Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS POTENSI EKONOMI KABUPATEN BANYUWANGI

Oleh:
Ahmad Afan Ayubi
Bank Mandiri Syariah Balikpapan Kalimantan Timur
E-mail: alayubirabbani@yahoo.co.id

Abstract
The purpose of this study was to identify sectors of potential economic,
competitive competitive, comparative and specialization, to then be used as a
driver of economic growth and development of the district of Banyuwangi. This
type of research is descriptive quantitative research. The data used in this
research is secondary data and time series. These results indicate that by
Location Quotient (LQ), the sector identified as a leading sector is agriculture.
Based on the average results of analysis Growth Ratio Method (MRP), shows
found their economic sectors that stand at both district and provincial
Banyuwangi East Java, with the construction sector and the sectors of trade, hotel
and restaurant.

Keywords: regional economic potential, Location Quotient (LQ), Method of


Growth Ratio, Overlay analysis, analysis Shift-share.

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sektor-sektor ekonomi
yang potensial, berdaya saing kompetitif, komparatif maupun spesialisasi, untuk
kemudian digunakan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi dan
pengembangan wilayah Kabupaten Banyuwangi. Jenis penelitian ini adalah
penelitian diskriptif kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data skunder dan time series. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
berdasarkan analisis Location Quotient (LQ), sektor yang teridentifikasi sebagai
sektor unggulan adalah sektor pertanian. Berdasarkan rata-rata hasil analisis
Metode Rasio Pertumbuhan (MRP), menunjukan ditemukan adanya sektor
ekonomi yang menonjol baik ditingkat Kabupaten Banyuwangi maupun propinsi
Jawa Timur yaitu sektor bangunan dengan dan sektor perdaganan, hotel and
restaurant.

Kata Kunci: Potensi Ekonomi Daerah, Location Quotient (LQ), Metode Rasio
Pertumbuhan (MRP), analisis Overlay, analisis Shift-share.

PENDAHULUAN keberhasilahan pembangunan daerah.


Daerah dituntut untuk selalu
Keberhasilan pembangunan
meningkatkan kemampuannya dalam
nasional sangat bergantung pada
pengelolaan potensi daerahnya. (John
Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten Banyuwangi (Ahmad Afan Ayubi)

Glasson, 1990 dalam Nudiatulhuda, akan pembangunan nasional yang


2007) mengatakan bahwa juga didukung dari keberhasilan
kemakmuran suatu wilayah berbeda pembangunan daerah menjadi sangat
dengan wilayah lainnya. Perbedaan penting bagi setiap pemerintah daerah
tersebut disebabkan oleh perbedaan termasuk Kabupaten Banyuwangi
pada struktur ekonominya dan faktor untuk selalu mendorong laju
ini merupakan faktor utama. pembanguanan baik pembangunan
Perubahan wilayah kepada kondisi fisik maupun pembangunan non fisik
yang lebih makmur tergantung pada seperti pembangunan ekonomi
usaha-usaha di daerah tersebut dalam dengan meningkatkatkan
menghasilkan barang dan jasa, serta pertumbuhan ekonomi yang
usaha-usaha pembangunan yang kemudian akan menjadikan
diperlukan. Oleh sebab itu maka masyarakat semakin sejahtera.
kegiatan basis mempunyai peranan Letak geografis Banyuwangi
penggerak utama (prime mover role) sangat strategis, berada di ujung timur
dalam pertumbuhan ekonomi suatu pulau Jawa merupakan pintu gerbang
daerah, dimana setiap perubahan koridor ekonomi Jawa sebagai
mempunyai efek multiplier terhadap ³3HQGRURQJ ,QGXVWUL GDQ -DVD
perekonomian regional. Berdasarkan 1DVLRQDO´ \DQJ PHQJKubungkan
teori basis ekonomi, faktor penentu dengan koridor ekonomi Bali Nusa
utama pertumbuhan ekonomi suatu 7HQJJDUD VHEDJDL ³3LQWX *HUEDQJ
daerah adalah berhubungan langsung Pariwisata dan Pendukung Pangan
dengan permintaan akan barang dan 1DVLRQDO´ 6HODLQ LWX VXPEHU GD\D
jasa dari luar daerah (Arsyad,1999). alam yang cukup melimpah tersedia
Kabupaten Banyuwangi sebagai di wilayah Kabupaten Banyuwangi.
salah satu kabupaten yang berada di Menurut data statistik, potensi lahan
Provinsi Jawa Timur merupakan pertanian di Kabupaten Banyuwangi
daerah otonom yang memiliki andil berada dalam peringkat ketiga setelah
dalam mewujudkan pembangunan kabupaten Malang dan Jember.
nasional melalui pencapaian Sehingga tidak mengherankan apabila
pembangunan daerah. Keberhasilan Kabupaten Banyuwangi menjadi

