Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN

GASTRITIS

OLEH

KELOMPOK 3

Indah Winaria Rakay

Maria Dolorosa

Meyske Ferdani Angeline

Novayunda Pratika Latanna

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STELLA MARIS MAKASSAR

PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2020/2021


KONSEP DASAR MEDIS
(KDM)
1. DEFENISI
Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan inflamasi jaringan
mukosa(jaringan lunak) lambung. Gastritis atau yang lebih dikenal dengan maag berasal
dari bahasa Yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti
inflamasi atau peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk
dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung
(Beyer, 2011).
Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung paling sering diakibatkan oleh
ketidakaturan diet, misalnya makan terlalu banyak dan cepat atau makan makanan yang
terlalu berbumbu atau terinfeksi oleh penyebab yang lain seperti alkohol, aspirin, refluks
empedu atau terapi radiasi (Brunner, 2015).

2. ETIOLOGI
Menurut Muttaqin (2011) penyebab dari gastritis antara lain :
1) Obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid / OAINS (indometasin,
ibuprofen, dan asam salisilat), sulfonamide, steroid, kokain, agen kemoterapi
(mitomisin, 5-fluora-2-deoxyuriine), salisilat, dan digitalis bersifat mengiritasi
mukosa lambung.
2) Minuman beralkohol ; seperti : whisky,vodka, dan gin.
3) Infeksi bakteri ; seperti H. pylory (paling sering), H. heilmanii, streptococci,
staphylococci, proteus spesies, clostridium spesies, E. coli, tuberculosis, dan
secondary syphilis.
4) Infeksi virus oleh Sitomegalovirus
5) Infeksi jamur ; candidiasis, histoplasmosis, dan phycomycosis.
6) Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal
napas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat, dan refluks ususlambung.
7) Makanan dan minuman yang bersifat iritan . makanan berbumbu dan minuman
dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan agen-agen iritasi mukosa
lambung.
8) Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu ( komponen penting
alkali untuk aktivasi enzim-enzim gastrointestinal) dari usus kecil ke mukosa
lambungsehingga menimbulkan respon peradangan mukosa.
9) Iskemia, hal ini berhubungan dengan akibat penurunan aliran darah ke lambung.
10) Trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara agresi dan
mekanisme pertahanan umtuk menjaga integritas mukosa, yang dapat
menimbulkan respon peradangan pada mukosa lambung.

3. PATOFISIOLOGI
Menurut Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI), VOLUME 1, NO. 1, MEI 2015:
17-24, patofisiologi gastritis terbagi atas atas:
1) Gastritis Akut
Gastritis Akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia obat-obatan
dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada pasien yang
mengalami strees akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus Vagus),
yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) didalam lambung akan
menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia. Zat kimia maupun makanan yang
merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk
menghasilkan mukus mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya
untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna respon mukosa
lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilitasi sel
mukosa gaster.
Lapisan mukosa gaster terdapat enzim yang memproduksi asam klorida
atau HCl, terutama daerah fundus.Vasodilitasi mukosa gaster akan menyebabkan
produksi HCl meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri, rasa
nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon
mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat berupa pengelupasan.
Pengelupasan sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi memicu timbulnya
pendarahan. Pendarahan yang terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun
dapat juga berhenti sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang
dalam waktu 24-48 jam setelah pendarahan
2) Gastritis Kronis
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau
maligna dari lambung atau oleh bakteri helicobactery pylory ( H. pylory )
Gastritis Kronis dapat diklasifikasikan sebagai tipe A / tipe B, tipe A ( sering
disebut sebagai gastritis autoimun ) diakibatkan dari perubahan sel parietal, yang
menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan dengan penyakit
autoimun seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari
lambung. Tipe B ( kadang disebut sebagai gastritis ) mempengaruhi antrum dan
pylorus ( ujung bawah lambung dekat duodenum ) ini dihubungkan dengan
bakteri Pylory. Faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan atau
obat-obatan dan alkohol, merokok, atau refluks isi usus kedalam lambung.

4. MENIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinik bervariasi mulai dari keluhan ringan hingga muncul perdarahan
saluran cerna bagian atas bahkan pada beberapa pasien tidak menimbulkan gejala yang
khas. Manifestasi gastritis akut dan kronik hampir sama, seperti anoreksia, nyeri
epigastrum, mual dan muntah, sendawa, hematemesis (Suratun dan Lusianah, 2010).
Tanda dan gejala gastritis adalah:
1) Gastritis Akut yaitu anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan
saluran cerna pada hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia
2) Gastritis kronik, kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian
kecil mengeluh nyeri ulu hati, anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan
pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan

5. PENATALAKSANAAN
1) Farmakologi
a. Antasida: Untuk menetralisir asam digunakan antasida umum (misalnya
aluminium hiroksida), untuk menetralisir asam lambung serta
melindungi dinding lambung dari iritasi akibat asam lambung.
b. Histamin: dapat diberikan untuk menghambat pembentukan asam
lambung dan kemudian menurunkan iritasi lambung
c. Sulcralfate: diberikan untuk melindungi mukosa lambung dengan cara
menyeliputinya, untuk mencegah difusi kembali asam dan pepsin yang
menyebabkan iritasi
d. Pembedahan: untuk mengangkat gangrene dan perforasi
e. Antikoagulan: bila ada perdarahan pada lambung, digunakan untuk
mengobati dan mencegah penyumbatan pembuluh darah.
f. Gastrojejunuskopi/risiko lambung: mengatasi obsruksi pylorus
2) Non farmakologi
a. Tirah baring: bertujuan membantu mengurangi rasa mual yang sering
dialami oleh pasien (tidak semua pasien dapat dianjurkan tirah baring)
b. Mengurangi stres: bertujuan untuk merelaksasikan pikiran pasien agar
dapat terhindari ketegangan dan kecemasan
c. Diet: bertujuan untuk menetralkan kelebihan asam lambung dengan
memberikan makanan adekuat dan tidak merangsang

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Suratun (2010) pemeriksaan penunjang pada pasien dengan gastritis meliputi :
 Pemeriksaan endoskopi adalah salah satu prosedur pemeriksaan medis untuk
melihat kondisi saluran pencernaan dengan menggunakan alat endoskop yang
merupakan suatu alat yang berbentuk selang elastisdengan lampu dan kamera
optik di ujungnya.
 Pemeriksaan histopatologi adalah pemeriksaan dari jaringan tubuh
manusia,dimana jaringan itu dilakukan pemeriksaan pemeriksaan dan
pemotongan mikroskopis,diproses sampai siap menjadi slideatau preparat yang
kemudian dilakukan pembacaan secara mikroskopis untuk penentuan diagnosis.
 Gastropy untuk mengetahui permukaan mukosa (perubahan). Mengidentifikasi
area perdarahan dan mengambil jaringan untuk biopsi.
 Pemeriksaan laboratorium tidak terlalu spesifik untuk penderita gastritis,tetapi
dapat dilakukan untuk melihat adanya anemia bila terjadi perdarahan. Batas
serum gastrin biasanya menurun atau normal. Serum vitamin B 12 dapat dikaji
untuk melihat kekurangan vitamin B 12.
 Pemeriksaan feses tes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapat H pylori
dalam feses atau tidak hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi.
 Rontegan saluran cerna bagian atas tes ini akan terlihat adanya tanda-tanda
gastritis atau penyakit pencernaan lainya. Biasanya akan minta menelan cairan
berium terlebih dahulu sebelum dilakukan rontegan. Cairan berium tersebut akan
melapisi saluran cerna dan akan terluhat lebih jelas ketika di ronsen.

7. KOMPLIKASI
Menurut Muttaqin. A (2011. Hal: 387) terdapat komplikasi gastritis menurut tipenya
yaitu :
1) Pada gastritis akut dapat terjadi :
a. Hematemesis atau melena
b. Perdarahan pada saluran cerna bagian atas salah satu dari
kegawatdaruratan klien dengan gastritis dan terkadang banyak
kehilangan darah sehingga dapat menyebabkan syok hingga kematian.
c. Terjadi ulkus peptikum jika prosesnya hebat
d. Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.
2) Gastritis Kronik :
a. Atrofi lambung (suatu kondisi dimana lapisan perut meradang dan
jaringan mulai dihancurkan) yang dapat menyebabkan gangguan
penyerapan trauma terhadap vitamin B12
b. Anemia
c. Gangguan penyerapan zat besi
d. Keganasan atau karsinoma
PATHWAY GASTRITIS
Etiologi

H. Pylory OAINS/NSAID Alkohol Stres

Produksi asam Merangsang


Infeksi mukosa Menghambat aksi
hipotalamus
lambung (antrum) enzim sikloosigenase
Merusak mukosa
Kadar histamine dan
Gastrin meningkat Menghambat lambung
ACH
prostagalandin

