Anda di halaman 1dari 12

1.

Proses perumusan Pancasila


→ Jepang sudah mulai terancam oleh Sekutu dan pada akhirnya menunjukkan simpati ke
Indonesia agar tidak ada perlawanan dan gejolak dari Indonesia. Dalam Sidang Parlemen, 7
September 1944, PM Jepang Koiso mengumumkan bahwa Indonesia akan dimerdekakan
kelak sehingga terkesan bahwa Jepang yang memerdekakan Indonesia. Jepang
mengharapkan bantuan Indonesia melawan sekutu dari janji ini.
→ 1 Maret 1945 : Let. Jdrl. Kumakici Harada, pemimpin pemerintah Jepang di Jawa mengumumkan
pembentukan BPUPKI (Dokuritsu Joonbi Tyoosakai) utk persiapan kemerdekaan Indo.
→ 29 April 1945 : Penetapan susunan pengurus BPUPKI :
a. Ketua : Radjiman Wediodiningrat
b. Wakil I : Ichibangase
c. Wakil II (sekretaris) : Pandji Soeroso
d. Jumlah anggota : 6 perwakilan Indonesia, 7 orang Jepang,4 orang Arab dan
golongan peranakan Belanda.
e. Tugas : menyelidiki rencana kesiapan Indonesia dalam menyonsong kemerdekaan
dan membentuk pemerintahan sendiri. termasuk buat rancangan UUD Indonesia.
→ 28 Mei 1945 (ultah Kaisar Hirohito) : Pelantikan anggota BPUPKI di gedung Chuo Sangi-in dan
dihadiri 2 pejabat Jepang : Itagaki, Nagano. Pengibaran bendera Jepang : A.G.Pringgodigdo,
Pengibaran bendera Indonesia : Toyohiko Masuda.
→ Dua kali sidang BPUPKI :
1. 29 Mei - 1 Juni 1945 : membahas dasar negara
2. 10 - 17 Juli 1945 : membahas rancangan UUD dan bentuk negara
→ BPUKI membentuk panitia :
1. Panitia Perumus (9 orang) : Soekarno(ketua), Moh Hatta, Maramis, Seobardjo, Agus
Salim, Muh Yamin, Wachid Hasyim.
2. Panitia Perancang UUD : Ketua Soekarno, Panitia kecil dipimpin Soepomo
3. Panitia Ekonomi dan Keuangan : Mohammad Hatta
4. Panitia Pembela Tanah Air : Abikusno Tjokrosujoso
→ Usulan2 Dasar Negara(Pancasila)
- Muh. Yamin (29 Mei 1945) :
1. Peri Kebangsaan : Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan : Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Peri Ketuhanan : Rasa Kemanusiaan yang...
4. Peri Kerakyatan : Kerakyatan yang dipimpin oleh..
5. Kesejahtraan Rakyat : Keadilan Sosial Bagi seluruh…
- Soepomo (31 Mei 1945) :
1. Persatuan Indonesia
2. Kekeluargaan
3. Takluk kepada Tuhan
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
- Soekarno (1 Juni 1945) :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme/Peri Kemanusiaan
3. Mufakat/demokrasi
4. Kesejahtraan Sosial
5. KeTuhanan yang berkebudayaan.
→ Di akhir sidang, nama dasar negara menjadi Pancasila tanpa kesepakatan rumusan dasar
negaranya.
→ BPUPKI membentuk Pantia Kecil (8 orang) : Soekarno(ketua), Muhammad Hatta, Wachid
Hasyim, Muh Yamin, Otto iskandardinata, Maramis, K. Bagus Hadikusumo. Setelah sidang 1 Juni,
BPUPKI reses.
→ Panitia 8 pada masa reses memeriksa dan menggolongkan usulan masuk baik lisan/tulisan untuk
dilaporkan di sidang 2 bpupki.
→ Panitia 8 pada masa reses mengumpulkan 38 orang anggota BPUBPKI untuk berbicara mengenai
masalah dasar negara dan hubungan agama negara. Setelah itu ada pembentukan Panitia Perumus
Dasar Negara Indonesia(9 orang) bertugas utk menuntaskan masukan dasar negara Indonesia
Merdeka. Panitia sembilan = Sukarno(ketua), Moh Hatta, Muzakir, Wachid Hasyim, Moh Yamin,
Agus Salim, Ahmad Subarjo, Maramis, Abikusno
→ 22 Juni 1945 malam : Panitia 9 rapat di rumah Sukarno, Jalan Pegangsaan no 56 dan menghasilkan
rumusan naskah Mukadimah Hukum Dasar yang tercantum rumusan dasar negara Indonesia merdeka.
Naskah ini dinamakan oleh Moh Yamin : Piagam Jakarta
Rumusan dasar negara Piagam Jakarta :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Sisanya sama kayak Pancila skrg
→ Sila ke 1 diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa karena keberatan dan pesan dari pemeluk
agama selain Islam dan berkonsultasi dengan Pemuka Islam.
→ 7 Agustus 1945 : akan dibentuk PPKI(Dokuritso Zyunbi Iinkai) memeriksa hasil BPUPKI
→ 8 Agustus 1945 : Soekarno, Muh Hatta, Radjiman Wedyodiningrat ke Saigo utk panggilan
Terauchi. Terauchi menyampaikan pada 9 Agustus 1945 bahwa Sokarno diangkat menjadi ketua
PPKI, Muh Hatta Wakil, Radjiman anggota dan mulai bekerja tanggal 9 agustus. PPKI beranggota 21
orang (seperti Otto Iskandardinata, Soepomo, Soeroso, Mohammad Amir(Sumatra), Mohammad
Hasan (Sum), Ratulangi(Sulawesi), Hamidan(Kalimantan).
→ Janji kemerdekaan tidak jadi → Pengeboman Hirosima dan Nagasaki sehingga Jepang menyerah
kepada sekutu dan Indonesia mengalami kekosongan kekuasaan.
→ Soekarno menambah 6 anggota PPKI, dan PPKI menjadi badan pendahuluan komite nasional. →
Terjadilah peristiwa Rengasdengklok→ Kembali ke Jakarta 16 Agustus 1945
→ Dirumuskan teks proklamasi di rumah Maeda Jln Diponegoro no 1.
→ 17 Agustus 1945 L Dinyatakan proklamasi kemerdekaan Indonesia Pukul 10 WIB di Jalan
Pegangsaan Timur no 56
→ 18 Agustus 1945 : PPKI sidang menindaklanjuti proklamasi dan menetapkan tiga keputusan yaitu
menetapkan UUD Negara Indonesia, Menetapkan Soekarno presiden, Pembentukan KNIP.
Ditetapkan pula dasar negara yaitu Pancasila yang tertuang dalam UUD alinea ke IV.