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 12 No.1 Juni 2014 2


Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten Banyuwangi (Ahmad Afan Ayubi)

bagian dari salah satu lumbung Banyuwangi, namun menjadi


pangan di provinsi Jawa Timur. lokomotif utama yang mengangkat
Selain potensi dibidang pertanian, tumbuhnya perekonomian. Sektor ini
Kabupaten Banyuwangi memiliki pada tahun 2011 mampu tumbuh 8,9
bentangan pantai yang cukup persen dan pada tahun 2012 mencapai
panjang, sehingga ke depan, posisi 9,2 persen melampaui total
pengembangan sumberdaya kelautan pertumbuhan ekonomi Banyuwangi.
dapat menjadi fokus perhatian Sedangkan sektor pertanian yang
pemerintah dalam meningkatkan menjadi unggulan utama, hanya
sektor tersebut melalui berbagai tumbuh rata-rata 5 persen. Ketika
upaya intensifikasi dan diversifikasi sektor perdagangan, jasa, dan restoran
penge-lolaan kawasan pantai dan serta sektor konstruksi mengalami
wilayah perairan laut. Bukan hal yang trend peningkatan, sektor lainnya
tidak mungkin apabila percepatan akan mengalami trend penurunan.
pengem-bangan sektor - sektor Kondisi ini menunjukkan bahwa saat
potensial seperti kekayaan laut dan ini Banyuwangi dalam proses
sektor potensial lainnya ini dapat transformasi, dari pertanian ke sektor
segera terwujud mengingat potensi jasa perdagangan. Sektor pertanian, di
yang dimiliki cukup besar. samping pertumbuhannya lambat,
Menurut laporan Banyuwangi kontribusinya terhadap total PDRB
Economic Outlook 2012 (Sectoral semakin tahun semakin menurun.
Analysis), sektor pertanian menjadi Tahun 2007 - 2008 kontribusi
sektor andalan Banyuwangi, sektor pertanian pada posisi diatas 47
sumbangsihnya paling tinggi diantara persen, namun pada tahun 2010 turun
sembilan sektor lainnya terhadap menjadi 46 persen dan turun lagi pada
PDRB menjadikan sektor pertanian posisi 45,9 persen pada tahun 2011.
sebagai sektor unggulan dibebearapa Sedangkan pada sektor perdagangan,
tahun terakhir. Sementara itu, sektor hotel dan restoran, yang menjadi
perdagangan, hotel dan restoran, lokomotif pertumbuhan ekonomi
meskipun dalam posisi kedua dalam Banyuwangi, faktanya merupakan
memberi kontribusi ekonomi VHNWRU µWHUEHODNDQJ¶ GDODP NRQVWHODVL

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 12 No.1 Juni 2014 3


Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten Banyuwangi (Ahmad Afan Ayubi)

