Laporan Proyek Anissa
Laporan Proyek Anissa
Mira
Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
Jl. KS. Tubun Petamburan VI Jakarta 10260
Telp. (021) 53650162, Fax. (021)53650159
Email: miraclenia@yahoo.com
Diterima 15 April 2013 - Disetujui 22 Nopember 2013
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis bagaimana kinerja sub sektor perikanan dan
sub sektor pariwisata bahari di wilayah yang karakteristiknya pulau-pulau kecil seperti di Kepulauan
Seribu. Kinerja tersebut meliputi apakah sub sektor pariwisata bahari dan perikanan menjadi sektor
unggulan/terbelakang/potensial/berkembang, apakah dua sub sektor tersebut menjadi sub sektor yang
prospektif dan sub sektor yang memiliki keunggulan komparatif. Penelitian ini dilakukan pada tahun
2011 di Kepulauan Seribu. Metode analisis pergeseran struktur perekonomian digunakan dalam
penelitian ini. Hasil analisis pada komponen pertumbuhan pangsa wilayah, hanya sub sektor perikanan
yang memiliki keunggulan komparatif yang berarti bahwa hanya sub sektor ini yang mampu bersaing.
Pada sektor wisata bahari, pertambangan dan penggalian, industri, transportasi dan komunikasi, dan
kontruksi di Kepulauan Seribu tidak memiliki keunggulan komparatif, karena masih banyaknya
komponen input yang diimpor dari sektor tersebut. Selanjutnya, hasil analisis profil pertumbuhan
mengindikasikan bahwa hanya sub sektor perikanan yang masuk pada kuadran pertama yang artinya
sektor-sektor unggulan pada wilayah Kepulauan Seribu. Sektor pariwisata bahari dari hasil analisis
profil pertumbuhan termasuk pada kuadran ketiga, dimana merupakan sub sektor yang potensial yang
dikembangkan di Kepulauan Seribu. Kategori sektor potensial mengandung pengertian bahwa sektor
tersebut relatif lambat pertumbuhannya, oleh karena itu masih diperlukan dorongan dari pemerintah
agar`dapat menjadi sektor unggulan. Dorongan tersebut dapat berupa kebijakan dari pemerintah dan
penguatan penguasaan teknologi tepat guna.
Kata Kunci: pergeseran struktur perekonomian, perikanan, pariwisata bahari, pulau-pulau kecil
ABSTRACT
The purpose of this study was to analyze how the performance of fisheries and marine tourism
sub sectors in the area characterised by small islands as in the Seribu Islands. The particular
performances were included whether the marine tourism and fisheries sub sectors into leading sectors /
backward/ potential / developing, whether the two sub-sectors into sub-sectors prospective and
sub-sectors comparative advantages. The research was conducted in 2011 in the Seribu Islands. A
shift classic analysis method was used in this study. Results of the region share growth component
analysis showed that only the fisheries sub-sector has a comparative advantage, which means the only
sub-sector to compete. In the marine tourism subsector, mining and quarrying, industry, transport and
communications, and construction in the Seribu Island do not have a comparative advantage, because
there are many imported components inputs from that particular sectors. From the growth profile
analysis results indicate that only the fisheries sub-sector was in the first quadrant, indicating that this
sector was considered a superior sector in the region. Meanwhile, marine tourism sub sector was in
the third quadrant, indicating that this sector was considered a potential sector to be developed in this
region. In terms of growth the potential sectors indicated a relatively low growth in the region; therefore,
government should push this particular sector to be a superior sector. Value added of superior sector
should be improved through strengthening the locally appropriated technology.
PENDAHULUAN
Seribu (189, 44 Ha) khusus ditujukan untuk
Pengelolaan sektor wisata dengan baik kegiatan rekreasi dan pariwisata. Dominasi
akan berdampak meningkatkan perekonomian penggunaan lahan di Kepulauan Seribu adalah
masyarakat dan menambah pendapatan daerah. untuk kegiatan wisata bahari dimana aktivitas ini
Di beberapa destinasi wisata bahari dunia, seperti merupakan sektor andalan selain sektor perikanan.
beberapa pulau di Mediterania, pertumbuhan Pada umumnya wilayah-wilayah yang memiliki
ekonomi ditopang oleh sektor pariwisata yang potensi wisata dan potensi perikanan di Indonesia
sebelumnya mengandalkan sektor perikanan. adalah pulau-pulau kecil atau taman nasional,
Menurut Neverauskaitė (2011) peran sektor wisata berupa terumbu karang dan mangrove sebagai
terhadap perekonomian wilayah adalah sangat habitat ikan dan pusat kegiatan wisata. Banyak
penting. Contohnya di Eropa kontribusi sektor pulau-pulau kecil yang dimanfaatkan untuk
wisata terhadap PDB Eropa adalah lebih 5% peningkatan ekonomi lokal dengan memanfaatkan
pada tahun 2008. Di Perancis menurut Tardieu potensi wisata dan potensi perikanan, karena
(2008), kontribusi sektor wisata terhadap PDB memiliki keanekaragaman hayati yang merupakan
pada tahun 2007 adalah 6,2%. Bahkan salah salah satu keunggulan komparatif dari wilayah
satu destinasi wisata yang terkenal di Eropa yang karakteristiknya adalah pulau- pulau kecil
yang merupakan sebuah pulau (Belize), menurut (Hall, 2001).
