Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEPERAWATAN KRITIS
“MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS SECARA
KOMPREHENSIF MELIPUTI BIO-PSIKO-SOSIO-
SPIRITUAL”

Dosen : Suryagustina, Ns., M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Aprila 2018.C.10a.0958
Igo Gunawan 2018.C.10a.0969
Melatia Paska 2018.C.10a.0977
Thomas Erik. H 2018.C.10a.0988
Tri Harianto 2018.C.10a.0989
Yuni Elia Kartika 2018.C.10a.0993

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
anugerah-Nya sehingga kami mampu untuk menyelesaikan makalah dari mata kuliah
Keperawatan Gawat Darurat ini dengan judul “Manajemen Asuhan Keperawatan Kritis
Secara Komprehensif Meliputi Bio-Psiko-Sosio-Spiritual”
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Palangka Raya, 18 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................
1.1 Latar Belakang..................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................
2.1 Definisi Asuhan Keperawatan...........................................................................4
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan ....................................................................5
2.3 Proses Asuhan Keperawatan ............................................................................5
2.4 Aspek bio, psiko, sosia dan spiritual dalam persepektif keperawatan kritis 5
2.5 Manajemen Asuhan Keperawatan bio, psiko, sosia dan spiritual.....................5
BAB III PENUTUP .................................................................................................
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................
3.2 Saran ................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Mutu asuhan keperawatan sangat dipengaruhi oleh kualitas pelayanan kesehatan dan
bahkan sering menjadi salah melaksanakan asuhan keperawatan yang diwujudkan dalam
bentuk proses keperawatan baik dari pengkajian sampai evaluasi (Nursalam, 2008).
Keperawatan sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan dimana dalam menentukan
tindakan didasari pada ilmu pengetahuan serta memiliki kertampilan yang jelas dalam
keahliannya, selain itu sebagai profesi keperawatan mempunyai otonomi dalam kewenangan
dan tanggung jawab dalam tindakan serta adanya kode etik dalam bekerjanya kemudian juga
berorientasi pada pelayanan dengan melalui pemberian asuhan keperawatan kepada individu,
kelompok atau masyarakat (Hidayat, 2011).

Kualitas pelayanan ditentukan oleh manajemen asuhan keperawatan. Pelaksanakan


asuhan keperawatan dengan menggunakan metode proses keperawatan untuk menyelesaikan
masalah pasien, antara pasien dan perawat berhubungan secara langsung dalam pengelolaan
asuhan keperawatan (Muhlisin, 2008). Standar asuhan keperawatan berfungsi sebagai
pedoman maupun tolak ukur dalam pelaksanaan praktek keperawatan agar sesuai dengan
nilai-nilai profesional, etika dan tanggung jawab (Anwar, 2000). Kebutuhan adanya standar
asuhan keperawatan sebagai pedoman dan sebagai dasar evaluasi pelaksanaan asuhan
keperawatan, telah dipenuhi oleh pemerintah dengan keputusan menteri kesehatan RI No.
660/Menkes/SK/IX/1987 yang dilengkapi oleh Surat Edaran Direktur Jendral pelayanan
medik No. 105/Yan.Med/Raw/1/1988, tentang Penerapan Standar Asuhan Keperawatan bagi
perawat kesehatan dan Surat Keputusan Direktorat Jendral Pelayan Medik No.
YM00.032.6.7637 tertanggal 18 agustus 1993 tentang berlakunya standar asuhan keperawatan
di rumah sakit. Namun pada saat ini penerapan standar proses keperawatan masih belum
optimal (DepKes RI, 2005).

Proses keperawatan yang didasari teori Orlando Deliberative Nursing Process ini
menyatakan bahwa tindakan atau perilaku yang ditunjukkan perawat merupakan hasil
pertimbangan berdasarkan kebutuhan pasien. Hal tersebut berarti bahwa perawat profesional
melakukan eksplorasi kebutuhan dan masalah atau gangguan kebutuhan yang terjadi pada
pasien dengan menggunakan persepsi, proses berpikir kritis, penalaran klinis, dan atau
perasaan perawat yang berhubungan dengan kebutuhan dasar pasien. Perawat dalam

4
melaksanakan pelayananannya menggunakan pendekatan asuhan keperawatan yang bertujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan keluarga dan memberikan perawatan yang
professional.

