Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PROGRAM GIZI INTERVENSI MASYARAKAT (PIGM) PUSKESMAS

PUSKESMAS E

NAMA : MIRNA
NIM: PO.76.3.04.171.017

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU
JURUSAN GIZI
2020
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAM
PROGRAM INTERVENSI GIZI MASYARAKAT (PIGM) PUSKESMAS

PUSKESMAS E

KELOMPOK V

NAMA : MIRNA
NIM : PO.76.304.171.017

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU
JURUSAN GIZI
2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
berkat dan rahmat-Nya sehingga Buku Pedoman Praktik Kerja Lapangan (PKL) Program
Intervensi Gizi Masyarakat (PIGM) Puskesmas bagi mahasiswa Program Studi Diploma III
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Mamuju Semester VI Tahun Akademik 2019/2020
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. PKL PIGM Puskesmas dengan beban 3 SKS
dilaksanakan pada semester VI dalam waktu 8 hari kerja sesuai dengan kurikulum D-III
Gizi tahun 2008.
Pedoman PKL ini disusun sebagai acuan bagi pengelola PKL, Dosen
Pembimbing, Instruktur Klinik, dan Mahasiswa dalam pelaksanaan kegiatan ini, sehingga
PKL ini dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telahditetapkan.
Penyusunan pedoman ini masih jauh dari kesempurnaan, olehnya itu penyusun
menyadari bahwa pedoman ini masih ditemukan kekurangan-kekurangan. Kritik dan saran
sangat diharapkan demi kesempurnaan pedoman PKL selanjutnya. Namun demikian,
besar harapan penyusun semoga pedoman ini dapat memberikan manfaat bagi
penyelenggaraan PKL ini.

Mamuju, Mei 2020

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................1
B. Tujuan.......................................................................................2
1. Tujuan Umum......................................................................2
2. Tujuan Khusus....................................................................2
C. Lokasi........................................................................................2

BAB II HASIL PKL


A. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN PKL
1. Program...............................................................................3
a. Liputan program (K/S)...................................................3
b. Tingkat pertumbuhan balita (N/D).................................5
c. Tingkat kelangsungan program (N/S)...........................6
d. Tingkat pertisipasi masyarakat terhadap program
gizi (D/S)........................................................................8
e. CAKUPAN Asi esklusif..................................................9
f. Cakupan Vitamin A balita............................................10
g. Cakupan Vitamin A ibu nifas.......................................15
h. Cakupan Fe-90 tablet ibu hamil..................................16
i. Distribusi pencapaian pelaksanaan program giz.......16
2. Masalah gizi......................................................................18
a. Berdasarkan Indeks BB/U...........................................18
b. Berdasarkan Indeks TB/U dan PB/U..........................19
c. Berdasarkan Indeks BB/TB,PB...................................20
d. Total masalah gizi.......................................................23
B. PEMBAHASAN
1. Cakupan Program.............................................................24
2. Penyuluhan.......................................................................24

DAFTAR TABEL
Tabel 01. Distribusi Balita yang Berada di Wilayah Kerja Puskesmas E
pada Bulan Mel Tahun 2020
Tabel 02. Distribusi Liputan Program (K/S) di Wilayah Kerja Puskesmas E
pada Bulan April Tahun 2020Tabel 03. Distribusi Partisipasi
Masyarakat yang Berkunjung ke Posyandu (D/S) di Wilayah
Kerja Pukesmas E pada bulan Mei Tahun 2020
Tabel 04. Distribusi Cakupan Jumlah Balita yang di Timban ( N/D) di
Wilayah kerja Puskesmas E Pada bulan Mei Tahun 2020
Tabel 05. Distribusi Cakupan Pemberian ASI Esklusif Umur 0-5 Bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas E pada bulan Mei Tahun 2020
Tabel 06. Distribusi cakupan pemberian vitamin A pada anak balita umur
6-59 bulan di wilayah kerja puskesmas EPada bulan april Tahun
2020
Tabel 09. Distribusi Cakupan Pemberian Vitamin A pada Balita Umur 6-
59 Bulan di Wilayah Kerja Puskemas E pada Bulan April Tahun
2020 Tabel 10. Distribusi cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A
pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas A pada bulan april
Tahun 2020
Tabel 11. Distribui Cakupan Pemberian Fe 90 Tablet pada Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskemas E pada Bulan April Tahun 2020
Tabel 12. Distribusi Status Gizi Balita Umur 0-59 Bulan Berdasarkan
Indikator BB/U di Wilayah Kerja Puskesmas E pada Bulan Mei
Tahun 2020
Tabel 13.Distribusi Status Gizi Balita Umur 0-59 Bulan Berdasarkan
Indikator TB,PB/U di Wilayah Kerja Puskesmas E pada Bulan Mei
Tahun 2020
Tabel 14. Distribusi Status Gizi Balita Umur 0-59 Bulan Berdasarkan
Indikator BB/TB di Wilayah Kerja Puskesmas E pada Bulan Mei
Tahun 2020
Tabel 15. Distribusi Pencapaian Pelaksanaan Kegiatan Program Gizi di
Wilayah Kerja Puskesmas E pada Bulan Mei Tahun 2020
Tabel 16.Distribusi Status Gizi Pada Balita Diwilayah Kerja Puskesmas E
Pada Bulan Mei Tahun 2020
DAFTAR LAMPIRAN
Leafleat
Satuan Aacara Penyuluhan (SAP)
BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya
pembangunan nasional yang diarahkan guna mencapai kesadasaran,
kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar
dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Kesehatan optimal
yang dimana keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis
(Bina Depnakes, 2018).
Kurikulum Program Studi (Prodi) Diploma Tiga (D-III) Gizi Poltekkes
Kemenkes Mamuju, dalam mencapai kompetensi lulusan, adalah
mahasiswa harus mampu mengaplikasikan ilmu yang telh diperolehnya di
bangku kuliah melalui praktek baik dalam bentuk PBL maupun PKL. Salah
satu praktek yang harus diikuti oleh setiap mahasiswa adalah PKL
Puskesmas, dimana dalam kegiatan praktek ini mahasiswa harus mampu
melakukan atau menentukan status gizi diwilayah kerja Puskesmas
berdasarkan metode antropometri, mampu menilai status gizi, mampu
melakukan intervensi penanggulangan masalah gizi berdasarkan kasus
yang ditemukan, serta mampu menentukan besarnya masalah gizi
dengan mengacu pada ketentuan WHO
Situasi dan kondisi saat ini, dengan merebaknya wabah atau
pandemic COVID 19, yang penyebarannya sangat cepat dan telah
merenggut ribuan nyawa dibeberapa negara termasuk Indonesia
memberikan dampak pada pelaksanaan kegiatan PKL yang tidak dapat
dilaksanakan sesuai dengan tuntutan kurikulum.Peraturan Pemerintah
tidak membolehkan melakukan kegiatan lapangan yang melibatkan banyak orang,
dan menyarankan untuk wajib tinggal dirumah.
Memperhatikan beberapa hal di atas, serta keputusan Direktur Poltekkes Kemenkes
Mamuju Prodi D-III Gizi mengambil kebijakan bahwa untuk pelaksanaan PKL
Puskesmas mahasiswa melaksanakan secara mandiri di rumah masing masing,
dengan mengerjakan kasus yang telah dibuat oleh panitia dan pembimbing.
Kasus disesuaikan dengan kondisi lapangan termasuk jenis jenis kegiatan dan
pelaporan gizi di puskesmas baik dalam gedung maupun kegiatan diluar
gedung

