Anda di halaman 1dari 15

GOLONGAN UNSUR UNSUR TRANSISI

PERIODE EMPAT
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
RICKI SIAHAAN { KETUA}
STEFANIA SITUMORANG { SEKRETARIS}
RAYA SIMBOLON
SRI ARITONANG
ROMA SILALAHI
SAMUEL TAMPUBOLON
TAHUN AJARAN 2019/2020
SMAN 1 PEMATANGSIANTAR
KATA PENGANTAR

Puji syukur kini kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa  yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami
sehingga  mampu menyelesaikan makalah yang berjudul
“GOLONGAN UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT”.

Laporan ini merupakan sarana untuk menginformasikan hasil


pencarian yang telah kami lakukan dan disusun dengan tujuan
membantu kami dalam menyelesaikan tugas.
  Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih
kepada guru dan teman teman yang telah ikut berpartisipasi dalam
pembuatan makalah ini.
  Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan tugas ini di kemudian hari.
  Kami berharap semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai
salah satu sumber bacaan yang bermanfaat dan dapat digunakan
dengan sebaik-baiknya.

Pematangsiantar, 23 oktober 2019


DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................
Daftar Isi...............................................................................................
BAB 1 Pendahuluan...............................................................................................
 Latar Belakang.....................................................................................................
 Rumusan Masalah.................................................................................................
 Tujuan Penulisan..................................................................................................
 Manfaat Penulisan................................................................................................
BAB II Pembahasan.....................................................................................................
 LandasanTeori............................................................................................
 Pengertian unsur transisi......................................................................
 Sifat-SifatFisis................................................................................................
 Sifat-Sifat Kimia.............................................................................................
1. Sifat Logam.........................................................................................
2. Bilangan Oksidasi................................................................................
3. Sifat Magnet........................................................................................
4. Membentuk Senyawa-Senyawa Berwarna..........................................
5. Mempunyai Beberapa Tingkat Oksidasi..............................................
6. Membentuk Ion Kompleks...........................................................................
7. Sebagai Katalisator.............................................................................. ........
        Kegunaan Unsur Transisi...................................................................................... .......
 1         Skandium = SC...................................................................................
 2         Titanium = Ti.......................................................................................
 3          Vanadium = V.....................................................................................
 4           Kromium = Cr...................................................................................
 5           Mangan = Mn...................................................................................
 6           Besi = Fe...........................................................................................
 7           Kobal = Co.......................................................................................
 8           Nikel = Ni.........................................................................................
 9           Tembaga = Cu..................................................................................
 10         Seng = Zn.......................................................................................
BAB III Penutup.....................................................................................................
 Kesimpulan........................................................................................................
 Saran...................................................................................................................
 Daftar pustaka.....................................................................................................
Daftar Pustaka.........................................................................................................
Lampiran..................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
 Latar Belakang
Alam semesta ini kaya akan kandungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini,
unsur-unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur yang dikelompokan berdasarkan
kesamaan sifatnya ke dalam golongan A (golongan utama) dan golongan B
(golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokan menjadi
unsur logam, nonlogam, semilogam dan gas mulia.
Keberadaan unsur-unsur kimia di alam sangat melimpah.sumber unsur-unsur
kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut dan atmosfer baik dalam bentuk unsur
bebas (Pt, Au,C, N2, O2 dan gas-gas mulia), senyawa maupun campurannya.
Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua
benda yang ada di alam ini mengandung unsur kimia. Tak bisa dipungkiri,
selain memberikan manfaat, beberapa unsur kimia memberikan dampak negatif
terhadap lingkungan dan kesehatan. Melalui makalah ini kami harapkan
pembaca dapat memahami dan mengetahui kimia unsur lebih spesifik lagi.
 Rumusan Masalah

    Apa sifat fisis unsur-unsur periode ke empat ?


