Anda di halaman 1dari 4

Nama : Supianur

NIM : 203010401028

Terdapat banyak sekali komoditas perkebunan salah satu yang paling banyak dan
terdapat dimana-mana adalah kelapa sawit, adapun subsistem yang diperlukan yaitu:

1.) Subsistem Pengadaan Sarana Produksi

Meliputi pengadaan sarana produksi pertanian antara lain terdiri dari benih, bibit, pupuk,
pestisida, alat-alat/mesin, dan peralatan produksi pertanian. Pelaku-pelaku kegiatan pengadaan
dan penyaluran sarana produksi adalah perorangan, perusahaan swasta, pemerintah. Pentingnya
subsistem ini mengingat perlunya keterpaduan dari berbagai unsur itu guna mewujudkan sukses
agribisnis. Industri yang menyediakan sarana produksi pertanian disebut juga sebagai
agroindustri hulu (upstream).

Dalam hal kelapa sawit sarana produksi yang diperlukan yaitu:

a. tempat staretis agar sawit dapat tumbuh dengan maksimal yaitu, pada dataran rendah di daerah
tropis yang beriklim basah, yaitu sepanjang garis khatulistiwa antara 23,5 ° LU – 24,5° LS.
Adapun persyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit yaitu curah hujan ≥ 2.000 mm/tahun dan
merata sepanjang tahun dengan periode bulan kering (< 100 mm/bulan) tidak lebih dari 3 bulan
dengan temperatur siang hari rata-rata 29 – 33° C dan malam hari 22 – 24 °C. Selanjutnya,
ketinggian tempat dari permukaan laut < 500 m dengan matahari bersinar sepanjang tahun,
minimal 5 jam per hari (Pahan, 2013).

b. cara pemupukan yang benar juga merupakan factor penting dalam hal perkebunan sawit,
contohnya adalah dengan memberikan pupuk yang tepat sesuai umur pohon. Untuk pohon yang
berumur 0-3 tahun, pupuk yang digunakan adalah pupuk urea dengan takaran dosis 0.4-0.4 per
tanaman dengan frekuensi pemberian pupuk 2 kali dalam setahun. Untuk tanaman yang berumur
di atas 3 tahun pupuk yang digunakan adalah pupuk Urea dengan dosis 2-2.5 kg untuk setiap
tanaman dengan frekuensi pemberian 2 kali dalam setahun.

c. penggunaan petsisida pada perkebunan hanya dilakukan bila hama sudah tak terkendali dan
harus dilakukan berdasarkan survei sehingga penggunaan zat kimia pada pestisida sendiri tidak
menjadi momok bagi tanaman sawit kita.

d. alat-alat atau mesin yang diperlikan yaitu:

1.) Fruit Cages, alat yang digunakan untuk mengangkut tandan buah segar.
2.) Capstand, digunakan untuk menarik lori buah
3.) Sterilizer Station, durm untuk merebus buah sawit
4.) Thresher Drum, digunakan untuk membanting tandan buah agar brondolan buah
dapat rontok
5.) Screw press, utnuk mengekstrak minyak sawit
6.) Vibro separator, memisahkan serabut halus dan bahan-bahan kasar
7.) Continous Settling Tank, digunakan untuk memisahkan minyak murni
berdasarkan prinsip perbedaan masaa jenis
8.) Oil Purifier, pemrosesan minyak menjadi minyak murni dengan kadar air
maksimal 0,1% dan kadar kotoran maksimal 0,02%
9.) Sludge Centrifuge,
10.) Vacum Oil Drier, untuk mengeringkan minyak dalam kondisi vakum melalui
penguapan
11.) Cake Breaker, untuk mengurai kadar air pada ampas
12.) Depericarper, untuk memisahkan biji dari serabut
13.) Nut Polishing Drum, digunakan untuk membersihkan biji dari serat-serat
14.) Nut Silo Drier, untuk mengurangi kadar air (moistur) biji
15.) Nut Cracker/Ripple Mill, untuk memecahkan biji yang telah dikeringkan
 
2.) Subsistem usahatani

Usahatani menghasilkan produk pertanian berupa bahan pangan, hasil perkebunan, buah-buahan,
bunga dan tanaman hias, hasil ternak, hewan dan ikan. Pelaku kegiatan dalam subsistem ini adalah
petani, peternak, pengusaha tambak dan lain-lain.

Tahapan pembangunan kelapa sawit secara garis besar terbagi dalam dua periode, yaitu berdasarkan
fase pertumbuhan tanaman, fase vegetatif atau tanaman belum menghasilkan (TBM) dan fase generatif
atau tanaman menghasilkan (TM). Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan ditujukan untuk
menyiapkan tanaman agar mampu memberikan produksi yang tinggi, sedangkan tanaman menghasilkan
pengelolaan tanaman terutama pada perawatan dan pengaturan penggunaan input produksi seperti
pupuk dan pestisida. Fase vegetatif dilahan mulai setelah bibit ditanam sampai tanaman berumur 2,5 – 3
tahun. Dan hasil produksi yaitu minyak kelapa sawit.

3.) Subsistem pengolahan hasil pertanian/Agroindustri

Dalam subsistem ini terdapat rangkaian kegiatan mulai dari pengumpulan produk usahatani,
pengolahan, dan penyimpanan. Pelaku kegiatan subsistem ini adalah pengumpul produk,
pengolah, pedagang, pengalengan dan lainlain. Industri yang mengolah produk usahatani disebut
agroindustry hilir (downstream). Perannya amat penting bila ditempatkan di pedesaan karena
dapat menjadi penggerak roda perekonomian di pedesaan, dengan cara menyerap/ menciptakan
lapangan kerja sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
pedesaan.

