Anda di halaman 1dari 8

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No.

1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

POLA PENGGUNAAN INSULIN PADA PASIEN DIABETES MELITUS


TIPE I DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUP PROF. DR. R. D.
KANDOU MANADO

Mutia Djahido1), Weny I. Wiyono1), Deby A. Mpila1)


1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT
Diabetes mellitus type I is a condition which characterized by a high levels of sugar or glucose in the
blood. Type I diabetes mellitus occurs when the body produces less or no insulin. As a result, people
with type I diabetes require additional insulin from outside. Normally the level of sugar in the blood is
controlled by the hormone insulin produced by the pancreas. The study aimed to determine the pat-
tern of insulin use in patients with Type I Diabetes Mellitus in RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Mana-
do. Sampling used a descriptive method with a retrospective research design of medical record data
that met the inclusion criteria. The sample of this study were 24 patients. The pattern of insulin use is
based on the correct evaluation of 24 patients (100%), the right dose of 19 patients (76.16%), the
right drug 24 patients (100%), the right indication of 24 patients (100%).

Keywords: Diabetes mellitus type I, insulin, outpatient.

ABSTRAK
Diabetes Melitus tipe I adalah kondisi yang ditandai dengan tingginya kadar gula atau glukosa dalam
darah. Diabetes melitus tipe I terjadi ketika tubuh kurang atau sama sekali tidak memproduksi insulin.
Akibatnya, penderita Diabetes Melitus tipe I memerlukan tambahan insulin dari luar. Normalnya ka-
dar gula dalam darah dikontrol oleh hormon insulin yang dihasilkan oleh pankreas. Penelitian di-
tujukan untuk mengetahui pola penggunaan insulin pada pasien Diabetes Melitus Tipe I di RSUP.
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Pengambilan sampel menggunakan metode deskriptif dengan desain
penelitian retrospektif dari data rekam medik yang memenuhi kritera inklusi. Sampel penelitian ini
sebanyak 24 pasien. Pola penggunaan insulin berdasarkan evaluasi tepat pasien sebanyak 24 pasien
(100%), tepat dosis sebanyak 19 pasien (79,16%), tepat obat sebanyak 24 pasien (100%), tepat indi-
kasi sebanyak 24 pasien (100%).

Kata kunci : Diabetes Melitus tipe I, insulin, rawat jalan

82
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN gula darah dapat terkontrol dengan ketat.


