Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Didalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintaah memerlukan perencanaan yang


akurat serta diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap pembangunan yang dilakukannya.
Seiring dengan semakin pesatnya pembangunan bidang ekonomi, maka terjadi peningkatan
permintaan data dan indikator-indikator yang menghendaki ketersediaan data sampai tingkat
Kabupaten/ Kota. Data dan indikator-indikator pembangunan yang diperlukan adalah yang
sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara sadar,


terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
hidup manusia atau masyarakat suatu bangsa. Ini berarti bahwa pembangunan senantiasa
beranjak dari suatu keadaan atau kondisi kehidupan yang kurang baik menuju suatu kehidupan
yang lebih baik dalam rangka mencapai tujuan nasional suatu bangsa.Pembangunan Nasional
bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta menjalankan roda perekonomian
dan mewujudkan kesejahteraan sosial.

1.2 Rumusan Masalah

a) Apa Pengertian perencanaan, pembangunan, perencanaan pembangunan nasional dan


sistem perencanaan pembangunan nasional?

b) Apa saja Asas dan Tujuan dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional?

c) Apa saja Tahapan dan Kelembagaan dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional?

d) Apa saja Pendekatan Proses Perencanaan Pembangunan dalam Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional?

e) Bagaimana Ruang Lingkup Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional


BAB II

PEMBAHASAN

A. Filosofi Perencanaan

Menurut Tjokroamidjojo (1992, 14) terdapat 5 (lima) hal pokok yang perlu diketahui dalam
perencanaan ataupun perencanaan pembangunan, yakni :

1. Permasalahan-permasalahan pembangunan suatu negara/masyarakat yang dikaitkan


dengan sumber-sumber pembangunan yang dapat diusahakan, dalam hal ini sumber-
sumber daya ekonomi dan sumber-sumber daya lainnya.

2. Tujuan serta sasaran yang ingin dicapai.

3. Kebijaksanaan dan cara untuk mencapai tujuan dan sasaran rencana dengan melihat
penggunaan sumber-sumbernya dan pemilihan alternatif-alternatifnya yang terbaik.

4. Penterjemahan dalam program-program atau kegiatan-kegiatan usaha yang konkrit.

5. Jangka waktu pencapaian tujuan.

Perencanaan adalah merumuskan tujuan usaha , produsen , metode dan jawdal


pelaksanaannya di dalamnya termasuk ramalan tentang kondisi di masa yang akan datang dan
perkiraan akibat dari rencana terhadap kondisi tersebut. Dengan demikian maka perencanaan
adalah penentuan tujuan yang akan dicapai atau yang akan dilakukan , bagaimana , bilamana dan
oleh siapa (Aji dan Sirait , 1982).Jadi , hakekat dari pengertian filosofi / filsafat dan perencanaan
diatas maka dengan demikian filsafat perencanaan dapat dirumuskan bahwa filsafat perencanaan
adalah suatu studi tentang prinsip-prinsip dalam proses dan mekanisme perencanaaan secara
radikal (mendalam), ekspansif (luas) , dan integral (menyeluruh) berdasarkan filsafat antologis ,
epistemologis dan aksiologis.

Untuk mempelajari filsafat perencanaan sangat bermanfaat bagi aparat perencana yang berperan
sebagai penyusun perencanaan baik di tingkat pusat , daerah , bahkan pada tingkat paling bawah
yaitu desa / kelurahan. Manfaat yang dapat diperoleh dalam mempelajari filsafat perencanaan :
a. Dapat menjadi perencana yang bermoral dan bijaksana. Dengan demikian ia akan
terhindar dari segala penyelewengan-penyelewengan yang dapat menimbulkan
perencanaan yang dwifungsional.

b. Mencegah terjadinya pemborosan anggaran sebagai akibat dari penyalahgunaan


perencanaan pembangunan.

c. Agar proses perencanaan dapat dilaksanakan secara partisipatif.

d. Agar hasil dari proses perncanaan yaitu penetapan APBD dapat memperhatikan
kebutuhan masyarakat dan berorientasi pada lingkungan.

e. Memberi inspirasi yang luhur bagi pimpinan perncana baik dipusat maupun didaerah
dapat menjalankan kepemimpinannya berdasarkan nilai-nilai luhur sesuai nilai-nilai
budaya sendiri.

f. Dapat berfungsi sebagai kontrol dan mencegah prilaku pejabat yang tercela.

