Anda di halaman 1dari 10

KINERJA GURU DALAM MENDESAIN

PROSES BELAJAR MENGAJAR

KELOMPOK 5 :
1. Aryananda Joloen Surya 200111501011
2. A.Tenri Ayu Wulandari 200111500003
3. Nurul Nabila Asyrafiyyah 200111502001
4. Indra Susilwarni 200111502003
5. Rodiyatul Adawiyah 200111501007
Rumusan Masalah

1. Bagaimana kinerja guru dalam mendesain proses belajar


mengajar?
2. Bagaimana kinerja guru dalam melaksanakan proses belajar
mengajar?
PEMBAHASAN
Kinerja Guru dalam Mendesain Program Pengajaran

Pada dasarnya kinerja guru yang profesional dapat dibagi menjadi dua, yaitu kinerja guru dalam mendesain

program pengajaran dan kinerja guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Kinerja guru dalam

mendesain program pengajaran yaitu kinerja guru dalam membuat rencana pembelajaran. Sedangkan kinerja

guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar adalah kinerja untuk melaksanakan semua yang telah

direncanakan dalam design program pengajaran.

• pendapat dari (Rasyidin, 1985) mengatakan bahwa Perencanaan

adalah Pemetaan langkah-langkah ke arah tujuan. Perencanaan sangat diperlukan oleh Guru meliputi:

1. Penentuan Tujan Mengajar

2. Pemilihan materi sesuai dengan waktu

3. Strategi Optimum

4. Alat dan Sumber

5. Kegiatan Belajar Siswa

6. Evaluasi.
Kinerja Guru dalam Melaksanakan Proses Belajar-
Mengajar

Menenurut (Muhadjir, 1996) terhadap sejumlah kinerja (Perfomance)


guru/staf pengajar dalam melaksanakan proses belajar mengajar yaitu,
model Rob Norris, model Oregon, model Stanford, sebagai berikut:

• Model Rob Norris


Dalam model ini seorang staf pengajar/Guru harus memiliki komponen
mengajar yakni kualtas Personal dan Profesional, persiapan pengajaran,
perumusan tujuan pengajaran, penampilan guru dalam mengajar dikelas,
penampilan siswa dalam belajar dan Evaluasi.
• Model Oregon
Kemampuan mengajar dalam ini dikelompokan menjadi 5 bagian, yaitu:
a. Perencanaan dan persiapan mengajar.
b. Kemempuan guru dalam mengajar dan kemampuan siswa dalam
belajar.
c. Kemempuan mengumpulkan dan menggunakan informasi hasil belajar.
d. Kemampuan hubungan inter-Personal yang meliputi hubungan dengan
siswa, supervisor, dan guru sejawat.

e. Kemampuan hubungan dengan ntanggung jawab Profesional.

