharge) pompa menjadi nozzel
9

saluran masuk ke turbin, sedangkan nozzel hisap (suction) pompa menjadi


saluran keluaran turbin (saluran buang).

Gambar 2. 17 Arah rotasi dan aliran pada pompa sebagai turbin (Denny, 2009)

Gambar 2. 18 Segitiga kecepatan pompa (kanan) dan turbin (kiri) (Denny, 2009)

Keterangan:

U = Kecepatan aktual

W = Kecepatan Relatif

C = Kecepatan Mutlak

Kecepatan aktual yaitu kecepatan air masuk pompa secara vector


untuk mengetahui kecepatan mutlak maka kecepatan air masuk
dikurangi kecepatan Relatif.
10

Prinsip kerja pompa sentrifugal menjadi turbin memiliki


kemiripan dengan jenis turbin reaksi yaitu turbin francis. Secara
Matematis, efisiensi pompa dan efisiensi turbin dapat dihitung dengan
rumus:

Diketahui Daya Hidrolik ialah: (Sihombing, 2009)

𝑃ℎ = 𝑄 × 𝑔 × 𝜌 × 𝐻 [Watt] (2.1)

Diketahui Daya Poros ialah: (Sihombing, 2009)

𝑃𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠 = 𝜏 × 𝜔

2𝜋𝑛
𝑃𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠 = 𝑚 × 𝑔 × 𝐿 × [Watt] (2.2)
60

Sehingga untuk mencari efisiensi pompa ialah persamaan 2.1


dibagi dengan persamaan 2.2 (Muhammad, Ramadhan, Vico, &
Windah, 2018)

𝑃ℎ𝑖𝑑𝑟𝑜𝑙𝑖𝑘
𝜂𝑃𝑜𝑚𝑝𝑎 = × 100% [%] (2.3)
𝑃𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠

Sedangkan untuk mencari efisiensi turbin ialah persamaan 2.2


dibagi dengan persamaan 2.1 (Muhammad, Ramadhan, Vico, &
Windah, 2018)

𝑃𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠
𝜂𝑇𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛 = × 100% [%] (2.4)
𝑃ℎ𝑖𝑑𝑟𝑜𝑙𝑖𝑘

Dengan:

Ph = Daya hidrolik [Watt]

Q = kapasitas fluida [m3/s]

ρ = Masa Jenis fluida [kg/m3]

g = Percepatan Gravitasi [m/s2]

H = Head [mH2O]

τ = Torsi [Nm]
11

𝜔 = Kecepatan sudut [rad/s2]

g = Percepatan Gravitasi (9.81 m/s2)

l = Panjang lengan (m)

m = massa (kg)

2.4. Turbin Propeller


Turbin propeller merupakan turbin Kaplan dengan skala jauh lebih
kecil. Turbin ini termasuk dalam turbin reaksi aliran ke dalam, yang berarti
bahwa turbin bekerja karena adanya kombinasi tekanan dan pergerakan air
(fluida dinamis). Maka dari itu prinsip kerja yang digunakan pada turbin
propeller adalah Azas Bernoulli. Hukum Bernoulli merupakan hukum
kekekalan energi fluida untuk fluida ideal mengalir jumlah tekanan, energi
kinetik per satuan masa dan energi potensial per satuan masa, dengan
rumus:
1 1
𝜌𝑣12 + 𝜌𝑔𝑧1 + 𝑃1 = 2 𝜌𝑣22 + 𝜌𝑔𝑧2 + 𝑃2 (2.5)
2
𝑃1 𝑉2
1 𝑃2 𝑉2
2
+ 2𝑔 + 𝑧1 = + 2𝑔 + 𝑧2 (2.6)
𝛾 𝛾

𝑉22 −𝑉12 𝑃2 +𝑃1


(𝑧2 − 𝑧1 ) + + =0 (2.7)
2𝑔 𝛾

Untuk menghitung energi potensial:


∆𝑃𝐸 = 𝑔 (𝑍2 − 𝑍1 ) (2.8)
Untuk menghitung energi kinetik:
𝑉22 −𝑉12
∆𝐾𝐸 = 2𝑔
(2.9)

Untuk menghitung kerja aliran:

𝐹𝑤 = 𝑃2 𝑉2 − 𝑃1 𝑉1 (2.10)
12

Gambar 2. 19 Turbin Propeller Open Flume

Bagian pada turbin propeller cukup sederhana, terdapat generator


dan turbin. Turbin propeller memanfaatkan aliran fluida yang memiliki
energi kinetik dan potensial.

