Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
“ GIZI ATLET “
Disusun Oleh :
Dosen Pengampuh :
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga makalah kami telah selesai disusun. makalah ini memberikan pengetahuan bagi kita
terkait pentingnya pengaturan gizi bagi performa atlet dalam meraih prestasi.
Sala
h satu hal penting dalam menunjang keberhasilan seorang atlet adalah pemenuhan gizi yang
tepat, sehingga tercapai kondisi fisik yang prima dan performa yang optimal dalam
memperoleh prestasi terbaiknya. Pemenuhan gizi yang tepat meliputi pemenuhan energi dan
kecukupan zat gizi spesik seperti lemak, protein, vitamin dan mineral, berkaitan erat dengan
pola konsumsi seorang atlet. Dalam mencapai pemenuhan gizi yang tepat, seorang atlet
memerlukan pengetahuan untuk dapat memilih makanan sehingga memenuhi kebutuhan gizi
optimal.
Kami sadar bahwa kami hanya manusia biasa yang pasti mempunyai banyak
kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kami mengharap kritik dan saran yang bersifat
membangun demi pengembangan makalah ini selanjutnya. Demikian makalah ini kami buat
semoga bermanfaat.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Rumusan Masalah.................................................................................................... 5
Tujuan ...................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6
Kesimpulan........................................................................................................................... 20
Saran.................................................................................................................................... 20
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Setiap atlet harus memerhatikan pemenuhan asupan gizinya terutama pada
keseimbangan antara asupan dan pengeluaran energi, baik pada fase sebelum, saat, dan
setelah latihan atau bertanding. Atlet yang mendapatkan asupan gizi sesuai dengan
karakteristik individu dan cabang olahraga akan memiliki kecukupan gizi untuk berlatih
dan meningkatkan performa. Performa yang baik dari atlet akan mendukung atlet
memperoleh prestasi terbaiknya.
Banyaknya masalah yang kerap kali ditemukan pada atlet terkait pengetahuan
gizi olahraga yang rendah atau sudah out of date, menu makanan yang kurang bervariasi
serta masih banyak atlet yang lebih mengutamakan penggunaan suplemen dibandingkan
faktor lainnya. Selain itu, peningkatan performa dan prestasi tidak hanya berasal dari
latihan yang dilakukan secara rutin, tetapi perlu didukung dengan asupan zat gizi yang
seimbang dan teratur, dilanjutkan dengan pendampingan gizi olahraga dan selanjutnya
penggunaan suplemen apabila diperlukan.
Suplemen
Gizi Olahraga
Gizi Seimbang
4
B RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam pembuatan makalah ini, yaitu
sebagai berikut:
C TUJUAN
Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini, yaitu
sebagai berikut :
1. Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah dasar-dasar ilmu gizi.
2. Sebagai bentuk pengetahuan mengenai ilmu gizi pada atlet.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. GIZI ATLET
Asupan gizi bagi atlet seringkali diabaikan. Padahal penampilan prima pada
atlet adalah salah satunya ditunjang oleh asupan gizi. Selain itu, asupan gizi ini
diperlukan pada kerja biologik tubuh, untuk penyediaan energi tubuh pada saat
seorang atlet melakukan berbagai aktivitas fisik, misalnya pada saat latihan (training),
bertanding dan saat pemulihan baik setelah latihan maupun setelah bertanding.
Asupan gizi yang baik juga akan membantu proses perbaikan atau penggantian sel
tubuh yang rusak. Pilihan makanan yang tepat akan membantu untuk mengoptimalkan
energi dan membantu masa pemulihan (recovery) atlet setelah bertanding. Kebutuhan
energi bagi atlet bervariasi tergantung dari durasi, jenis dan intensitas dari latihan
yang dilakukan. Kebutuhan gizi yang harus terpenuhi adalah baik dari jenis
makronutrien (karbohidrat,protein dan lemak) dan mikronutrien (vitamin dan
mineral). Ada beberapa pendapat tentang penggolongan jenis olahraga yang
berhubungan dengan nutrisi/asupan gizi. Pendapat pertama ada 4 penggolongan jenis
olahraga, yaitu :
1. Jenis olahraga power, antara lain : seperti angkat besi, tolak peluru, dan
tinju
2. Jenis olahraga endurance, seperti maraton, lari jarak menengah-jauh,
dan renang di atas 400 meter
3. Jenis olahraga sprint, seperti lari 100 dan 200 meter dan renang 25
meter
4. Jenis olahraga permainan, seperti sepak bola, voli, bulu tangkis, tenis
meja dan tenis lapangan
6
4. Olahraga berat sekali : Balap sepeda jarak jauh ( > 130 km ) Angkat
besi, Marathon Rowing.
