Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

T

P

P

SEJARAH PENGHORMATAN KEDUDUKAN MANUSIA.PRASASTI HAMMURABI,
r PIAGAM MADINAH, BILL OR RIGHT, DEKLARASI HAM PBB DAN PERANG DI DUNIA.

Oa

ee
n
g Disusun guna memenuhi tugas

kr
D Mata kuliah : Islam Dan Ham
u
n

rt
i Dosen Pengampu :Ali Maskur, MH.
a

ja
I

oa
d
a

nb
l
a
h

dg
k
o
n

ei
f
l
i
k

m
i ir
l
i
t
e
nn Disusun oleh :
Uswatun Hasanah ( 1802026035)

1y
r Rendy Setiawan ( 1802026018)

i9
g
l PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM
o FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

a
b
a UNIVERSITAS NEGERI ISLAM WALISONGO
l SEMARANG

y
a l1 2021

P
n
g

t
e
r
e4
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Hak Asasi Manusia yang lebih dikenal dengan akronim HAM merupakan hak yang mutlak
dimiliki oleh setiap manusia di muka bumi ini sejak ia masih di dalam kandungan ibunya sampai ia
meninggal. Hak asasi ini meliputi hak-hak dasar kebutuhan manusia normal pada umumnya.
Misalkan saja hak untuk hidup, hak memeluk agama dan menjalankan ibadah sesuai
kepercayaannya, hak untuk memperoleh pendidikan serta hak-hak dasar lain yang dibutuhkan oleh
manusia.
Mengapa Hak Asasi Manusia (HAM) ini dibahas secara khusus ? karena di masa lalu, orang
yang berpangkat tinggi cenderung menginjak-injak harga diri orang yang lebih miskin. Bahkan tak
jarang perbudakan dilakukan tanpa mempertimbangkan hak-hak dasar yang melekat pada setiap
individu. Sehingga terjadi penyiksaan berlebihan terhadap rakyat jelata yang dilakukan oleh para
raja dan saudagar kaya. Sejarah HAM dunia berkaitan erat dengan sejarah demokrasi di
dunia karena sama-sama mengangungkan kebebasan dan hak dasar individu tanpa pandang bulu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Penghormatan kedudukan Manusia ?
2. Bagaimana Prasasti Hamurabi, Piagam Madinah, Bill or Right, Deklarasi HAM PBB?
3. Bagaimana Perang di dunia?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui Sejarah Penghormatan kedudukan Manusia
2. Untuk mengetahui Prasasti Hamurabi, Piagam Madinah, Bill or Right, Deklarasi HAM PBB.
3. Untuk mengetahui Perang di dunia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah penghormatan kedudukan manusia.
1. pengertian penghormatan.
Istilah penghormatan Istilah penghormatan dalam bahasa Arab mempunyai dua makna,
yaitu ditinjau dari segi etimologis dan terminologis. Penghormatan secara etimologis dalam bahasa
Arab, penghormatan ‫ترام‬EE‫ االح‬adalah penghargaan ‫ار‬EE‫االعتب‬, kalimat tersebut berakarkan Tsulâtsi
Mujarrad yang berwazankan Fa’ala-Yaf ulu yaitu Harama-yahrumu-haraman, dan bentuk
mashdarnya adalah ‫ احتراما‬Seperti contoh: Menghormatinya : menjaga kehormatannya 1

Hak hidup yang dijalani dan dijaga oleh manusia bukan hanya menjadi pertanda rasa syukur
kepada Tuhan, tetapi juga sebagai modal terbesar manusia untuk menciptakan atau memproduk
sejarah dalam kehidupannya.

Firman Allah: ‫لَقَ ْد خَ لَ ْقنَا اإْل ِ ْن َسانَ فِي أَحْ َس ِن تَ ْق ِو ٍيم‬

''Sungguh telah Kami ciptakan manusia dalam keadaan yang paling sempurna [dibanding makhluk
lain]'' (QS At-Tin: 4). Ayat ini menunjukkan tentang bentuk penghormatan Allah terhadap makhluk
ciptaan-Nya yang bernama manusia. Salah satu bentuk tanggungjawab manusia dalam memuliakan
dirinya adalah dengan melindungi nyawa dan raganya di dunia ini.

Tingginya penghormatan Allah kepada manusia ini dapat pula diketahui dalam FirmanNya: 

َ َّ‫ۚ و َم ْن أَحْ يَاهَا فَ َكأَنَّ َمٓا أَحْ يَا ٱلن‬ 


‫اس َج ِميعًا‬ َ

''Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah ia memelihara
kehidupan manusia semuanya,'' (QS Al-Maidah: 32). 

''Membunuh satu nyawa sama dengan membunuh manusia sejagad dan menghidupi satu nyawa
sama dengan menghidupi manusia sejagad''. Demikian tafsir humanitas dari cendekiawan
Nurcholish Madjid tentang penghargaan atau penghormatan terhadap hak hidup (right for life)
manusia.

Penghormatan terhadap hak hidup manusia itu mutlak hukumnya, siapapun orangnya,
apapun jabatan dan profesinya.. Tuntutan kepada seseorang (manusia) untuk menjaga hak hidup
manusia lainnya adalah misi suci yang sudah digariskan agama maupun Kovenan-kovenan
Internasional yang mengatur hak asasi manusia. Menjaga hak hidup manusia lain bukan hanya
1
Ahmad Warson Munawir,al-Munawir,(Surabaya : Pustaka Progressif), Hlm.257.
memelihara atau melindungi kemaslahatan diri seseorang itu, tapi juga melindungi kemaslahatan
berdimensi makro, atau kemaslahatan banyak aspek dalam kehidupan manusia.

Deklarasi Kairo mengenai Hak-hak Azasi Islami menyatakan,''Kehidupan adalah berkah


Tuhan dan hak untuk hidup dijamin bagi setiap umat manusia. Adalah tugas dari setiap individu,
masyarakat, dan negara-negara untuk melindungi hak-hak ini dari setiap pelanggaran apapun, dan
dilarang untuk mencabut kehidupan, kecuali berdasarkan syariat.''

 Jaminan senada termaktub di Pasal 35 Undang-undang No 39/1999 tentang Hak Azasi Manusia:
''Setiap orang berhak untuk hidup di dalam tatanan masyarakat dan kenegaraan yang damai, aman
dan tenteram, yang menghormati, melindungi dan melaksanakan sepenuhnya hak asasi manusia dan
kewajiban dasar manusia.''

Aristoteles menyebut manusia sebagai zoon politicoon atau makhluk yang suka
berhubungan dengan manusia lainnya. Manusia tidak hanya hidup dan bermanfaat untuk dirinya,
sebab hidupnya berinteraksi dengan manusia lainnya. Terjadinya interaksi ini membuat
kemaslahatan manusia menjadi beragam dan banyak. Dengan kemaslahatan ini, maka wajar kalau
kemudian kehidupan seseorang menjadi bermakna. Makna humanitas ini akan semakin terlihat
pengaruhnya di tengah masyarakat, bilamana ada upaya-upaya strategis untuk melindungi hak
kehidupan manusia di muka bumi ini2

