Anda di halaman 1dari 16

Metode Destilasi

Pengertian Destilasi
Destilasi adalah metode pemisahan dan pemurnian dari
cairan yang mudah menguap. Prosesnya meliputi penguapan
cairan tersebut dengan cara memanaskan, dilanjutkan dengan
kondensasi uapnya menjadi cairan, disebut dengan destilat.
Beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian destilasi
adalah sebagai berikut :

 Menurut Mc.Cabe (1999), destilasi adalah suatu proses


pemisahan dua atau lebih komponen dalam suatu campuran
berdasarkan perbedaan titik didih dari masing-masing
komponen dengan menggunakan panas sebagai tenaga
pemisah.
 Menurut GG.Brown (1987), destilasi adalah suatu metode
operasi yang digunakan pada proses pemisahan suatu
komponen dari campurannya dengan menggunakan panas
sebagai tenaga pemisah berdasarkan perbedaa titik didih
masing-masing komponennya. Proses pemisahan secara
distilasi terdiri dari tiga langkah dasar, yaitu:
o Proses penguapan atau penambahan panas dalam
larutan yang dipisahkan
o Proses pembentukan fase seimbang
o Proses pemisahan kedua fase seimbang
 Menurut Herry Santoso (1997), proses pemisahan secara
destilasi dapat dilakukan terhadap campuran yang terdiri dari
komponen sebagai berikut:

1.   Mempunyai perbedaan titik didih yang cukup


2.   Mempunyai sifat penguapan yang relatif tinggi
3. Tidak membentuk campuran azeotrop

Sejarah Destilasi
Destilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan yunani sekitar
abad pertama masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu
terutama oleh tingginya permintaanakan spritus Hypathia dari
Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian alat untuk
distilasi dan  Zosimus dari Alexandria-lah yang telah berhasil
menggambarkan secara akurat tentang proses distilasi pada
sekitar abad ke-4.

Bentuk modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli – ahli


kimia Islam pada masa kekhalifahan Abbasiah, terutama oleh
Al-Raazi pada pemisahan alkohol menjadi senyawa yang
relative murni melalui alat alembik, bahkan desain ini menjadi
semacam inspirasi yang memungkinkan rancangan distilasi
skala mikro.

Kemudian teknik penyulingan diuraikan dengan jelas oleh Al-


Kindi (801 – 873). Salah satu penerapan terpenting dari
metode distilasi adalah pemisahan minyak mentah menjadi
bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti untuk
transportasi, pembangkit listrik, pemanas, dan lain-lain.

Prinsip kerja Destilasi


Destilasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses pemurnian
untuk senyawa padat yaitu suatu proses yang didahului
dengan penguapan senyawa cair dengan memanaskannya,
kemudian mengembunkan uap yang terbentuk yang akan
ditampung dalam wadah yang terpisah untuk mendapat destilat
atau senyawa cair yang murni.

Dasar pemisahan pada destilasi adalah perbedaan titik didih


cairan pada tekanan tertentu. Pemisahan dengan destilasi
melibatkan penguapan differensial dari suatu campuran cairan
diikuti dengan penampungan material yang menguap dengan
cara pendinginan dan pengembunan. Destilasi merupakan
suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut
didinginkan kembali menjadi cairan. Unit operasi destilasi
merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan
komponen-komponennya yang terdapat dalam salah satu
larutan atau campuran dan bergantung pada distribusi
komponen-komponen tersebu antara fasa uap dan fasa air.
Syarat utama dalam operasi pemisahan komponen-komponen
dengan cara destilasi adalah komposisi uap harus berbeda
dengan komposisi cairan dengan terjadi keseimbangan
larutan-larutan, dengan komponen-komponennya cukup dapat
menguap.

Ada beberapa tahapan proses destilasi adalah sebagai


berikut :

1. Evaporasi atau memindahkan pelarut sebagai uap dari


cairan
2. Pemisahan uap-cairan didalam kolom dan untuk
memisahkan komponen dengan titik didih lebih rendah yang
lebih mudah menguap komponen lain yang kurang volatil.
3. Kondensasi dari uap, serta untuk mendapatkan fraksi pelarut
yang lebih volatil.

