Anda di halaman 1dari 4

(Bukan) Daging Kambing Membuat Sakit Darah Tinggi dan

Kolesterol, Tetapi

Momentum Idul Adha adalah momen sakral dan indah.


Ibadah kurban telah membentuk jiwa sosial dan saling
berbagi di antara sesama manusia. Di momen yang indah ini
banyak masyarakat yang mengkonsumsi daging kurban,
termasuk daging kambing. Lantas bagaimana isu yang sejak
lama mengenai daging kambing di mana daging kambing
dikaitkan dengan kejadian darah tinggi dan kolesterol tinggi?

Secara umum jenis daging, baik daging putih seperti daging


ayam dan ikan, dan juga daging merah seperti daging
kambing, sapi, dan kerbau, adalah sumber protein hewani
yang sangat bermanfaat bagi tubuh kita. Terlebih makanan
tinggi protein seperti dari daging sangat dibutuhkan oleh
tubuh demi menjaga daya tahan tubuh kita di tengah
pandemi Covid-19.

Faktanya, kandungan lemak pada daging kambing, pada


takaran berat yang sama dengan daging sapi, memiliki jumlah
kadar lemak yang lebih rendah daripada daging sapi. Fakta ini
secara otomatis telah meruntuhkan dogma bahwa daging
kambinglah yang berisiko tinggi menyebabkan peningkatan
kolesterol.

Dengan perbandingan takaran yang sama, dalam 100 gram


daging kambing terdapat lemak sekira 3 gram, protein 20
gram, kolesterol 57 miligram dan natrium 82 miligram,
sisanya komposisi yang lain.

Dalam 100 gram daging domba terdapat lemak sekira 20


gram, protein 24 gram, kolesterol 96 miligram dan natrium
hampir 400 miligram.

Dan dalam 100 gram daging sapi terdapat lemak sekira


hampir 20 gram, protein 26 gram, kolesterol 87 miligram dan
natrium sekira 384 miligram.

Dari perbandingan komposisi tiap 100 gram daging di atas,


jelas bahwa komposisi daging kambing justru terkesan lebih
baik dibanding daging domba dan sapi.

Daging kambing memiliki prosentase kolesterol paling rendah


dibanding daging domba dan daging sapi.

Daging kambing juga memiliki nilai natrium paling rendah


dibandingkan daging domba maupun daging sapi. Terlebih
banyak teori telah memberi informasi bahwa ada keterkaitan
kuat antara konsumsi tinggi (garam) natrium dengan kejadian
hipertensi atau darah tinggi pada seseorang.

Namun tentu penulis tidak cepat berkesimpulan bahwa yang


terbaik adalah daging kambing. Banyak faktor yang sangat
mempengaruhi komposisi lemak, kolesterol, dan natrium dari
daging yang kita makan. Antara lain daging diambil dari
bagian paha, iga, atau tubuh hewan yang lain, dan
bagaimana cara memasak/ menyajikan daging tersebut.

Penulis beranggapan bahwa semua daging merah yang


disebutkan komposisinya di atas adalah baik, selama jumlah
konsumsinya masih batas yang wajar. Satu hal yang penting
dan sering dilalaikan banyak orang adalah cara memasak
daging tersebut.

Cara memasak daging sangat berpengaruh terhadap


komposisi nutrisi daging tersebut. Daging yang dimasak
dengan santan tentu akan menghasilkan hidangan yang
penuh dengan lemak dan kolesterol. Daging yang
dihidangkan bersamaan dengan jeroan, seperti usus,
rempelo, hati, tentu memiliki jumlah kolesterol dan lemak
yang tinggi dalam hidangan tersebut.

Daging yang dimasak menggunakan garam yang berlebih


sehingga membuat cita rasa agak asin tentu memiliki kadar
natrium yang tinggi pada hidangan masakan tersebut.

Cara memasak memegang peranan penting pada komposisi


makanan baik kadar lemak, kolesterol, maupun natrium pada
masakan tersebut.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa semua jenis daging adalah


baik, ketika dikonsumsi dengan jumlah yang wajar dan tidak
berlebih. Juga disajikan dengan jenis masakan yang tidak
menggunakan santan, dan menggunakan garam secukupnya
atau dikurangi sedikit, tentu akan membuat daging yang kita
santap menjadi lebih sehat dan ancaman terhadap darah
tinggi maupun kolesterol tinggi menjadi pudar.

#TubuhSehatIbadahKuat

Anda mungkin juga menyukai