 Apa saja dampak negatif dari penggunaan unsur transisi ?
 Tujuan Penulisan

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, penulis bertujuan


melakukan suatu pengkajian dan pembahasan tentang :
1.    Dapat memahami sifat fisis unsur-unsur periode ke empat.
2.    Dapat memahami sifat kimia unsur-unsur periode ke empat.
 Manfaat Penulisan
Agar penulis dan pembaca dapat memahami sifat fisis unsur-unsur periode ke
empat dan memahami sifat kimia unsur-unsur periode ke empat. Jadi pembaca
tidak hanya menggunakan unsur-unsur tersebut saja.
BAB II
PEMBAHASAN
 Landasan Teori
 Pengertian Unsur Transisi
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit
terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain.
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada
subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan
IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki beberapa
sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur  golongan utama, seperti sifat
magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa
kompleks. Unsur transisi periode keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu
Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn),
Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).
Skandium (Sc) skandium ditemukan dalam berbagai bijih logam, tetapi
keberadaannya di alam jarang ditemukan. Keberadaannya di alam diperkirakan
antara 5 ppm hingga 30 ppm. Contoh senyawa yang mengandung skandium
adalah Sc(OH)3 dan Na3ScF6.
Titanium (Ti) merupakan logam ke sembilan terbanyak 0,6 persen kerak
bumi. Titanium di alam dapat ditemukan dalam mineral rutil (TiO2) dan ilmenit
(FeTiO3). Contohnya senyawa yang mengandung unsur Titanium TiCl4.
Vanadium (V) adalah logam abu-abu yang keras dan tersebar luas dikulit
bumi sekitar 0,02 % massa. Vanadium ditemukan dalam mineral vanadit
(Pb3(VO4)2), patronit (V2S5), dan karnotit (K2(UO2)2(VO4)3H2O). Contoh
senyawa yang mengandung unsur vanadium adalah V2O5 yang digunakan untuk
katalis pada pembuatan asam sulfat.
Kromium (Cr), terletak pada golongan VI B periode keempat dan
merupakan salah satu logam yang penting ditemukan sekitar 122 ppm dalam
kerak bumi. Kromonium ditemukan dalam mineral kromit (FeCr2O4).
Mangan (Mn), ditemukan dalam mineral pirolusit (MnO2). Contoh
senyawa yang mengandung unsur mangan adalah KMnO4, yang banyak
digunakan sebagai zat pengoksidasi dalam analisi di labolatorium.
Besi (Fe) adalah unsur yang cukup melimpah di kerak bumi (sekitar 6,2%
massa kerak bumi). Besi jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam. Besi
umumnya ditemukan dalam bentuk mineral (bijih besi), seperti hematite
(Fe2O3), siderite (FeCO3), dan magnetite (Fe3O4). Logam Besi bereaksi dengan
larutan asam klorida menghasilkan gas hidrogen. Reaksi yang terjadi adalah
Fe(s) +  2 H+(aq) ——>  Fe2+(aq) +  H2(g). Larutan asam sulfat pekat dapat
mengoksidasi logam Besi menjadi ion Fe3+. Sementara larutan asam nitrat
pekat akan membentuk lapisan oksida Fe3O4 yang dapat menghambat reaksi
lebih lanjut. Umumnya, Besi dijumpai dalam bentuk senyawa dengan tingkat
oksidasi +2 dan +3. Beberapa contoh senyawa Besi (II) antara lain FeO (hitam),
FeSO4. 7H2O (hijau), FeCl2 (kuning), dan FeS (hitam). Ion Fe2+ dapat dengan
mudah teroksidasi menjadi ion Fe3+ bila terdapat gas oksigen yang cukup dalam
larutan Fe2+. Sementara itu, senyawa yang mengandung ion Besi (III) adalah
Fe2O3 (coklat-merah) dan FeCl3 (coklat).
Kobalt (Co) di alam diperoleh sebagai bijih smaltit (CoAs2) dan kobaltit
(CoAsS) yang biasanya berasosiasi dengan Ni dan Cu.
Bijih nikel (Ni) di alam banyak ditemukan dalam mineral petlantdit
[(Fe,Ni)9S8) dan gernarit(H2(NiMg)SiO4-.  2H2O).
Tembaga (Cu) merupakan unsur yang jarang ditemukan di alam (precious
metal). Tembaga umumnya ditemukan dalam bentuk senyawanya, yaitu bijih
mineral, seperti Pirit tembaga (kalkopirit) CuFeS2, bornit (Cu3FeS3), kuprit
(Cu2O), melakonit (CuO), malasit (CuCO3.Cu(OH)2). Semua senyawa Tembaga
(I) bersifat diamagnetik dan tidak berwarna (kecuali Cu2O yang berwarna
merah), sedangkan semua senyawa Tembaga (II) bersifat paramagnetik dan
berwarna. Senyawa hidrat yang mengandung ion Cu2+ berwarna biru. Beberapa
contoh senyawa yang mengandung Tembaga (II) adalah CuO (hitam),
CuSO4.5H2O (biru), dan CuS (hitam).
Seng (Zn) terdapat di alam sebagai senyawa sulfida seperti seng blende
(ZnS), dan calamine (ZnCO3), dan senyawa silikat seperti hemimorfit
(ZnO.ZnSiO3.H2O).