Sekresi asam
normal/meningkat Perlindungan mukosa

Merusak mukosa
lambung

Produksi asam
lambung

Iritasi mukosa
lambung

Peradangan mukosa
lambung
Ansietas Erosi pada mukosa Kontraksi otot
lambung lambung
TG : gelisah /
Kurang pengetahuan perasaan tidak enak
Erosi pada lapisan Masukan nutrient Anoreksia, mual,
SLKI pembuluh darah inadekuat muntah
Tingkat Pengetahuan (L.12111):
Setelah dilakukan tin. Keperawatan 3x24 jam
Perdarahan
diharapkan tidak terjadi penurunan curah jantung Defisit Nutrisi Kehilangan cairan
dengan kriteria hasil:
a.Perilaku sesuai dengan pengetahuan cukup
menurun (2), ditingkatkan pada cukup meningkat Nyeri Nausea
(4) TG : mual dan Hypovolemik
b.Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi muntah
sedang (3) ditangkatkan pada cukup menurun (4)
TG : mual, nyeri TG : mual,muntah,
c.Persepsi yang keliru terhadap masalah cukup
meningkat (2), ditingkatkan pada cukup menurun abdomen pucat
(4)
SLKI
SIKI
SLKI Status Gizi (L.03030)
Edukasi Keperawatan (I.12383): TG : Nyeri Tingkat Nausea (L.08065) Setelah dilakukan tin. Keperawatan
1) Observasi
Setelah dilakukan tin. Keperawatan 3x24 3x24 jam diharapkan tidak terjadi
a.Identifikasi kesiapan dan kemampuan
jam diharapkan tidak terjadi penurunan penurunan curah jantung dengan
menerima informasi
kriteria hasil:
b.Idenntifikasi faktor-faktor yang dapat curah jantung dengan kriteria hasil:
a. Nyeri abdomen meningkat
meningkatkan dan menurunkan motivasi a. Nafsu makan cukup menurun (2), (1), ditingkatkan pada cukup
perilaku hidup bersih dan sehat ditingkatkan pada cukup menurun (4)
2) Terapeutik meningkat (4) b. Diare cukup meningkat (2),
a.Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai b. Keluhan mual meningkat (1), ditingkatkan pada cukup
kesepakatan ditingkatkan pada cukup menurun menurun (4)
b.Berikan kesempatan untuk bertanya (4) Nafsu makan cukup memburuk,
3) Edukasi c. Perasaan ingin muntah cukup ditingkatkan pada cukup membaik
a.Jelaskan faktor risiko yang dapat meningkat (2), ditingkatkan pada (4)
mempengaruhi kesehatan cukup menurun (4)
b.Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat d. Perasaan asam di mulut cukup
c.Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkat (2), ditingkatkan pada
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
cukup menurun (4)
Manajemen Mual (I.03117):
SIKI
1) Observasi Manajemen Nutrisi (I.03119):
a. Identifikasi pengalaman 1) Observasi
SKLI mual a. Identifikasi status gizi
Tingkat Nyeri (L.08066) b. Identifikasi dampak mual b. Monitor asupan makanan
Setelah dilakukan tin. Keperawatan 3x24 jam terhadap kualitas hidup (mis. 2) Terapeutik
Nafsu makan, aktivitas, a. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
diharapkan tidak terjadi penurunan curah jantung
kinerja, tanggung jawab
dengan kriteria hasil: b. Berikan suplemen makanan
peren, dan tidur)
a.Muntah cukup meningkat (2), ditingkatkan pada c. Identifikasi antiemetik untuk 3) Edukasi
cukup menurun (4) mencegah mual a. Anjurkan posisi duduk
b.Mual cukup meningkat (2), ditingkatkan pada 2) Terapeutik b. Ajarkan diet yang diprogramkan
cukup menurun (4) a. Kendalikan faktor 4) Kolaborasi
c.Nafsu makan cukup memburuk (2), ditingkatkan lingkungan penyebab mual a. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (misalnya
pada cukup membaik (4) (mis.bau tak sedap, suara, pereda nyeri)
SIKI dan rangsangan visual yang b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
tidak menyenangkan)
Manajeemen Nyeri (I.08238): kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan
b. Kurangi atau hilangkan
1) Obsevasi
keadaan penyebab mual
a.Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, (mis.kecemasan, ketakutan, SKLI
kualitas, intensitas nyeri kelelahan)  Status Cairan (L.03028)
b.Identifikasi skala nyeri c. Berikan jumlah makanan Setelah dilakukan tin. Keperawatan 3x24 jam diharapkan tidak terjadi
c.Identifikasi respons nyeri non verbal yang sedikit dan menarik penurunan curah jantung dengan kriteria hasil:
2)Terapeutik d. Berikan makanan dingin, a.Output urine cukup menurun (3), ditingkatkan pada cukup meningkat
a.Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi cairan bening, tidak berbau (4)
rasa nyeri dan tidak berwarna
b.Intake cairan cukup memburuk (2), ditingkatkan pada cukup
b.Fasilitasi istirahat dan tidur
3) Edukasi
membaik (4)
a. Anjurkan istirahat dan tidur
c.Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam  Keseimbangan Cairan (L.03020)
yang cukup
pemelihan strategi meredakan nyeri a.Asupan cairan menurun (1), ditingkatkan sedang (3)
b. Anjurkan sering
3)Edukasi membersihkan mulut, b.Asupan makanan menurun (1), ditingkatkan cukup meningkat (4)
a.Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri kecuali jika merangsang SIKI
b.Jelaskan strategi meredakan nyeri mual Manajemen Hipovolemia (I.03116):
4)Kolaborasi c. Anjurkan makanan yang
1)Observasi
a.Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu tinggi karbohidrat dan
rendah lemak a.Periksa tanda dan gejala hipovolemia (turgo kulit menurun, membran
d. Anjurkan penggunaan teknik mukosa kering, volume cairan urin menurun, haus, lemah)
nonfarmakologis untuk b.Monitor intake dan output cairan
mengatasi mual 2)Terapeutik
(mis.relaksasi, terapi musik) Berikan asupan cairan oral
4) Kolaborasi 3)Edukasi
Kolaborasi pemberian Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
antimetik, jika perlu
4)Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (NaCl, RL)
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