Diabetes melitus tipe I jika tidak dikelola
Diabetes Melitus (DM) merupa-
dengan baik akan menyebabkan penyakit
kan salah satu masalah kesehatan yang be-
jantung koroner, penyakit pembuluh darah
sar di Indonesia. Berdasarkan data dari
tungkai, ginjal dan syaraf. Diabetes meli-
World Health Organization (WHO), seki-
tus menimbulkan komplikasi, yang
tar 347 juta orang di seluruh dunia men-
mempengaruhi mata, ginjal, dan sistem
derita diabetes, dan diperkirakan bahwa
saraf perifer. Penyebab terbanyak dari ke-
kematian akibat diabetes akan meningkat
hilangan sel beta pada diabetes melitus tipe
dua pertiga kali antara tahun 2008 dan
1 merupakan kesalahan reaksi autoimuni-
2030. Beban diabetes meningkat secara
tas yang menghancurkan sel beta pankreas.
global khususnya di negara-negara
Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu
berkembang. Menurut International Dia-
oleh adanya infeksi pada tubuh. Saat ini
betes Federation (IDF, 2011). Pada tahun
diabetes melitus tipe 1 hanya dapat diobati
2011, Indonesia menempati urutan ke-10
dengan menggunakan insulin, dengan
jumlah penderita Diabetes Melitus (DM)
pengawasan yang teliti terhadap tingkat
terbanyak di dunia dengan jumlah 7,3 juta
glukosa darah melalui alat monitor pen-
orang dan jika hal ini berlanjut di-
gujian darah (Cantril et al, 2003).
perkirakan pada tahun 2030 penderita DM
Insulin adalah hormon alami yang
dapat mencapai 11.8 juta orang. Provinsi
dikeluarkan oleh pankreas. Insulin
Sulawesi Utara merupakan salah satu
dibutuhkan oleh sel tubuh untuk mengubah
provinsi dengan prevalensi DM yang
dan menggunakan glukosa darah (gula
cukup tinggi. Menurut data Riskesdas ta-
darah), dari glukosa, sel membuat energi
hun 2007, prevalensi penyakit DM di
yang dibutuhkan untuk menjalankan
Provinsi Sulawesi Utara berada pada per-
fungsinya. Diabetes Melitus tipe I yang
ingkat ke enam yaitu sebesar 8,1% (Dinkes
tergantung pada insulin ini disebabkan
Provinsi Sulawesi Utara, 2016).
akibat kekurangan insulin dalam darah
Diabetes melitus tipe I merupakan
yang terjadi karena kerusakan dari sel beta
penyakit kronis yang tidak dapat di sem-
pankreas (ADA, 2011).
buhkan, namun penyakit ini dapat dikelola
Menurut penelitian sebelumnya
dengan memperhatikan gaya hidup dan
yang dilakukan oleh Wisman et al, (2007)
pola makan yang disarankan oleh ahli
pemberian insulin pada pasien dengan
kesehatan agar kadar gula darah terkontrol
diabetes melitus tipe I merupakan
dengan baik. Penyakit diabetes melitus tipe
keharusan karena belum ada terapi lain
I tidak akan semakin parah dan timbul
yang dapat dipakai dalam mengobati
komplikasi namun, apabila penyakit Dia-
diabetes melitus tipe I
betes melitus tersebut telah timbul kom-
Dengan demikian peneliti
plikasi, maka perlakuan yang paling efektif
melakukan penelitian mengenai pola
untuk penderita diabetes berat adalah
penggunaan insulin pada pasien diabetes
dengan pengelolaan diri yang kompleks
melitus tipe I di Manado yang menjalani
dan akan memakan waktu lama agar kadar

83
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

rawat jalan di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kan- rawat jalan, data hasil pemeriksaan fisik
dou Manado karena pemberian insulin pa- dan laboratorium.
da DM tipe I merupakan keharusan karena
belum ada terapi lain yang dapat dipakai Subjek Penelitian
dalam mengobati DM tipe I. Subjek dalam penelitian ini ada-
lah seluruh pasien rawat jalan yang didiag-
nosa diabetes melitus tipe I yang telah
METODOLOGI PENELITIAN menjalani pengobatan. Sampel terdiri dari
semua pasien yang menderita diabetes
Waktu dan Tempat Penelitian melitus tipe 1 yang menjalani perawatan
Penelitian ini dilakukan di ruang rawat jalan RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou
rekam medik RSUP Prof. Dr. R. D. Manado periode Januari – Desember 2018.
Kandou Manado dan waktu penelitian
dimulai pada bulan Juli – Oktober 2019. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yaitu
Jenis Penelitian non-probability dimana teknik
Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel ditentukan sendiri
metode deskriptif, yaitu suatu penelitian oleh peneliti yaitu berdasarkan kriteria
yang dilakukan dengan cara pendekatan spesifik yang ditetapkan peneliti, sebagai
observasi, pengumpulan data sekaligus berikut:
pada satu waktu dan menggunakan data 1. Kriteria inklusi
yang sudah ada. Pengambilan data a. Pasien dengan diagnosa Diabetes
dilakukan secara retrospektif. Bahan dan Melitus Tipe I dengan atau tanpa
sumber data dari penelitian ini diperoleh penyakit penyerta di rawat jalan di
dari rekam medis pasien diabetes melitus RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou
tipe I yang dirawat jalan RSUP. Prof. Dr. Manado.
R. D. Kandou Manado periode Januari- b. Usia < 35 Tahun
Desember 2018. 2. Kriteria eksklusi
Data rekam medik yang tidak lengkap
Alat dan Bahan misalnya jenis kelamin, usia, obat dan
Alat dan bahan yang di gunakan dosis yang tidak ada atau kurang jelas.
dalam penelitian ini, yaitu American Asso-
siation of Clinical Endocrinologists (AACE Pengumpulan Data
2013), Medical Guidelines for Clinical Prac- Pengumpulan data dilakukan
tice for the Management of Diabetes Mellitus dengan melihat data sekunder yang berasal
2012, American Diabetes Association dari rekam medis pasien. Data yang dik-
(ADA 2014), Diagnosis and Classification umpulkan berasal dari data rekam medik,
of Diabetes Mellitus. Petunjuk praktis Ter- diantaranya: jenis kelamin, umur,
api Insulin Pada Pasien Diabetes Melitus – pemberian insulin dan dosis insulin.
Perkeni (2011). Data rekam medik berisi Setelah data dikumpulkan kemudian akan
deskripsi pasien (umur, jenis kelamin, be- dipindahkan ke lembar pengumpulan data.
rat badan), keluhan utama, diagnosis pen-
yakit, data penggunaan obat pasien selama Analisis Data