Untuk pengumpulan produk Pemanen di perkebunan kelapa sawit biasanya mulai bekerja
pada pukul 6:30 pagi dan mengakhiri pekerjaan mereka sekitar pukul 13.30. Setiap pemanen
harus memanen areal seluas setidaknya empat hektar per hari kerja. Sebagai gambaran, mereka
bekerja di area yang memiliki sekitar 16 baris yang per barisnya terdiri dari kurang lebih 33
pohon kelapa sawit. Untuk setiap dua baris, ada tempat pengumpulan hasil (TPH) buah yang
telah disiapkan. Pemanen akan menggunakan gerobak sorong untuk membawa hasil TBS yang
telah dikutip ke TPH.

Pengolahan kelapa sawit yaitu, Pemisahan brondolan dari janjangan, Pencacahan dan


pelumatan daging, Pengepresan, dan Pemurnian minyak.

Dan untuk penyimpanan prosesnya yaitu, Minyak sawit sebelum dikirim ke pasar harus
disimpan terlebih dahulu dalam tangki timbun. Temperatur penyimpanan yang tidak terkontrol
dan melebihi 55 C menyebabkan terjadinya oksidasi dan hidrolisis. Akibatnya, kualitas minyak
akan menurun. Pembersihan tangki dilakukan secara teratur agar air atau kotoran tidak terikut
saat pengiriman. CPO Crude Palm Oil yang ditimbun ditempat yang tidak sesuai dengan
persyaratan perdagangan dapat menimbulkan pertumbuhan mikroba yang menyebabkan
terjadinya proses fermentsi sehingga dapat menurunkan kualitas minyak yang terkandung dalam
CPO. Pahan, 2006 Penyimpanan dan penanganan minyak sawit yang kurang baik dapat
mengakibatkan terjadinya kontaminasi baik oleh logam maupun bahan lain sehingga
menurunkan kualitas minyak sawit. Pengawasan mutu minyak sawit selama penyimpanan perlu
dilakukan dengan ketat untuk mencegah terjadinya penurunan mutu minyak sawit. Untuk
mencegah terjadinya kristalisasi minyak sawit serta untuk menyeragamkan minyak pada waktu
pengiriman, tangki penyimpanan perlu dilengkapi dengan tangki pemanas, pemanasan dapat
dilakukan dengan berbagai Universitas Sumatera Utara metode dengan berpedoman pada
minimalisasi penurunan mutu minyak yang diakibatkan oleh pemanasan tersebut. Salah satu cara
yang dapat ditempuh adalah dengan membuat standart prosedur penyimpanan, baik dalam
transportasi dan penimbunan minyak sawit. Hal ini untuk mencegah sengketa baik antara
produsen, transporter, pembeli maupun konsumen sendiri. Minyak yang terdapat dalam tangki
angkut akan dipompakan kedalam tangki timbun, sebelumnya dituang kedalam bak pindah agar
pemompaan dapat berlangsung dengan baik. Bak pindah terbuat dari plat besi yang dilapisi
dengan epoksi dan berada di bawah permukaan tanah, yang dilengkapi oleh pipa pemanas. Bak
tersebut harus terlindung dari sinar matahri dan hujan sehingga pengoperasiannya dapat
dilakukan setiap saat. Pada stasiun pembongkaran disediakan pipa penghibung sumber uap
dengan tangki angkut yang muda dioperasikan. Suhu minyak pada waktu pemuatan atau
pembongkaran adalah 50-55 C. Untuk menjaga suhu, disarankan tangki memiliki sistem
pengatur suhu thermostat yang dapat menjaga fluktuasi suhu sebesar 1 C serta pencatatan suhu
recorder. Suhu adalah salah satu faktor menjaga kualitas minyak sawit. Pemanasan yang
berlebihan akan merusak mutu minyak sawit.

4.) Subsistem pemasaran hasil pertanian

Subsistem pemasaran hasil pertanian yaitu pemasaran produk agar dapat sampai ke konsumen
akhir. Sebagian dari produk yang dihasilkan dari usahatani diditribusikan langsung ke konsumen.
Sebagian lainnya mengalami proses pengolahan lebih dahulu kemudian di distribusikan ke
konsumen. Pelaku kegiatan subsistem ini adalah penyalur ke konsumen.

Contoh sistem pemasaran kelapa sawit yaitu, Sistem pemasaran yang diterapkan oleh PT.
Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara PTPN adalah sistem tender atau lelang terbuka.
Sedangkan untuk memperkenalkan produk PTPN, memanfaatkan expo, bazaar dan pekan raya
untuk mengenalkan dan mempromosikan produk kepada calon relasi dan pembeli.

5.) Subsistem jasa penunjang

Subsistem jasa penunjang adalah semua jenis kegiatan yang berfungsi untuk mendukung dan
melayani dan serta mengembangkan kegiatan subsistem hulu, subsistem usahatani, subsistem
agroindustri, dan subsistem pemasaran. Lembaga yang terkait dalam kegiatan ini adalah penyuluhan
dan konsultan memberikan layanan informasi yang dibutuhkan oleh petani dan pembinaan teknik
produksi, budidaya pertanian. Untuk lembaga keuangan seperti perbankan, layanan berupa pinjaman.
Sedangkan lembaga penelitian baik yang dilakukan oleh balai-balai penelitian atau perguruan tinggi
memberikan 13 layanan teknik produksi, informasi dan teknik manajemen hasil penelitian dan
pengembangan.

Anda mungkin juga menyukai