B. Prasasti Hamurabi, Piagam Madinah, Bill or Right, Deklarasi HAM PBB


1. Prasasti Hammurabi.
Pada saat orang-orang membentuk suatu masyarakat, muncul kabutuhan akan suatu
peraturan untuk mengatur perilaku individu demi kaebaikan bersama. Dalam kebudayaan lama,
aturan-aturan itu sedikit jumlahnya dan hanya meliputi pelanggaran-pelanggaran hukum yang jelas
sifatnya, seperti pelanggaran-pelangggaran hak-hak pribadi dan properti. Pada saat pemerintahan
hammurabi (1792-1750 SM), Raja babylonia, mengeluarkan hukum tertulis pertama. Sebagai
seorang raja yang sangat mashyur dan sangat disegani, hammurabi dikenal sebagai raja yang
menegakkan “ kebenaran dan keadilan di wilayah tersebut. Prasasti Hammurabi ditemukan di antara
reruntuhan kota babylonia kuno tahun 1901 oleh seorang arkeolog prancis. Prasasti Hammurabi di
pahat dengan huruf-huruf kuneiformis pada sebuah tugu batu berukuran besar. Terdapat 282 hukum
yang tertulis dalam prasasti itu, termasuk 35 diantaranya yang rusak dan hilang.
Prasasti tersebut menyatakan dengan terperinci kejahatan-kejahatan beserta hukumnya
masing-masing. Misalnya seseorang yang gagal memperbaiki bendungan diharuskan membantu

2
https://republika.co.id/berita/qbbynj320/penghormatan-alquran-terhadap-hak-asasi-hidup-manusia
tetangganya yang terkena musibah kebanjiran, seorang biarawati akan dibakar hidup-hidup bila
diketahui memasuki penginapan tanpa izin, seorang janda berhak mendapoatkan warisan sejumlah
yang diterima anak lelakinya, dan seorang dokter bedah akan kehilangan sebelah tangannya bila
pasiennya meninggal saat dalam penangnannya. Disamping itu prasasti tersebut juga menyebutkan
bahwa seseorang yang mempuyai hutang dapat menghapuskan hutannya setelah tiga tahun apabila
ia menyerahkan istri atau anaknya kepada sang pemilik modal.3
Pada saat orang-orang membentuk suatu masyarakat, muncul kebutuhan akan suatu
peraturan untuk Pemerintahan mesopotania membentuk lembaga-lembaga kenegaraan. Di samping
urusan keduniawian yang tidak diabaikan mereka menciptakan pula kode hukum hamurabi. Dan
beberapa pokok pokok hukum hamurabi ini dapat diketahui bahwa bangsa tersebut tidak harus
mengurus agamanya melainkan pemerintahpun diperhatikan. Anatara lain isi hukum hamurabi
tersebut adalah:
a. jika seseorang memberikan kesaksian palsu atau tidak menjalankan seperti apa yang
diucapkan dalam sidang pengadilan masih tertuduh dapat di ancam dengan hukuman mati
dalam perkara pidana, hukuman denda dalam perkara perdata.
b. jika ada seseorang bangsawan yang mencuri suatu benda (perahu,babi) baik suatu tempat
atau dirumah biasa, maka bangsawan itu membayar 30 (tiga puluh) kali harga barang
tersebut, tetapi kalau hanya rakyat bangsa hanya 10 (sepuluh) kali lipat dan kalau si pencuri
tersebut tidak sanggup membayar maka si pencuri itu dihukum bunuh.
c. bahwa orang melakukan perampokan harus dibunuh kalau tertangkap, kalau tidak
tertangkap orang yang menderita rugi tersebut menerangkan jumlah barang yang diambil di
hadapan hakim dan pejabat setempat harus mengganti kerugian.
d. kalau seseorang laki-laki ingin mengambil wanita sebagai isterinya kalau tidak ditepati
syarat-syarat perkawinan, maka wanita itu belum menjadi istrinya. Kalau istrinya diceraikan
karena tidak mempuyai keturunan, maka si suami harus membayar sejumlah uang panjar.
e. jika seseorang laki-laki kematian istri dan si istri mempuyai seorang anak, maka ayah tidak
berhak menuntut apa-apa dari kekayaan anak-anaknya kecuali anak dari sang istri itu
sendiri.4

2. Piagam Madinah.

3
Nurul Awaludin, the Golden History: keajaiban sejarah Bangsa-bangsa yang menggemparkan Dunia.(Yogyakarta:
Elmatera, 2017).Hlm.7.
4
Dr. Teuku Saiful bahri Johan, Perkembangan Ilmu Negara dalam peradaban Globalisasi Dunia.(Jogyakarta:
Deepublish, 2013).Hlm.126.
Dalam sejarah Islam, setelah Rasulullah berhijrah ke Madinah, beliau membuat peraturan
yang disebut dengan “Konstitusi Madinah” atau “Piagam Madinah”. Isi penting dari prinsip Piagam
Madinah adalah membentuk suatu masyarakat yang harmonis, mengatur sebuah umat dan
menegakkan pemerintahan atas dasar persamaan hak. Piagam Madinah juga merupakan suatu
konstitusi yang telah meletakkan dasar-dasar sosial politik bagi masyarakat Madinah dalam sebuah
pemerintahan di bawah kepemimpinan nabi Muhammad. Piagam Madinah dianggap oleh para
pakar politik sebagai UndangUndang Dasar pertama dalam negara Islam yang didirikan oleh para
pakar politik sebagai UndangUndang Dasar pertama dalam negara Islam yang didirikan oleh nabi
Muhammad.5 Isi penting dari prinsip Piagam Madinah adalah membentuk suatu masyarakat yang
harmonis, mengatur sebuah umat dan menegakkan pemerintahan atas dasar persamaan hak. Piagam
Madinah juga merupakan suatu konstitusi yang telah meletakkan
dasar-dasar sosial politik bagi masyarakat Madinah dalam sebuah pemerintahan di bawah
kepemimpinan nabi Muhammad. Piagam Madinah dianggap oleh para pakar politik sebagai
UndangUndang Dasar pertama dalam negara Islam yang didirikan oleh nabi Muhammad.

Semenjak Nabi Muhammad SAW menetap di kota Yastrib, maka berdirilah sebuah negara dan
pemerintahan Islam yang di kemudian hari dikenal dengan sebutan Madinah al-Munawwarah.

Perubahan besar yang dicapai oleh Nabi dari periode Makkah ke periode Madinah, jauh
sebelumnya sudah direncanakan dan ditata dengan baik, yang diawali dengan bai’at al-‘aqabah I
pada tahun 621 M, kemudian disusul dengan bai’at al-‘aqabah II yang berlangsung pada tahun 622
M. Kemudian beberapa bulan setelah itu Nabi berhijrah dari Makkah ke Yastrib, setelah diawali
terlebih dahulu dengan “fakta persekutuan”, bahwa kedua belah pihak mencapai kesepakatan
supaya saling menjaga dan melindungi keselamatan bersama, bahkan dalam baiat ‘aqabah yang
kedua tergambar adanya penyerahan kekuasaan diri dari penduduk Yastrib kepada Nabi yang
mereka akui sebagai pemimpin mereka. Dalam ilmu politik kedua bai'at itu disebut dengan “Kontak
Sosial”, karena dianggap sebagai batu-batu pertama bagi pembangunan negara Islam”6.

Dalam menata kehidupan sosial politik Rasulullah SAW melakukannya melalui dua jalur.
Pertama: Menata intern kehidupan kaum Muslimin, dengan mempersaudarakan kaum Muhajirin
dan Anshar secara efektif dengan ikatan keimanan. Kedua: Nabi mempersatukan antara kaum
Muslimin dan kaum Yahudi bersama sekutu-sekutunya melalui perjanjian tertulis, suatu perjanjian
yang menetapkan persamaan hak dan kewajiban semua komunitas dalam kehidupan sosial dan
politik. Kemudian dari kedua perjanjian tertulis itu lahirlah sebuah konstitusi yang dikenal dengan
Piagam Madinah.