84
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

Data yang telah dikumpulkan di Ketoasidosis


24 100
Lembar Pengumpulan Data (LPD) dil- Diabetikum
akukan analisis deskriptif, yaitu dengan
mendeskriptif pasien (nama, umur, jenis Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa
kelamin, berat badan, riwayat penyakit pasien yang terdiagnosa diabetes melitus
terdahulu, dan lain-lain) dan menganalisa tipe I sebanyak 24 pasien, Kelompok usia
pola pengobatan yang terdiri dari tepat do- terbanyak pada kelompok usia 5-11 tahun
sis, tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien. sebanyak 12 pasien (50%).
Selanjutnya data tersebut disajikan dalam
bentuk tabel dan presentase. Pola Penggunaan Insulin
1. Pola penggunaan insulin berdasarkan
HASIL lama kerja
Pada penelitian ini setelah Tabel 2. Penggunaan Insulin Berdasarkan
dilakukan pemilihan sampel penelitian Lama Kerja
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi Jumlah Presentase
Jenis Insulin
didapatkan jumlah sampel sebanyak 24 (n=24) (%)
pasien. Karakteristik subjek penelitian Long acting
9 34,61
berdasarkan jenis kelamin, usia dan Insulin
diagnosa. Pada penelitian ini data jenis ke- Rapid acting
17 63,39
lamin, usia, dan diagnosa pasien diabetes Insulin
melitus tipe I yang menjalani rawat jalan Total 26 100
di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini. Berdasarkan lama kerja insulin,
Tabel 1. Karakteristik Pasien Diabetes penggunaan insulin terbanyak yaitu Rapid
Melitus Tipe I Berdasarkan Jenis acting insulin sebanyak 17 sebesar
Kelamin, Usia, dan Diagnosa 65,39%.
Jumlah
Presenta 2. Pola Penggunaan Insulin Berdasar
Karakteristik Penderita
se (%) kan Dosis Harian
(n)
Tabel 3. Pengggunaan Insulin Berdasarkan
Jenis Kelamin Dosis Harian
Presen
Laki-laki 10 41,66 Jumlah dosis harian Jumlah
tase
(IU) (n=24)
(%)
Perempuan 14 58,33
Long acting insulin 9 34,61
<20 IU 8 30,76
Usia
21-40 IU 1 3,84
>40 IU - -
5-11 12 50 Rapid acting insulin 17 65,39
12-16 5 20,83 <20 IU 17 65,39
17-25 1 4,17 21-40 IU - -
26-35 6 25 >40 IU - -
Kombinasi
Diagnosa Novorapid+Levemir 2 8,33