(KDK)

1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang dilakukan secara
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien (Setiadi, 2012). Data tersebut berasal dari pasien
(data primer), keluarga (data sekunder), dan catatan yang ada (data tersier). Pengkajian
dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan melalui wawancara, observasi
langsung, dan melihat catatan medis. Adapun data yang diperlukan pada pasien gastritis
yaitu sebagai berikut :
a. Data dasar (Identitas Klien)
Meliputi nama lengkap nama panggilan, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin,
status, agama, bahasa yang digunakan, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat,
sumber dana/ biaya serta identitas orang tua.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama : Nyeri ulu hati dan perut sebelah kiri bawah.
2) Riwayat kesehatan sekarang : Meliputi perjalanan penyakitnya, awal dari gejala
yang dirasakan klien, keluhan timbul dirasakan secara mendadak atau bertahap,
faktor pencetus, upaya untuk mengatasi masalah tersebut.
3) Riwayat kesehatan terdahulu : Meliputi penyakit yang berhubungan dengan
penyakit sekarang, riwayat dirumah sakit, dan riwayat pemakaian obat.
4) Riwayat kesehatan keluarga : Dihubungkan dengan kemungkinan adanya
penyakit keturunan, kecenderungan, alergi dalam satu keluarga, penyakit menular
akibat kontak langsung maupun tidak langsung. Pada pasien gastritis, dikaji
adakah keluarga yang mengalami gejala serupa, penyakit keluarga berkaitan erat
dengan penyakit yang diderita pasien. Apakah hal ini ada hubungannya dengan
kebiasaan keluarga dengan pola makan, misalnya minum-minuman yang panas,
bumbu penyedap terlalu banyak, perubahan pola kesehatan berlebihan,
penggunaan obat-obatan, alkohol, dan rokok (Sukarmin, 2013).
5) Genogram : Genogram umumnya dituliskan dalam tiga generasi sesuai dengan
kebutuhan. Bila klien adalah seorang nenek atau kakek, maka dibuat dua generasi
dibawah, bila klien adalah anak-anak maka dibuat generasi keatas.
6) Riwayat psikososial : Meliputi mekanisme koping yang digunakan klien untuk
mengatasi masalah dan bagaimana motivasi kesembuhan dan cara klien menerima
keadaannya.