(Cooper et al., 2009), pemanfaatan terumbu
karang untuk kepentingan wisata di Belize Keunggulan komparatif wisata di pulau-
menghasilkan penerimaan sebesar 395 miliar dolar pulau kecil seperti Kepulauan Seribu yang
di luar sub sektor perikanan. memanfaatkan terumbu karang untuk menarik turis
untuk datang. Pada tahun 2009 tercatat sebanyak
Di kepulauan Seribu, kontribusi sektor 141.226 wisatawan yang mengunjungi pulau-
wisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pulau yang dekat dengan Jakarta ini. Sementara
adalah 18% pada periode 2005 sampai 2009. Di itu, tahun 2004 tercatat sebanyak 149,5 juta turis
Kepulauan Seribu, nilai total ekonomi terumbu mengunjungi Kepulauan Mediterenia (UNWTO,
karang untuk pemanfaatan wisata adalah Rp 2005). Pembangun wisata adalah sangat penting
97.241.142.846,00 (Putri, 2009) jauh lebih tinggi untuk meningkatkan ekonomi lokal karena bisa
dari nilai pemanfaatan perikanan. Sedangkan menjadi sumber mata pencaharian selain sub
pemanfaatan perikanan dari manfaat terumbu sektor perikanan. Oleh karena itu dipandang perlu
karang adalah Rp 9.252.667.729,04. untuk mengkaji bagaimana kinerja sub sektor
perikanan dan sub sektor pariwisata bahari di
Nilai-nilai tersebut mengindikasikan
wilayah yang karakteristiknya berupa pulau-pulau
dominasi sektor wisata (sektor jasa) terhadap
kecil seperti di Kepulauan Seribu. Kinerja tersebut
perekonomian wilayah cukup besar. Diharapkan
meliputi apakah sub sektor pariwisata bahari dan
sektor wisata (sektor jasa) merupakan salah
perikanan menjadi sektor unggulan/terbelakang/
sumber mata pencarian alternatif selain sektor
potensial/berkembang, apakah dua sub sektor
perikanan (sektor primer). Dominasi sub sektor
yang menjadi andalan pertumbuhan ekonomi
perikanan dan sub sektor pariwisata bahari dalam
dari pulau-pulau kecil menjadi sub sektor yang
pertumbuhan ekonomi kepulauan kecil tidak hanya
prospektif dan sub sektor yang memiliki
di Kepulauan Seribu juga terjadi di wilayah eropa.
keunggulan komparatif.
Sebuah ungkapan yang menyatakan Tourism is
engine of change and development, ungkapan ini METODOLOGI PENELITIAN
harus dicermati, khususnya bagi pemerintah
daerah seperti Kepulauan Seribu yang ingin Lokasi dan Waktu Penelitian
menjadikan sektor wisata sebagai sektor andalan
Penelitian ini dilakukan di Kepulauan
selain sektor ektrasi seperti sub sektor perikanan.
Seribu yang Badan Perencanaan Daerah
Dukungan pemerintah daerah terhadap (BAPPEDA)nya mengandalkan pertumbuhan
sektor wisata dapat dilihat pada pola ruang yang perekonomian pada sub sektor perikanan dan sub
ditetapkan oleh Badan Perencanaan sektor pariwisata bahari. Keputusan BAPPEDA
Pembangunan Daerah (BAPPEDA). Dalam pola menjadikan dua sub sektor sebagai andalan
ruang wilayah Kepulauan Seribu, Bappeda perekonomian karena kondisi Kabupaten
menetapkan 45 pulau dengan luas 45% dari Kepulauan Seribu merupakan gugusan pulau kecil
luas keseluruhan pulau yang memiliki potensi perikanan dan wisata bahari.
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2011.
Jenis, Sumber Data dan Cara Pengumpulan sudut 45, merupakan garis yang menunjukkan
Data nilai pergeseran bersih bernilai nol (=0). Bagian
atas garis tersebut menunjukkan pergeseran bersih
Analisis ini menggunakan data sekunder > 0 yang mengindikasikan bahwa sektor -sektor
berupa data Pertumbuhan Domestik Regional tersebut pertumbuhannya progresif (maju). Pada
Bruto dari Biro Pusat Statistik. Guna melengkapi tahapan keempat, yaitu analisis profil pertumbuhan
data tersebut juga dibutuhkan data sekunder dibuat dengan cara menyusun profil pertumbuhan
dari BAPPEDA berupa pola ruang dan rencana pada keseluruhan sektor. Profil pertumbuhan
pembangunan. Selain itu juga dibutuhkan data per sektor merupakan dasar untuk memetakan
primer berupa wawancara dengan pengelola perekonomian suatu wilayah. Pada analisis ini
wisata, masyarakat, nelayan, pengunjung, dan ada empat pemetaan sektor ekonomi yaitu sektor
stakeholder lainnya yang terlibat dalam ekonomi yang termasuk sektor unggulan, sektor
pengelolaan wisata dan perikanan. Selain itu berkembang, sektor potensial, dan sektor yang
wawancara juga dilakukan pada pejabat instansi masuk pada kategori sektor terbelakang. Masing-
pemerintah yang mengelola sektor perikanan dan masing tahapan dapat dilihat pada rumus dibawah
sektor wisata, seperti Dinas Kelautan dan ini.