B.Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan penilaian, mengevaluasi dan melakukan
intervensi masalah gizi di wilayah kerja puskesmas, serta melakukan pengolahan
dan analisa data kegiatan gizi didalam dan di luar gedung Puskesmas
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu mengolah data SKDN
b. Mahasiswa mampu menilai Liputan Prograsm Gizi (K/S)
c. Mahasiswa mampu menilai tingkat pertumbuhan Balita (N/D)
d. Mahasiswa mampu melakukan penilaian tingkat kelangsungan program
(N/S)
e. Mahasisw mampu melakukan penilaian tingkat patrisipasi masyarakat
terhadap program gizi (D/S)
f. Mahasiswa mampu melakukan analisa data gizi di Puskesmas
g. Mahasiswa mampu menentukan besarnya masalah gizi berdasarkan data
gizi di Puskesmas
C. LOKASI
Praktek Kerja Lapangan Program Intervensi Gizi Masyarakat (PIGM)
Puskesmas dilaksanakan pada tanggal 09-15 Mei 2020 di Puskesmas E.
BAB II
HASIL PKL
A. Hasil Pelaksanaan Kegiatan PKL
1. Liputan Program (K/S)
Jumlah sasaran balita pada kegiatan program gizi di wilayah kerja
puskesmas E pada bulan april tahun 2020 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 01.
Distribusi Balita yang Berada di Wilayah Kerja Puskesmas E
pada Bulan Mel Tahun 2020
S K D N
Desa/kel
n % n % n % n %
1 492 15,8 473 17,9 368 15,9 200 14,1
2 994 31,9 275 10,4 740 31,9 476 33,6
3 417 13,4 444 16,8 314 13,6 178 12,6
4 432 13,9 701 26,5 342 14,8 173 12,2
5 407 13,1 364 13,9 323 14,0 225 15.9
6 371 11,9 384 14,5 227 9,8 164 11,6
PKM 3113 100,0 2641 100,0 2314 100,0 1416 100,0
Sumber, data Puskesmas E. 2020
Berdasarkan tabel 01 diatas menunjukkan bahwa jumlah balita yang berada di
wilayah kerja puskesmas E sebanyak 3113 orang, balita yang memiliki KMS
sebanyak 2641 orang, balita yang datang ke posyandu melakukan penimbangan
berat badan sebanyak 2314 orang, balita yang mengalami kenaikan berat badan
sebanyak 1416 orang.
Keterangan :
S : Jumlah seluruh Balita umur 0 – 59 bulan yang terdaftar di wilayayah kerja
Puskesmas
K : Jumlah Balita umur 0 – 59 bulan yang terdaftar dan memiliki KMS
D : Jumlah seluruh Balita yang ditimbang
N : Jumlah Balita yang pada saat penimbangan BB nya Naik
Target Indikator adalah 100%, artinya bahwa seluruh balita harus telah
memiliki KMS, liputan program K/S kurang jika ≤ 90% dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 02.
Distribusi Liputan Program (K/S) di Wilayah Kerja Puskesmas E
pada Bulan April Tahun 2020
S K K/S (%)
Desa/Kel.
n % n %
1 492 15,8 473 17,9 96,13
2 994 31,9 275 10,4 27,66
3 417 13,4 444 16,8 106,47
4 432 13,9 701 26,5 162,2
5 407 13,1 364 13,9 89,43
6 371 11,9 384 14,5 103,50
PKM 3113 100,0 2641 100,0 84,83
Sumber, data Puskesmas E. 2020
Berdasarkan tabel 02 diatas menunjukkan bahwa, untuk total balita yang
memiliki KMS di wilayah puskesmas sebanyak 2641 orang (84,83%), jumlah
balita yang memiliki KMS di wilayah kerja puskesmas E untuk yang paling
tertinggi berada pada desa 4 sebanyak 701 orang (162,2%) yang terendah
berada pada desa 2 sebanyak 257 (27,66%). Artinya liputan program K/S
diwilayah kerja puskesmas E kategori rendah (≤90%), namun jika dilihat
perdesa ada beberapa desa yang suddah mencapai target.

