Anda di halaman 1dari 62

Teknik Manufaktur,3

Ms:2248, MK, Wajib 2 sks


Materi Kuliah : Toto Triantoro
Parameter proses pengelasan dan efek terhadap
daerah lasan
Masukan panas, tegangan, kecepatan pengelasan,
posisi pengelasan, jenis elektroda, persiapan sebelum
pengelasan, rancangan sambungan.

Capaiannya:
Mengerti jenis parameter yang terlibat di dalam berbagai jenis
proses pengelasan (las gas, busur listrik, tahanan listrik).
Mengerti penggunaan parameter proses pengelasan dikaitkan
dengan jenis material yang dilas. Mengerti pengaruh pemilihan
parameter pengelasan terhadap kemungkinan terjadinya cacat di
daerah lasan.
Trians65 1
Manufacturing, 3
Parameter Pengelasan
Mutu dari hasil pengelasan disamping tergantung dari pengerjaan
lasnya sendiri juga sangat tergantung dari persiapannya sebelum
pelaksanaan pengelasan. Karena itu persiapan pengelasan harus
mendapatkan perhatian dan pengawasan yang sama dengan
pelaksanaan pengelasan. Persiapan umum dalam pengelasan
meliputi penyediaan bahan, pemilihan mesin las, penunjukan juru
las, penentuan alat perakit dan beberapa hal lainnya lagi.

Hal yang terpenting penentuan parameter pengelasan :


1. Tegangan dan arus pengelasan.
2. Kecepatan pengelasan.
3. Polaritas penggunaan listrik.
4. Posisi dan bentuk sambungan pengelasan.
5. Penggunaan elektroda.

Trians65
Manufacturing, 3 2
Arus Pengelasan

Arus pengelasan adalah besarnya aliran atau arus


listrik yang keluar dari mesin las. Besar kecilnya arus
pengelasan dapat diatur dengan alat yang ada pada
mesin las. Arus las harus disesuaikan dengan jenis
bahan dan diameter elektroda yang di gunakan dalam
pengelasan.

Penggunaan arus yang terlalu kecil akan


mengakibatkan penembusan atau penetrasi las yang
rendah, sedangkan arus yang terlalu besar akan
mengakibatkan terbentuknya manik las yang terlalu
lebar dan deformasi dalam pengelasan.

Trians65
Manufacturing, 3 3
Arus Pengelasan
Arus pengelasan akan berpengaruh langsung pada penetrasi
logam las, bentuk manik las, lebar HAZ dan dilusi. Arus las makin
besar dapat memperdalam penetrasi logam las dan juga
memperlebar HAZ, demikian sebaliknya. Pemakaian arus las
makin tinggi juga dapat memperlebar manik las.

Gambar. Pengaruh Arus Pengelasan terhadap penetrasi dan Lebar HAZ

Arus las juga mempengaruhi dilusi atau pencampuran. Semakin besar arus
las maka semakin besar juga dilusi yang artinya makin banyak bagian logam
induk yang mencair.
Trians65
Manufacturing, 3 4
Arus Pengelasan
Besarnya arus las ditentukan oleh diameter elektroda, jenis logam
induk ketebalannya. Diameter elektroda mempengaruhi
pengaturan besar kecilnya arus pengelasan. Makin besar diameter
elektroda yang dipakai maka semakin tinggi arus las yang
diperlukan.
Secara logika, untuk mencairkan kawat las berdiameter lebih
besar akan membutuhkan panas lebih tinggi. sebanding dengan
arus las. Oleh karena itu benarlah bahwa pemakaian kawat las
berdiameter besar membutuhkan arus las yang juga besar.

Gambar. Pengaruh ukuran


elektroda terhadap pengaturan
arus las
Trians65
Manufacturing, 3 5
Arus Pengelasan
Pengaturan arus las ditentukan juga oleh jenis logam induk. Yang
dimaksud jenis logam induk disini adalah logam induk dengan sifat
konduktifitas panas berbeda-beda. Konduktifitas panas material
memiliki arti besar kecilnya panas yang mengalir melalui material
itu. Konduktifitas panas tinggi berarti panas yang mengalir besar
atau panas dengan cepat terbuang kelingkungan sekitar, dan
sebaliknya. Logam dengan konduktivitas panas tinggi memerlukan
panas pengelasan yang juga tinggi untuk mencairkannya. Panas
yang tinggi diperoleh dengan mengatur arus las yang tinggi.