Karbohidrat
Semua macam karbohidrat sebelum diserap akan dijadikan glukosa. Beberapa banyak
karbohidrat yang dimakan tergantung dari beratnya latihan. Apabila asupan
karbohidrat kurang akan berdampak pada kelelahan otot. Dan ini akan mengganggu
performa atlet. Contoh makanan tinggi karbohidrat seperti sereal , roti , pasta , nasi ,
buah-buahan , sayuran dan kacang-kacangan.
Protein
Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, pembentukan otot,
pembentukan sel-sel darah merah, pertahanan tubuh terhadap penyakit, enzim dan
hormon, dan sintesa jaringan-jaringan badan lainnya. Protein dicerna menjadi asam-
7
asam amino, yang kemudian dibentuk protein tubuh di dalam otot dan jaringan lain.
Protein dapat berfungsi sebagai sumber energi apabila karbohidrat yang dikonsumsi
tidak mencukupi seperti pada waktu latihan fisik intensif.Sebaiknya, kurang lebih
15% dari total kalori yang dikonsumsi berasal dari protein. Begitu pentingnya protein,
atlet akan disarankan untuk mengkonsumsi makanan protein berkualitas tinggi seperti
pada daging ayam, sapi, ikan, telur, produk susu, kacang juga biji-bijian.
Lemak
Lemak dibutuhkan sebagai sumber energy yang berjangka waktu lama, missal untuk
olahraga lari marathon.Pemilihan makanan berlemak tidak boleh
sembarangan.Sebelum dan selama latihan tidak dianjurkan mengkonsumsi makanan
tinggi lemak. Hal ini dikarenakan lemaka akan lama dicerna dan memiliki waktu
tinggal lama didalam perut.
8
berat secara potensial dapat menyebabkan temperatur tubuh meningkat dan mengarah
ke heat stroke serta dapat berakibat fatal. Karena itu para atlet khususnya yang
melakukan kegiatan endurance harus menyadari pentingnya minum cairan selama
latihan maupun sesudahnya, walaupun belum terasa haus. Serat makanan penting
untuk memelihara fungsi normal dari saluran cerna. Serat makanan yang tinggi bisa di
dapat dari sayuran, buahan, grain dan kacang-kacangan. Asupan gizi yang dikonsumsi
atlet hendaknya selalu dikonsultasikan dengan pakar gizi sehingga asupan gizi yang
masuk ke dalam tubuh bisa memenuhi kebutuhan sebagai atlet sesuai dengan bidang
olahraga yang ditekuni. Atlet sangat dianjurkan untuk tidak memilih makanan
sembarangan supaya performanya bagus.
Ada beberapa makanan dan minuman yang perlu dihindari atlet dalam
pemenuhan asupan gizi :
Alkohol
Sup kaleng
9
Sereal
Atlet disarankan untuk tidak mengkonsumsi sereal. Pada jenis makanan ini
mengandung gula yang sangat tinggi sehingga akan menambah kalori dalam tubuh.
Minyak kelapa
Dalam satu sendok makan minyak kelapa mengandung 120 kalori. Meski
dinilai sehat, akan tetapi konsumsi minyak kelapa tetap harus dijaga. Kalau tidak,
kalori akan tertimbun dalam tubuh dan meski atlet berolahraga, bukan tidak mungkin
kalori akan berubah jadi lemak jahat.
Protein bar
Protein bar yang ada dipasaran mengandung gula yang cukup tinggi.
Disarankan jika ingin makan protein bar, pilih yang jumlah kalorinya 300 sampai 400
dan jumlah protein 15 sampai 20 gram. Jumlah karbohidratnya pun harus
diperhitungkan karena karbohidrat justru diperlukan tubuh untuk energi tubuh. Frozen
yoghurt Jenis makanan ini rendah lemak, akan tetapi kandungan gula nya tinggi. Nah,
apabila dikonsumsi bersamaan dengan karbohidrat bisa jadi gula darah kita menjadi
tinggi.Karena karbohidrat dalam tubuh diubah menjadi glukosa. Bila akan
mengkonsumsi yoghurt, disarankan yang plain yoghurt.