5
Imam Amrusi Jailani al-Daulah 274 Vol. 6. No. 2. Oktober 2016
6
J.Suyuthi Pulungan, Fiqh Siyasah Ajaran Sejarah dan Pemikiran, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994, hlm. 79
Komunitas-komunitas yang terlibat dalam perjanjian sebagaimana tersurat dalam teks piagam
tersebut adalah dari kaum muslimin yaitu kaum Muhajirin yang berasal dari suku Quraisy, kaum
Anshar yang terdiri dari Banu Auf, Banu Saidat, Banu al-Harits, Banu Jusyam, Banu al-Najjar,
Banu Amar ibn Auf, Banu al-Banit, dan Banu al-Aus, kaum Yahudi terdiri dari Banu ‘Auf, Banu al-
Najjar, Banu al-Harits, Banu Saidat, dan Banu Jusyam, dan golongan Arab musyrik.

Di dalam shahih Bukhari Muslim, Abu Daud dan Ahmad ibn Hanbal, Piagam Madinah ini
dikenal dengan sebutan “shahifah, al-Kitab atau watsiqah”. Pada perkembangan berikutnya para
peneliti mengartikannya dengan perjanjian, undang-undang, konstitusi atau piagam. Mengenai isi
piagam tersebut menurut Suyuthi Pulungan7, terdiri atas 47 pasal, yang secara garis besarnya
memuat 14 prinsip, yaitu 1) prinsip umat; 2) prinsip persatuan dan persaudaraan; 3) prinsip
persamaan; 4) prinsip kebebasan; 5) prinsip hubungan antar pemeluk agama; 6) prinsip tolong-
menolong dan membela yang teraniaya; 7) prinsip hidup bertetangga; 8) prinsip perdamaian; 9)
prinsip pertahanan; 10) prinsip musyawarah; 11) prinsip keadilan; 12) prinsip pelaksanaan hukum;
13) prinsip kepemimpinan; dan 14) prinsip ketakwaan, amar ma’ruf dan nahi munkar.

Salim Ali al-Bahnasawi merincinya lebih detail lagi, bahwa Piagam Madinah itu memuat 69
Pasal atau butir8, sedangkan pasal-pasal tersebut apabila diklasipikasikan lagi terbagi kepada empat
bagian; bagian pertama, menyangkut hak dan kewajiban kaum muslimin, bagian kedua,
menyangkut hak dan kewajiban non muslim, bagian ketiga, tanggung jawab bersama antara kaum
muslim dan non muslim dalam mempertahankan negara, dan bagian keempat, menyangkut
persamaan hak dan kewajiban antara kaum muslim dengan non muslim dalam hal bela negara.

Zainal Abidin Ahmad merumuskan Piagam Madinah ke dalam 10 pokok dasar : (1)
Menyatakan berdirinya negara baru (negara Islam) dengan warga (umat yang satu) yang terdiri dari
orang-orang Muhajirin, Anshar, penduduk asli lainnya, dan Yahudi. (2) Mengakui hak-hak asasi
mereka dan menjamin keamanan dan perlindungan dari segala pembunuhan dan kejahatan. (3)
Menghidupkan semangat kesetiaan dan persatuan di kalangan kaum agama (Islam). (4) Mengatur
masyarakat solider di setiap warga negara yang berbagai macam agamanya dan suku bangsanya itu.
(5) Mempertahankan hak-hak kaum minoritas, yaitu kaum Yahudi yang menjadi warga negara. (6)
Menetapkan setiap warga negara terhadap negaranya, baik mengenai ketaatan dan kesetiaannya
maupun mengenai soal keuangan. (7) Mengumumkan daerah negara dengan kota Madinah menjadi
ibukota negara. (8) Menetapkan Nabi Muhammad sebagai kepala negara yang memegang pimpinan
dan menyelesaikan segala soal. (9) Menyatakan politik perdamaian terhadap segala orang dan

7
J. Suyuthi Pulungan, Prinsip-Prinsip Pemerintahan dalam Piagam Madinah Ditinjau dari Pandangan Al-Qur’an,
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994, hlm.121.
8
Salim Ali al-Bahnasawi, Al-Syari’ah al-Muftara Alaiha, Wawasan Sistem Politik Islam. Terjemah Mustolah
Maufur, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 1995, hlm. 280-285.
segala negara. (10) Menetapkan sanksi bagi orang-orang yang tidak setia kepada Piagam ini serta
akhirnya memohonkan taufik dan perlindungan dari Tuhan terhadap negara baru ini9.

Menurut Munawir Sadzali, batu-batu dasar yang telah diletakkan oleh Piagam Madinah
sebagai landasan bagi kehidupan bernegara untuk bernegara untuk masyarakat majemuk di
Madinah adalah :
1. Semua pemeluk Islam, meskipun dari banyak suku, tetapi merupakan satu komunitas
2. Hubungan antara sesama anggota komunitas Islam dan antara anggota komunitas Islam dengan
anggota komunitas-komunitas lain didasarkan atas prinsip-prinsip:
(a) Bertetangga baik; (b) Saling membantu dalam menghadapi msusuh beragama; (c) Membela
mereka yang teraniaya; (d) Saling menasihati; dan (e) Menghormati kebebasan beragama.
Dengan demikian isi dan kandungan Piagam Madinah tidak hanya sebatas memperhatikan
kemaslahatan kaum muslimin, akan tetapi juga memperhatikan kemaslahatan masyarakat non
muslim. Piagam ini menjadi landasan utama Nabi SAW dalam rangka mempersatukan penduduk
Madinah secara integral yang terdiri atas berbagai kelompok. Beliau tidak menciptakan persatuan
hanya untuk orang-orang muslim secara eksklusif, terpisah dari komunitas-komunitas lain di
wilayah itu. Akan tetapi ketetapan yang terkandung dalam Piagam Madinah itu menjamin hak
semua kelompok sosial. Semua warga/penduduk memperoleh persamaan dalam masalah-masalah
umum, sosial, dan politik sehingga ia dapat diterima oleh semua pihak, termasuk kaum Yahudi dan
para pendukungnya.

Rumusan-rumusan yang terkandung dalam Piagam Madinah tersebut merupakan produk dari
pemikiran Nabi SAW sebagai ijtihad politiknya, bukan dari petunjuk wahyu, karenanya butir-butir
dari Piagam Madinah itu bersifat temporer, dibuat untuk mengatur hubungan kemasyarakatan antara
komunitas-komunitas yang ada di dalam kehidupan sosial politik pada waktu itu.

3. Bill of Rights

Isi pokok dokumen Magna Carta (perjanjian agung) sebagaimana dijelaskan Madjid adalah
”Pertama, hendaknya raja tidak melakukan pelanggaran terhadap hak milik dan kebebasan pribadi
seorang pun dari rakyat. Kedua, keluarnya Bill of Rights pada tahun 1628 yang berisi penegasan
tentang pembatasan kekuasaan raja dan dihilangkannya hak raja untuk melaksanakan kekuasaan
terhadap siapa pun, atau untuk menenjarakan, menyiksa, dan mengirimkan tentara kepada siapa pun
tanpa dasar hukum. Ketiga, deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat pada tanggal 6 Juli 1776 yang
memuat penegasan bahwa setiap orang dilahirkan dalam persamaan dan kebebasan dengan hakhak
untuk hidup dan mengejar kebahagiaan, serta keharusan mengganti pemerintahan yang tidak