Pelat logam dengan ketebalan yang tipis jika menerima panas maka
panas tersebut akan terbuang dengan waktu yang lama. Berbeda
dengan pelat tebal, panas akan lebih cepat mengalir sehingga pelat
lebih cepat “dingin”. Dengan kondisi demikian, pelat logam yang tebal
memerlukan panas pengelasan atau masukan panas lebih tinggi
dibandingkan plat tipis.
Trians65
Manufacturing, 3 6
Gambar Las Busur Listrik

Gbr :las Busur Listrik terbungkus (a), Gbr : Pemindahan Logam Cair (b)

Trian's 7
Manufacturing, 3
Pemindahan Sembur pada Las MIG

Trians65 8
Manufacturing, 3
Tegangan Pengelasan
Berbanding lurus dengan tinggi busur. Yang dimaksud
dengan tinggi busur disini adalah jarak antara ujung
elektroda dengan permukaan logam induk yang dilas.
Hubungan antara tegangan las dan tinggi busur dapat
dipelajari melalui kurva karakteristik busur listrik dibawah
ini. Dari kurva itu, tinggi busur yang normal di tunjukan oleh
garis kurva yang berada ditengah.
Garis kurva diatasnya berarti tinggi busur lebih tinggi dari
tinggi busur normal. Jika saja pada saat pengelasan terjadi
kenaikan tinggi busur maka pada saat itu juga tegangan las
merangkak naik dan arus las turun. Kenaikan tegangan
akan terus berlanjut jika tinggi busur makin besar dan pada
akhirnya mungkin saja busur listrik tidak lagi ada alias mati.
Walaupun ada korelasi antara arus dan tegangan, tetapi
tegangan las ini tidak berpengaruh secara langsung pada
penetrasi logam las.
Trians65
Manufacturing, 3 9
Tegangan Pengelasan

Gambar. Kurva karakteristik mesin las dan busur listrik

Trians65 1
Manufacturing, 3 0
Las Busur Hubungan Singkat

Trians65 11
Manufacturing,3
Tegangan dan Arus Pengelasan
 Energi listrik pada las busur nyala listrik diukur dalam
tegangan (volt) dan arus (amper)
 Tegangan pengelasan di tentukan oleh panjangnya busur
nyala listrik
 Panjang busur nyala listrik bergantung pada ukuran dan
jenis elektroda yang digunakan.
 Panjang busur nyala listrik yang baik kurang lebih
setengah dari diameter elaktroda.
 Stabilitas busur nyala listrik dapat dirasakan dari suara
pengelasan yang stabil.
 Arus listrik merupakan energi istrik yang lebih praktis
untuk diukur dalam pelaksanaan pengelasan busur nyala
listrik.
 Besar kecilnya arus yang digunakan tergantung dari
bahan benda kerja, ukuran ketebalan benda kerja, bentuk
kampuh sambungan, posisi pengelasan, jenis elektroda
dan diameter elektroda. 1
Trians65
Manufacturing, 3 2
Kecepatan Pengelasan

Kecepatann pengelasan adalah laju dari elektroda pada


waktu proses pengelasan. Kecepatan maksimum mengelas
sangat bergantung pada ketrampilan juru las (welder),
posisi, jenis elektroda dan bentuk sambungan.

Biasanya, kalau kecepatan pengelasan terlalu cepat,


logam lasan menjadi dingin terlalu cepat, menyebabkan
bentuk deposit las menjadi kecil dengan puncak yang
runcing. Sebaliknya, jika kecepatan perjalanan terlalu
lambat, deposit las bertumpuk-tumpuk menjadi terlalu
tinggi dan lebar. Kecepatan yang sesuai adalah bila
menghasilkan deposit las baik, dengan tinggi maksimal
sama dengan diameter elektoda dan lebar tiga kali
diameter elektroda.