Tujuan filsafat perencanaan diharapkan akan dapat menguraikan hakekat kebenaran dari
segala sesuatu yang ada ( entologi) dan nilai-nilai (aksiologi) yang akan terjadi di dallam
perencanaan. Filsafat perencanaan juga diharapkan akan dapat menguraikan beberapa komponen
penting dalam sebuah perncanaan yakni : tujuan apa yang hendak dicapai, kegiatan tindakan-
tindakan untuk merealisasikan tujuan dan waktu kapan, bilamana tindakan tersebut hendak
dilakukan. Kerangka pikir dari filosofi perencanaan dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Strategi perencanaan adalah untuk membentuk/membuat suatu konsep/konteks untuk


keputusan dalam kelembagaan.

2. Tujuan dan proses perencanaan adalah untuk merumuskan arah pelembagaan dan
berusaha untuk lebih baik.

3. Hasil yang diinginkan dari proses perencanaan adalah untuk menyajikan suatu dokumen
yang penting , berguna bagi semua orang.
Filosofi perencanaan sebagai perencanaan strategis mengandung visi , misi , tujuan , sasaran ,
kebijakan , program dan kegiatan yang realitas dengan mengantisipasi perkembangan masa
depan.

B. Teori Perencanaan

Teori perencanaan banyak berkembang dan hingga saat ini masih terus dikembangkan agar
menjadi lebih baik. Diantara banyaknya teori perencanaan, kali ini akan saya bahas salah satunya
yaitu teori perencanaan menurut Hudson.

1. Teori Sinoptik

Teori menggunakan model berfikir system dalam perencanaan, sehingga objek


perencanaan dipandang sebagai suatu kesatuan yang bulat, dengan satu tujuan yang disbebut visi.
Langkah-langkah dalam perencanaan ini meliputi, identifikasi masalah, memprediksikan ruang
lingkup masalah, mengklasifikasi kemungkinan penyelesaian, menginvestigasi problem,
memprediksi alternative, mengevaluasi kemajuan atas penyelesaian spesifik.

2. Teori Incemental

Yang dimaksud dengan desentralisasi pada teori ini adalah si perencana dalam
merencanakan objek tertentu dalam lembaga pendidikan, selalu mempertimbangkan faktor-
faktor lingkungan.

3. Teori Transactive

Teori ini menitikberatkan pada harkat individu yang menjunjung tinggi kepentingan
pribadi dan bersifat desentralisasi, suatu desentralisasi yang transactive yaitu berkembang dari
individu ke individu secara keseluruhan. Ini berarti penganutnya juga menekankan
pengembangan individu dalam kemampuan mengadakan perencanaan.

4. Teori Advocacy

Teori ini menekankan hal-hal yang bersifat umum, perbedaan individu dan daerah
diabaikan. Dasar perencanaan tidak bertitik tolak dari pengamatan secara empiris, tetapi atas
dasar argumentasi yang rasional, logis dan bernilai (advocacy =mempertahankan dengan
argumentasi).Kebaikan teori ini adalah untuk kepentingan umum secara nasional. Karena ia
meningkatkan kerja sama secara nasional, toleransi, kemanusiaan, perlindungan terhadap
minoritas, menekankan hak sama, dan meningkatkan kesejahteraan umum. Perencanaan yang
memakai teori ini tepat dilaksanakan oleh pemerintah/ atau badan pusat.

5. Teori Radikal

Teori ini menekankan pentingnya kebebasan lembaga atau organisasi lokal untuk
melakukan perencanaan sendiri, dengan maksud agar dapat dengan cepat mengubah keadaan
lembaga supaya tepat dengan kebutuhan. Perencanaan ini bersifat desentralisasi dengan
partisipasi maksimum dari individu dan minimum dari pemerintah pusat / manajer tertinggilah
yang dapat dipandang perencanaan yang benar.Partisipasi disini juga mengacu kepada
pentingnya kerja sama antar personalia. Dengan kata lain teori radikal menginginkan agar
lembaga pendidikan dapat mandiri menangani lembaga-nya. Begitu pula pendidikan daerah
dapat mandiri menangani pendidikannya.

6. Teori SITAR

Merupakan gabungan kelima teori diatas sehingga disebut juga complementary planning
process. Teori ini menggabungkan kelebihan dari teori diatas sehingga lebih lengkap. Karena
teori ini memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat atau lembaga tempat perencanaan itu
akan diaplikasikan, maka teori ini menjadi SITARS yaitu S terakhir adalah menunjuk huruf awal
dari teori situational.Berarti teori baru ini di samping mengombinasikan teori-teori yang sudah
ada penggabungan itu sendiri ada dasarnya ialah menyesuaikan dengan situasi dan kondisi
lembaga pendidikan dan masyarakat.