K/S
162.26

106.47 103.5 96.13 89.43 84.83

27.66

4 3 6 1 5 2 PKM

Berdasarkan grafik diatas menunjukan bahwa liputan program K/S yaitu,


untuk yang paling tertinggi berada pada desa 4 sebanyak 444 orang (162,26%)
dan yang paling sedikit berada pada desa 2 sebanyak 275 orang (27,66%), total
seluruh di wilayah Puskesmas yang mempunyai KMS sebanyak 2641 orang
(84,83%)

2. Patrisipasi Masyarakat (D/S)


Target indicator sebesar ≥ 80%. Persentase cakupan D/S < 80% termasuk
kategori partisipasi masyarakat rendah, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 03.
Distribusi Partisipasi Masyarakat yang Berkunjung ke
Posyandu (D/S) di Wilayah Kerja Pukesmas E
pada bulan Mei Tahun 2020
S D
Desa/Kel.
N % n %
1 492 15,8 368 15,9
2 994 31,9 740 31,9
3 417 13,4 314 13,6
4 432 13,9 342 14,8
5 407 13,1 323 14,0
6 371 11,9 227 9,8
PKM 3113 100,0 2314 100,0
Sumber, data Puskesmas E. 2020
Berdasarkan tabel 03 diatas menunjukkan bahwa, untuk total partisipasi
masyarakat yang datang ke posyandu sebanyak 2314 orang (74,33%), jumlah
partisipasi masyarakat yang datang ke posyandu yang paling tertinggi berada
pada desa 5 sebanyak 323 orang (79,36%) dan yang terendah berada pada
desa 6 sebanyak 227 orang (61,18%) artinya bahwa partisipai masyarakat D/S
Puskesmas E kategori rendah (< 80%). Berikut grafik diagram batang.
D/S
79.36 79.16
75.29 74.79 74.44 74.33
61.18

5 4 3 1 2 6 PKM

Berdasarkan grafik diatas menunjukan bahwa partisipasi masyrakat yang


berkunjung ke posyandu yaitu, untuk yang paling tertinggi berada pada desa 5
sebanyak 323 orang (79,36%) dan yang paling sedikit berada pada desa 227
sebanyak 275 orang (61,18%), total seluruh pasrtisipasi masyarakat yang
berkunjung ke posyandu sebanyak 2314 orang (74,33%)
3. Pertumbuhan Balita (N/D)
Pertumbuhan Balita digambarkan dengan pertambahan BB, anak
dikategorikan mengalami pertumbuhan normal jika hasil pengukuran BB
mengalami pertambahan sesuai garis pertumbuhan normal, dapat dilihat pada
tabel berikut :

Tabel 04.
Distribusi Cakupan Jumlah Balita yang di Timbang
( N/D) di Wilayah kerja Puskesmas E
Pada bulan Mei Tahun 2020
Desa/Kel D N
N/D%
. n % N %
1 368 15,9 200 14,1 54,79
2 740 31,9 476 33,6 64,32
3 314 13,6 178 12,6 56,68
4 342 14,8 173 12,2 53,39
5 323 14,0 225 15.9 69,65
6 227 9,8 164 11,6 72,24
PKM 2314 100,0 1416 100,0 61,19
Sumber, data Puskesmas E. 2020
Berdasarkan tabel 04 diatas menunjukkan bahwa Hasil Penimbangan Balita
yang Mengalami Kenaikan Berat badan yaitu, untuk total di wilayah kerja
puskesmas E sebanyak 1416 orang (61,19%), jumlah balita yang mengalami
Kenaikan Berat badan yang tertinggi berada pada desa 6 sebanyak 164 orang
(72,24%) dan yang rendah berada pada desa 4 sebanyak 173 orang (53,39%)
artinya bahwa balita yang mengalami kenaikan berat badan diwilayah puskesmas
E kategori rendah, hal ini dapat dilihat dari jumlah balita yang ditimbang
sebanyak 2314 orang sedangkan yang mengalami kenaikan berat badan hanya
1416 orang. Berikut grafik diagram batang. Berikut grafik diagram batang.

N/D
72.24 69.65
64.32 61.19
56.68 54.79 53.39

6 5 2 3 1 4 PKM

Berdasarkan grafik diatas menunjukan bahwa Hasil Penimbangan Balita


yang Mengalami Kenaikan Berat badan yaitu, untuk yang paling tertinggi
berada pada desa 6 sebanyak 164 orang (72,24%) dan yang paling rendah
berada pada desa 4 sebanyak 173 orang (53,39%), total seluruh di wilayah
Puskesmas balita yang mengalami kenaikan berat badan sebanyak 1416 orang
(61,19%).
4. Cakupan ASI Esklusif
Pemberian ASI Esklusif adalah pemberian ASI saja tanpa pemberian
makanan maupun minuman apapun, kecuali obat, dapat dilihat pada tabel berikut
:

Tabel 05.
Distribusi Cakupan Pemberian ASI Esklusif Umur 0-5
Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas E
pada bulan Mei Tahun 2020
Bayi 0 – 5 bln ASI-Esklusif
Desa/Kel. %ASI Esklusif
n % N %
1 49 13,1 36 16,2 73,46
2 99 26,5 21 9,5 21,21
3 63 16,9 43 19,4 68,25
4 49 13,1 48 21,6 97,95
5 60 16,0 41 18,5 68,33
6 54 14,4 33 14,9 61,11
PKM 374 100,0 222 100,0 59,35
Sumber, data Puskesmas E. 2020
Berdasarkan tabel 05 diatas menunjukkan bahwa cakupan pemberian
ASI esklusif pada bayi umur 0-5 bulan yaitu, untuk total bayi ASI Esklusif
sebanyak 222 orang (59,35%), jumlah bayi ASI Esklusif yang tertinggi berada
pada desa 4 sebanyak 48 orang (97,95%) dan rendah berada pada desa 2
sebanyak 21 orang (21,21%). Artinya bahwa jumlah bayi yang ASI Esklusif di
wilayah kerja Puskesmas E masih kurang, karena dilihat dari tabel diatas
jumlah bayi yang ASI Esklusif masih ada yang tidak mencapai jumlah bayi
umur 0-5 bulan yang seharusnya ASI Esklusif. Berikut grafik diagram batang.

Cakupan ASI Esklusif


97.95

73.46 68.33 68.25


61.11 59.35

21.21

4 1 5 3 6 2 PKM
Berdasarkan grafik diatas menunjukan bahwa cakupan hasil pemberian
ASI Esklusif pada bayi umur 0-5 bulan yaitu, untuk yang paling tertinggi berada
pada desa 4 sebanyak 48 orang (97,95%) dan yang paling rendah berada pada
desa 2 sebanyak 21 orang (21,21%), total seluruh di wilayah Puskesmas yang
mendapatkan ASI Esklusif sebanyak 222 orang (59,35%).
5. Cakupan Vitamin A Balita
Program perbaikan gizi (pemberian Vitamin A) pada balita dibagi 2
kelompok sasaran, yaitu kelompok umur 6 – 11 bulan diberikan kapsul
Vitamin A (100.000 IU) berwarna biru, dan kelompok umur 12 – 59 bulan
diberikan kavsul Vitamin A (200.000 IU) berwarna merah. Target cakupan dari
program ini sebesar ≥80%, artinya bahwa jika desa atau puskesmas cakupan
pemberian Vitamin A ≥ 80% , cakupan desa/puskesmas tersebut baik, dapat
dilihat pada tabel berikut :

Tabel 06.
Distribusi cakupan pemberian vitamin A pada anak balita
umur 6-59 bulan di wilayah kerja puskesmas E
Pada bulan Mei Tahun 2020
Desa/Kel Bayi 6 - 11 Balita 12 - Dapat Vitamin A
. Bln 59 Bln Bayi A. Blt.
1 59 401 49 319
2 120 811 29 220
3 80 298 45 296
4 37 326 53 436
5 61 319 73 240
6 67 275 50 225
PKM 424 2430 299 1736
Sumber, data Puskesmas E. 2020

Tabel 07.
Distribusi cakupan pemberian Vitamin A pada bayi
umur 6-11 bulan di wilayah kerja puskemas E
pada bulan Mei Tahun 2020
Bayi 6 - 11 Bayi
Dpt Vit. A Cakupan bayi
Desa/Kel. Bln dpt vit. A (%)
n % n %
1 59 13,9 49 16,4 83,05
2 120 28,3 29 9,70 24,16
3 80 18,9 45 15,1 56,25
4 37 8,7 53 17,7 143,24
5 61 14,4 73 24,4 119,67
6 67 15,8 50 16,7 74,62
PKM 424 100,0 299 100,0 70,51
Sumber, data Puskesmas E. 2020
Berdasarkan tabel 07 diatas menunjukkan bahwa cakupan pemberian
kapsul vitamin A pada bayi umur 6-11 bulan yaitu, untuk total bayi umur 6-11
bulan yang mendapatkan kapsul vitamin A di wilayah kerja puskesmas E
sebanyak 299 orang (70,51%), jumalah bayi yang mendapatkan vitamin A yang
tertinggi berada pada desa 4 sebanyak 53 orang (143,24%) dan yang rendah
berada pada desa 3 sebanyak 45 orang (56,25%) artinya bahwa cakupan bayi
yang mendapatkan vitamin A di wilayah kerja Puskesmas E kategori kurang (≤
80%), namun jika data tersebut dinilai perdesa, maka ada beberapa desa yang
mencapai target, berikut grafik diagram batang.

Cakupan Vitamin A Bayi


143.25
119.67

83.05
74.62 70.51
56.25

24.16

4 5 1 6 3 2 PKM

Berdasarkan grafik diatas menunjukan bahwa cakupan pemberian kapsul


vitamin A pada bayi umur 6-11 bulan yaitu, untuk yang paling tertinggi berada
pada desa 4 sebanyak 53 orang (72,24%) dan yang paling rendah berada pada
desa 4 sebanyak 173 orang (53,39%), total seluruh di wilayah Puskesmas balita
yang mengalami kenaikan berat badan sebanyak 1416 orang (70,51%).
Tabel 08.
Distribusi Cakupan Pemberian Vitamin A pada Anak Balita
Umur 12-59 di Wilayah Kerja Puskemas E
pada Bulan meiTahun 2020
Balita 12 - Balita
59 Bln Dpt Vit. A Cakupan
Desa/Kel. balita dpt vit.
n % n % A (%)
1 401 16,5 319 18,4 79,55
2 811 33,4 220 12,7 27,12
3 298 12,3 296 17,1 99,32
4 326 13,4 436 25,1 133,74
5 319 13,1 240 13,8 75,23
6 275 11,3 225 13,0 81,81
100, 100, 71,44
PKM 2430 1736
0 0
Sumber, data Puskesmas E. 2020
Berdasarkan tabel 08 diatas menunjukkan bahwa cakupan pemberian
kapsul vitamin A pada anak balita umur 12-59 bulan yaitu, untuk total bayi umur
6-11 bulan yang mendapatkan kapsul vitamin A di wilayah kerja puskesmas E
sebanyak 1736 orang (71,44%), jumlah anak balita yang mendapat vitamin A
tertinggi berada pada desa 4 sebanyak 436 orang (133,74%), dan yang rendah
berada pada desa 2 sebanyak 220 orang (27,12%), artinya bahwa cakupan anak
balita yang mendapatkan vitamin A di wilayah kerja Puskesmas E kategori
kurang (≤80%), namun jika data tersebut dinilai perdesa, maka ada beberapa
desa yang mencapai target, berikut grafik diagram batang.