Trians65 1
Manufacturing, 3 3
Kecepatan Pengelasan

Trians65 1
Manufacturing, 3 4
Kecepatan Pengelasan
Makin tinggi kecepatan pengelasan biasanya dipengaruhi oleh
tingginya arus pengelasan. Untuk mencairkan ujung elektroda
/ kawat las diperlukan energi panas yang cukup. Dengan
kebutuhan energi yang cukup ini, pengelasan dapat
berlangsung dengan normal. Apabila energi yang diberikan
lebih dari cukup misalnya saja dengan memberikan arus las
lebih tinggi, maka proses pencairan ujung elektroda (istilahnya
; feeding rate) berlangsung lebih cepat.
Kecepatan pencairan elektroda yang tidak diimbangi dengan
kecepatan pengelasan mungkin saja menyebabkan
penumpukan cairan logam las dipermukaan logam induk.
Untuk menghasilkan manik las yang normal dalam arti “ face
reinforcement” tidak terlampau tinggi, maka tentu saja
kecepatan pencairan ujung elektroda harus diimbangi dengan
kecepatan pengelasan. Dengan demikian benar saja bahwa
tingginya arus pengelasan sangat mempengaruhi kecepatan
pengelasan.
Trians65 1
Manufacturing, 3 5
Kecepatan Pengelasan

Bentuk manik las dan penetrasi logam las juga


dipengaruhi oleh kecepatan pengelasan
Dari penjelasan diatas, arus las mempengaruhi
kecepatan las. Jika demikian maka kecepatan las dan
arus las ini ikut mempengaruhi bentuk manik las dan
penetrasi logam las.

Trians65 1
Manufacturing, 3 6
Kecepatan Pengelasan

Kecepatan pengelasan tergantung dari jenis elektroda,


diameter elektroda, bahan benda kerja, bentuk sambungan
dan ketelitian sambungan.
Kecepatan pengelasan berbanding lurus dengan besar arus.
Kecepatan yang tinggi memerlukan arus yang besar.
Semakin cepat langkah pengelasan semakin kecil panas
yang ditimbulakan sehingga perubahan bentuk bahan dapat
dihindari.
Hasil pengelasan terbaik akan didapat dengan cara
mengatur panjang busur nyala, mengatur kecepatan
pengelasan dan pemakanan elektroda (feeding) secara
konstan sesuai dengan kecepatan lebur elektroda.

Trians65 1
Manufacturing, 3 7
Kecepatan Pengelasan

 Laju pendeposisian bahan las akan mempengaruhi


profil lajur las. Kecepatan pengelasan yang tinggi
cenderung mendeposisikan lebih sedikit bahan las
sehingga mengakibatkan profil las yang buruk, under
cut, dll

 Sebaliknya kecepatan las yang rendah akan


menyebabkan deposisi bahan yang berlebihan / tebal
pelat yang menyebabkan kosentrasi tegangan
dipinggirnya.

Trians65 1
Manufacturing, 3 8
Pengaruh Kecepatan Pengelasan

Sebagai input panas Q dan kecepatan pengelasan V baik


peningkatan, daerah las menjadi lebih memanjang,
bergeser dari elips menuju berbentuk tetesan. Gambar
2.21 menunjukkan daerah las ditelusuri dari foto yang
diambil selama proses kemampuan otomatis GTAW dari
304 lembar stainless steel 1,6 mm. Karena daerah lasan
yang difoto dari samping dengan sudut miring (bukan
vertikal), tekanan skala berlaku hanya untuk panjang
dalam arah pengelasan. Dalam setiap daerah silang
menunjukkan posisi ujung elektroda relatif ke daerah las.
Semakin tinggi kecepatan pengelasan, semakin besar
rasio lebar panjang menjadi dan semakin pusat geometris
daerah las tertinggal ujung elektroda. (Kou dan Le)

19
Manufacturing,
Trians65 T Pengelesaan Logam 3
Pengaruh Kecepatan Pengelasan

Pendinginan daerah las selama kemampuan otomatis


GTAW dari 1,6 mm 309 stainless steel lembaran dan
mengamati ujung antara jarak las tajam ditunjukkan pada
Gambar 2.22. Pengelasan saat ini adalah 85A, tegangan
10V, dan kecepatan 4,2 mm / s [10in (rpm) / Min (rpm)].
Karakteristik akhir tajam tetesan pengelasan berbentuk
las daerah las jelas. Pengaruh parameter pengelasan
pada bentuk genangan las yang lebih signifikan dalam
lembaran stainless steel dibandingkan lembaran
aluminium. Ini jauh lebih rendah panas konduktivitas baja
stainless membuat lebih sulit untuk genangan las untuk
menghilangkan panas dan memperkuat.