85
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

Dosis harian terbanyak digunakan Saiful Anwar Malang dalam kurun waktu
yaitu long acting insulin dan rapid acting antara tahun 2005-2009 menunjukan usia
insulin < 20 IU dari seluruh jenis insulin terbesar pada rentang usia 5-11 tahun yang
yang di gunakan dan jenis kombinasi 2 dilakukan oleh Haryudi (2011). Rentang
jenis insulin yaitu Novorapid dengan usia tersebut merupakan masa yang sangat
levemir sebanyak 2 pasien sebesar rentan terkena infeksi. Kondisi infeksi
(8,33%). akan meningkatkan autoantibodi yang
Ketepatan Penggunaan Insulin berkembang menjadi diabetes melitus tipe
Tabel 4. Ketepatan Penggunaan Insulin I. Selain itu diperkirakan saat infeksi akan
Evaluasi Penggunaan terjadi peningkatan sekresi kortisol dan
Kriteria Insulin glukagon sehingga terjadi peningkatan
Ketepat Tidak kadar gula darah yang bermakna. Sistem
Tepat
an Tepat imun pada anak justru menghancurkan sel
n % n % beta pankreas sehat yang menghasilkan
Pasien 24 100 0 0 insulin akibatnya pankreas anak diabetes
Dosis 19 79,16 5 20,83 tidak memproduksi insulin yang cukup dan
Obat 24 100 0 0 sel-sel pankreas tidak bisa menghasilkan
Indikasi 24 100 0 0 insulin sama sekali (ADA, 2015).

PEMBAHASAN Pola Penggunaan Insulin


Berdasarkan tabel 1, pasien 1. Pola penggunaan insulin berdsarkan
Diabetes Melitus tipe I yang menggunakan lama kerja
insulin pada penelitian ini menunjukan Pada penelitian ini jenis insulin
bahwa perempuan dengan 14 pasien Rapid acting insulin ditemukan paling
(58,33%) lebih banyak di bandingkan laki- banyak digunakan pada 17 pasien sebesar
laki dengan 10 pasien (41,66%). Hasil (65,39%). Penelitian sebelumnya yang
penelitian ini serupa yang dilakukan oleh dilakukan oleh Yulianti et al (2012)
Wisman et al (2007) terkait menunjukan menunjukan bahwa terapi insulin
jenis kelamin perempuan lebih banyak digunakan adalah jenis Rapid acting
dibandingkan laki-laki. Namun menurut insulin (35,29%). Rapid acting insulin
Soegondo et al (2005) jenis kelamin bukan mempunyai daya absorbsi pada tempat
termasuk faktor pemicu timbulnya suntikan lebih cepat (90% dalam 100
penyakit diabetes melitus, karena yang menit) dibandingkan dengan Short acting
menjadi faktor pemicunya adalah faktor insulin (90% dalam 150 menit), puncak
keturunan, obesitas, dan pola makan yang konsentrasi lebih tinggi dan lebih dini serta
salah. lama kerja lebih singkat (PERKENI,
Pembagian usia dalam penelitian 2015).
ini berdasarkan American Diabetes
Association (ADA, 2015), kelompok usia 2. Pola penggunaan insulin berdasarkan
terbesar yang menderita Diabetes Melitus dosis harian
Tipe I terdapat pada kelompok usia 5-11 Pola penggunaan insulin ber-
tahun (50%). Penelitian sebelumnya yang dasarkan jumlah dosis harian yang
dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. diperoleh dalam penelitian ini paling