Komponen Alat Destilasi Sederhana

Gambar 2.1 Alat destilasi sederhana

Keterangan :

1. wadah air
2. labu distilasi
3. Sambungan
4. Termometer
5. kondensor
6. aliran masuk air dingin
7. aliran keluar air dingin
8. labu distilat
9. lubang udara
10. tempat keluarnya distilat
11. air pemanas
12. larutan zat
13. Pemanas

Secara garis besar, komponen alat destilasi adalah sebagai


berikut :

 Tabung reaktor : Tabung reaktor berfungsi sebagai wadah


atau tempat pamanasan bahan baku (oli bekas). Tabung
reaktor berbentuk silinder yang mempunyai tutup yang
direkatkan dengan menggunakan baut sehingga dapat
dibuka dan ditutup.

 Kondensor (Pendingin) : Kondensor berfungsi untuk


mengubah seluruh gas menjadi fase cair.  Air disirkulasikan
kedalam tabung condensor sebagai media pendingin.

 Pipa penyalur : Pipa penyalur yang dibuat berbentuk spiral


ini berfungsi untuk menghubungkan dan menyalurkan gas
dari tabung reaktor ke condenser.

 Burner : Burner ini berfungsi sebagai media pemasan untuk


mengasapkan bahan baku didalam tangki pemanas yang
bisa berupa kompor gas atau kompor minyak ataupun juga
tungku menggunakan batu bara, tetapi untuk lebih efisien
dan mudah mendapatkan bahan bakar maka digunakan
kompor gas yang menggunakan bahan bakar LPG.

Macam- Macam Destilasi


Pada dasarnya distilasi menurut penggunaan uapnya dibagi
menjadi dua cara, yaitu:

 Destilasi menggunakan uap


Destilasi uap meggunakan panas sebagai sumber energi
untuk proses distilasi dengan cara open steam, dimana uap
tersebut mengadakan kontak lansung di dalam sistem distilasi
baik pada proses batch maupun kontinyu. Pada umumnya
distilasi dilakukan dengan penambahan komponen inert seperti
nitrogen, karbondioksida, flue, dan sebagainya.

Destilasi uap inert digunakan untuk proses-proses sebagai berikut:

1. Untuk memisahkan sejumlah kecil dari impuritas yang


mudah menguap dari sejumlah bahan masukan.
2. Untuk memisahkan dalam jumlah yang cukup besar pada
bahan yang mempunyai titik didih tinggi.
3. Untuk mendapatkan titik didih dari suatu bahan dari sejumlah
kecil impuritas yang mempunyai titik didih lebih tinggi.

 Destilasi menggunakan reboiler

Destilasi dengan menggunakan reboiler disebut dengan


closed steam, dimana alat penukar panas (reboiler) digunakan
untuk memaksa kembalinya panas dan uap pada hasil bawah
fraksinator. Reboiler diletakkan pada bagian menara, hal ini
membuat luas permukaan menjadi besar. Namun, untuk
membersihkannya harus menghentikan operasi distilasi.
Reboiler dipanaskan oleh steam pemanas.

Selanjutnya, ada beberapa macam destilasi diantaranya yaitu :

 Distilasi Sederhana

Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah


perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu
komponen bersifat volatil. Destilasi sederhana juga merupakan
Teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih
komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Jika
campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih
rendah akan menguap lebih dulu.

Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan,yaitu


kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini
dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana
digunakan untuk memisahkan campuran air dan Alkohol.  Pada
prakteknya, kebanyakan campuran sukar untuk dimurnikan
melalui satu distilasi sederhana.

Gambar 2.2. Destilasi sederhana

 Destilasi Fraksionisasi

Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan


komponen-komponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan
berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi ini juga dapat
digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih
kurang dari 20°C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau
dengan tekanan rendah.

Aplikasi dari distilasi jenis ini digunakan pada industri


minyak mentah,untuk memisahkan komponen- komponen
dalam minyak mentah.  Perbedaan distilasi fraksionasi dan
distilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi. Dikolom
ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang
berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-
beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat-
plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin tidak volatil
cairannya.

Gambar. 2.3 Destilasi Fraksi


Saat uap mencapai kolom, uap tersebut akan mengalami
kondensasi dan membentuk cairan. Cairan tersebut memiliki
komposisi sama dengan uap darimana dia berasal dan
diperkaya dengan cairan dengan titik didih rendah. Cairan
terkondensasi tersebut akan ditahan pada kolom dan menetes
secara pelahan-lahan.

