Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol IX, No.

1, Maret 2016 ISSN 1978-3167

Terapi Relaksasi Napas Dalam Menurunkan Tekanan Darah Pasien Hipertensi

Rita Dwi Hartanti, Desnanda Pandu Wardana, Rifqi Ari Fajar


STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan,
Jl.Raya Ambokembang No.8 Kedungwuni Pekalongan
email: rita.270985@gmail.com

Abstrak. Hipertensi merupakan salah satu penyakit pada sistem kardiovaskuler yang
memiliki angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Tekanan darah tinggi pada pasien
hipertensi dapat diatasi dengan terapi farmakologis dan non farmakologis. Salah satu terapi
non farmakologis adalah terapi relaksasi napas dalam. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektivitas terapi relaksasi napas dalam terhadap penurunan tekanan darah
pada pasien dengan hipertensi. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien dengan hipertensi
di Desa Kesesi Kecamatan Kesesi KabupatenPekalongan sebanyak 20 responden. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non-random (non probability)
Sampling dengan menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan
terdapat penurunan tekanan darah respondensetelah diberikan terapi relaksasi nafas
dalamyaitu tekanan darah sistolik sebesar 18,46 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar
6,54 mmHg. Analisis statistik dengan menggunakan paired sample T-test dengan tingkat
kepercayaan yang diambil sebesar 95% dengan r 5% (0,05), didapatkan nilai Œvalue
tekanan darah sistolik 0,001 dan Œvalue tekanan darah diastolik 0,001. Hal ini menunjukkan
terapi relaksasi napas dalam efektif menurunkan tekanan darah pasien hipertensi.
Penelitian ini merekomendasikan terapi relaksasi napas dalam efektif digunakan dalam
menurunkan tekanan darah (sistolik dan diastolik) pada pasien hipertensi.
Kata Kunci: relaksasi, nafas dalam, tekanan darah, hipertensi

Breath Relaxation Therapy Lowers Blood Pressure in Hypertension


Abstract. Hypertension is one of the diseases of the cardiovascular system which has a mortality
and morbidity. High blood pressure in hypertensive patients can be treated with pharmacological
and non pharmacological therapy. One non-pharmacologic therapy is In deep breathing
relaxation. This study aims to determine the effectiveness of In deep breathing relaxation to the
reduction of blood pressure in patients with hypertension. The sample in this study are patients
with hypertension in the Kesesi Village of Pekalongan as much as 20 respondents. The sampling
technique in this study using a non-random (non-probability) sampling using purposive
sampling method. The results showed there is a decrease in blood pressure after the respondent is
given a breath of In deep breathing relaxationin which systolic blood pressure of 18.46 mm Hg
and diastolic blood pressure by 6.54 mmHg. Statistical analysis using paired sample t-test with a
confidence level of 95% is taken by the . 5% (0.05), obtained the value ! value 0,001 systolic
blood pressure and diastolic blood pressure values ! 0, 001. This result shows In deep breathing
relaxation effectively lower blood pressure in hypertensive patients. The study recommends a deep
breath relaxation therapy is effective in lowering blood pressure (systolic and diastolic) in
hypertensive patients.
Keywords : relaxation , deep breathing , blood pressure , hypertension
baik itu pria maupun wanita.Prevalensi
Pendahuluan terendah menurut WHO diwilayah
WHO(World Health Organization) Amerika sekitar 35% baik itu pria
pada tahun 2008 memperkirakan maupun wanita. Pria lebih tinggi
bahwa hipertensi menyebabkan 7,5juta dibandingkan wanita (39% untuk pria
kematian sedangkan tahun 2013 dan 32% untuk wanita).
penyakit kardiovaskuler seperti Tekanan darah tinggi masih
hipertensi telah menyebabkan 17 juta merupakan tantangan besar Indonesia.
kematian tiap tahun, Peringkat Hipertensi merupakan masalah
tertinggi hipertensi adalah Afrika 46% kesehatan yang besar dengan prevalensi