Cakupan Vitamin A. Anak Balita


133.74

99.32
81.81 79.55 75.23 71.44

27.12

4 3 6 1 5 2 PKM

Berdasarkan grafik diatas menunjukan bahwa cakupan pemberian kapsul


vitamin A pada anak balita umur 12-59 bulan yaitu, untuk yang paling tertinggi
berada pada desa 4 sebanyak 436 orang (133,74%) dan yang paling rendah
berada pada desa 2 sebanyak 220 orang (27,12%), total seluruh di wilayah
Puskesmas anak balita yang mendapatkan vitamin A sebanyak 1736 orang
(71,44%)
Tabel 09.
Distribusi Cakupan Pemberian Vitamin A pada Balita Umur
6-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskemas E
pada BulanMei Tahun 2020
Jumlah umur Jumlah dpt Cakupan
Desa/Kel 6-59 bln vitamin A Balita dpt vitamin
. A (%)
n % n %
1 460 16,1 368 18,1 80,00
2 931 32,6 249 12,2 26,74
3 378 13,2 341 16,8 90,21
4 363 12,7 489 24,0 134,71
5 380 13,3 313 15,4 82,36
6 342 12,0 275 13,5 80,40
PKM 2.854 100 2.035 100 71,30
Sumber, data Puskesmas E. 2020
Berdasarkan tabel 09 diatas menunjukkan bahwa cakupan pemberian
kapsul vitamin A pada balita umur 6-59 bulan yaitu, untuk total balita umur 6-59
bulan yang mendapatkan kapsul vitamin A di wilayah kerja puskesmas E
sebanyak 2035 orang (71,30%), yang paling tertinggi berada pada desa 4
sebanyak 489 orang (134,71%) dan yang rendah berada pada desa 2 sebanyak
249 orang (26,74%), artinya bahwa cakupan balita yang mendapatkan vitamin A
di wilayah kerja Puskesmas E kategori kurang (≤80%), namun jika data tersebut
dinilai perdesa, maka ada beberapa desa yang mencapai target, berikut grafik
diagram batang.
Cakupan Vitamin A Balita
Cakupan Vitamin A Balita

134.71

90.21
82.36 80.4 80
71.3

26.74

4 3 5 6 1 2 PKM

Berdasarkan grafik diatas menunjukan bahwa cakupan pemberian kapsul


vitamin A pada balita umur 0-59 bulan yaitu, untuk yang paling tertinggi berada
pada desa 4 sebanyak 489 orang (134,71%) dan yang paling rendah berada
pada desa 2 sebanyak 249 orang (26,74%), total seluruh di wilayah Puskesmas
balita yang mendapatkan vitamin A sebanyak 2035 orang (71,3%).
6. Cakupan Vitamin A Ibu Nifas
Setiap Ibu Nifas idealnya mendapat Vit.A dosis tinggi minimal 2 kapsul.
Target yang ditetapkan untuk cakupan pemberian Vitamin A Ibu nifas sebesar
85%, hal ini disesuaikan dengan masih ada ibu yang bersalin tidak ditolong oleh
petugas kesehatan, dapat diihat pada tabel berikut :

Tabel 10.
Distribusi cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A pada
Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas E
pada bulan Mei Tahun 2020
Cakupa
Desa/Kel Jml Bufas Bufas Dpt. Vit A.
n (%)
.
n % n %
1 125 19,9 123 21,1 98,4
2 64 10,2 60 10,3 93,75
3 137 21,8 123 21,1 89,78
4 96 15,3 96 16,4 100
5 112 17,8 93 15,9 83,03
6 94 15,0 89 15,2 94,68
100,
PKM 628 584 92,99
0 100,0
Sumber, data Puskesmas E. 2020
Berdasarkan Tabel 10 diatas menunjukkan bahwa cakupan ibu nifas yang
mendapat vitamin A yaitu, untuk total ibu nifas yang medapat kapsul vitamin A
sebanyak 584 orang (92,99%), yang paling tertinggi berada pada desa 4
sebanyak 96 orang (100%) dan yang paling rendah berada pada desa 5
sebanyak 93 orang (83,03%), artinya bahwa cakupan seluruh ibu nifas yang
mendapat vitamin A di wilayah kerja puskesmas E kategori baik (≥85%), namun
jika data dinilai perdesa, maka ada satu desa yang tidak mencapai target.
Gambaran cakupan pemberian Vitamin A pada ibu nifas di wilayah kerja
Puskesmas E adalah sebagai berikut :

Cakupan Pemberian Vit. A Ibu Nifas


100 98.4 94.68 93.75 92.99
89.78
83.03

4 1 6 2 3 5 PKM

Berdasarkan grafik diatas menunjukan bahwa cakupan ibu nifas yang


mendapat vitamin A yaitu, untuk yang paling tertinggi berada pada desa 4
sebanyak 96 orang (100%) dan yang paling rendah berada pada desa 5
sebanyak 93 orang (83,03%), total seluruh di wilayah Puskesmas ibu nifas yang
mendapatkan vitamin A sebanyak 584 orang (92,99%).
7. Cakupan Fe-90 Tablet Ibu Hamil
Idealnya Ibu selama hamil mendapat Tablet Fe minimal 90 tablet. Target
cakupan program pemberian Fe 90 tablet pada ibu hamil sebesar ≥ 80%, dapat
diihat pada tabel berikut :
Tabel 11.
Distribui Cakupan Pemberian Fe 90 Tablet pada
Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskemas E
pada Bulan Mei Tahun 2020
Jumlah Dapat
Desa/Kel Cakupan
Bumil Fe-90
. (%)
n % n %
1 132 20,0 107 18,7 81,06
2 67 10,2 60 10,5 89,55
3 144 21,8 133 23,2 92,36
4 101 15,3 101 17,6 100
5 117 17,7 81 14,1 69,23
6 99 15,0 91 15,9 91,91
PKM 660 100 573 100 86,81
Sumber, data Puskesmas E. 2020
Berdasarkan Tabel 11 diatas menunjukkan bahwa cakupan pemberian Fe
90 tablet pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas E yaitu, untuk total ibu hamil
yang mendapatkan Fe 90 tablet sebanyak 573 orang (86,81%), yang paling
tertinggi berada pada desa 4 sebanyak 101 orang (100%) dan yang paling
rendah berada pada desa 5 sebanyak 81 orang (69,23%), artinya bahwa
cakupan seluruh ibu hamil yang mendapat Fe 90 tablet di wilayah kerja
puskesmas E kategori baik (≥80%), namun jika data dinilai perdesa, maka ada
satu desa yang tidak mencapai target.
Gambaran cakupan pemberian fe 90 tablet pada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas E adalah sebagai berikut :

Cakupan Fe-3 Ibu Hamil


100
92.36 91.91 89.55 86.81
81.06
69.23

4 3 6 2 1 5 PKM
Berdasarkan grafik diatas menunjukan bahwa cakupan pemberian fe 90
tablet pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas E yaitu, untuk yang paling
tertinggi berada pada desa 4 sebanyak 101 orang (100%) dan yang paling
rendah berada pada desa 5 sebanyak 81 orang (69,23%), total seluruh di
wilayah Puskesmas yang mendapatkan fe 90 tablet pada ibu hamil sebanyak
573 orang (86,81%).

B. Masalah Gizi
1. Indikator BB/U
Indeks BB/U, di Puskesmas digunakan sebagai penapisan awal terjadinya
masalah gizi pada balita. Target indicator ≤ 5%, dapat diihat pada tabel
berikut :

Tabel 12.
Distribusi Status Gizi Balita Umur 0-59 Bulan Berdasarkan
Indikator BB/U di Wilayah Kerja Puskesmas E
pada Bulan Mei Tahun 2020
Desa/Kel Gizi Gizi %Gizi %Gizi
D
. Buruk Kurang Buruk Kurang
1 368 3 12 0,81 3,25
2 740 8 20 1,07 2,79
3 314 7 20 2,22 6,36
4 342 9 20 2,62 5,84
5 323 3 7 0,92 2,15
6 227 5 12 2,20 5,28
PKM 2314 35 92 1,51 3,97
Sumber, data Puskesmas E. 2020
Berdasarkan Tabel 12 diatas menunjukkan bahwa status Gizi balita umur 0-
59 bulan berdasarkan indikator BB/U yaitu, untuk total balita yang masuk dalam
kategori gizi buruk sebanyak 35 orang (1,51%), dan kategori gizi kurang sebanyak
92 orang (3,97%), untuk status gizi kategori gizi buruk yang tertinggi berada pada
desa 4 sebanyak 9 orang (2,26%) dan yang rendah berada pada desa 1 sebanyak
3 orang (0,81%), pada kategori gizi kurang yang tertinggi berada pada desa 3
sebanyak 20 orang (6,36%) dan yang terendah berada pada desa 5 sebanyak 7
orang (2,15%). artinya status gizi pada balita umur 0-59 di wilayah puskesmas E
kategori rendah (≤5%). namun jika data tersebut dinilai perdesa, maka ada
beberapa desa yang memiliki kategori gizi kurang diatas (>5%). berikut grafik
diagram batang :

Gizi Buruk Gizi Kurang


6.36
5.84
5.28

3.97
3.25
2.79 2.62
2.22 2.15 2.2
1.51
1.07 0.92
0.81

1 2 3 4 5 6 PKM

Berdasarkan grafik diatas menunjukan bahwa status Gizi bayi umur 0-59
bulan berdasarkan indikator BB/U yaitu, untuk status gizi kategori gizi buruk
yang tertinggi berada pada desa 4 sebanyak 9 orang (2,26%) dan yang rendah
berada pada desa 1 sebanyak 3 orang (0,81%), pada kategori gizi kurang yang
tertinggi berada pada desa 3 sebanyak 20 orang (6,36%) dan yang terendah
berada pada desa 5 sebanyak 7 orang (2,15%). Total seluruh di wilayah
Puskesmas kategori gizi buruk sebanyak 35 orang (1,51%) dan kategori gizi
kurang sebanyak 92 orang (3,97%).

2. Indikator TB/U dan PB/U


Indeks TB/U, di Puskesmas digunakan sebagai penapisan pertumbuhan
seorang Balita Normal atau pendek masalah gizi kesmas jika Balita pendek ≥
20%, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 13.
Distribusi Status Gizi Balita Umur 0-59 Bulan Berdasarkan
Indikator TB,PB/U di Wilayah Kerja Puskesmas E
pada Bulan Mei Tahun 2020
%
Desa/Kel Sangat %
D Pendek Sangat
. Pendek Pendek
Pendek
1 368 10 54 2,71 14,67
2 740 12 68 1,62 9,18
3 314 32 65 10,19 20,70
4 342 33 84 9,64 24,56
5 323 19 66 5,88 20,43
6 227 21 66 9,25 29,07
PKM 2314 121 403 5,22 17,41
Sumber, data Puskesmas E. 2020
Berdasarkan Tabel 13 diatas menunjukkan bahwa status Gizi balita umur 0-
59 bulan berdasarkan indikator TB,PB/U yaitu, untuk total balita yang masuk
dalam kategori status gizi sangat pendek sebanyak 121 orang (5,22%), kategori
pendek sebanyak 403 orang (17,41%), untuk status gizi kategori sangat pendek
yang tertinggi berada pada desa 3 sebanyak 32 orang (10,19%) dan yang rendah
berada pada desa 2 sebanyak 12 orang (1,62%), pada kategori status gizi pendek
yang tertinggi berada pada desa 6 sebanyak 66 orang (29,07%) dan yang
terendah berada pada desa 2 sebanyak 68 orang (2,15%), artinya status gizi pada
balita umur 0-59 di wilayah puskesmas E kategori rendah (<20%). namun jika data
tersebut dinilai perdesa, maka ada beberapa desa yang memiliki kategori pendek
diatas ≥ 20%. berikut grafik diagram batang :
sangat pendek pendek