 Model Stanford

Model ini membagi kemampuan mengajar dalam lima komponen, tiga dari
lima komponen tersebut dapat diobservasi dikelas meliputi komponen
tujuan, komponen guru mengajar, dan komponen evaluasi.
Dalam mempersiapkan atau menyusun perencanaan mengajar (satuan pembelajaran)
terdapat sejumalah model yang bersumber dari disalin Intruksional yaitu Prosedur
Pengembangan Sistem Intruksional (PPSI). PPSI memiliki 6 komponen yang saling terkait
satu sama lain yaitu:
• Pedoman Perumusan Tujuan, yang memberi petunjuk pada guru dalam merumuskan
Tujuan Intruksional Khusus (TIK).
• Pedoman Prosedur Pengembangan alat dan Penilaian, memberikan petunjuk tentang
Prosedur Penilain yang akan diterapkan.
• Pedoman Proses Kegiatan Belajar Siswa, memberi sertiap petunjuk setiap guru dalam
menentukan dan menetapkan langkah-langkah kegiatan belajar siswa sesuai dengan
bahan pelajaran yang harus dikuasai dan tujuan Intruksional khusus yang mesti dicapai
siswa.
• Pedoman kegiatan guru, merupakan pedoman dan petunjuk bagi guru untuk
merencanakan Program Bimbingan sehingga siswa melakukan kegiatan sesuai dengan
rumusan tujuan Intruksional Khusus.
• Pedoman Pelaksanaan Program, yaitu petunjuk dari program yang telah disusun,
dalam hal ini berkenaan dengan Pelaksanaan.
• Pedoman perbaikan atau revisi yakni mengembangkan program setelah selesai
dilaksanakan yang didasarkan kepada umpan balik (Feed Back) yang diperoleh
melalui penilaian akhir.
Dalam melaksanakan proses belajar mengajar guru harus menggunakan
metode, alat, media, dan bahan pembelajaran yaitu sebagai berikut: :
• Menggunakan Metode Pembelajaran
Dalam penggunaan suatu metode mengajar yang efektif harus
berdasarkan tujuan khusus yang hendak dicapai. Demikian juga
kesesuiannya dengan bahan pelajaran, antara tujuan, bahan dan metode
harus adanya keserasian.

• Menggunakan Alat Pengajaran


Alat pengajaran adalah segala alat yang dapat menunjang keefektifan dan
efesiensi pengajaran (Sudirman., 1991). Alat pengajaran juga diartikan
oleh sebagian orang dengan istilah sarana belajar atau sarana pengajaran.

• Menggunakan Media Pembelajaran

Pada dasarnya fungsi media adalah menumbuhkan motivasi


peserta didik, dapat mengingat dengan mudah, peserta menjadi aktif
dalam merespon, memberi umpan balik dengan cepat,
mendorong peserta didik untuk melaksanakan kegiatan praktek
dengan tepat.
• Bahan Pembelajaran

Bahan atau meteri pelajaran tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan


Tasonomi Bloom cs Mengenci tujuan pendidikan yaitu ranah, kognitif,
afektif, dan psikomotor. Ketiga ranah tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. Ranah Kognitif : Pengetahuan, pemahaman, analisis, sintesis, dan evaluasi.

b. Ranah Efektif, ranah afektif yang dikembangkan oleh Krathwohl, Bloom,


dan Masia, yaitu sebagai berikut: Menerima (memperhatikan), merespon,
dan menghargai.

c. Ranah Psikomotor, salah satu tujuan penting ialah membantu siswa agar
sanggup memcahkan masalah taraf tinggi, maka keterampilan berfikir harus
dijadikan inti pokok kurikulum.
KESIMPULAN
Salah satu dari tahapan mengajar yang harus dilalui oleh guru Profesional yaitu Menyusun
Perencanaan Pengajaran atau Mendisain program pengajaran. Dalam Implementasi kurikulum
atau pelaksanaan pengajaran, mendesain program pengajaran, melaksakan proses belajar
mengajar dan penilaian hasil belajar siswa, merupakan rangkaian kegiatan yang saling berurutan
an tak terpisahkan satu sama lainnya (terpadu).

Seorang guru sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar alangkah baiknya membuat
program tahunan, perencanaan Semester, Silabus, Satuan Pelajaran (SatPel), dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Yang bertujuan supaya kegiatan belajar mengajar terprogram
baik dari segi materi maupun waktu.

Tugas guru sebelum melakukan pengajaran yaitu pemilihan Metode, Perumusan tujuan, Bahan
dan Peralatan, Langkah-langkah Pengajaran, Pola pengelompokan dan prinsip belajar. Setelah
itu tahap pengajaran yang dilakukan soerang guru pengelolahan, kontrol, penyampaian
informasi, penggunaan tingkah laku verbal, non verbal, guru harus mampu mendiagnosa
kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa, pelayanan pembentukan evaluasi, guru juga harus
mampu menilai kemajuan siswa, menilai Proses Belajar Mengajar.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai