1. Alergi
Alergi merupakan reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap zat atau benda tertentu yang
dianggap berbahaya. Orang yang menderita alergi akan mengalami gejala saat
bersentuhan dengan bahan pemicu alergi (alergen). Gejala dari reaksi alergi bisa
berupa bersin, ruam kulit yang gatal, hingga sesak napas.
Alergi bisa dicegah dengan menghindari zat pemicunya. Jika sudah timbul keluhan,
alergi bisa diatasi dengan mengonsumsi obat tertentu. Namun dengan adanya
perkembangan imunologi, reaksi alergi dapat diredakan dengan imunoterapi alergen.
Imunoterapi alergen merupakan pengobatan alergi yang bekerja dengan cara “melatih”
sistem imun untuk lebih kebal terhadap alergen. Setelah diberikan imunoterapi,
penderita dapat mengalami pengurangan frekuensi serangan alergi, walaupun sebagian
di antaranya mengalami kekambuhan setelah terapi dihentikan.
2. Asma
Asma merupakan salah satu reaksi sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan
peradangan pada saluran napas saat terpapar bahan atau zat tertentu. Peradangan ini
menyebabkan saluran napas menyempit, yang kemudian memicu terjadinya sesak
napas.
Asma bisa ditangani dengan berbagai cara, antar lain menghindari pemicu asma,
menggunakan obat asma saat serangan asma muncul, dan menjalani imunoterapi.
Imunoterapi yang digunakan untuk asma bekerja layaknya imunoterapi alergi, yaitu
“melatih” sistem imun untuk lebih kebal terhadap zat pemicu alergi. Imunoterapi ini akan
mengurangi keluhan yang timbul saat asma muncul dan mencegah perburukan asma.
3. Kanker
Kanker menyebabkan tidak terkontrolnya pertumbuhan sel-sel di dalam tubuh.
Pertumbuhan yang tidak terkontrol ini akan merusak organ dan sistem dalam tubuh,
sehingga mengancam nyawa penderitanya.
Kanker dapat diatasi dengan berbagai cara, dan salah satunya adalah dengan
memanfaatkan imunologi, yaitu imunoterapi kanker. Imunoterapi kanker dilakukan untuk
merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel kanker. Imunoterapi
kanker diklaim mampu memperlambat, menghentikan perkembangan sel kanker, dan
mencegah penyebaran sel kanker ke organ lain.
4. Penyakit autoimun
Penyakit autoimun terjadi saat sistem kekebalan tubuh keliru menyerang sel-sel sehat
dalam tubuh. Beberapa contoh penyakit autoimun adalah penyakit Crohn, lupus
eritematosus sistemik (SLE), rheumatoid arthritis, dan multiple sclerosis.
Penyakit autoimun tidak bisa disembuhkan, dan belum ada pilihan imunoterapi yang
benar-benar efektif untuk menanganinya. Namun, penyakit autoimun bisa dikontrol
dengan pemberian obat tertentu, seperti obat imunosupresan. Obat
imunosupresan mampu menekan dan menurunkan jumlah sel-sel kekebalan tubuh
yang menyerang sel sehat.
Pemeriksaan Imunologi
Untuk mendeteksi masalah atau gangguan pada sistem kekebalan tubuh, diperlukan
pemeriksaan imunologi atau tes imunologi. Beberapa jenis pemeriksaan yang dilakukan
antara lain:
Tes antibodi
Tes antibodi dilakukan dengan mengambil sampel darah atau air liur. Dalam beberapa
kasus, tes ini dapat menentukan diagnosis penyakit tertentu. Jika pemeriksaan
terhadap antibodi untuk suatu penyakit memberikan hasil positif, maka artinya orang
tersebut sedang atau pernah menderita penyakit tersebut. Pemeriksaan antibodi
umumnya dilakukan untuk mendiagnosis penyakit infeksi dan penyakit autoimun.
Tes antigen
Antigen adalah bagian dari virus atau bakteri yang dapat memicu munculnya respons
imun. Salah satu tes antigen yang umum dilakukan adalah pemeriksaan sampel tinja
untuk mengetahui ada atau tidaknya antigen yang dihasilkan oleh bakteri Heliobacter
pylori penyebab sakit maag.
Tes antigen juga bisa dilakukan menggunakan sampel darah, misalnya untuk
mendeteksi antigen dari virus HIV. Pemeriksaan antigen ini adalah salah satu
pemeriksaan yang sering dilakukan untuk mendiagnosis HIV.
Di indonesia, imunologi merupakan cabang ilmu kedokteran penyakit dalam. Anda yang
memiliki gangguan pada sistem kekebalan tubuh dapat berkonsultasi ke dokter penyakit
dalam untuk mengetahui penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepa
https://www.alodokter.com/cari-tahu-tentang-imunologi-di-sini
1. Antigen
Antigen merupakan bahan asing yang merupakan target yang akan dihancurkan oleh sistem kekebalan
tubuh. Antigen ditemukan di permukaan seluruh sel, tetapi dalam keadaan normal, sistem kekebalan
seseorang tidak bereaksi terhadap selnya sendiri. Sehingga dapat dikatakan antigen merupakan sebuah
zat yang menstimulasi tanggapan imun. Antigen biasanya berbentuk protein atau polisakarida. Sistem
kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel
dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan
melindungi tubuh terhadap infeksibakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain
dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang,
sehingga menyebabkan patogen. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor,
dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.
