Anda di halaman 1dari 18

Sistem Pengendalian Manajemen

di Entrepeneurial University

Wirawan Endro Dwi Radianto

Universitas Ciputra, UC Town, Citraland Surabaya 60219, Indonesia


Surel: wirawan@ciputra.ac.id

http://dx.doi.org/10.18202/jamal.2015.08.6022

Abstrak: Sistem Pengendalian Manajemen di Entrepeneurial Univer-


sity. Artikel ini bertujuan menginvestigasi dengan mendalam bagaimana
pemahaman dosen mengenai sistem pengendalian manajemen serta
bagaimana dimensi pengendalian mampu memotivasi individu. Pendeka-
tan kualitatif dengan strategi studi kasus digunakan untuk menelaah
situs Universitas Ciputra yang merupakan entrepreneurial university.
Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan observasi untuk
selanjutnya dianalisis dengan menggunakan Stevick-Colaizzi-Keen
method. Hasil penelitian menunjukkan pengendalian informal lebih efek-
tif dibandingkan pengendalian formal terutama dalam hal memotivasi
individu. Informan mengungkapkan ada beberapa mekanisme pengen-
Jurnal Akuntansi Multiparadigma dalian yang mampu memengaruhi perilaku mereka bahkan memotivasi
JAMAL mereka dalam bekerja.
Volume 6
Nomor 2
Halaman 175-340 Abstract: Management Control System in Entrepreneural University.
Malang, Agustus 2015 This article investigates the understanding of management control system
ISSN 2086-7603
e-ISSN 2089-5879
of lecturers and how control dimension could motivate individuals. Qualita-
tive approach namely case study was applied to explore and analyse data
Tanggal Masuk: in Ciputra University as entrepreneurial university.  Data was collected
10 Juni 2015 through in depth interview and observation which was then analysed by
Tanggal Revisi: employing Stevick-Colaizzi-Keen method. The result indicates that informal
7 Agustus 2015 control is more effective compared to formal control especially in motivating
Tanggal Diterima:
individuals. Informants disclosed several control mechanisms that would
13 Agustus 2015
affect their behaviour and motivation.

Kata kunci: Management control, Fenomenologi, entrepreneural univer-


sity

Lingkungan yang berubah tidak hanya organisasi (Flamholtz et al. 1985; Simons
memengaruhi perkembangan perusahaan 1995; Birnberg 1998; Ouchi 1979; Famholtz
yang berorientasi laba, namun juga lembaga et al. 1985).
sektor publik. Salah satu lingkungan yang Berbeda dengan pengertian di atas,
berkembang dan berubah dengan sangat Rotch (1993), Smith (1997), dan Zimmerman
cepat adalah lingkungan perguruan tinggi (1995) mengungkapkan bahwa SPM adalah
yang memasuki era persaingan yang begitu sistem yang digunakan untuk membantu
tajam. Winston (1999) dan Weinstein et al. pengambilan keputusan bisnis. SPM yang
(2007) menyatakan bahwa perguruan tinggi efektif adalah SPM yang mampu memoti-
sudah memasuki era yang disebut dengan vasi sumber daya manusia sehingga me­reka
“competitivie market”. Perubahan lingkungan mampu untuk meningkatkan efektivitas
tersebut berdampak pada Sistem Pengenda- operasional, mendukung strategi perusa-
lian Manajemen (SPM) di perguruan tinggi. haan, meningkatkan kreativitas individu,
SPM merupakan sistem yang mengintegra- dan meningkatkan kemampuan kapabilitas
sikan pengendalian-pengendalian manaje- perusahaan untuk bersaing (Kimura dan
men untuk memastikan bahwa sumber daya Mourdoukoutas 2000; Herbert 2009; Care-
manusia akan berperilaku sesuai harapan nys 2012, Bruining et al. 2004; Henri 2006;
272
Radianto, Sistem Pengendalian Manajemen di Entrepeneurial University 273

Wongkaew 2013; Ismail, 2013; Hoque dan dimensi-dimensi yang dipahami oleh pelaku
Chia 2012). Kren (1997) dalam Wiyantoro sistem. Fokus penelitian ini adalah penga­
dan Sabeni (2007) dengan jelas menyatakan laman pelaku dalam penerapan pengenda­
bahwa kegunaan SPM adalah untuk mem- lian manajemen. Sepanjang peneliti ke-
beri motivasi anggota organisasi agar bertin- tahui penelitian yang menggunakan metode
dak dan dapat membuat keputusan secara fenomenologi dengan subjek penelitian dosen
konsisten dengan tujuan organisasi. seba­gai pelaku yang mengalami penerapan
Fakta tersebut membuktikan bahwa pengendalian manajemen di universitas
isu SPM di perguruan tinggi sangat penting yang memiliki karakter entrepreneurship
dan menarik untuk diteliti. Namun sejauh belum pernah dilakukan, dan penelitian ini
yang peneliti ketahui sampai saat ini peneli- adalah penelitian pertama yang melakukan-
tian mengenai SPM di perguruan tinggi lebih nya sehingga sekaligus merupakan kebaa-
sedikit dibandingkan di organisasi bisnis ruan penelitian ini.
atau perusahaan. Penelitian SPM sebelum- Tujuan penelitian ini yang pertama
nya di perguruan tinggi (Al-Tarawneh dan untuk memperoleh pemahaman yang men-
Mubaslat, 2011; Bobe dan Taylor, 2010) be- dalam mengenai esensi dan pengertian
lum mampu menjelaskan secara mendalam pengenda­ lian manajemen dari perspektif
beberapa aspek penting misalnya bagaima- dosen. Kedua, untuk mengeksplorasi dan
na penerapan SPM dan mengapa pengelola mendeskripsikan bagaimana dimensi pe­
perguruan tinggi menerapkan SPM ngendalian mampu memotivasi atau meme­
Penelitian ini dilakukan di Universitas ngaruhi dosen. Penelitian ini memberikan
Ciputra (UC) Indonesia. UC dipilih sebagai pemahaman mengenai hubungan antara
situs penelitian karena memiliki karakteris- perilaku dan dimensi pengendalian manaje-
tik unik yang tidak dimiliki oleh perguruan men melalui deskripsi dosen dalam penera-
tinggi lainnya di Indonesia sebagai entrepre- pan dimensi pengendalian manajemen.
neural university. Maka dari itu penelitian Penelitian ini memberikan kontribusi yang
ini menarik karena menginvestigasi pe­ penting yaitu memberikan strategi bagi pe-
ngendalian manajemen di lingkungan entre- mimpin departemen, fakultas, bahkan uni-
preneurial. Penelitian ini juga akan mengisi versitas dalam mengendalikan dosen seka-
kekosongan penelitian SPM yang dilakukan ligus memotivasi agar mereka berperilaku
di lingkungan perguruan tinggi yang memi­ sesuai dengan yang diharapkan pemimpin.
lliki karakteristik entrepreneurship. Melalui
penelitian ini peneliti menginvestigasi di- METODE
mensi pengendalian yang merupakan fakta Penelitian ini dibangun dari pemaha-
di lapangan serta kemungkinan pengenda­ man bahwa realitas ada sebagai produk
lian apa yang dapat diterapkan dalam rang- sosial dari human interaction dan creati­vity
ka memotivasi dosen sehingga mereka ber- (Burrel dan Morgan, 1979). Peneliti me-
perilaku sesuai yang diharapkan universitas mandang bahwa pengendalian manajemen
yang memiliki karakter entrepreneurship. adalah konstruksi sosial dan dibentuk dalam
Penelitian ini tidak meneliti menge- upaya memotivasi individu agar memiliki
nai pengaruh penerapan SPM di perguruan tujuan yang sesuai dengan organisasi. Ma-
tinggi, demikian juga tidak menginvestigasi ka paradigma yang tepat digunakan dalam
pengaruh antara variabel SPM di perguruan penelitian ini adalah paradigma interpretif.
tinggi seperti penelitian sebelumnya. Na- Penggunaan paradigma ini memberikan
mun peneliti ingin menginvestigas pelaku pemahaman yang lebih mendalam menge-
(dosen) dalam memaknai dimensi pengen- nai dimensi pengendalian manajemen dari
dalian manajemen yang diterapkan di per- sudut pandang informan dan konteks sosial.
guruan tinggi yang memiliki entrepreneurial Dalam rangka memperoleh data yang
environment. Dengan memahami pemak- komprehensif dan mendalam, peneliti meng-
naan pelaku terhadap dimensi pengendalian gunakan studi kasus. Dalam kasus ini
manajemen, maka penelitian ini akan mam- peneliti menggunakan strategi single case
pu menjelaskan hubungan motivasi dosen study di Universitas Ciputra.
dengan dimensi pengendalian manajemen Peneliti melakukan eksplorasi menge-
yang diterapkan oleh UC. Dengan demikian nai dimensi pengendalian manajemen yang
penelitian ini juga mampu mengungkap as- diterapkan di UC melalui observasi dan wa­
pek-aspek yang muncul pada proses penera- wancara serta menggali dokumen-dokumen.
pan dimensi pe­ngendalian manajemen serta Informan penelitian ini adalah dosen karena
274 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2015, Hlm. 272-289

dosen merupakan aset utama di universitas guruan tinggi berkarakter entrepreneurship.


