Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI I

ANALISIS EFEK OBAT HIPOGLIKEMIK PADA HEWAN UJI

Disusun Oleh :
KELOMPOK IV

1. I Gusti Ngurah Putu Prema Cahyana Putra (192024)


2. Ni Made Ayu Wulan Anita Giri (192025)
3. Ni Kadek Dede Novita Dewi (192026)
4. Ni Komang Ayu Juliantari (192027)
5. Ni Luh Ayu Candra Widnyani (192028)
6. Ni Putu Novi Cantika Dewi (192029)
7. Ni Made Ayu Diah Puspani (192030)
8. Putri Windari (202031)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI


SEKOLAH TINGGI FARMASI MAHAGANESHA
2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut data WHO jumlah penderita diabetes melitus meningkat dari 108 juta pada
tahun 1980 menjadi 224 juta pada tahun 2014. Prevalensi global diabetes diantara orang
dewasa diatas 18 tahun telah meningkat dari 4,7% pada tahun 1980 menjadi 8,5% pada tahun
2014. Prevalensi meningkat pada negara berkembang, pada tahun 2016 diperkirakan 1,6 juta
kematian disebabkan oleh diabetes melitus. (WHO, 2018)

Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis gangguan metabolisme yang ditandai
dengan kadar glukosa darah melebihi nilai normal (hiperglikemik), sebagai akibat dari
kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Ciri klinisnya yang paling umum
adalah intoleransi glukosa simptomatik yang menyebabkan hiperglikemia dan perubahan-
perubahan dalam metabolisme lipid dan protein. (Kroon, Lisa A,et al. 2009)

Di Indonesia DM tipe 2 merupakan yang terbanyak ditemukan sekitar 95% dari


keseluruhan kasus diabetes. Diabetes melitus meningkatkan resiko seseorang terkena gagal
ginjal, penyakit jantung (terutama gagal jantung dan stroke). Dalam pengobatan diabetes
melitus tipe 2 obat yang sering digunakan adalah obat hipoglikemik oral.

Beberapa golongan obat hipoglikemik oral yang sering digunakan yaitu golongan
biguanida yang bekerja langsung pada hati, menurunkan produksi glukosa hati contohnya
metformin, golongan α-glukosidase inhibitor bekerja menghambat enzim α-glukosidase yang
terdapat pada dinding usus halus contohnya akarbose, golongan sulfonilurea bekerja
merangsang sel beta di pankreas contohnya glibenklamid. (scribd, 2019)

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah efek obat hipoglikemik oral dengan melihat dan mengamati serta
menentukan jumlah penurunan kadar glukosa pada hewan uji?

1.3 Tujuan Percobaan

Mahasiswa mampu menganalisis efek obat hipoglikemik oral dengan melihat dan
mengamati serta menentukan jumlah penurunan kadar glukosa pada hewan uji.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Diabetes Melitus dalam bahasa latin; diabetes artinya penerusan dan melitus artinya
rasa manis. Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin.
(Sukandar dkk, 2009)

Pankreas adalah suatu kelenjar endokrin yang menhasilkan hormon peptide insulin,
glukagon, dan somatosin. Hormon-hormon ini memegang peranan penting dalam pengaturan
aktivitas metabolik tubuh yang membantu memelihara homeostatis glukosa darah, salah satu
hormon terpenting adalah insulin. Kurangnya atau tidak adanya insulin dapat mengakibatkan
diabetes melitus, dimana terjadi peningkatan kadar glukosa darah.

Obat hipoglikemik oral merupakan obat penurun kadar glukosa pada darah yang sering
diresepkan oleh dokter untuk mengatasi diabetes melitus (DM) tipe 2 pada pasien. Beberapa
golongan obat hipoglikemik oral yaitu :

1. Golongan sulfonilurea

Obat hipoglikemik oral yang pertama kali ditemukan, merupakan obat pilihan (drug
of choice) untuk penderita diabetes dewasa baru dengan berat badan normal dan kurang serta
tidak pernah mengalami ketoasidosis sebelumnya. Obat ini bekerja dengan merangsang
sekresi insulin di kelenjar pankreas, oleh sebab itu hanya efektif apabila sel β pankreas masih
dapat berproduksi. Merangsang sel β pankreas untuk memproduksi lebih banyak insulin,
sehingga kadar glukosa dalam darah menurun. Contohnya : gliklazid, klorpropamid,
tolbutamid, tolazamid, glipizid, glimeripid, glibenklamid. (scribd, 2019)