Proses keperawatan merupakan metode sistematis untuk menilai, mendiagnosis,


merencanakan, melaksanakan dan evaluasi keadaan pasien dalam keadaan sehat maupun sakit
sehingga menjadi dasar pemecahaan secara ilmiah, dan menjadi dasar dalam praktik
keperawatan (Baraki et al., 2017). Pengelolaan yang dilakukan penting juga diperlukan untuk
efektivitas kolaborasi kemajuan pasien dan mencegah perburukan kondisi pasien (Baraki et
al.., 2017). yang relevan yang berfokus pada tema yaitu pentingnya konsep dasar proses
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana manajemen asuhan keperawatan kritis secara komprehensif meliputi bio-
psiko-sosio-spiritual?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Mahasiswa mampu menjelaskan manajemen asuhan keperawatan kritis secara
komprehensif meliputi bio-psiko-sosio-spiritual
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar mahasiswa dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dengan
menerapkan proses keperawatan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama
menempuh pendidikan di Program Studi S1 Keperawatan Stikes Eka Harap Palangka Raya

5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Asuhan Keperawatan
Tujuan profesi keperawatan adalah memberikan pelayanan kepada klien dan juga
mempertahankan kehidupan profesi itu sendiri (Keyzer, 1992 dikutip dalam Draper 1996).
Untuk mencapai tujuan tersebut perawat perlu memiliki ketrampilan intelektual, teknikal,
interpersonal, dan etik. Semua ketrampilan ini harus tampak dalam pemberian asuhan
keperawatan kepada klien. Dengan kata lain, praktek keperawatan profesional adalah praktek
yang didasari dengan keterampilan intelektual, teknikal, interpersonal dengan menerapkan
suatu metode asuhan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode asuhan
keperawatan untuk melaksanakan praktek profesional adalah dengan menggunakan proses
keperawatan. Proses keperawatan adalah suatu rangkaian asuhan yang terdiri dari pengkajian,
menyusun diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan, implementasi, dan evaluasi.
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan yang baik sangat dibutuhkan dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada klien secara sistematis dan terorganisir. Manajemen asuhan
keperawatan merupakan pengaturan sumber daya dalam menjalankan kegiatan keperawatan
dengan menggunakan metoda proses keperawatan untuk memenuhi kebutuhan klien atau
menyelesaikan masalah klien (Keliat, 2000). Tiga komponen penting dalam manajemen
asuhan keperawatan yaitu manajemen sumber daya manusia (perawat) dengan menggunakan
sistem pengorganisasian pekerjaan perawat (asuhan keperawatan) dan sistem klasifikasi
kebutuhan klien dalam metoda pemberian asuhan keperawatan yaitu proses keperawatan.
2.3 Proses Keperawatan
Proses keperawatan adalah suatu pendekatan penyelesaian masalah yang sistematis
dalam pemberian asuhan keperawatan. Kebutuhan dan masalah klien merupakan titik sentral
dalam proses penyelesaian masalah. Menurut Craven dan Hirnle (2000) proses keperawatan
merupakan suatu panduan untuk memberikan asuhan keperawatan professional, baik untuk
individu, kelompok, keluarga dan komunitas. untuk mengelola pasien berdasarkan tahapan
berfikir kritis dan sistimatis dengan menggunakan proses keperawatan. Proses Keperawatan
dijadikan sebagai dasar hukum praktik keperawatan ( ANA, 1973), serta untuk
Pengembangan Standar Praktik Keperawatan Untuk memudahkan pemahaman gambar di
bawah, tergambar bahwa tahapan proses keperawatan senantiasa berkesinambungan, dari
pengkajian, diagnosis, intervensi, implementasi, evaluasi dan akan dilakukan kembali
pengkajian setelah kita evaluasi keberhasilan Asuhan Keperawatan
6
Pengkajian