2.5. Efesiensi Model PLTMH


Efisiensi turbin adalah nilai keefektifan yang didapat dengan
membandingkan besar daya listrik dengan besar daya hidrolik.
Menghitung daya hidrolik (Ph), yaitu energi yang secara efektif diterima
turbin per satuan waktu, yang dinyatakan oleh: (Harvi & Ikrar H, 2017)
𝑃ℎ = 𝑄 × 𝜌 × 𝑔 × 𝐻 [Watt] (2.11)

Dengan:
Ph = Daya Hidrolik [Watt]
Q = Kapasitas Fluida [m3/s]
ρ = Massa Jenis Fluida [kg/m3]
g = Percepatan Gravitasi [m/s2]
H = Head [mH2O]
13

Daya output, daya keluaran (output) yang dihasilkan dari generator


sesuai dengan rumus dibawah ini:
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑉 × 𝐼 𝑐𝑜𝑠𝜃 [Watt] (2.12)
Dengan:
Pout = Daya Listrik [Watt]
V = Tegangan [Volt]
I = Arus [Ampere]
cosƟ = 1
Untuk mendapatkan efisiensi yang dimiliki oleh pompa
sentrifugal sebagai turbin ini dapat menggunakan persamaan:

𝑃ℎ𝑖𝑑𝑟𝑜𝑙𝑖𝑘−𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂= × 100% [%] (2.13)
𝑃ℎ𝑖𝑑𝑟𝑜𝑙𝑖𝑘

2.6. Kavitasi Pompa dan Net Positive Suction Head


Pengertian kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang
sedang mengalir, karena tekanannya turun sampai dibawah tekanan uap
jenuhnya. Ketika zat cair terhisap pada sisi isap pompa, tekanan pada
permukaan zat cair akan turun, bila tekanannya turun sampai tekanan
uap jenuhnya, maka cairan akan menguap dan membentuk gelembung
uap. Selama bergerak sepanjang impeller, kenaikan tekanan akan
menyebabkan gelembung uap pecah dan menumbuk permukaan
pompa. Jika permukaan saluran/pipa terkena tumbukan gelembung uap
tersebut secara terus menerus dalam jangka lama akan mengakibatkan
terbentuknya lubang-lubang pada dinding saluran atau sering disebut
erosi kavitasi. Pengaruh lain dari kavitasi adalah timbulnya suara
berisik, getaran dan turunnya performansi pompa. Untuk menghindari
kavitasi, kita harus memastikan bahwa tekanan di dalam pompa tetap
di atas tekanan uap. Karena tekanan paling mudah diukur (atau
diperkirakan) di saluran masuk pompa, kriteria kavitasi biasanya
ditentukan di saluran masuk pompa. Berguna untuk menggunakan
parameter aliran yang disebut head hisap positif bersih (NPSH), yang
14

didefinisikan sebagai perbedaan antara head tekanan stagnasi saluran


masuk pompa dan head tekanan uap.

𝑃 𝑉2 𝑃𝑣
NPSH = ( + ) − (2.14)
𝜌𝑔 2𝑔 𝑆𝑢𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑃𝑢𝑚𝑝 𝜌𝑔

Berhubung dengan hal tersebut maka NPSH atau Net Positive


Suction Head, dipakai sebagai ukuran keamanan pompa terhadap
kavitasi. Dibawah ini akan diuraikan dua macam NPSH, yaitu:

a. NPSHa yang tersedia


NPSH yang tersedia adalah head yang dimiliki oleh zat cair
pada sisi isap pompa, dikurangi dengan tekanan uap jenuh zat
cair ditempat tersebut. Dalam hal ini pompa yang menghisap
dari tempat terbuka dengan tekanan atmosfer pada permukaan
zat cair, NPSHa yang tersedia dapat ditulis sebagai berikut:

NPSHa = ha+ hs – 𝒉vp – 𝒉f – hi (2.15)

Dimana:

NPSHa = NPSH yang tersedia (feet)


ha = Tekanan atmosfir (feet)
𝒉vp = Tekanan uap jenuh (feet)
hs = Head isap statis (feet)
hf = Kerugian head sepanjang pipa isap (feet)
hi = Inlet head (feet)

sehingga untuk mendapatkan hf dapat menggunakan


persamaan sebagai berikut:

hf = h lf + h lm (2.16)

Dimana:

hf = Head Losses (feet)


hlf = Major Head Losses (feet)
15

hlm = Minor Head Losses (feet)

Major head losses Mayor dapat ditentukan dengan


menggunakan persamaan dari Hazen-Williams sebagai
berikut:

𝟏𝟎,𝟔𝟕×𝑸𝟏.𝟖𝟓
𝑯𝒍𝒇 = ×𝑳 (2.17)
𝑪𝟏.𝟖𝟓 ×𝒅𝟒.𝟖𝟕

Dimana:

Hlf = Kehilangan tekanan/ head loss (m)

C = Koefisien pipa (Pipa PVC, PE, PPR = 150)

Q = Debit air (m3/s)

d = Diameter pipa (mm)

L = Panjang instalasi pipa (m)

Menentukan besarnya Minor Head loss dengan


persamaan Darcy – Wisbach dengan persamaan sebagai
berikut:

𝑽𝟐
𝑯𝒍𝒎 = 𝒌 𝟐𝒈 (2.18)

Dengan keterangan:

Hlm = Kehilangan tekanan/ head loss (m)


k = Besarnya minor head loss

v = Kecepatan aliran (m/s)


g = Gaya gravitasi (m/s2)

b. NPSHr yang diperlukan


NPSHr yang diperlukan adalah NPSH minimum yang
dibutuhkan untuk membiarkan pompa bekerja tanpa
kavitasi. NPSH pompa yang diperlukan sama dengan
jumlah tekanan dinamis atau tinggi kecepatan pada
16

permukaan sudu dan semua kerugian aliran antara flens


hisap dan permukaan sudu, untuk nilai NPSHr tersedia
pada spesifikasi pabrikan pompa.
NPSHr adalah kemampuan hisap impeller yang
ditentukan oleh:
1) Diameter inlet
2) Kecepatan putar
3) Sudut inlet blade
4) Suction Inlet Approach
BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini berguna sebagai acuan dalam melakukan penelitian, sehingga
penelitian dapat berjalan dengan sistematis, tujuan tercapai, dan sesuai dengan
waktu yang di tentukan.

3.1.Flow Chart Kegiatan

1.

2. Pompa
Sentrifugal
sebagai
turbin.
3.

Gambar 3. 43 Flowchart Kegiatan

17
18

3.2.Pembuatan Model Analisa PLTMH

3.2.1. Model PLTMH

Gambar 3. 44 Design PLTMH

Keterangan Gambar:

1. Pompa 10. Motor


2. Katup 11. Bearing
3. Pipa Acrylic 12. Reservoir 1
4. Pressure Gauge 13. pipa acrylic
5. Poros 14. Pressure gauge
6. Pressure Gauge 15. Turbin propeller
7. Turbin sentrifugal 16. Reservoir 2
8. Pertinak 17. Weir
9. Flywheel
19

Gambar 3. 45 Skema PLTMH

3.3. Spesifikasi Peralatan dan Perlengkapan Model PLTMH

3.3.3 Spesifikasi Komponen Utama


1. Turbin

Gambar 3. 46 Pompa Sentrifugal yang dimodifikasi menjadi turbin

Material : Besi Cor


Diameter Impeller : 14 cm
Diameter Suction : 2 inch
Diameter Discharge : 2 inch
20

2. Generator

Gambar 3. 47 Motor induksi yang difungsikan sebagai generator

Kutub: 6
Tegangan: 220 (Y)/380 (Δ)
3. Pompa Sentrifugal

Gambar 3. 48 Pompa sebagai penghasil Head

Material : Besi cor


Diameter suction : 2 inch
Diameter Discharge :1 inch
Diameter Impeller : 5 inch
21

4. Turbin Propeller

Gambar 3. 49 Turbin Propeller

Material : Besi cor


Diameter suction : 2 inch
Diameter Discharge :1 inch
Diameter Impeller : 5 inch
5. Reservoir Tambahan

Gambar 3. 50 Kaca Bening sebagai Reservoir Tambahan

Material: Kaca
Tebal: 8 mm
22

6. Weir

Gambar 3. 51 Papan Acrylic sebagai Weir

Material: Acrylic
Tebal: 3 mm

7. Pipa acrylic

Gambar 3. 52 Pipa acrylic

Material: Acrylic
Diameter: 2 inc
23

3.4. Pengujian Alat

3.4.1 Waktu dan tempat


Pengujian bertempat di Lab Konversi Energi Politeknik
Negeri Jakarta, Depok. Pengujian dilakukan sebanyak 2 kali dengan
beban, pertama pengujian dengan rectangle weir dan yang kedua
pengujian dengan triangle weir.

3.4.2 Alat bantu perbengkelan


 Kunci Pas
 Obeng
 Tang
 Gunting
 Gerinda tangan
 Bor
 Mesin Potong
 Kikir

3.4.3 Alat ukur yang digunakan


1) Termometer
Digunakan untuk mengukur temperature air di dalam reservoir.

Gambar 3. 53 Termometer
24

2) Pressure Gauge
Digunakan untuk mengukur tekanan air.

Gambar 3. 54 Pressure Gauge

3) Stopwatch
Digunakan untuk mengukur lama waktu operasi alat PLTMH.

Gambar 3. 55 Stopwatch digital


25

4) Watt Meter
Digunakan untuk mengukur daya input pompa

Gambar 3. 56 Watt Meter

3.4.4 Bahan yang digunakan


 Pipa PVC
 Papan Acrylic
 Pipa Acrylic
 Kaca Bening
 Besi Siku
 Selang
 Roda
 Mur dan Baut
 Papan Pertinak
 Sambungan Pipa (Reducer,Elbow,Socket)

3.5. Metode Pengumpulan Data


Data yang digunakan dalam pengujian yaitu, dengan rectangle weir
dan triangle weir ini diperoleh langsung dari uji coba pengaplikasian weir,
dengan menggunakan alat-alat ukur pengujian.