dan sekaligus memiliki fungsi yang paling Selanjutnya penelitian mengkaji temuan la-
penting pada penyelenggaraan pendidikan pangan yang dibagi ke dalam beberapa sub
univesitas. Data dianalisis dengan menggu- pembahasan mengenai dimensi pengenda­
nakan metode analisis Stevick-Colaizzi-Keen lian manajemen di UC dan ditutup dengan
(Harbiansyah 2008 dan Kuswarno 2013). kesimpulan.
Informan dalam penelitian ini adalah 18 Pergeseran paradigma pengelolaan
orang dosen di lingkungan UC. Dalam upaya dan persaingan universitas. Konsep SPM
menambah kedalaman informasi, peneliti dimulai pada organisasi bisnis (Anthony dan
menambahkan 13 informan pendukung Young 2003). Dengan SPM maka manajer
yaitu wakil Yayasan, Rektorat, Dekanat, dan diharapkan akan mampu mengelola sum-
Ketua Program Studi. Informan pendukung ber daya sesuai dengan yang sudah diren-
berhasil melengkapi data yang dibutuhkan canakan (Merchant dan Stedee 2003). Mana-
sekaligus mengkonfirmasi apa yang telah di- jer akan berusaha memilih, mengumpulkan,
hasilkan dari wawancara mendalam. Penam- mengkoordinasi, dan mengevaluasi sumber
bahan data pendukung tersebut merupakan daya yang dimiliki agar mampu memberikan
strategi untuk memastikan data yang di- kontribusi yang optimal bagi tercapainya
peroleh dikonfirmasi oleh berbagai sumber. tujuan organisasi. Proses SPM memastikan
Proses tersebut tidak selalu berjalan mulus bahwa sumber daya organisasi tidak me­
karena kesibukan para informan sehingga nyimpang dari tujuan yang ditetapkan serta
beberapa jadwal terpaksa diulang, bahkan benar-benar berjalan sesuai dengan yang
ada beberapa yang tidak dapat diwawanca- direncanakan. Oleh karena itu SPM meru-
rai. Namun demikian semua informan kunci pakan kunci dalam mengelola organisasi
berhasil diwawancarai. agar berhasil mencapai tujuan yang telah
Proses pengambilan data yang utama ditetapkan.
dilakukan melalui wawancara mendalam. Dalam perkembangannya ternyata
Wawancara juga dilakukan secara infor- konsep SPM tidak hanya diterapkan pada
mal yaitu pada saat proses berlangsungnya organisasi bisnis, namun juga pada orga­
rapat, makan siang bersama dan aktivitas nisasi sektor publik. Universitas merupakan
lainnya. Dalam rangka memperkuat temuan salah satu bentuk organisasi sektor publik
dari wawancara, peneliti juga menggunakan sekaligus organisasi sektor jasa yang mulai
metode observasi partisipatif serta meng- berkembang dengan pesat pada era tahun
konfirmasi melalui dokumen-dokumen yang 1990. Perubahan konsep pengelolaan pergu-
tersedia. ruan tinggi mendorong pengelola perguruan
tinggi untuk menggunakan konsep tata ke-
HASIL DAN PEMBAHASAN lola berbasis organisasi yang berorientasi
Konsep pengendalian manajemen awal- bisnis.
nya muncul dari perusahaan dan setelah itu Saat ini perguruan tinggi sudah men-
diadopsi oleh organisasi sektor publik, dalam jadi industri yang memiliki persaingan
hal ini universitas adalah salah satu bagi- tajam. Winston (1999) menyatakan bahwa
annya. Pembahasan tulisan ini dimulai dari perguruan tinggi sudah menjadi industri
kondisi pengelolaan dan persaingan pergu- yang bersaing dengan perguruan tinggi lain-
ruan tinggi saat ini. Selanjutnya penelitian nya untuk menjual jasanya dalam rangka
ini membahas mengenai entrepeneurial uni- memperoleh mahasiswa dan meningkatkan
versity, dalam hal ini adalah UC sebagai uni- pendapatannya. Bahkan Winston (1999) me-
versitas yang berwawasan entrepreneurship. nyatakan bahwa saat ini perguruan tinggi
Hasil dan pembahasan ini mengkaji sudah memasuki era “competitive market”.
bagaimana UC memenuhi kriteria sebagai Kemajuan teknologi informasi, sosial, eko-
entrepreneurial university. Pembahasan di- nomi, dan perkembangan “knowledge-based
lanjutkan dengan mengkaji penelitian se- economy” berdampak pada perubahan ling-
belumnya tentang SPM di lingkungan uni- kungan perguruan tinggi yang memengaruhi
versitas. Kajian ini penting dilakukan un- perguruan tinggi tersebut untuk bersaing
tuk memberikan gambaran sampai sejauh dengan perguruan tinggi lainnya (Hanna
mana penelitian sebelumnya mengungkap 1998 dan Marginson 2004). Bahkan pergu-
SPM pada perguruan tinggi. Dari kajian ri- ruan tinggi di luar negeri seperti di Austra-
set tersebut ternyata terungkap belum ada lia, Amerika, dan Eropa dihadapkan pada
penelitian mengenai SPM di lingkungan per- fakta yaitu perguruan tinggi harus bersaing
Radianto, Sistem Pengendalian Manajemen di Entrepeneurial University 275

secara langsung untuk mendapatkan maha- Persaingan perguruan tinggi di Indo-


siswa (Marginson 2004, 2006; Ho et al. 2006; nesia sudah mulai meningkat dalam lima
Angel et al. 2007). Schofer and Meyer (2005) tahun belakangan ini. Dua hal yang ber-
menyatakan bahwa universitas menjadi in- lawanan muncul yaitu menurunnya jumlah
dustri bisnis karena pendidikan menjadi perguruan tinggi karena ditutup pemerintah
produk yang penting untuk meningkatkan atau karena merger yang disebabkan menu-
status sosial, memampukan individu bersa- runnya jumlah mahasiswa, atau pengelolaan
ing, dan kesuksesan di pendidikan. Bahkan yang tidak baik sehingga tidak memperoleh
menurut Ho et al. (2006) universitas milik mahasiswa. Namun disatu sisi muncul per-
pemerintah juga mengalami persaingan guruan tinggi yang dibentuk oleh grup bisnis
tersebut karena didorong oleh semakin ren- seperti Bakrie University, Universitas Multi-
dahnya dana pemerintah yang dialokasikan media, Universitas Ciputra, Sampoerna Busi-
ke universitas. Alam (2009) menyatakan ness School, dan Universitas Pembangunan
bahwa universitas mulai menggunakan Jaya. Bahkan pada tahun 2014 muncul lagi
konsep-konsep organisasi bisnis dalam pen- sebuah universitas yang didukung oleh grup
gelolaannya. Pergeseran pengelolaan univer- bisnis yaitu Universitas Podomoro. Persaing­
sitas menjadi pengelolaan model organisasi an tersebut tidak hanya dalam bentuk pen-
bisnis didorong oleh perubahan lingkungan didikan yang diberikan namun juga human
universitas. Perubahan lingkungan yang capital yaitu dosen. Saat ini banyak dite-
sedemikian cepat mendorong persaingan mukan dosen dari universitas swasta dan
antar universitas. negeri berpindah ke perguruan tinggi swasta
Persaingan yang begitu dasyat mem- lainnya. Peneliti melihat bahwa pengelolaan
buat perguruan tinggi harus mengubah perguruan tinggi yang profesional sangat di-
pengelolaannya. Kondisi perguruan tinggi perlukan saat ini karena banyaknya faktor
saat ini sudah memasuki era industri dan yang memengaruhi perguruan tinggi. Hal ini
sudah menyerupai organisasi bisnis, baik tidak hanya karena perguruan tinggii harus
perguruan tinggi negeri terlebih lagi pergu- bertahan di era persaingan, namun juga
ruan tinggi swasta. Pengelolaan perguruan mampu memenangkan persaingan.
tinggi yang tepat dibarengi dengan strategi Era persaingan ini mengharuskan se-
yang ampuh sudah merupakan kunci kes- tiap perguruan tinggi memiliki strategi dalam
uksesan perguruan tinggi. Oleh karena itu rangka memperoleh keunggulan kompetitif
tidak mengherankan apabila tujuan penge- serta untuk bertahan dalam menghadapi se-
lola perguruan tinggi menggunakan konsep- rangan gencar dari persaingan (Hanna 1998).
konsep organisasi bisnis tidak hanya untuk Bahkan Weinstein et al. (2007) menyatakan
mempertahankan eksistensinya tetapi juga bahwa untuk menghadapi tantangan seka-
untuk memenangkan persaingan. ligus memenangkan persaingan terhadap
Persaingan perguruan tinggi di Indone- perguruan tinggi lain maka setiap perguruan
sia berdampak besar pada eksistensi pergu- tinggi harus memiliki strategi bersaing (Com-
ruan tinggi. Seiring dengan meningkatnya petitive strategy). Competitive advantage ber-
jumlah perguruan tinggi di Indonesia maka hubungan erat dengan SPM dalam organisa-
persaingan antar perguruan tinggi juga se- si (Hayes dan Abernathy 1980; Kaplan 1983,
makin meningkat. Dampak dari persaingan 1984; Johson dan Kaplan 1987; Chow et al.
perguruan tinggi di Indonesia yaitu adanya 1991; dan Appelbaum dan Shapiro 1992).
penutupan program studi dan universitas, Pergeseran karakteristik perguruan tinggi
merger dan akuisisi perguruan tinggi, dan dari kolegial menjadi managerial, serta pe-
banyaknya perguruan tinggi asing masuk rubahan lingkungan perguruan tinggi ber-
ke Indonesia dengan berbagai bentuk dan dampak pada perubahan pengelolaan per-
model perkuliahan (Elizabeth 2008; Antara guruan tinggi menjadi layaknya organisasi
News 2009). Hal ini kemungkinan besar bisnis. Oleh karena itu SPM pada hakekat-
menjadi dampak menurunnya jumlah per- nya tidak berbeda antara organisasi bisnis
guruan tinggi di Indonesia. Data dari Dikti
dan non-bisnis (Anthony dan Young 2003;
(2009) dan Kemendiknas (2010) menunjuk-
Mahsun 2006; Merchant dan Stede 2007).
kan adanya penurunan jumlah perguruan
Bahkan Bobe dan Taylor (2011) dan Jar­
tinggi dari 3.016 pada tahun 2009 menjadi
venpaa dan Lansiluoto (2011) menggunakan
3.011 pada tahun 2010. Bahkan pada tahun
konsep SPM dari Simons (1995) dan Malmi
2012 jumlah perguruan tinggi turun men-
dan Brown (2008) dalam menginvestigasi
jadi 2.647 (Hidayat 2013).
penerapan SPM di universitas dalam rangka
276 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2015, Hlm. 272-289