2. DIAGNOSA
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
2) Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
3) Neusea berhubungan dengan iritasi lambung
4) Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan
5) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang pengetahuan

3. INTERVENSI

N SDKI SLKI SIKI


O
1. Nyeri akut berhubungan Tingkat Nyeri (L.08066) Manajeemen Nyeri
dengan agen pencedera Setelah dilakukan tin. (I.08238):
fisiologis 1) Obsevasi
Keperawatan 3x24 jam
(D.0077) a. Identifikasi lokasi,
diharapkan tidak terjadi karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
penurunan curah jantung
intensitas nyeri
dengan kriteria hasil: b. Identifikasi skala
nyeri
a. Muntah cukup
c. Identifikasi respons
meningkat (2), nyeri non verbal
2) Terapeutik
ditingkatkan pada
a. Berikan teknik
cukup menurun (4) nonfarmakologis
untuk mengurangi
b. Mual cukup
rasa nyeri
meningkat (2), b. Fasilitasi istirahat dan
tidur
ditingkatkan pada
c. Pertimbangkan jenis
cukup menurun (4) dan sumber nyeri
dalam pemelihan
c. Nafsu makan cukup
strategi meredakan
memburuk (2), nyeri
ditingkatkan pada 3) Edukasi
a. Jelaskan penyebab,
cukup membaik (4)
periode, dan pemicu
nyeri
b. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
4) Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Hipovolemia berhubungan Status Cairan (L.03028) Manajemen Hipovolemia
dengan kehilangan cairan Setelah dilakukan tin. (I.03116):
aktif 1) Observasi
Keperawatan 3x24 jam
(D.0023) a. Periksa tanda dan
diharapkan tidak terjadi gejala hipovolemia
(turgo kulit menurun,
penurunan curah jantung
membran mukosa
dengan kriteria hasil: kering, volume cairan
urin menurun, haus,
a. Output urine cukup
lemah)
menurun (3),
b. Monitor intake dan
ditingkatkan pada
output cairan
cukup meningkat (4)
2) Terapeutik
b. Intake cairan cukup
Berikan asupan cairan
memburuk (2),
oral
ditingkatkan pada
cukup membaik (4)
3) Edukasi
Anjurkan memperbanyak
Keseimbangan Cairan
asupan cairan oral
(L.03020)
a. Asupan cairan
4) Kolaborasi
menurun (1),
Kolaborasi pemberian
ditingkatkan sedang
cairan IV isotonis (NaCl,
(3)
RL)
b. Asupan makanan
menurun (1),
ditingkatkan cukup
meningkat (4)
3. Neusea berhubungan Tingkat Nausea (L.08065) Manajemen Mual
dengan iritasi lambung Setelah dilakukan tin. (I.03117):
(D.0076) 1) Observasi
Keperawatan 3x24 jam
a. Identifikasi
diharapkan tidak terjadi
pengalaman mual
penurunan curah jantung
b. Identifikasi dampak
dengan kriteria hasil:
mual terhadap kualitas
a. Nafsu makan cukup
menurun (2), hidup (mis. Nafsu
ditingkatkan pada
makan, aktivitas,
cukup meningkat (4)
b. Keluhan mual kinerja, tanggung
meningkat (1),
jawab peren, dan
ditingkatkan pada
cukup menurun (4) tidur)
c. Perasaan ingin
c. Identifikasi antiemetik
muntah cukup
meningkat (2), untuk mencegah mual
ditingkatkan pada
2) Terapeutik
cukup menurun (4)
d. Perasaan asam di a. Kendalikan faktor
mulut cukup
lingkungan penyebab
meningkat (2),
ditingkatkan pada mual (mis.bau tak
cukup menurun (4)
sedap, suara, dan
rangsangan visual
yang tidak
menyenangkan)
b. Kurangi atau
hilangkan keadaan
penyebab mual
(mis.kecemasan,
ketakutan, kelelahan)
c. Berikan jumlah
makanan yang sedikit
dan menarik
d. Berikan makanan
dingin, cairan bening,
tidak berbau dan tidak
berwarna
3) Edukasi
a. Anjurkan istirahat dan
tidur yang cukup
b. Anjurkan sering
membersihkan mulut,
kecuali jika
merangsang mual
c. Anjurkan makanan
yang tinggi
karbohidrat dan
rendah lemak
d. Anjurkan penggunaan
teknik
nonfarmakologis
untuk mengatasi mual
(mis.relaksasi, terapi
musik)
4) Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
antimetik, jika perlu
4. Defisit nutrisi Status Gizi (L.03030) Manajemen Nutrisi
berhubungan dengan Setelah dilakukan tin. (I.03119):
ketidakmampuan 1) Observasi
Keperawatan 3x24 jam
mencerna makanan a. Identifikasi status gizi
(D.0019) diharapkan tidak terjadi b. Monitor asupan
makanan
penurunan curah jantung
2) Terapeutik
dengan kriteria hasil: a. Sajikan makanan
secara menarik dan
a. Nyeri abdomen
suhu yang sesuai
meningkat (1),
b. Berikan suplemen
ditingkatkan pada
makanan
cukup menurun (4)
3) Edukasi
b. Diare cukup
a. Anjurkan posisi duduk
meningkat (2),
b. Ajarkan diet yang
ditingkatkan pada
diprogramkan
cukup menurun (4)
4) Kolaborasi
c. Nafsu makan cukup
a. Kolaborasi pemberian
memburuk,
medikasi sebelum
ditingkatkan pada
makan (misalnya
cukup membaik (4)
pereda nyeri)
b. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan
5. Defisit pengetahuan Tingkat Pengetahuan Edukasi Keperawatan
berhubungan dengan (L.12111): (I.12383):
kurang pengetahuan Setelah dilakukan tin. 1) Observasi
(D.0111) a. Identifikasi kesiapan
Keperawatan 3x24 jam
dan kemampuan
diharapkan tidak terjadi menerima informasi
b. Idenntifikasi faktor-
penurunan curah jantung
faktor yang dapat
dengan kriteria hasil: meningkatkan dan
menurunkan motivasi
a. Perilaku sesuai
perilaku hidup bersih
dengan pengetahuan
dan sehat
cukup menurun (2),
2) Terapeutik
ditingkatkan pada
a. Jadwalkan pendidikan
cukup meningkat (4)
kesehatan sesuai
b. Pertanyaan tentang
kesepakatan
masalah yang
b. Berikan kesempatan
dihadapi sedang (3),
untuk bertanya
ditangkatkan pada
3) Edukasi
cukup menurun (4)
a. Jelaskan faktor risiko
c. Persepsi yang keliru
yang dapat
terhadap masalah
mempengaruhi
cukup meningkat (2),
kesehatan
ditingkatkan pada
b. Ajarkan perilaku
cukup menurun (4)
hidup bersih dan sehat
c. Ajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan
perilaku hidup bersih
dan sehat
DAFTAR PUSTAKA