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol IX, No. 1, Maret 2016 ISSN 1978-3167

hipertensi di Indonesia yang didapat orang, tahun 2013 prevalensi hipertensi


PHODOXL SHQJXNXUDQ SDGD XPXU • berjumlah 419 orang dan pada tahun
tahun sebesar 25,8 %, tertinggi di 2014 prevalensi hipertensi berjumlah
Bangka Belitung (30,9%), diikuti 534 orang. Berdasarkan data yang
Kalimantan Selatan (30,8%), didapatkan dari studi dokumen
Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa sebagian besar orang dengan hipertensi
Barat (29,4%). Prevalensi hipertensi di tersebut mengkonsumsi obat anti
Indonesia yang didapat melalui hipertensi.
kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan
sebesar 9,5%, yangterdiagnosis tenaga Metode
kesehatan atau sedang minum obat Penelitian ini merupakan
sebesar 9,4 % (Trihono 2013, h. 88). penelitian quasy eksperimen dengan
Prevalensi kasus tekanan darah metodeone-group pretest-posttest design.
tinggi menurut profil kesehatan Jawa Sampel dalam penelitian ini adalah
Tengah dalam 5 tahun terakhir pasien dengan hipertensi di Desa Kesesi
mengalami penurunan. Pada tahun Kecamatan Kesesi
2009 sebesar 698.816 orang, pada tahun KabupatenPekalongan dengan jumlah
2010 sebesar 562.117 orang, pada tahun sampel sebanyak 20 responden. Teknik
2011 sebesar 634.860 orang, pada tahun pengambilan sampel dalam penelitian
2012 sebesar 544.711 orang dan pada ini menggunakan non-random (non
tahun 2013 sejumlah 497.966 probability) Sampling dengan
orang.Menurut Dinas Kesehatan menggunakan metode purposive
Kabupaten Pekalongan dalam tiga sampling.
tahun terakhir. Pada tahun 2012
sebesar 7.951 orang, pada tahun 2013 Hasil
sebesar 6.550 orang dan pada tahun Tabel 1. Distribusi Frekuensi Rata-rata
2014 sebesar 10.998 orang. Tekanan DarahSetelah Diberikan
Fenomena hipertensi di Indonesia Intervensi RespondenPasien
sebesar 9,5 %, yang terdiagnosis tenaga Hipertensi di Desa Kesesi
kesehatan atau sedang minum obat Kecamatan Kesesi
sebesar 9,4 % (Trihono 2013, h. 88) KabupatenPekalongan tahun
menunjukan bahwa pasien hipertensi 2014
masih banyak menggunakan
pengobatan dengan cara terapi TD (mmHg) Mean
farmakologi. Selain terapi farmakologi, Sistolik 138
terapi nonfarmakologi bisa menurunkan Diastolik 86,46
tekanan darah tinggi pasien hipertensi.
Salah satu terapi nonfarmakologi yang Tabel 1 menunjukkan nilai mean
dapat menurunkan tekanan darah tekanan darah sistolik setelah diberikan
adalah terapi relaksasi nafas dalam. terapi relaksasi nafas dalam 150 mmHg
Relaksasi napas dalam adalah dan mean takanan darah diastolik
pernafasan pada abdomen dengan setelah diberikan terapi relaksasi nafas
frekuensi lambat serta perlahan, dalam 91,5 mmHg.
berirama, dan nyaman dengan cara
memejamkan mata saat menarik nafas. Tabel 2. Analisis Penurunan Tekanan
Efek dari terapi ini ialah distraksi atau
Darah pada Responden Pasien
pengalihan perhatian (Setyoadi dkk
Hipertensi di Desa Kesesi Kecamatan
2011, h. 127). Studi dokumen pada
tahun 2012 prevalensi hipertensi di Kesesi KabupatenPekalongan tahun
Puskesmas Kesesi I berjumlah 329 2014