meningkatkan kinerja individu dan organi­ sumber daya (dosen) juga diarahkan pada
sasi untuk mencapai keunggulan bersaing. entrepreneurship, sebagai contoh diadakan-
Penelitian sebelumnya menunjukkan nya training atau workshop untuk dosen
bahwa pengelolaan perguruan tinggi sudah mengenai entrepreneurship setiap semester.
harus didukung oleh strategi bisnis. Pergu- Ropke (2000), Gibb dan Hannon (2006),
ruan tinggi sudah saatnya dikelola seperti Gibb (2005), Aurnaut (2010), dan OECD
organisasi bisnis karena organisasi bisnis (2012) menyatakan karakteristik entrepre-
sudah dikenal “terbiasa” menghadapi dina­ neurial university sebagai berikut: (1) Uni­
mika bisnis yang begitu cepat. Hal ini bu- veritas yang menyediakan pendidikan untuk
kan berarti perguruan tinggi meninggalkan menjadi entrepreneur sehingga memiliki misi
karakternya sebagai lembaga sektor publik untuk meluluskan entrepreneur, (2) mendu-
yang memberikan pelayanan pendidikan kung dan mengembangkan karakter entre-
kepada masyarakat luas. Peneliti melihat preneur untuk mahasiswa dan dosen-dosen-
bahwa kemungkinan perguruan tinggi di nya, (3) mengembangkan metode pengajaran
Indonesia banyak yang gagal menjalankan yang kreatif dan inovatif, (4) menggabung-
misinya karena mereka tidak terbiasa untuk kan pendidikan entrepeneurship di kuriku-
menghadapi lingkungan yang berubah de­ lum, (5) memiliki misi untuk mendukung
ngan cepat sehingga tidak memiliki kemam- mahasiswa melakukan start-up business, (6)
puan untuk bersaing. Saat ini perguruan mengembangkan komunitas lokal dalam bi-
tinggi bahkan harus memiliki keunggulan dang entrepreneurship sehingga mendukung
kompetitif untuk memenangkan persai­ngan. peningkatan ekonomi penduduk setempat,
Jadi perguruan tinggi harus mengubah pe­ (7) memiliki dosen-dosen yang memiliki
ngelolaannya seperti organisasi bisnis dan bisnis/entrepreneur dan selalu mengada-
harus memiliki strategi bersaing jika ingin kan acara-acara yang berhubungan dengan
tetap eksis di industri peguruan tinggi. entrepreneurship.
Universitas ciputra sebagai entrepre- Uraian-uraian tersebut sesuai dengan
neurial university. Dengan visi “Creating apa yang telah dilakukan oleh UC sejak
World Class Entrepreneur” maka UC memi- berdirinya sampai saat ini. Peneliti menyim-
liki misi meluluskan sarjana yang siap untuk pulkan bahwa entrepreneurial disini bukan
menjadi entrepreneur. Dalam rangka menca- dimaksudkan untuk bagaimana universitas
pai visi tersebut, metode pengajaran yang selalu fokus pada keuntungan semata atau
diterapkan adalah experiential based learn- berorientasi pada menghasilkan laba, na-
ing dan metode belajar aktif lainnya yang mun lebih pada proses pengelolaan univer-
efektif untuk diterapkan di universitas yang sitas yang dilakukan secara entrepreneurial,
menyelenggarakan pendidikan entrepre- termasuk bagaimana menghasilkan sarjana
neurship (Radianto 2012). Para dosen yang yang menjadi entrepreneur atau intrapreneur
mengajar juga berasal dari berbagai latar be- (sarjana yang menjadi profesional dan me-
lakang termasuk berlatar belakang entrepre- miliki entrepreneur mindset). Dalam hal ini
neur. Riset-riset dan pengabdian masyarakat yang dimaksud dengan mengelola secara
yang dilakukan di UC semuanya diarahkan entrepreneurial adalah bagaimana menge-
ke bidang entrepreneurship. Fasili­ tas yang lola universitas dengan menggunakan en-
ada di UC juga diatur sedemikian rupa un- trepreneur mindset, misalnya mengelola de­
tuk memastikan bahwa mahasiswa berada ngan kreatif dan inovatif. Sehingga peneliti
dalam lingkungan yang kreatif dan inova- menyim­ pulkan bahwa UC adalah entrepre-
tif sehingga berbeda dari kampus lainnya. neurial university.
Manajemen UC juga memasang visi dan misi Penelitian sebelumnya tentang
UC disetiap lantai serta menata setiap sudut sistem pengendalian manajemen di uni-
dengan hal-hal yang “berbau” entrepreneur. versitas. Penetapan tujuan didirikannya
Pengelolaan sumber daya manusia juga universitas merupakan prasyarat penting
merupakan hal yang sangat diperhatikan di bagi desain SPM universitas. Apabila univer-
UC. Hal ini dimulai dari proses perekrutan sitas tidak memiliki tujuan jelas maka SPM
sampai dengan pengembangannya. Pada tidak akan bisa didesain. Universitas juga
saat proses perekrutan dosen, passion ter- memiliki tujuan sosial. Agar staf dan dosen
hadap entrepreneurship calon dosen selalu dapat bekerja dengan baik dan benar maka
diuji, bahkan ada bagian psikotes yang me- mereka harus memahami dengan sangat
nyeleksi tentang karakter entrepreneurship jelas apa tujuan universitas dimana mereka
calon dosen. Pengembangan kemampuan bekerja. Pemahaman tujuan yang baik dan
Radianto, Sistem Pengendalian Manajemen di Entrepeneurial University 277

benar berdampak pada semangat individu penggabungan dan pengelolaan sumber


untuk bekerja, karena mereka tahu tujuan daya, dalam konteks ini adalah aset univer-
organisasi mereka. sitas sangat penting untuk memastikan uni-
Setelah tujuan universitas ditetap- versitas mencapai visinya.
kan dan disosialisasikan maka pimpinan Penelitian SPM dan pengendalian
memformulasikan strategi untuk mencapai manajemen di perguruan tinggi sampai
tujuan tersebut. Strategi yang dirumuskan saat ini masih sangat sedikit. Hoecht (2006)
mencakup bagaimana universitas menggu- meneliti dua universitas di Inggris menge-
nakan sumber daya yang dimilikinya untuk nai isu pengendalian. Tujuan dari penelitian
mencapai tujuannya. Semakin detail strategi Hoect (2006) adalah untuk mengekplorasi
dibuat maka SPM akan dapat didesain de­ bagaimana proses pergeseran pengelolaan
ngan lebih baik. SPM akan mendukung kualitas manajemen dari trust-based men-
strategi organisasi untuk mencapai tujuan- jadi control-based. Pergeseran ini akan me­
nya. Sebagai contoh pengembangan program ngurangi konsep trust yang selama ini me­
studi baru, efisiensi biaya, dan perluasan reka alami dan digantikan dengan konsep
segmen mahasiswa memerlukan SPM. Oleh pengendalian sehingga setiap dosen akan
karena itu pengendalian juga harus dilaku- kehilangan wewenangnya karena adanya
kan pada tingkat strategi untuk memastikan pengendalian. Wawancara dilakukan kepada
bahwa strategi dijalankan sesuai dengan lima sampai sepuluh dosen di setiap univer-
rencana. sitas. Para dosen menyatakan bahwa dengan
Simons (1994) dan Anthony dan Go­ perubahan tersebut mereka merasa tidak
vindarajan (2007) menyatakan bahwa SPM sepenuhnya “dipercaya” lagi seperti dulu,
merupakan bagian yang sangat penting sebaliknya mereka semakin merasa diken-
dalam proses strategi karena merupakan dalikan. Hampir semua dosen menyatakan
alat untuk mengimplementasi strategi yang bahwa quality assurance dipersepsikan se-
telah dipilih. SPM berhubungan dengan bagai bentuk pengendalian yang memenga-
kapabilitas universitas yang dilandasi oleh ruhi kebebasan profesional mereka.
Resource Based Theory (RBT). Dalam orga­ Marques (2009) melakukan penelitian
nisasi bisnis, RBT berkembang dalam teori mengenai indikator kunci kinerja pada uni-
manajemen strategi dan keunggulan kom- versitas negeri di Portugis. Dia berpendapat
petitif perusahaan yang menyakini bahwa sudah saatnya universitas negeri berorien-
perusahaan akan mencapai keunggulan tasi pada pelanggan, lebih kompetitif, dan le­
apabila memiliki sumber daya yang unggul bih memiliki akuntabilitas. Hal ini dapat di-
(Montgomery dan Collins 2005). Dalam kon- lakukan jika universitas negeri menerapkan
teks universitas yang merupakan knowledge pengendalian manajemen melalui penerapan
intensive firm maka RBT memiliki peran yang indikator-indikator kunci sehingga mereka
sangat penting. Hal ini karena core compe- dapat bersaing dengan universitas swasta
tence universitas adalah sumber daya intan- dan negeri lainnya. Oleh karena itu univer-
gible yang dimiliki oleh universitas tersebut. sitas negeri harus lebih memperhatikan pro­
Setiap organisasi memperoleh keung- ses identifikasi dan analisis prosedur yang
gulan kompetitif dan kinerja optimal dengan merupakan sistem pengendalian formal se-
mengakuisisi, menggabungkan, dan meng- hingga meningkatkan kinerjanya. Prosedur
gunakan aset-aset vital untuk memperoleh yang diterapkan harus efisien dan efektif
keunggulan kompetitif dan kinerja optimal. serta sesuai dengan kebutuhan universitas.
Keunggulan ini menurut Wernerfelt (1984) Proses pengembangan universitas melalui
didapat melalui RBT. Kaplan dan Norton prosedur tersebut membutuhkan informasi
(2001) menyatakan bahwa organisasi yang yang dapat dipercaya sehingga memung-
berfokus pada strategi akan merengkuh, me- kinkan pengambilan keputusan melalui
nyatukan, dan mengembangkan sumber da- informasi yang diterima. Oleh karena itu
ya manusia (intangible assets) bagi strategi beberapa informasi strategi diperlukan un-
organisasi karena mereka akan mengimple- tuk meningkatkan kinerja perguruan tinggi
negeri, misalnya jumlah mahasiswa yang
mentasikan strategi. Pendapat Kaplan dan
drop out, jumlah mahasiswa yang lulus, dan
Norton ini diperkuat oleh Belkaoui (2003)
proses internal yang berlangsung. Beberapa
yang menyatakan bahwa penggabungan aset
indikator yang diperlukan untuk proses pe­
berwujud dan tidak berwujud merupakan
ngendalian adalah indikator kinerja internal,
strategi potensial untuk meningkatkan ki­
indikator kinerja operasional, indikator kin-
nerja organisasi. Peran SPM dalam proses
278 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2015, Hlm. 272-289