C. Konsep Dasar Perencanaan

1) Definisi Perencanaan Menurut Ahli

a. Harold Koontz dan Cyril O’Donnel

Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan-
tujuan, kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, program-program dari alternatif yang ada.
b. G. R. Terry

Perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta


menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa datang dengan jalan menggambarkan dan
merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

c. Louis A. Allen

Perencanaan adalah menentukan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

d. Billy E. Goetz

Perencanaan adalah pekerjaan mental untuk memilih saran, kebijakan, prosedur, dan
program yang diperlukan untuk mencapai apa yang diinginkan pada masa yang akan datang.

e. Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan

Rencana adalah sejumlah keputusan mengenai keinginan dan berisi pedoman


pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan itu. Jadi, setiap rencana mengandung dua
unsur, yaitu: tujuan dan pedoman.

f. Robbins dan Coulter (2002)

Perencanaan merupakan sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi,
menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi secara menyeluruh, serta merumuskan
sistem perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengkordinasikan seluruh
pekerjaan organisasi hingga tercapainya tujuan organisasi.

2) Definisi perencanaan dapat dilihat dari 3 (tiga) aspek (Sule & Saefullah, 2008 : 96), yakni :

a) Sisi Proses. Yakni fungsi perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk
memilih tujuan dan menentukan bagaimana tujuan tersebut akan dicapai.

b) Sisi Fungsi Manajemen. Yakni perencanaan adalah fungsi dimana pimpinan


menggunakan pengaruh atas wewenangnya untuk menentukan atau mengubah tujuan dan
kegiatan organisasi.
c) Sisi Pengambilan Keputusan. Yakni perencanaan merupakan pengambilan keputusan
untuk jangka waktu yang panjang atau yang akan datang mengenai apa yang akan
dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana dan siapa yang akan melakukannya,
dimana keputusan diambil belum tentu sesuai, hingga implementasi perencanaan tersebut
dibuktikan kemudian hari.

Intinya, perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang sesungguhnya ingin
dicapai oleh sebuah organisasi serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat
diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu.

George R. Terry menyatakan bahwa untuk mengetahui apakah perencanaan itu baik atau
tidak, dapat dijawab melalui pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

1. What?

Apa sesungguhnya yang menjadi tujuan organisasi dan apa yang perlu dilakukan untuk mencapai
tujuan tersebut?

2. Why?

Mengapa tujuan tersebut harus dicapai dan mengapa kegiatan yang terumuskan dalam jawaban
atas pertanyaan what perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut?

3. Where?

Dimana kegiatan tersebut akan dilaksanakan?

4. When?

Kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan dan kapan kegiatan tersebut akan dimulai dan
diakhiri?

5. Who?

Siapa yang akan melaksanakannya?

6. How?
Bagaimana cara yang harus dilakukan untuk melakukan kegiatan tersebut?

Pengertian Perencanaan Secara Umum

Perencanaan adalah seleksi dan upaya untuk memelihara dan menghubungkan fakta-fakta
dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dengan jalan
menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang
diinginkan.

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara sadar,


terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
hidup manusia atau masyarakat suatu bangsa. Ini berarti bahwa pembangunan senantiasa
beranjak dari suatu keadaan atau kondisi kehidupan yang kurang baik menuju suatu kehidupan
yang lebih baik dalam rangka mencapai tujuan nasional suatu bangsa.

Pembangunan nasional adalah suatu rangkaian upaya pembangunan yang dilakukan


secara berkesinambungan dalam semua bidang kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk
mewujudkan tujuan nasional. Pembangunan nasional dilakukan dalam rangka merealisasikan
tujuan nasional seperti yang tertulis dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu
melindungi segenap bangsa dan segenap tumpah darah indonesia, meningkatkan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun


2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, adalah satu kesatuan tata cara
perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana- rencana pembangunan dalam jangka
panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan
masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah.

D. Ruang Lingkup Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

a) Perencanaan Pembangunan Nasional mencakup penyelenggaraan perencanaan makro


semua fungsi pemerintahan yang meliputi semua bidang kehidupan secara terpadu dalam
Wilayah Negara Republik Indonesia.
b) Perencanaan Pembangunan Nasional terdiri atas perencanaan pembangunan yang disusun
secara terpadu oleh Kementerian/Lembaga dan perencanaan pembangunan oleh
Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya.