9
J. Suyuthi Pulungan, Prinsip-Prinsip, hlm.119-120.
mengindahkan ketentuan-ketentuan dasar tersebut. Keempat, deklarasi hak-hak asasi manusia dan
warga negara (Declaration des Droits de l’Hom me et du Citoyen) dari Prancis pada 4 Agustus
1789. Deklarasi Prancis menegaskan lima hak-hak asasi pemilikan harta (propiete), kebebasan
(liberte), persamaan (egalite), keamanan (securite) dan perlawanan terhadap penindasan (resistence
a loppression). Kelima, deklarasi universal tentang hak-hak asasi manusia pada Desember 1948
yang memuat tentang kebebasan, persamaan, pemilikan harta, hak-hak dalam perkawinan,
pendidikan, hak kerja dan kebebasan beragama.10 Lahirnya Magna Charta diiringi kemudian
dengan lahirnya Bill of Right di Inggris pada tahun 1689. Pada masa itu mulai timbul pandangan
(adagium) yang intinya bahwa manusia sama di muka hukum (equality before the law). Adagium
ini memperkuat dorongan timbulnya negara hukum dan negara demokrasi. Bill of right melahirkan
atas persamaan harus diwujudkan, betapapun berat resiko yang dihadapi, karena hak kebebasan
baru dapat diwujudkan kalau ada hak persamaan. Untuk mewujudkan semua itu, maka lahirlah teori
kontrak sosial J.J. Rosseau (social contract theory), teori trias politika Mountesqueiu, Jhon Locke di
Inggris dengan hukum kodrati, dan Thomas Jefferson di AS dengan hak-hak dasar dasar kebebasan
yang dirancangkan.
Faisar juga menjelaskan bahwa gagasan HAM sering dihubungkan kepada tradisi filsafat
Yunani, Bangsa Romawi dan abad pertengahan. Para ahli teori hak asasi manusia sering mengacu
pada contoh klasik dari literatur Yunani tentang kasus Antigone dengan Raja Creon. Raja Creon
mencela Antigone karena memberi saudaranya yang telah memberontak suatu upacara penguburan
yang dianggap bertentangan dengan hukum
kota besar. Antigone menjawab bahwa hal itu harus dilakukan untuk mengikuti sesuatu yang lebih
tinggi dari hukum positif, yaitu konvensi.11
Perkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculnya The American Declaration of
Indefendence yang lahir dari paham Rousseau dan Montesquieu. Mulailah dipertegas bahwa
manusia adalah merdeka sejak di dalam perut Ibunya, sehingga tidaklah logis bila sesudah lahir, ia
harus dibelenggu. Selanjutnya, pada tahun 1789 lahirnya the French Declaration (Deklarasi
Prancis), dimana ketentuan tentang hak lebih dirinci lagi sebagaimana dimuat dalam the rule of law
yang antara lain berbunyi tidak boleh ada penangkapan dan penahan yang semena-mena, termasuk
penangkapan tanpa alasan yang sah atau penahan tanpa surat perintah yang dikeluarkan oleh pejabat
yang sah. Dalam kaitan itu berlaku prinsip presumption of innocent, artnya orang-orang yang
ditangkap, kemudian di tahan dan dituduh, berhak dinyatakan tidak bersalah, sampai ada keputusan
pengadilan yang berkekuatan hukum tetap dinyatakan ia bersalah. Kemudian prinsip itu dipertegas

10
Nurcholis Madjid, “Hak Asasi Manusia dalam Tinjauan Semangat Keagamaan” dalam jurnal Islamika No. 6 (Jakarta:
1995), hlm. 87.
11
Arfa, Teori Hukum, hlm. 3. Jurnal Hukum Responsif FH UNPAB Halaman | 26 VOL. 7 NO. 7. MARET 2020 [ISSN.
2443-146X]
oleh prinsip Freedom of expression (kebebasan mengeluarkan pendapat), freedom of religion (bebas
menganut keyakinan/agama yang dikehendaki), the riht of property (perlindungan hak milik), dan
hak-hak dasar lainnya. Jadi, dalam French Declaration sudah tercakup hak-hak yang menjamin
tumbuhnya demokrasi maupun negara hukum. Bangsa Eropa juga telah menyadari bahwa
perbudakan yang terjadi sangat bertentangan dengan nilai-nilai politik mereka. Dalam kaitan itu
bangsa Eropa mempelopori gerakan penghapusan perbudakan. Pada persetujuan Brussel tahun
1890, enam belas bangsa-bangsa membentuk suatu sistem yang menyeluruh untuk melawan
perdagangan budak. Inggris juga melakukan hal itu dengan membuat perjanjian yang disebut
dengan konvensi perbudakan tahun 1926.12
Para sarjana hukum internasional terkemuka dari berbagai penjuru dunia yang bergabung
dalam suatu badan usaha swasta yang bernama Institut Hukum Internasional pernah melakukan
pertemuan di Briarcliff New York pada tahun tahun 1929. Pertemuan tersebut bertujuan untuk
membahas pengembangan perjanjian hak asasi manusia internasional. Draft pertama yang mereka
kenalkan adalah tentang tugas negara untuk menghormati hak-hak individu. Termasuk di dalamnya
adalah hak untuk hidup, kebebasan hak milik, kebebasan ilmu bahasa, religius dan suatu
kebangsaan. Meskipun usaha itu tidak berhasil, namun sebahagian mengklaim bahwa mereka turut
mempengaruhi pergerakan yang memuncak pada ketentuan hak asasi manusia yang termaktub
dalam piagam UN.8 Pada 26 Januari 1941, Presiden Franklin D. Roosevelt menyampaikan kepada
kongres tentang dukungannya terhadap empat kebebasan yang diupayakan untuk dipertahankan,
yaitu:
(1) kebebasan berbicara dan berekspresi,
(2) kebebasan beragama,
(3) kebebasan dari hidup berkekurangan, dan
(4) kebebasan dari ketakutan akan perang.
Pembunuhan dan kerusakan dahsyat yang ditimbulkan Perang Dunia II yang dilakukan
Hitler pada Perang Dunia II mengilhami sejumlah bangsa-bangsa untuk membangun sebuah
organisasi internasional yang sanggup meredakan krisis internasional serta menyediakan suatu
forum diskusi dan mediasi guna mengatasi dahsyatnya kerusakan dan kekejaman yang ditimbulkan
Perang Dunia II. Organisasi tesebut adalah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang merupakan
ganti dari Liga Bangsa-Bangsa (LBB). PBB telah banyak memainkan peran dalam pengembangan
pandangan kontemporer tentang hak asasi manusia. Pada deklarasi Perserikatan BangsaBangsa
(Declaration by United Nations) yang terbit pada 1 Januari 1942, negara sekutu menyatakan bahwa

12
Effendi, Dimensi dan Dinamika, hlm. 33-35.
kemenangan adalah penting untuk menjaga kehidupan, kebebasan, independensi dan kebebasan
beragama, serta untuk mempertahankan hak asasi manusia dan keadilan.13
Para pendiri PBB yakin bahwa pengurangan perang dapat mencegah pelanggaran besar-
besaran terhadap hak-hak manusia. Sebab itu dalam konsepsi-konsepsi Perserikatan Bangsa-Bangsa
yang paling awal, merela telah mencantumkan peranan pengembangan hak asasi manusia dan
kebebasan. Naskah awal Piagam PBB (1942 dan 1943) memuat ketentuan tentang hak asas manusia
yang harus dianut oleh negara manapun yang bergabung di dalam organisasi tersebut. Dalam proses
perjalanannya, sejumlah kesulitan muncul berkenaan dengan pemberlakuan ketentuan tersebut
sehingga komisi hak asasi manusia (Commission on Human Rights) yang dibentuk PBB ditugskan
untuk menulis sebuah pernyataan internasional tentang hak asasi manusia. Piagam itu sendiri
menegaskan kembali keyakinan akan hak asasi manusia yang mendasar, akan martabat dan harkat
manusia, akan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan serta antara negara besar dan negara
kecil. Para penandatangannya mengikrarkan diri untuk melakukan aksi bersama untuk
memperjuangkan dan mematuhi hak asasi manusia serta kebebasankebebasan mendasar untuk
seluruh manusia, tanpa membedakan ras, jenis kelamin, bahasa
dan agama.