Perikanan, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,
BAPPEDA, BPS, dan Biro Humas Kabupaten
Kepulaun Seribu. Dij = Nij + Mij + Cij …………(1)
Nij = Eij.rn ..………..(2)
Metode Analisis Data
Mij = Eij (rin - ......…….(3)
Analisis pergeseran struktur perekonomian Cij = Eij (rij – ..……….(4)
(net shift) menggunakan metode klasik dipakai
dalam penelitian ini. Analisis ini bisa digunakan Dimana:
untuk mengetahui keunggulan suatu sektor dalam Dij = Perubahan PDRB sub sektor i
struktur perekonomian wilayah. Selain itu analisis Nij = Perubahan PDRB sub sektor i secara
ini juga bisa menggambarkan kinerja sektor di nasional
suatu wilayah dibandingkan dengan kinerja
Mij =..Perubahan PDRB sub sektor i yang
perekonomian nasional. Analisis ini melihat
.disebabkan oleh pengaruh pertumbuhan
spesialisasi suatu wilayah terhadap sektor tertentu.
sektor i secara nasional
Sektor-sektor unggulan merupakan sektor yang
termasuk pada kuadran pertama. keunggulan Cij=.....Perubahan PDRB sub sektor i yang
komparatif suatu wilayah adalah bila wilayah .disebabkan oleh keunggulan kompetitif
tersebut mengekspor komoditi yang banyak sektor i
memanfaatkan faktor produksi yang berlimpah
diwilayahnya, sebaliknya mengimpor komoditi yang
banyak membutuhkan faktor produksi yang langka Menurut Muktiali (2007), analisis pergeseran
diwilayahnya. Suatu wilayah memiliki keunggulan struktur ekonomi menganalisis perubahan kegiatan
komparatif yang bersifat dinamis, oleh sebab itu ekonomi seperti produksi dan kesempatan kerja.
wilayah yang memiliki keunggulan komparatif itu Selain itu hasil analisis untuk mengetahui
harus dapat mempertahankannya, karena wilayah bagaimana perkembangan suatu sektor di suatu
lain dapat menyainginya. daerah/ wilayah dibandingkan secara relatif
dengan sektor lainnya, apakah tumbuh cepat atau
Adapun tahap dalam melakukan analisis
lambat. Dalam analisis ini diasumsikan bahwa
adalah menghitung rasio indikator, komponen
perubahan produksi
pertumbuhan, dan pergeseran bersih, dan
/ kesempatan kerja dipengaruhi oleh 3 komponen
memplot profil pertumbuhan dalam suatu kuadran.
pertumbuhan wilayah yaitu komponen
Pada tahapan pertama, rasio indikator kegiatan
pertumbuhan pangsa wilayah, komponen
ekonomi ada dua yaitu rasio pertambahan
pertumbuhan nasional, dan komponen
pertumbuhan dan rasio laju pertumbuhan sektor.
pertumbuhan proporsional (Suparno, 2008).
Pada tahapan kedua, analisis komponen
pertumbuhan menggunakan hasil analisis dari Penelitian sebelumnya yang memakai
tahapan pertama dengan mengkombinasikannya metodologi ini adalah penelitian pada wilayah
dengan data nasional. Pada tahapan ketiga, karawang dimana terjadi perubahan struktur
garis yang memotong Kuadran II dan Kuadran ekonomi dari pertanian menjadi sektor industri
IV yang membentuk
yang dilakukan oleh Mahila (2007). Selain itu proportional shift yang merupakan penyimpangan
metodologi juga digunakan oleh Atmantati (2002) dari national share dalam pertumbuhan wilayah.
yang menganalisis sub sektor manufaktur di Jawa Hal ini menegaskan bahwa komponen
Tengah, oleh Susanto (2008) untuk menganalisis pertumbuhan proporsional merupakan
semua sektor pada struktur perekonomian perubahan produksi atau kesempatan kerja suatu
di Kabupaten Rembang. Ropingi (2005), wilayah yang disebabkan oleh komposisi sektor –
menggunakan análisis ini untuk keunggulan sector sektor industri pada suatu wilayah. Selain itu
pertanian. Pada penelitian ini berbeda dengan perubahan produksi dan kesempatan kerja juga
yang telah dilakukan yaitu menganalisis sub sektor disebabkan oleh perbedaan sektor dalam
perikanan dan sub sektor wisata baharí pada permintaan produk akhir, serta perbedaan dalam
wilayah yang karakteristiknya khusus yaitu pulau- struktur dan keragaman pasar. Komponen
pulau kecil. pertumbuhan proporsional yang bernilai positif (>
0) mengandung arti pada wilayah/daerah yang
Kontribusi aktivitas pada suatu wilayah
berspesialisasi dalam sektor yg secara nasional
mempengaruhi pertumbuhan wilayah dan jenis
tumbuh cepat, sebaliknya yang bernilai negatif (<
peluang yang ada. Misalnya aktivitas wilayah
0) pada wilayah/daerah yang berspesialisasi
kepulauan kecil yang banyak dimanfaatkan untuk
dalam sektor yg secara nasional
kegiatan pariwisata bahari atau sektor perikanan,
tumbuh lambat (Muktiali, 2007).
maka pertumbuhan wilayah tersebut dipengaruhi
oleh dua sub sektor ini. Hasil analisis untuk
mengetahui bagaimana perkembangan suatu HASIL DAN PEMBAHASAN
sektor di suatu daerah/wilayah dibandingkan
secara relatif dengan sektor lainnya, apakah Analisis Rasio Indikator Sub Sektor Perikanan
tumbuh cepat atau lambat atau dengan kata lain dan Pariwisata Bahari dalam Struktur Ekonomi
membahas hubungan antara pertumbuhan wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu
dan struktur ekonomi wilayah.
