PENDAHULUAN
b) Apa saja Asas dan Tujuan dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional?
c) Apa saja Tahapan dan Kelembagaan dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional?
PEMBAHASAN
A. Filosofi Perencanaan
Menurut Tjokroamidjojo (1992, 14) terdapat 5 (lima) hal pokok yang perlu diketahui dalam
perencanaan ataupun perencanaan pembangunan, yakni :
3. Kebijaksanaan dan cara untuk mencapai tujuan dan sasaran rencana dengan melihat
penggunaan sumber-sumbernya dan pemilihan alternatif-alternatifnya yang terbaik.
Untuk mempelajari filsafat perencanaan sangat bermanfaat bagi aparat perencana yang berperan
sebagai penyusun perencanaan baik di tingkat pusat , daerah , bahkan pada tingkat paling bawah
yaitu desa / kelurahan. Manfaat yang dapat diperoleh dalam mempelajari filsafat perencanaan :
a. Dapat menjadi perencana yang bermoral dan bijaksana. Dengan demikian ia akan
terhindar dari segala penyelewengan-penyelewengan yang dapat menimbulkan
perencanaan yang dwifungsional.
d. Agar hasil dari proses perncanaan yaitu penetapan APBD dapat memperhatikan
kebutuhan masyarakat dan berorientasi pada lingkungan.
e. Memberi inspirasi yang luhur bagi pimpinan perncana baik dipusat maupun didaerah
dapat menjalankan kepemimpinannya berdasarkan nilai-nilai luhur sesuai nilai-nilai
budaya sendiri.
f. Dapat berfungsi sebagai kontrol dan mencegah prilaku pejabat yang tercela.
Tujuan filsafat perencanaan diharapkan akan dapat menguraikan hakekat kebenaran dari
segala sesuatu yang ada ( entologi) dan nilai-nilai (aksiologi) yang akan terjadi di dallam
perencanaan. Filsafat perencanaan juga diharapkan akan dapat menguraikan beberapa komponen
penting dalam sebuah perncanaan yakni : tujuan apa yang hendak dicapai, kegiatan tindakan-
tindakan untuk merealisasikan tujuan dan waktu kapan, bilamana tindakan tersebut hendak
dilakukan. Kerangka pikir dari filosofi perencanaan dapat dirumuskan sebagai berikut :
2. Tujuan dan proses perencanaan adalah untuk merumuskan arah pelembagaan dan
berusaha untuk lebih baik.
3. Hasil yang diinginkan dari proses perencanaan adalah untuk menyajikan suatu dokumen
yang penting , berguna bagi semua orang.
Filosofi perencanaan sebagai perencanaan strategis mengandung visi , misi , tujuan , sasaran ,
kebijakan , program dan kegiatan yang realitas dengan mengantisipasi perkembangan masa
depan.
B. Teori Perencanaan
Teori perencanaan banyak berkembang dan hingga saat ini masih terus dikembangkan agar
menjadi lebih baik. Diantara banyaknya teori perencanaan, kali ini akan saya bahas salah satunya
yaitu teori perencanaan menurut Hudson.
1. Teori Sinoptik
2. Teori Incemental
Yang dimaksud dengan desentralisasi pada teori ini adalah si perencana dalam
merencanakan objek tertentu dalam lembaga pendidikan, selalu mempertimbangkan faktor-
faktor lingkungan.
3. Teori Transactive
Teori ini menitikberatkan pada harkat individu yang menjunjung tinggi kepentingan
pribadi dan bersifat desentralisasi, suatu desentralisasi yang transactive yaitu berkembang dari
individu ke individu secara keseluruhan. Ini berarti penganutnya juga menekankan
pengembangan individu dalam kemampuan mengadakan perencanaan.