Sifat Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
Nomor atom 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Massa atom relatif 44,9 47,9 50,9 51,9 54,9 55,8 58,9 58,7 63,5 65,38
6 0 4 9 4 5 3 1 4
Jari-jari atom (Å) 1,44 1,32 1,22 1,18 1,17 1,17 1,16 1,15 1,17 1,25
Titik didih (ºC) 2.83 3.28 3.38 2.67 1.96 2.75 2.87 2.73 2.56 907
1 7 0 2 2 0 0 2 7
Titik leleh (ºC) 1.54 1.66 1.89 1.85 1.24 1.53 1.49 1.45 1.08 420
1 0 0 7 4 5 5 3 3
Rapatan (g/cm3) 3,0 4,5 6,0 7,2 7,2 7,9 8,9 8,9 8,9 7,1
Energi ionisasi 631 658 650 652 717 759 758 737 745 906
(kJ/mol)
Keelektronegatifa 1,3 1,5 1,6 1,6 1,5 1,8 1,8 1,8 1,9 1,6
n
Kekerasan (skala - - - 9 5 4,5 - - 3 2,5
Mohs)
Dalam kehidupan sehari-hari,kita sering mendengar kata-kata sepeti
tembaga,besi, emas dan perak. Bagaimana posisi unsur-unsur tersebut dalam
tabel periodik? Unsur-unsur tersebut terletak pada golongan transisi periode ke
empat dan ke lima. Disini kami hanya menjelaskan tentang unsur-unsur transisi
periode ke empat.