2. Pengertian Pancasila
- Nilai-nilai dasar pancasila mencakup nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan nilai keadilan.
- Bagi bangsa Indonesia, pancasila merupakan dasar yang menjadi pedoman dan
petunjuk jalan dalam menentukan rambu-rambu tujuan bangsa dan negara
Indonesia.
- Pancasila menjadi sumber tertib sosial seluruh kehidupan rakyat Indonesia dan
menjadi sumber tertib negara serta tertib hukum.
- Pancasila menjadi pedoman dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
- Pancasila sebagai dasar negara : Nilai-nilai pancasila pada dasarnya adalah nilai-
nilai filsafat yang sifatnya harus mendasar sehingga menjadi motivator dalam
penyelenggaraan bernegara Indonesia. Seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan
pemerintah negara Indonesia, termasuk peraturan perundang-undangan harus
mencerminkan nilai-nilai pancasila sebagai norma dasarnya.
- Pancasila sebagai pandangan hidup :
a. Sebagai jiwa bangsa Indonesia
b. Sebagai kepribadian banga Indonesia
c. Sebagai sumber dari segala sumber hukum
d. Sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia
e. Sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia
f. Sebagai filsafat hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia

3. Dinamika Pancasila
→ Dinamika : gerak masyarakat terus menerus yang menimbulkan perubahan dalam tata
hidup masyarakat bersangkutan.
ORDE LAMA (1945 - 1966)
1945 - 1950 : upaya mengganti Pancasila, pemberontakan PKI 1945, DI/TII 1945
1950-1959 : Hilangnya praktek musyawarah, pemberontakan RMS, PPRI, Praktek ideolgi
liberal, konstituante yang gagal
1959 - 1966 : presiden tidak dibatasi, presiden otoriter, praktek nasakom, g30 spki
ORDE BARU (1966 - 1998)
kebebasan pers dibatasi, keadilan dan HAM menurun drastis, hutang besar, pemerintah
memakai senjata untuk menjaga indonesia dari separatis, Selama pemerintahan soeharto
terjadi praktek korupsi, nepotisme, dan kolusi.
MASA REFORMASI (1998 - )
Tindak korupsi meraja rela, liberalisme dan individualisme, nilai kesopanan & etika
memudar, konflik antar etnis, kekerasan tidak menurun,dll.

4. Nilai – Nilai Pancasila


a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
- Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
kepercayaan masing-masing.
- Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama yang berbeda-
beda.
- Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai kepercayaan
masing-masing.
- Tidak memaksa kan suatu agama/kepercayaan kepada orang lain.
b. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
- Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban sesama manusia.
- Saling mencintai sesama manusia.
- Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tepa selira.
- Tidak semena-mena terhadap orang lain.
- Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
- Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
- Berani membela kebenaran dan keadilan.
- Mengembangkan sifat saling hormat-menghormati dengan sesama.
c. Sila Persatuan Indonesia
- Menempatkan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi/golongan.
- Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
- Cinta tanah air dan bangsa.
- Bangga sebagai bangsa Indonesia.
- Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
- Mengutamakan kepentingan masyarakat.
- Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
- Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan.
- Musyawarah untuk mencapai mufakat.
- Menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah dengan lapang
dada.
- Musyawarah dilakukan dengan akal sehat.
- Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa
e. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
- Mengembangkan perbuatan-perbuatan luhur yang mencerminkan suasana
kekeluargaan.
- Bersikap adil.
- Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
- Menghormati hak-hak orang lain.
- Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
- Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
- Tidak bersikap boros.
- Tidak bergaya hidup mewah.
- Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
- Suka bekerja keras.
- Menghargai hasil karya orang lain.
- Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata.

5. Pembentukan Panitia Sembilan


→ Panitia 8 pada masa reses mengumpulkan 38 orang anggota BPUBPKI untuk berbicara mengenai
masalah dasar negara dan hubungan agama negara. Setelah itu ada pembentukan Panitia Perumus
Dasar Negara Indonesia(9 orang) bertugas utk menuntaskan masukan dasar negara Indonesia
Merdeka. Panitia sembilan = Sukarno(ketua), Moh Hatta, Muzakir, Wachid Hasyim, Moh Yamin,
Agus Salim, Ahmad Subarjo, Maramis, Abikusno

6. Proses pembentukan pembentukan UUD 1945

- Pada sidang BPUPKI tanggal 14 Juli 1945, Ir. Soekarno melaporkan hasil kerja
panitia perancang Undang Undang Dasar.
- Laporan tersebut berisi 3 hal pokok, yaitu pernyataan Indonesia merdeka,
pembukaan undang undang dasar dan undang - undang dasar (batang tubuh).
- Pada tanggal 15- 16 Juli 1945 diadakan sidang untuk menyusun undang - undang
dasar berdasarkan kerja panitia perancang undang - undang dasar.
- Kemudian hasil penyusunan undang - undang dasar dilaporkan dan diterima oleh
sidang pleno BPUPKI pada tanggal 17 Juli.
- Pada tanggal 7 Agustus BPUPKI dibubarkan oleh pemerintah jepang dan untuk
menindaklanjuti hasil kerja BPUPKI dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia
dibentuklah PPKI atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
- Pada sidang PPKI yang pertama tanggal 18 agustus 1945 disahkanlan undang -
undang dasar 1945.