4. Deklarasi Universal Hak-hak asasi Manusia.


Universal declaration of human rights( selanjutnya disebut deklarasi HAM) merupakan
pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia. Deklarasi tersebut memberikan pengakuan hak-hak
dasar manusia. Di dalamnya, dijelaskan bahwa pengakuan atas hak-hak dasar manusia menjadi
dasar dari kemerdekaan, keadilan, dan perdamaian dunia. Lebih lanjut, dijabarkan bahwa hak-hak
asasi manusia perlu dilindungi oleh hukum guna menciptakan kebebasan untuk berbicara,
beragama, kebebasab dari ketakutan, dan kekurangan bagi umat manusia.
Majelis umum PBB mengadopsi deklarasi universal HAM sebagai standar umum bagi keberhasilan
untuk semua bangsa dan negara. Meskipun dokumen aslinya tidak ditujukan untuk memiliki
konsekuensi hukum, deklarasi universal HAM memiliki pengaruh kuat baik secara langsung
maupun tidak langsung kepada hukum yang mengatur hak-hak asasi manusia secara umum.
Majelis umum PBB mengadopsi deklarasi universal HAM ini pada 10 Desember 1948. meskipun
deklarasi universal HAM ini memiliki arti sangat penting, namun dari segi hukum, tidak memiliki
daya ikat. Ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam deklarasi universal HAM ini dianggap
mempuyai nilai sebagai hukum kebiasaan internasional (customary international law). Sekretaris
jenderal PBB, pada 1967 menyatakan bahwa deklarasi ini telah diadopsi kedalam konstitusi tertulis
di 43 negara.
13
James W. Nickel, Hak Asasi Manusia; Refleksi Filosofis atas Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, terj. Titis Eddy
Arini (Jakarta: PT. Gramedia Utama, 1996), hlm. 6.
Prinsip-prinsip dalam deklarasi HAM antara lain:
1. pengakuan terhadap martabat dasar (inherent dignity) dan hak-hak yang sama dan sejajar
( equal and inalienable rights) sebagai dasar dari kemerdekaan, keadilan dan perdamaian
dunia.
2. membangun hubungan yang baik antar bangsa.
3. Perlindungan ham dengan rule of law.
4. Persamaan antara laki-laki dan perempuan
5. kerjasama antara negara dengan PBB untuk mencapai pengakuan universal terhadap HAM
dan kebebasan dasar.
Deklarasi Universal HAM ini terdiri dari 30 Pasal yang mengatur mengenai hak-hak asasi
yang dimiliki oleh setiap manusia tanpa kecuali. Selain itu ditentukan juga larangan-larangan demi
menjamin perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia, berikut penjabaran mengenai deklarasi
HAM:
Pasal 1
Semua manusia dilahirkan bebas dan sama dalam martabat dan hak. Mereka diberkahi dengan akal
dan hati nurani, dan harus bertindak terhadap satu sama lain dalam semangat persaudaraan.
Pasal 2
Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan yang ditetapkan dalam Deklarasi ini, tanpa
perbedaan apa pun, seperti ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau pendapat
lain, asal kebangsaan atau sosial, harta benda, kelahiran atau status lainnya.
Lebih lanjut, tidak ada perbedaan yang dibuat berdasarkan status politik, yurisdiksi, atau
internasional dari negara atau wilayah di mana seseorang berasal, apakah itu merdeka, perwalian,
tidak berpemerintahan sendiri, atau di bawah batasan kedaulatan lainnya.
Pasal 3
Setiap orang berhak atas kehidupan, kebebasan, dan keamanan pribadi.
Pasal 4
Tidak ada yang boleh ditahan dalam perbudakan; perbudakan dan perdagangan budak dilarang
dalam segala bentuk.
Pasal 5
Tidak seorang pun dapat disiksa atau diperlakukan atau dihukum dengan kejam, tidak manusiawi,
atau merendahkan martabat.
Pasal 6
Setiap orang memiliki hak untuk diakui di mana pun sebagai pribadi di hadapan hukum.
Pasal 7
Semua orang sama di hadapan hukum dan berhak atas perlindungan hukum yang sama tanpa
diskriminasi apa pun. Semua berhak atas perlindungan yang sama dari diskriminasi apa pun yang
melanggar Deklarasi ini, dan terhadap segala hasutan untuk melakukan diskriminasi tersebut.
Pasal 8
Setiap orang berhak atas pemulihan yang efektif oleh pengadilan nasional yang kompeten atas
tindakan yang melanggar hak-hak dasar yang diberikan kepadanya oleh konstitusi atau hukum.
Pasal 9
Tidak seorang pun dapat ditangkap, ditahan, atau diasingkan secara sewenang-wenang.
Pasal 10
Setiap orang berhak atas kesetaraan penuh atas sidang yang adil dan terbuka oleh pengadilan yang
independen dan tidak memihak, dalam menentukan hak dan kewajibannya serta tuntutan pidana apa
pun terhadapnya.
Pasal 11
(1) Setiap orang yang dituduh melakukan tindak pidana berhak dianggap tidak bersalah sampai
kesalahannya dibuktikan menurut undang-undang dalam sidang umum, di mana ia memperoleh
semua jaminan yang diperlukan untuk pembelaannya.
(2) Tidak seorang pun dapat dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana karena perbuatan atau
kelalaian yang bukan merupakan tindak pidana, menurut hukum nasional atau internasional, pada
saat perbuatan itu dilakukan. Juga tidak akan dijatuhkan hukuman yang lebih berat daripada yang
diterapkan pada saat pelanggaran pidana dilakukan.
Pasal 12
Tidak seorang pun boleh mengalami gangguan sewenang-wenang terhadap privasinya, keluarga,
rumah, atau korespondensinya, atau serangan terhadap kehormatan dan reputasinya. Setiap orang
berhak atas perlindungan hukum dari gangguan atau serangan semacam itu.
Pasal 13
(1) Setiap orang berhak atas kebebasan bergerak dan bertempat tinggal dalam batas-batas negara
masing-masing.
(2) Setiap orang berhak untuk meninggalkan negaranya, termasuk negaranya sendiri, dan untuk
kembali ke negaranya.
Pasal 14
(1) Setiap orang berhak mencari dan menikmati suaka di negara lain dari penganiayaan.
(2) Hak ini tidak dapat digunakan dalam kasus penuntutan yang benar-benar timbul dari kejahatan
non-politik, atau dari tindakan yang bertentangan dengan tujuan dan prinsip Perserikatan Bangsa-
Bangsa.
Pasal 15
(1) Setiap orang berhak atas kewarganegaraan.
(2) Tidak seorang pun boleh secara sewenang-wenang dirampas kewarganegaraannya atau ditolak
hak untuk mengubah kewarganegaraannya.
Pasal 16
(1) Laki-laki dan perempuan yang sudah dewasa, tanpa batasan apa pun karena ras, kebangsaan,
atau agama, berhak menikah dan berkeluarga. Mereka berhak atas hak yang sama untuk
perkawinan, selama perkawinan dan saat perceraian.
(2) Pernikahan hanya boleh dilakukan dengan persetujuan bebas dan penuh dari calon pasangan.
(3) Keluarga adalah kesatuan kelompok masyarakat yang alami dan fundamental, dan berhak atas
perlindungan masyarakat dan Negara.
Pasal 17
(1) Setiap orang berhak untuk memiliki harta sendiri maupun untuk bergaul dengan orang lain.
(2) Tidak seorang pun dapat dirampas harta bendanya secara sewenang-wenang.
Pasal 18
Setiap orang berhak atas kebebasan berpikir, hati nurani, dan beragama; hak ini termasuk kebebasan
untuk mengubah agama atau keyakinannya, dan kebebasan, baik sendiri atau dalam komunitas
bersama orang lain dan di depan umum atau pribadi, untuk mewujudkan agama atau keyakinannya
dalam pengajaran, praktik, ibadah, dan ketaatan.
Pasal 19
Setiap orang berhak atas kebebasan berpendapat dan berekspresi; hak ini termasuk kebebasan untuk
berpendapat tanpa campur tangan, dan untuk mencari, menerima, dan menyebarkan informasi dan
gagasan melalui media apa pun dan tanpa memandang batas negara.
Pasal 20
(1) Setiap orang berhak atas kebebasan berkumpul dan berserikat secara damai.
(2) Tidak seorang pun boleh dipaksa menjadi anggota suatu perkumpulan.
Pasal 21
(1) Setiap orang berhak untuk mengambil bagian dalam pemerintahan negaranya, secara langsung
atau melalui perwakilan yang dipilih secara bebas.
(2) Setiap orang berhak atas akses yang sama ke layanan publik di negaranya.
(3) Kehendak rakyat menjadi dasar kewenangan pemerintahan; kehendak ini harus dinyatakan
dalam pemilu berkala dan murni, yang harus dengan hak pilih yang universal dan setara, dan akan
diadakan dengan pemungutan suara rahasia atau dengan prosedur pemungutan suara bebas yang
setara.
Pasal 22
Setiap orang, sebagai anggota masyarakat, memiliki hak atas jaminan sosial dan berhak atas
realisasi, melalui upaya nasional dan kerja sama internasional, dan sesuai dengan organisasi dan
sumber daya masing-masing Negara, dari hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya, yang sangat
diperlukan untuk martabatnya dan perkembangan kepribadiannya yang bebas.
Pasal 23
(1) Setiap orang berhak untuk bekerja, atas pilihan pekerjaan yang bebas, atas kondisi kerja yang
adil dan menguntungkan, dan perlindungan dari pengangguran.
(2) Setiap orang, tanpa diskriminasi apa pun, berhak atas upah yang sama untuk pekerjaan yang
sama.
(3) Setiap orang yang bekerja berhak atas upah yang adil dan menguntungkan, yang memastikan
bagi dirinya dan keluarganya keberadaan yang sesuai dengan martabat manusia, dan jika perlu
ditambah dengan perlindungan sosial lainnya.
(4) Setiap orang berhak membentuk dan bergabung dengan serikat pekerja untuk melindungi
kepentingannya.
Pasal 24
Setiap orang berhak untuk beristirahat dan bersenang-senang, termasuk pembatasan jam kerja yang
wajar dan liburan berkala dengan bayaran.
Pasal 25
(1) Setiap orang berhak atas taraf hidup yang layak untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan
keluarganya, termasuk makanan, sandang, perumahan, dan perawatan medis, serta layanan sosial
yang diperlukan, dan hak atas keamanan dalam hal pengangguran, sakit, cacat, janda, usia tua, atau
kurangnya mata pencaharian dalam keadaan di luar kendalinya.
(2) Ibu dan anak berhak atas perawatan dan bantuan khusus. Semua anak, baik yang lahir di dalam
maupun di luar nikah, akan menikmati perlindungan sosial yang sama.
Pasal 26
(1) Setiap orang berhak atas pendidikan. Pendidikan harus gratis, setidaknya di tingkat dasar.
Pendidikan dasar harus diwajibkan. Pendidikan teknis dan profesional harus tersedia secara umum,
dan pendidikan tinggi harus sama-sama dapat diakses oleh semua orang berdasarkan prestasi.
(2) Pendidikan diarahkan untuk pengembangan kepribadian manusia secara utuh, dan penguatan
penghormatan terhadap hak asasi manusia dan kebebasan dasar. Ini akan meningkatkan
pemahaman, toleransi, dan persahabatan di antara semua bangsa, kelompok ras, atau agama, dan
akan memajukan kegiatan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pemeliharaan perdamaian.
(3) Orang tua memiliki hak sebelumnya untuk memilih jenis pendidikan yang akan diberikan
kepada anaknya.
Pasal 27
(1) Setiap orang berhak secara bebas untuk berperan serta dalam kehidupan budaya masyarakat,
menikmati kesenian, dan ikut serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan manfaatnya.
(2) Setiap orang berhak atas perlindungan kepentingan moral dan material yang dihasilkan dari
produksi ilmiah, sastra, atau artistik yang mana dia adalah penulisnya.
Pasal 28
Setiap orang berhak atas tatanan sosial dan internasional di mana hak dan kebebasan yang diatur
dalam Deklarasi ini dapat direalisasikan sepenuhnya.
Pasal 29
(1) Setiap orang memiliki kewajiban terhadap komunitas di mana kepribadiannya dapat
berkembang secara bebas dan penuh.
(2) Dalam melaksanakan hak dan kebebasannya, setiap orang harus tunduk hanya pada batasan-
batasan yang ditentukan oleh hukum, semata-mata untuk tujuan menjamin pengakuan dan
penghormatan terhadap hak dan kebebasan orang lain, dan untuk memenuhi persyaratan moralitas
yang adil, ketertiban umum, dan kesejahteraan umum dalam masyarakat demokratis.
(3) Hak dan kebebasan ini dalam hal apa pun tidak dapat dilaksanakan bertentangan dengan tujuan
dan prinsip Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Pasal 30
Tidak ada dalam Deklarasi ini yang dapat diartikan sebagai hak apa pun bagi Negara, kelompok,
atau orang untuk terlibat dalam aktivitas apa pun atau untuk melakukan tindakan apa pun, yang
ditujukan untuk menghancurkan hak dan kebebasan apa pun yang ditetapkan di sini.14
3. perang Dunia I dan II.
a. Perang Dunia I.
Perang Dunia I (PDI) adalah perang global yang berpusat di Eropa yang dimulai pada 28
Juli 1914 -11 November 1918. Perang ini sering disebut Perang Dunia atau Perang Besar terjadi
sampai awal Perang Dunia II pada tahun 1939, dan Perang Dunia Pertama atau Perang Dunia I
setelah itu. Perang ini melibatkan semua kekuatan besar dunia, yang dibagi menjadi dua aliansi
bertentangan, yaitu Sekutu (berdasarkan Entente Tiga yang terdiri dari Inggris, Perancis, dan Rusia)
dan Kekuatan Sentral (terpusat pada Aliansi Tiga yang terdiri dari Jerman, Austria-Hongaria, dan
Italia, tapi ketika Austria-Hungaria menyerang ketika sedang aliansi pertahanan, Italia tidak ikut
berperang).
Kedua aliansi ini melakukan reorganisasi (Italia berada di Sekutu) dan memperluas diri
ketika banyak negara yang berpartisipasi dalam perang. Lebih dari 70 juta tentara militer, termasuk
60 juta orang Eropa, dimobilisasi di salah satu perang terbesar dalam sejarah. Lebih dari 9 juta
tentara jatuh, terutama disebabkan oleh kemajuan teknologi yang meningkatkan tingkat mematikan