 Sifat-Sifat Fisis
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada
subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan
IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki beberapa
sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur  golongan utama, seperti sifat
magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa
kompleks. Unsur transisi periode keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu
Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn),
Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).
Dalam satu periode dari kiri (Sc) ke kanan (Zn), keelektronegatifan unsur
hampir sama, tidak meningkat maupun menurun secara signifikan. Selain itu,
ukuran atom (jari-jari unsur) serta energi ionisasi juga tidak mengalami
perubahan signifikan. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa semua unsur
transisi periode keempat memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang serupa. Hal
ini berbeda dengan unsur utama yang mengalami perubahan sifat yang sangat
signifikan dalam satu periode
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki keelektronegatifan
yang lebih besar dibandingkan unsur Alkali maupun Alkali tanah, sehingga
kereaktifan unsur transisi tersebut lebih rendah bila dibandingkan Alkali
maupun Alkali Tanah. Sebagian besar unsur transisi periode keempat mudah
teroksidasi (memiliki E°red negatif), kecuali unsur Tembaga yang cenderung
mudah tereduksi (E°Cu = + 0,34 V). Hal ini berarti bahwa secara teoritis,
sebagian besar unsur transisi periode keempat dapat bereaksi dengan asam kuat
(seperti HCl) menghasilkan gas hidrogen, kecuali unsur Tembaga. Akan tetapi,
pada kenyataanya, kebanyakan unsur transisi periode keempat sulit atau
bereaksi lambat dengan larutan asam akibat terbentuknya lapisan oksida yang
dapat menghalangi reaksi lebih lanjut. Hal ini terlihat jelas pada unsur
Kromium. Walaupun memiliki potensial standar reduksi negatif, unsur ini sulit
bereaksi dengan asam akibat terbentuknya lapisan oksida (Cr2O3) yang inert.
Sifat inilah yang dimanfaatkan dalam proses perlindungan logam dari korosi
(perkaratan).
Dibandingkan unsur Alkali dan Alkali Tanah, unsur-unsur transisi
periode keempat memiliki susunan atom yang lebih rapat (closed packing).
Akibatnya, unsur transisi tersebut memiliki kerapatan (densitas) yang jauh lebih
besar dibandingkan Alkali maupun Alkali Tanah. Dengan demikian, ikatan
logam (metallic bonds) yang terjadi pada unsur transisi lebih kuat. Hal ini
berdampak pada titik didih dan titik leleh unsur transisi yang jauh lebih tinggi
dibandingkan unsur logam golongan utama. Selain itu, entalpi pelelehan dan
entalpi penguapan unsur transisi juga jauh lebih tinggi dibandingkan unsur
logam golongan utama.
Unsur transisi periode keempat memiliki tingkat oksidasi (bilangan
oksidasi) yang bervariasi. Hal ini disebabkan oleh tingkat energi subkulit 3d dan
4s yang hampir sama. Oleh sebab itu, saat unsur transisi melepaskan elektron
pada subkulit 4s membentuk ion positif (kation), sejumlah elektron pada
subkulit 3d akan ikut dilepaskan. Bilangan oksidasi umum yang dijumpai pada
tiap unsur transisi periode keempat adalah +2 dan +3. Sementara, bilangan
oksidasi tertinggi pada unsur transisi periode keempat adalah +7 pada unsur
Mangan (4s2 3d7). Bilangan oksidasi rendah umumnya ditemukan pada ion Cr 3+,
Mn2+, Fe2+, Fe3+, Cu+, dan Cu2+, sedangkan bilangan oksidasi tinggi ditemukan
pada anion oksida, seperti CrO42-, Cr2O72-, dan MnO4-.
Konfigurasi Elektron Unsur Transisi Periode Keempat
Unsur Nomor Konfigurasi Orbital
Atom Elektron
3d 4s