Glibenklamid adalah obat untuk mengendalikan kadar gula darah yang tinggi pada
diabetes melitus tipe 2, yang tersedia dalam bentuk tablet. Mekanisme kerjanya bergantung
pada sel beta pankreas, sulfonilurea menempel pada reseptor yang spesifik di sel beta
pankreas dan menyekat pemasukan kalium melalui kanal ATP. Kemudian mempengaruhi
peningkatan kalsium ke sel beta pankreas dan lebih banyak ATP yang memicu keluarnya
insulin. Waktu yang diperlukan untuk mencapai kadar puncak di plasma darah adalah 2-4 jam
setelah konsumsi. (scrib, 2019)
2. Golongan Biguanides

Obat golongan ini bekerja langsung pada hati (hepar), menurunkan produksi glukosa
di hati dan meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin, sehingga berupaya untuk
memperbaiki kerja insuli dalam tubuh. Contoh : metformin, fenformin, dan buformin.
Metformin merupakan obat pilihan pertama pasien dengan berat badan berlebih. Waktu
puncak plasma sediaan regular adalah 2-3 jam, waktu paruh plasma sekitar 6,2 jam dan waktu
paruh dalam darah sekitar 17 jam. (Maruthur, 2016)

3. Golongan Alpha-Glukosidase Inhibitor

Obat golongan ini bekerja dengan menghambat enzim α-glukosidase yang terdapat
pada dinding usus halus. Inhibisi kerja enzim ini secara efektif dapat mengurangi pencernaan
karbohidrat kompleks dan absorbsinya, sehingga dapat mengurangi peningkatan kadar
glukosa. Contoh : akarbose, miglitol. (Suherman dkk, 2012)

Akarbose dengan menghambat enzim alpha glukosidase mampu mereduksi kadar


HbA1c hingga 0,5-0,8%, sehingga dinilai efektif digunakan dalam pengobatan DM tipe 2.
Waktu paruh akarbose adalah 2 jam, mencapai kadar puncak dalam waktu 1 jam, akarbose
diabsorpsi minimal yaitu <2% sebagai obat aktif dan sekitar 35% sebagai metabolit.
(Suherman dkk, 2012)

Uji efek hipoglikemik menggunakan metode pengujian induksi bahan kimia,


pembebanan glukosa, dimana menyebabkan kondisi seolah-olah hewan menderita diabetes.

Induksi dengan bahan kimia pada hewan menyebabkan hewan coba menderita
diabetes tipe satu dimana banyaknya sel beta yang hancur, sehingga jumlah insulin endogen
yang dihasilkan sedikit, dimana akan mengarah pada keadaan hiperglikemik. Senyawa yang
digunakan untuk menginduksi diabetes adalah streptozotocin atau aloksan yang memiliki
kesamaan struktur dengan glukosa. (Bansal et al., 1980)

Streptozotocin bekerja dengan cara membentuk radikal bebas sangat reaktif yang
dapat menimbulkan kerusakana pada membran sel, protein, dan DNA, sehingga
menyebabkan gangguan produksi insulin oleh sel beta pankreas. Streptozotocin memasuki sel
beta pankreas melalui glukosa transporter 2 (GLUT 2) dan menyebabkan alkilasi. Pemberian
dilakukan secara intaperitoneal atau intravena. (Szkudelski, 2001)
Aloksan adalah senyawa kimia yang digunakan untuk menginduksi diabetes pada
hewan coba. Aloksan merupakan senyawa hidrofilik yang tidak stabil dan toksik selektif
terhadapat hati dan ginjal, tetapi dalam dosis tertentu menyebabkan destruktif selektif pada
sel beta pankreas. (Yuda, 2013). Aloksan direduksi menjadi asam dialuric dan kemudian
teroksidasi kembali menjadi aloksan, menciptakan siklus redoks, dimana mengalami
dismutasi membentuk hidrogen peroksida dan selanjutnya membentuk radikal bebas yang
menyebabkan fragmentasi DNA sel beta. (Szkudelski, 2001)
BAB III
METODE PENELITIAN