Evaluasi Diagnosis

Pelaksanaan Perencanaan

Gambar 2.1.2 Rangkaian tahap-tahap dalam proses Keperawatan

Tujuan proses keperawatan secara umum adalah membuat suatu kerangka konsep
berdasarkan kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat seperti yang disampaikan oleh
Yura dan Walsh (1983) bahwa Proses keperawatan adalah suatu tahapan desain tindakan
yang ditujukan untuk memenuhi tujuan keperawatan meliputi: mempertahankan kesehatan
optimal, kembali ke keadaan normal, dan memfasilitasi kualitas hidup. Jadi apabila kita
menggunakan proses keperawatan harus dipastikan bahwa pasien kelolaan akan menjadi
lebih berkualitas, dalam kehidupannya melalui upaya kesehatan yang kita lakukan. Teori
yang mendasari Proses Keperawatan :

1. Teori sistem, didasarkan pada input, proses dan keluaran/output


2. Teori kebutuhan manusia, berdasarkan tahapan pemenuhan kebutuhan dasar, biasanya
digunakan teori Maslow
3. Teori pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah
Untuk memahami teori-teori tersebut lihat pada bab Mata Kuliah Konsep Dasar
Keperawatan. Di bawah ini Anda bisa lihat perbandingan proses pengambilan keputusan dan
Proses Keperawatan.

2.4 Aspek bio, psiko, sosia dan spiritual dalam persepektif keperawatan kritis
2.4.1.1 Aspek Biologis/Fisiologis
Aspek biologis / fisiologis (Perry&Potter.2005)Kebutuhan fisiologis merupakan hal
yang perlu atau penting untuk bertahan hidup.Manusia memiliki beberapa kebutuhan :
oksigen, cairan, nutrisi, temperatur, eliminasi, dan seks. Klien yang sangat muda, sangat tua,
sakit dan cacat atau bahkan penurunan kesadaran tergantung pada orang lain untuk

7
memenuhi kebutuhan dasar fisiologis. Perawat sering mempunyai peran dalam membantu
klien memenuhikebutuhan tersebut. Perspektif dalam kepera"atan intensif diantaranya :
1. Memenuhi kebutuhan oksigen (O2).
Contohnya perawat dapat memberikan bantuan napas bila mengalami gangguan dalam
bernapas atau gagal napas, melakukan pemasangan ventilator, dan lain-lain.
2. Kebutuhan cairan.
Contohnya pada saat pengkajian keperawatan menunjukkan temuan konsisten
ketidakseimbangan Cairan, tindakan keperawatan diarahkan pada perbaikan
keseimbangan kearah yang normal dengan memberi cairan melalui infus
3. Nutrisi.
untuk membantu klien dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya, seorang perawat harus
mengerti proses pencernaan dan proses metabolic tubuh. Perawat bisa menggunakan
beberapa nutrisi tambahan dan teknik untuk memperbaiki defisit nutrisional. contoh:
pasien yang tidak sadar ataugangguan menelan, perawat dapat memasang NGT, dan
memberikan nutrisi air melalui selang tersebut.
4. Temperatur
Terpajan panas yang berkepanjangan meningkatkan aktivitas metabolik tubuh dan
meningkatkan kebutuhan oksigen jaringan. Pemananan panas yang lama dan berlebihan
juga mempunyai efek fisiologis yang khusus. dalam hal ini contoh dan tindakan perawat
yang dapat dilakukan antara lain memantau suhu tubuh klien khususnya bagian tubuh
yang berada dibawah seperti punggu yang dapat menimbulkan dekubitus.
5. Eliminasi
eliminasi materi sampah merupakan salah satu proses metabolik tubuh.Produk sampah
dikelurkan melalui paru-paru, kulit, ginjal, dan pencernaan. Contoh: tugas perawat disini
lebih ditekankan dalam membantu pasien yang tidak sadar untuk mengeluarkan materi
sampah tersebut. Salah satu cara yangdapat dilakukan berupa pemberian huknah, baik
huknah tinggi atau rendah.
6. Seks
Seks dianggap oleh maslow sebagai kebutuhan dasar fisiologis yang secara umum
mengambil prioritas diatas tingkat kebutuhan yang lebih tinggi. seksualitas melibatkan
lebih dari seks fisik. Hal tersebut bisa melibatkankebutuhan emosi, social, dan spiritual.
Contohnya dalam hal ini perawat dapatsebagai konselor untuk pasien. namun untuk
pasien yang tidak sadar cukupdengan ditemani orang yang berharga bagi pasien
2.4.1.2 Aspek Psikologis