4. Teori Advocacy
Teori ini menekankan hal-hal yang bersifat umum, perbedaan individu dan daerah
diabaikan. Dasar perencanaan tidak bertitik tolak dari pengamatan secara empiris, tetapi atas
dasar argumentasi yang rasional, logis dan bernilai (advocacy =mempertahankan dengan
argumentasi).Kebaikan teori ini adalah untuk kepentingan umum secara nasional. Karena ia
meningkatkan kerja sama secara nasional, toleransi, kemanusiaan, perlindungan terhadap
minoritas, menekankan hak sama, dan meningkatkan kesejahteraan umum. Perencanaan yang
memakai teori ini tepat dilaksanakan oleh pemerintah/ atau badan pusat.
5. Teori Radikal
Teori ini menekankan pentingnya kebebasan lembaga atau organisasi lokal untuk
melakukan perencanaan sendiri, dengan maksud agar dapat dengan cepat mengubah keadaan
lembaga supaya tepat dengan kebutuhan. Perencanaan ini bersifat desentralisasi dengan
partisipasi maksimum dari individu dan minimum dari pemerintah pusat / manajer tertinggilah
yang dapat dipandang perencanaan yang benar.Partisipasi disini juga mengacu kepada
pentingnya kerja sama antar personalia. Dengan kata lain teori radikal menginginkan agar
lembaga pendidikan dapat mandiri menangani lembaga-nya. Begitu pula pendidikan daerah
dapat mandiri menangani pendidikannya.
6. Teori SITAR
Merupakan gabungan kelima teori diatas sehingga disebut juga complementary planning
process. Teori ini menggabungkan kelebihan dari teori diatas sehingga lebih lengkap. Karena
teori ini memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat atau lembaga tempat perencanaan itu
akan diaplikasikan, maka teori ini menjadi SITARS yaitu S terakhir adalah menunjuk huruf awal
dari teori situational.Berarti teori baru ini di samping mengombinasikan teori-teori yang sudah
ada penggabungan itu sendiri ada dasarnya ialah menyesuaikan dengan situasi dan kondisi
lembaga pendidikan dan masyarakat.
Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan-
tujuan, kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, program-program dari alternatif yang ada.
b. G. R. Terry
c. Louis A. Allen
Perencanaan adalah menentukan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
d. Billy E. Goetz
Perencanaan adalah pekerjaan mental untuk memilih saran, kebijakan, prosedur, dan
program yang diperlukan untuk mencapai apa yang diinginkan pada masa yang akan datang.
Perencanaan merupakan sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi,
menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi secara menyeluruh, serta merumuskan
sistem perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengkordinasikan seluruh
pekerjaan organisasi hingga tercapainya tujuan organisasi.
2) Definisi perencanaan dapat dilihat dari 3 (tiga) aspek (Sule & Saefullah, 2008 : 96), yakni :
a) Sisi Proses. Yakni fungsi perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk
memilih tujuan dan menentukan bagaimana tujuan tersebut akan dicapai.
Intinya, perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang sesungguhnya ingin
dicapai oleh sebuah organisasi serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat
diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu.
George R. Terry menyatakan bahwa untuk mengetahui apakah perencanaan itu baik atau
tidak, dapat dijawab melalui pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
1. What?
Apa sesungguhnya yang menjadi tujuan organisasi dan apa yang perlu dilakukan untuk mencapai
tujuan tersebut?
2. Why?
Mengapa tujuan tersebut harus dicapai dan mengapa kegiatan yang terumuskan dalam jawaban
atas pertanyaan what perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut?
3. Where?
4. When?
Kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan dan kapan kegiatan tersebut akan dimulai dan
diakhiri?
5. Who?
6. How?
Bagaimana cara yang harus dilakukan untuk melakukan kegiatan tersebut?
Perencanaan adalah seleksi dan upaya untuk memelihara dan menghubungkan fakta-fakta
dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dengan jalan
menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang
diinginkan.