-
B. ISTILAH DALAM GIZI
Beberapa Istilah yang dipakai dalam Ilmu gizi yaitu:
Gizi Baik: Keadaan sehat yang disebabkan oleh konsumsi, penyerapan dan
penggunaan pangan dalam jumlah yang cukup serta seimbang.
10
Gizi Kurang: Suatu keadaan tidak sehat yang terjadi karena tidak cukup
makanan yang dikonsumsi sehingga tidak memenuhi kebutuhan energi dan zat
gizi lainnya dalam jangka waktu tertentu.
Gizi Lebih: Keadaan yang timbul karena konsumsi pangan yang berlebihan
selama jangka waktu tertentu yang melebihi kebutuhan tubuh.
Gizi Salah: Keadaan tidak sehat yang disebabkan oleh karena kekurangan atau
kelebihan satu atau lebih zat gizi dalam susunan makanannya dalam jangka
waktu lama
Kebiasaan makanan (Pola Pangan): Cara-cara yang dipakai orang pada
umumnya untuk memilih bahan makanan yang mereka makan sebagai reaksi
terhadap pengaruh fisiologis, kebudayaan dan sosial
Status gizi atlet: Keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi, penyerapan dan
penggunaan pangan didalam tubuh.
Zat gizi merupakan senyawa atau unsur-unsur kimia yang terkandung dalam
makanan dan diperlukan untuk metabolisme di dalam tubuh secara normal. Ada
beberapa jenis zat gizi yang diperlukan oleh manusia untuk menjalankan metabolisme
yang normal. Minimal ada 50 jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh yang
dikelompokan menjadi 6 kelompok utama zat gizi yaitu Karbohidrat, protein dan
11
lemak yang disebut juga zat gizi makro; vitamin dan mineral disebut adalah zat gizi
mikro; dan kelompok air. Bila dilihat dari segi fungsinya, ada tigafungsi utama zat
gizi yaitu sebagai sumber energi, pertumbuhan dan mempertahankan jaringan-
jaringan tubuh dan berfungsi mengatur proses-proses dalam tubuh.
Zat gizi yang dibutuhkan atlet terdiri dari zat gizi makro dan zat gizi mikro.
Yang termasuk kelompok zat gizi makro yaitu karbohidrat, lemak dan protein,
sedangkan zat gizi mikro yaitu vitamin dan mineral. Karbohidrat merupakan salah
satu jenis jenis zat gizi yang sangat penting bagi atlet. Agar cadangan energi atlet
mencukupi kebutuhan, karbohidrat merupakan penyuplai energi yang utama. Bagi
atlet yang menekuni cabang olahraga dengan waktu yang lama, pengisian karbohidrat
otot (karbohidrat loading) kadang merupakan pilihan yang sangat tepat untuk
menyediakan cadangan energi yang cukup selama latihan dan pertandingan.
Kelompok zat gizi makro terdiri dari karbohidrat, lemak dan protein. Ketiga jenis zat
gizi makro ini merupakan penghasil energi bagi tubuh, yang diperlukan untuk
melakukan berbagai kegiatan baik internal maupun eksternal.
Yang termasuk kelompok gizi mikro adalah vitamin dan mineral. Zat gizi
mikro ini yaitu vitamin dan mineral diperlukan atlet untuk mengatur metabolisme
normal dalam tubuh. Vitamin merupakan suatu senyawa organik kompleks yang
dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Meskipun kebutuhan akan vitamin sangat
sedikit, tetapi vitamin sangat penting untuk proses pertumbuhan, mempertahankan
kesehatan dan proses metabolisme normal dalam tubuh. Vitamin tidak dapat
diseintesa oleh tubuh sehingga harus diperoleh dari makanan. Pemberian nama
vitamin diberi simbol abjad menurut urutan saat diisolasi pertama kali. Setelah itu
baru diberi nama sesuai unsur kimia yang menyusunnya, misalnya vitamin C
namanya menjadi asam askorbat. Vitamin bekerja dengan cara mengaktifkan reaksi
kimia tertentu dalam proses metabolisme. Jika kekurangan vitamin maka proses
metabolisme akan terganggu dan tubuh menjadi sakit.