Skandium (Sc) 21 (Ar) 3d1 4s2  



Titanium (Ti) 22 (Ar) 3d2 4s2  

Vanadium (V) 23 (Ar) 3d3 4s2  

Krom (Cr) 24 (Ar) 3d5 4s1  

Mangan (Mn) 25 (Ar) 3d5 4s2  



Besi (Fe) 26 (Ar) 3d6 4s2  
   
 
Kobalt (Co) 27 (Ar) 3d7 4s2   
  
  
Nikel (Ni) 28 (Ar) 3d8 4s2    
 
   
Tembaga (Cu) 29 (Ar) 3d10 4s1      
    
Seng (Zn) 30 (Ar) 3d10 4s2      
     
Konfigurasi elektron Cr bukan (Ar) 3d4 4s2 tetapi (Ar) 3d5 4s1. Demikian
halnya dengan konfigurasi elektron Cu bukan (Ar) 3d9 4s2 tetapi (Ar) 3d10 4s1.
Hal ini berkenaan dengan kestabilan orbitalnya, yaitu orbital-orbital d dan s
stabil jika terisi penuh, bahkan 1/2 penuh pun lebih stabil daripada orbital lain.
 Sifat-Sifat Kimia
1. Sifat Logam
          Semua unsur transisi periode keempat bersifat logam, baik dalam sifat
kimia maupun dalam sifat fisis. Harga energi ionisasi yang relatif rendah
(kecuali seng yang agak tinggi), sehingga mudah membentuk ion positif.
Demikian pula, harga titik didih dan titik lelehnya relatif tinggi (kecuali Zn
yang membentuk TD dan TL relatif rendah). Hal ini disebabkan orbital subkulit
d pada unsur transisi banyak orbital yang kosong atau tersisi tidak penuh.
Adanya orbital yang kosong memungkinkan atom-atom membentuk ikatan
kovalen (tidak permanen) disamping ikatan logam. Orbital subkulit 3d pada
seng terisi penuh sehingga titik lelehnya rendah.
Semua unsur transisi periode keempat bersifat logam. Sifat itu disebabkan
semua unsur transisi memiliki energi ionisasi yang rendah, yaitu kurang dari
1.000 kJ mol-1 dan keelektronegatifannya rendah, yaitu kurang dari 2.

2 Bilangan Oksidasi
Senyawa- senyawa unsur transisi alam ternyata mempunyai bilangan
oksidasi lebih dari satu. Adanya biloks lebih dari satu ini karena mudahnya
melepaskan elektron valensinya. dengan demikian energi ionisasi pertama,
kedua dan seterusnya relatif lebih kecil daripada golongan utama.
NOMO LAMBANG KONFIGURASI NOMOR
R UNSUR ELEKTRON GOLONGAN PADA
ATOM TABEL PERIODIK
21 Sc 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d1 4s2 III B
22 Ti 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d2 4s2 IV B
23 V 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d3 4s2 VB
24 Cr 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 4s1 VI B
25 Mn 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 4s2 VII B
26 Fe 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d6 4s2 VIII B
27 Co 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d7 4s2 VIII B
28 Ni 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d8 4s2 VIII B
29 Cu 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s1 IB
30 Zn 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 II B

3 Sifat Magnet
Sifat magnet adalah salah sifat unsur-unsur transisi karena mempunyai daya
tarik ke magnet. Namun, sifat magnet ada 3 macam, yaitu:

 Diamagnetik (dimagnetik : ditolak) = Sifat magnet yang ditolak dari


medan magnet alias tidak tertarik. Syarat dari sifat magnet ini yaitu seluruh
orbital terisi penuh. Contohnya, Zn
 Paramagnetik (Paramagnetik : padalaman : pedalaman) = Sifat
magnet yang sedikit ditrak ke medan magnet. Syaratnya yaitu hanya satu
elektron yang tidak berpasangan . Contohnya, Sc
 Feromagnetik (Fero : besi : besi itu kuat) = Sifat magnet yang ditarik
kuat ke medan magnet. Syaratnya adalah semakin banyaknya elektron tidak
berpasangan atau lebih dari satu. Contohnya, Fe, Co, dan Ni

Nah, dari ketiga sifat magnet tersebut, unsur-unsur transisi periode keempat
memegang pada sifat magnet PARAMAGNETIK.

4 Membentuk Senyawa-Senyawa Berwarna

Senyawa unsur transisi (kecuali scandium dan seng), memberikan


bermacam warna baik padatan maupun larutannya. Warna senyawa dari unsur
transisi juga berkaitan dengan adanya orbital sub kulit d yang terisi tidak penuh.
Peralihan elektron yang terjadi pada pengisian subkulit d (sehingga terjadi
perubahan bilangan oksidasi) menyebabkan terjadinya warna pada senyaa
logam transisi.
Senyawa dari Sc3+  dan Ti4+  tidak berwarna karena subkulit 3d-nya kosong,
serta senyawa dari Zn2+ tidak berwarna karena subkulit 3d-nya terisi penuh,
sehingga tidak terjadi peralihan elektron.
Warna Senyawa Logam Transisi dengan Berbagai Bilangan Oksidasi
Unsur +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7
Sc - - Tb - - - -
Ti - - Ungu Tb - - -
V - Ungu Hijau biru Merah - -
Cr - Biru Hijau - - Jingga -
Mn - Merah Coklat Coklat Biru Hijau Ungu
muda tua
Fe - Hijau Kuning - - - -
Co - Merah Ungu - - - -
muda
Ni - Hijau - - - - -
Cu Tb Biru - - - - -
Zn - Tb - - -