8
1. Rasa Aman
Memenuhi kebutuhan keselamatan dan keamanan kadang mengambil prioritas lebih
dahulu diatas kebutuhan fisiologis. contoh dalam keperawatan intensif: seorang perawat
perlu melindungi pasien yang tidak sadar dari kemungkinan jatuh dari tempat tidur
seperti memasang siderail untuk menghindarinya.
2. Kebutuhan Cinta dan rasa memiliki
Manusia secara umum membutuhkan perasaan bahwa mereka dicintai oleh teman sebaya
dan oleh masyarakat. contohnya: memberi sentuhan baik dari perawat maupun keluarga
pasien. sentuhan tersebut diartikan bahwa pasienmasih diperhatikan walaupun dalam
keadaan sadar maupun tidak sadar.
3. Harga Diri
Kebutuhan harga diri berhubungan dengan keinginan terhadap kekuatan, pencapaian,
rasa cukup, kompetensi,rasa percaya diri, dan kemerdekaan. jika konsep diri pasien
mengalami perubahan karena penyakit atau cedera, pemberian perawatan melibatkan
peningkatan konsep diri dan gambaran diri.Tindakan perawat spesifik bergantung pada
system dukungan. contohnya memberi dukungan untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien ataupun untuk meningkatkan proses kesembuhannya.
4. Aktualisasi Diri
Aktualisasi diri merupakan tingkat kebutuhan paling tinggi dalam hirarki kebutuhan
menurut Maslow. aktualisasi diri mungkin terjadi pada saat ada keseimbangan antara
kebutuhan klien, tekanan dan kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan tubuh
dan lingkungan. Kebutuhan privasi pasien harus dihargai dan dipenuhi. suatu penyakit
mungkin sangat menurunkan privasinya. contoh untuk tindakan perawat dapat
membantumemenuhi kebutuhan ini dengan merencanakan perawatan sehingga privasi
tidak terganggu.contohnya: memberikan reward penghargaan terhadap perbaikan
kondisinya walaupun kelihatannya pasien tidak dalam keadaan sadar.
2.4.1.3 Aspek Sosial
Lingkungan sosial Lingkungan sosial merupakan tempat dimana setiap orang dapat
berinteraksidengan orang lain. saling bertukar pikiran, curahan hati maupun yang
lainnyasehingga orang tersebut merasa dekat dengan kegiatan sosialnya. contoh aspek sosial
disini perawat bisa memberikan keluarga berkunjung atau melihat pasien tersebut untuk
dapat saling berinteraksi bahkan memberikan support. dengan demikian maka pasien akan
merasa dekat dengan lingkungan sepertiorang tua, teman dekat, dan kerabat pasien.
2.4.1.4 Aspek Spiritual
9
Keyakinan Agama & supranatural
Kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan memenuhi
kewajiban agama, serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf (pengampunan), mencintai,
menjalin hubungan penuh rasa percaya pada,Tuhan. Kebutuhan spiritual juga dapat
memenuhi kebutuhan untuk mencapai arti dan tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai
dan dicintai, rasa keterikatan dan kebutuhan untuk memberikan dan mendapatkan
maaf.contoh melakukan asuhan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan rohani atau
memfasilitasi kebutuhannya untuk melakukan persembahyangan, memandu dan atau
berdoa bersama pasien bila memungkinkan untuknya.
2.5 Manajemen Asuhan Keperawatan Kritis Secara Komprehensif Meliputi Bio-Psiko-
Sosio-Spiritual
2.5.1 Pengkajian
Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam empat tahap kegiatan, yang
meliputi pengumpulan data, analisis data, sistematika data dan penentuan masalah. Adapula
yang menambahkannya dengan kegiatan dokumentasi data (meskipun setiap langkah dari
proses keperawatan harus selalu didokumentasikan juga). Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam pengkajian diantaranya adalah data yang dikumpulkan harus menyeluruh meliputi
aspek bio-psiko- sosial dan spiritual, menggunakan berbagai sumber yang ada relevansinya
dengan masalah klien dan menggunakan cara-cara pengumpulan data yang sesuai dengan
kebutuhan klien, dilakukan secara sistematis dan terusmenerus, dicatat dalam catatan
keperawatan secara sistematis dan terus-menerus, dikelompokkan menurut kebutuhan
biopsiko-sosial dan spiritual dan dianalisis dengan dukungan pengetahuan yang relevan
(Yeni, 2008).
2.5.2 Diagnosis
Diagnosis Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu,
keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana
berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat secara akuntabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan,
membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan klien (Yeni, 2008). Untuk dapat
merumuskan diagnosa keperawatan dibutuhkan kemampuan analisis yang tinggi sehingga
diperlukan sumber daya manusia yang capable dan mempunyai motivasi kuat untuk maju
serta berpandangan maju (futuristic).
Pada status pasien yang telah dikaji terlihat bahwa perawat hanya memilih saja
diagnosa keperawatan yang telah disediakan di bagian samping format pengkajian. Hal ini
10
memang lebih memudahkan perawat akan tetapi juga dapat menyebabkan perawat menjadi
malas dan kurang inisiatif untuk menganalisa data lalu merumuskan diagnosa keperawatan
sendiri apabila ditemukan data yang berbeda. Kondisi demikian juga menimbulkan kualitas
pendokumentasian diagnosa keperawatan menjadi monoton (Hartati, Handoyo, Anis, 2010).
2.5.3 Perencanaan
Perencanaan merupakan tahap selanjutnya setelah pengkajian dan penentuan diagnosa
keperawatan. Perencanaan juga merupakan petunjuk tertulis yang menggambarkan secara
tepat mengenai rencana tindakan yang dilakukan terhadap pasien sesuai dengan tingkat
kebutuhan berdasarkan diagnosa keperawatan yang muncul. Untuk itu rencana tindakan yang
baik tentunya harus berdasarkan pada diagnosa keperawatan yang telah dirumuskan (Hartati,
Handoyo, Anis, 2010).
Tahap perencanaan merupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan
yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah-masalah klien.
Dalam menentukan tahap perencanaan bagi perawat diperlukan berbagai pengetahuan dan
keterampilan diantaranya pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan klien, nilai dan
kepercayaan klien, batasan praktek keperawatan, peran dari tenaga kesehatan lainnya,
kemampuan dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, menulis tujuan serta
memilih dan membuat strategi keperawatan yang aman dalam memenuhi tujuan, menulis
instruksi keperawatan serta kemampuan dalam melaksanakan kerja sama dengan tingkat
kesehatan lain.
2.5.4 Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
di susun pada tahap perencanaan. Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada
klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan
untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul
dikemudian hari. Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai
dengan rencana keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan kognitif (intelektual),
kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam melakukan tindakan.
Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain
yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan. Perawat mengimplementasikan tindakan yang
telah diidentifikasi dalam rencana asuhan keperawatan. Implementasi ini untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dan partisipasi klien dalam tindakan keperawatan berpengaruh
pada hasil yang diharapkan (PPNI, AIPNI dan AIPDiKI, 2012).