3.6. Metode Pengolahan Data


Pengolahan data dilakukan dengan memasukkan data-data
pengujian ke dalam rumus-rumus empiris, yang selanjutnya hasil dari
perhitungan akan disajikan dalam tabel dan grafik.
26

3.7. Pengamatan dan Prosedur Tahap Pengujian


Parameter-parameter yang menjadi objek pengamatan dan
pengaplikasian weir ini, antara lain:
 Temperature Fluida
 Waktu Pengoperasian alat
 Aliran pada pipa acrylic

3.8. Rangkain Penguji

Gambar 3. 57 Rangkain Bintang Motor induksi Sebagai Generator

Rangkaian Pengujian motor induksi sebagai generator


menggunakan rangkain bintang. Motor induksi sebagai generator
menghasilkan tegangan AC, tegangan tersebut diuji dengan tahanan yang
divariasikan menggunakan rheostat serta alat ukur yang dipasang adalah
voltmeter dan amperemeter.

3.9. Langkah Pembuatan Alat Pengujian

3.9.1. Pembuatan Alat Pengujian


Pembuatan Alat Pengujian Pembuatan alat pengujian ini
meliputi proses sebagai berikut:
1. Pemotongan besi siku dan pengelasan besi sesuai dengan
desain rangkaian
2. Pemasangan roda sebagai alat pengendali dan penggerak
3. Pemasangan papan pertinak pada alas turbin dan generator
27

4. Pemasangan pompa, turbin, motor pada rangka


5. Pemotongan pipa sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan
6. Pemasangan pipa menggunakan sambungan pada pompa dan
turbin.
7. Pemasangan reservoir menggunakan kaca bening sebagai
alat pengukuran open debit
8. Pemotongan papan acrylic dengan model rectangle dan
triangle.
9. Pemasangan papan acrylic pada reservoir.

3.9.2. Langkah-Langkah Pengambilan data


Langkah-Langkah Pengambilan Data Prosedur pengujian
merupakan tahapan untuk melakukan pengujian alat yang telah siap
di uji. Pengujian pertama dimulai dari head terendah hingga head
tertinggi. Berikut tahapan prosedurnya:
1. Mengisi bak penampung dengan air
2. Memasang Thermometer pada Reservoir
3. Hidupkan pompa
4. Melakukan pengambilan data dengan cara mencatat
perubahan temperature selama pengoperasian alat PLTMH.
5. Lalu, amati perubahan temperature dan bentuk aliran pada
suction pompa selama pengoperasian alat PLTMH.
BAB IV
HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN

4.1.Perhitungan Kavitasi
Data didapatkan dengan menggunakan Termometer untuk
mengukur perubahan temperature dengan melihat variable waktu yang
diukur dengan stopwatch.

 NPSHa
NPSHa = ha+ hs – 𝒉vp – 𝒉f – h i
Keterangan:
NPSHa = Net Positive Suction Head Available (feet)
ha = Tekanan atmosfir (feet)
𝒉vp = Tekanan uap jenuh (feet)
hs = Head isap statis (feet)
hf = Kerugian head sepanjang pipa isap (feet)
hi = Inlet head (feet)
 Perhitungan Atmospheric Pressure
Pada tanki terbuka tekanan atmospher = 14.7 Psi dengan
nilai Spesific Gravity air sebesar = 1.
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑠𝑢𝑟𝑒 × 2.31
𝐻𝑒𝑎𝑑 =
𝑠𝑔
14.7𝑃𝑠𝑖 × 2.31
𝐻𝑒𝑎𝑑 =
1
𝐻𝑒𝑎𝑑 = 34 𝑓𝑒𝑒𝑡
 Pehitungan Tekanan uap air
Kondisi air pada temperatur 32.9 ºC memiliki tekanan =
0.6982 Psi.
0.6982 × 2.31
𝐻𝑒𝑎𝑑 =
1

28
29

𝐻𝑒𝑎𝑑 = 1.613 feet


 Perhitungan Head Losses
Hf = Hlf + Hlm

Menghitung Hlf (Mayor Losses) dengan


menggunakan persamaan Hazen-Williams, dimana dengan
koefisien pipa PVC = 150 dan panjang Instalasi pipa L =
1.875 m.

10,67 × 𝑄1.85
𝐻𝑙𝑓 = ×𝐿
𝐶 1.85 × 𝑑 4.87

10,67 × 0.0061.85
𝐻𝑙𝑓 = × 1.875
1501.85 × 0.064.87

𝐻𝑙𝑓 = 0.130 𝑚

Menghitung Hlm (Minor Losses) dengan


menggunakan persamaan Darcy – Wisbach, dimana terdapat
4 short radius elbow dengan k = 0.9

𝑉2
𝐻𝑙𝑚 = (𝒌 𝑒𝑙𝑏𝑜𝑤)
2𝑔

2.0872
𝐻𝑙𝑚 = [(4 × 0.9)]
2 × 9.81

2.0872
𝐻𝑙𝑚 = (5.6)
2 × 9.81
𝐻𝑙𝑚 = 0.799𝑚

Maka nilai Hf (Head Losses) adalah sebagai berikut:

Hf = Hlf + Hlm

Hf = 0.130 + 0.799

Hf = 0.929 m
30

Hf = 3.047 feet

 Perhitungan nilai NPSHa


Mempunyai Nilai NPSHr dari spesifikasi pompa
sebesar 3 m = 9,84 feet.