ekonomi Jawa Timur. Rata - rata menggunakan potensi ekonominya


pertumbuhan sektor perdagangan, secara maksimal.
hotel dan restoran Jawa Timur lebih Dari pemaparan bahasan
tinggi daripada Banyuwangi. Inilah diatas maka diperlukan adanya suatu
tantangan yang masih harus dihadapi penelitian untuk mengetahui potensi
saat ini dan pada tahun-tahun ekonomi serta identifikasi sektor-
mendatang. sektor yang potensial dan sektor
Meskipun ekonomi Banyu- prioritas di Kabupaten Banyuwangi
wangi meunjukan pergerakan yang sebagai pedoman dalam merumuskan
stabil dan tumbuh meningkat, namun perencanaan dan pelaksanaan pem-
beban dan tantangan masih terbilang bangunan untuk meningkatkan per-
cukup tinggi. Perubahan pola sektoral tumbuhan ekonomi serta diera
ekonomi yang terjadi seperti telah otonomi daerah saat ini.
dijelaskan diatas harus segera
mendapat penanganan yang cepat dan METODOLOGI PENELITIAN
tepat sehingga tidak terjadi kebijakan
Alat analisis yang digunakan
yang salah sasaran, apalagi mengingat
dalam penelitian ini adalah Location
saat ini di kawawasan Banyuwangi
Quotient yang bertujuan untuk
selatan telah ditemukan sumberdaya
membandingkan besarnya peranan
alam baru berupa tambang emas,
suatu sektor disuatu daerah terhadap
yang kemungkinan bisa menjadi
peranan suatu sektor tersebut secara
sektor unggulan baru. Penentuan
nasional atau di suatu kabupaten
sektor basis sangat perlu segera
terhadap peranan suatu sektor secara
dilaksankan untuk menentukan sektor
regional atau tingkat provinsi.
mana yang akan mendorong
Analisis Model Rasio Pertumbuhan
peningkatan PDRB Banyuwangi dan
merupakan alat analisis yang
akan menajdi penopang
digunakan untuk melihat deskripsi
perekonomian. Identifikasi sektor
kegiatan ekonomi (sektor ekonomi)
basis yang akan diprioritaskan
yang potensial, terutama struktur
menjadi sangat penting untuk segera
ekonomi kabupaten atau kota maupun
dikerjakan agar daerah dapat segera

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 12 No.1 Juni 2014 4


Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten Banyuwangi (Ahmad Afan Ayubi)

provinsi Jawa Timur berdasarkan Untuk mengetahui sektor potensial di


pada kriteria pertumbuhan struktur suatu daerah, alat analisis yang
ekonomi wilayah baik internal digunakan adalah dengan melihat
maupun eksternal (Yusuf, 1999, nilai Location Quotients (LQ), yang
dalam Putra, 2013). Analisis Shiftt ± merupakan perbandingan kontribusi
Share merupakan tehnik yang masing-masing sektor terhadap
menggambarkan performance pembentukan PDRB Kabupaten
(kinerja) sektor - sektor di suatu Banyuwangi dengan PDRB Provinsi
wilayah dibandingkan kinerja sektor - Jawa Timur. Jika nilai LQ > 1 maka
sektor perekonomian nasional. sektor tersebut dapat dikatakan
Dengan demikian dapat ditemukan sebagai sektor potensial (basis).
adanya Shiftt (pergeseran) hasil Apabila nilai LQ < 1 maka sektor
pembangunan perekonomian daerah, tersebut bukan merupakan sektor
bila daerah itu memperoleh kemajuan potensial (non basis). Berikut dapat
lebih lambat atau lebih cepat dari dilihat hasil perhitungan LQ secara
kemajuan nasional. lengkap pada (tabel 1)

HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN

Tabel 1 : Hasil Analisis Location Quotients Kabupaten Banyuwangi


Tahun 2008-2012

Tahun
No Lapangan Usaha 201 Rata-
2008 2009 2010 2011
2 rata
1 Pertanian 3.01 3.03 3.14 3.23 3.29 3.14
Pertambangan dan
2 2.00 1.97 1.94 1.97 2.05 1.99
Penggalian
3 Industri Pengolahan 0.24 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25
4 Listrik, Gas, & Air Bersih 0.34 0.35 0.34 0.33 0.33 0.34
5 Bangunan 0.26 0.26 0.26 0.27 0.28 0.27
Perdagangan, Hotel &
6 0.82 0.82 0.81 0.82 0.83 0.82
Restauran

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 12 No.1 Juni 2014 5


Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten Banyuwangi (Ahmad Afan Ayubi)

Pengangkutan &
7 0.68 0.63 0.60 0.58 0.56 0.61
Komunikasi
Keuangan, Persewaaan &
8 1.13 1.11 1.08 1.07 1.06 1.09
Jasa Perusahaan
9 Jasa-jasa 0.60 0.59 0.60 0.61 0.62 0.60
Sumber : Data diolah