Uap campuran akan  terus terbentuk dan bergerak ke


arah bagian atas kolom. Ketika uap tersebut bertemu dengan
tetesan cairan, maka uap akan terkondensasi dan mentransfer
energi panasnya pada cairan. Energi panas ini dapat
menyebabkan tetesan cairan mendidih, membentuk uap baru.

Uap yang baru terbentuk ini akan makin banyak pada


cairan bertitik didih rendah dibanding uap pada bagian awal.
Uap baru ini akan bergerak ke atas dan berkondensasi lagi.
Proses ini berulang sehingga uap/cairan mengalir pada kolom
fraksi. Uap cairan yang keluar pada bagian atas kolom
sebagain besar mengandung cairan dengan titik didih rendah,
kadang-kadang sampai 100%, tergantung panjang kolom. Uap
ini berkondensasi dan ditampung.

 Destilasi Uap

Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-


senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200 °c atau lebih.
Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan
suhu mendekati 100 °c dalam tekanan atmosfer dengan
menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental
dari destilasi uap adalah dapat mendestilasi campuran
senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa
campurannya. Selain itu destilasi uap dapat digunakan untuk
campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi
dapat didestilasi dengan air.
Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk mengekstrak
beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari
eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk
ekstraksi minyak parfum daritumbuhan.campuran dipanaskan
melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan mungkin
ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan
naik ke atasmenuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu
distilat.

Gambar. 2.4. Destilasi Uap

 Destilasi Vakum

Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa


yang ingin didestilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat
terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau
campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode
destilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik
didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air
dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat
dikondensasioleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan
pompa vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai
penurun tekanan pada sistem destilasi ini.

Gambar 2.5. Destilasi vakum

Selain itu ada beberapa macam destilasi lainnya yaitu sebagai


berikut :

1. Destilasi Normal

Proses ini dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair


tersebut melalui kondensor lalu hasilnya ditampung dalam
suatu wadah, namun hasilnya tidak benar-benar murni atau
biasa dikatakan tidak murni karena hanya bersifat
memisahkan zat cair yang titik didih rendah atau zat cair
dengan zat padat atau minyak.

2. Distilasi Bertingkat (Fraksionasi)


Proses ini digunakan untuk komponen yang memiliki
titik didih yang berdekatan. Pada dasarnya sama dengan
destilasi sederhana, hanya saja memiliki kondensor yang
lebih banyak sehingga mampu memisahkan dua komponen
yang memliki perbedaan titik didih yang bertekanan. Pada
proses ini akan didapatkan substan kimia yang lebih murni,
karena melewati kondensor yang banyak.

3. Distilasi Azeotrop

  Teknik distilasi ini digunakan dalam memisahkan


campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen
yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya
digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan
azeotrop tersebut, atau dengan menggunakan tekanan
tinggi.

4. Refluks / Destruksi

Refluks dilakukan untuk mempercepat reaksi dengan


jalan pemanasan tetapi tidak akan mengurangi jumlah zat
yang ada. Dimana pada umumnya reaksi- reaksi senyawa
organik adalah “lambat” maka campuran reaksi perlu
dipanaskan tetapi biasanya pemanasan akan menyebabkan
penguapan baik pereaksi maupun hasil reaksi. Karena itu
agar campuran tersebut reaksinya dapat cepat, dengan jalan
pemanasan dan jumlahnya selalu tetap reaksinya dapat
dilakukan secara refluks.

5. Distilasi Kering
Distilasi kering adalah suatu metoda pemisahan zat-zat
kimia. Dalam proses distilasi kering,
bahan padat dipanaskan sehingga menghasilkan produk
produk berupa cairan atau gas (yang dapat berkondensasi
menjadi padatan).

Produk-produk tersebut disaring, dan pada saat yang


bersamaan mereka berkondensasi dan dikumpulkan.
Distilasi kering biasanya membutuhkan suhu yang lebih
tinggi dibanding distilasi biasa. Prinsipnya memanaskan
material padat untuk mendapatkan fasa uap dan cairnya.
Contohnya untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu
atau batu bara.