11
2.5.5Evaluasi
Evaluasi adalah mengkaji respon pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan
oleh perawat dengan mengacu pada standar atau kriteria hasil yang telah ditetapkan pada
rumusan tujuan. Terlihat pada status pasien yang telah dikaji bahwa kriteria keherhasilan
yang dapat digunakan sebagai dasar evaluasi ini tidak selalu dicantumkan sehingga evaluasi
yang dilakukan kurang mengacu pada tujuan (Hartati, 2010). Evaluasi dibagi menjadi dua
yaitu evaluasi proses atau formatif dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan, evaluasi
hasil atau sumatif dilakukan dengan membandingkan respon klien pada tujuan khusus dan
tujuan umum yang telah ditentukan (Nurjanah S, 2013).
Tahap evaluasi merupakan perbandingan yang sistematik dan terencana tentang
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan berkesinambungan dengan
melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi dalam keperawatan merupakan
kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui
pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.
Menurut Craven dan Hirnle (2000) Evaluasi didefenisikan sebagai keputusan dari efektifitas
asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan dengan
respon prilaku klien yang tampil.
2.5.6Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi adalah catatan yang berisi data pelaksanaan tindakan keperawatan atau
respon klien terhadap tindakan keperawatan sebagai petanggungjawaban dan
pertanggunggugatan terhadap asuhan keperawatan yang dilakukan perawat kepada pasien
dari kebijakan. Lembar alur merupakan dasar dokumentasi keperawatan kritis. Lembar alur
yang dibuat dengan baik dan komprehensif mengkomunikasikan dan mencerminkan standar
perawatan populasi pasien utama yang dilayani oleh unit. Data harus diatur sedemikian rupa
sehingga pengkajian dan intervensi rutin dapat ditentukan sebelumnya dan perawat diminta
untuk memastikan bahwa dokumentasinya lengkap dan mencakup semua area penting
intervensi keperawatan.

