Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN RESMI

PRATIKUM FISIKA DARING


(GAYA GESEK PADA BIDANG MIRING)

Disusun oleh :
Kelompok 6
Bagas Rahkmad Ramadhan (0320040033)
Rizky Esa Putra (0320040056)
Rangga Zuleo Herlambang (0320040053)
Rayhan Rhamadani (0320040059)

Dosen pembimbing
Aminatus Sa’diyah, S.Si., M.T.

Program Studi Teknik Permesinan Kapal


Jurusan Teknik Permesinan Kapal
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2020
TUGAS PENDAHULUAN

1. Sebuah balok yang bermassa m1 = 25,x kg, terletak pada bidang miring licin
seperti pada gambar dibawah. Balok ini dihubungkan oleh seutas tali melalui
katrol kecil tanpa gesekan dengan balok kedua yang bermassa m2 = 45,x kg
tergantung vertikal.
catatan : (x adalah satu digit terakhir NRP)

Diketahui : NRP : 0320040033 g = 9,81 m/s^2


m1 = 25,3 θ = 37º
m2 = 45,3
Ditanya : a. Percepatan masing-masing benda
b. Tegangan tali
Jawab :
Tinjau Balok 1
ΣFX = ma
T – w1 sin θ = m1.a
T – m1.g sin θ = m1.a
T = m1.a + m1.g sin θ … ………… Pers. (1)

Tinjau Balok 2
ΣFY = ma
w2 – T = m2.a
m2.g – T = m2.a …………… Pers. (2)
a. Mencari nilai a

1
`

Subtitusikan persamaan (1) ke dalam persamaan (2)


m2.g – (m1.a + m1.g sin θ) = m2.a
m1.a + m2.a = m2.g – m1.g sin θ
(m1 + m2)a = (m2 – m1 sin θ)g
(𝑚2−𝑚1 sin 𝜃) 𝑔
a= ………….. Pers. (3)
(𝑚1+𝑚2)

Masukkan nilai-nilai yang diketahui dalam soal ke persamaan (3)


(45,3−25,3 sin 37) 9,81
a= 25,3+45,3
(45,3−(25,3)(0,6))9,81
a= 70,6
(45,3−15,18)9,81
a= 70,6
(30,12)9,81
a= 70,6
295,478
a= 70,6

a = 4,185 m/s2
Jadi, besar percepatan kedua balok adalah 4,185 m/s2
b. Mencari T
ΣFX = ma
T – w1 sin θ = m1.a
T – m1.g sin θ = m1.a
T = m1.a + m1.g sin θ
T = 25,3.4,185 + 25,3.9,81sin 37
T = 105,880 + 248,193.(0,6)
T = 105,880 + 148,916
T = 254,796 N
Dengan demikian, besar gaya tegangan tali yang bekerja pada balok
1 dan 2 adalah 254,796 Newton.

2
`

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Gaya adalah suatu tarikan atau dorongan. Gaya juga dapat
diartikan sebagai kekuatan yang menyebabkan terjadinya perubahan pada
benda baik itu perubahan bentuk atau perubahan keadaan. Salah satu dari
sekian banyak materi tentang gaya yang dipelajari dalam mata kuliah fisika
dasar adalah gaya gesekan. Gaya gesekan terjadi akibat dua permukaan
yang saling bersentuhan dan berlawanan arah. Gaya gesekan terbagi atas
dua jenis, yaitu gaya gesek antara dua permukaan yang saling diam satu
sama lain yang disebut dengan gaya gesek statis (𝑓𝑠), koefisien gesekannya
disebut koefisien gesekan statis (𝜇𝑠) dan gaya gesekan antara dua
permukaan yang saling bergerak relatif disebut dengan gaya gesek kinetik
(𝑓𝑘), koefisien gesekannya disebut koefisien gesekan kinetis (𝜇𝑘). Untuk
mengembangkan sekumpulan pengetahuan tentang gesekan, tidak cukup
bagi mahasiswa hanya mempelajari konsep ataupun teorinya saja tetapi
perlu disertai dengan proses penyelidikan ilmiah. Hal ini didasarkan pada
pembelajaran fisika merupakan bagian dari ilmu sains.