7. Panitia Perancang UUD NRI 1945


Panitia Kecil (7 orang) = Prof. Dr. Mr. Soepomo, Mr. Wongsonegoro, Mr. Achmad
Soebardjo, Mr. A.A. Maramis, Mr. R.P. Singgih, H. Agus Salim, dan Dr. Soekiman

8. Tata Perundang-undangan di Indonesia

UUD Negara RI Tahun 1945

Ketetapan (Tap) MPR

UU atau Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perpu)

Peraturan Pemerintahan (PP)

Peraturan Presiden (Perpres)

Peraturan Daerah (Perda) Provinsi

Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten/Kota

9. Identitas Negara Indonesia


a. Bahasa nasional atau bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia.
b. Bendera negara, yaitu Sang Merah Putih.
c. Lagu Kebangsaan, yaitu Indonesia Raya.
d. Lambang negara, yaitu Garuda Pancasila.
e. Semboyan negara, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.
f. Dasar falsafah negara, yaitu Pancasila.
g. Konstitusi negara, yaitu UUD 1945.
h. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.
i. Konsepsi Wawasan Nusantara.
j. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional.
Secara umum, bentuk-bentuk identitas nasional itu bisa dikelompokkan menjadi empat
unsur yakni:
a. Identitas fundamental : identitas yagng bersifat mendasar atau pokok → Pancasila, sebagai
dasar dan ideologi negara Indonesia. Pancasila menjadi pedoman serta dasar kehidupan
masyarakat Indonesia. Tidak hanya itu, Pancasila juga menjadi pedoman dalam beretika dan
sebagai pandangan hidup orang Indonesia.
b. Identitas instrumental : identitas instrumental,--> UUD 1945 sebagai konstitusi
negara Indonesia, lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan, Bendera Merah
Putih, Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu, serta Garuda Pancasila
sebagai lambang negara.
c. Identitas alamiah Indonesia memiliki identitas alamiah, yakni keberagaman suku,
agama, budaya, bahasa, kepercayaan, serta bentuk negara kepulauan. Negara
Indonesia terkenal akan keberagaman suku, agama, bahasa dan budayanya. Selain
itu, identitas ini bersifat alami.
Manfaat :
1. Menunjukkan keberadaan dan eksistensi bangsa Indonesia.
2. Menjadi penciri yang mudah dikenali dan membedakan dalam pergaulan antar
bangsa (hubungan internasional).
3. Melindungi jati diri bangsa dan negara Indonesia seiring dengan adanya tantangan
globalisasi.
4. Menjaga eksistensi negara dalam hubungan internasional → identitas nasional yang terwakili
oleh negara maupun masyarakat Indonesia dalam interaksi berbagai bidang mampu
menunjukkan bahwa negara Indonesia benar-benar terwujud.

