Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BAHASA INDONESIA

KALIMAT EFEKTIF

Disusun Oleh:

Audrey Natanael (2052011079)

Aura Earlyani (2052011119)

Mella Sabrina Maharani (2012011275)

M. Akbar Shidieq (2012011099)

M. Daffa Anasta Nur (2012011275)

UNIVERSITAS LAMPUNG

JURUSAN ILMU HUKUM

2020/2021
Kata Pengantar

Kata Pengantar Puji syukur kita hantarkan kepada Allah SWT yang mana atas
berkat dan pertolongan-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat
serta salam senantiasa saya haturkan kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad
SAW yang selalu kita harapkan syafa’atnya di hari kiamat nanti. Makalah ini kami
buat dalam rangka untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman mengenai
KALIMAT EFEKTIF dengan harapan agar para mahasiswa bias lebih
memperdalam pengetahuan tentang KALIMAT EFEKTIF. Makalah ini juga dibuat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia tentang KALIMAT EFEKTIF.
Dengan segala keterbatasan yang ada penulis telah berusaha dengan segala daya
dan upaya guna menyelesaikan makalah ini.
Daftar Isi

Daftar Isi --------------------------------------------------------------------------- 1

BAB 1 Pendahuluan -------------------------------------------------------------- 2

A. Latar belakang --------------------------------------------------------------- 2


B. rumusan Masalah ------------------------------------------------------------ 2
C.Tujuan Penulisan ------------------------------------------------------------- 3
BAB 2 Pembahasan -------------------------------------------------------------- 3
A. Pengertian Kalimat Efektif ------------------------------------------------ 3
B. Ciri-Ciri Kalimat Efektif --------------------------------------------------- 4
C. Unsur-Unsur kalimat Efektif ---------------------------------------------- 5
BAB 3 penutupan ----------------------------------------------------------------- 9
A. Kesimpulan ------------------------------------------------------------------ 9
B. Saran -------------------------------------------------------------------------- 9
Daftar Pustaka --------------------------------------------------------------------- 10

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa adalah alat untuk bekomunikasi yang digunakan manusia dengan


sesama anggota mansyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahsa itu berisi pikiran,
keinginan , atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahsa yang
digunakan itu hendaknya dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang
dipirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengan atau
pembaca.kalimat yang dapat mencapai sasarannya dengan baik disebut dengan
kalimat efektif.

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan


pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat
pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat
memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang
dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu
tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami
apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat
mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan
harus lengkap. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh
dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu
dimunculkan. Kelengkapan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan
komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Kalimat Efektif ?


2. Bagaimanakah Ciri–ciri Kalimat Efektif ?
3. Apa saja Unsur-unsur Kalimat Efektif ?

2
C. Tujuan masalah

1. Untuk mengetahui Pengertian Kalimat Efektif.


2. Untuk mengetahui Ciri–ciri Kalimat Efektif.
3. Untuk mengetahui Unsur-unsur Kalimat Efektif.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat Efektif

Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan


sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran,
keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang
digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang
dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau
pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan
kalimat efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-
kaidah yang berlaku, seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat
(subjek dan predikat); memperhatikan ejaan yang disempurnakan;serta cara
memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat. kalimat yang memenuhi kaidah-
kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar. Kalimat
efektif merupakan kunci penentu yang menjembatani efektifitas bahasa. Pada
intinya, kalimat efektif tidak akan menimbulkan salah faham atau perbedaan
pengertian antara pembicara atau penuis atau pendengar atau pembaca. Oleh karena
itu kalimat efektif harus dapat mengungkapkan gagasan pembicara atau penulis
secara tepat.

