LAPORAN Resmi RANGKAIAN LISTRIK
LAPORAN Resmi RANGKAIAN LISTRIK
Disusun oleh :
Kelompok 6
Bagas Rahkmad Ramadhan (0320040033)
Rizky Esa Putra (0320040056)
Rangga Zuleo Herlambang (0320040053)
Rayhan Rhamadani (0320040059)
Dosen pembimbing
Aminatus Sa’diyah, S.Si., M.T.
Diketahui : g = 9,81m/ s2
R1 = 25 ohm R3 = 33
R2 = 35 ohm V= 15 volt
Ditanya : Hitung Arus dan Tegangan pada R1, R2, R3 dan Titik A-B
Jawab : a) Gambar 1 rangkaian seri :
Rtotal = R1 + R2 + R3
= 25 + 35 + 33
= 93 ohm
Itotal = I1 = I2 = I3
V 15
Itotal = Rtotal = 93 = 0,161 A
Rtotal = 10,10
Vp= V1 = V2 = V3 = 15 volt
V 15
Itotal = = = 1,485 A
Rtotal 10,10
Vp 15
I1 = = = 0,6 A
R 1 25
Vp 15
I2 = = = 0,429 A
R 2 35
Vp 15
I3 = = = 0,454 A
R 3 33
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum rankaian listrik adalah sebagai berikut:
1. Praktikan diharapkan mampu memahami prinsip hukum Kirchoff
dan memahami konsep Aliran Arus.
2. Praktikan dapat menghitung besar Arus dan tegangan pada suatu
rangkaian seri dan paralel.
1.3. Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang konsep aliran
arus dan dapat menghitung besar arus dan tegangan baik rangkaian seri
ataupun pararel yang dapat di aplikasi dikehidupan sehari-hari.
BAB II
DASAR TEORI
1.1. Teori
1.1.1 Rangkaian Listrik
Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau
komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu
dan paling sedikit mempunyai satu lintasan tertutup. Rangkaian listrik
tersusun menjadai 3 cara yaitu: rangkaian seri. Rangkaian paralel, dan
rangkaian campuran (seri-paralel). Rangkaian seri sendiri adalah
rangkaian listrik yang disusun secara sejajar dan berderat hanya
dengan menggunakan satu jalur aliran listrik. Rangkaian paralel adalah
rangkaian listrik yang disusun secara bercabang/bertingkat dan
menggunakan berbagai jalur aliran listrik. Sedangkan rangkaian
campuran adalah suatu kombinasai dari rangkanian seri dan rangkaian
paralel.
1.1.2 Arus dan Arah Arus
Arus merupakan perubahan kecepatan muatan terhadap waktu
atau muatan yang mengalir dalam satuan waktu dengan simbol (I),
dengan kata lain arus adalah muatan yang bergerak. Selama muatan
tersebut bergerak maka akan muncul arus tetapi ketika muatan tersebut
diam maka arus pun akan hilang. Arah arus searah dengan arah muatan
positif (arah arus listrik) atau berlawanan dengan arah aliran elektron.
Suatu partikel dapat menjadi muatan positif apabila kehilangan
elektron dan menjadi muatan negatif apabila menerima elektron dari
partikel lain. Satuannya : Ampere (A)
Arah arus positif mengalir dari potensial tinggi ke potensial
rendah dan arah arus negatif mengalir sebaliknya. Macam-macam arus:
1. Arus searah (Direct Current/DC)
Arus DC adalah arus yang mempunyai nilai tetap atau konstan
terhadap satuan waktu, artinya dimanapun kita meninjau arus tersebut
pada waktu berbeda akan mendapatkan nilai yang sama
2. Arus bolak-balik (Alternating Current/AC)
Arus AC adalah arus yang mempunyai nilai yang berubah terhadap
satuan waktu dengan karakteristik akan selalu berulang untuk perioda
waktu tertentu (mempunyai perioda waktu : T).
1.1.3 Tegangan
Tegangan atau beda potensial adalah kerja yang dilakukan
untuk menggerakkan satu muatan (sebesar satu coulomb) pada elemen
atau komponen dari satu terminal/kutub ke terminal/kutub lainnya,
atau pada kedua terminal/kutub akan mempunyai beda potensial jika
kita menggerakkan/memindahkan muatan sebesar satu coulomb dari
satu terminal ke terminal lainnya.