10. Sikap Positif terhadap Pembukaan UUD NRI 1945


a. Selalu bertakwa kepada Tuhan YME
b. Berlaku jujur dalam setiap kata dan perbuatan
c. Menjaga agar Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah negara yang
fundamental terhindar dari segala bentuk upaya untuk mengubahnya
d. Selalu menjaga dan mengamalkan nilai-nilai yang terdapat pada pokok-pokok pikiran
pembukaan UUD 1945
e. Belajar giat agar menjadi warga negara cerdas
f. Membangun negara dengan memanfaatkan sumber daya alam untuk kepentingan
rakyat
g. Memupuk rasa tenggang rasa dan toleransi terhadap perbedaan
h. Rela berkorban untuk membela tanah air dari serangan musuh
i. Setia kepada proklamasi kemerdekaan 17 Agustus, Pancasila dan UUD 1945
j. Berperan aktif dalam berbagai kegiatan pembangunan di segala bidang
k. Menjauhi sikap dan perilaku anarkis
l. Menjauhi sikap dan perilaku yang dapat menimbulkan perpecahan
m. Tidak bertindak KKN
n. Mengamalkan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945
o. Mengutamakan kepentingan masyarakat
p. Bangga dan hormat serta meneladani para pejuang pendiri Indonesia
q. Menjalankan tugas dan kewajiban negara dengan tanggung jawab demi
kesejahteraan umum
r. Dalam mengambil kebijakan politik, harus tetap mengutamakan kepentingan rakyat
s. Menjalankan kehidupan kenegaraan yang dijiwai oleh nilai-nilai pancasila
t. Menjadi teladan bagi rakyat dalam bertindak sebagai negarawan yang arif dan
bijaksana
u. Cerdas dan cermat dalam bertindak
v. Menjalankan kebijakan negara dalam kerangka pelaksanaan nilai-nilai demokrasi
w. Tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
x. Melestarikan kehidupan demokratis