Agus P., & Sri L., 2008. Endoskopi Gastrointestinal Jakarta: Salemba Medika

Mustaqin A., & Kumala S (2011). Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan Keperawatan
Medikal Beda. Jakarta: Salemba Medika

Doenges, Marilynn. E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan

Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih Bahasa Made Karyono, Ini Made Sumawarti,Edisi.
3. Jakarta: EGC

Tim Pakja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA (JIKI), VOLUME 1, NO. 1, MEI 2015: 17-24

Fathan Muhi Amrulloh& Nurul Utami|Hubungan Konsumsi OAINS terhadap Gastritis Majority
Volume 5 Nomor 5 Desember 2016

Price SA, Lorraine MW.Konsep proses-proses penyakit Dalam: patofisiologi. Edisi ke-6
Terjemahan : Brahm U ,pendit, et al. Jakarta EGC

Doenges, 2014. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC : Jakarta.

WHO Disease burden and mortality estimates. Global Health Observatory (gho)data.2013(di
unduh 5 november 2017).

ASKEP
Seorang laki-laki usia 25 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan demam sejak 2 hari yang lalu
disertai BAB encer 6 x di rumah. pasien mengeluh nyeri ulu hati yang dialami sejak kurang
lebih 2 minggu terakhir dan memberat 3 hari yang lalu disertai adanya mual dan muntah. Rasa
nyeri ulu hati seperti terbakar dan teriris serta perasaan tidak enak, anoreksia, lidah tampak kotor.
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital menunjukkan hasil TD : 110/80 mmHg, Suhu : 38.70 C, nadi :
90x/menit, frekuensi nafas 22x/menit. Dokter menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan
endoskopi dan pemeriksaan widal, pemeriksaan Feses Lengkap. Pasien mengatakan suka
terlambat makan dan jajan di pinggir jalan. Perawat yang bertugas akan melaksanakan
pengkajian dan menetapkan diagnose keperawatan, menetapkan NIC dan NOC serta
merencanakan pendidikan kesehatan pada pasien.

A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
a. Nama : Tn.X
b. Umur : 25 Tahun
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Diagnosa medis : Gastritis
2. Keadaan umum
a. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan deman sejak 2 hari yang lalu disertai BAB encer 6 x di
rumah.pasien mengeluh nyeri ulu hati yang dialami sejak kurang lebih 2 minggu
terakhir dan memberat 3 hari yang lalu disertai adanya mual dan muntah.pasien
mengatakan suka terlambat makan dan jajan dipinggir jalan.
b. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak dikaji
c. Riwayat penyakit sekarang
1) Keluhan utama : pasien mengeluh nyeri ulu hati
 Provocative/palliative (penyebab)
Pasien mengatakan nyeri ulu hati dan memberat sejak 3 hari yang lalu.