5 Mempunyai Beberapa Tingkat Oksidasi                       

Kecuali Sc dan Zn, unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai


beberapa tingkat oksidasi. Bilangan oksidasi yang mungkin bergantung pada
bilangan oksidasi yang dapat dicapai kestabilannya.
Kestabilan senyawa logam transisi diantaranya bergantung pada jenis atom
yang mengikat logam transisi, senyawa berbentuk Kristal atau larutan, PH
dalam air. Kestabilan bilangan oksidasi yang tinggi dapat dicapai melalui
pembentukan senyawa dengan oksoaniaon, fluoride, dan oksofluorida.

Tabel Tingkatan Oksidasi Golongan Transisi

Unsur Tingkat Oksidasi Tingkat Oksidasi yang


Stabil
Sc +3 +3
Ti +2,+3,+4 +4
V +2,+3,+4,+5 +5
Cr +2,+3,+4,+5,+6 +3,+6
Mn +2,+3,+4,+5,+6,+7 +2,+4,+7
Fe +2,+3 +2,+3
Co +2,+3 +2,+3
Ni +2 +2
Cu +1,+2 +1,+2
Zn +2 +2

6 Membentuk Ion Kompleks


Ion kompleks adalah ion yang berbentuk dari suatu kation (biasanya ion
logam transisi) yang meningkat beberapa anion atau molekul netral.
Selanjutnya, kation itu disebut ion pusat dan anion atau molekul netral yang
terikat pada ion pusat disebut ligan. Pada ion kompleks [Cu(Cn) 4]2- dan
[Fe(H2O)6]2+,  Cu2+ dan Fe2+ adalah ion pusat, sedangkan Cn- dan H2O adalah
ligan.
Bilangan koordinasi menyatakan jumlah ligan atau jumlah atom donor
yang terkait pada ion pusat. Bilangan koordinasi ion Cu2+ pada
[Cu(Cn)4]2- adalah 4 dan bilangan koordinasi ion Fe2+ pada [Fe(H2O)6]2+ adalah 6.
Ligan adalah spesi yang memiiliki atom yang dapat menjadi donor
sepasang elektron pada ion pusat. Ligan merupakan basa Leuwis, sedangkan ion
pusat sebagai asam Leuwis. Ligan dapat berupa ion monoatomik (tapi bukan
atom netral), seperti ion halida ; berupa anion, seperti CN - dan NO2- ,berupa
molekul sederhana, seperti NH3 dan H2O ; berupa molekul kompleks ; seperti
piridin (C5H5N).

Ion kompleks positif :


[Ag(NH3)2]+         = Diamin Perak (I)
[Cu(NH3)4]2+          = Tetra amin Tembaga (II)
[Zn(NH3)4]2+          = Tetra amin Seng (II)
[Co(NH3)6]3+          = Heksa amin Kobal (III)
[Cu(H2O)4]2+        = Tetra Aquo Tembaga (II)
[Co(H2O)6]3+        = Heksa Aquo Kobal (III)
Contoh : [Cr(NH3)4Cl2]+  →   atom pusat  : Cr3+
Ligan : NH3 (amina) dan Cl (kloro) bilangan koordinasi : 4 + 2 = 6
Nama ionnya = tetraamin dikloro krom (III)
    
Ion kompleks negatif :
[Ni(CN)4]2-         = Tetra siano Nikelat (II)
[Fe(CN)6]3-         = Heksa siano Ferat (III)
[Fe(CN)6]4-         = Heksa siano Ferat (II)
[Co(CN)6]4-        = Heksa siano Kobaltat (II)
[Co(Cl6]3-            = Heksa kloro Kobaltat (III)
Contoh : [Ni(CN)4]2-  →   atom pusat : Ni2+
Ligan : CN (siano) Bilangan koordinasi : 4
Nama ionnya  = tetrasiano nikelat (II)
                                                                                           