86
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

banyak pada dosis < 20 IU dari seluruh menunjukan bahwa kesesuaian pasien
tipe insulin yang digunakan pada dengan pemberian insulin pada pasien
penelitian ini. Setelah dilakukan pem- Diabetes Melitus Tipe I dari data rekam
berian terapi insulin perlu dilakukan medik di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou
kontrol kadar GDS, apabila GDS masih Manado periode Januari-Desember 2018
tinggi maka dosis insulin dapat di tingkat- berdasarkan standar PERKENI (2011)
kan 2-4 IU setiap kali pemberian, jumlah memenuhi kriteria tepat pasien sebesar
dosis harian untuk insulin sebesar 40 IU 100%.
perhari. Secara umum kebutuhan insulin
dapat diperkirakan yaitu insulin basal 50% 2. Tepat Dosis
dari kebutuhan insulin per hari atau 0,02 Dosis, cara, dan lama pemberian
IU/kgBB (WHO 2016). obat sangat berpengaruh terhadap efek
Jenis kombinasi insulin yang terapi obat. Pemberian dosis yang
ditemukan dalam penelitian ini, yaitu long berlebihan akan sangat beresiko timbulnya
acting insulin dengan rapid acting insulin efek samping. Sebaliknya dosis yang
digunakan pada 2 pasien sebesar (8,33%). terlalu kecil tidak akan menjamin
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Ba- tercapainya kadar terapi yang di harapkan
so et al (2014), kombinasi jenis insulin (PERKENI, 2011).
yang digunakan yaitu long acting insulin Berdasarkan hasil penelitian
dan rapid acting insulin digunakan pada diperoleh bahwa ketepatan dosis dalam
17 pasien sebesar (79,67%). Kombinasi 2 penelitian ini 19 pasien (79,16%), dimana
jenis insulin ini dapat memberikan terdapat 5 pasien (20,83%) tidak tepat do-
penurunan kadar glukosa darah lebih baik sis. Ketidaktepatan pemberian dosis yang
karena dapat memenuhi kebutuhan insulin diberikan pada pasien dengan GDS 302
basal dan insulin prandial mg/dL 1IU/hari, pasien dengan GDS 325
(PERKENI,2015). mg/dL dosis yang diberikan 2IU/hari,
pasien dengan GDS 310 mg/dL dosis yang
Ketepatan Penggunaan Insulin diberikan dosis yang diberikan 12IU/hari,
1. Tepat Pasien pasien dengan GDS 327 mg/dL dosis
Menurut Depkes RI (2005), tepat diberikan 3IU/hari, pasien dengan GDS
pasien merupakan kesesuaian pemberian 340 mg/dL dosis yang diberikan 6IU/hari.
insulin dengan keadaan atau kondisi Dimana pemberian dosis yang diberikan
masing-masing pasien. Dalam hal ini yaitu kurang dari 20 IU/hari seharusnya
pemberian harus sesuai dengan kondisi bila (GDS) > 300 pemberian dosis insulin
pasien DM Tipe I . Pada penelitian ini harus 20IU/hari menurut standar
evaluasi penggunaan insulin terkait PERKENI (2011).
kondisi pasien dilakukan dengan melihat
pengobatan yang diterima pasien selama 3. Tepat Obat
menjalani rawat jalan selain itu juga dilihat Tepat obat merupakan kesesuaian
data hasil pemeriksaan fisik dan pemilihan suatu obat diantara beberapa
pemeriksaan laboratorium yang jenis obat yang memiliki indikasi terhadap
berpengaruh dalam menilai ketepatan obat penyakit Diabetes Melitus Tipe I.
terkait kondisi pasien. Hasil penelitian Ketepatan penggunaan obat kategori tepat