 Quality (kualitas)
Rasa nyeri ulu hati seperti terbakar dan teriris
 Radiates (penyebaran)
Pasien mengatakan nyeri ulu hati atau pada bagian perut kuadran atas
 Time (waktu)
Pasien mengeluh nyeri ulu hati yang dialami sejak kurang lebih 2 minggu
terakhir dan memberat 3 hari yang lalu
2) Keluhan tambahan
Pasien mengeluh demam sejak 2 hari yang lalu disertai BAB encer 6 x di
rumah serta disertai mual dan muntah.
3) Kronologis keluhan
Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan demam sejak 2 hari yang lalu
disertai BAB encer 6 x di rumah. Pasien mengeluh nyeri ulu hati yang dialami
sejak kurang lebih 2 minggu terakhir dan memberat 3 hari yang lalu disertai
adanya mual dan muntah.rasa nyeri ulu hati seperti terbakar dan teriris serta
perasaan tidak enak,anoreksia,lidah tampak kotor. Pemeriksaan TTV
menunjukan hasil
TD : 110/80mmHg,
suhu :38/70 C,
nadi : 90x/menit,
frekuensi nafas 22x/menit.
3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : compos mentis (cukup)
Kulit : kulit pasien tampak hangat
Kepala : mukosa bibir kering,lidah tampak kotor
Abdomen : palpasi, adanya nyeri tekan pada perut bagian kuadran kiri atas
Faktor psikologis : tidak dikaji
4. Pengkajian Pola Kesehatan (11 Pola Gordon)
1) Pola nutrisi metabolic
Ds: anoreksia, mual dan muntah
Do: -

2) Pola eliminasi
Ds: diare disertai nyeri dan muntah
Do: -
3) Pola persepsi kesehatan
Ds: suka terlambat makan dan jajan di pinggir jalan
Do: -

B. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


.
1. DS: Agens cidera biologis Nyeri Akut
a. Pasien mengeluh nyeri
ulu hati seperti terbakar
dan teriris

DO:
a. Pasien tampak merasa
tidak nyaman
b. TTV:
- TD: 110/80mmHG
- Suhu: 38.70C
- Nadi: 90x/menit
- Frekuensi nafas:
22x/menit
2. DS: Kekurangan intake cairan Hipovolemia
a. Pasien mengatakan BAB (mual muntah)
encer 6x
b. Pasien mengatakan
adanya mual dan muntah
DO:
a. Pasien tampak
mengalami anoreksia
b. Pasien tampak memiliki
lidah yang kotor
c. TTV:
- TD: 110/80mmHG
- Suhu: 38.70C
- Nadi: 90x/menit
- Frekuensi nafas:
22x/menit
3. DS: Kurang pengetahuan Defisit pengetahuan
a. Pasien mengatakan suka
terlambat makan
b. Pasien mengatakan suka
jajan di pinggir jalan.
DO:
a. Pasien tampak tidak
mengetahui pola makan
yang seharusnya
b. Pasien tampak tidak
memperhatikan makanan
yang sehat

C. DIAGNOSA
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
a. Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
b. Gejala dan tanda mayor:
Subjektif:
- Mengeluh nyeri
Objektif:
- Tampak meringis
- Tersikap protektif
- Gelisah
- Frekuensi nadi meningkat
- Sulit tidur
c. Gejala dan tanda minor:
Subjektif: (tidak tersedia)
Objektif:
- Nafsu makan berubah
- Berfokus pada diri sendiri
2. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
a. Definisi: Penurunan volume cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intraseluler
b. Gejala dan tanda mayor:
Subjektif: (tidak tersedia)

Objektif:
- Frekuensi nadi meningkat
- Nadi teraba lemah
- Tekanan darah menurun
- Tekanan nadi menyempit
- Turgor kulit menurun
- Membran mukosa kering
- Volume urin menurun
- Hematokrit meningkat
c. Gejala dan Tanda Minor
Subjektif:
- Merasa lemah
Objektif:
- Suhu tubuh meningkat
- Berat badan turun tiba-tiba
3. Neusea berhubungan dengan iritasi lambung
a. Definisi: Perasaan tidak nyaman pada bagian belakang tenggorok atau lambung
yang dapat mengakibatkan muntah
b. Gejala dan Tanda Mayor:
Subjektif:
- Mengeluh mual
- Merasa ingin muntah
- Tidak berminat makan
Objektif: (tidak tersedia)
c. Gejala dan Tanda Minor :
Subjektif:
- Merasa asam di mulut
Objektif:
- Pucat
-