Oleh karenanya, rencana pembangunan jangka panjang adalah produk dari semua elemen
bangsa, masyarakat, pemerintah, lembaga-lembaga tinggi negara, organisasi kemasyarakatan,
dan organisasi politik.Visi merupakan penjabaran cita-cita kita berbangsa sebagaimana
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu terciptanya masyarakat yang terlindungi,
sejahtera dan cerdas serta berkeadilan. Visi kemudian perlu dinyatakan secara tegas ke dalam
misi, yaitu upaya-upaya ideal untuk mencapai visi tersebut, yang dijabarkan ke dalam arah
kebijakan dan strategi pembangunan jangka panjang.
c) Rancangan RPJP Nasional dan rancangan RPJP Daerah menjadi bahan utama bagi
Musrenbang.
d) Musrenbang diselenggarakan dalam rangka menyusun RPJP dan diikuti oleh unsur-unsur
penyelenggara Negara dengan mengikutsertakan masyarakat.
e) Menteri menyelenggarakan Musrenbang Jangka Panjang Nasional.
h) Menteri menyusun rancangan akhir RPJP Nasional berdasarkan hasil Musrenbang Jangka
Panjang Nasional.
i) Kepala Bappeda menyusun rancangan akhir RPJP Daerah berdasarkan hasil Musrenbang
Jangka Panjang Daerah.
Rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) atau rencana lima tahunan terdiri atas
rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) dan rencana pembangunan jangka
menengah daerah atau RPJMD. Rencana pembangunan jangka menengah sering disebut sebagai
agenda pembangunan karena menyatu dengan agenda Pemerintah yang berkuasa. Agenda
pembangunan lima tahunan memuat program-program, kebijakan, dan pengaturan yang
diperlukan yang masing-masing dilengkapi dengan ukuran outcome atau hasil yang akan dicapai.
Selain itu, secara sektoral terdapat pula Rencana Strategis atau Renstra di masing-masing
kementerian/departemen atau lembaga pemerintahan nondepartemen serta renstra pemerintahan
daerah yang merupakan gambaran RPJM berdasarkan sektor atau bidang pembangunan yang
ditangani.
RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden yang
penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, yang memuat strategi pembangunan Nasional,
kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan lintas Kementerian/Lembaga,
kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran
perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang
berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang
penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional memuat
arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program
Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan
disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang
bersifat indikatif.
a) Menteri menyiapkan rancangan awal RPJM Nasional sebagai penjabaran dari visi, misi,
dan program Presiden ke dalam strategi pembangunan Nasional, kebijakan umum,
program prioritas Presiden, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran
perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal.
b) Kepala Bappeda menyiapkan rancangan awal RPJM Daerah sebagai penjabaran dari visi,
misi, dan program Kepala Daerah ke dalam strategi pembangunan Daerah, kebijakan
umum, program prioritas Kepala Daerah, dan arah kebijakan keuangan Daerah.
g) Rancangan RPJM Nasional dan rancangan RPJM Daerah sebagaimana dimaksud menjadi
bahan bagi Musrenbang Jangka Menengah.
l) Musrenbang Jangka Menengah Daerah dilaksanakan paling lambat 2 (dua) bulan setelah
Kepala Daerah dilantik.
n) Kepala Bappeda menyusun rancangan akhir RPJM Daerah berdasarkan hasil Musrenbang
Jangka Menengah Daerah.
RKPD merupakan penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu pada RKP, memuat
rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah, rencana kerja, dan
pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh
dengan mendorong partisipasi masyarakat.
a) Menteri menyiapkan rancangan awal RKP sebagai penjabaran dari RPJM Nasional.
b) Kepala Bappeda menyiapkan rancangan awal RKPD sebagai penjabaran dari RPJM
Daerah .
c) Pimpinan Kementerian/Lembaga menyiapkan rancangan Renja-KL sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya dengan mengacu kepada rancangan awal RKP dan berpedoman
pada Renstra-KL.
d) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah menyiapkan Renja- SKPD sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya dengan mengacu kepada rancangan awal RKPD sebagaimanadan
berpedoman pada Renstra-SKPD.
g) Musrenbang dalam rangka penyusunan RKP dan RKPD diikuti oleh unsur-unsur
penyelenggara pemerintahan.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendekatan proses perencanaan pembangunan dalam SPPN meliputi Pendekatan Politik, Proses
Teknokratik, Partisipatif serta Proses top-down dan bottom-up.
3.2 Saran
Dan harapan penulis kali ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat dikalangan masyarakat
khususya pada para pembaca.