NPSHa = ha+ hs – 𝒉vp – 𝒉f – h i

𝑁𝑃𝑆𝐻𝑎 = 34 + 0.918 − 1.613 − 3.047 − 0

𝑁𝑃𝑆𝐻𝑎 = 30.26 𝑓𝑒𝑒𝑡

NPSHa > NPSHr

Tabel 4. 1 Perhitungan kavitasi dengan turbin sentrifugal


Perhitungan Kavitasi
Daya
Atmospheric P Uap Head Head
No. Input Temperatu NPSH
Pressure Air Loss Static
Pompa re air (ºC) a
(Feet) (Feet) (Feet) (Feet)
(watt)
1. 2880 32.2 34 1.613 3.047 0.918 30.26
2. 2880 33.2 34 1.709 3.047 0.918 30.16
3. 2880 33.8 34 1.767 3.047 0.918 30.10
4. 2880 34.6 34 1.843 3.047 0.918 30.03

5. 2880 35.5 34 1.938 3.047 0.918 29.93


6. 2880 36.1 34 2.003 3.047 0.918 29.87
7. 2880 36.8 34 2.081 3.047 0.918 29.79

8. 2880 37.6 34 2.169 3.047 0.918 29.70


9. 2880 38.1 34 2.229 3.047 0.918 29.64
10. 2880 38.6 34 2.231 3.047 0.918 29.64
31

Tabel 4. 2 Perhitungan kavitasi dengan turbin propeller


Perhitungan Kavitasi
No Daya Input Atmospheric Head Head
Temperatu P uap air NPSH
. Pompa Pressure loss Static
re air (ºC) (feet) a
(watt) (feet) (feet) (Feet)

1. 2880 29.5 34 1.384 3.047 0.918 30.49


2. 2880 30.5 34 1.469 3.047 0.918 30.40
3. 2880 31.6 34 1.562 3.047 0.918 30.31
4. 2880 32.2 34 1.592 3.047 0.918 30.28
5. 2880 32.8 34 1.670 3.047 0.918 30.20
6. 2880 33.6 34 1.746 3.047 0.918 30.12

7. 2880 34.2 34 1.804 3.047 0.918 30.07


8. 2880 34.9 34 1.873 3.047 0.918 30.00
9. 2880 35.4 34 1.927 3.047 0.918 29.94

10. 2880 36 34 1.994 3.047 0.918 29.88

Tabel 4. 3 Perhitungan Kavitasi dengan turbin sentrifugal dan turbin propeller


Perhitungan Kavitasi
Daya
Input Atmospheric P uap Head Head
No. Temperature
Pressure air loss Static NPSHa
Pompa air (ºC)
(feet) (feet) (feet) (Feet)
(watt)

1. 2880 32.9 34 1.679 3.047 0.918 30.19

2. 2880 33.9 34 1.776 3.047 0.918 30.09


3. 2880 34.7 34 1.853 3.047 0.918 30.02
4. 2880 35.5 34 1.938 3.047 0.918 29.93

5. 2880 36.3 34 2.026 3.047 0.918 29.85


6. 2880 37.3 34 2.137 3.047 0.918 29.73
7. 2880 38.5 34 2.287 3.047 0.918 29.58

8. 2880 39.9 34 2.472 3.047 0.918 29.40


9. 2880 40.5 34 2.562 3.047 0.918 29.31
10. 2880 41.1 34 2.643 3.047 0.918 29.23
32

4.2. Grafik Analisa Data

4.2.1 Grafik Hubungan Temperatur Terhadap NPSHa yang


Terjadi Pada Turbin Sentrifugal

Pengaruh Temperature pada NPSHa Pada


Turbin Sentrifugal
40 30.40
30.30
38 30.20
Temperature (ºC)

30.10

NPSHa (feet)
36 30.00
29.90
34
29.80 Temperature
32 29.70
29.60 NPSHa
30 29.50
Cavitation Increases 29.40
28 29.30
3 menit 9 menit 15 menit 21 menit 27 menit
Waktu (menit)

Gambar 4. 1 Grafik hubungan Temperatur terhadap NPSHa yang terjadi pada turbin sentrifugal

Berdasarkan grafik diatas, dapat kita lihat hasil perhitungan dari


nilai NPSHa pada saat turbin sentrifugal dipasang pada sisi discharge
pompa. Dimana nilai NPSHa pada 3 menit pertama yaitu 30.26 feet.
Dan pada menit 30 nilai NPSHa yaitu 29.64 feet. Dan di dapatkan
bahwa nilai NPSHa semakin turun setiap menitnya akibat kenaikan
temperatur air yang menyebabkan meningkatnya tekanan saturasi air.
Penurunan nilai NPSHa sebesar 2.04% selama 30 menit pada simulasi
PLTMH ini yang membuat nilai kavitasi bertambah.
33