11. Norma dan Aturan


→ Manusia = zoon politicon = manusia itu pada dasarnya selalu mempunyai keinginan untuk hidup
bersama sama, bergaul, dan berkumpul dengan manusia lainnya.
→ Norma = pedoman/ketentuan bernilai di dalam masyarakat yang mengikat dan harus ditaati oleh
tiap individu di masyarakat tersebut dalam hal perilaku.
→ Asal usul norma : butuh sesuatu sebagai mediator/fasilitator untuk mempertemukan berbagai
kepentingan yang bergesekan tersebut yang bertujuan agar manusia yang berselisih sama2 mendapat
keadilan. Kenyataan ini membuat manusia berpikir rasional karena sudah mengangkat tetua untuk
menjembatani persoalan yang ada. Tetua adat dipercaya untuk menyusun pola kebijakan sebagai
panduan yang berisikan aturan ttg larangan, dan hukuman pelanggaran serta perjanjian2 lainnya.
JENIS NORMA DALAM MASYARAKAT
a. Dilihat dari tingkat sanksi
- Tata cara (usage) : menunjuk kepada satu bentuk perbuatan dengan sanksi
yang sangat ringan terhadap pelanggar contohnya tata cara berpakaian
menghadiri pernikahan, tata cara makan bersama keluarga, tata cara
bertingkah lagu di acara, dll.
- Kebiasaan(folkways) : cara bertindak yang disukai masyarakat sehingga
dilakukan berulang2. contohnya mencium tangan orang tua saat pamit,
merapikan barang saat dipakai, memegang peralatan makan dengan benar,
dll.
- Tata kelakuan (Mores) : bersumber kepada filsafat, ajaran agama/ideologi
yang dianut masyarakat. Pelanggar = penjahat. Contohnya larangan berzina,
berjudi, minum minuman keras, penggunaan narkoba, mencuri, dll
Fungsi kelakuan : memberikan batas tingkah laku individu, mengidentifikasi
individu, menjaga solidaritas masyarakat.
- Adat (customs) : norma tidak tertulis yang kuat mengikat sehingga yang
melanggar adat akan menderita karena sanksi keras/secara tidak langsung
dikenakan. Contoh : Di lampung jika bercerai, satu keluarga/masyarakat bisa
tercemar, Siraman dari Jateng, Upacara Ngaben Bali. Sanksi dapat berupa
dikucilkan, dikeluarkan, dll.
- Hukum (laws) : formal dan tertulis. Sanksi paling tegas. Hukum = rangkaian
aturan yang dituju kepada masyarakat yang berisi ketentuan, perintah,
kewajiban/larangan dalam masyarakat agar tercipat ketertiban.
b. Dilihat dari sumbernya
- Norma agama : ketentuan hidup/aturan aturan dalam masyarakat yang
bersumber pada agama. Sumber agama itu berasal dari kitab masing2
agama dan norma disesuaikan dengan agama yang dianut. Contohnya
melanggar 10 perintah Allah bagi Kristen, larangan minum minuman keras
bagi Muslim, dll.
- Norma Kesusilaan : peraturan hidup yang dianggap sebagai suara hati
sanubari manusia dan bersumber dari hati nurani, moral/filsafat hidup.
Pelanggaran = penyesalan. Contohnya berlaku jujur, berbuat baik terhadap
sesama.
- Norma Kesopanan : peraturan hidup yang timbul dari pergaulan segolongan
manusia. contohnya orang muda harus menghormati yang lebih tua, jangan
meludah sembarangan, dll.