Ada beberapa fenomena yang ditimbulkan akibat dari gesekan,


misalnya timbulnya bunyi lengkingan pada area yang saling bergesekan,
munculnya getaran di sekitar area yang saling bergesekan, dan lain
sebagainya. Salah satu fenomena yang muncul akibat adanya gesekan yaitu
munculnya slip. Slip merupakan suatu fenomena gesekan di mana
permukaan yang saling berkontak kehilangan gaya geseknya secara tiba-
tiba. Ada banyak kasus yang terjadi akibat adanya fenomena slip ini.
Misalkan pada belt conveyor yang mengalami slip terhadap poros
pemutarnya, sehingga kecepatan berputar belt conveyor menurun atau yang
sering terjadi yaitu pada ban sepeda motor yang mengalami slip terhadap

3
`

jalur rel kereta api, sehingga kendaraan susah untuk dikendalikan dan
menimbulkan ketidaknyamanan dalam berkendara hingga bisa
mengakibatkan kecelakaan.

1.2. Tujuan
Pada praktikum Gaya Gesek pada Bidang Miring, praktikan diharapkan:

1. Dapat memahami tentang gerak pada bidang.


2. Dapat memahami tentang dinamika partikel.

1.3. Manfaat
Hasil dari praktikum kali ini diharapkan dapat bermanfaat :

1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang gerak pada gaya


miring dan gaya gesek yang bekerja.

2. Praktikum ini bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengerjakan


tugas karena sudah paham dalam pengaplikasian rumus yang ada.

3. Bagi pembaca , dapat menambah informasi mengenai praktikum


gaya gesek pada bidang miring

4
`

BAB II
DASAR TEORI

1.1. Teori

Dinamika Partikel adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari


tentang gaya yang yang menyebabkan sebuah benda bergerak. Pada
modul ini, benda masih dianggap sebagai partikel, artinya benda hanya
dilihat sebagai satu titik pusat massa saja. Untuk itu gerak translasi saja
yang akan diperhatikan. Dengan demikian massa katrol diabaikan,
karena katrol bergerak melingkar. Karena massa katrol diabaikan, maka
memen inersia katrol juga diabaikan, sehingga katrol mengalami
kesetimbangan momen. Tegangan tali sebelum dan sedudah lewat katrol
sama.

Permukaan sebuah benda meluncur diatas perrnukaan benda lain


masing-masing benda akan saling melakukan gaya gesekan sejajar
dengan permukaan. Gaya gesekan terhadap flap benda berlawanan
arahnya dengan arah geraknya relatif terhadap benda “lawan”nya Jadi
jika sebuah balok meluncur dan kiri ke kanan diatas sebuah permukaan
meja suatu gaya gesek ke kiri akan bekerja terhadap meja. Gaya gesekan
juga ada bekerja dalam keadaan tidak terjadi gerak relatif Suatu gaya
horizontal terhadap sebuah peti berat yang terletak di lantai mungkin
saja tidak cukup besar untuk menggerakkan peti itu, karena gaya
tersebut terimbangi oleh suatu gaya gesekan yang besarnya sama dan
berlawanan arah yang dikerjakan oleh lantai terhadap peti (Young,
1998).

Terdapat 2 jenis gaya gerak gesek, antar 2 benda yang padat


saling tegak lurus yaitu gaya gesek statis dan kinetis yang dibedakan
antara titik-titik sentuhan antara kedua permukaannya yang tetap atau

5
`

saling berganti (Gancoli,2001). Adapun sifat – sifat gaya gesek adalah


sebagai berikut :

1. Arah gaya gesek selalu berlawanan arah dengan gaya luar yang
menggerakkan benda sehingga gaya gesek bersifat menahan
gerak benda.
2. Gaya gesek tidak mampu menggerakkan benda.
3. Besar gaya gesek bergantung pada kekasaran permukaan dua
benda yang saling bergesekan.

1.2. Prinsip
Dasar untuk menyelesaikan persoalan dinamika partikel
diatas adalah Hukum Newton I, II dan III. Yaitu:
1. Hukum Newton I
Menyatakan apabila resultan gaya yang bekerja pada suatu
benda sama dengan nol atau tidak ada gaya yang bekerja pada
benda maka benda akan bergerak terus dengan kelajuan tetap pada
lintasan lurus (GLBB). Secara sistematis Hukum I Newton
dinyatakan dengan :