20
Manufacturing,
Trians65 T Pengelesaan Logam 3
Pengaruh Kecepatan Pengelasan

21
Manufacturing,
Trians65 T Pengelesaan Logam 3
Pengaruh Kecepatan Pengelasan

22
Manufacturing,
Trians65 T Pengelesaan Logam 3
Pengaruh Kecepatan Pengelasan

23
Manufacturing,
Trians65 T Pengelesaan Logam 3
Penggunaan Polaritas Listrik

Polaritas dalam pengelasan dibagi dua yaitu polaritas


lurus (straight polarity) dan polaritas terbalik (reverse
polarity). Perbedaan hasil pengelasan keduanya
terlihat pada gambar berikut :

Trians65 2
Manufacturing, 3 4
Penggunaan Arus Listrik AC & DC
Listrik AC atau listrik arus searah yang bahasa
Inggrisnya "direct current " dan disingkat menjadi listrik
DC. Tetapi karena pertimbangan harga, mudahnya
penggunaan dan sederhananya perawatan, maka listrik
AC lebih banyak dipergunakan.
Keunggulan penggunaan listrik DC adalah mantapnya
busur yang ditimbulkan, sehingga sangat sesuai untuk
pengelasan pelat-pelat yang amat tipis. Di samping
mantapnya busur juga ternyata bahwa generator arus
searah dapat digerakkan dengan mudah dengan motor-
motor bakar.
Hal ini menyebabkan mesin-mesin las busur listrik DC
banyak digunakan di lapangan di mana sumber listrik
tidak tersedia.
Trian's 25
Manufacturing, 3
Mesin Las Busur Listrik AC
Berdasarkan sistem pengatur arus yang
digunakan, mesin las busur listrik AC dapat
dibagi dalam empat jenis yaitu :
Jenis inti bergerak, jenis kumparan
bergerak, jenis reaktor jenuh dan jenis saklar.
Skema dari masing-masing jenis tersebut
dapat dilihat dalam Gbr.(a), Gbr.(b), Gbr.(c),
dan Gbr.(d).

Trian's 26
Manufacturing, 3
Skema Mesin Las Listrik AC

Trian's 27
Manufacturing, 3
Sumber Listrik Las TIG
Sumber listrik yang digunakan untuk pengelasan TIG
dapat berupa listrik DC atau listrik AC.
Dalam hal listrik DC rangkaian listriknya dapat
dengan polaritas lurus di mana kutup positip
dihubungkan dengan logam induk dan kutup negatip
dengan batang elektroda atau rangkaian sebaliknya
yang disebut polaritas balik.
Skema dari kedua rangkaian ini dapat dilihat dalam
Gbr ini

Diagram Rangkaian Listrik dari Mesin Las Listrik DC.


Trian's 28
Manufacturing, 3
Gambar Pengaruh Polaritas
pada Pengelasan TIG.

Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa dengan las TIG dapat dilakukan
pengelasan dengan tangan dan pengelasan otomatis.
Skema dari kedua macam pelaksanaan ini ditunjukkan dalam Gbr
Pada umumnya dalam pengelasan TIG sumber listrik yang dipergunakan
mempunyai karakteristik yang lamban, sehingga dalam hal menggunakan
listrik DC untuk memulai menimbulkan busur perlu ditambah dengan listrik
AC frekwensi tinggi
Trian's 29
Manufacturing, 3
Tabel Penggunaan Las TIG

Trian's 30
Manufacturing, 3
Jenis Sambungan Las
Terdapat lima jenis sambungan yang biasa digunakan
untuk menyatukan dua bagian benda logam, seperti
dapat dilihat dalam berikut

Gambar Jenis sambungan las

Trians65
Manufacturing, 3 31
Jenis Sambungan Las
Keterangan :
a. Sambungan tumpu (butt joint); kedua bagian benda yang
akan disambung diletakkan pada bidang datar yang sama
dan disambung pada kedua ujungnya.
b. Sambungan sudut (corner joint); kedua bagian benda
yang akan disambung membentuk sudut siku-siku dan
disambung pada ujung sudut tersebut.
c. Sambungan tumpang (lap joint); bagian benda yang akan
disambung saling menumpang (overlapping) satu sama
lainnya.
d. Sambungan T (tee joint); satu bagian diletakkan tegak
lurus pada bagian yang lain dan membentuk huruf T yang
terbalik.
e. Sambungan tekuk (edge joint); sisi-sisi yang ditekuk dari
ke dua bagian yang akan disambung sejajar, dan
sambungan dibuat pada kedua ujung bagian tekukan yang
sejajar tersebut.
Trians65
Manufacturing, 3 32
Jenis – Jenis Bentuk Pengelasan
Setiap jenis sambungan yang disebutkan di atas dapat dibuat
dengan pengelasan. Proses penyambungan yang lain dapat juga
digunakan, tetapi pengelasan merupakan metode penyambungan
yang paling universal. Berdasarkan geometrinya, las-an dapat
dikelompokkan sebagai berikut :