29.07
24.56
20.7 20.43
17.41
14.67

9.18 10.19 9.64 9.25


5.88 5.22
2.71 1.62

1 2 3 4 5 6 PKM

Berdasarkan grafik diatas menunjukan bahwa status Gizi balita umur 0-


59 bulan berdasarkan indikator TB,BB/U yaitu, untuk status gizi kategori sangat
pendek yang tertinggi berada pada desa 3 sebanyak 32 orang (10,19%) dan
yang rendah berada pada desa 2 sebanyak 12 orang (1,62%), pada kategori
status gizi pendek yang tertinggi berada pada desa 6 sebanyak 66 orang
(29,07%) dan yang terendah berada pada desa 2 sebanyak 68 orang (2,15%).
Total seluruh di wilayah Puskesmas kategori sangat pendek sebanyak 121
orang (5,22%) dan kategori pendek sebanyak 403 orang (17,41%).
3. Indikator BB/TB
Indeks BB/TB, di Puskesmas digunakan untuk meilai kondisi fisik seorang
anak berdasarkan propors tubuh anak (kurus atau gemuk. Target indicator ≤ 5%,
dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 14.
Distribusi Status Gizi Balita Umur 0-59 Bulan Berdasarkan
Indikator BB/TB di Wilayah Kerja Puskesmas E
pada Bulan Mei Tahun 2020
Sangat Obesita % Sangat % %
Desa/Kel. D Kurus
Kurus s Kurus Kurus Obesitas
1 368 5 16 7 1,36 4,35 1,90
2 740 3 30 4 0,41 4,05 1,09
3 314 3 24 12 0,96 7,64 3,82
4 342 10 21 11 2,92 6,14 3,22
5 323 3 12 6 0,93 3,72 1,86
6 227 6 15 7 2,64 4,64 3,08
PKM 2314 30 118 47 1,29 5,09 2,03
Sumber, data Puskesmas E. 2020
Berdasarkan Tabel 14 diatas menunjukkan bahwa status Gizi balita umur 0-
59 bulan berdasarkan indikator BB/TB yaitu, untuk total balita yang masuk dalam
kategori sangat kurus sebanyak 30 orang (1,29%), kategori kurus sebanyak 118
orang (5,09%), dan kategori obesitas sebanyak 47 orang (2,03%), untuk status gizi
kategori sangat kurus yang tertinggi berada pada desa 4 sebanyak 10 orang
(2,92%) dan yang rendah berada pada desa 2 sebanyak 3 orang (0,41%), pada
kategori status gizi kurus yang tertinggi berada pada desa 3 sebanyak 24 orang
(7,64%) dan yang terendah berada pada desa 5 sebanyak 12 orang (2,72%), dan
untuk kategori status gizi obesitas yang paling tertinggi berada pada desa 3
sebanyak 12 orang (3,82%) dan yang rendah berada pada desa 2 sebanyak 4
orang (1,09%). artinya status gizi pada balita umur 0-59 di wilayah puskesmas E
kategori rendah (≤ 5%).namun jika data tersebut dinilai perdesa, maka ada
beberapa desa yang memiliki kategori kurus diatas >5%. berikut grafik diagram
batang :
sangat kurus kurus obesitas

7.64

6.14

5.09
4.64
4.35
4.05 3.82 3.72
3.22 3.08
2.92
2.64
1.9 1.86 2.03
1.36 1.29
1.09 0.96 0.93
0.41

1 2 3 4 5 6 PKM

Berdasarkan grafik diatas menunjukan bahwa status Gizi balita umur 0-


59 bulan berdasarkan indikator BB/TB yaitu, untuk status gizi kategori sangat
kurus yang tertinggi berada pada desa 4 sebanyak 10 orang (2,92%) dan yang
rendah berada pada desa 2 sebanyak 3 orang (0,41%), pada kategori status
gizi kurus yang tertinggi berada pada desa 3 sebanyak 24 orang (7,64%) dan
yang terendah berada pada desa 5 sebanyak 12 orang (2,72%), dan untuk
kategori status gizi obesitas yang paling tertinggi berada pada desa 3 sebanyak
12 orang (33,82%) dan yang rendah berada pada desa 2 sebanyak 4 orang
(1,09%). Total seluruh di wilayah Puskesmas kategori sangat kurus sebanyak
30 orang (1,29%), kategori kurus sebanyak 118 orang (5,09%) dan kategori
obesitas sebanyak 47 orang (2,03%).
C. Prioritas Masalah

Tabel 15.
Distribusi Pencapaian Pelaksanaan Kegiatan
Program Gizi di Wilayah Kerja Puskesmas E
pada Bulan Mei Tahun 2020
Kegiatan Program Gizi Puskesmas E
n %
K/S 2641 84,83
2314 74,33
D/S
N/D 1416 61,19
ASI-ESKLUSIF 222 59,35
VITAMIN A BALITA 2035 71,30
VITAMIN A IBU NIFASS 584 92,99
E-90 TABLET 573 86,81
Sumber, data Puskesmas E. 2020
Berdasarkan tabel 15 diatas menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan
kegiatan program gizi yaitu, untuk kegiatan program gizi yang paling tertinggi
adalah pemberian vitamin pada ibu nifas sebanyak 584 orang (92,99%) dan
untuk kegiatan program gizi yang paling rendah adalah pemberian ASI-Esklusif
pada bayi sebanyak 222 orang (59,35%).

Tabel 16.
Distribusi Status Gizi Pada Balita Diwilayah Kerja Puskesmas E
Pada Bulan Mei Tahun 2020
Status Gizi Puskesmas E
N %
BB/U 127 5,48
TB,PB/U 524 22,63
BB/TB 148 6,38
Sumber, data Puskesmas E. 2020
Berdasarkan data status gizi balita di wilayah puskesmas E menunjukkan
bahwa persentase tertinggi yang mengalami status gizi pendek sebanyak 524
orang (22,63%) dan persentase rendah yang mengalami status gizi kurang
sebanyak 27 orang (5,48%).
A. PEMBAHASAN
1. Cakupan Program
Balita istilah umum anak bagi anak usia 1-3 tahun dan anak prasekolah
(3-5 tahun) saat usia batita, anak masi tergantung penuh pada orang tua untuk
melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan.
Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik.
Pada kegiatan PKL ini pemantauan status gizi balita dilaksanakan di posyandu.
Jumlah sasaran sebanyak 3113 orang, yang terdaftar dan memiliki KMS
sebanyak 2641 orang, jumlah seluruh balita yang ditimbang sebanyak 2314
orang dan jumlah balita yang pada saat penimbangan naik sebanyak 1416
orang.
Penjelasan D/S (74.33%) adalah balita yang datang dan ditimbang (D)
dibagi dengan jumlah seluruh balita yang ada di wilayah puskesmas E, N/S
(45.48%) adalah balita yang naik berat badannya (N) dibagi dengan jumlah
seluruh balita yang ada di wilayah kerja puskesmas E, K/S (97.56%) adalah
jumlah balita yang mempunyai KMS dibagi dengan jumlah seluruh balita yang
ada di wilayah kerja puskesmas E, Dan N/D (61.19%) adalah jumlah balita yang
pada saat penimbangan berat badannya naik (N) dibagi dengan jumlah seluruh
balita yang ditimbang.