ΣF = 0
Hukum I Newton mengungkap tentang sifat benda yang
cenderung mempertahankan sifat keadaannya atau dengan kata lain
sifat kemalasan benda untuk mengubah kedudukannya. Sifat ini
disebut kelembaman atau inersia. Oleh karena itu, Hukum I
Newton disebut hukum kelembaman atau inersia benda
dipengaruhi oleh massa benda, semakin besar massa benda maka
semakin besar pula inersia. Jika massa benda besar, benda sukar
dipercepat atau sukar diubah geraknya. Sebaliknya, jika massa
benda kecil maka benda mudah dipercepat atau mudah diubah
geraknya.
Oleh karena massa mempengaruhi inersia, maka sering
disebut massa adalah ukuran kelembaman benda artinya massa
benda merupakan ukuran yang menyatakan tanggapan benda
artinya massa benda merupakan ukuran yang menyatakan
tanggapan benda terhadap segala usaha yang akan membuatnya
mulai bergerak, berhenti, atau perubahan pada keadaan geraknya.

2. Hukum Newton II

6
`

Hukum pertama dan kedua Newton juga disebut


sebagai definisi gaya, yaitu pengaruh suatu benda yang
menyebabkan benda mengubah kecepatannya. Arah gaya pun
merupakan arah percepatan yang disebabkan jika gaya itu
merupakan satu – satunya gaya yang bekerja pada benda
tersebut. Jika resultan gaya pada suatu benda tidak nol, maka
benda akan mengalami perubahan kecepatan. Makna dari
hukum kedua Newton adalah jika ada gaya yang tidak
berimbang terjadi pada suatu benda, maka benda yang mula –
mula dalam keadaan diam akan bergerak dengan kecepatan
tertentu atau bisa disebut dengan kecepatan nol, bertambah
kecepatan atau melambat karena dipengaruhi gaya luar tadi.
Massa dan berat Hukum II Newton menyatakan percepatan
yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu
benda sebanding dengan resultan gaya dan berbanding
terbalik dengan massa benda. Secara matematis Hukum II
Newton dinyatakan dengan :

ΣF = m . a
Hukum II Newton menetapkan antara besaran dinamika
gaya dan massa dan besaran kinematika percepatan, kecepatan, dan
perpindahan. Hal ini sangat bermanfaat karena memungkinkan kita
menggambarkan aneka gejala fisika yang relative mudah. Gaya
berat (w) merupakan bentuk dari gaya juga, hal ini berarti Ketika
percepatan gravitasi nol, maka benda bermassa tidak memiliki
berat (w=0). Kita bisa melihat bahwa astronot dalam ruang hampa
udara melayang – laying tanpa bobot.

3. Hukum Newton III


Hukum III Newton berbunyi “Untuk setiap aksi selalu
terdapat reaksi yang sama besar dan berlawanan arah atau aksi
timbal balik satu terhadap yang lain antara dua benda selalu sama
besar dan berarah ke bagian yang berlawanan” . Secara matematis
Hukum III Newton dinyatakan dengan:

F aksi = - F reaksi

7
`

Seringkali Hukum III Newton dinamakan hukum interaksi


atau hukum aksi – reaksi. Hukum ini menggambarkan sifat penting
dari gaya, yaitu gaya – gaya selalu terjadi berpasangan. Gaya –
gaya selalu terjadi dalam pasangan aksi – reaksi dan bahwa gaya
reaksi ialah sama besar dengan gaya aksi. Setiap gaya aksi yang
mengenai sebuah benda kedua, maka benda kedua tersebut akan
menghasilkan gaya sama besar dan berlawanan arah pada benda
pertama.

Ada beberapa gaya yang harus dikenali di bab ini, antara lain gaya
normal , gaya gesek, tegangan tali , gaya berat dll. Bila suatu benda
bergerak pada suatu bidang, dimana bidang tersebut tidak licin, maka
akan timbul gaya gesek. Gaya gesek timbul karena permukaan dua
bidang yang bersentuhan. Arah gaya gesekan pada benda berlawanan
dengan arah gerak benda. Besar gaya gesek dipengaruhi oleh benda dan
koefisien gesek. Gaya gesekan terdiri dari :
1. Gaya gesekan statis yaitu gaya gesekan yang terjadi pada benda
diam.
𝑓𝑠 = µ..N
2. Gaya gesekan kinetis , yaitu gaya gesekan yang terjadi pada benda
bergerak.
𝑓𝐾 = µk.N