1. Skema Cara Kerja Penelitian

Alat yang digunakan :

- Batang pengaduk - Hot plate

- Beker - Mixer

- Gelas ukur - Spoit 1 cc

- Gunting - Spoit

Bahan yang digunakan :

- Alkohol 70%

- Aqua destilat - Natrium CMC

- Kapas - Tablet Akarbose

- Aloksan - Tablet Glibenklamid

- Glukosa Anhidrat - Tablet Metformin

Skema Cara Kerja


1) Metode Induksi dengan Glukosa

Masing-masing Masing-masing obat Buat suspensi


hewan coba disiapkan, dihitung dosis obat untuk
ditimbang dan volume hewan coba
pemberiannya untuk
masing-masing hewan
coba

Ambil darah mencit melalui Dikelompokan secara rawu 4 kelompok


pembuluh darah di vena mencit masing-masing 3 ekor
ekor dengan memotong
a. Kelompok 1 : kontrol Na.CMC 1%
ekor mencit ±0,5 cm dari
ujung ekor dengan gunting b. Kelompok 2 : suspensi glibenklamid
lalu usap alkohoh 70%
c. Kelompok 3 : suspensi akarbose
d. Kelompok 4 : suspensi metformin HCL

Semua mencit diberikan larutan glukosa


Darah diteteskan pada strip
5% dosis 1-2,5/Kg mencit secara oral,
glukometer pada alat, lalu
lalu diukur kadar glukosa darah setelah
catat kadar glukosa puasa
pembebanan

Pada menit ke 10 (atau 5 menit setelah kadar


glukosa diukur)
Mencit dibiarkan dan
a. Kelompok 1 : larutan Na.CMC 1%
diukur kadar gula
darahnya tiap 20 menit b. Kelompok 2 : suspensi glibenklamid
selama 60 menit
c. Kelompok 3 : suspensi akarbose
d. Kelompok 4 : suspensi metformin HCL
Perlakuan secara oral, volume pemberian
0,2ml / 30g BB mencit
2) Metode Induksi dengan Aloksan

Masing-masing Masing-masing obat Buat suspensi


hewan coba disiapkan, dihitung dosis obat untuk
ditimbang dan volume hewan coba
pemberiannya untuk
masing-masing hewan
coba

Ambil darah mencit melalui


Darah diteteskan pada strip
pembuluh darah di vena ekor
glukometer pada alat, lalu
dengan memotong ekor mencit
catat kadar glukosa puasa
±0,5 cm dari ujung ekor dengan
gunting lalu usap alkohoh 70%

Semua mencit diberikan injeksi Setelah 2 minggu mencit yang kadar


aloxan yang dilarutkan dalam infus gula > 250 mg/dL (dicatat sebagai
NaCl 0,9% dengan dosis 100mg/kg kadar gula diabetik) dipisahkan dan
BB mencit secara intrateritoneal digunakan dalam penelitian

Setelah penentuan kadar Dikelompokan secara rawu 4


glukosa puasa, emua mencit kelompok mencit masing-masing 3ekor
diberikan larutan glukosa 5%
dosis 1-2,5/Kg mencit secara a. Kelompok 1 : kontrol Na.CMC 1%
oral, lalu diukur kadar glukosa b. Kelompok 2 : suspensi glibenklamid
darah setelah pembebanan
c. Kelompok 3 : suspensi akarbose
d. Kelompok 4 : suspensi metformin
HCL

Pada menit ke 10 (atau 5 menit setelah kadar


glukosa diukur)
e. Kelompok 1 : larutan Na.CMC 1% Mencit dibiarkan dan
diukur kadar gula
f. Kelompok 2 : suspensi glibenklamid darahnya tiap 20 menit
g. Kelompok 3 : suspensi akarbose selama 60 menit

h. Kelompok 4 : suspensi metformin HCL


Perlakuan secara oral, volume pemberian
0,2ml / 30g BB mencit

Anda mungkin juga menyukai