14
Jurnal Hukum Internasional, Volume Nomor 1 Oktober 2006. Hlm.134-135.
senjata tanpa mempertimbangkan peningkatan perlindungan atau mobilitas. Perang Dunia I adalah
konflik paling mematikan keenam dalam sejarah dunia, sehingga membuka jalan untuk berbagai
perubahan politik seperti revolusi di beberapa negara yang terlibat. Penyebab perang jangka
panjang meliputi kebijakan luar negeri imperialis kekuatan besar Eropa, termasuk Kekaisaran
Jerman, Kekaisaran Austro-Hungaria, Kekaisaran Ottoman, Kekaisaran Rusia, Kerajaan Inggris,
Republik Perancis, dan Italia. Membunuh 28 Juni 1914 terhadap Archduke Franz Ferdinand dari
Austria, pewaris tahta Austria-Hungaria, oleh seorang nasionalis Yugoslavia di Sarajevo, Bosnia
dan Herzegovina adalah pencetus perang ini. Pembunuhan menyebabkan ultimatum Habsburg
terhadap Kerajaan Serbia. Beberapa aliansi terbentuk selama dekade sebelumnya terguncang,
sehingga dalam hitungan minggu semua negara besar yang terlibat dalam perang; melalui koloni
mereka, konflik segera menyebar di seluruh dunia.
Konflik dibuka dengan invasi Serbia oleh Austria-Hungaria, diikuti oleh invasi Jerman
Belgia, Luksemburg, dan Perancis; dan menyerang Rusia ke Jerman. Setelah pawai Jerman di Paris
tersendat, Front Barat melakukan pertempuran statis gesekan dengan garis parit yang mengubah
sedikit suasana sampai tahun 1917.
Di Timur, tentara Rusia berhasil mengalahkan Kekaisaran Ottoman, tetapi dipaksa untuk
mundur dari Prusia Timur dan Polandia oleh tentara Jerman. Front lainnya dibuka setelah
Kekaisaran Ottoman untuk berpartisipasi dalam perang tahun 1914, Italia dan Bulgaria pada tahun
1915 dan Rumania pada tahun 1916. Kekaisaran Rusia runtuh Maret 1917, dan Rusia menarik diri
dari perang setelah Revolusi Oktober tahun itu. Setelah serangan Jerman di sepanjang front barat
pada tahun 1918, Sekutu memaksa Jerman mundur dalam serangkaian serangan yang sukses dan
pasukan AS mulai memasuki parit. Jerman, yang merupakan masalah dengan revolusi pada saat itu,
sepakat untuk gencatan senjata pada November 11, 1918 dikenal sebagai Hari Gencatan Senjata.
Perang berakhir dengan kemenangan Sekutu.
Pada abad ke-19, kekuatan besar di Eropa berusaha untuk menjaga keseimbangan kekuatan
di seluruh Eropa, sehingga pada tahun 1900 memunculkan jaringan aliansi politik dan militer yang
kompleks di benua ini. Dimulai pada tahun 1815 dengan Aliansi Suci antara Prusia, Rusia, dan
Austria. Kemudian, pada bulan Oktober 1873, Kanselir Jerman Otto von Bismarck menegosiasikan
Dreikaiserbund (Jerman: Dreikaiserbund) antara monarki Austria-Hungaria, Rusia, dan Jerman.
Perjanjian ini gagal karena Austria-Hungaria dan Rusia tidak bisa setuju pada kebijakan Balkan,
meninggalkan Jerman dan Austria-Hungaria dalam aliansi yang dibentuk pada tahun 1879 yang
disebut Aliansi Dua. Hal ini dipandang sebagai metode melawan pengaruh Rusia di Balkan ketika
Kekaisaran Ottoman terus melemah. Pada tahun 1882, aliansi ini meluas ke Italia dan menjadi
Triple Alliance. Setelah tahun 1870, konflik Eropa terhindar melalui perjanjian jaringan yang
direncanakan dengan hati-hati antara Kekaisaran Jerman dan seluruh Eropa, yang dirancang oleh
Bismarck. Dia berusaha untuk menahan Rusia untuk tetap di sisi Jerman untuk menghindari perang
dua-depan dengan Perancis dan Rusia. etika Wilhelm II naik tahta sebagai Kaisar Jerman (Kaiser),
Bismarck dipaksa untuk pensiun dan sistem aliansi yang perlahan-lahan dihapus. Misalnya, Kaiser
menolak untuk memperbaharui Rückversicherungsvertrag dengan Rusia pada tahun 1890. Dua
tahun kemudian, Aliansi Franco-Rusia ditandatangani untuk melawan kekuatan Triple Alliance.
Pada tahun 1904, Inggris menandatangani serangkaian perjanjian dengan Perancis, Entente
Cordiale, dan pada tahun 1907, Inggris dan Rusia menandatangani Konvensi Anglo-Rusia.
Meskipun perjanjian ini secara resmi tidak bergaul Inggris dengan Perancis atau Rusia, mereka
memungkinkan Inggris memasuki konflik yang akan melibatkan Perancis dan Rusia, dan sistem
penguncian perjanjian bilateral yang kemudian dikenal sebagai Triple Entente. Kekuatan industri
dan ekonomi Jerman tumbuh pesat setelah penyatuan dan pembentukan Kekaisaran pada tahun
1871. Sejak pertengahan 1890-an dan seterusnya-, pemerintah Wilhelm II memakai basis industri
ini untuk mengambil keuntungan dari sumber daya ekonomi dalam jumlah besar untuk membangun
Kaiserliche Kelautan (Imperial Angkatan Laut Jerman), yang didirikan oleh Laksamana Alfred von
Tirpitz, untuk menyaingi Inggris Royal Navy untuk dunia supremasi laut. Akibatnya, setiap negara
berusaha untuk mengalahkan negara-negara lain dalam hal kapal modal. Dengan peluncuran HMS
Dreadnought tahun 1906, Kerajaan Inggris memperluas keunggulannya terhadap pesaingnya,
Jerman. Perlombaan senjata antara Inggris dan Jerman akhirnya meluas ke seluruh Eropa, dengan
semua kekuatan-kekuatan besar memanfaatkan basis industri mereka untuk memproduksi peralatan
dan senjata yang diperlukan untuk konflik pan-Eropa. Antara 1908 dan 1913, belanja militer dari
kekuatan Eropa meningkat sebesar 50 %.
b. Perang dunia II.
Perang Dunia II atau Perang Dunia Kedua (biasa disingkat menjadi PDII atau PD2) adalah
sebuah perang global yang berlangsung mulai tahun 1939 sampai 1945. Perang ini melibatkan
banyak sekali negara di dunia —termasuk semua kekuatan besar—yang pada akhirnya membentuk
dua aliansi militer yang saling bertentangan: Sekutu dan Poros. Perang ini merupakan perang terluas
dalam sejarah yang melibatkan lebih dari 100 juta orang di berbagai pasukan militer. Dalam
keadaan "perang total", negara-negara besar memaksimalkan seluruh kemampuan ekonomi,
industri, dan ilmiahnya untuk keperluan perang, sehingga menghapus perbedaan antara sumber
daya sipil dan militer. Ditandai oleh sejumlah peristiwa penting yang melibatkan kematian massal
warga sipil, termasuk Holocaust dan pemakaian senjata nuklir dalam peperangan, perang ini
memakan korban jiwa sebanyak 50 juta sampai 70 juta jiwa. Jumlah kematian ini menjadikan
Perang Dunia II konflik paling mematikan sepanjang sejarah umat manusia.
Kekaisaran Jepang berusaha mendominasi Asia Timur dan sudah memulai perang dengan
Republik Tiongkok pada tahun 1937, tetapi perang dunia secara umum pecah pada tanggal 1
September 1939 dengan invasi ke Polandia oleh Jerman yang diikuti serangkaian pernyataan perang
terhadap Jerman oleh Prancis dan Britania. Sejak akhir 1939 hingga awal 1941, dalam serangkaian
kampanye dan perjanjian, Jerman membentuk aliansi Poros bersama Italia, menguasai atau
menaklukkan sebagian besar benua Eropa. Setelah Pakta Molotov–Ribbentrop, Jerman dan Uni
Soviet berpisah dan menganeksasi wilayah negara-negara tetangganya sendiri di Eropa, termasuk
Polandia. Britania Raya, dengan imperium dan Persemakmurannya, menjadi satu-satunya kekuatan
besar Sekutu yang terus berperang melawan blok Poros, dengan mengadakan pertempuran di Afrika
Utara dan Pertempuran Atlantik. Bulan Juni 1941, Poros Eropa melancarkan invasi terhadap Uni
Soviet yang menandakan terbukanya teater perang darat terbesar sepanjang sejarah, yang
melibatkan sebagian besar pasukan militer Poros sampai akhir perang. Pada bulan Desember 1941,
Jepang bergabung dengan blok Poros, menyerang Amerika Serikat dan teritori Eropa di Samudra
Pasifik, dan dengan cepat menguasai sebagian besar Pasifik Barat.
Serbuan Poros berhenti pada tahun 1942, setelah Jepang kalah dalam berbagai pertempuran
laut dan tentara Poros Eropa dikalahkan di Afrika Utara dan Stalingrad. Pada tahun 1943, melalui
serangkaian kekalahan Jerman di Eropa Timur, invasi Sekutu ke Italia, dan kemenangan Amerika
Serikat di Pasifik, Poros kehilangan inisiatif mereka dan mundur secara strategis di semua front.
Tahun 1944, Sekutu Barat menyerbu Prancis, sementara Uni Soviet merebut kembali semua teritori
yang pernah dicaplok dan menyerbu Jerman beserta sekutunya. Perang di Eropa berakhir dengan
pendudukan Berlin oleh tentara Soviet dan Polandia dan penyerahan tanpa syarat Jerman pada
tanggal 8 Mei 1945. Sepanjang 1944 dan 1945, Amerika Serikat mengalahkan Angkatan Laut
Jepang dan menduduki beberapa pulau di Pasifik Barat, menjatuhkan bom atom di negara itu
menjelang invasi ke Kepulauan Jepang. Uni Soviet kemudian mengikuti melalui negosiasi dengan
menyatakan perang terhadap Jepang dan menyerbu Manchuria. Kekaisaran Jepang menyerah pada
tanggal 15 Agustus 1945, sehingga mengakhiri perang di Asia dan memperkuat kemenangan total
Sekutu atas Poros.
Perang Dunia II mengubah haluan politik dan struktur sosial dunia. Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) didirikan untuk memperkuat kerja sama internasional dan mencegah konflik-konflik
yang akan datang. Para kekuatan besar yang merupakan pemenang perang—Amerika Serikat, Uni
Soviet, Tiongkok, Britania Raya, dan Prancis—menjadi anggota tetap Dewan Keamanan
Perserikatan Bangsa-Bangsa.15 Uni Soviet dan Amerika Serikat muncul sebagai kekuatan super
yang saling bersaing dan mendirikan panggung Perang Dunia yang kelak bertahan selama 46 tahun
selanjutnya. Sementara itu, pengaruh kekuatan-kekuatan besar Eropa mulai melemah, dan
dekolonisasi Asia dan Afrika dimulai. Kebanyakan negara yang industrinya terkena dampak buruk