erja eksternal, dan indikator kinerja peneli- Beberapa penelitian sebelumnya


tian. Temuan penelitian ini adalah indikator menunjukkan bahwa SPM sangat berguna
manajemen sebagai informasi strategik yang dalam pengelolaan perguruan tinggi. Kegu-
sangat berguna untuk mengendalikan pe­ naan SPM Tidak hanya dalam pengelolaan
ngelolaan perguruan tinggi negeri. Informasi perguruan tinggi namun juga dalam usaha
strategi juga diperlukan untuk mengaloka- perguruan tinggi untuk menghadapi per-
sikan sumber daya yang ada di perguruan saingan. Dengan penerapan SPM, perguruan
tinggi. tinggi diharapkan dapat berkinerja maksi-
Bobe dan Taylor (2010) meneliti pene­ mal dan memiliki keunggulan guna bersaing
rapan SPM fakultas-fakultas universitas di dengan perguruan tinggi lainnya. Namun
Australia. Tujuan penelitian Taylor (2010) demikian penulis melihat bahwa hampir
adalah untuk menginvestigasi bagaimana semua penelitian hanya dilakukan untuk
penggunaan bentuk pengendalian manaje- melihat bagaimana penerapan pengenda­
men interactive control dan diagnostic control lian serta bagaimana pengendalian manaje-
oleh dekan fakultas. Penelitian Taylor (2010) men di perguruan tinggi (model dari Simons
dilakukan dengan metode sensus dengan 1995; Malmi dan Brown 2008). Penelitian
strategi mengirimkan kuesioner dan wawan­ lain pun juga hanya melihat hubungan an-
cara semi terstruktur ke seluruh fakultas tara elemen sistem pengendalian dengan
universitas di Australia. Hasil penelitian model sistem pengendalian. Penulis meli-
menunjukkan bahwa dosen yang sudah hat ada “gap” dalam penelitian sebelumnya
berpengalaman lama dan menjadi dekan yaitu belum adanya penelitian yang ber-
cenderung menggunakan interactive control. fokus pada bagaimana pengalaman para
Sedangkan dekan yang sudah menempati dosen di bawah pengendalian manajemen
posisi cukup lama cenderung beralih dari tersebut. Para dosen yang merupakan objek
diagnostic control menuju interactive control. dari SPM belum pernah diteliti dengan men-
Penelitian Taylor (2010) kompleksnya penge- dalam bagaimana perspektif mereka ketika
lolaan fakultas membuat pimpinan fakultas
perapan pengendalian manajemen dilaku-
mengadopsi interactive control.
kan. Oleh karena itu belum ada penelitian
Al-Tarawneh dan Mubaslat (2011)
yang mampu mengungkap apakah maksud
meneliti empat perguruan tinggi di Turki
dan tujuan bentuk pengendalian manaje-
yang terdiri dari dua perguruan tinggi ne­
men yang diterapkan oleh universitas sesuai
geri dan dua perguruan tinggi swasta.
dengan apa yang ada di benak para dosen.
Dengan menggunakan metode wawancara,
Jika tidak sama maka bentuk pengendalian
focus group, dan survey, Al-Tarawneh dan
manajemen tersebut tidak akan meningkat-
Mubaslat (2011) menemukan bahwa profe-
sor yang memiliki pengalaman kerja lebih kan kinerja para dosen. Sebaliknya pengen-
lama ternyata tidak menggunakan pengen- dalian manajemen akan menurunkan moti-
dalian manajemen dibanding juniornya. vasi dosen atau menimbulkan dysfungsional
Sementara itu Jarvenpaa dan Lansiluwoto behavior.
(2011) melakukan penelitian dengan meng- Tujuan pengendalian manajemen.
gunakan single case study terhadap sebuah Pembahasan ini dimulai dari temuan pene-
perguruan tinggi di Finlandia. Tujuan pene- litian tentang bagaimana informan memak-
litian Jarvenpaa dan Lansiluwoto (2011) nai pengendalian manajemen dari tujuan
adalah untuk menginvestagi hubungan ele­ pengendalian manajemen. Pembahasan se-
men sistem pengendalian dengan tipologi lanjutnya adalah mengenai dimensi-dimensi
paket sistem pengendalian yang dibuat oleh pengendalian manajemen yang terungkap
Malmi dan Brown (2008). Hasil penelitian dari pengalaman para informan. Kemudian
Jarvenpaa dan Lansiluwoto (2011) menun- dilanjutkan dengan temuan baru dari pene-
jukkan bahwa SPM sangat berguna dalam litian ini dan ditutup dengan kesimpulan.
mengendalikan organisasi, namun demikian Pemahaman mengenai tujuan pengen-
pada proses penerapannya terdapat tum­ dalian manajemen oleh personel organisasi
pang tindih elemen pengendalian yang satu sangat penting karena akan menentukan
dengan lainnya. Penelitian Jarvenpaa dan bagaimana mereka berperilaku. Apakah
Lansiluwoto (2011) juga menunjukkan bah- mereka akan berperilaku sesuai dengan tu-
wa pengelolaan dan kepemilikan menjadi juan organisasi, berperilaku berbeda dengan
masalah yang serius dalam pengendalian tujuan organisasi, atau malahan berlawa­nan
ketika keduanya tidak begitu jelas dan me- dengan tujuan organisasi. Para informan
miliki hubungan yang tidak jelas.
Radianto, Sistem Pengendalian Manajemen di Entrepeneurial University 279

mengungkapkan berbagai variasi tujuan dan Norton 2004). Bahkan Herath (2007)
pengendalian manajemen, namun temuan menyatakan bahwa pengendalian sangat
menarik dalam bagian ini adalah semua in- penting bagi keberlangsungan hidup dan
forman menuju pada konsep peningkatan pertumbuhan organisasi.
kinerja. Berikut adalah hasil temuan pene- Penelitian ini menemukan pemaha-
litian ini. man dari semua informan mengenai tujuan
Peneliti berhasil menggali lebih dalam penerapan pengendalian manajemen, yakni
lagi bagaimana para informan memahami untuk melihat, mengukur, mengevaluasi,
tujuan UC. Tujuan pengendalian manajemen dan menilai kinerja. Temuan penelitian ini
adalah meningkatkan kinerja UC melalui memperlihatkan adanya hubungan antara
peningkatan kinerja dosen-dosen. Informan penerapan dimensi pengendalian manaje-
menyatakan bahwa tujuan utama dari dite­ men dengan kinerja UC. Dimensi pengen-
rapkannya pengendalian manajemen adalah dalian manajemen memengaruhi perilaku
untuk menilai kinerja dosen, mengevaluasi setiap individu, hal ini terlihat pada fakta
dosen, seperti yang diungkapkan oleh salah lapangan bahwa pengendalian yang dite­
seorang informan: rapkan ternyata memengaruhi motivasi
yang berdampak pada berubahnya perilaku
“Kalau sudah berarti yang pen­
dosen. Sebagai contoh ketika beberapa
ting dibalik itu semua sebenarnya
dosen mengakui bahwa ketika mereka diwa-
adalah evaluasi jadi pengenda-
jibkan untuk memiliki publikasi karya ilmi-
liannya melalui evaluasi monito­
ah dan diharuskan membuat satu publikasi
ring itu tetep perlu”
dalam satu semester maka semua dosen
Sedangkan informan lainnya yang belum memiliki publikasi ternyata
me­­­nambahkan: menyediakan waktu untuk membuat karya
tulis ilmiah dan dipublikasikan di seminar
“Sesuatu yang penting karena kita
atau di jurnal. Hal ini terlihat di salah satu
akan dievaluasi karena dari situ
program studi yang dalam satu semester
kita bisa tahu kinerja kita selama
dapat meningkatkan jumlah publikasi dari
ini sampai dimana, naik turun
hanya dua orang yang aktif. Hal ini sesuai
atau stagnan diposisi itu jadi dari
dengan konsep pengendalian manajemen
itu kita juga bisa dapat input an
yang merupakan alat untuk mengubah atau
dari atasan kita dan kita sen­ diri
memengaruhi perilaku individu dalam rang-
bisa bercermin melihat diri kita
ka mencapai tujuan yang telah ditetapkan
apa yang lemah sehingga kita bisa
oleh organisasi.
memperbaiki diri”
Simons (1987) menyatakan bahwa SPM
Disamping itu beberapa informan juga adalah sistem dan prosedur yang diformali­
menyatakan tujuan pengendalian mana- sasikan dan digunakan untuk menjaga
jemen adalah menjaga kualitas/mutu atau mengubah pola aktivitas organisasi.
dosen melalui pengembangan dosen. Beri- Pendapat yang sama diungkapkan oleh
kut adalah salah satu petikan ungkapan Otley dan Berry (1994) bahwa SPM meru-
informan: pakan satu set prosedur yang digunakan
“Setiap organisasi pasti men- untuk membantu memastikan pencapaian
jalankan sistem pengendalian un- tujuan organisasi. SPM merupakan pengen-
tuk menjaga mutu… mutu dalam dalian yang digunakan untuk memengaruhi
hal, dalam arti yang luas… Ya, perilaku dan aktivitas manajemen dalam
mutu luaran, mutu inputan mutu rangka mencapai tujuan organisasi (Margin-
proses” son 2002; Anthony dan Govindarajan 2007).
SPM mampu memberikan motivasi dan pada
Dari berbagai informasi dari informan akhirnya memengaruhi individu (Marginson
di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan 2002; Hongren et al. 2005; Anthony dan
pengendalian manajemen adalah untuk Govindarajan 2007; Herath (2007). Dari be-
mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran or- berapa konsep tersebut terlihat bahwa SPM
ganisasi dalam hal ini adalah UC. Temuan berhubungan dengan perilaku manusia ser-
ini selaras dengan beberapa peneliti yang ta motivasi setiap individu.
menemukan bahwa tujuan dibentuknya Temuan lain yang menarik dari be-
SPM adalah untuk mencapai visi dan misi berapa informan adalah mengenai tujuan
organisasi (Kaplan dan Norton 2001; Kaplan pengendalian manajemen sebagai strategi
280 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2015, Hlm. 272-289