Hasil perhitungan rata-rata LQ tumbuhan sektor yang sama dalam


tahun 2008 - 2012 menunjukan perekonomian di Jawa Timur.
bahwa sektor ekonomi di Kabupaten Analisis model rasio per-
Banyuwangi yang tergolong dalam tumbuhan (MRP) merupakan salah
kategori sektor basis dengan kriteria satu alat analisis alternatif guna
hasil nilai perhitungan LQ lebih mendukung penentuan deskripsi
besar dari 1 yaitu ada tiga (3) sektor, kegiatan ekonomi yang potensial di
yaitu sektor pertanian dengan nilai kabupaten Banyuwangi. MRP ini
LQ (3.14), sektor pertambangan dan serupa dengan LQ, perbedaanya
penggalian dengan nilai LQ (1.99), terletak pada cara menghitung.
dan sektor keuangan, persewaan & Analisis LQ menggunakan distribusi
jasa perusahaan dengan nilai LQ PDRB, sedangkan MRP
(1.09). Ini berarti bahwa laju menggunakan kriteria pertumbuhan.
pertumbuhan ketiga sektor di Analisis LQ menggunakan distribusi
Kabupaten Banyuwangi lebih besar PDRB, sedangkan MRP
dibandingkan dengan laju per- menggunakan kriteria pertumbuhan.
Tabel 2
Rata-rata hasil Analisis Model Rasio Pertumbuah (MRP) Kabupaten
Banyuwangi Tahun 2008-2012
RPr RPs
No Lapangan Usaha
N R N R
1. Pertanian 0.49 - 1.88 +
2. Pertambangan dan Penggalian 0.97 - 1.50 +
3. Industri Pengolahan 0.73 - 1.21 +
4. Listrik, Gas, & Air Bersih 0.81 - 1.12 +
5. Bangunan 1.02 + 1.20 +
6. Perdagangan, Hotel & Restauran 1.36 + 1.09 +
7. Pengangkutan & Komunikasi 1.75 + 0.55 -

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 12 No.1 Juni 2014 6


Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten Banyuwangi (Ahmad Afan Ayubi)

Keuangan, Persewaaan & Jasa 1.10 0.76


8. Perusahaan + -
9. Jasa-jasa 0.80 - 1.52 +
Sumber : Lampiran IV dan lampiran V
Keterangan : N = Nilai R = Rangking
Berdasarkan tabel 2 diatas, pertumbuhan sektor yang sama
dapat diketahui bahwa rata-rata hasil pada wilayah Jawa Timur, serta
pengujian MRP di Kabupaten nilai RPr > 1 menunjukan
Banyuwangi selama kurun waktu pertumbuhan sektor bangunan
2008 - 2012 menempatkan sektor- maupun sektor perdagangan, hotel
sektor ekonomi ke dalam kategori & restauran dalam wilayah Jawa
berikut ini: Timur lebih tinggi dari
a. Klasifikasi pertama, jika nilainya pertumbuhan PDRB total wilayah
(+) dan (+) maka sektor tersebut yang sama.
memiliki pertumbuhan yang b. Klasifikasi kedua, jika nilainnya
menonjol baik di tingkat (+) dan (-) maka sektor tersebut
Kabupaten Banyuwangi maupun memiliki pertumbuhan menonjol
di Propinsi Jawa Timur, dimana di Propinsi Jawa Timur, akan
kegiatan ini disebut dominan tetapi kurang menonjol di
pertumbuhan. Sektor yang masuk Kabupaten Banyuwangi. Kegiatan
dalam klasifikasi ini adalah sektor ekonomi yang potensial di
bangunan dengan nilai RPr (1.02) Kabupaten Banyuwangi yaitu
dan nilai RPs (1.20), dan sektor sektor yang masuk dalam
perdagangan hotel & restaurant klasifikasi ini adalah sektor
dengan nilai RPr (1.36) dan nilai pengangkutan & komunikasi
RPs (1.09). Hal ini artinya bahwa dengan nilai RPr (1.75) dan RPs
nilai RPs > 1 menunjukan (0.55), serta sektor keuangan,
pertumbuhan sektor bangunan persewaaan & jasa perusahaan
maupun sektor perdagangan, hotel dengan nilai RPr (1.10) dan RPs
& restauran pada tingkat wilayah (0.75). Hal ini artinya bahwa nilai
Kabupaten Banyuwangi lebih RPs< 1 menunjukan pertumbuhan
tinggi dibandingkan dengan sektor sektor pengangkutan &