B. INTERVENSI
N SDKI SLKI SIKI
O
1. Nyeri akut berhubungan Tingkat Nyeri (L.08066) Manajeemen Nyeri (I.08238):
dengan agen pencedera Setelah dilakukan tin. 1) Obsevasi
fisiologis a. Identifikasi lokasi,
Keperawatan 3x24 jam
(D.0077) karakteristik, durasi,
diharapkan tidak terjadi frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
penurunan curah jantung
b. Identifikasi skala nyeri
dengan kriteria hasil: c. Identifikasi respons nyeri
non verbal
a. Keluhan nyeri cukup
2) Terapeutik
meningkat (2), a. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
ditingkatkan pada
mengurangi rasa nyeri
cukup menurun (4) b. Fasilitasi istirahat dan tidur
3) Edukasi
b. Meringis cukup
a. Jelaskan penyebab,
meningkat (20, periode, dan pemicu nyeri
b. Jelaskan strategi
ditingkatkan pada
meredakan nyeri
cukup menurun (4) a. Kolaborasi
b. Kolaborasi pemberian
c. Anoreksia cukup
analgetik, jika perlu
meningkat (2),
ditingkatkan pada
cukup menurun (4)
2. Hipovolemia berhubungan Status Cairan (L.03028) Manajemen Hipovolemia
dengan kehilangan cairan Setelah dilakukan tin. (I.03116):
aktif 1) Observasi
Keperawatan 3x24 jam
(D.0023) a. Periksa tanda dan gejala
diharapkan tidak terjadi hipovolemia (turgo kulit
menurun, membran
penurunan curah jantung
mukosa kering, volume
dengan kriteria hasil: cairan urin menurun, haus,
lemah)
a. Kekuatan nadi sedang
b. Monitor intake dan output
(3) cairan
2) Terapeutik
b. Turgor kulit cukup
Berikan asupan cairan oral
menurun, ditingatkan
3) Edukasi
pada cukup
Anjurkan memperbanyak
meningkat(4) asupan cairan oral
c. Output urine cukup
menurun (3), 4) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan
ditingkatkan pada
IV isotonis (NaCl, RL)
cukup meningkat (4)
d. Intake cairan cukup
memburuk (2),
ditingkatkan pada
cukup membaik (4)
e. Suhu tubuh cukup
memburuk (2),
ditingkatkan pada
cukup membaik (4)
3. Neusea berhubungan Tingkat Nausea (L.08065) Manajemen Mual (I.03117):
dengan iritasi lambung Setelah dilakukan tin. 1) Observasi
(D.0076)
Keperawatan 3x24 jam a. Identifikasi pengalaman
diharapkan tidak terjadi mual
penurunan curah jantung d. Identifikasi dampak mual
dengan kriteria hasil: terhadap kualitas hidup
a. Nafsu makan cukup e. Identifikasi antiemetik
menurun (2),
untuk mencegah mual
ditingkatkan pada
cukup meningkat (4) 2) Terapeutik
b. Keluhan mual
a. Kendalikan faktor
meningkat (1),
ditingkatkan pada lingkungan penyebab mual
cukup menurun (4)
(mis.bau tak sedap, suara,
c. Perasaan ingin
muntah cukup dan rangsangan visual
meningkat (2),
yang tidak menyenangkan)
ditingkatkan pada
cukup menurun (4) b. Kurangi atau hilangkan
d. Perasaan asam di
keadaan penyebab mual
mulut cukup
meningkat (2), (mis.kecemasan,
ditingkatkan pada
ketakutan, kelelahan)
cukup menurun (4)
c. Berikan jumlah makanan
yang sedikit dan menarik
d. Berikan makanan dingin,
cairan bening, tidak berbau
dan tidak berwarna
3) Edukasi
a. Anjurkan istirahat dan
tidur yang cukup
b. Anjurkan sering
membersihkan mulut,
kecuali jika merangsang
mual
c. Anjurkan makanan yang
tinggi karbohidrat dan
rendah lemak
d. Anjurkan penggunaan
teknik nonfarmakologis
untuk mengatasi mual
(mis.relaksasi, terapi
musik)
e. Kolaborasi
b. Kolaborasi pemberian
antimetik, jika perlu

Anda mungkin juga menyukai