Perencanaan Pembangunan Nasional menghasilkan:

1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang

RPJP Nasional merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya pemerintahan Negara


Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, dalam bentuk visi, misi, dan arah pembangunan Nasional.RPJP Daerah memuat
visi, misi, dan arah pembangunan Daerah yang mengacu pada RPJP Nasional.Rencana
pembangunan jangka panjang diwujudkan dalam visi dan misi jangka panjang dan
mencerminkan cita-cita kolektif yang akan dicapai oleh masyarakat beserta strategi untuk
mencapainya.

Oleh karenanya, rencana pembangunan jangka panjang adalah produk dari semua elemen
bangsa, masyarakat, pemerintah, lembaga-lembaga tinggi negara, organisasi kemasyarakatan,
dan organisasi politik.Visi merupakan penjabaran cita-cita kita berbangsa sebagaimana
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu terciptanya masyarakat yang terlindungi,
sejahtera dan cerdas serta berkeadilan. Visi kemudian perlu dinyatakan secara tegas ke dalam
misi, yaitu upaya-upaya ideal untuk mencapai visi tersebut, yang dijabarkan ke dalam arah
kebijakan dan strategi pembangunan jangka panjang.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang meliputi :

a) Menteri menyiapkan rancangan RPJP Nasional.

b) Kepala Bappeda menyiapkan rancangan RPJP Daerah.

c) Rancangan RPJP Nasional dan rancangan RPJP Daerah menjadi bahan utama bagi
Musrenbang.

d) Musrenbang diselenggarakan dalam rangka menyusun RPJP dan diikuti oleh unsur-unsur
penyelenggara Negara dengan mengikutsertakan masyarakat.
e) Menteri menyelenggarakan Musrenbang Jangka Panjang Nasional.

f) Kepala Bappeda menyelenggarakan Musrenbang Jangka Panjang Daerah.

g) Musrenbang Jangka Panjang Nasional dan Musrenbang Jangka Panjang Daerah


dilaksanakan paling lambat 1 (satu) tahun sebelum berakhirnya periode RPJP yang
sedang berjalan.

h) Menteri menyusun rancangan akhir RPJP Nasional berdasarkan hasil Musrenbang Jangka
Panjang Nasional.

i) Kepala Bappeda menyusun rancangan akhir RPJP Daerah berdasarkan hasil Musrenbang
Jangka Panjang Daerah.

2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) atau rencana lima tahunan terdiri atas
rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) dan rencana pembangunan jangka
menengah daerah atau RPJMD. Rencana pembangunan jangka menengah sering disebut sebagai
agenda pembangunan karena menyatu dengan agenda Pemerintah yang berkuasa. Agenda
pembangunan lima tahunan memuat program-program, kebijakan, dan pengaturan yang
diperlukan yang masing-masing dilengkapi dengan ukuran outcome atau hasil yang akan dicapai.

Selain itu, secara sektoral terdapat pula Rencana Strategis atau Renstra di masing-masing
kementerian/departemen atau lembaga pemerintahan nondepartemen serta renstra pemerintahan
daerah yang merupakan gambaran RPJM berdasarkan sektor atau bidang pembangunan yang
ditangani.

RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden yang
penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, yang memuat strategi pembangunan Nasional,
kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan lintas Kementerian/Lembaga,
kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran
perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang
berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang
penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional memuat
arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program
Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan
disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang
bersifat indikatif.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah meliputi :

a) Menteri menyiapkan rancangan awal RPJM Nasional sebagai penjabaran dari visi, misi,
dan program Presiden ke dalam strategi pembangunan Nasional, kebijakan umum,
program prioritas Presiden, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran
perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal.

b) Kepala Bappeda menyiapkan rancangan awal RPJM Daerah sebagai penjabaran dari visi,
misi, dan program Kepala Daerah ke dalam strategi pembangunan Daerah, kebijakan
umum, program prioritas Kepala Daerah, dan arah kebijakan keuangan Daerah.

c) Pimpinan Kementerian/Lembaga menyiapkan rancangan Renstra-KL sesuai dengan tugas


pokok dan fungsinya dengan berpedoman kepada rancangan awal RPJM Nasional.

d) Menteri menyusun rancangan RPJM Nasional dengan menggunakan rancangan Renstra-


KL dan berpedoman pada RPJP Nasional.

e) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah menyiapkan rancangan Renstra-SKPD sesuai


dengan tugas pokok dan fungsinya dengan berpedoman pada rancangan awal RPJM
Daerah.

f) Kepala Bappeda menyusun rancangan RPJM Daerah dengan menggunakan rancangan


Renstra-SKPD dan berpedoman pada RPJP Daerah

g) Rancangan RPJM Nasional dan rancangan RPJM Daerah sebagaimana dimaksud menjadi
bahan bagi Musrenbang Jangka Menengah.