Gambar Beberapa bentuk las jalur

Trians65
Manufacturing, 3 33
Jenis – Jenis Bentuk Pengelasan
a. Las jalur (fillet weld), digunakan untuk mengisi tepi pelat pada
sambungan sudut, sambungan tumpang, dan sambungan T
dalam gambar berikut, logam pengisi digunakan untuk
menyambung sisi melintang bagian yang membentuk segi
tiga siku-siku.
b. Las alur (groove welds), ujung bagian yang akan disambung
dibuat alur dalam bentuk persegi, serong (bevel), V, U, dan J
pada sisi tunggal atau ganda, seperti dapat dilihat dalam
gambar di bawah, pengisi digunakan untuk mengisi
sambungan, yang biasanya dilakukan dengan pengelasan
busur dan pengelasan gas.
c. Las sumbat dan las slot (plug and slot welds), digunakan
untuk menyambung pelat datar seperti dapat dilihat dalam
gambar di bawah, dengan membuat satu lubang atau lebih
atau slot pada bagian pelat yang diletakkan paling atas, dan
kemudian mengisi lubang tersebut dengan logam pengisi
sehingga kedua bagian pelat melumer menjadi satu.
Trians65
Manufacturing, 3 34
Jenis – Jenis Bentuk Pengelasan

Gambar Beberapa bentuk las alur

Trians65
Manufacturing, 3 35
Jenis – Jenis Bentuk Pengelasan

Gambar (a) Las sumbat dan (b) las slot

Trians65
Manufacturing, 3 36
Jenis – Jenis Bentuk Pengelasan
d. Las titik dan las kampuh (spot and seam welds), digunakan
untuk sambungan tumpang seperti dapat dilihat dalam gambar di
bawah. Las-an titik adalah manik las yang kecil antara permukaan
lembaran atau pelat. Lasan titik diperoleh dari hasil pengelasan
resistansi listrik. Las-an kampuh hampir sama dengan las-an titik,
tetapi las-an kampuh lebih kontinu dibandingkan dengan las-an
titik.

e. Las lekuk dan las-an rata (flange and surfacing welds), Las-an
lekuk dibuat pada ujung dua atau lebih bagian yang akan
disambung, biasanya merupakan lembaran logam atau pelat tipis,
paling sedikit satu bagian ditekuk. Las-an datar tidak digunakan
untuk menyambung bagian benda, tetapi merupakan lapisan
penyakang (ganjal) logam pada permukaan bagian dasar

Trians65
Manufacturing, 3 37
Jenis – Jenis Bentuk Pengelasan

Gambar (a) Las-an titik dan (b) las-an kampuh

Trians65
Manufacturing, 3 38
Jenis – Jenis Bentuk Pengelasan

Gambar (a) Lasan lekuk dan (b) lasan rata

Trians65
Manufacturing, 3 39
Ciri-ciri Penyambungan Pengelasan

Pada umumnya sambungan las diawali dengan


meleburnya di daerah sekitar pengelasan. Seperti
ditunjukkan dalam gambar, sambungan las yang di
dalamnya telah ditambahkan logam pengisi terdiri dari
beberapa daerah (zone) :

1. Daerah lebur (fusion zone),


2. Daerah antar muka las (weld interface zone),
3. Daerah pengaruh panas (heat effective zone, HAZ),
4. Daerah logam dasar tanpa pengaruh panas
(uneffective base metal zone).