- Norma Hukum : Dibuat oleh penguasa negara dan bersifat memaksa dan
sanksi tegas. Bersumber pada kitab UU negara. Contohnya : Barang siapa
yang merampas nyawa orang lain, diancam dengan pidana penjara paling
lama 15 tahun.
1. Faktor penyebab pengertian hukum berbeda2 :
Hukum mempunyai cakupan luas
bersifat abstrak
perkembangan dinamis selaras dengan perkembangan rakyat
2. unsur hukum :
peraturan dibuat merupakan peraturan tingkah laku manusia dalam
pergaulan
peraturan dibuat oleh lembaga negara yang berwewenang di legislasi.
Peraturan bersifat memaksa
Memiliki sanksi pelanggaran
3. Ciri hukum :
ada perintah dan larangan
perintah dan larangan harus dipatuhi tiap orang
4. Sifat hukum :
Bersifat mengatur
Bersifat memaksa
5. Unsur negara hukum
Ada supermasi hukum
ada kedudukan yang sama dalam hukum
Dijaminnya HAM oleh UU serta keputusan pengadilan
Ada pemisahan kekuasaan negara
12. Makna, Kedudukan dan Fungsi UUD NRI 1945
- Makna : UUD NRI 1945 merupakan hukum positif yang mengikat pemerintah
sebagai penyelenggara negara maupun setiap warga negaranya. Pada prinsipnya
UUD NRI 1945 merupakan kerangka dasar, aturan-aturan dan tugas-tugas pokok
yang ditujukan kepada penyelenggara kehidupan negara maupun kehidupan
ketatanegaraan Indonesia.
- Kedudukan : Sebagai pokok kaidah negara yang fundamental
(Staatsfundamentalnorm), juga mempunyai kedudukan sebagai hukum dasar tertulis
dan sebagai sumber tertib hukum tertinggi negara.
- Fungsi : Berfungsi sebagai penentu hak dan kewajiban negara, aparat negara, dan
warga negara.

13. Periode awal masa kebangkitan nasional

14. Sejarah Sumpah Pemuda


- Pada tanggal 30 April 1936 sampai tanggal 2 Mei 1936 diadakan Kongres Pemuda
Indonesia 1. Kongres pemuda ini diadakan di Jakarta.
- Kongres pemuda 1 diketuai oleh Mohammad Tabrani.
- Kongres pemuda 1 diisi dengan pidato-pidato tentang pentingnya Indonesia bersatu.
- Atas gagasan dan inisiatif PPPI, dipersiapkanlah Kongres Pemuda 2.
- Sebagai ketua Panitia Kongres Pemuda 2, dipilihlah Soegondo Djojopoespito.
- Pada tanggal 3 Mei 1928 (dilanjutkan 12 Agustus 1928), diputuskan untuk
mengadakan Kongres Pemuda 2 pada bulan Oktober 1928
- Para peserta : Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Minahasa, Pemuda
Indonesia, Jong Bataksbond, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamatien Bond,
Pemuda Kaum Betawi, Sekar Rukun, PPPI
- Kongres Pemuda 2 :
a. Rapat Pertama : Sabtu pada tanggal 27 Oktober 1928 pukul 19.30 - 23.00
WIB, bertempat di Gedung “Katholieke Jongenlingen Bond”, Waterlooplein
(sekarang tepatnya di Lapangan Banteng).
b. Rapat Kedua : Minggu pada tanggal 28 Oktober 1928 pukul 08.00 - 12.00
WIB, bertempat di Gedung “Oost Java Bioscoop” (sekarang tepatnya di Jl.
Merdeka Utara).
c. Rapat Ketiga : Minggu malam pada tanggal 28 Oktober 1928 di Gedung
“Indonesisch Clubgebouw” (sekarang Museum Sumpah Pemuda, tepatnya di
Jl. Kramat Raya No.106)

15. Organisasi Kedaerahan pada masa Sumpah Pemuda


a. Sarekat Dagang Islam : Didirikan Tirtoadisuryo, 1909
Di solo : Didirikan Samanhudi, 1912
b. Sarekat Islam : H.O.S Tjokroaminoto, 1912
c. Tiga Serangkai(Indische Partij) : Douwes Dekker, Suwardi Suryaningrat, Cipto
Mangunkusumo, 1912
d. ISDV : 1914
e. Tri Koro Dharmo : 1915
f. Jong Sumatranen Bond : 1917
g. Jong Minahasa : 1918
h. Perhimpunan Indonesia 1922
i. Jong Ambon : 1923
j. Perhimpunan Pelajar Indonesia 1926
k. Partai Nasional Indonesia : 1927
l. Pemuda Indonesia 1927
m. Muhammadiyah (1912), Jong Batak(1926), Jong Celebes(1918-1919),
Pasundan(1913), Pemuda Kaum Betawi(1927), Sekar Rukun(1919), Jong Islamieten
Bond(1925).

16. Kerja sama dalam berbagai bidang


a. Kerja Sama dalam Bidang Politik
- Kerja sama dalam politik dalam pelaksanaan pemilihan umum.
- Pemilihan umum ini meliputi pemilihan umum untuk memilih DPR, DPD,
DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden, Gubernur, Bupati/Walikota hingga pemilihan Kepala Desa.
- Dasar dari pelaksanaan pemilihan umum adalah Pancasila sila ke-4 (musyawarah →
mufakat)
- Terdapat juga alternatif lain yaitu dengan cara pemungutan suara terbanyak
(voting)
b. Kerja Sama dalam Bidang Ekonomi
- Kerja sama dalam bidang ekonomi diatur dalam Pasal 33 UUD 1945. Pasal
tersebut merupakan perwujudan dari sila ke-5 pancasila
- Indonesia tidak menganut ekonomi liberal yang berprinsip mengorbankan
sekecil-kecilnya untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
Indonesia dalam tata kehidupan ekonomi dilandasi dengan semangat
kekeluargaan dan gotong royong
- Usaha yang sesuai dengan amanat pasal 33 UUD 1945 adalah koperasi
- Menurut Muhammad Hatta, koperasi merupakan soko guru perekonomian di
Indonesia
- Keunggulan koperasi : Dasar persamaan, persatuan, pendidikan, demokrasi
ekonomi, demokrasi kooperatif
c. Kerja Sama dalam Bidang Sosial Budaya
- Kerja sama dalam bidang sosial, kerja sama bidang ini dapat dilakukan
melalui kegiatan gotong-royong yang dilakukan oleh suatu masyarakat
- Kerja sama dalam bidang sosial budaya dapat dilihat dalam kegiatan
kepariwisataan. cth: promosi objek-objek, pembangunan jalan lintas
antartempat, dll.
d. Kerja Sama dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan
- UUD 1945 hasil amandemen mengatur tentang hak dan kewajiban warga
negara dalam bidang pertahanan dan keamanan, yaitu dalam pasal-pasal
berikut ini :
a. Pasal 27 ayat (3)
b. Pasal 30 ayat (1)
c. Pasal 30 ayat (2)
d. Pasal 9 ayat (1)
e. Kerja Sama dalam Bidang Agama
- Kerja sama dalam bidang agama dapat dilihat dalam kerja sama antarumat
beragama di Indonesia yang dilandasi Pancasila sila ke-1 dan Pasal 29 ayat
(1) dan (2)
- Kerja sama antarumat beragama didasari hal-hal berikut ;
a. Toleransi hidup beragama, kepercayaan, dan keyakinannya masing-
masing
b. Menghormati orang yang sedang melaksanakan ibadah
c. Bekerja sama dan tolong menolong tanpa membeda-bedakan agama
d. Tidak memaksakan kepercayaan kepada orang lain.