Aplikasi Metode Destilasi


Salah satu aplikasi destilasi adalah pada pembuatan minyak
atsiri. Metode destilasi/penyulingan minyak atsiri dapat dilakukan
dengan 3 cara, antara lain :

 Penyulingan dengan sistem rebus (Water Distillation)

Cara penyulingan dengan sistem ini adalah dengan


memasukkan bahan baku, baik yang sudah dilayukan, kering
ataupun bahan basah ke dalam ketel penyuling yang telah
berisi air kemudian dipanaskan. Uap yang keluar dari ketel
dialirkan dengan pipa yang dihubungkan dengan kondensor.
Uap yang merupakan campuran uap air dan minyak akan
terkondensasi menjadi cair dan ditampung dalam wadah.

Selanjutnya cairan minyak dan air tersebut dipisahkan


dengan separator pemisah minyak untuk diambil minyaknya
saja. Cara ini biasa digunakan untuk menyuling minyak
aromaterapi seperti mawar dan melati. Meskipun demikian
bunga mawar, melati dan sejenisnya akan lebih cocok
dengan sistem enfleurasi, bukan destilasi. Yang perlu
diperhatikan adalah ketel terbuat dari bahan anti karat
seperti stainless steel, tembaga atau besi berlapis
aluminium.

 Penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam


Distillation)

Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal


dengan sistem kukus. Cara ini sebenarnya mirip dengan
system rebus, hanya saja bahan baku dan air tidak
bersinggungan langsung karena dibatasi dengan saringan
diatas air. Cara ini adalah yang paling banyak dilakukan
pada dunia industri karena cukup membutuhkan sedikit air
sehingga bisa menyingkat waktu proses produksi. Metode
kukus ini biasa dilengkapi sistem kohobasi yaitu air
kondensat yang keluar dari separator masuk kembali secara
otomatis ke dalam ketel agar meminimkan kehilangan air.

Bagaimanapun cost produksi juga diperhitungkan


dalam aspek komersial. Disisi lain, sistem kukus kohobasi
lebih menguntungkan oleh karena terbebas dari proses
hidrolisa terhadap komponen minyak atsiri dan proses difusi
minyak dengan air panas. Selain itu dekomposisi minyak
akibat panas akan lebih baik dibandingkan dengan metode
uap langsung (Direct Steam Distillation). Metode
penyulingan dengan sistem kukus ini dapat menghasilkan
uap dan panas yang stabil oleh karena tekanan uap yang
konstan.

 Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam


Distillation)

Pada sistem ini bahan baku tidak kontak langsung


dengan air maupun api namun hanya uap bertekanan tinggi
yang difungsikan untuk menyuling minyak. Prinsip kerja
metode ini adalah membuat uap bertekanan tinggi didalam
boiler, kemudian uap tersebut dialirkan melalui pipa dan
masuk ketel yang berisi bahan baku.

Uap yang keluar dari ketel dihubungkan dengan


kondensor. Cairan kondensat yang berisi campuran minyak
dan air dipisahkan dengan separator yang sesuai berat jenis
minyak. Penyulingan dengan metode ini biasa dipakai untuk
bahan baku yang membutuhkan tekanan tinggi pada proses
pengeluaran minyak dari sel tanaman, misalnya gaharu,
cendana, dll.

Penerapan penggunaan ketiga metode tersebut


didasarkan atas beberapa pertimbangan seperti jenis bahan
baku tanaman, karakteristik minyak, proses difusi minyak
dengan air panas, dekomposisi minyak akibat efek panas,
efisiensi produksi dan alasan nilai ekonomis serta efektifitas
produksi.

Keuntungan dan kerugian Metode Destilasi

 Keuntungan
1. Dapat memisahkan zat dengan perbedaan titik didih yang
tinggi.
2. Produk yang dihasilkan benar-benar murni.

 Kekurangan

1. Berlaku hanya untuk zat dengan fase cair dan gas.


2. Hanya dapat memisahkan zat yang memiliki perbedaan
titik didih yang besar.
3. Biaya penggunaan alat ini relatif mahal.

Sumber :

Ditjen POM, (1986), "Sediaan Galenik", Departemen


Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Wijaya H. M. Hembing (1992), ”Tanaman Berkhasiat Obat di


Indonesia”, Cet 1 , Jakarta .

Sudjadi, Drs., (1986), "Metode Pemisahan", UGM Press,


Yogyakarta

Alam, Gemini dan Abdul Rahim. 2007. Penuntun Praktikum


Fitokimia. UIN Alauddin: Makassar. 24-26.

Stahl, Egon. 1985. Analisis Obat Secara Kromatografi dan


Mikroskopi. ITB: Bandung. 3-5

Anda mungkin juga menyukai