12
Dalam pembinaan prestasi atlet diperlukan proses yang panjang dan kontinyu.
Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi seorang atlet antara lain kemampuan
fisik, psikologis dalam diri atlet, keterampilan fisik, bakan yang didapat sejak lahir
dan program latihan yang mantap, masalah kesehatan, gizi dan penyediaan makan
yang adekuat. Pengaturan makanan bagi atlet merupakan faktor yang penting dalam
mencapai prestasi optimal. Makanan yang memenuhi syarat gizi seimbang memegang
peranan vital bila atlet ingin mendapatkan prestasi maksimal. Bahkan dengan
kombinasi yang baik antara atlet yang berbakat, teknik latihan dan pelatih terbaik,
namun makanan yang tidak memnuhi syarat dan gizi tidak seimbang tidak mungkin
atlet dapat berprestasi secara maksimal.
Perbaikan status gizi Atlet yang mengalami status gizi yang belum optimal
maka harus dilakukan perbaikan status gizi. Tujuan pengaturan makanan pada
tahap ini adalah :
13
Meningkatkan status gizi untuk menambah BB dan meningkatkan kadar Hb.
Menurunkan BB bagi atlet dengan olahraga yang perlu klasifikasi BB tertentu
seperti cabang olahraga tinju, karate, pencak silat, gulat. Perbaikan status gizi
dengan mengatur makanan yang dikonsumsi sebaiknya perlu memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
a Bagi atlet yang menaikkan Berat Badan :
1. Kebutuhan gizi sesuai menurut umur, jenis kelamin, BB dan
aktifitas.
2. Menu seimbang dengan aneka ragam bahan makanan
3. Menu disesuaikan dengan pola makan atlet dan pembagian
makanan disesuaikan dengan jadwal pertandingan
4. Untuk meningkatkan kadar Hb, makanan yang mengandung zat
besi dari hewani lebih banyak diserap
5. Menambah makanan yang kaya vitamin C.
b Bagi atlet yang menurunkan Berat Badan perlu diperhatikan :
1. Penurunan BB sebaiknya dilakukan pada persiapan umum
2. Mengurangi konsumsi energi 25% dari kebutuhan energi atau 500
kalori untuk penurunan 0.5 kg BB/mgg atau 1000 kalori untuk
penurunan/kg/ BB/mgg
3. Menambah aktifitas
4. Menu seimbang dan memenuhi kebutuhan gizi
5. Tidak dilakukan penurunan bera badan secara drastisPemeliharaan
status gizi
Pemeliharaan status gizi dilakukan pada atlet dengan status gizi optimal, mulai dari
persiapn umum atau setelah masuk persiapan khusus
Pemeliharaan status gizi dilakukan dengan cara pengaturan makan yang baik, terus
memantau status gizi/komposisi tubuh melalui pengukuran BB pagi hari, tinggi badan
dan persentase lemak secara teratur Hal yang perlu diperhatikan :
1. Konsumsi energi harus cukup, terutama karbohidrat kompleks
2. Mengatur diri sendiri, bahan bakar otot harus diisi kembali setelah
latihan.
3. Porsi makan kecil tapi sering
14
4. Gunakan waktu istirahat sebaik mungkin. Gunakan waktu ekstra
untuk makan agar lebih santai
5. Maksimalkan kemampuan endurens/daya tahan dengan
meningkatkan kapasitas erobik dan meningkatkan kadar Hb serta
maksimalkan regulator metabolisme dengan konsumsi vit dan
mineral yang cukup
6. Banyak makan sayur hijau dan buah berwarna kuning, serealia,
kacang-kacangan.
7. Kurangi lemak dan minyak
8. Banyak minum air dan jus buah, jangan tunggu sampai haus
9. Timbang Berat Badan setiap hari untuk monitoring status gizi
(sesudah/sebelum latihan)
Ada beberapa petunjuk yang dapai digunakan dalam pengaturan makan atlet
sebelum pertandingan, yaitu:
15
Diusahakan tidak memberikan makanan sumber glukosa 30 menit atau
kurang sebelum pertandingan berlangsung. Hal ini akan menye-
babkan hipoglikemia.