Nilai rasio pertambahan pertumbuhan
Analisis keunggulan komparatif suatu semua sektor di Kabupaten Kepulauan Seribu
wilayah dalam analisis ini tercantum pada adalah positif, artinya semua sektor di Kepulauan
komponen pertumbuhan pangsa wilayah, Seribu mempunyai pertambahan pertumbuhan
menggambarkan perubahan produksi, selama kurun waktu lima tahun. Nilai Rasio
kesempatan kerja pada suatu regional sebagai pertambahan pertumbuhan di Kepulauan Seribu
dampak dari keunggulan komparatif. komponen berkisar antara
pertumbuhan pangsa wilayah merupakan 1,28 sampai dengan 2,19, dimana sektor yang
komponen differential shift, sering disebut memiliki nilai pertambahan pertumbuhan yang
komponen lokasional atau regional atau sisa paling besar adalah sub sektor perikanan (219%).
lebihan.Komponen pertumbuhan pangsa wilayah Sektor pertanian yang bertumpu pada subsektor
adalah perubahan produksi atau kesempatan kerja perikanan, meski nilai tambah dari sub sektor
suatu wilayah yang disebabkan oleh keunggulan perikanan kecil, tapi dari nilai rasio pertambahan
komparatif wilayah tersebut. Muktiali (2007) pertumbuhan termasuk pada pada kategori yang
menambahkan komponen pertumbuhan pangsa paling besar. Hal ini mengindikasikan subsektor
wilayah bernilai positif (> perikanan merupakan sektor yang produktif dan
0) pada sektor yang mempunyai keunggulan potensial yang mampu memberikan konstribusi
komparatif (comparative advantage) pada suatu yang signifikan terhadap pendapatan wilayah
(disebut juga sebagai keuntungan lokasional). Kepulauan Seribu (29,07%). Nilai rasio
Komponen pertumbhan pangsa wilayah bernilai pertambahan pertumbuhan sektor pertanian
negatif ( < 0) pada sektor yang tidak mempunyai terutama didukung oleh komoditas unggulan
keunggulan komparatif / tidak dapat bersaing. (Rumput Laut dan Ikan Kerapu), dimana komoditas
ini bernilai ekspor tinggi. Produktifitas sub sektor
Pada analisis komponen pertumbuhan perikanan dapat ditingkatkan lagi melalui
propinsi ini terdapat tiga komponen yaitu pengembangan budidaya yang tepat guna tanpa
komponen pertumbuhan nasional atau pada merusak kelestarian terumbu karang.
pembahasan kali ini disebut sebagai komponen
pertumbuhan propinsi, komponen pertumbuhan Sektor yang memiliki nilai rasio
Proporsional dan pertumbuhan pangsa wilayah. pertambahan pertumbuhan yang cukup besar
Komponen pertumbuhan proporsional merupakan adalah sektor industri (1,68), meski kontribusi
komponen sektor ini terhadap perekonomian wilayah hanya
kecil (3,38%). Industri
yang berkembang adalah pengolahan dari produk sub sektor perikanan, dan sektor jasa yang
perikanan. Hal ini disebabkan karena industri akhirnya berdampak pada perluasan peluang kerja
pengolahan yang berkembang masih terbatas yang pada akhirnya akan meningkatkan
pada industri kecil dan kerajinanan rumah tangga pendapatan dan permintaan masyarakat (daya
dengan teknologi yang sangat sederhana. Hal ini beli).
menyebabkan nilai tambah yang dihasilkan dari
sektor ini rendah. Peningkatan daya beli dan peningkatan
pendapatan mengindikasikan perekonomian
Industri yang berkembang di Kepulauan Kepulauan Seribu sedang tumbuh dan sehat.
Seribu terbatas pada industri yang mengandalkan Selain itu pembangunan industri di Kepulauan
keunggulan komparatif wilayahnya, yaitu industri Seribu juga dapat meningkatkan kualitas sumber
yang berbasiskan pada kelautan. Industri yang daya manusia dengan kemampuannya
paling berkembang adalah industri dodol rumput memanfaatkan sumberdaya secara optimal. Hal ini
laut, manisan rumput laut, kerupuk ikan dan ikan berarti bahwa pembangunan industri di
asin. Industri lainnya adalah industri pembuatan Kepulauan Seribu sebagai usaha untuk
perahu dengan jumlah pengrajin yang masih meningkatkan produktivitas tenaga manusia
sedikit. Nilai tambah di sektor industri ini masih disertai usaha untuk meluaskan ruang lingkup
dapat ditingkatkan dengan peningkatan kuantitas kegiatan masyarakat Kepulauan Seribu dari
dan kualitas melalui pelatihan ke pelaku industri kegiatan ekstrasi ke kegiatan yang meningkatkan
secara intensif. nilai tambah seperti kegiatan industri kecil
pengolahan dari produk perikanan dan wisata.
