KALIMAT EFEKTIF
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020/2021
Kata Pengantar
Kata Pengantar Puji syukur kita hantarkan kepada Allah SWT yang mana atas
berkat dan pertolongan-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat
serta salam senantiasa saya haturkan kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad
SAW yang selalu kita harapkan syafa’atnya di hari kiamat nanti. Makalah ini kami
buat dalam rangka untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman mengenai
KALIMAT EFEKTIF dengan harapan agar para mahasiswa bias lebih
memperdalam pengetahuan tentang KALIMAT EFEKTIF. Makalah ini juga dibuat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia tentang KALIMAT EFEKTIF.
Dengan segala keterbatasan yang ada penulis telah berusaha dengan segala daya
dan upaya guna menyelesaikan makalah ini.
Daftar Isi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan masalah
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Ciri–ciri Kalimat Efektif
4
hindari mengulangi kata-kata yang sama yang tidak ditujukan untuk sebuah
penekanan.
7. Variasi
Meskipun harus lugas, jelas, dan tidak boros kata, tapi kalimat efektif juga
harus menggunakan kata yang bervariasi dan tidak monoton. Gunakan salah
satu sinonim pada kata untuk memperkaya kosa kata dalam kalimat.
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa
Indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata dalam kalimat,
yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket).
Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni
subjek dan predikat. Unsur yang lain (objek, pelengkap, dan keterangan) dalam
suatu kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.
A. Subjek (S)
Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok
(benda), sesuatu hal, suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok
pembicaraan.Subjek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda (nominal),
klausa, atau frasa verbal. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh sebagai
berikut ini:
• Ayahku sedang melukis.
• Meja direktur.
• Yang berbaju batik dosen saya.
• Berjalan kaki menyehatkan badan.
• Membangun jalan layang sangat mahal.
Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat di atas adalah S. Dalam bahasa
Indonesia, setiap kata, frasa, klausa pembentuk S selalu merujuk pada benda
(konkret atau abstrak).
Selain ciri di atas, S dapat juga dikenali dengan cara bertanya dengan
memakai kata tanya siapa (yang)… atau apa (yang)… kepada P. Kalau ada
5
jawaban yang logis atas pertanyaan yang diajukan, itulah S. Jika ternyata
jawabannya tidak ada dan atau tidak logis berarti kalimat itu tidak
mempunyai S. Inilah contoh “kalimat” yang tidak mempunyai S karena
tidak ada/tidak jelas pelaku atau bendanya.
Contoh (a) sampai (c) belum memenuhi syarat sebagai kalimat karena tidak
mempunyai S. Kalau ditanya kepada P, siapa yang dilarang masuk pada
contoh (a) siapa yang melayani resep pada contoh (b) dan siapa yang
memandikan adik pada contoh (c), tidak ada jawabannya. Kalaupun ada,
jawaban itu terasa tidak logis.
B. Predikat (P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan)
apa atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda di
dalam suatu kalimat). Selain memberitahu tindakan atau perbuatan subjek
(S), P dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jatidiri S.
Termasuk juga sebagai P dalam kalimat adalah pernyataan tentang jumlah
sesuatu yang dimiliki oleh S. predikat dapat juga berupa kata atau frasa,
sebagian besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia,
nomina, atau frasa nominal. Perhatikan contoh berikut:
a. Ibu sedang tidur siang.
b. Putrinya cantik jelita.
c. Kota Jakarta dalam keadaan aman.
d. Kucingku belang tiga.
e. Robby mahasiswa baru.
Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat di atas adalah P. Kelompok kata
sedang tidur siang pada kalimat (a) memberitahukan apa yang sedang ibu
lakukan, cantik jelita pada kalimat (b) memberitahukan bagaimana putrinya,
6
dalam keadaan aman pada kalimat (c) memberitahukan situasi kota Jakarta,
belang tiga pada kalimat (d) memberitahukan ciri kucingku, mahasiswa baru
pada kalimat (e) memberitahukan status Robby.
Berikut ini contoh kalimat yang tidak memiliki P karena tidak ada kata-kata
menunjuk pada perbuatan, sifat, keadaan, ciri, atau status pelaku atau
bendanya.
Walaupun contoh (a), (b), (c) ditulis persis seperti lazimnya kalimat normal,
yaitu diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, namun
di dalamnya tidak ada satu kata pun yang berfungsi sebagai P. Karena tidak
ada informasi tentang tindakan, sifat, atau hal lain yang dituntut oleh P,
maka contoh (a), (b), (c) tidak mengandung P. Karena itu, rangkaian kata-
kata yang cukup panjang pada contoh (a), (b), (c) itu belum merupakan
kalimat, melainkan baru merupakan kelompok kata atau frasa.
C. Objek (O)
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. objek pada umumnya
diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa.Letak O selalu di belakang P
yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O,
seperi pada contoh di bawah ini.
• Nurul menimang …
• Arsitek merancang …
• Juru masak menggoreng …
Verba transitif menimang, merancang, dan menggoreng pada contoh
tersebut adalah P yang menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang akan
melengkapi P pada ketiga kalimat itulah yang dinamakan objek.
Jika P diisi oleh verba intransitif, O tidak diperlukan.Itulah sebabnya sifat O
dalam kalimat dikatakan tidak wajib hadir.Verba intransitive mandi, rusak,
7
pulang yang menjadi P dalam contoh berikut tidak menuntut untuk
dilengkapi.
• Nenek mandi.
• Komputerku rusak.
• Tamunya pulang.
Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi S jika kalimatnya
dipasifkan.Perhatikan contoh kalimat berikut yang letak O-nya di belakang
dan ubahan posisinya bila kalimatnya dipasifkan.
• Martina Hingis mengalahkan Yayuk Basuki (O)
• Yayuk Basuki (S) dikalahkan oleh Martina Hingis.
• Orang itu menipu adik saya (O)
• Adik saya (S) ditipu oleh orang itu.
D. Keterangan (ket)
Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal
mengenai bagian kalimat yang lainnya.Unsur Ket dapat berfungsi
menerangkan S, P, dan O.Posisinya bersifat bebas, dapat di awal, di tengah,
atau di akhir kalimat.Pengisi Ket adalah frasa nominal, frasa preporsisional,
adverbia, atau klausa.
8
BAB 3
Penutupan
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif merupakan
kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas maknanya, dan mudah dipahami
oleh pendengar atau pembaca. Suatu kalimat dapat dikatakan kalimat efektif apabila
memiliki beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu, Mudah dipahami oleh
pendengar atau pembacanya, Tidak menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan
maksud dari sang penulis, Menyampaikan pemikiran penulis kepada pembaca atau
pendengarnya dengan cepat, dan Sistematis tidak bertele-tele.
B. Saran
Demikianlah penulisan makalah ini oleh kami, mungkin makalah ini belum
sempurna dalam segi materi, penulisan, dan ejaan kami. Kami menerima keritik dan
saran para pembaca agar kami dapat membuat makalah dengan lebih baik lagi.
Kami sebagai penulis berharap setelah kalian para pembaca membaca makalah
kami, kalian dapat mengerti tentang kalimat efektif dan dapat menggunakannya
dalam kehidupan kalian.
9
Daftar Pustaka
https://www.suara.com/news/2020/12/07/070222/7-ciri-kalimat-
efektif?page=all
https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat_efektif
https://www.dosenpendidikan.co.id/kalimat-efektif/
10