Muatan ion kompleks adalah penjumlahan dari muatan kation logam
transisi dengan ligan yang mengelilinginya. Sebagai contoh, pada ion [PtCl6]2-,
bilangan oksidasi masing-masing ligan (ion Cl–) adalah -1. Dengan demikian,
bilangan oksidasi Pt (kation logam transisi) adalah +4. Contoh lain, pada ion
[Cu(NH3)4]2+, bilangan oksidasi masing-masing ligan (molekul NH3) adalah 0
(nol). Dengan demikian, bilangan oksidasi Cu (kation logam transisi) adalah
+2.
 Sebagai Katalisator
Salah satu sifat penting unsur transisi dan senyawanya, yaitu
kemampuannya untuk menjadi katalis-katalis reaksi-reaksi dalam tubuh. Katalis
adalah zat yang dapat mempercepat reaksi. Di dalam tubuh, terdapat enzim
sitokrom oksidase yang berperan dalam mengoksidasi makanan. Enzim ini
dapat bekerja bila terdapat ion Cu2+. Beberapa logam transisi atau senyawanya
telah digunakan secara komersial sebagai katalis pada proses industry seperti
TiCl3 (Polimerasasi alkena pada pembuatan plastic), V2O5(proses kontak pada
pembuatan margarine), dan Cu atau CuO (oksidasi alcohol pada pembuatan
formalin).
Bilangan koordinasi adalah jumlah ligan yang terikat pada kation logam
transisi. Sebagai contoh, bilangan koordinasi Ag+ pada ion [Ag(NH3)2]+ adalah
dua, bilangan koordinasi Cu2+ pada ion [Cu(NH3)4]2+ adalah empat, dan bilangan
koordinasi Fe3+ pada ion [Fe(CN)6]3- adalah enam. Bilangan koordinasi yang
sering dijumpai adalah 4 dan 6.

Berikut ini adalah beberapa aturan yang berlaku dalam penamaan suatu ion
kompleks maupun senyawa kompleks :

1. Penamaan kation mendahului anion; sama seperti penamaan senyawa ionik


pada umumnya.

2. Dalam ion kompleks, nama ligan disusun menurut urutan abjad, kemudian


dilanjutkan dengan nama kation logam transisi.

3. Nama ligan yang sering terlibat dalam pembentukan ion kompleks dapat


dilihat pada Tabel Nama Ligan.

4. Ketika beberapa ligan sejenis terdapat dalam ion kompleks, digunakan


awalan di-, tri-, tetra-, penta-, heksa-, dan sebagainya.

5. Bilangan oksidasi kation logam transisi dinyatakan dalam bilangan Romawi.

6. Ketika ion kompleks bermuatan negatif, nama kation logam transisi diberi


akhiran –at. Nama kation logam transisi pada ion kompleks bermuatan negatif
dapat dilihat pada Tabel Nama Kation pada Anion Kompleks.

Kegunaan Unsur Transisi

 Skandium = SC

a) Untuk menghasilkan cahaya berintesitas tinggi


b) Radioaktifnya sebagai perunut pada pemurnian minyak bumi
c) Senyawanya sebagai aditif lampu uap-Hg dan transmisi TV warna

 Titanium = Ti

a) Komponen penting logam paduan untuk pesawat, peluru kendali


b) Karena ketahanannya terhadap air laut maka digunakan juga untuk
pembuatan peralatan kapal yang langsung bersentuhan dengan laut,
seperti kipas body kapal dan sebagainya.

 Vanadium = V

a) Reactor nuklir
b) Pembuatan baja tahan karat, untuk per, serta peralatan kecepatan tinggi
c) Oksidanya (V2O5) untuk keramik dan katalisator.
 Kromium = Cr

a) Paduan logam untuk pembuatan baja.


b) Pewarna logam dan gelas
c) Sebagai katalisator
           
 Mangan = Mn

a) Komponen penting paduan logam, karena sifatnya keras, kuat,dan


ketahanannya tinggi
b) Memperbesar fungsi Vitamin B dalam tubuh
c) KMnO4 sebagai oksidator kuat dalam bidang kesehatan

 Besi = Fe
a) . Sebagai logam utama pada pembuatan baja
b) Besi dengan paduannya digunakan untuk pembuatan rel, tulangan beton.
c) Digunakan untuk berbagai peralatan dalam kehidupan sehari-hari.