Trians65
Manufacturing, 3 40
Ciri-ciri Penyambungan Pengelasan

Gambar Penampang melintang penyambungan pengelasan lebur

Keterangan :
1. Daerah lebur, terdiri dari campuran antara logam pengisi dengan logam
dasar yang telah melebur secara keseluruhan. Daerah ini memiliki derajat
homogenitas yang paling tinggi diantara daerah-daerah lainnya. Struktur
yang dihasilkan pada daerah ini berbentuk butir kolumnar yang kasar
seperti ditunjukkan dalam gambar.
2. Daerah antarmuka las, merupakan daerah sempit berbentuk pita (band)
yang memisahkan antara daerah lebur dengan Haz. Daerah ini terdiri dari
logam dasar yang melebur secara keseluruhan atau sebagian, yang segera
menjadi padat kembali sebelum terjadi proses pencampuran.
Trians65
Manufacturing, 3 41
Ciri-ciri Penyambungan Pengelasan
3 HAZ (Heat Affected Zone), logam pada daerah ini mendapat
pengaruh panas dengan suhu di bawah titik lebur, tetapi cukup
tinggi untuk merubah mikrostruktur logam padat. Komposisi kimia
pada HAZ sama dengan logam dasar, tetapi akibat panas yang
dialami telah merubah mikrostrukturnya, sehingga sifat
mekaniknya mengalami perubahan pula dan pada umumnya
merupakan pengaruh yang negatif karena pada daerah ini sering
terjadi kerusakan (mudah patah / retak).
4 Daerah logam dasar tanpa pengaruh panas, daerah ini tidak
mengalami perubahan metalurgi, tetapi karena dikelilingi oleh Haz
maka daerah ini memiliki tegangan sisa yang besar akibat adanya
penyusutan dalam daerah lebur, sehingga mengurangi
kekuatannya. Untuk menghilangkan tegangan sisa tersebut biasa
dilakukan perlakuan panas (heat treatment) yaitu memanaskan
kembali daerah las-an tersebut hingga temperatur tertentu,
kemudian temperatur dipertahankan dalam beberapa waktu
tertentu, selanjutnya didinginkan secara perlahan.
Trians65
Manufacturing, 3 42
Elektroda
Elektroda tertutup baja ringan, juga biasa disebut elektroda
dilapisi, umumnya terdiri dari dua elemen utama; kawat inti
atau batang dan penutup fluks. Kawat inti biasanya dari
bahan baja karbon rendah. Komposisi bahan ini harus berisi
hanya sejumlah kecil aluminium, tembaga, dan sulfur tetapi
fosfor harus tetap ada dengan tingkat sangat rendah karena
ini dapat menyebabkan kerapuhan yang tidak diinginkan
dalam logam las.
Bahan baku untuk kawat inti adalah batang rolled panas
(biasa disebut "hot rod"). Biasanya dalam gulungan besar,
dibersihkan, ditarik dengan diameter elektroda yang
diinginkan, dan dipotong dengan panjang elektroda yang
tepat. Bahan pelapis terdiri dari ratusan jenis yang dapat
dipilih, secara hati – hati ditimbang, dicampur dalam keadaan
kering dan campuran basah, dipadatkan menjadi bentuk
silinder yang cocok dengan proses ekstrusi.
Trians65
Manufacturing, 3 43
Elektroda
Inti kawat di potong dimana lapisan ekstrusi dilakukan
dengan kecepatan tinggi. Bahan pelapis bagian ujung
elektroda dihilangkan yang nantinya dijepit ke pemegang
elektroda agar menjamin kontak listrik, dan juga pada akhir
pengelasan serta menjamin busur elektroda mudah
berinisiasi. Kemudian elektroda tersebut dicap dengan
jumlah jenis untuk memudahkan identifikasi sebelum
memasuki oven, di mana mereka akan melalui siklus
panggang dan dikendalikan untuk memastikan isi mois yang
tepat sebelum kemasan.
Dari sekian banyak kontrol kualitas pemeriksaan yang
dilakukan selama proses manufaktur, salah satu yang paling
penting adalah prosedur yang menjamin bahwa ketebalan
lapisan seragam. Dalam shielding metal arc welding (SMAW)
kawah lapisan, atau cangkir seperti pembentukan lapisan,
yang melampaui mencair kawat inti, untuk berkosentrasi
melakukan fungsi dan mengarahkan busur.
Trians65
Manufacturing, 3 44
Sampel Elektroda SMAW

Trians65
Manufacturing, 3 45
Elektroda
Bahan-bahan yang biasa digunakan dalam pelapis dapat
diklasifikasikan secara fisik dengan cara yang luas sebagai cairan
dan pemadatan. Pada umumnya terdiri dari cairan natrium silikat
atau kalium silikat. Padatan adalah bahan bubuk atau butiran yang
dapat ditemukan bebas di alam, dan hanya perlu konsentrasi dan
penggilingan untuk ukuran partikel yang tepat. Bahan padat
lainnya yang digunakan diproduksi sebagai hasil dari reaksi kimia,
seperti paduan atau senyawa sintetis kompleks lainnya. Ukuran
partikel mungkin sama kasar seperti pasir halus, atau sebagai
menit subbagian ukuran saringan.

Struktur fisik bahan pelapis dapat diklasifikasikan sebagai kristal,


berserat atau amorf (non kristal). bahan kristal seperti rutil, kuarsa
dan mika yang umum digunakan. Rutil adalah bentuk alami dari
titanium dioksida dan mineral secara luas digunakan dalam lapisan
elektroda. Bahan berserat seperti serat kayu, dan bahan-bahan
non kristalin seperti kacamata dan senyawa organik lainnya juga
lapisan umum dients ingre.
Trians65
Manufacturing, 3 46
Sampel Elektroda GTAW

Trians65
Manufacturing, 3 47
Elektroda
Elektroda adalah karakteristik yang sangat penting
untuk menghasilkan pengelasan yang memiliki kualitas
yang baik elektroda awalnya dikembangkan untuk
memberikan peningkatan operasi pengelasan dan
logam las. Lapisan ini kebanyakan pulp kayu atau
tepung yang dimodifikasi dengan silikat mineral,
deoxidizers, dan natrium silikat. Jumlah lapisan pada
elektroda rendah, sekitar 10 -12 % berat.
Busur memiliki penetrasi mendalam dan dengan
manipulasi yang tepat dari busur, las yang baik dapat
disimpan di semua posisi. Elektroda seri (E-6010)
mempunyai formulasi khusus seri ini digunakan untuk
mengelas sambungan pipa dalam posisi vertikal ke
bawah. Cukup las suara dapat disimpan dalam terbuka
sambungan akar dengan elektroda ini.
Trians65
Manufacturing, 3 48
Sampel Elektroda GMAW

Trians65
Manufacturing, 3 49
Elektroda
Elektroda seri E-6011 mirip dengan E-6010 kecuali bahwa
senyawa kalium yang cukup telah ditambahkan ke lapisan
untuk menstabilkan aliran busur dan memungkinkan
elektroda yang akan digunakan pada arus bolak-balik.
Penetrasi sedikit kurang dibandingkan dengan jenis
elektroda E-6010. Elektroda memiliki beberapa nama umum.
Di Eropa, mereka disebut rutil elektroda. Banyak tukang las
menyebutnya batang dingin. Lapisan mengandung
persentase besar dari rutil mineral (titanium dioksida),
yaitu, titania sebagaimana dimaksud elektroda E-6012, seri
ini memiliki busur penetrasi yang rendah, dan dengan
manipulasi yang tepat kesenjangan yang lebar dapat
dijembatani. Meskipun spesifikasi penggunaan untuk
operasi arus AC atau DC, busur ini mempunyai tingkat halus
dan hujan rintik-rintik yang lebih rendah ketika arus searah
digunakan.
Trians65
Manufacturing, 3 50
Bahan - Bahan Fluks
 Fluks biasanya terdiri dari bahan-bahan tertentu
dengan perbandingan yang tertentu pula. Bahan-
bahan yang digunakan dapat digolongkan dalam
bahan pemantapan busur, pembuat terak,
penghasil gas, deoksidator, unsur paduan dan
bahan pengikat.
 Bahan-bahan tersebut antara lain oksida-oksida
logam, karbonat, silikat, fluorida, zat organik, baja
paduan dan serbuk besi.
 Beberapa fluks yang sering digunakan dan sifat-
sifat utamanya dapat dilihat dalam Tabel dibawah
ini

Trian's 51
Manufacturing, 3
Tabel Macam dan Fungsi Bahan Fluks

Trian's 52
Manufacturing, 3
Bahan- Bahan Fluks
a) Jenis oksida titan: Jenis ini juga disebut rutil atau
titania dan berisi banyak TiO2 di dalamnya.
b) Jenis titania kapur: Jenis ini di samping berisi rutil
juga mengandung kapur.
c) Jenis ilmenit : Jenis ini terletak di antara jenis
oksidasi titan dan jenis oksida besi.
d) Jenis hidrogen rendah: Jenis ini kadang-kadang
disebut juga dengan nama jenis kapur, karena
bahan utama yang dipergunakan adalah kapur dan
fluorat.
e) Jenis selulosa: Jenis ini berisi kira-kira 30% zat
organik yang dapat menghasilkan gas dengan
volume besar yang kemudian melindungi logam
cair.
Trian's 53
Manufacturing, 3
Bahan- Bahan Fluks
f) Jenis oksida besi: Bahan pokok untuk jenis ini
adalah oksida besi. Busur yang dihasilkan
terpusatkan dan penetrasinya dalam, karena itu
jenis ini baik untuk pengelasan sudut horizontal.
g) Jenis serbuk besi oksida. Bahan utama dari fluks
ini yang meliputi antara 15 sampai 50% adalah
silikat dan serbuk besi. Pemindahan butir-butir
cairan berupa semburan halus dan tidak banyak
percikan.
h) Jenis serbuk besi-titania: Jenis ini menimbulkan
busur yang sedang dan menghasilkan manik las
yang halus. Karena di dalamnya berisi serbuk
besi maka effisiensi pengelasan menjadi tinggi.

Trian's 54
Manufacturing, 3
Spesifikasi Elektroda Terbungkus dari
Baja Lunak. (AWS A5.1-64T)

Trian's 55
Manufacturing, 3
Spesifikasi Elektroda Terbungkus dari
Baja Lunak. (AWS A5.1-64T)

Trian's 56
Manufacturing,3
Elektroda Terbungkus
 Elektroda terbungkus pada umumnya 1 digunakan dalam
pelaksanaan pengelasan dengan tangan. Tetapi
kadang-kadang digunakan juga cara otomatik yang
sangat sederhana seperti dalam pengelasan gaya
berat.
 Dalam gambar tersebut dapat dilihat bahwa elektroda
dipasangkan pada pemegang yang terikat pada
peluncur.
 Karena berat sendiri peluncur akan bergerak ke bawah
dan elektroda juga turut bergerak melalui garis las yang
telah ditentukan. Dengan jalan ini sambungan dilas
secara otomatik. Pelaksanaan ini sangat baik untuk
pengelasan sudut horizontal dengan elektroda jenis
oksida besi.
Trian's 57
Manufacturing, 3
Tabel Elektroda Terbungkus untuk
Pelapisan Keras. (J1S Z 3251-1972)

Trian's 58
Manufacturing,3
Tabel Elektroda Terbungkus untuk
Pelapisan Keras. (J1S Z 3251-1972)

Trian's 59
Manufacturing, 3
Las Busur CO2 Dgn Kawat Berisi Fluks
Bila dalam pengelasan busur CO2 menggunakan fluks yang berisi
pembentuk terak, pemantap busur dan deoksidator, maka akan
terbentuk busur yang mantap, percikan yang berkurang dan
terbentuk terak yang semuanya menyebabkan terjadinya manik
las yang baik.

Dalam pengelasan ini biasanya fluks dibungkus dan digulung


dengan pelat tipis yang terbuat dari baja lunak Beberapa cara
pembungkusan ini ditunjukkan dalam Gbr, 2.22. Biasanya berat
fluks yang digunakan antara 10 sampai 30% dari berat kawat las
secara keseluruhan.

60
Trians65
Manufacturing, 3
Las Busur CO2 Dgn Kawat Berisi Fluks
 Kawat berisi fluks untuk las busur CO, secara kasar dapat dibagi dalam
dua kelompok yaitu kelompok garis tengah besar dengan ukuran antara
2,4 sampai 3,2 mm seperti terlihat dalam Gbr. 2.22(a), (b) dan (c) dan
kelompok diameter kecil antara 1,2 sampai 2,4 mm dengan gulungan
sederhana seperti ditunjukkan dalam Gbr. 2.22(d) dan (e).
 Kawat diameter besar berisi lebih banyak zat pemantap busur, karena itu
dapat digunakan dengan menggunakan arus listrik AC. Hal ini memberikan
keuntungan karena akhirnya las busur CO, dapat memakai alat las busur
listrik bolak balik. Tetapi sebaliknya kawat las besar ini mempunyai
kecepatan pengelasan yang lebih rendah dan terbatas hanya untuk
pengelasan posisi datar saja.
 Kawat las berisi fluks dengan diameter kecil mempunyai sifat-sifat yang
terletak antara kawat las berisi fluks diameter besar dan kawat las pejal.
Karena adanya fluks maka busur lebih mantap dan percikan berkurang.
Sedangkan effisiensi dan posisi pengelasannya sama halnya dengan las
busur kawat pejal.
 Kekurangannya dengan kawat berisi fluks diameter kecil ini adalah bahwa
kawat ini hanya dapat dipergunakan dengan sumber tenaga listrik DC
dengan tegangan tetap saja.
Trians65
Manufacturing, 3 61
Terima Kasih
Sampai kuliah berikutnya

Trians65@yahoo.co.id

Trians65 62
Manufacturing, 3

Anda mungkin juga menyukai