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 12 No.1 Juni 2014 7


Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten Banyuwangi (Ahmad Afan Ayubi)

komunikasi maupun sektor (0.81) dan RPs (1.12), serta sektor


keuangan, persewaaan & jasa jasa-jasa dengan nilai RPr (0.80)
perusahaan pada tingkat wilayah dan RPs (1.52). Hal ini artinya
Kabupaten Banyuwangi lebih bahwa nilai RPs > 1 menunjukan
rendah dibandingkan dengan pertumbuhan sektor pertanian,
pertumbuhan sektor yang sama sektor pertambangan dan
pada wilayah Jawa Timur, serta penggalian. sektor industri
nilai RPr > 1 menunjukan pengolahan, sektor listrik, gas, &
pertumbuhan sektor bangunan air bersih, sektor jasa-jasa pada
maupun sektor perdagangan, hotel tingkat wilayah Kabupaten
& restauran dalam wilayah Jawa Banyuwangi lebih tinggi
Timur lebih tinggi dari dibandingkan dengan
pertumbuhan PDRB total wilayah pertumbuhan sektor yang sama
yang sama. pada wilayah Jawa Timur, serta
c. Klasifikasi ketiga, jika nilainnya nilai RPr < 1 menunjukan
(-) dan (+) maka sektor tersebut pertumbuhan sektor pertanian,
memiliki pertumbuhan menonjol sektor pertambangan dan
di Kabupaten Banyuwangi, penggalian. sektor industri
namun kurang menonjol di tingkat pengolahan, sektor listrik, gas, &
propinsi Jawa Timur. Kegiatan air bersih, sektor jasa-jasa dalam
ekonomi yang potensial di wilayah Jawa Timur lebih rendah
Kabupaten Banyuwangi yaitu dari pertumbuhan PDRB total
sektor yang masuk dalam wilayah yang sama.
klasifikasi ini adalah sektor d. Klasifikasi keempat, jika
pertanian dengan nilai RPr (0.49) nilainnya (-) dan (-) maka sektor
dan RPs (1.88), sektor tersebut memiliki pertumbuhan
pertambangan dan penggalian yang kurang menonjol baik di
nilai RPr (0.97) dan RPs (1.50), Propinsi Jawa Timur maupun
sektor industri pengolahan nilai Kabupaten Banyuwangi. Sektor
RPr (0.73) dan RPs (1.21), sektor yang masuk dalam klasifikasi ini
listrik, gas, & air bersih nilai RPr tidak ada.

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 12 No.1 Juni 2014 8


Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten Banyuwangi (Ahmad Afan Ayubi)

Analisis Shiftt ± Share mengemukakan bahwa analisis Shiftt-


merupakan tehnik yang share merupakan teknik yang sangat
menggambarkan performance berguna dalam menganalisis
(kinerja) sektor-sektor di suatu perubahan struktur ekonomi daerah
wilayah dibandingkan kinerja sektor- dibandingkan dengan perekonomian
sektor perekonomian nasional. nasional. Tehnik ini membandingkan
Dengan demikian dapat ditemukan laju pertumbuhan sektor-sektor di
adanya Shiftt (pergeseran) hasil suatu wilayah dengan laju
pembangunan perekonomian daerah, pertumbuhan perekonomian nasional
bila daerah itu memperoleh kemajuan serta sektor-sektornya, dan
lebih lambat atau lebih cepat dari mengamati penyimpangan-
kemajuan nasional. (Bendavid - Val penyimpangan dari perbandingan-
(1983), Hoover (1984) Lihat perbandingan itu. Bila penyimpangan
Prasetyo, 1993: 44 Nudiatulhuda, itu positif, hal itu disebut keunggulan
2007). Selanjutnya Lincolyn Arsyad kompetitif dari suatu sektor dalam
(1997) dan Latif Adam (1994), wilayah tersebut

