Anda di halaman 1dari 2

psikotik berat.

Perilaku yang muncul adalah perilaku menyerang, risiko bunuh


diri atau membunuh, dan kegiatan fisik yang merefleksikan isi halusinasi (amuk,
agitasi, menarik diri).

G. Pohon Masalah

Pohon Masalah Pasien biasanya memiliki lebih dari satu masalah


keperawatan. Sejumlah masalah pasien akan saling berhubungan dan dapat
digambarkan sebagai pohon masalah (Yusuf dkk. 2015). Untuk membuat pohon
masalah, minimal harus ada tiga masalah yang berkedudukan sebagai penyebab
(causa), masalah utama (core problem), dan akibat (effect). Menurut Damaiyanti
(2014), pohon masalah pada pasien halusinasi adalah sebagai berikut :

Risiko perilaku kekerasan

(diri sendiri, oranglain, lingkungan dan verbal)

Effect

Gangguan persepsi sensori : halusinasi Core Problem

Isolasi Sosial Causa

H. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon aktual atau potensial
dari individu, keluarga, atau masyarakat terhadap masalah Risiko perilaku kekerasan (diri
sendiri, orang lain, lingkungan dan verbal) Effect Gangguan persepsi sensori : halusinasi
Core Problem Isolasi Sosial Causa kesehatan/proses kehidupan. Rumusan diagnosis
yaitu Permasalahan (P) berhubungan dengan Etiologi (E) dan keduanya ada hubungan
sebab akibat secara ilmiah (Carpenito dalam Yusuf dkk. 2015).
Rumusan diagnosis keperawatan jiwa mengacu pada pohon masalah yang sudah
dibuat. Menurut Dalami dkk (2014), diagnosa keperawatan klien dengan halusinasi
pendengaran adalah sebagai berikut:
1) Gangguan persepsi sensori: Halusinasi pendengaran
2) Isolasi sosial
3) Resiko perilaku kekerasan

I. Intervensi keperawatan

Intervensi/perencanaan merupakan suatu petunjuk tertulis yang menggambarkan


secara tepat rencana tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan
kebutuhannya berdasarkan diagnosis keperawatan. Tahap perencanaan ini memberikan
kesempatan kepada perawat, klien, keluarga klien dan orang terdekat klien untuk
merumuskan rencana tindakan keperawatan guna mengatasi masalah yang dialami oleh
klien (Asmadi, 2008). Nursalam (2008) menyebutkan standar dalam pendokumentasian
perencanaan keperawatan adalah berdasarkan diagnosa keperawatan, disusun menurut
urutan prioritas, rencana tindakan mengacu pada tujuan dengaan kalimat perintah, terinci
dan jelas serta menggambarkan keterlibatan pasien/keluarga. Untuk membuat rencana
tindakan pada pasien gangguan jiwa, mahasiswa disarankan membuat Laporan
Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan (LPSP), 35 yang berisi tentang proses
keperawatan dan strategi pelaksanaan tindakan yang direncanakan (Yusuf dkk. 2015).
Laporan pendahuluan ditulis mulai dari pengertian, rentang respon, faktor predisposisi,
faktor presipitasi, menifestasi klinis, mekanisme koping, sumber koping, pengkajian
umum, pohon masalah, diagnosa keperawatan, dan fokus intervensi. Sedangkan LPSP
adalah uraian singkat tentang satu masalah yang ditemukan, terdiri dari kondisi pasien,
masalah keperawatan pasien, tujuan, tindakan dan strategi pelaksanaan (Yusuf, dkk.
2015).

Anda mungkin juga menyukai