 Kobal = Co

a) Karena keras, tahan karat dan penampilannya menarik maka sering


digunakan untuk menyepuh logam lain
b) Pewarna biru pada porselen, kaca, genting
c) Pewarna sumber sinar gamma dalam bidang kesehatan

 Nikel = Ni
a) Paduan logam baja dan logam lain
b) Pelapis permukaan logam
c) Sebagai katalisator
d) Pewarna hijau pada keramik/porselen
e) Komponen pada baterai

 Tembaga = Cu

a) Peralatan kelistrikan, sebagai rangkian dan kawat kabel.


b) Logam paduan pada kuningan dan perunggu

 Seng = Zn
a) Komponen paduan pada huruf mesin cetak
b) Sebagai logam patri
c) ZnO untuk industry cat, kosmetik, farmasi, tekstil.
d) Zns untuk sinar X dan layar TV.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit
terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang
lain. Unsur transisi periode keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium
(Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe),
Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).

Beberapa sifat logam:


   Sifat logam sangat keras, tahan panas, elektropositif, dan penghantar listrik
yang baik. Pengecualian untuk Cu merupakan logam yang lembut dan
elastis. Banyak di antaranya dapat membentuk ion – ion berwarna yang berubah
– ubah   menurut keadaan bilangan oksidasinya :
1.    Mempunyai bilangan oksidasi yang harganya 0 atau positif.
2.    Dapat membentuk senyawa kompleks.

   Memiliki elektron tidak berpasangan yang mengakibatkan titik didih atau titik
leleh  tinggi, bersifat paramagnetik,berwarna dan bersifat katalis.
     Kegunaan unsure-unsur periode keempat :
a.  Skandium digunakan pada lampu intensitas tinggi
b.  Titanium digunakan pada industri pesawat terbang dan industri kimia.
c.  Vanadium digunakan untuk membuat per mobil dan sebagai katalis pembuatan
belerang.
d.  Kromium digunakan untuk bahan pembuatan baja, nikrom, stanless steel.
e.  Mangan digunakan untuk bahan pembuatan baja, manganin dalam pembuatan
alat-alat listrik dan sebagai alloy mangan-besi atau ferromanganese.
f.  Besi digunakan untuk pembuatan baja, perangkat elektronik, memori komputer,
dan pita rekaman.
g.  Kobalt digunakan untuk membuat aliansi (paduan logam)
h.  Nikel digunakan untuk melapisi logam supaya tahan karat dan paduan logam
i.   Tembaga digunakan untuk kabel – kabel, pipi – pipa, kaleng makanan dan
untuk alat-alat elektronik.
j.   Seng digunakan sebagai logam pelapis antikarat, paduan logam, pembuatan
bahan cat putih, dan antioksidan dalam pembuatan ban mobil.

3.2 Saran
  Manfaatkanlah unsur transisi periode keempat yang ada di bumi dengan
sebaik-baiknya dan tidak berlebihan karena dapat menimbulkan dampak negatif
juga serta jangan disalahgunakan dalam penggunaannya.
DAFTAR PUSTAKA

Muchtaridi.Sandri Justiana.2007.Kimia Tiga.Yudistira.Jakarta.


http://aminahhareem.blogspot.com/
http://www.amazine.co/27097/skandium-sc-fakta-sifat-kegunaan-efek-
kesehatannya/
http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/skandium/

vinaarifitriyanti.blogspot.com/2012/12/makalah-kimia-unsur-transisi-
periode.html?m=1
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/08/kelimpahan-pembuatan-
kegunaan-unsur-transisi-dampak-negatif-bahaya.html

Anda mungkin juga menyukai