Tabel 3 : Rata-rata hasil Analisis Shift-Share Kabupaten Banyuwangi


Tahun 2008-2012
Shift ± Share
No Lapangan Usaha
N K N S Keterangan
1 Pertanian 3424523.66 + 0.02428 + ++
Pertambangan dan
2 232014.97 + 0.00717 + ++
Penggalian
3 Industri Pengolahan -2078192.91 - 0.00614 + -+
Listrik, Gas, & Air
4 -96710.79 - -0.00501 - --
Bersih
5 Bangunan -255106.06 - 0.01540 + -+
Perdagangan, Hotel
6 -598088.01 - 0.00491 + -+
& Restauran
Pengangkutan &
7 -294970.52 - -0.05065 - --
Komunikasi
Keuangan,
8 Persewaaan & Jasa 54832.95 + -0.01687 - +-
Perusahaan
9 Jasa-jasa -388285.78 - 0.00922 + -+
Sumber : Data Diolah

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 12 No.1 Juni 2014 9


Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten Banyuwangi (Ahmad Afan Ayubi)

Keterangan : N = nilai perhitungan S = Spesialisasi


K = Kompetitif

Berdasarkan rata-rata hasil b. Jika spesialisasi sektor bernilai


analisis Shift ± Share (S-S) tahun negatif (-) dan keunggulan
analisis 2008-2012, dapat diketahui kompetitif bernilai negatif (-)
sektor-sektor yang mempunyai maka sektor tersebut masuk dalam
keunggulan kompetitif dan kriteria not specialized,
spesialisasi di Kabupaten competitive disadvantage. Artinya
Banyuwangi adalah: apabila jumlah PDRB sektor i di
a. Jika spesialisasi sektor bernilai Kabupaten Banyuwangi (Eij) lebih
positif (+) dan keunggulan rendah dari jumlah PDRB sektor i
kompetitif bernilai negatif (-) yang diharapkan di Kabupaten
maka sektor tersebut masuk dalam Banyuwangi (¶ij), serta
kriteria specialized, competitive pertumbuhan sektor i di
disadvantage. Artinya apabila kabupaten Banyuwangi lebih
jumlah PDRB sektor i di rendah dari pada laju
Kabupaten Banyuwangi (Eij) lebih pertumbuhan sektor i di provinsi
besar dari jumlah PDRB sektor i Jawa Timur. Sektor yang masuk
yang diharapkan di Kabupaten dalam kategori ini adalah sektor
Banyuwangi (¶ij), tetapi pengangkutan & komunikasi, dan
pertumbuhan sektor i di sektor listrik, gas, & air bersih.
kabupaten Banyuwangi lebih c. Jika spesialisasi sektor bernilai
rendah dari pada laju negatif (-) dan keunggulan
pertumbuhan sektor i di provinsi kompetitif bernilai positif (+)
Jawa Timur. Sektor yang masuk maka sektor tersebut masuk dalam
dalam kategori ini adalah sektor kriteria not specialized,
industri pengolahan, sektor competitive advantage. Artinya
bangunan, sektor perdagangan, apabila jumlah PDRB sektor i di
hotel & restaurant dan sektor jasa- Kabupaten Banyuwangi (Eij) lebih
jasa. rendah dari jumlah PDRB sektor i
yang diharapkan di Kabupaten

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 12 No.1 Juni 2014 10


Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten Banyuwangi (Ahmad Afan Ayubi)

Banyuwangi (¶ij), tetapi kabupaten Banyuwangi lebih


pertumbuhan sektor i di besar dari pada laju pertumbuhan
kabupaten Banyuwangi lebih sektor i di provinsi Jawa Timur.
besar dari pada laju pertumbuhan Sektor ekonomi yang masuk
sektor i di provinsi Jawa Timur. dalam kategori ini adalah sektor
Sektor ekonomi yang masuk pertanian dan sektor
dalam kategori ini adalah sektor pertambangan dan penggalian.
keuangan, persewaaan & jasa Dari hasil analisis LQ, S±S
perusahaan. untuk keunggulan kompetitif dan
d. Jika spesialisasi sektor bernilai spesialisasi serta Model Rasio
positif (+) dan keunggulan Pertumbuhan yang semuanya
kompetitif bernilai positif (+) diskorkan sesuai dengan range yang
maka sektor tersebut masuk dalam ada sesuai dengan nilai absolut yang
kriteria specialized, competitive ada di masing ± masing sektor dalam
advantage. Artinya apabila kategori. Dari hasil perhitungan
jumlah PDRB sektor i di analisis dari setiap alat analisis yang
Kabupaten Banyuwangi (Eij) lebih digunakan dalam penelitian akan
besar dari jumlah PDRB sektor i diambil sektor-sektor ekonomi yang
yang diharapkan di Kabupaten memiliki nilai tertinggi untuk
%DQ\XZDQJL (¶ij), serta dijadikan sebagai sektor prioritas di
pertumbuhan sektor i di Kabupaten Banyuwangi.
Tabel 4.
Sektor Prioritas di Kabupaten Banyuwangi