dari manajemen UC untuk mencapai tujuan melalui banyak sudut pandang. Peneliti
yang telah ditetapkan. Jadi menurut mereka berpendapat bahwa pengendalian manaje-
pengendalian manajemen memiliki kemam- men adalah bagian dari sistem besar yaitu
puan jangka panjang sebagai strategi, tidak sistem pengendalian manajemen. SPM
hanya untuk mencapai tujuan namun juga adalah sistem yang sangat luas dan leng-
sebagai keunggulan bersaing bagi UC. Be- kap sementara pengendalian manajemen
berapa penelitian sebelumnya (Auzair dan merupakan bagian proses dari implementasi
Smith 2005; Kober dan Paul 2007; Eshraqi SPM. Pengendalian manajemen merupakan
2012; Ismail 2013; Dkhili dan Noubbigh subsistem pengendalian yang lebih seder-
2013) menyatakan bagaimana pengendalian hana dibandingkan SPM dan setiap pengen-
manajemen berhubungan dengan strategi dalian manajemen memiliki tujuan yang ber-
relevan dengan temuan penelitian ini. Pe­ beda dari manajemen, berbeda dengan SPM
ngendalian manajemen akan mendukung yang merupakan sistem yang komplit/leng-
strategi organisasi untuk mencapai tujuan- kap dan komprehensif. Malmi dan Brown
nya. Sebagai contoh pengembangan departe- (2008) menyatakan bahwa pengendalian
men baru, efisiensi biaya, perluasan segmen manajemen adalah sistem atau aturan atau
mahasiswa, dan inovasi serta kreativitas praktek, nilai atau aktivitas lain yang digu-
memerlukan pengendalian manajemen. nakan oleh manajemen untuk mengarahkan
Oleh karena itu pengendalian juga harus perilaku karyawan. Jika sistem tersebut
dilakukan pada tingkat strategi untuk me- adalah sistem yang lebih luas, lengkap, dan
mastikan bahwa strategi yang dijalankan kompleks maka sistem tersebut adalah SPM.
sesuai de­ngan rencana. Chow et al. (1991) Pengendalian manajemen memiliki be-
menyatakan bahwa SPM memengaruhi berapa bentuk atau dimensi. Beberapa ben-
keunggulan bersaing organisasi. Hal terse- tuk dapat bervariasi yaitu dari Ouchi (1979),
but ditegaskan oleh beberapa terkait menu- Simons (1994), Flamholtz (1985), Whitley
runnya keunggulan bersaing pada perusa- (1999), dan Malmi dan Brown (2008). Bentuk
haan Amerika berhubungan (lihat Hayes dan Simons (1994) dan Malmi dan Brown (2008)
Aber­nethy 1980; Kaplan 1983, 1984; Johson dikenal sebagai bentuk paket pe­ngendalian
dan Kaplan 1987). manajemen. Selanjutnya bentuk-bentuk
Dimensi pengendalian manajemen. pengendalian manajemen tersebut diimple-
Pengendalian manajemen adalah proses mentasikan melalui praktek-praktek pen-
bagaimana manajer memastikan bahwa gendalian manajemen. Beberapa contoh
sumber daya organisasi dapat diperoleh dan praktek pengendalian manajemen adalah
digunakan dengan efektif dan efisien dalam Strategic planning, Budgeting, performance
rangka mencapai tujuan organisasi (Mer- management.
chant dan Stede 2007 Eshraqi 2012). Se- Dimensi pengendalian manajemen
dangkan menurut Anthony dan Govindara- berhubungan dengan masalah bagaimana
jan (2007) pengendalian manajemen adalah melakukan koordinasi dalam rangka men-
proses dimana manajer memengaruhi kar­ capai goal congruence. Koordinasi dapat
yawan untuk mengimplementasikan strate- dilakukan dengan efektif jika dimensi pe­
gi organisasi. Dkhili dan Noubbigh (2013) ngendalian manajemen mampu untuk
menyatakan bahwa pengendalian manaje- memotivasi karyawan. Pengendalian mana-
men mendukung manajer dalam mengambil jemen harus mampu memotivasi karyawan
keputusan melalui proses operasional dan agar bertindak sesuai dengan sasaran-sa-
strategik. Anthony dan Dearden (1980) dan saran strategi organisasi. Ketika karyawan
Garrison dan Noreen (2000) menyatakan dapat termotivasi maka mereka akan mudah
bahwa pengendalian manajemen adalah untuk diajak mengimplementasikan strategi
proses untuk memastikan manajer telah organisasi. Dalam rangka memotivasi kar­
mengimplementasikan strategi organisasi yawan maka organisasi perlu menciptakan
dengan efektif dan efisien. Lebih lanjut pe­ dan mengembangkan dimensi pengenda­
ngendalian manajemen memastikan semua lian manajemen yang sudah dilakukan oleh
bagian organisasi berfungsi sesuai dengan beberapa peneliti sebelumnya (Ouchi 1979,
rencana organisasi termasuk di dalamnya Flamholtz 1985, Simons 1994, Whitley 1999,
sasaran dan kebijakan. dan Malmi dan Brown 2008).
Peneliti melihat ada perbedaan men- Penelitian ini menemukan dimensi-
dasar antara SPM dan pengendalian mana- dimensi pengendalian yang terungkap di
jemen walaupun keduanya dapat dipahami lapangan. Kami memberikan nama tertentu
Radianto, Sistem Pengendalian Manajemen di Entrepeneurial University 281

untuk dimensi-dimensi pengendalian yang “dimana kita menghadapi masalah


terungkap di lapangan yaitu dimensi pe­ kita cepet untuk bisa ketemu gak
ngendalian sosial, pengendalian nilai, pe­ birokratis begitu … bisa ketemu
ngendalian kompetensi, dan pengendalian ngomong dimana-mana, toilet nya
preventif. Temuan penelitian ini mengung- aja bareng-bareng, kita gak punya
kap bahwa semua informan lebih banyak toilet yang beda antara Pak Rek-
membahas mengenai peran pengendalian tor, Pak Wakil Rektor sama de­
informal dibandingkan dengan pengendalian ngan temen-temen semua”
formal.
Pengendalian formal adalah pengen- Komunikasi ini memunculkan inovasi,
dalian yang disahkan oleh organisasi dalam inisiatif baru, dan kreativitas yang merupa­
bentuk peraturan, surat keputusan, kode kan kompetensi inti dari UC. Temuan ini
etik, presensi, dan bentuk lain. Sedang- relevan dengan temuan dari beberapa pene-
kan pengendalian informal merupakan pe­ litian Davila et al. (2009), Wongkaew (2013),
ngendalian tidak langsung. Hal ini berarti Hoque dan Chia (2012), dan Ismail (2013).
pengendalian yang tidak diformalkan atau Bahkan Simons (1995) menyatakan bahwa
dibuatkan peraturan oleh organsasi secara proses diskusi yang intens akan memun-
resmi. culkan ide-ide kreatif terutama dari pihak
Pengendalian sosial. Dimensi pe­ karyawan organisasi. Proses interaksi terse-
ngendalian sosial ini mencakup bagaimana but ternyata lebih mampu untuk memotivasi
hubungan dosen dengan koleganya serta para dosen dibandingkan dengan pengenda-
kondisi lingkungan kerja dosen. Kondisi lian manajemen yang sudah terformalisasi.
lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif Hasil diskusi antara pimpinan dan staf me-
akan memengaruhi secara positif perilaku munculkan beberapa inovasi seperti strategi
para dosen sehingga mereka akan termo- pemasaran yang unik dan belum pernah di-
tivasi untuk bekerja dengan optimal dan lakukan oleh perguruan tinggi lain. Inovasi
berusaha mencapai tujuan organisasi. Ling- tersebut misalnya promosi melalui proses
kungan kerja yang memberikan kesempatan belajar mengajar yang ternyata lebih dapat
serta memungkinkan para dosen berpartisi- diterima oleh calon mahasiswa. Inovasi lain-
pasi dalam perencanaan dan penetapan tar- nya yaitu penataan ruangan universitas
get akan memotivasi mereka untuk bekerja yang sangat nyaman, sehingga meskipun ru-
sesuai dengan yang sudah direncanakan. In- angan terbatas tetapi para mahasiswa dapat
forman menyatakan bahwa lingkungan yang menikmai fasilitas dengan optimal. Adanya
kondusif sangat menentukan bagaimana berbagai aktivitas berlevel nasional terutama
mereka dapat bekerja dengan baik dan ter- dalam hal yang berhubungan dengan pen-
motivasi. Informan juga menyatakan bahwa didikan entrepreneurship juga merupakan
lingkungan kerja yang kondusif adalah ling- hasil dari komunikasi yang intens.
kungan kerja dimana para invidivu hidup Penelitian ini juga menemukan pen­
“guyup” dan rukun, saling membantu dan
tingnya komunikasi dalam pengendalian
mendukung. Berikut adalah salah satu pe-
manajemen. Komunikasi yang efektif akan
tikan informan:
menciptakan pengendalian manajemen yang
“Kalau sistem pengendaliannya ti- efektif pula. Menurut para informan, dengan
dak disertai dengan budaya yang komunikasi yang intens secara tidak lang-
kondusif ya orang tidak akan en- sung akan menjadi sebuah monitor serta
joy, orang hanya akan merasa mengarahkan mereka menuju tujuan orga­
bahwa sistem ini mengekang” nisasi. Karena proses yang “tidak memaksa”
Hal yang juga sangat penting adalah dan tidak mengintimidasi maka mereka
adanya diskusi yang intens antara sesama biasanya melakukan tugas dan kewajiban
dosen dan dosen dengan pimpinan. De­ dengan sukarela. Seperti yang diungkapkan
ngan kata lain ada komunikasi yang baik oleh salah seorang informan:
diantara individu. Hampir semua informan “itu intinya ya membangun ko-
menyatakan bahwa mereka memiliki kesem- munikasi yang baik dengan rekan
patan untuk berdiskusi dengan para pimpi- kerja, dalam hal ini rektorat, terus
nan tanpa adanya batas yang kaku misalnya secara pribadi saya juga hands on,
dengan pihak rektorat dan yayasan. Hal ini makanya saya terlibat di Reboan,
membuat mereka benar-benar merasa di- at least saya tahu apa yang terjadi
hargai oleh pimpinan universitas. di lapangan”
282 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2015, Hlm. 272-289