Peranan sektor industri sering dikaitkan
dengan peranan sektor sebagai sektor pemimpin Sektor yang memiliki nilai pertambahan
(leading sector), dimana pertumbuhan sektor ini pertumbuhan yang paling kecil adalah sektor
dapat memacu dan mengangkat pembangunan keuangan (128%). Nilai pertambahan pertumbuhan
sektor-sektor lainnya seperti sektor perdagangan, sektor keuangan selaras dengan analisis profil
pertanian (dalam hal ini didominasi oleh sektor pertumbuhan terletak pada kuadran keempat yang
perikanan), ataupun sektor jasa. Berkembangnya artinya sektor yang mengalami kemunduran dan
sektor industri di wilayah Kepulauan Seribu akan terbelakang. Hal ini selaras juga dengan kontribusi
mendukung laju pertumbuhan sektor perdagangan, sektor keuangan terhadap perekonomian
Kepulauan Seribu yang hanya kecil sekali
yaitu sebesar
3,84%, dimana angka ini sedikit menurun jika
Gambar 1. Nilai Rasio Pertambahan Pertumbuhan dan Nilai Laju Pertumbuhan Sektor.
Figure 1. Value of Growt of Ratio and Sector Growth Rate.
Sumber : Data diolah dengan menggunakan metode analisis pergeseran struktur ekonomi, 2013/
Source :Data processed using the method of analysis of economic structural shift, 2013
dibandingkan dengan tahun sebelumnya (4,22%). sektor adalah 35%.
Sektor-sektor unggulan di Kepulauan Seribu
seperti sektor pertambangan dan penggalian, Sektor yang mengalami laju pertumbuhan
sektor wisata bahari, sektor konstruksi, sektor yang paling besar adalah sub sektor perikanan,
listrik, gas, dan air minum hanya memiliki nilai sub sektor wisata bahari dan sektor transportasi
pertambahan pertumbuhan yang berkisar antara dan komunikasi, dimana masing-masing laju
1,4 – 1,6, dimana nilai pertambahan pertumbuhannya adalah 206% dan 210%. Sektor
pertumbuhannya masih dibawah sub sektor transportasi terutama angkutan laut merupakan
perikanan. sektor yang paling urgent bagi masyarakat pulau-
pulau kecil seperti karakteristik Kepulauan Seribu.
Nilai rasio pertambahan pertumbuhan untuk Sub sektor transportasi laut memiliki peran
sektor wisata bahari adalah 1,41, artinya nilai sebagai jasa pelayanan bagi mobilitas
pertambahan pertumbuhan adalah sebesar 141%. perekonomian di pulau-pulau kecil, misalnya untuk
Nilai rasio pertambahan pertumbuhan sektor mengangkut kebutuhan sehari-hari, dan hasil
wisata bahari tidak terlalu besar karena terjadi tangkapan ikan.
penurunan kontribusi sub sektor hotel dan restoran
(38,41%), padahal tahun sebelumnya kontribusi Bagi Kepulauan Seribu fungsi sub sektor
sub sektor ini mencapai 39,01%. Penurunan transportasi laut juga sebagai alat transportasi bagi
kontribusi sub sektor hotel dan restoran ini wisatawan dalam melakukan aktivitas wisata
mengakibatkan proporsi sub sektor ini terhadap bahari, misalnya wisatawan yang ingin melakukan
pembentukan PDRB turun dari 3,6% menjadi aktivitas diving atau snorkeling dari tempat
3,07%. Meskipun nilai rasio pertambahan penginapan biasanya harus ke pulau lain untuk
pertumbuhan sektor wisata tidak terlalu besar, melakukan aktivitas ini. Hal ini disebabkan
namun proporsi sektor perdagangan, hotel, dan biasanya di pulau- pulau yang ada penginapannya
restauran menduduki urutan kedua dalam kondisi terumbu karangnya tidak sebagus
pembentukan PDRB Kepulauan Seribu. dengan pulau-pulau yang jauh dari pemukiman
atau penginapan. Pada Kelurahan Pulau
Indikasi peningkatan dan penurunan nilai Panggang yang banyak memiliki
PDRB berdasarkan hasil analisis net shift adalah fasilitaspenginapan, persentase karang hidup
sebesar 1,75, artinya pertumbuhan eknonomi di hanya
tingkat propinsi DKI Jakarta adalah positif. Nilai 14,79%, hal ini mengakibatkan wisatawan yang
yang positif mengindikasikan bahwa telah terjadi menginap di Kelurahan Pulau Panggang (Pulau
peningkatan nilai PDRB di wilayah Nasional atau Pramuka misalnya) yang ingin melakukan aktivitas
wilayah tingkat tinggi dari Kabupaten Kepulauan diving harus menyeberang ke Pulau Semak Daun
Seribu secara administrasi(Propinsi DKI Jakarta). yang tidak memiliki fasilitas penginapan.