Pada umumnya, antigen-antigen dapat di klasifikasikan menjadi dua jenis utama, yaitu antigen eksogen
dan antigen endogen.antigen eksogen adalah antigen-antigen yang disajikan dari luar kepada hospes
dalam bentuk mikroorganisme,tepung sari,obat-obatan atau polutan.Antigen ini bertanggungjawab
terhadap suatu spektrum penyakit manusia, mulai dari penyakit infeksi sampai ke penyakit-penyakit
yang dibenahi secara immologi, seperti pada asma. Antigen endogen adalah antigen yang terdapat
didalam tubuh dan meliputi antigen-antigen berikut:antigen senogeneik (heterolog), antigen autolog
dan antigen idiotipik atau antigen alogenik (homolog). Antigen senogeneik adalah antigen yang terdapat
dalam aneka macam spesies yang secara filogenetik tidak ada hubungannya, antigen-antigen ini penting
untuk mendiagnosa penyakit. Kelompok-kelompok antigen yang paling banyak mempunyai arti klinik
adalah kelompok-kelompok antigen yang digunakan untuk membedakan satu individu spesies dengan
individu spesies yang sama. Pada manusia determinan antigen semacam ini terdapat pada sel darah
merah,sel darah putih trombosit, protein serum, dan permukaan sel-sel yang menyusun jaringan
tertentu dari tubuh, termaksud antigen-antigen histokompatibilitas. Antigen ini dikenal antigen
polomorfik, karena adanya dua atau lebih bentuk-bentuk yang berbeda secara genetik didalam
populasi.ciri – ciri antigen yang menentukan imunogenitas dalam respon imun :
a. Keasingan,yaitu imunogen adalah bahwa zat tersebut secara genetik asing terhadap hospes
b. Ukuran molekul
c. Kekompleksian kimia dan struktural
d. Penentu antigen ( epilop )
e. Konstitusi genetik inang
f. Dosis, jalur, dan saat pemberian anti gen.
2. Antibodi
Antibodi adalah protein yang dapat ditemukan pada darah atau kelenjar tubuhvertebrata lainnya, dan
digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk mengidentifikasikan dan menetralisasikan benda asing
seperti bakteri dan virus. Mereka terbuat dari sedikit struktur dasar yang disebut rantai. Tiap antibodi
memiliki dua rantai berat besar dan dua [rantai ringan]. Antibodi diproduksi oleh tipe sel darah yang
disebut sel B. Terdapat beberapa tipe yang berbeda dari rantai berat antibodi, dan beberapa tipe
antibodi yang berbeda, yang dimasukan kedalam isotype yang berbeda berdasarkan pada tiap rantai
berat mereka masuki. Lima isotype antibodi yang berbeda diketahui berada pada tubuh mamalia, yang
memainkan peran yang berbeda dan menolong mengarahkan respon imun yang tepat untuk tiap tipe
benda asing yang berbeda yang ditemui. Antibodi adalah molekul immunoglobulin yang bereaksi dengan
antigen spesifik yang menginduksi sintesisnya dan dengan molekul yang sama; digolongkan menurut
cara kerja seperti agglutinin, bakteriolisin, hemolisin, opsonin, atau presipitin. Antibodi disintesis oleh
limfosit B yang telah diaktifkan dengan pengikatan antigen pada reseptor permukaan sel. Antibodi
biasanya disingkat penulisaanya menjadi Ab.(Dorlan).
Antibodi terdiri dari sekelompok protein serum globuler yang disebut sebagai immunoglobulin (Ig).
Sebuah molekul antibody umumnya mempunyai dua tempat pengikatan antigen yang identik dan
spesifik untuk epitop (determinan antigenik) yang menyebabkan produksi antibody tersebut. Masing-
masing molekul antibody terdiri atas empat rantai polipeptida, yaitu dua rantai berat (heavy chain) yang
identik dan dan dua rantai ringan (light chain) yang identik, yang dihubungkan oleh jembatan disulfida
untuk membentuk suatu molekul berbentuk Y. Pada kedua ujung molekul berbentuk Y itu terdapat
daerah variabel (V) rantai berat dan ringan. Disebut demikian karena urutan asam amino pada bagian ini
sangat bervariasi dari satu antibodi ke antibodi yang lain.Daerah V rantai berat dan daerah V rantai
ringan secara bersama-sama membentuk suatu kontur unik tempat pengikatan antigen milik
antibodi.Interaksi antara tempat pengikatan antigen dengan epitopnya mirip dengan interaksi enzim
dan substratnya: ikatan nonkovalen berganda terbentuk antara gugus-gugus kimia pada masing-masing
molekul(Campbell).
http://www.ners.unair.ac.id/materikuliah/DASAR%20IMUNOLOGI.pdf
https://www.sehatq.com/artikel/mengenal-imunologi-bukan-sekedar-ilmu-yang-mempelajari-alergi