4.2.2 Grafik Hubungan Temperatur Terhadap NPSHa yang


Terjadi Pada Turbin Propeller

Pengaruh Temperature pada NPSHa Pada


Turbin Propeller
40 30.60
35 30.50
Temperatur (˚C )

30.40
30 30.30

NPSHa (feet)
25 30.20
20 30.10
30.00
15 29.90
29.80 Temperature
10
29.70 NPSHa
5 Cavitation Increases
29.60
0 29.50

Waktu (menit)

Gambar 4. 2 Grafik hubungan Temperatur terhadap NPSHa yang terjadi pada turbin
propeller

Berdasarkan grafik diatas, dapat kita lihat hasil perhitungan dari


nilai NPSHa pada saat turbin propeller dipasang pada sisi suction
pompa. Dimana nilai NPSHa pada 3 menit pertama yaitu 30.49 feet.
Dan pada menit 30 nilai NPSHa yaitu 29.88 feet. Dan di dapatkan
bahwa nilai NPSHa semakin turun setiap menitnya akibat kenaikan
temperatur air yang menyebabkan meningkatnya tekanan saturasi
air. Penurunan nilai NPSHa sebesar 2% selama 30 menit pada
simulasi PLTMH ini yang membuat nilai kavitasi bertambah.
34

4.2.3 Grafik Hubungan Temperatur Terhadap NPSHa yang


Terjadi Pada Turbin Sentrifugal Dan Propeller

Pengaruh Temperature pada NPSHa Pada


Turbin Propeller & Sentrifugal
45 30.40
40 30.20
35 30.00
Temperatur (˚C )

NPSHa (feet)
30 29.80
25 29.60
20 29.40
15 29.20 Temperature
10 Cavitation Increases
29.00
5 28.80 NPSHa
0 28.60

Waktu (menit)

Gambar 4. 3 Grafik hubungan Temperatur terhadap NPSHa yang terjadi pada turbin
sentrifugal dan propeller
Berdasarkan grafik diatas, dapat kita lihat hasil perhitungan dari
nilai NPSHa pada saat turbin sentrifugal dan turbin propeller
dipasang secara bersamaan. Dimana nilai NPSHa pada 3 menit
pertama yaitu 30.19 feet. Dan pada menit 30 nilai NPSHa yaitu
29.23 feet. Dan di dapatkan bahwa nilai NPSHa semakin turun
setiap menitnya akibat kenaikan temperatur air yang menyebabkan
meningkatnya tekanan saturasi air. Penurunan nilai NPSHa sebesar
3.17% selama 30 menit pada simulasi PLTMH ini yang membuat
nilai kavitasi bertambah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan
1. Fenomena kavitasi pada alat rancang bangun PLTMH akibat
pengaruh kenaikan nilai temperatur fluida selama pengoperasian alat
yang berpengaruh terhadap turunnya nilai NPSH. Penurunan nilai
NPSHa tertinggi pada saat pemakaian dual turbin yaitu sebesar 3,17
%. Dimana pada saat turbin sentrifugal saja sebesar 2.04 % dan pada
turbin propeller sebesar 2 %.

5.2.Saran
1. Memperbesar reservoir utama agar titik jatuh air oleh weir tidak
langsung masuk kedalam suction pompa sehingga dapat mengurangi
udara yang masuk ke dalam pompa.

2. Tunggu beberapa menit setelah pompa di nyalakan, hingga putaran


pompa menjadi stabil dan udara yang terjebak di pipa bisa keluar dan
data yang diambil bisa lebih maksimal.

3. Periksa kekencangan baut agar menghindari terjadinya miss alignment.

4. Jika putaran turbin sentrifugal turun tetapi pompa bekerja secara


normal, sebaiknya periksa alignment pada poros. Jika belum teratasi
maka cek sudu-sudu turbin.

5. Periksa pemasangan kabel input pompa agar putaran pompa tidak


terbalik.