1.3. Rumus
Ada beberapa gaya yang harus dikenali di bab ini, antara lain
gaya normal , gaya gesek tegangan tali , gaya berat dll. Bila suatu benda
bergerak pada suatu bidang, dimana bidang tersebut tidak licin, maka
akan timbul gaya gesek. Gaya gesek timbul karena permukaan dua
bidang yang bersentuhan. Arah gaya gesekan pada benda berlawanan
dengan arah gerak benda. Besar gaya gesek dipengaruhi oleh benda dan
koefisien gesek. Gaya gesekan terdiri dari :

8
`

1. Gaya gesekan statis (fs) yaitu gaya gesekan yang terjadi pada
benda diam.

fs = µs.N

𝑚1 . 𝑔 − (𝑚1 + 𝑚2)𝑎
𝜇𝑘 =
𝑚2 . 𝑔

2. Gaya gesekan kinetis , yaitu gaya gesekan yang terjadi pada


benda bergerak.

Fk = µk.N

𝑚1. 𝑔 − 𝑚2. 𝑔. 𝑠𝑖𝑛𝜃 − (𝑚1 + 𝑚2)𝑎


𝜇𝑘 =
𝑚2. 𝑔. 𝑐𝑜𝑠𝜃

9
`

Dimana :
fs = gaya gesek statis (N)
fk = gaya gesek kinetis (N)
µs = koefisien gesek statis

µk = koefisien gesek kinetis

N = gaya normal

g = percepatan grafitasi = 9,81 m/s ²

a = percepatan gerak benda (m/s²)

Untuk persamaan geraknya yaitu :

s = V₀t + ½a.t²

Dimana :
s = jarak tempuh (m)

V₀ = kecepatan awal (m/s)

t = waktu menempuh jarak s (sekon)

1.4. Gambar sistem

Gambar 3. Website Pengujian

10
`

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Langkah Kerja


Asumsikan nilai percepatan gravitasi g = 10 m/s2 xx adalah dua digit
terakhir NRP
Praktikum A: koefisien gesekan tetap
1. Buka aplikasi praktikum pada:
http://physics.bu.edu/~duffy/HTML5/friction_on_ramp.html
2. Atur nilai koefisien gesekan (mu) pada 0.5x0 (x adalah satu digit terakhir
NRP)
3. Ubah nilai sudut (Angle) menjadi 10.0 degrees
4. Catat nilai Gaya Normal, Gaya Gesek, dan Gaya Sejajar Bidang pada
laporan sementara berdasarkan pengamatan pada grafik
5. Ulangi langkah 3-4 untuk sudut 20.0 dan 30.0 derajat
6. Tangkap layar (screenshot) untuk praktikum sudut 30.0 derajat

Praktikum B: sudut bidang miring tetap


1. Buka aplikasi praktikum pada:
http://physics.bu.edu/~duffy/HTML5/friction_on_ramp.html
2. Atur nilai sudut (Angle) pada 3x.5 degrees (x adalah satu digit terakhir
NRP)
3. Ubah nilai koefisien gesekan (mu) menjadi 0.200
4. Catat nilai Gaya Normal, Gaya Gesek, dan Gaya Sejajar Bidang pada
laporan sementara berdasarkan pengamatan pada grafik
5. Ulangi langkah 3-4 untuk nilai mu 0.400 dan 0.600
6. Tangkap layar (screenshot) untuk praktikum nilai mu = 0.600

11
`

LAPORAN SEMENTARA
Nama : Bagas Rahkmad Ramadhan
NRP : 0320040033
Nama percobaan : Gaya gesek

Rangkaian Seri

Praktikum A

m = 0,09kg μ = 0,530

Percobaa Sudut Gaya Gaya Gaya


n ke- (degrees) Norma Gese Sejajar
l k Benda
(N) (N) (N)
1 10.0 0,98 0,52 0,18
2 20.0 0,93 0,50 0,35
3 30.0 0,875 0,48 0,50

Praktikum B

m = 0,08 kg sudut = 33,5

Percobaa μ Gaya Gaya Gaya


n ke- Norma Gesek Sejajar
l (N) (N) Benda
(N)
1 0.200 0,78 0,18 0,55
2 0.400 0,78 0,34 0,55
3 0.600 0,78 0,50 0,55

12
`

Tangkapan Layar hasil percobaan:

 Praktimum A pada sudut 30°

 Praktikum B pada MU = 0,600

13
`

BAB IV
ANALISA DATA

4.1. Data Hasil Praktikum

Praktikum A

m = 0,09kg μ = 0,530

Percobaa Sudut Gaya Gaya Gaya


n ke- (degrees) Norma Gese Sejajar
l k Benda
(N) (N) (N)
1 10.0 0,98 0,52 0,18
2 20.0 0,93 0,50 0,35
3 30.0 0,875 0,48 0,50

Praktikum B

m = 0,08 kg sudut = 33,5°

Percobaa μ Gaya Gaya Gaya


n ke- Norma Gesek Sejajar
l (N) (N) Benda
(N)
1 0.200 0,78 0,18 0,55
2 0.400 0,78 0,34 0,55
3 0.600 0,78 0,50 0,55

4.2. Analisis Perhitungan

14
`

4.3.1 Praktikum A
a. Percobaan 1 pada sudut 10°
Diketahui : m = 0,09 Kg 𝜃 = 10°
𝑚
𝑓𝑘 = 0,52 N g = 9,8
𝑠2
Ditanya :a=?
𝑊.sin 𝜃−𝑓𝑘
Dijawab : a=
𝑚
𝑚.𝑔.sin 𝜃−𝑓𝑘
a=
𝑚
0,09.9,8.(sin 10)−0,52
a=
0,09
0,88.(0,17)−0,52
a=
0,09
− 0,37
a=
0,09
𝑚
a = - 4,116 ( diperlambat )
𝑠2

b. Percobaan 2 pada sudut 20°


Diketahui : m = 0,09 Kg 𝜃 = 20°
𝑚
𝑓𝑘 = 0,50 N g = 9,8
𝑠2
Ditanya :a=?
𝑊.sin 𝜃−𝑓𝑘
Dijawab : a=
𝑚
𝑚.𝑔.sin 𝜃−𝑓𝑘
a=
𝑚
0,09.9,8.(sin 20)−0,52
a=
0,09
0,88.(0,34)−0,50
a=
0,09
− 0,20
a=
0,09
𝑚
a = - 2,223 ( diperlambat )
𝑠2

15
`

c. Percobaan 3 pada sudut 30°


Diketahui : m = 0,09 Kg 𝜃 = 30°
𝑚
𝑓𝑘 = 0,48 N g = 9,8
𝑠2
Ditanya :a=?
𝑊.sin 𝜃−𝑓𝑘
Dijawab : a=
𝑚
𝑚.𝑔.sin 𝜃−𝑓𝑘
a=
𝑚
0,09.9,8.(sin 30)−0,48
a=
0,09
0,88.(0,5)−0,48
a=
0,09
− 0,04
a=
0,09
𝑚
a = - 0,445 ( diperlambat )
𝑠2

4.3.2 Praktikum B
a. Percobaan 1 pada μ = 0,200
Diketahui : m = 0,08 Kg 𝜃 = 33,5°
𝑚
𝑓𝑘 = 0,18 N g = 9,8
𝑠2
Ditanya :a=?
𝑊.sin 𝜃−𝑓𝑘
Dijawab : a=
𝑚
𝑚.𝑔.sin 𝜃−𝑓𝑘
a=
𝑚
0,08.9,8.(sin 33,5)−0,18
a=
0,08
0,78.(0,55)−0,18
a=
0,08
0,249
a=
0,08
𝑚
a = 3,112 ( dipercepat )
𝑠2

16
`

b. Percobaan 2 pada μ = 0,400


Diketahui : m = 0,08 Kg 𝜃 = 33,5°
𝑚
𝑓𝑘 = 0,34 N g = 9,8
𝑠2
Ditanya :a=?
𝑊.sin 𝜃−𝑓𝑘
Dijawab : a=
𝑚
𝑚.𝑔.sin 𝜃−𝑓𝑘
a=
𝑚
0,08.9,8.(sin 33,5)−0,18
a=
0,08
0,78.(0,55)−0,34
a=
0,08
0,089
a=
0,08
𝑚
a = 1,112 ( dipercepat )
𝑠2

c. Percobaan 3 pada μ = 0,600


Diketahui : m = 0,08 Kg 𝜃 = 33,5°
𝑚
𝑓𝑘 = 0,50 N g = 9,8
𝑠2
Ditanya :a=?
𝑊.sin 𝜃−𝑓𝑘
Dijawab : a=
𝑚
𝑚.𝑔.sin 𝜃−𝑓𝑘
a=
𝑚
0,08.9,8.(sin 33,5)−0,50
a=
0,08
0,78.(0,55)−0,50
a=
0,08
− 0,071
a=
0,08
𝑚
a = - 0,888 ( diperlambat )
𝑠2