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 12 No.1 Juni 2014 11


Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten Banyuwangi (Ahmad Afan Ayubi)

Berdasarkan hasil perhitungan perusahaan dan sektor jasa-jasa.


analisis LQ, analisis RPs, analisis Sedangkan sektor ekonomi yang
Shift-Share keunggulan kompetitif masuk dalam prioritas ketiga (ke-3)
dan kunggulan spesialisasi, adalah sektor listrik, gas, & air
kemudian telah dibuat skala prioritas bersih.
menunjukan hasil sektor ekonomi Teridentifikasinya sektor-
yang termasuk dalam sektor prioritas sektor ekonomi di wilayah
pertama (ke-1) adalah sektor Kabupaten Banyuwangi, maka
pertanian dan sektor pertambangan sektor-sektor yang masuk dalam
dan penggalian. Sektor ekonomi kategori prioritas pertama ke-1 yaitu
yang masuk prioritas kedua (ke-2) sektor pertanian dan sektor
adalah sektor industri pengolahan, pertambangan & penggalian dapat
sektor bangunan, sektor digunakan untuk mendorong
perdagangan, hotel & restauran, pengembangan dan pembangunan
sektor Keuangan, persewaaan & jasa daerah, serta pemerintah dapat

Sektor
Keungggulan Keunggulan Total
Lapangan Analisis LQ RPs Priorit
No Kompetitif Spesialisasi Skor
Usaha as
Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor jumlah
342452 0.02
1 Pertanian 3.14 1 1.88 1 1 1 4 1
3.66 428
Pertambangan
232014 0.00
2 dan 1.99 1 1.50 1 1 1 4 1
.97 717
Penggalian
Industri 0.00
3 - - 1.21 1 - - 1 2 2
Pengolahan 614
Listrik, Gas,
4 - - 1.12 1 - - - - 1 3
& Air Bersih
0.01
5 Bangunan - - 1.20 1 - - 1 2 2
540
Perdagangan,
0.00
6 Hotel & - - 1.09 1 - - 1 2 2
491
Restauran
Pengangkutan
7 & - - - - - - - - - -
Komunikasi
Keuangan,
Persewaaan 54832.
8 1.09 1 - - 1 - - 2 2
& Jasa 95
Perusahaan
0.00
9 Jasa-jasa - - 1.52 1 - - 1 2 2
922
Sumber : Data Diolah

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 12 No.1 Juni 2014 12


Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten Banyuwangi (Ahmad Afan Ayubi)

melakukan pengembangan dikedua Pertumbuhan Ekonomi Dan


sektor tersebut. Potensi Ekonomi Terhadap
PENUTUP Produk Domestik Regional
Bruto (Pdrb) Kabupaten Pati
Berdasarkan hasil perhitungan
Tahun 2000-2005´ -(-$.:
tiga alat analisis yaitu analisis LQ,
Jurnal Ekonomi dan
MRP, dan Shift-Share kemudian
Kebijakan. Vol 1, No 1,
dirangking untuk menentukan sektor
September 2008. Hal 1-8
prioritas maka dapat disimpulkan
Badan Pusat Statistik (2012).
bahwa sektor yang tergolong dalam
Kabupaten Banyuwangi Dalam
kategori prioritas pertama adalah
Angka. Banyuwangi.
sektor pertanian dan sektor
Badan Pusat Statistik, 2014. PDRB
pertambangan dan penggalian.
Atas Dasar Harga Konstan
Sektor ekonomi yang masuk prioritas
Menurut Lapangan Usaha
kedua (ke-2) adalah sektor industri
2008-2012 (Juta Rupiah).
pengolahan, sektor bangunan, sektor
Provinsi Jawa Timur.
perdagangan, hotel & restauran,
Boediono. 1992. Teori Pertumbuhan
sektor Keuangan, persewaaan & jasa
Ekonomi. Yogyakarta: BPFE
perusahaan dan sektor jasa-jasa.
UGM.
DAFTAR PUSTAKA Davit Irawan, 2010, ³$QDOLVis
Adi Sutrisno, 2012. Analisis Perubahan Struktur Ekonomi
Ketimpangan Pendapatan Dan Dan Identifikasi Sektor
Pengembangan Sektor Unggulan Di Kabupaten
Unggulan Di Kabupaten Magetan Tahun 1997- ´
Dalam Kawasan Skripsi pada Universitas
Barlingmascakeb Tahun 2007- Sebelas Maret Surakarta.
2010, Economics Development +DU\RQR :DK\XGL ³.RWD
Analysis Journal, Vol 1, No 1, Gombong Sebagai Pusat
Hal 43-49. Pertumbuhan Di Kabupaten
Bambang Prishardoyo, 2008, .HEXPHQ´ 7HVLV SDGD
³Analisis Tingkat Universitas Diponegoro.