Bagi atlet yang gugup dan cemas berikan makanan cair
Untuk olahraga endurens/daya tahan dapat diberikan diet khusus
(carbohidrat loading) beberapa hari (1minggu) sebelum bertanding.
16
6. Makan malam sebelum hari tanding lebih banyak karbohidrat dan
rendah lemak
7. Memberi makanan yang dikenal atlet
8. Memberikan cukup cairan dengan interval tertentu
9. Susunan hidangan seperti pola tahap pemeliharaan Waktu makan :
3-4 jam sebelum tanding: makanan utama nasi + lauk + sayur + buah
Tujuan: memberi makanan yang memnuhi energi dan zat gizi untuk menulihkan glikogen
otot, status dehidrasi dan keseimbangan elektrolit. Syarat
1. Cukup energi, tinggi karbohidrat, vitamin mineral, cukup protein, rendah lemak
17
2. Banyak cairan
Jenis hidangan yang disukai atlet ialah mie bakso, mie instan dan lainlain. Pemulihan
(Transisi) :
Masa pemulihan dapat diartikan sebagai masa pemulihan beberapa hari setelah
bertanding.
18
Pengaturan makan mengikuti tatalaksana setelah bertanding. Dalam suatu
program latihan, masa ini disebut sebagai masa istirahat aktif. Meskipun
intensitas latihan menurun atlet harus tetap menjaga kondisi fisiknya.
Kebutuhan energi harus disesuaikan dengan aktivitas yang dilakukan sehari-
hari. Ada kalanya pada masa ini atlet sudah tidak berada di pemusatan latihan.
Dalam hal ini atlet harus tetap mempertahankan kebiasaan makan yang sudah
terpola seperti di pemusatan latihan.
19
BAB III
PENUTUPAN
KESIMPULAN
1. Beberapa Istilah Dalam Ilmu Gizi, antara lain, sebagai berikut: Ilmu Gizi (Nutrition
Science), Zat Gizi (Nutrients), Makanan, Pangan, Bahan makanan, Status gizi.
2. Ruang Lingkup Gizi: Perhatian ilmu gizi dimulai dari cara produksi pangan
(agronomi dan peternakan); perubahan-perubahan yang terjadi pada tahap pascapanen
dari mulai penyediaan pangan, distribusi dan pengolahan pangan; konsumsi makanan;
dan cara-cara pemanfaatan makanan oleh tubuh dalam keadaan sehat dan sakit.
3. Perkembangan ilmu gizi: Titik tolak perkembangan ilmu gizi dimulai pada masa
manusia purba dan pada abad pertengahan sampai pada masa munculnya ilmu
pengetahuan pada abad ke-19 dan ke-20. Pada masa manusia purba ilmu gizi
dinyatakan sebagai suatu evolusi. Disini para peneliti menggambarkan manusia
sebagai pemburu makanan dan dikenal sebagai Todhunter, perkembangan ilmu gizi
sebagai suatu evolusi.
4. Fungsi zat gizi, yaitu memberi energi, Pertumbuhan dan pemeliharaan
jaringan tubuh (zat pembangun), Mengatur proses tubuh (zat pengatur).
5. Akibat Gizi Lebih pada Proses Tubuh: Gizi lebih menyebabkan kegemukan atau
obesitas. Kelebihan energy yang dikonsumsi disimpan di dalam jaringan dalam
bentuk lemak. Kegemukan merupakan salah satu faktor risiko dalam terjadinya
berbagai peyakit degenerative.
SARAN
Secara klasik kata gizi dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk
menyediakaan energi, membangun, dan memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses-
proses kehidupan dalam tubuh. Oleh karena itu, kita mesti menjaga pola makanan kita
dengan gizi yang baik, sehingga tubuh tetap sehat.
20
DAFTAR PUSTAKA
Irianto, D.P., 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Penerbit Andi.
Yogyakarta. Nasoetion, A, Hadi Riyadi dan Eddy, S.M. 1994/1995. Dasar-dasar Ilmu Gizi.
Dikdasmen. Depdikbud. Jakarta.
Rimbawan & Albiner Siagian, 2002. Indeks Glikemik Pangan. Penebar Swadaya. Jakarta. 1.
Read RSD (1997), Eating disorders. Dalam : Wahlqvist M L (Edit), Food and Nujtrition,
Australia, Asian and the Pacific, Allen & Unwin, Sydney. Hal 366 – 372
21