12
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen asuhan keperawatan yang baik sangat dibutuhkan dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien secara sistematis dan terorganisir. Manajemen asuhan keperawatan
merupakan pengaturan sumber daya dalam menjalankan kegiatan keperawatan dengan
menggunakan metoda proses keperawatan untuk memenuhi kebutuhan klien atau
menyelesaikan masalah klien (Keliat, 2000). Proses keperawatan adalah suatu pendekatan
penyelesaian masalah yang sistematis dalam pemberian asuhan keperawatan. Kebutuhan dan
masalah klien merupakan titik sentral dalam proses penyelesaian masalah.
3.2Saran
Dalam mempelajari Asuhan Keperawatan hendaknya kita benar-benar memahami
konsepnya terlebih dahulu. Begitu juga ketika mempelajari tentang permasalahan yang
dibahas dalam makalah ini. Apa yang telah di jelaskan dalam makalah ini hendaknya menjadi
acuan tentang mengetahui bagaimana pencegahan penyakit secara primer, sekunder, dan
tersier.

13
DAFTAR PUSTAKA

Asmuji. 2012. Manajemen Keperawatan. Ar-Ruzz Media: Yogyakarta

Cherie, Amsale., Ato Berhane Gebrekidan. 2013.Kepemimpinan dan Manajemen


Keperawatan. Imperium: Yogyakarta

Gillies, DA., (1999) Nursing Manajemen: A System Approach, Philadelphia: WB Saunders


Company.

Gipson, (1997) Organisasi terjemahan, Erlangga, Jakarta

Kurniadi, Anwar. 2013. Manajemen Keperawatan dan Prospektifnya. Badan Penerbit FKUI:
Jakarta

McMahon, Rosemary., Elizabeth Barton., Maurice. 1999. Manajemen Pelayanan Kesehatan


Primer. Tejemahan oleh Poppy Kumala. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta

Stolte, Karen M.2004. Diagnosa Keperawatan Sejahtera. Terjemahan oleh Eni Noveastari.
Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta

Siagian PS, (2002) Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara

Sitorus, Ratna. (2006) Model Praktek Keperawatan Profesional, Edisi pertama, Jakarta ,
EGC

-------------------(2006) Model Praktek Keperawatan Profesional, Panduan Implementasi ,


Edisi pertama, Jakarta , EGC

Swansberg,RC & Swansberg RJ ( 1999) Introductory manajemen and leadership for nurses:
an interactive text, Second edition., Boston : Jones and Bartlett Publishers.

Tappen, RM, (1998), Essentials of Leadership and Management, Philadelphia: FA Davis


Company

Tappen GR (2001) Nursing Leadership and Management Consep and Practice , 4 th ed, FA
Davis, Philadelphia

Wijono, D (2000) Manajemen mutu pelayanan kesehatan, Teori strategi dan aplikasi,
Cetakan kedua, Surabaya

14

Anda mungkin juga menyukai