Proses komunikasi yang interaktif an- reka juga selalu terpacu untuk bersikap pro-
tara sesama dosen dan dengan pimpinan fesional, terutama dalam pencapaian target-
melalui diskusi dan kegiatan lainnya, mam- target yang dibebankan kepada mereka.
pu memotivasi dan memengaruhi perilaku Demikian juga dengan penelitian dan
dosen yang merupakan aspek penting pengajaran yang semuanya difokuskan pa-
dalam pengendalian manajemen. Selanjut- da entrepreneurship. Aspek lain yang men-
nya peneliti menyebut aspek ini sebagai pe­ dorong dosen UC menjadi kreatif adalah
ngendalian interaksi. Interaktsi yang sangat banyaknya “beban” pekerjaan dosen di­
intens akan memunculkan ide-ide bisnis samping Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu
yang begitu banyak serta inovatif. Pimpinan mendampingi bisnis mahasiswa dan kegiatan
melihat bahwa proses komunikasi yang in- pemasaran serta aktivitas lainnya. Nilai dari
tens serta saling menghormati dan menghar- entrepreneurship lainnya adalah kerja keras.
gai sangat penting dalam universitas yang seringkali dosen diminta untuk melakukan
berkarakter “entrepreneurial”. Oleh karena promosi, kegiatan administrasi, tugas khu-
itu pengendalian yang berfokus pada proses sus dari pimpinan, dan pelatihan-pelatihan
interaksi sebenarnya mendukung semangat yang wajib diikuti. Banyaknya aktivitas ini
entrepreneuship di UC. membuat dosen harus bekerja keras.
Pengendalian nilai. Pengendalian se- Peran dosen terpenting di UC adalah
lanjutnya adalah pengendalian nilai. Peneliti membimbing proyek mahasiswa, sehingga
menemukan ada tiga nilai yaitu nilai entre- banyak waktu yang harus dicurahkan oleh
preneurship, kekeluargaan, religius. Pe­ dosen untuk mahasiswa. Konsekuensinya
ngendalian nilai adalah pengendalian yang banyak pekerjaan yang harusnya tidak se-
dilakukan oleh pimpinan melalui nilai-nilai lesai tepat pada waktunya, sehingga harus
yang ada di organisasi, dalam kasus ini di dibawa ke rumah. Kerja keras merupakan
UC. Nilai entrepreneurship adalah iklim yang value yang ada di UC yang berdampak pa-
dibentuk oleh manajemen UC dan meru- da karakter dosen di UC. Disamping kerja
pakan nilai “turunan” dari grup Ciputra. keras, kerjasama tim menjadi salah satu
Nilai-nilai ini ternyata direspon sangat posi- value yang penting bagi informan.
tif oleh para informan. Hal ini sesuai dengan Nilai kekeluargaan merupakan nilai
harapan owner melalui wakilnya di yayasan selanjutnya yang muncul di UC. Nilai-nilai
bahwa dia sangat berharap bahwa apapun kekeluargaan membuat mereka sangat ter-
yang dilakukan oleh seluruh dosen dan staf motivasi untuk melaksanakan Tri Dharma
UC diwarnai oleh nilai IPE (Integritas, pro- Perguruan Tinggi dan membimbing proyek
fesionalitas, dan Entrepreneurship). Berikut mahasiswa. Mereka sangat senang jika di-
ungkapan informan: anggap keluarga baik oleh rekan-rekannya
terutama oleh pimpinan. Adanya nilai-nilai
“sebenarnya harapan saya adalah kekeluargaan membuat mereka merasa nya-
dari jajaran rektorat sampai man dalam bekerja yang berdampak pada
tingkat paling bawah seperti office meningkatnya motivasi dosen. Indikasi ada­
boy bisa memahami culture dari nya hubungan kekeluargaan di beberapa
Ciputra Group, sehingga didalam departemen terlihat ketika mereka merasa
pola sikapnya, pola pikirnya, pola tidak adanya hubungan antara “atasan” dan
tindaknya diwarnai oleh IPE – In- “bawahan”, adanya keterbukaan antara para
tegritas Professionalitas Entre- staf seperti layaknya saudara.
preneurshipsebagai budaya dari
Group Ciputra itu, nah itu target “saya merasa disini cukup baik
saya” pak dalam hal hubungan interper-
sonalnya, sampai saat yang saya
Contoh yang begitu tampak adalah alami ya pak…kekeluargaan cu-
kurikulum di UC yang berbeda dengan kup baik ya, antar staff itu cukup
perguruan tinggi lain. Begitu pula dengan baik, komunikasi antara atasaan
metode pengajarannnya yang berbeda, di- bawahan menurut saya cukup
mana aspek pendampingan mahasiswa sa­ bagus kalau dibandingkan de­
ngat kuat dan mengambil porsi yang sangat ngan beberapa tempat lama saya
besar. Para informan menyatakan bahwa sebelumnya, ya cukup bagus ya
mereka sangat termotivasi untuk selalu ber- itu tadi kekeluargaan, kerja sama
pikir kreatif dan inovatif dalam segala aspek cukup bagus ya”
pengajaran, penelitian, dan lain-lain. Me­
Radianto, Sistem Pengendalian Manajemen di Entrepeneurial University 283

Demikian juga di beberapa departemen, berperilaku sesuai dengan yang diharapkan


beberapa dosen dan staf menyatakan adanya oleh organisasi. Jadi bukan karena mere­
hubungan “orang tua dan anak” antara HOD ka berprestasi baru diberdayakan. Apabila
dengan para dosen atau staf. Mereka juga dosen diberdayakan maka yang bersangku-
merasa bahwa HOD “mengayomi” mereka tan akan memiliki motivasi untuk berkem-
sehingga mereka merasa dibantu dan didu- bang. Penelitian ini menemukan bahwa
kung untuk menyelesaikan masalah ketika pemberdayaan bukan merupakan rewards,
mereka memiliki masalah baik masalah pe- namun alat untuk memotivasi dosen bekerja
kerjaan di kantor ataupun masalah pribadi dan berprestasi. Pengembang­an dosen meli-
di rumah. Hubungan yang baik juga terasa puti studi lanjut, keikutsertaan dalam pela-
antara dosen dan mahasiswa. Kedekatan tihan, seminar, beasiswa, maupun course-
hubungan ini seringkali terjadi tidak hanya work. Kepedulian pimpinan untuk memaha-
pada saat proses belajar mengajar di kelas, mi dosen yang selalu ingin mengembangkan
namun juga pada saat proses bimbingan dirinya akan berdampak pada perilaku dosen
proyek bisnis di luar kelas. supaya berperilaku sesuai yang diharapkan
Nilai selanjutnya yang muncul adalah UC. Dosen yang diberi kesempatan mengem-
nilai-nilai keagamaan. Beberapa informan bangkan dirinya akan berperilaku berbeda
menyatakan bahwa mereka bekerja di UC dengan dosen yang tidak pernah mengem-
karena “panggilan” Tuhan, sedangkan ke- bangkan potensinya. Informan menyatakan
ahlian yang mereka miliki adalah anugerah bahwa dengan adanya pemberdayaan terha-
Tuhan. Sehingga bekerja untuk mereka dap dosen, maka dosen merasa menjadi aset
adalah kewajiban yang mulia. Lebih lanjut yang sangat berharga bari organisasi. Hal
mereka merasa dengan banyaknya tugas inilah yang memotivasi mereka berperilaku
yang harus dikerjakan oleh para dosen, ika- sesuai dengan yang diharapkan organisasi.
tan dalam kegiatan keagamaan menjadi hal “…masih pengembangan diri ya
yang penting untuk para informan supaya sebetulnya, ya kesempatan untuk
mereka tetap kuat secara rohani. Nilai-nilai bisa belajar belajar hal-hal lain
tersebut tidak saja muncul dari diri infor- yang…disesuaikan dengan tujuan
man saja, namun juga dari iklim yang ada organisasi…” jadi misalnya seperti
di UC, misalnya adanya waktu doa sebulan ini, misalnya pernah saya pernah
sekali, adanya UKM keagamaan dan hal lain- ke US untuk studi dan itu dibiayai
nya yang didukung oleh manajemen UC. Me- oleh UC… membuat saya waktu
lalui nilai religi banyak informan memagari itu sangat termotivasi”
dirinya masing-masing untuk tidak melang-
Peneliti mengamati bahwa dosen-dosen
gar peraturan. Nampak bahwa pengendalian
baru selalu diberi pelatihan yang bertujuan
nilai religi cukup efektif untuk mengurangi
untuk memperkenalkan UC dan grup Ciput­
tindakan dysfunctional behavior personnel.
ra lebih dalam serta menambah wawasan pa-
Hasil penelitian ini relevan dengan
ra dosen mengenai perannya serta mengenai
beberapa penelitian sebelumnya yang me-
tugas dan kewajiban mereka sebagai dosen.
nyatakan adanya hubungan antara budaya
Sejak beberapa tahun lalu pihak manajemen
organisasi atau nilai-nilai organisasi dengan
mulai membuat program pelatihan ini secara
pengendalian manajemen (lihat Ouchi 1979;
terstruktur dan sistematis bahkan nampak-
Chenhall 2003; Anthony dan Govindarajan
nya sudah menjadi salah satu strategi UC
2007; Efferin dan hopper 2007; Malmi dan
untuk mengembangkan dosen-dosennya.
Brown 2008; Wahyudi 2008; Vosselman dan
Hasil wawancara menunjukkan bahwa me­
Kooistra 2009; Morsing dan Oswald 2009).
reka puas karena diberikan pengetahuan
Penelitian ini mengungkap bagaimana nilai-
dan ketrampilan dalam rangka meningkat-
nilai organisasi yang berhubungan dengan
kan capacity building mereka, seperti yang
pengendalian manajemen mampu meme­
diungkapkan oleh salah seorang informan:
ngaruhi pengendalian manajemen. Lebih
dari itu penelitian ini berhasil mengidenti- “Buat saya ya pak ya, buat
fikasi nilai-nilai apa saja yang mampu un- pengembangan, pengembangan
tuk memotivasi dosen sehingga mereka ber- diri dalam hal saya nambah pe­
perilaku sesuai harapan UC. ngetahuan terutama dalam bidang
Pengendalian kompetensi. Penelitian entrepreneurship saya ba­nyak hal
ini menemukan bahwa dosen yang diberday- yang saya dapatkan disini kemu-
akan untuk mengembangkan dirinya akan dian juga”
284 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2015, Hlm. 272-289