87
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

obat adalah ketepatan pemilihan obat yang


mempertimbangkan ketepatan kelas terapi KESIMPULAN
dan jenis obat, serta manfaat dan Pada hasil penelitian diperoleh 24
keamanan berdasarkan standar (PERKENI, pasien yang didiagnosa diabetes melitus
2011). Menurut (ADA, 2004), terapi tipe 1 sebagai subyek penelitian yang men-
insulin untuk keteosidosis diabetelikum jalani rawat jalan di RSUP. Prof. Dr. R. D.
menunjukan hasil klinis yang lebih baik. Kandou Manado. Insulin yang paling ban-
Hal tersebut diperlihatkan oleh perbaikan yak digunakan, yaitu insulin rapid acting,
fungsi sel beta pankreas maka penderita 17 pasien (65,39%); dan jenis kombinasi
mendapatkan insulin eksogen untuk yang digunakan, yaitu rapid acting insulin
membantu agar metabolisme karbohidrat dan long acting insulin seperti sebanyak 2
di dalam tubuh dapat berjalan normal. pasien (8,33%). Pada pola penggunaan in-
Berdasarkan hasil evaluasi sulin ditemukan sebanyak, tepat obat 24
ketepatan penggunaan obat dalam pasien (100%), tepat pasien 24 pasien
penelitian ini yang dilakukan di ruang (100%), tepat indikasi 24 pasien (100%),
rekam medik RSUP. PROF. Dr. R. D. tepat dosis 19 pasien (76,16%)
Kandou Manado didapatkan dengan
diagnosa keteosidosis diabetelikum yang SARAN
berjumlah 24 pasien sebesar (100%) yaitu Untuk peneliti selanjutnya perlu
dengan terapi insulin dan tidak dilakukan penelitian dengan metode
menggunakan terapi obat. prospektif dan mencakup jumlah sampel
yang lebih besar.
4. Tepat Indikasi
Tepat indikasi merupakan DAFTAR PUSTAKA
kesesuaian penggunaan obat dengan
kebutuhan klinis pasien yang dilihat dari American Diabetes Association, 2011. Di-
diagnosis, gejala ataupun keluhan pasien. agnosis and Classification of Di-
Long acting insulin umumnya digunakan abetes Mellitus. Diabetes Care.
untuk menjaga agar kadar gula darah tetap
terkontrol dalam jangka waktu yang American Diabetes Association, 2015. Di-
panjang. Rapid acting insulin digunakan abetes Care, USA.
untuk memberikan efek penurunan kadar
gula darah yang cepat pada pasien setelah American Diabetes Association, 2004.
disuntikan ke dalam tubuh sesuai dengan Standards of medical care in dia-
dosis (PERKENI,2007). betes.Diabetes Care 27(1) : 15-
Hasil penelitian terdapat 24 35.
pasien sebesar (100%) dengan diagnosa
keteosidosis diabetelikum yang Baso Amri AY, Umar H, Manggau MA,
menggunakan golongan long acting 2014. Pengaruh terapi terhadap
insulin yaitu levemir dengan durasi kerja pasien diabetes melitus [skripsi].
panjang dan golongan rapid acting insulin FK UNHAS
yaitu novorapid dan lispro dengan onset
kerja yang cepat.

88
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

Cantrill. J.A and Wood .J. Diabetes Melli- Melitus Tipe 1, Medan. 9 (1) : 48-
tus, in Walker R and Edwards C 53
(2003). Clinical Pharmacy and
Therapeutics third ed Churchill Yulianti SR, Mukaddas A, Faustine I
Livingstone. 30(1) : 657 – 677. 2012. Profil pengobatan pasien dia-
betes melitus di instalasi rawat inap
Departemen Kesehatan Republik Indone- RSUD undata palu. 3(43).
sia, 2005. Pharmaceutical Care
Untuk Penyakit Diabetes Mellitus,
Departemen Kesehatan RI, Jakar-
ta.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara,
(2016). Profil Kesehatan Provinsi
Sulawesi Utara 2016, Manado.

Haryudi Aji, 2011. Gambaran Klinis Dia-


betes Melitus Tipe I pada Anak,
Malang. 26 (4) : 195-198

International Diabetes Federation, 2011.


Diabetes Atlas Fifth Edition.

Perkumpulan Endokrinilogi Indonesia


(Perkeni), 2011. Konsensus Pen-
golahan dan Pencegahan Diabetes
Melitus di Indonesia. Perkeni, Ja-
karta.

Perkeni, 2015. Petunjuk Praktis Terapi In-


sulin Pada Pasien Diabetes Meli-
tus. Perkeni, Jakarta.

Perkeni, 2007. Petunjuk Praktis Terapi In-


sulin pada Pasien Diabetes Meli-
tus. Perkeni, Jakarta

World Health Organization, 2016. Diabe-


tes Melitus, World Health Organ-
ization

Wisman, Hakimi, Charles.D.Siregar 2007.


Pemberian Insulin pada Diabetes

89

Anda mungkin juga menyukai