6. Teliti dalam mengambil data, agar di dapatkan data yang lebih aku

35
36

DAFTAR PUSTAKA

[1] Harvi, & Ikrar H. (2017). Potensi PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro) di Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang Jawa Timur.
Jurnal Reka Buana.
[2] Johann, F. G. (2010). Centrifugal Pumps. Switzerland.
[3] Kamiel, B. P., Nasaka, D. A., Riyanta, B., & Asyartul, A. (2019). Deteksi
Kavitasi Pada Pompa Sentrifugal Menggunakan Spektrum Getaran dan
Spektrum Envelope. Semesta Teknika.
[4] Mahalla, Suharyanto, & S., M. B. (2013). Evaluasi Kinerja IMAG
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Cokro Tulung Kabupaten Klaten.
Jurnal Media ELektrik.
[5] McKinney, J. D., Warnic, C. C., Bradley, B., Dodds, J., McLaughlin, T. B.,
Miller, C. L., . . . Rinehart, B. N. (1983). Microhydro Power Handbook.
Idaho: Technical Information Center U.S. Departement Of Energy.
[6] Mustakim. (2015). Pengaruh Kecepatan Sudut Terhadap Efisiensi Pompa
Sentrifugal Jenis Tunggal. Jurnal Teknik Mesin, Universitas
Muhammadiyah Metro.
[7] Sihombing, E. S. (2009). Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air
Terapung Pada Aliran Sungai . Jurnal Universitas Sumatera Utara .
[8] Suwignyo, Masudin, I., Mokhtar, A., & Nissa, K. (2018). Desain dan
Pembuatan Turbin Propeller. Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa
(SENTRA).
LAMPIRAN

Lampiran 1: Dokumentasi
(Lanjutan)
Lampiran 2: Riwayat Hidup Penulis

1. Nama : Baihaqi Aria Rangga Putra Tresna


NIM :1217020012
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 15 Juni 1999
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jl. Penggilingan No.199 RT.011/008,
Kec. Cakung, Jakarta Timur
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
No. Handphone : 085779760991
Email : baihaqiariasss@gmail.com

2. Nama : Febrianto Wibowo


NIM : 1217020022
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta,25 Februari 1999
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jl.Cipinang jagal no 36 RT01/RW16
Jakarta Timur
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
No. Handphone : 081283629138
Email : febrianto.wbw@gmail.com

3. Nama : Vira Oktaviani


NIM : 1217020035
Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 30 Oktober 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Salak 4 No. 2 Blok AA6 RT 005/014 PSP
Tapos-Depok, Jawa Barat
Agama : Islam
(Lanjutan)
Kewarganegaraan : Indonesia
No. Handphone : 085711337119
Email : viraoktaviani88@gmail.com

4. Nama : Wardan Syahrul Ramdan


NIM : 1217020036
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 19 Desember 1998
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Arteri Al-Falah 2 RT 004 RW 008 No. 39
Jakarta Barat
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
No. Handphone : 0895339552406
Email : wardan.ramdan@gmail.com
Lampiran 3: Desain Alat
Lampiran 4: Fenomena Kavitasi
Lampiran 5: Data Tugas Akhir PLTMH Tahun 2019

Data hasil pengukuran data turbin sentrifugal pada katup terbuka penuh dengan beban rangkaian
lampu
Data Pengukuran
No. Tekanan Debit Putaran Tegangan Arus
Frekuensi [Hz]
[mH2O] [m3/s] [rpm] [V] [A]
1 12.75 0.006 415 3 1.72 20.36
2 12.75 0.006 421 18 1.5 20.38
3 12.75 0.006 433 33 1.36 20.97
4 12.75 0.006 445 39 1.3 21.51
5 12.75 0.006 462 45 1.24 22.25
6 12.75 0.006 477 54 1.14 23.04
7 12.75 0.006 490 57 1.1 23.62
8 12.75 0.006 501 60 1.06 24.20
9 12.75 0.006 510 66 1.02 24.69
10 12.75 0.006 520 69 0.98 25.09

Data hasil pengukuran data turbin propeller pada katup terbuka penuh dengan beban rangkaian
lampu
Data Pengukuran
No. Tekanan Debit Putaran Tegangan Arus
Frekuensi [Hz]
[mH2O] [m3/s] [rpm] [V] [A]
1 210.1302 0.006 326 1.6 0.4 10.4
2 210.1302 0.006 375 5 0.37 10.6
3 210.1302 0.006 496 9.6 0.35 13.6
4 210.1302 0.006 432 13 0.35 14.5
5 210.1302 0.006 500 14 0.33 16.65
6 210.1302 0.006 460 15.6 0.32 15.6
7 210.1302 0.006 495 18 0.33 16.65
8 210.1302 0.006 509 19 0.32 18.3
9 210.1302 0.006 816 21 0.31 20.1
10 210.1302 0.006 1037 22.4 0.31 20.6

Data hasil pengukuran data turbin sentrifugal dan sisi suction dibebani turbin propeller pada katup
terbuka penuh dengan beban rangkaian lampu
Data Pengukuran
No. Tekanan Debit Putaran Tegangan Arus
Frekuensi [Hz]
[mH2O] [m3/s] [rpm] [V] [A]
1 9.69 0.006 343.5 9 1.36 19.77
2 9.69 0.006 412.6 18 1.24 20.16
3 9.69 0.006 426.4 27 1.18 20.69
4 9.69 0.006 552.2 27 1.12 21.32
5 9.69 0.006 448.9 39 1.10 21.87
6 9.69 0.006 467.2 45 1.04 22.56
7 9.69 0.006 478.3 48 1.02 23.63
8 9.69 0.006 654.0 54 0.98 29.61
9 9.69 0.006 503.5 57 0.96 30.31
10 9.69 0.006 825.0 63 0.92 37.35