2. Penyuluhan
Terdapat banyak factor yang menimbulkan masalah gizi. Faktor tersebut
terdiri dari faktor langsung dan faktor tidak langsung. Faktor langsung adalah
kurangnya asupan makanan dan penyakit infeksi. Seseorang yang asupan
makanannya kurang akan mengakibatkan rendahnya daya tahan tubuh
sehingga dapat memudahkan untuk sakit. Cara mengakhiri masalah gizi adalah
dengan penanggulangan secara bergantung pada kemampuan seseorang
untuk bekerja sama untuk mewujudkan perkembangan pendidikan, ekonomi,
perbaikan gizi, kedamaian, pengendalian pertumbuhan penduduk, serta
perbaikan sanitasi..
Dari total masalah gizi yang ada di wilayah kerja puskesmas E . untuk
status gizi, semakin tinggi persentase balita yang mengalami masalah gizi maka
masalah semakin besar. Pernyataan ini menunjukkan bahwa pada distribusi
status gizi balita di wilayah kerja puskesmas E terdapat persentase yang paling
tinggi yaitu 8.94 (pendek). Anak yang dikatakan pendek adalah ia yang memiliki
tinggi badan tidak sesuai dengan umurnya atau biasa juga di sebut stunting.
Stunting adalah debuah kondisi diamana tinggi badan seseorang jauh
lebih pendek dibandingkan tinggi badan orang seusianya. Penyebab utama
Stunting adalah kekurangan Gozi kronis sejak bayi dalam kanudungan hingga
masa anak lahir yang biasanya tampak setelah anak berusia 2 tahun. Salah
satu cara mencegah stunting yaitu dengan cara penyuluhan di wilayah kerja
puskesmas E.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil kegiatan PKL PIGM Puskesmas pada tanggal 09-15 mei 2020 yaitu:
1. Liputan program Gizi (K/S) Di puskesmas E Sudah mencapai target ≥90%
2. Pertumbuhan balita (N/D) belum mencapai target ≥90%.
3. Tingkat kelangsungan program (N/S) belum mencapai target ≥80%
4. Tingkat partisifasi masyarakat terhadap program Gizi (D/S) hamper
mencapai target yaitu ≥80%.
5. Asi esklusif belum mencapai target yaitu ≥80%,
6. Vitamin A (6-59 bulan) sudah baik mencapai target ≥80% .
7. Vitamin A pada ibu nifas sudah mencapai target yaitu ≥80%
8. Pemberian Fe-90 pada bumil mencapai target ≥90%.
B. Saran
Sebaiknya melakukan penyuluhan mengenai tentang pencegahan stuting
pada anak.
Lampiran 1

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)

Pokok bahasan : pencegahan stunting


Sasaran : ibu yang nenpunyai anak
Waktu :-
Tempat :-
A. Tujuan penyuluhan
1. Tujuan umum
Memberi pengetahuan tentang stunting pada anak dan cara
pencegahannya
2. Tujuan khusus
 Menjelaskan tentang pengertian stunting
 Mengerti penyebab stunting
 Mengerti tentang ciri anak dengan stunting
 Mengerti pencegahan stunting pada anak
B. Materi
1. Pencegahan stunting
C. Kegiatan penyuluhan

no Waktu Kegiatan penyuluhan Respon peserta


1 5 menit 1. Pembukan  Menjawab salam
08.00-08.05  Salam  Memperhatikan
 Perkenalan tim dengan seksana
penyuluhan
2 35 menit 2. penyampaian materi
08.05-08.40 oleh penyuluh
 Menjelaskan
tentang
pengertian
stunting
 Mengerti
penyebab
stunting
 Mengerti tenang
ciri anak dengan
stunting
 Mengerti
pencegahan
stunting pada
stunting.
3. 20 menit 3. penutupan Menjawab pertanyaan
08.40-09.00  Sesi Tanya yang diberikan oleh oleh
jawab penyimak.

D. Metode

1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
E. Alat/media
1. Leafleat
F. Efaluasi
1. Menjelaskan tentang pengertian stunting
2. Mengerti penyebab stunting
3. Mengerti tentang ciri anak dengan stunting
4. Mengerti pencegahan stunting pada anak
G. Materi
1. Pengertian stunting
Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur
rendah, atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan
dengan anak-anak lain seusianya. Stunted ditandai dengan terlambatnya
pertumbuhan anak yang mengakibatkan kegagalan dalam mencapai
tinggi badan yang normal dan sehat sesuai usia anak. Stunted
merupakan kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa
lalu dan digunakan sebagai indicator jangka panjang untuk Gizi kurang
pada anak
2. Penyebab stunting pada anak
Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted pada anak merupakan
suatau proses kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak
dan sepanjang siklus kehidupan. Pada masa ini merupakan proses
terjadinya stunted pada anak dan peluang peningkatan stunted terjadi
dalam 2 tahun pertama kehidupan
a. Faktor gizi ibu sebelum dan selama dan selama dan selama
kehamilan merupakan penyebab tidak langsung yang memberikan
kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu hamil
dengan gizi kurang akan menyebabkan janin mengalami intrauterine,
sehingga bayi akan lahir dengan gizi kurang.
b. Seorang ibu tidak memberikan Asi Esklusif pada anak
c. Menurut UNICEF, penyebab utama Gizi buruk dan sunting adalah
kemiskinan.
d. Anak stunting juga dikaitkan dengan budaya dan pengetahuan
masyarakat akan gizi.
3. Ciri-ciri stunting pada anak
a. Anak dengan kekurangan protein dan energy kronis (stunting)
menampilkan performa yang buruk pada tes perhatian dan memori
belajar, tetapi masi baik dalam koordinasi dan kecepatan gerak.
b. Pertumbuhan melambat, batas bawah kecepatan tumbuh adalah 5
cm/tahu decimal
c. Tanda-tanda pubertas terlambat (payudara, rambut pubis, rambut
ketiak, panjangnya testis dan volume testis
d. Wajah tampak mudah dari umurnya
4. Pencegahan stunting
Cara pencegahan stunting sebagai berikut:
a. Cukupi kebutuhan zat besi, yodium dan asam folat
b. Hindari paparan asap rokok
c. Rutin melakukan pemeriksaan kandungan

Anda mungkin juga menyukai