Lebih dari itu mereka menyatakan Hal ini terdapat dalam peraturan uni-
bahwa dengan pemberdayaan ini maka se­ versitas dan disampaikan secara langsung
sungguhnya mereka merasa dihargai oleh kepada para dosen. Proses ini biasanya
pimpinan. Beberapa informan menyatakan dilakukan kepada para dosen baru yang
bahwa mereka ingin mendapatkan pela- mengikuti program orientasi. Sedangkan as-
tihan-pelatihan yang bermanfaat untuk pek terakhir yaitu berperilaku etis. Perilaku
mengerjakan tugas-tugas mereka seperti etis yang sering diungkapkan informan
bagaimana me­ngajar yang baik dan benar, adalah tidak melakukan plagiarisme dan
bagaimana mengajar secara kreatif, mentor- menjunjung tinggi kejujuran.
ing proyek bisnis mahasiswa. Hal ini ternya- Implikasi pengendalian manajemen
ta juga memengaruhi beberapa dosen yang
di UC. Pengendalian formal merupakan pe­
sedang studi lanjut untuk mengambil tema
ngendalian yang diformalkan oleh manaje-
yang berhubu­ ngan dengan entrepreneur-
men dalam berbagai bentuk misalnya kode
ship. Demikian juga dengan penelitian yang
etik dan peraturan pimpinan. Hasil peneli-
dilakukan oleh dosen dengan didanai oleh
Dikti atau pihak lainnya. Tidak hanya hal tian menunjukkan bahwa di entrepreneurial
itu, para pimpinan sangat mendukung para university pengendalian yang diformalkan
dosennya untuk belajar lebih lanjut tentang ternyata tidak semuanya mampu meme­
ilmu yang mereka dalami atau ilmu lainnya ngaruhi perilaku dosen. Namun demikian
terutama entrepreneurship. Banyak dosen ternyata praktek pengendalian yang tidak
dikirim ke luar kota bahkan ke luar negeri diformalkan yaitu nilai-nilai yang muncul
untuk mengikuti training demi meningkat- serta interaksi yang intens memegang pe­
kan kompetensinya. ranan yang sangat penting.
Pengendalian preventif. Pengenda­ Pengendalian interaksi merupakan in-
lian ini seperti “pagar” yang memagari setiap formal control. Pengendalian yang dipraktek-
dosen untuk tidak berperilaku menyimpang. kan melalui dialog dan diskusi ini ternyata
Terdapat tiga aspek dalam sistem pengenda- mampu meningkatkan kemampuan dosen
lian ini, aspek pertama yaitu dosen dilarang dalam memberikan gagasan dan ide-ide
melakukan tindakan kriminal seperti korup- untuk pengembangan universitas. Bahkan
si, manipulasi dan kecurangan-kecurangan pengendalian tersebut mampu untuk memo-
yang lain. Berikutnya adalah dosen tidak bo- tivasi dosen untuk berinovasi dan mening-
leh melanggar aturan universitas. Beberapa katkan kreativitasnya. Hal ini sejalan de­
aturan yang mereka pahami adalah tidak ngan karakteristik entrepreneurial university
boleh merokok dalam lingkungan kampus, yaitu adanya inovasi dan kreativitas. Hal ini
Jam mengajar kurang dari yang ditentukan dikarenakan dosen dapat memberikan kon-
oleh universitas, tidak boleh tidak mengajar
tribusi kepada univesitas melalui gagasan
matakuliah entrepreneurship, tidak boleh
dan ide-idenya sehingga ketika gagasan dan
menolak penugasan dengan alasan yang ti-
ide mereka diterima dan dihargai oleh mana-
dak jelas, tidak boleh mengajar di universi-
tas lain, tidak boleh datang terlambat, dan jemen dan mereka akan termotivasi untuk
tidak boleh bekerja di tempat lain. berperilaku sesuai dengan yang diharapkan
oleh universitas.
“Merokok Tentunya apabila Dialog informal ini terjadi antara se­
mungkin melakukannya sendiri sama dosen maupun antara dosen dengan
pribadi dikamar atau dikamar pimpinan (ketua program studi atau dekan).
mandi tidak ada masalah karena Melalui dialog informal banyak hal penting
tidak ada yang tau, tetapi disi- dibicarakan termasuk penyelesaian masalah
ni kita seperti menjadi public fi­
yang terjadi, sehingga hal ini kerap kali me-
gure terutama bagi mahasiswa
munculkan ide-ide yang kreatif dan inovatif.
dan bagi keluarga mahasiswa,
Oleh karena itu peneliti merekomendasikan
bagi orang tua mahasiswa, disini
agar dialog informal tersebut dapat difasili­
mungkin yang diharapkan adalah
dosen bisa menjaga image bahwa tasi oleh manajemen UC. Selanjutnya komu-
UC ini memberikan pendidikan nikasi dapat dikembangkan menjadi prog­
yang baik, tentu saja hal-hal yang ram khusus sehingga dapat menjadi salah
melanggar hukum atau etika baik satu strategi untuk mengembangkan dosen
secara etika dan norma-norma se- terutama dalam meningkatkan kreativitas
baiknya tidak dilakukan, yang ti- dan memunculkan inovasi, seperti halnya
dak boleh juga plagiarism dialog.
Radianto, Sistem Pengendalian Manajemen di Entrepeneurial University 285

Penelitian ini juga menemukan bahwa informan performance appraisal yang saat
dosen sebenarnya tidak dapat dikendalikan ini dilakukan masih belum lengkap. Hal ini
sepenuhnya melalui pengendalian manaje- dikarenakan performance appraisal adalah
men yang formal. Hal ini terlihat sebagian landasan bagi pengembangan diri dosen.
besar dosen tidak termotivasi dengan pe­ Disamping itu beberapa dosen beranggapan
ngendalian tersebut. Namun ternyata fakta bahwa performance appraisal hanya diper­
di lapangan menunjukkan bahwa aspek untukkan untuk insentif tambahan. Namun
informal control memegang peranan yang demikian ternyata sebagian informan me-
sangat penting walaupun formal control juga nyatakan bahwa mereka cukup termotivasi
penting untuk aspek lainnya seperti kedi­ untuk melakukan yang terbaik sehingga
siplinan dan keteraturan. Peneliti mereko- memotivasi diri mereka untuk melakukan
mendasikan agar manajemen memberikan aktivitas yang meningkatkan nilai perfor-
fasilitas informal control untuk berkembang mance appraisal mereka.
di UC. Sehingga peneliti menyatakan bahwa Peneliti melihat bahwa performance
pengendalian manajemen di entrepreneur- appraisal sangat penting dalam meningkat-
ial university tidak hanya dilakukan melalu kan kinerja dosen, namun kondisi saat ini
formal control tetapi juga informal control nampaknya terjadi karena proses yang tidak
system. tepat. Proses tersebut sebaiknya dilakukan
Penelitian ini menemukan bahwa juga dengan pendekatan “bottom up” sehing-
konsep pengendalian manajemen di entre- ga proses formulasi performance appraisal
preneurial university adalah pengendalian melibatkan para dosen tidak hanya unsur
manajemen yang memiliki tujuan untuk manajemen. Dengan partisipasi dari dosen
mengembangkan potensi dosen. Pengem- maka diharapkan performance appraisal
bangan ini harus secara khusus menjadi dapat memotivasi dosen untuk bekerja lebih
suatu program tersendiri dan menjadi salah optimal dan berperiaku sesuai dengan yang
satu aspek penting. Manajemen UC dapat diharapkan oleh universitas. Dari uraian
membuat kebijaksanaan untuk mendorong tersebut peneliti berpendapat bahwa perfor-
atau bahkan mewajibkan setiap dosen un- mance appraisal yang diterapkan di entrepre-
tuk dapat mengikuti pelatihan setiap satu neurial university adalah participative perfor-
tahun. mance appraisal.
Aspek lain yang memotivasi dosen
adalah gaya kepemimpnan. Penelitian ini SIMPULAN
menemukan bahwa gaya kepemimpinan Selanjutnya peneliti menyimpulkan
yang sesuai untuk diterapkan di entrepre- bahwa hal yang baru dalam penelitian pe­
neurial university adalah gaya kepemimpi- ngendalian manajemen ini. Pertama, pe­
nan yang transformasional. Maka, pene­ ngendalian interaksi memegang peranan
liti merekomendasikan adanya pelatihan yang lebih besar di entrepreneurial university
kepempimpinan untuk kemudian menjadi dibandingkan dengan dimensi pengendalian
pelatihan wajib bagi setiap pemimpin atau formal lainnya seperti performance apprai­
calon pemimpin di UC. Pengendalian pre- sal, kode etik, dan lain-lain. Melalui inter-
ventif lainnya menurut peneliti harus tetap aksi maka semua staf mampu memberikan
dipertahankan karena memang diperlukan ide-ide brilian mereka untuk mendukung
untuk memastikan dosen tidak menyimpang pengembangan fakultas.
dari harapan universitas. Kedua, konsep pengendalian manaje-
Performance appraisal saat ini diterap- men di entrepreneurial university adalah
kan menggunakan pendekatan “Top Down” pengembangan diri. Dalam konsep ini,
demikian juga dengan nilai-nilai merupakan pengembangan diri individu bukan reward
turunan dari Grup Ciputra. Hasil kajian yang harus diberikan ketika invidu berhasil
dari lapangan menunjukkan bahwa seba- mencapai target atau berprestasi. Konsep
gian informan merasa bahwa performance pengendalian manajemen adalah pengem-
appraisal yang diterapkan masih jauh dari bangan kompetensi dosen adalah temuan
yang diharapkan. Mereka menyatakan bah- baru dan kebaharuan dalam penelitian SPM
wa sistem saat ini tidak begitu memotivasi karena selama ini pengembangan individu
mereka. Hal ini terjadi karena tidak ada­ dianggap sebagai reward yang diperoleh in-
nya program yang holistik dari sistem yang dividu ketika yang bersangkutan memiliki
diterapkan saat ini. Menurut kebanyakan prestasi.
286 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2015, Hlm. 272-289

Ketiga, pengendalian manajemen di en- kompetensi memotivasi dosen dengan cara


trepreneurial university yang berbasis nilai meningkatkan kompetensinya dan melalui
didasari oleh tiga nilai yaitu nilai entrepre- nilai pembelajaran dosen saling mengem-
neurship, nilai kekeluargaan, dan nilai reli­ bangkan keilmuannya satu dengan yang
gius. Ketiga nilai tersebut sampai saat ini se- lainnya. Sedangkan pengendalian preventif
jauh peneliti ketahui belum pernah muncul adalah pengendalian yang menjaga dosen
dalam penelitian yang berhubungan dengan agar mereka tidak melanggar aturan-aturan
SPM. UC, tidak melakukan tindakan kriminal dan
Komunikasi yang efektif memegang selalu berperilaku etis.
peranan yang sangat penting untuk mene­ Pengendalian interaksi memegang
rapkan sistem pengendalian yang efektif. peranan yang sangat penting di entrepre-
Komunikasi yang efektif mampu memba­ neurial university. Melalui pengendalian
ngun motivasi para dosen untuk berperilaku tersebut dosen dapat memberikan ide dan
se­suai dengan tujuan yang diharapkan oleh gagasan kepada pimpinan, dalam hal ini
UC. Sampai saat ini penelitian mengenai pe­ akan mampu untuk memotivasi para dosen
ran komunikasi pada efektivitas penerapan dalam berperilaku sesuai yang diharapkan
pengendalian manajemen masih jarang dite- oleh universitas. Ide dan gagasan yang akan
mukan demikian juga sebaliknya bagaimana memunculkan inovasi dan kreativitas meru-
pengendalian manajemen mampu untuk pakan bagian penting dalam karakter entre-
meningkatkan efektivitas komunikasi, se- preneurial university.
hingga hubungan komunikasi dengan SPM Formal control merupakan aspek yang
merupakan temuan baru dalam penelitian penting, namun informal control ternyata me-
ini. miliki aspek yang jauh lebih penting dalam
Temuan lain juga mengungkapkan pengendalian manajemen di entrepreneurial
bahwa faktanya tidak semua pengenda­ university. Kondisi ini sesuai dengan karak­
lian manajemen yang diformalisasi tersebut ter entrepreneurship yang seringkali memi-
mampu untuk memotivasi dosen. Peneliti liki fleksibilitas tinggi.
menemukan bahwa informal control meme-
gang peranan yang penting dalam memotiva- DAFTAR RUJUKAN
si dosen. Hal ini menunjukkan bahwa dosen Al-Tarawneh, H.A. dan M.M. Mubaslat.
tidak dapat dikendalikan hanya menggu- 2011. “Design and Use of Management
nakan formal control, namun peran informal and Control System in the Jordanian
control system memegang peranan yang be- University.” International Journal of Ac-
sar. Formalized control akan efektif jika digu- counting and Finance Reporting, vol. 1,
nakan untuk memagari dosen dalam upaya no. 1, hlm 242-254
agar dosen tidak melanggar aturan. Angel, R.J., Heffernan, T.W. dan P. Megicks.
Informan memaknai dimensi pengenda- 2007. “Service Quality in Postgraduate
lian manajemen sebagai alat yang bertujuan Education.” Quality Assurance in Edu-
untuk menilai kinerja dosen, meningkatkan cation, vol. 16, no. 3, hlm 236-254.
kualitas UC, mendukung strategi yang dite­ Anthony, R.N. and J. Dearden. 1980. Mana­
rapkan oleh organisasi dan mengembangkan gement Control System: Text and Cases.
karakter dosen. Dalam rangka mencapai tu- Irwin dalam Zheng, T. 2012. Balancing
juan tersebut maka harus ada pengendalian The Tensions Between The Control And
manajemen yang mampu untuk memotivasi Innovative Roles of Management Con-
dosen supaya mereka berperilaku sesuai trol Systems: A Case Study of Chinese
dengan tujuan UC. Organization. Disertasi tidak dipublika-
Selanjutnya, dimensi pengendalian sikan. University of Northumbria at
manajemen yang dapat memotivasi dosen Newcastle, UK.
berperilaku sesuai dengan yang diharapkan Anthony, R.N. and V. Govindarajan. 2007.
oleh UC adalah pengendalian sosial, pe­ Management Control System 12th, Mc-
ngendalian nilai, pengendalian kompetensi, Graw-Hill. New York.
dan pengendalian preventif. Pengendalian Anthony, R.N. and D.W. Young. 2003. Mana­
berbasis sosial mencakup bagaimana me- gement Control in Nonprotif Organiza-
mastikan bahwa UC memiliki lingkungan tion 7th, McGraw-Hill. New York.
kerja yang kondusif, hubungan relasional Auzair, S.M., K. Smith. 2005. “The effect of
yang baik, serta komunikasi yang intensif service process type, business stra­tegy
antara anggota organisasi. Pengendalian and life cycle stage on bureaucratic
Radianto, Sistem Pengendalian Manajemen di Entrepeneurial University 287