17. Tujuan Kerjasama


● Meningkatkan rasio untuk mencapai suatu keuntungan.
● Untuk meningkatkan kesatuan dan persatuan dalam suatu negara/kelompok
● Membuat pelaku kegiatan saling mengenal satu sama lain.
● Menjadi sarana untuk mengemukakan opini dan pendapat.
● Mendorong persaingan di dalam proses mencapai tujuan
● Memotivasi orang melakukan bentuk usaha yang lebih baik.
● Mendorong individu merasa terlibat dengan lingkungan sekitar
● Meningkatkan hubungan yang harmonis antara pihak terkait.
18. Fungsi Negara

● Fungsi Pertahanan dan Keamanan

Negara wajib melindungi unsur negara(rakyat, wilayah, dan pemerintahan) dari


segala ancaman, hambatan, dan gangguan, serta tantangan lain yang berasal dari
internal atau eksternal. Contoh: TNI menjaga perbatasan negara

● Fungsi Keadilan
Negara wajib berlaku adil dimuka hukum tanpa ada diskriminasi atau kepentingan
tertentu. Contoh: Setiap orang yang melakukan tindakan kriminal dihukum tanpa
melihat kedudukan dan jabatan.

● Fungsi Pengaturan dan Keadilan

Negara membuat peraturan-perundang-undangan untuk melaksanakan kebijakan


dengan ada landasan yang kuat untuk membentuk tatanan kehidupan
bermasyarakat, berbangsan dan juga bernegara.

● Fungsi Kesejahteraan dan Kemakmuran

Negara bisa mengeksplorasi sumber daya alam yang dimiliki untuk meningkatkan
kehidupan masyarakat agar lebih makmur dan sejahtera.

19. Dasar Hukum Bela Negara


● Undang Undang Dasar Tahun 1945,
○ Pasal 27 ayat (3) mengamanatkan bahwa “Setiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”.
○ Pasal 30 ayat (1) mengamanatkan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usha pertahanan dan keamanan negara”
● Undang Undang RI Nomor 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan NegaraPasal 9 ayat
(1) mengamanatkan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara”.
Selanjutnya pada ayat (2) Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara,
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diselenggarakan melalui:
○ pendidikan kewarganegaraan;
○ pelatihan dasar kemiliteran secara wajib;
○ pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela
atau secara wajib; dan
○ pengabdian sesuai dengan profesi

20. Sifat-sifat negara

a. Sifat memaksa

Negara dapat memaksakan kehendak melalui hukum atau kekuasaan. Negara


memiliki kekuasaan memaksa agar masyarakat tunduk dan patuh terhadap negara
tanpa tidak ada paksaan fisik. Hak negara ini memiliki sifat legal agar tercipta tertib di
masyarakat dan tidak ada tindakan anarki. Paksaan fisik dapat dilakukan terhadap
hak milik.

b. Sifat memonopoli
Negara menetapkan tujuan bersama dalam masyarakat. Negara dapat menguasai
hal-hal seperti sumberdaya penting untuk kepentingan orang banyak. Negara
mengatasi paham individu dan kelompok.

c. Sifat totalitas

Semua hal tanpa pengecualian menjadi wewenang negara.

Anda mungkin juga menyukai