1.1.4 Hambatan Listrik
Hambatan listrik merupakan sifat suatu benda atau bahan untuk
menahan atau menentang aliran arus listrik. Besarnya hambatan pada
sebuah rangkaian listrikmenentukan jumlah aliran arus listrik pada
rangkaian untuk setiap tegangan yang diberikan pada rangkaian sesuai
dengan prinsip hukum Ohm. Besar hambatan penghantar ditentukan
oleh panjang, luas penampang, dan hambatan jenis penghantar.
- Itotal = I1 = I2 = I3 - Vp= V1 = V2 = V3
- Vs = V1 + V2 + V3 - i = i1 + i2 + i3
- Rs =
R1 + R2
+ R3 -
1/Rp =
1/R1 +
1/R2 +
1/R3
1.4. Ga
mb ar
sistem
Gambar 1. Website pengujian rangkaian seri
Gambar 2. Website pengujian rangkaian pararel
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Rangkaian Paralel:
1. Buka aplikasi praktikum pada:
http://physics.bu.edu/~duffy/HTML5/circuit_power_boxes_parallel.ht
ml
2. Atur nilai “Battery voltage” (tegangan baterai) menjadi 3 V
3. Atur nilai Resistor 1 = 3 Ω, Resistor 2 = 4 Ω, dan Resistor 3 = 5 Ω
4. Catat nilai arus dan daya pada masing-masing resistor!
5. Ulangi langkah 2-4 untuk nilai tegangan baterai = 6 V!
6. Tangkap layar (screenshot) hasil percobaan tegangan baterai = 6V!
LAPORAN SEMENTARA
Nama : Bagas Rahkmad Ramadhan
NRP : 0320040033
Nama percobaan : Rangkaian Listrik
Rangkaian Seri
Tegangan Hambatan Tegangan Daya masing-
Baterai Resistor masing- masing masing
(V) (Ω) resistor resistor
(V) (W)
1 0,5 0,25
2 1,0 0,50
3
3 1,5 0,75
1 1,0 1,00
2 2,0 2,00
6
3 3,0 3,00
Rangkaian Paralel
BAB IV
ANALISA DATA
Rangkaian Paralel
Nilai Arus Total yang mengalir pada Hambatan Total I total = Vtotal / R
total
= (1,00 +1,00+1,00)/(1+2+3)
= 6,00/6,00
= 1,00 A
4.2.2 Rangkaian Pararel
1. Pada Percobaan 1 dengan Tegangan Baterai 3 V
a) Nilai Tegangan yang mengalir pada Hambatan Resistor 3 Ω
V= I x R
= 1,00 x 3
= 3V
b) Nilai Tegangan yang mengalir pada Hambatan Resistor 4 Ω
V= I x R
= 0,75 x 4
= 3V
c) Nilai Tegangan yang mengalir pada Hambatan Resistor 5 Ω
V= I x R
= 0,60 x 5
= 3V
Nilai Tegangan Total yang mengalir pada Hambatan Total V total = I total
x R total
= (1,00 +0,75+0,60) x 1,276
= 2,75 x 1,276
=3V
Nilai Tegangan Total yang mengalir pada Hambatan Total V total = I total
x R total
= (2,00 +1,50+1,20) x 1,276
= 4,7 x 1,276
=6V
4.3. Pembahasan
Pada percobaan pertama pada rangkaian seri dengan menggunakan
Baterai sebesar 3 V akan menghasilkan aliran arus yang sama yaitu , sebesar
0,50 A meskipun nilai Hambatan disetiap resistornya berbeda begitupula pada
percobaan kedua dengan baterai yang bersumber tegangan sebesar 6 V akan
menghasilkan aliran arus listrik sebesar 1,00 A. Jadi, pada rangkaian seri
semakin besar tegangan dan aliran listrik pada rangkaian seri, maka daya yang
digunakan akan semakin besar.
Selanjutnya Pada percobaan kedua pada rangkain pararel yang
menggunakan baterai dengan sumber tegangan sebesar 3 V dan disetiap nilai
Hambatan Resistornya berbeda-beda akan menghasilkan nilai tegangan yang
sama yaitu sebesar 3 V begitupula pada baterai 6 V akan menghasilkan
sember tegangan yang sama yaitu sebesar 6 V. Jadi, pada rangkaian seri nilai
semakin besar nilai arus masing-masing resistor rangkaian pararel, maka
semakin besar Daya yang digunakan pada setiap resistornya. pada.
BAB V
KESIMPULAN