Pada tingkat Kabupaten Kepulauan Seribu,
pertumbuhan ekonomi naik dan turun dari tahun Peranan sektor pengangkutan dan
2005 hingga tahun 2010. Selama kurun waktu komunikasi sebesar menjadi 0,18%. Kontribusi
tersebut, pertumbuhan ekonomi Kepulauan Seribu terbesar dipegang oleh sub sektor pengangkutan
adalah positif pada tahun 2006 dan tahun 2008, sekitar 0,15%. Jenis angkutan yang berkontribusi
dimana masing-masing kenaikannya adalah 2,10% terhadap sub sektor pengangkutan adalah jasa
dan 0,99%. Pertumbuhan ekonomi Kepulauan angkutan laut dan penyeberangan dimana masing-
Seribu negative (kontraksi) pada tahun 2007 dan masing kontribusinya terhadap pertumbuhan
tahun 2009 dengan penurunan masing-masing PDRB 0,13%, sedangkan kontribusi dari jasa
sebesar 0,90% dan 3,02%. Dalam kurun waktu pengangkutan saat liburan dan hari raya adalah
tersebut secara total perekonomian Kepulauan 0,02%. Kontribusi sub sektor komunikasi hanya
Seribu tumbuh 5,14% dengan perhitungan dengan sekitar 0,02%. Laju pertumbuhan sektor wisata
mengeluarkan faktor migas (BPS, 2011). bahari yang besar berasal dari sub sektor hotel
yang menyumbang 0,71% dan naik menjadi 0,80%
Laju pertumbuhan sektor-sektor di pada tahun berikutnya (BPS, 2011). Sumbangan
Kepulauan Seribu di Kabupaten Kepulaun sub sektor restoran memberikan andil sebesar
Seribu adalah positif yang artinya semua sektor 0,52%. Sub sektor jasa hiburan dan rekreasi yang
di Kepulauan Seribu memiliki pertambahan masuk dalam sub sektor jasa swasta mempunyai
pertumbuhan dalam jangka waktu lima tahun. kontribusi 0,37%.
Rata-rata laju pertumbuhan semua sektor adalah
sebesar 175 persen selama jangka waktu lima Sektor wisata bahari yang berkontribusi
tahun, berarti tiap tahun laju pertumbuhan semua kedua setelah sektor pertambangan terhadap
PDRB karena multiplier effect dari kegiatan wisata
terhadap perekonomian wilayah cukup besar. Hal Pertumbuhan sektor pertambangan dan
ini bisa dicontohkan dengan jumlah perputaran penggalian mengakibatkan dampak negatif pada
uang akibat kegiatan sektor wisata di pulau Untung lingkungan laut, karena penggalian dan
Jawa dan Pulau Pramuka adalah sebesar Rp penambangan minyak dilakukan di bawah laut
160.000.000 dan Rp 280.000.000. Pada pulau- yang dapat merusak terumbu karang.
pulau pemukiman, misalnya untuk pulau Pramuka
dikunjungi 100 turis dan Pulau Untung Jawa Kerusakan terumbu karang akibat
dikunjungi 200 turis. Rata-rata turis mengeluarkan penambangan minyak ini tentu sangat merugikan
uang sebesar Rp 200.000 untuk Pulau Untung bagi pembangunan sektor pariwisata yang
Jawa, dan Rp 700.000 untuk Pulau Pramuka. mengandalkan atraksi diving dan sektor perikanan
Jumlah perputaran uang akibat kegiatan wisata di yang membutuhkan terumbu karang sebagai
Pulau Pramuka lebih tinggi dari Pulau Untung habitatnya ikan karang. Perhitungan valuasi
Jawa. Hal ini disebabkan turis di pulau Pramuka ekonomi terumbu karang yang dibuat oleh Putri
menginap yang menyebabkan ada uang masuk (2009), nilai pemanfaatan pariwisata dari terumbu
untuk sub sektor hotel. Wisatawan yang karang merupakan nilai tertinggi yaitu sebesar
mengunjungi pulau Untung Jawa tidak menginap Rp 97.241.142.846,00 dibandingkan nilai-nilai
sehingga tidak ada pengeluaran yang untuk sub lain yang diperoleh di kawasan TNKpS (Taman
sektor hotel, yang ada hanya pengeluaran untuk Nasional Kepulauan Seribu). Secara global nilai
sub sektor jasa rekreasi dan sub sektor restoran. terumbu karang yang berasal dari kawasan
pariwisata adalah mencapai US $ 2,9 milyar
Ketimpangan antar sektor jika dilihat dari (Cesar et al., 2003).