17
`

4.3. Pembahasan
4.3.1 Praktikum A
Pada praktikum (A) dengan massa 0,09 Kg dan μ = 0,530,
kemdudian dilakukan percobaan sebanyak tiga kali dengan nilai sudut 10°,
20°, 30°. Didapat data, bahwa sudut yang semakin besar akan
mempengaruhi nilai gaya normal dan gaya gesek akan semakin kecil,
sedangkan gaya sejajar benda akan semakin besar. Kemudian, dari
perhitungan mencari nilai percepatan benda, didapatkan hasil sebagai
berikut :
1. Untuk percobaan dengan sudut 10° nilai perceptannya adalah
𝑚
a = - 4,116 ( diperlambat ).
𝑠2
2. Untuk percobaan dengan sudut 20° nilai perceptannya adalah
𝑚
a = - 2,223 ( diperlambat ).
𝑠2
3. Untuk percobaan dengan sudut 30° nilai perceptannya adalah
𝑚
a = - 0,445 ( diperlambat ).
𝑠2
Semakin kecil sudut percobaan, maka benda akan mengalami
perlambatan yang cukup besar. Hasil percepatan negatif memberikan
penjelasan, jika kecepatan suatu benda berkurang dalam waktu tertentu
(diperlambat).

4.3.2 Praktikum B
Pada praktikum (B) dengan massa 0,08 Kg dan sudut 33,5°,
kemdudian dilakukan percobaan sebanyak tiga kali dengan nilai (μ) 0,200,
0,400, 0,600. Didapat data, bahwa nilai (μ) yang semakin besar akan
mempengaruhi nilai gaya gesek semakin besar, sedangkan untuk gaya
normal dan gaya sejajar benda mengalami keadaan konstan walaupun nilai
(μ) berubah. Kemudian, dari perhitungan mencari nilai percepatan benda,
didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Untuk percobaan dengan μ = 0,200 nilai perceptannya adalah

18
`

𝑚
a = 3,112 ( dipercepat ).
𝑠2
2. Untuk percobaan dengan μ = 0,400 nilai perceptannya adalah
𝑚
a = 1,112 ( dipercepat ).
𝑠2
3. Untuk percobaan dengan μ = 0,600 nilai perceptannya adalah
𝑚
a = - 0,888 ( diperlambat ).
𝑠2
Semakin kecil nilai (μ) pada percobaan, maka benda akan
mengalami perceptan yang cukup besar. Hasil percepatan negatif
memberikan penjelasan, jika kecepatan suatu benda berkurang dalam waktu
tertentu (diperlambat).

19
`

BAB V
KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang berjudul gaya gesek pada bidang miring
ini, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Besar kecilnya nilai percepatan yang dimiliki benda, dipengaruhi


oleh gaya normal, ukuran sudut kemiringan benda, gaya gesek, dan
massa benda

2. Gaya normal berpengaruh terhadap besarnya gaya gesekan.


Semakin besar gaya normal yang diberikan pada suatu benda maka
semakin besar pula gaya gesek yang terjadi

3. Nilai sudut yang tetap pada suatu benda, akan menghasilkan nilai
gaya normal dan gaya sejajar benda yang tetap juga;

4. Hal yang berlawanan dengan arah benda akan menghambat


pergerakan dari benda tersebut, contohnya gaya gesek.

20
`

DAFTAR PUSAKA
Aminatus Sa’diyah, S. M. (2020). MODUL PRAKTIKUM FISIKA. 1-2.
Ins. 2017. Fisika Dasar Laporan Praktikum Gesekan Pada Bidang Miring.
https://belajarjembatanilmu.blogspot.com/. Diakses pada 20 januari
2021 pukul 14.55.
Tim Studio Belajar. 2021. Gaya Gesek. https://www.studiobelajar.com/gaya-
gesek/. Diakses pada 20 januari 2021 pukul 14.59.
Baru, Guru. 2020. Gaya Gesek. https://rumusrumus.com/gaya-gesek/.
Diakses pada 20 januari 2021 pukul 14.59.

21

Anda mungkin juga menyukai