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol IX, No. 1, Maret 2016 ISSN 1978-3167

relaksasi nafas dalam yaitu 93mmHg


dan rata-rata tekanan darah diastolik
TD (mmHg) Mean Selisih !value setelah diberikan terapi relaksasi nafas
Sebelum dalam yaitu 86,46mmHg. Terjadi
Diberikan 156,46 penurunan tekanan darah
Intervensi
Sistolik
Setelah
18,46 0.001 respondensetelah diberikan terapi
Diberikan 138 relaksasi nafas dalam,yaitu tekanan
Intervensi darah sistolik sebesar 18,46 mmHg dan
Sebelum tekanan darah diastolik sebesar 6,54
Diberikan 93 mmHg.
Diastol Intervensi
ik
6,54 0.001 Berdasarkan analisis statistik
Setelah
Diberikan 86,46 menggunakan paired sample T-test
Intervensi dengan tingkat kepercayaan yang
diambil sebesar 95% dengan . 5%
Tabel 2 menunjukkan nilai rata- (0,05), didapatkan nilai !value tekanan
rata tekanan darah sistolik setelah darah sistolik 0,001 dan !value tekanan
diberikan terapi relaksasi nafas dalam darah diastolik 0,001. Hal ini berarti
mengalami penurunan yaitu 18,46 ada pengaruh terapi relaksasi nafas
mmHg dan rata-rata tekanan darah dalam terhadap penurunan tekanan
diastolik mengalami penurunan yaitu darah pada pasien hipertensi di Desa
6,54 mmHg. Pada penelitian ini, Kesesi Kecamatan Kesesi Kabupaten
tingkat kepercayaan yang diambil Pekalongan.
sebesar 95% dengan . 5% (0,05). Hasil penelitian terapi relaksasi
Berdasarkan analisis statistik nafas dalam dapat menurunkan
menggunakan paired sample T-test tekanan darah baik itu tekanan sistolik
didapatkan nilai !value tekanan darah maupun diastolik. Kerja dari terapi ini
sistolik 0,001 dan !value tekanan darah dapat memberikan pereganggan
diastolik 0,001. Hal ini berarti bahwa kardiopulmonari (Izzo 2008, h.138).
nilai !value lebih kecil dari nilai . 5% Stimulasi peregangan di arkus aorta dan
(0,05), sehingga H0 ditolak, yang berarti sinus karotis diterima dan diteruskan
ada pengaruh terapi relaksasi nafas oleh saraf vagus ke medula oblongata
dalam terhadap penurunan tekanan (pusat regulasi kardiovaskuler), dan
darah pada pasien hipertensi di Desa selanjutnya terjadinya peningkatan
Kesesi Kecamatan Kesesi Kabupaten refleks baroreseptor. Impuls aferen dari
Pekalongan. baroreseptor mencapai pusat jantung
yang akan merangsang saraf
Pembahasan parasimpatis dan menghambat pusat
Hasil penelitian menunjukkan simpatis, sehingga menjadi vasodilatasi
ada pengaruh terapi relaksasi nafas sistemik, penurunan denyut dan
dalam terhadap penurunan tekanan kontraksi jantung. Perangsangan saraf
darah pada pasien hipertensi di Desa parasimpatis ke bagian ² bagian
Kesesi Kecamatan Kesesi Kabupaten miokardium lainnya mengakibatkan
Pekalongan. Hal ini dibuktikan dengan penurunan kontraktilitas, volume
rata-rata tekanan darah sistolik sekuncup menghasilkan suatu efek
sebelum diberikan terapi relaksasi nafas inotropik negatif. Keadaan tersebut
dalamyaitu 156,46mmHg dan rata-rata mengakibatkan penurunan volume
tekanan darah sistolik setelah diberikan sekuncup dan curah jantung. Pada otot
terapi relaksasi nafas dalam yaitu 138 rangka beberapa serabut vasomotor
mmHg. Rata-rata tekanan darah mengeluarkan asetilkolin yang
diastolik sebelum diberikan terapi menyebabkan dilatasi pembuluh darah

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol IX, No. 1, Maret 2016 ISSN 1978-3167