laju pertumbuhan sektor tidak terlalu besar, karena
tidak jauh dari nilai rata-rata laju pertumbuhan Analisis Komponen Pertumbuhan Sub Sektor
semua sektor (175%). Hal ini mengindikasikan Perikanan dan Sub Sektor Pariwisata Bahari
tidak terjadi ketimpangan pertumbuhan antar satu dalam Struktur Ekonomi Kepulauan Seribu
dengan sektor lainnya dalam pembentukan PDRB
Kepulauan Seribu. Kisaran laju pertumbuhan Pada komponen pertumbuhan
sektor adalah antara 157% sampai dengan proporsional sub sektor perikanan dan sub sektor
210%. pariwisata bahari yang sumber pertumbuhannya
dari sumberdaya kelautan dan perikanan
Sektor yang laju pertumbuhannya di bawah mengalami percepatan pertumbuhan. Hal ini
rata-rata Kabupaten adalah sektor pertambangan diindikasikan dengan nilai komponen pertumbuhan
dan penggalian, sektor industri, sektor keuangan, proporsional yang positif, dimana masing-
dan sektor jasa, dimana masing-masing laju masing nilainya dalam bentuk persentase
pertumbuhannya adalah 157%, 171%, 160%, adalah 31,48% dan
dan 168%. Sektor yang laju pertumbuhan paling 30,86%. Sektor lain yang mengalami percepatan
kecil adalah sektor penggalian, hal ini dikarenakan pertumbuhan selain sub sektor perikanan dan sub
pertumbuhan sektor ini mulai melambat. sektor pariwisata bahari adalah sektor listrik, gas,
Sebaliknya, sektor yang laju pertumbuhannya di dan air, sektor konstruksi, , dan sektor transportasi
atas rata-rata Kabupaten adalah sub sektor dan komunikasi, dimana dimana masing-masing
perikanan, sektor kontruksi, sektor wisata bahari, nilai percepatan pertumbuhan dalam bentuk
dan sektor transportasi dan komunikasi, dimana persentase adalah 0,06%, 14,76%, dan 35,05%.
masing- masing laju pertumbuhannya adalah Sektor yang mengalami perlambatan pertumbuhan
206%, 190%, jika dibandingkan secara nasional adalah sektor
206 %, dan 210%. pertambangan dan penggalian, sektor industri,
sektor keuangan, dan sektor jasa. Nilai dari
Pemerintah daerah membuat kebijakan
perlambatan masing-masing sektor adalah
untuk menyelaraskan pertumbuhan antar sektor
-17,95%, -4,41%, -15,24 %, dan 7,17%.
dengan menerapkan sistem zonasi wilayah,
dimana membagi antara zonasi pemanfaatan Pada komponen pertumbuhan pangsa
(perikanan, pemukiman, pertambangan, dan wilayah, sektor yang memiliki nilai positif hanya
kegiatan ekstrasi lainnya), zona wisata, dan sub sektor perikanan. Hal ini berarti bahwa hanya
zona konservasi. Kebijakan tersebut dibuat untuk sub sektor perikanan yang memiliki keunggulan
mengendalikan dampak negatif dari pertumbuhan komparatif yang artinya sub sektor ini mampu
suatu sektor, contohnya adalah dampak negatif bersaing. Berdasarkan teori Heckscher- Ohlin,
dari pertumbuhan sektor pertambangan dan keunggulan komparatif suatu wilayah adalah bila
penggalian pada sektor perikanan dan sektor
pariwisata.
wilayah tersebut mengekspor komoditi yang Kelapa dan Kaliage) adalah 2,2%, 9,8%, 8,8%,
banyak memanfaatkan faktor produksi yang 1,8%, 14,79%, 21,4% dan 20,6%.
berlimpah diwilayahnya, sebaliknya mengimpor
komoditi yang banyak membutuhkan faktor Sektor-sektor yang memiliki nilai komponen
produksi yang langka diwilayahnya. Sub sektor pertumbuhan pangsa wilayah yang negatif adalah
perikanan menjadi keunggulan komparatif dari sektor pertambangan dan penggalian, wisata
Kepulauan Seribu karena karakteristik fisik bahari, jasa, industri, sektor listrik, gas, dan air
wilayah yang terdiri dari gugusan pulau yang minum, kontruksi, transportasi dan komunikasi,
dikelilingi perairan laut yang luas, dimana sebagian dan sektor keuangan. Hal ini berarti bahwa
besar penduduk menggantungkan mata sektor-sektor tersebut, kecuali sub sektor
pencariannya sebagai nelayan dan telah perikanan, tidak memiliki keunggulan komparatif.
melakukan usaha penangkapan ikan di kawasan Faktor-faktor yang menyebabkan kedelapan
perairan laut Kepulauan Seribu sejak dulu. sektor ini tidak memiliki keunggulan komparatif
karena wilayah Kepulauan Seribu dalam sektor
Suatu wilayah memiliki keunggulan pertambangan dan penggalian, wisata bahari, jasa,
komparatif yang bersifat dinamis, oleh sebab itu industri, sektor listrik, gas, dan air minum,
wilayah yang memiliki keunggulan komparatif kontruksi, transportasi dan komunikasi, dan sektor
itu harus dapat mempertahankannya, karena keuangan memproduksi dan mengekspor komoditi
wilayah lain dapat menyainginya. Wilayah yang yang memiliki kerugian obsolut lebih besar dan
menjadi saingan Kepulauan Seribu dari sub sektor mengimpor komoditi yang memiliki kerugian
perikanan adalah wilayah Pantai Selatan Jawa obsolut lebih kecil.