Data hasil pengukuran data turbin propeller dan turbin sentrifugal dibebani, pada katup terbuka
penuh dengan beban rangkaian lampu
Data Pengukuran
No. Tekanan Debit Putaran Tegangan Arus
Frekuensi [Hz]
[mH2O] [m3/s] [rpm] [V] [A]
1 4.08 0.006 790 1.4 0.53 13.17
2 4.08 0.006 886 6.8 0.5 16.98
3 4.08 0.006 960 11 0.48 18.74
4 4.08 0.006 1035 13.6 0.48 20.46
5 4.08 0.006 725 15.2 0.47 22
6 4.08 0.006 625 18 0.45 23.23
7 4.08 0.006 1200 21 0.44 24.14
8 4.08 0.006 2000 24.4 0.43 28
9 4.08 0.006 1900 26 0.4 28.2
10 4.08 0.006 2000 28 0.39 28.9

Perhitungan PLTMH
Perhitungan PLTMH
No. Daya
Daya Poros Effisiensi Effisiensi Total
Data Listrik
[Watt] Turbin [%] [%]
[Watt]
1 5.320 5.16 0.709 0.688
2 27.835 27 3.709 3.598
3 46.268 44.88 6.165 5.980
4 52.268 50.7 6.965 6.756
Turbin
5 Sentrifugal 57.526 55.8 7.665 7.435
6 katup Terbuka 63.464 61.56 8.457 8.203
Penuh
7 64.639 62.7 8.613 8.355
8 65.567 63.6 8.737 8.475
9 69.402 67.32 9.248 8.970
10 69.711 67.62 9.289 9.010
11 0.660 0.64 0.314 0,306
12 1.907 1.85 0.908 0.880
13 3.464 3.36 1.648 1.599
14 4.691 4.55 2.232 2.165
15 Turbin 4.763 4.62 2.267 2.199
Propeller
16 5.146 4.992 2.449 2.376
katup Terbuka
17 Penuh 6.124 5.94 2.914 2.827
18 6.268 6.08 2.983 2.893
19 6.711 6.51 3.194 3.098
20 7.159 6.944 3.407 3.305
21 12.619 12.24 2.212 2.146
22 23.010 22.32 4.034 3.913
23 32.845 31.86 5.759 5.586
24 Turbin 31.175 30.24 5.466 5.3020
Sentrifugal
25 (Sentrifugal + 44.227 42.9 7.754 7.5217
26 Propeller) 48.247 46.8 8.459 8.205
katup Terbuka
27 Penuh 50.474 48.96 8.850 8.584
28 54.557 52.92 9.565 9.278
29 56.412 54.72 9.891 9.594
30 59.753 57.96 10.476 10.162
31 0.765 0.92 0.395 0.383
32 3.505 1.8 0.773 0.750
33 5.443 3.01 1.292 1.253
34 Turbin 6.730 4.1 1.760 1.707
Propeller
35 (Sentrifugal + 7.365 5.33 2.288 2.219
36 Propeller) 8.351 5.85 2.511 2.436
katup Terbuka
37 Penuh 9.526 6.84 2.936 2.848
38 10.816 7.4 3.177 3.081
39 10.722 8.14 3.494 3.390
40 11.258 7.7 3.306 3.206

Data efisiensi dual turbin pada katup terbuka penuh


Perhitungan Effisiensi Total
No. Daya
Effisiensi Total
Hidrolik Daya Output Total [Watt]
[%]
[Watt]
1 570.353 13.16 2.307
2 570.353 24.12 4.229
3 570.353 34.87 6.114
4 570.353 34.34 6.021
5 570.353 48.23 8.456
6 570.353 52.65 9.231
7 570.353 55.8 9.783
8 570.353 60.32 10.576
9 570.353 62.86 11.021
10 570.353 65.66 11.512

Data efisiensi dual turbin pada saat katup terbuka setengah


Perhitungan Effisiensi Total
No. Daya
Effisiensi Total
Hidrolik Daya Output Total [Watt]
[%]
[Watt]
1 560.347 7.6 1.356
2 560.347 18.606 3.320
3 560.347 27.62 4.929
4 560.347 33.648 6.005
5 560.347 34.72 6.196
6 560.347 41.06 7.328
7 560.347 42.56 7.595
8 560.347 44.772 7.990
9 560.347 48.22 8.605
10 560.347 50.02 8.927
Lampiran 6: Data Pengujian Tanpa Flywheel (Tahun 2018)
Perhitungan Daya Listrik

No Arus Daya Listrik


Tegangan [V]
[A] [Watt]

1 152 0 0
2 121 0,32 38,72
3 96 0,52 49,92
4 77 0,75 57,75
5 61 0,9 54,9
6 50 0,93 46,5
7 40 1 40
8 33 1,08 35,64

Anda mungkin juga menyukai