dan akibatnya membuat tekanan darah Kabupaten Pekalongan,


menurun (Muttaqin 2009, hh. 18-22). Pekalongan.
Pada penelitian tersebut analisis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
statistik menggunakan paired sample T- Tengah, 2008, Profil Dinas
test dengan tingkat kepercayaan yang Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
diambil sebesar 95% dengan . 5% 2008. Dinas Kesehatan Provinsi
(0,05), didapatkan nilai !value tekanan Jawa Tengah, Semarang.
darah sistolik 0,001 dan !value tekanan Erviana, A 2009, Pengaruh Pemberian
darah diastolik 0,001. Hal ini berarti Teknik Relaksasi terhadap
bahwa nilai !value lebih kecil dari nilai Penurunan Hipertensi di Desa
. 5% (0,05), sehingga H0 ditolak yang Tulangan Kecamatan Pracimantoro
berarti ada pengaruh terapi relaksasi Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah,
nafas dalam terhadap penurunan dilihat 1 Maret 2011,
tekanan darah pada pasien hipertensi di <http://skripsistikes.wordpress.com
Desa Kesesi Kecamatan Kesesi /2009/05/03/ikpiii97/>
Kabupaten Pekalongan. Gray et all 2005, Lecture Notes
Melihat hasil tersebut dapat Kardiologi, edk 4,trans. A Agoes, A
dikatakan bahwa pemberian terapi Dwi, Erlangga, Jakarta.
relaksasi nafas dalam mempunyai Hamid, A 2007, Buku Ajar Riset
pengaruh terhadap penurunan tekanan Keperawatan Konsep, Etika, dan
darah pada pasien hipertensi di Desa Instrumentasi, edk.2, EGC, Jakarta.
Kesesi Kecamatan Kesesi Kabupaten Muttaqin, A 2009, Pengantar Asuhan
Pekalongan. Sehingga, terapi relaksasi Keperawatan Klien dengan
nafas dalam dapat dijadikan sebagai Gangguan Sistem Kardiovaskular,
salah satu alternatif tindakan ed.N Elly, Salemba Medika,
keperawatan nonfarmakologis untuk Jakarta.
menurunkan tekanan darah pada pasien Nieswiadomy, RM 2008, Fundamentals
hipertensi. of Nursing Research, Fifth edition,
Pearson Education, Jurong.
Simpulan Notoatmodjo, S 2005, Metodologi
Tekanan darah responden dengan Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta,
hipertensi mengalami penurunan baik Jakarta.
pada tekanan darah sistolik maupun Nugroho, W 2000, Keperawatan
tekanan darah diastolik. rata-rata Gerontik, edk 2, EGC, Jakarta.
tekanan darah sistolik setelah diberikan Nursalam 2008, Konsep dan Penerapan
terapi relaksasi nafas dalam yaitu 138 Metodologi Penelitian Ilmu
mmHg, mengalami penurunan Keperawatan Pedoman Skripsi,
sebanyak 18,46 mmHg. Rata-rata Tesis, dan Instrumen Penelitian
tekanan darah diastolik setelah Keperawatan, Salemba Medika,
diberikan terapi relaksasi nafas dalam Jakarta.
yaitu 86,46mmHg, terjadi penurunan Oktiawati, A 2008, Efektivitas Terapi
tekanan darah diastolik sebesar 6,54 Nafas Dalam untuk Menurunkan
mmHg. Tekanan Darah pada Penderita
Hipertensi di Puskesmas Penusupan
Daftar Pustaka Kecamatan Pangkah Kabupaten
Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, dilihat 1 Maret 2011,
Pekalongan, 2010, Data Kasus <http://keperawatan.undip.ac.id>
Penyakit Tidak Menular Tiap Palmer, A and Williams, B 2007, Simple
Kabupaten di Jawa Tengah Tahun Guides Tekanan Darah Tinggi,
2008-2010. Dinas Kesehatan

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol IX, No. 1, Maret 2016 ISSN 1978-3167

trans. Y Elizabeth, Penerbit


Erlangga, Jakarta.
Perry, AGandPotter, PA 2005, Buku
Ajar Fundamental Keperawatan,
vol. 1 & 2, edk 4, trans. A Yasmin et
all, EGC, Jakarta.
Price, SA 2006, Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit, vol.
1, EGC, Jakarta.
Purwandari, H 2009, Pengaruh Terapi
Seni dalam Menurunkan Kecemasan
pada anak usia sekolah yang
menjalani Hospitalisasi, dilihat 17
Juni
2011<http://eprints.lib.ui.ac.id/.../1
24844-
TESIS0582%20Har%20N09p-
Pengaruh%20terapi-Literatur.pdf
>
Setiadi 2007, Konsep dan Penulisan
Riset Keperawatan, Graha Ilmu,
Yogyakarta.

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol IX, No. 1, Maret 2016 ISSN 1978-3167

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan

Anda mungkin juga menyukai