3
B. Ciri–ciri Kalimat Efektif

1. Memiliki Kesatuan Gagasan


Kalimat efektif hanya mengandung satu gagasan atau ide. Agar pembaca
tidak kebingungan dalam menelaah arti dari sebuah kalimat yang ingin
disampaikan penulis.
2. Kesepadanan
Kesepadanan ialah keseimbangan antara gagasan atau pemikiran
menggunakan struktur bahasa dalam sebuah kalimat. Kesepadanan dalam
sebuah kalimat efektif ditandai dengan memperlihatkan kesatuan gagasan
dan pikiran. Berikut ciri kalimat yang memiliki kesepadanan:
• Punya subjek dan predikat yang jelas.
• Kata depan tidak berada di depan subjek.
• Konjungsi intrakalimat tidak digunakan dalam kalimat tunggal.
• Predikat tidak boleh menggunakan konjungsi 'yang' di depannya.
3. Sejajar
Maksudnya ialah kalimat efektif harus memiliki kesamaan bentuk kata atau
makna yang dipakai dalam kalimat. Hal yang diartikan kesamaan bentuk
kata adalah ketika kata pertama berbentuk verba, maka berikutnya harus
berbentuk verba. Tapi, apabila kata pertama berbentuk nomina, maka kata
berikutnya juga harus berbentuk nomina.
4. Hemat
Ciri terpenting kalimat efektif ialah tidak menggunakan kata atau frasa yang
tidak diperlukan. Hal ini dilakukan untuk menghindari pemborosan kata
yang menjadikan kalimat tidak efektif. Caranya dengan menghindari unsur-
unsur atau pengertian, sinonim dalam sebuah kalimat majemuk.
5. Logis
Selain itu, kalimat efektif juga harus logis, mudah dimengerti, mudah
diterima, dengan akal sehat sesuai dengan kaidah EYD dan KBBI.
6. Cermat
Kalimat efektif juga harus ditulis dengan cermat, tepat, sehingga tidak
menimbulkan penafsiran ganda atau kerancuan dalam kalimat. Selain itu,

4
hindari mengulangi kata-kata yang sama yang tidak ditujukan untuk sebuah
penekanan.
7. Variasi
Meskipun harus lugas, jelas, dan tidak boros kata, tapi kalimat efektif juga
harus menggunakan kata yang bervariasi dan tidak monoton. Gunakan salah
satu sinonim pada kata untuk memperkaya kosa kata dalam kalimat.

C. Unsur-unsur Kalimat Efektif

Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa
Indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata dalam kalimat,
yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket).
Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni
subjek dan predikat. Unsur yang lain (objek, pelengkap, dan keterangan) dalam
suatu kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.

A. Subjek (S)
Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok
(benda), sesuatu hal, suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok
pembicaraan.Subjek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda (nominal),
klausa, atau frasa verbal. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh sebagai
berikut ini:
• Ayahku sedang melukis.
• Meja direktur.
• Yang berbaju batik dosen saya.
• Berjalan kaki menyehatkan badan.
• Membangun jalan layang sangat mahal.

Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat di atas adalah S. Dalam bahasa
Indonesia, setiap kata, frasa, klausa pembentuk S selalu merujuk pada benda
(konkret atau abstrak).

Selain ciri di atas, S dapat juga dikenali dengan cara bertanya dengan
memakai kata tanya siapa (yang)… atau apa (yang)… kepada P. Kalau ada

5
jawaban yang logis atas pertanyaan yang diajukan, itulah S. Jika ternyata
jawabannya tidak ada dan atau tidak logis berarti kalimat itu tidak
mempunyai S. Inilah contoh “kalimat” yang tidak mempunyai S karena
tidak ada/tidak jelas pelaku atau bendanya.

a. Bagi siswa sekolah dilarang masuk.


b. Di sini melayani obat generic.
c. Memandikan adik di pagi hari.

Contoh (a) sampai (c) belum memenuhi syarat sebagai kalimat karena tidak
mempunyai S. Kalau ditanya kepada P, siapa yang dilarang masuk pada
contoh (a) siapa yang melayani resep pada contoh (b) dan siapa yang
memandikan adik pada contoh (c), tidak ada jawabannya. Kalaupun ada,
jawaban itu terasa tidak logis.

B. Predikat (P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan)
apa atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda di
dalam suatu kalimat). Selain memberitahu tindakan atau perbuatan subjek
(S), P dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jatidiri S.
Termasuk juga sebagai P dalam kalimat adalah pernyataan tentang jumlah
sesuatu yang dimiliki oleh S. predikat dapat juga berupa kata atau frasa,
sebagian besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia,
nomina, atau frasa nominal. Perhatikan contoh berikut:
a. Ibu sedang tidur siang.
b. Putrinya cantik jelita.
c. Kota Jakarta dalam keadaan aman.
d. Kucingku belang tiga.
e. Robby mahasiswa baru.

Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat di atas adalah P. Kelompok kata
sedang tidur siang pada kalimat (a) memberitahukan apa yang sedang ibu
lakukan, cantik jelita pada kalimat (b) memberitahukan bagaimana putrinya,

6
dalam keadaan aman pada kalimat (c) memberitahukan situasi kota Jakarta,
belang tiga pada kalimat (d) memberitahukan ciri kucingku, mahasiswa baru
pada kalimat (e) memberitahukan status Robby.

Berikut ini contoh kalimat yang tidak memiliki P karena tidak ada kata-kata
menunjuk pada perbuatan, sifat, keadaan, ciri, atau status pelaku atau
bendanya.

a. Adik saya yang gendut lagi lucu itu.


b. Kantor kami yang terletak di Jln. Gatot Subroto.
c. Bandung yang terkenal kota kembang.

Walaupun contoh (a), (b), (c) ditulis persis seperti lazimnya kalimat normal,
yaitu diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, namun
di dalamnya tidak ada satu kata pun yang berfungsi sebagai P. Karena tidak
ada informasi tentang tindakan, sifat, atau hal lain yang dituntut oleh P,
maka contoh (a), (b), (c) tidak mengandung P. Karena itu, rangkaian kata-
kata yang cukup panjang pada contoh (a), (b), (c) itu belum merupakan
kalimat, melainkan baru merupakan kelompok kata atau frasa.

C. Objek (O)
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. objek pada umumnya
diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa.Letak O selalu di belakang P
yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O,
seperi pada contoh di bawah ini.
• Nurul menimang …
• Arsitek merancang …
• Juru masak menggoreng …
Verba transitif menimang, merancang, dan menggoreng pada contoh
tersebut adalah P yang menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang akan
melengkapi P pada ketiga kalimat itulah yang dinamakan objek.
Jika P diisi oleh verba intransitif, O tidak diperlukan.Itulah sebabnya sifat O
dalam kalimat dikatakan tidak wajib hadir.Verba intransitive mandi, rusak,

7
pulang yang menjadi P dalam contoh berikut tidak menuntut untuk
dilengkapi.
• Nenek mandi.
• Komputerku rusak.
• Tamunya pulang.
Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi S jika kalimatnya
dipasifkan.Perhatikan contoh kalimat berikut yang letak O-nya di belakang
dan ubahan posisinya bila kalimatnya dipasifkan.
• Martina Hingis mengalahkan Yayuk Basuki (O)
• Yayuk Basuki (S) dikalahkan oleh Martina Hingis.
• Orang itu menipu adik saya (O)
• Adik saya (S) ditipu oleh orang itu.

D. Keterangan (ket)
Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal
mengenai bagian kalimat yang lainnya.Unsur Ket dapat berfungsi
menerangkan S, P, dan O.Posisinya bersifat bebas, dapat di awal, di tengah,
atau di akhir kalimat.Pengisi Ket adalah frasa nominal, frasa preporsisional,
adverbia, atau klausa.

8
BAB 3

Penutupan

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif merupakan
kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas maknanya, dan mudah dipahami
oleh pendengar atau pembaca. Suatu kalimat dapat dikatakan kalimat efektif apabila
memiliki beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu, Mudah dipahami oleh
pendengar atau pembacanya, Tidak menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan
maksud dari sang penulis, Menyampaikan pemikiran penulis kepada pembaca atau
pendengarnya dengan cepat, dan Sistematis tidak bertele-tele.

B. Saran
Demikianlah penulisan makalah ini oleh kami, mungkin makalah ini belum
sempurna dalam segi materi, penulisan, dan ejaan kami. Kami menerima keritik dan
saran para pembaca agar kami dapat membuat makalah dengan lebih baik lagi.

Kami sebagai penulis berharap setelah kalian para pembaca membaca makalah
kami, kalian dapat mengerti tentang kalimat efektif dan dapat menggunakannya
dalam kehidupan kalian.

9
Daftar Pustaka

https://www.suara.com/news/2020/12/07/070222/7-ciri-kalimat-
efektif?page=all
https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat_efektif
https://www.dosenpendidikan.co.id/kalimat-efektif/

10

Anda mungkin juga menyukai