h) Musrenbang Jangka Menengah diselenggarakan dalam rangka menyusun RPJM diikuti


oleh unsur-unsur penyelenggara Negara dan mengikutsertakan masyarakat.
i) Menteri menyelenggarakan Musrenbang Jangka Menengah Nasional.

j) Kepala Bappeda menyelenggarakan Musrenbang Jangka Menengah Daerah.

k) Musrenbang Jangka Menengah Nasional dilaksanakan paling lambat 2 (dua) bulan


setelah Presiden dilantik.

l) Musrenbang Jangka Menengah Daerah dilaksanakan paling lambat 2 (dua) bulan setelah
Kepala Daerah dilantik.

m) Menteri menyusun rancangan akhir RPJM Nasional berdasarkan hasil Musrenbang


Jangka Menengah Nasional.

n) Kepala Bappeda menyusun rancangan akhir RPJM Daerah berdasarkan hasil Musrenbang
Jangka Menengah Daerah.

3. Rencana Pembangunan Tahunan.

RKP merupakan penjabaran dari RPJM Nasional, memuat prioritas pembangunan,


rancangan kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara
menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, serta program Kementerian/Lembaga, lintas
Kementerian/Lembaga, kewilayahan dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan
yang bersifat indikatif.

RKPD merupakan penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu pada RKP, memuat
rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah, rencana kerja, dan
pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh
dengan mendorong partisipasi masyarakat.

Rencana Pembangunan Tahunan meliputi :

a) Menteri menyiapkan rancangan awal RKP sebagai penjabaran dari RPJM Nasional.

b) Kepala Bappeda menyiapkan rancangan awal RKPD sebagai penjabaran dari RPJM
Daerah .
c) Pimpinan Kementerian/Lembaga menyiapkan rancangan Renja-KL sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya dengan mengacu kepada rancangan awal RKP dan berpedoman
pada Renstra-KL.

d) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah menyiapkan Renja- SKPD sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya dengan mengacu kepada rancangan awal RKPD sebagaimanadan
berpedoman pada Renstra-SKPD.

e) Kepala Bappeda mengkoordinasikan penyusunan rancangan RKPD dengan


menggunakan Renja-SKPD.

f) Rancangan RKP dan rancangan RKPD menjadi bahan bagi Musrenbang.

g) Musrenbang dalam rangka penyusunan RKP dan RKPD diikuti oleh unsur-unsur
penyelenggara pemerintahan.

h) Menteri menyelenggarakan Musrenbang penyusunan RKP.

i) Kepala Bappeda menyelenggarakan Musrenbang penyusunan RKPD.

j) Musrenbang penyusunan RKP sebagaimana dimaksud dalam dilaksanakan paling lambat


bulan April.

k) Musrenbang penyusunan RKPD dilaksanakan paling lambat bulan Maret.

l) Menteri menyusun rancangan akhir RKP berdasarkan hasil Musrenbang.

m) Kepala Bappeda menyusun rancangan akhir RKPD berdasarkan hasil Musrenbang


menjadi pedoman penyusunan RAPBN.

n) RKPD menjadi pedoman penyusunan RAPB


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun


2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, adalah satu kesatuan tata cara
perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana- rencana pembangunan dalam jangka
panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan
masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah.

Tahapan Perencanaan Pembangunan Nasional Meliputi: Penyusunan Rencana, Penetapan


Rencana, Pengendalian Pelaksanaan Rencana dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana.

Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Nasional meliputi: Presiden menyelenggarakan dan


bertanggung jawab atas Perencanaan Pembangunan Nasional, Dalam menyelenggarakan
Perencanaan Pembangunan Nasional, Presiden dibantu oleh Menteri, Pimpinan
Kementerian/Lembaga menyelenggarakan perencanaan pembangunan sesuai dengan tugas dan
kewenangannya dan Gubernur selaku wakil Pemerintah Pusat mengkoordinasikan pelaksanaan
perencanaan tugas-tugas Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.

Pendekatan proses perencanaan pembangunan dalam SPPN meliputi Pendekatan Politik, Proses
Teknokratik, Partisipatif serta Proses top-down dan bottom-up.

Ruang Lingkup sistem perencanaan pembangunan nasional meliputi: Rencana Pembangunan


Jangka Panjang, Rencana Pembangunan Jangka Menengahdan Rencana Pembangunan Tahunan.

3.2 Saran
Dan harapan penulis kali ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat dikalangan masyarakat
khususya pada para pembaca.

Anda mungkin juga menyukai