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 12 No.1 Juni 2014 13


Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten Banyuwangi (Ahmad Afan Ayubi)

+LODO $OPXODLEDUL ³$QDOLVLV Potensi Ekonomi Lokal Untuk


Potensi Pertumbuhan Ekonomi Menguatkan Daya Saing
Kota Tegal Tahun 2004- ´ Daerah Di Kabupaten Gresik´
Skripsi pada Universitas Jurnal Administrasi Publik
Diponegoro. (JAP), Vol 1, No.1. Hal 188-
http://www.banyuwangikab.go.id/ber 196
ita/laporan_khusus/banyuwang Nudiatulhuda Mangun, 2007,
i-economic-outlook-2012- ³Analisis Potensi Ekonomi
sectoral-analysis.html (diakses Kabupaten Dan Kota Di
pada 30/05/2014) Propinsi Sulawesi Tengah´
http://www.banyuwangikab.go.id/ber Tesis pada Universitas
ita/laporan_khusus/banyuwang Diponegoro.
i-economic-outlook-macro- Nugraha Putra A, 2013, ³$QDOLVLV
analysis.html (diakses pada Potensi Ekonomi Kabupaten
30/05/2014) Dan Kota Di Provinsi Daerah
http://www.kabarbanyuwangi.info/de ,VWLPHZD <RJ\DNDUWD´ Skripsi
klarasikan-banyuwangi- pada Universitas Islam Negeri
sebagai-pusat-pertumbuhan- Syarif Hidayatullah Jakarta.
ekonomi-baru.html (diakses Prasetyo Soepono (1993). Analisis
pada 30/05/2014) Shft-Share: Perkembangan dan
Lincolyn Arsyad, (1999). Pengantar Penerapan. Jurnal Ekonomi dan
Perencanaan Dan Bisnis Indonesia. Vol 1 Tahun
Pembangunan Ekonomi VIII.
Daerah, Edisi Pertama, BPFE ± Retno Zulaechah, 2011, ³$QDOLVLV
UGM, Yogyakarta. Pengembangan Kota Magelang
Mudrajat Kuncoro (2000). Ekonomi Sebagai Pusat Pertumbuhan
Pembangunan: Teori, Masalah Kawasan Purwomanggung
dan Kebijakan (1st ed.). UPP -DZD 7HQJDK´ Skripsi pada
AMP YKPN. Yogyakarta. Universitas Diponegoro.
Nailatul H, Irwan N, Mochammad R,
³Analisis Pengembangan

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 12 No.1 Juni 2014 14


Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten Banyuwangi (Ahmad Afan Ayubi)

7DULJDQ 5RELQVRQ ³(NRQRPL HGLVL UHYLVL ´ -DNDUWD %XPL


5HJLRQDO 7HRUL $SOLNDVL´ Aksara. 2007.
Jakarta: Bumi Aksara. 2005 Todaro, Michael P. 2003.
7DULJDQ 5RELQVRQ ³(NRQRPL Pembangunan Ekonomi di
Regional, Teori dan Aplikasi Dunia Ketiga, Edisi Ke
Delapan. Erlangga, Jakarta.

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 12 No.1 Juni 2014 15

Anda mungkin juga menyukai