seperti Pelabuhan Ratu dan Cilacap, wilayah
Pantai Utara Jawa (Indramayu, Tegal, dan Pada sektor wisata bahari, pertambangan
Pekalongan). Keunggulan komparatif dari sub dan penggalian, industri, transportasi dan
sektor perikanan bisa semakin kecil di Kepulauan komunikasi, dan kontruksi di Kepulauan Seribu
Seribu karena kerusakan terumbu karang tidak memiliki keunggulan komparatif, karena
sebagai habitatnya ikan. Persentase karang hidup masih banyaknya komponen input yang diimpor
di masing-masing kelurahan di Kepulauan Seribu dari sektor tersebut. Misalnya untuk sektor
Selatan hanya (Untung Jawa, Pari, Tidung, pertambangan dan penggalian, alat-alat produksi
Lancang, Panggang, untuk pertambangan
Gambar 2. Nilai Komponen Proporsional, Komponen Pangsa Wilayah dan Komponen Pergeseran
Bersih di Kabupaten Pulau Seribu.
Figure 2. Value of Proportional Componen, Region Share Component, Net Shift in the Seribu
Islands District.
Sumber : Data diolah dengan menggunakan metode analisis pergeseran struktur ekonomi, 2013/
Source :Data processed using the method of analysis of economic structural shift, 2013
dan penggalian adalah impor dari negara lain, pertambangan dan penggalian, industri, sektor
begitu pun dengan sektor transportasi dan listrik, gas, dan air minum, kontruksi, keuangan,
komunikasi, dimana fiber kapal dan bahan bakar wisata, dan sektor perdagangan dan jasa, karena
yang digunakan merupakan komponen impor. memiliki nilai pergeseran bersih yang negatif.
Rata-rata komponen yang tidak diimpor dari Sektor yang mengalami kemunduran atau sektor
semua sektor tersebut adalah komponen input yang lamban dilihat dari titik pointnya yang di
dari tenaga kerja, bahkan di beberapa sektor bawah garis 45 yang mengindikasi pergeseran
seperti pertambangan dan penggaliandan sektor bersih < 0.
industri masih ada tenaga asing yang digunakan.
Sektor-sektor yang memiliki nilai pertumbuhan Profil Pertumbuhan Sektor Pariwisata Bahari
pangsa wilayah yang negatif mengindikasikan dan Perikanan dalam Struktur Perekonomian
bahwa sektor-sektor tersebut tidak mampu
bersaing. Pada analisis ini akan melihat profil
pertumbuhan sektor ekonomi pada suatu wilayah
Pergerseran Bersih Sub Sektor Perikanan dan dalam hal ini adalah Kabupaten Kepulauan Seribu.
Pariwisata Bahari dalam Struktur Ekonomi Pada gambar di bawah ini hanya sub sektor
Kabupaten Kepulauan Seribu perikanan yang masuk pada kuadran pertama
yang artinya sektor-sektor unggulan pada wilayah
Pertumbuhan PDRB di Kepulauan Kepulauan Seribu. Sektor unggulan ini masuk
Seribu secara agregat sebesar 55,99 persen, pada kuadran pertama dan bernilai positif, dimana
sedangkan secara nominal PDRB tumbuh dari artinya termasuk dalam kelompok sektor unggulan.
Rp 2,105,023 juta menjadi Rp 3,325,804 juta. Sektor yang termasuk pada kuadran pertama ini
Ada dua pengelompokan sektor, yaitu kelompok adalah sektor unggulan yang merupakan sektor
sektor yang mengalami pertumbuhan maju) dan prioritas dalam pengembangan ekonomi suatu
kelompok sektor mengalami kemunduran). Sektor wilayah. Berdasarkan karakteristik fisik wilayah
yang mengalami pertumbuhan progresif adalah yang terdiri dari gugusan pulau maka salah satu
sub sektor perikanan dan sektor transportasi, potensi sub sektor yang menjadi andalan sub
karena memiliki nilai pergeseran bersih yang sektor perikanan. Sub sektor perikanan adalah
positif. penyumbang terbesar diantara sub sektor yang lain
yang masuk dalam kategori sektor pertanian,
Sektor yang mengalami pertumbuhan
dimana tercatat sekitar
negatif atau sektor-sektor yang lamban adalah
sektor
Gambar 4. Profil Pertumbuhan Sub Sektor Perikanan dan Sub Sektor Pariwisata dalam Struktur
Ekonomi Kabupaten Kepulauan Seribu, 2011.
Figure 4. Profile of Fisheries and Marine Tourism Sub Sector Growth in Economic Structure
of Seribu Islands District, 2011.
Sumber : Data diolah dengan menggunakan metode analisis pergeseran struktur ekonomi, 2013/
Source :Data processed using the method of analysis of economic structural shift, 2013
pada kuadran ketiga. Sub sektor yang termasuk sudah dirasakan oleh perusahaan yang
pada kuadran ini artinya termasuk pada sub sektor bergerak di
yang potensial yang dikembangkan di Kepulauan
Seribu. Salah satu hal yang perlu digarisbawahi
dalam sektor-sektor yang termasuk pada
kategori potensial adalah masuk dalam kategori
sektor yang agak mundur dalam pertumbuhan.
Kemunduran dalam pertumbuhan tersebut maka
sektor ini perlu didorong lagi pertumbuhan oleh
pemerintah sehingga menjadi sektor unggulan
dalam pengembangan wilayahnya.