15
 The UN Security Council, diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-06-20, diakses tanggal 15 May 2021
mulai menjalani pemulihan ekonomi. Integrasi politik, khususnya di Eropa, muncul sebagai upaya
untuk menstabilkan hubungan pascaperang.
BAB III
PENUTUP.
A. Kesimpulan
Hak Asasi Manusia yang lebih dikenal dengan akronim HAM merupakan hak yang
mutlak dimiliki oleh setiap manusia di muka bumi ini sejak ia masih di dalam kandungan
ibunya sampai ia meninggal. Hak asasi ini meliputi hak-hak dasar kebutuhan manusia
normal pada umumnya. Misalkan saja hak untuk hidup, hak memeluk agama dan
menjalankan ibadah sesuai kepercayaannya, hak untuk memperoleh pendidikan serta hak-
hak dasar lain yang dibutuhkan oleh manusia. Penghormatan terhadap hak hidup manusia itu
mutlak hukumnya, siapapun orangnya, apapun jabatan dan profesinya.. Tuntutan kepada
seseorang (manusia) untuk menjaga hak hidup manusia lainnya adalah misi suci yang sudah
digariskan agama maupun Kovenan-kovenan Internasional yang mengatur hak asasi
manusia. Menjaga hak hidup manusia lain bukan hanya memelihara atau melindungi
kemaslahatan diri seseorang itu, tapi juga melindungi kemaslahatan berdimensi makro, atau
kemaslahatan banyak aspek dalam kehidupan manusia.
Prasasti Hamurabi Prasasti tersebut menyatakan dengan terperinci kejahatan-
kejahatan beserta hukumnya masing-masing. Misalnya seseorang yang gagal memperbaiki
bendungan diharuskan membantu tetangganya yang terkena musibah kebanjiran, seorang
biarawati akan dibakar hidup-hidup bila diketahui memasuki penginapan tanpa izin, seorang
janda berhak mendapoatkan warisan sejumlah yang diterima anak lelakinya, dan seorang
dokter bedah akan kehilangan sebelah tangannya bila pasiennya meninggal saat dalam
penangnannya. Piagam Madinah Isi penting dari prinsip Piagam Madinah adalah
membentuk suatu masyarakat yang harmonis, mengatur sebuah umat dan menegakkan
pemerintahan atas dasar persamaan hak. Bill or Right keluarnya Bill of Rights pada tahun
1628 yang berisi penegasan tentang pembatasan kekuasaan raja dan dihilangkannya hak raja
untuk melaksanakan kekuasaan terhadap siapa pun, atau untuk menenjarakan, menyiksa,
dan mengirimkan tentara kepada siapa pun tanpa dasar hukum , Deklarasi HAM PBB
Deklarasi Universal HAM ini terdiri dari 30 Pasal yang mengatur mengenai hak-hak asasi
yang dimiliki oleh setiap manusia tanpa kecuali. Perang Dunia I dan II terlalu banyak
kekejaman yang dilakukan oleh penguasa kepada rakyatnya sehingga hak-hak manusia telah
dilanggar.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Warson Munawir,al-Munawir,(Surabaya : Pustaka Progressif),.


https://republika.co.id/berita/qbbynj320/penghormatan-alquran-terhadap-hak-asasi-hidup-
manusia
Nurul Awaludin, the Golden History: keajaiban sejarah Bangsa-bangsa yang
menggemparkan Dunia.(Yogyakarta: Elmatera, 2017).
Dr. Teuku Saiful bahri Johan, Perkembangan Ilmu Negara dalam peradaban Globalisasi
Dunia.(Jogyakarta: Deepublish, 2013).Hlm.126.
Imam Amrusi Jailani al-Daulah 274 Vol. 6. No. 2. Oktober 2016
J.Suyuthi Pulungan, Fiqh Siyasah Ajaran Sejarah dan Pemikiran, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 1994, hlm. 79
J.Suyuthi Pulungan, Prinsip-Prinsip Pemerintahan dalam Piagam Madinah Ditinjau dari
Pandangan Al-Qur’an, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994.
Salim Ali al-Bahnasawi, Al-Syari’ah al-Muftara Alaiha, Wawasan Sistem Politik Islam.
Terjemah Mustolah Maufur, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 1995.
J. Suyuthi Pulungan, Prinsip-Prinsip, hlm.119-120.
Nurcholis Madjid, “Hak Asasi Manusia dalam Tinjauan Semangat Keagamaan” dalam jurnal
Islamika No. 6 (Jakarta: 1995).
Arfa, Teori Hukum, hlm. 3. Jurnal Hukum Responsif FH UNPAB Halaman | 26 VOL. 7 NO.
7. MARET 2020 [ISSN. 2443-146X]
Effendi, Dimensi dan Dinamika,
James W. Nickel, Hak Asasi Manusia; Refleksi Filosofis atas Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia, terj. Titis Eddy Arini (Jakarta: PT. Gramedia Utama, 1996).
Jurnal Hukum Internasional, Volume Nomor 1 Oktober 2006.
The UN Security Council, diarsipkan dari versi asli  tanggal 2012-06-20, diakses tanggal 15
May 2021

Anda mungkin juga menyukai