SPM in service organizations.” Manage- Eshraqi. 2012. “Innovation and using Mana­
ment Accounting Research, Vol. 16, hlm gement Control System.” International
399–421. Proceedings of Economics Development
Belkaoui, A. R. 2003. ‘Intellectual Capital & Research, Vol. 52, hlm 1.
and Firm Performance of US Multina- Flamholtz, E. G., T.K. Das, dan A. Tsui. 1985.
tional Firms: a Study of The Resource- “Toward an integrative framework of or-
Based and Stakeholder Views.’ Journal ganizational control.” Accounting, Orga-
of Intellectual Capital. Vol. 4, No. 2. pp. nizations & Society, Vol. 10, hlm 35-50.
215-226. Garrison, R.H. & E.W. Noreen. 2000. Mana-
Birnberg, J.G. 1998. “Some Reflections on gerial Accounting, 9th edition. Irwin
The Evelution of Organizational Con- McGraw Hill dalam Zheng, T. 2012.
trol.” Behavioral Research in Accoun­ Balancing The Tensions Between The
ting, hlm 27-46. Control And Innovative Roles of Mana­
Bobe, B.J., and D.W. Taylor. 2010. Use of gement Control Systems: A Case Study
management control systems in uni- of Chinese Organization. Disertasi tidak
versity faculties: evidence of diagnostic dipublikasikan. University of Northum-
versus interactive approaches by the up- bria at Newcastle. UK
per echelons. The Sixth Asia Pacific In- Gibb, A. 2005. Towards the Entrepreneurial
terdisciplinary Research in Accounting Univesity: Entrepreneurship Education
Conference, Sydney, July 2010. a s A lever of Change. Diunduh 12 Fe­
Bruining, H., M. Bonnet, dan M. Wright. bruari 2014 dari webspace.utexas.edu
2004. “Management control systems Gibb, A., dan P. Hannon. 2006. Towards the
and strategy change in buyouts.” Man- Entrepeneurial University? Diunduh 12
agement Accounting Research, Vol. 15 Februari 2014 dari webspace.utexas.
hlm 155–177. edu
Chenhall, R. 2003. “Management control Hanna, D.E. 1998. “Higher Education in an
system design within its organizational Era of Digital Competition: Emerging
context: Findings from contingency- Organizational Models.” JALN, Vol. 2,
based research and directions for the No. 1, hlm 66-95.
future.” Accounting, Organizations and Hayes, R and W. Abernathy. 1980. “Mana­
Society, Vol. 28, No. 2-3, hlm 127-168. ging Our Way to Economic Decline.”
Chow, C., M.D. Shields, dan Y. Chan. 1991. Harvard Business Review. hlm 67-77.
“The Effects Of Management Controls Henri, J.F. 2006. “Management control sys-
And National Culture On Manufactu­ tems and strategy: A resource-based
ring Performance: An Experimental In- perspective.” Accounting, Organizations
vestigation.” Accounting, Organizations and Society, Vol. 31, hlm 529–558.
and Society, Vol. 6, hlm 209-226. Herath, S.K. 2007. “A Framework for Mana­
Davila, A., G. Foster, dan M. Li. 2009. “Rea- gement Control Research.” Journal of
sons for management control systems Management Development, Vol. 26, No.
adoption: Insights from product devel- 9, hlm 895-915.
opment systems choice by early-stage Herbert, I. 2009. “Business transformation
entrepreneurial companies.” Accoun­ through empowerment and the implica-
ting, Organizations and Society, Vol. 34, tions for management control systems.”
hlm 322–347. Journal of Human Resource Costing &
Dkhili, H., dan H. Noubbigh. 2013. “Manage- Accounting, Vol. 13, No. 3, hlm 221-
ment Control System and the Case of 244.
CSR in the Tunisian Industrial Com- Ho, W., P.K. Dey, dan H.E. Higosn. 2006.
panies: What Findings by the Method “Multiple Criteria Decision Making
of Structural Equation?” International Techniques in Higher Education.” Inter-
Review of Management and Marketing, national Journal of Educational Mana­
Vol. 3, No. 2, hlm 86-92. gement, Vol. 20, no. 5, pp. 319-337
Efferin, S, and T. Hopper. 2007. “Manage- Hoecht, A. 2006. “Quality Assurance in UK
ment control, culture and ethnicity in higher education: Issues of trust, con-
a Chinese Indonesian company.” Ac- trol, professional autonomy and ac-
counting, Organizations, and Society, countability.” Higher Education, Vol.
Vol. 32, hlm 223–262. 51, hlm 541-563.
288 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2015, Hlm. 272-289

Hoque, Z., dan M. Chia. 2012. “Competitive Mahsun, M. 2006. Pengukuran Kinerja Sek-
forces and the levers of control frame- tor Publik. Penerbit BPFE Fakultas Eko-
work in a manufacturing setting A tale nomi UGM.
of a multinational subsidiary.” Qualita- Malmi, T. and D.A. Brown. 2008. “Manage-
tive Research in Accounting & Manage- ment control systems as a package—
ment, Vol. 9, No. 2, hlm 123-145. Opportunities, challenges and research
Ismail, T. 2013. “Formatting Strategy and directions.” Management Accounting
Management Control System : Evidence Research, Vol. 19, Vol. 4, hlm 287-300.
from Indonesia.” International Journal Marginson, D.E.W. 2002. “Management con-
of Business and Social Science, Vol. 4, trol systems and their effects on strat-
No. 1, hlm 196-205. egy formation at middle-management
Jarvenpaa, M., dan A. Lansiluoto. 2011. Link- levels: evidence from a U.K. organiza-
ages Between the Elements of Mana­ tion.” Strategic Management Journal,
gement Control Systems in A non-profit Vol. 23, No. 11, hlm 1019-1031.
Organization, paper from SSRN. Marginson, S. 2004. “Competition and Mar-
Johnson, T and R. Kaplan. 1987. Relevance kets in Higher Education: a ‘Glocanal’
Lost: The Rise and Fall of Management Analysis.” Policy Futures in Education,
Accounting. Boston Harvard Business Vol. 2, Vo. 2, hlm 175-244.
School Press. Marques, M.C.C. 2009. “Key Performance
Kaplan and Norton 2004. The Strategy Map. Indicators in Portuguese Public Uni-
Harvard Business School Press, Bos- versity.” Research in Higher Education
ton. MA Journal. Vol. 5, hlm 1-15.
Kaplan and Norton. 2001. The Strategy-fo- Merchant, S. 2007. Management Control Sys-
cused Organization, Harvard Business tems: Performance Measurement, Evalu-
School Press. Boston, MA ation, and Incentives. 2nd edition. Pren-
Kaplan, R. 1983. “Measuring Manufactur- tice Hall.
ing Performance: A New Challenge for Montgomery, C., Collins. D. 2005. Corporate
Mana­ gement Accounting Research.” Strategy: A Resource Based Approach
The Accounting Review, hlm 686-705. 2nd edition. McGraw-Hill/Irwin. Bos-
Kaplan, R. 1984. “Yesterday’s Accoun­ ting ton.
Undermines Production.” Harvard Morsing, M., dan D. Oswald. 2009. “Sustai­
Business Review, hlm 95-101. nable Leadership: Management Control
Kimura dan Mourdoukourtas, 2000. “Effec- Systems and Organizational Culture in
tive Integration of Management Control Novo Nordisk A/S.” Corporate Gover-
Systems for Competing in Global In- nance. Vol. 9 no. 1, hlm 83-99.
dustries.” European Business Review. Otley, D. T, dan A. Berry. 1994. “Case study
Vol. 12, No. 1, hlm 41-45. research in management accounting
Kober, R., Ng, J., dan B.J. Paul. 2007. “The and control.” Management Accounting
interrelationship between management Research, Vol. 5, hlm 45-65.
control mechanisms and strategy.” OECD 2012. A Guiding Framework for En-
Management Accounting Research, Vol. trepreneurial University. Diunduh 15
18, No. 4, hlm 425–452. Februari 2014 dari www.oecd.org
Kuswarno, E. 2013. Fenomenologi: Metode Ouchi, W. 1979. “A conceptual framework
Penelitian Komunikasi: Konsepsi, Pedo- for the design of organization control
man, dan Contoh Penelitiannya. Pener- mechanisms.” Management Science,
bit Widya Padjajaran Vol. 25, hlm 833-848.
Kren, L. 1997. The Role of Accounting In- Radianto, W. 2012. Do we ready to face Glo-
formation in Organization Control-The balization of Accounting? Exploratory
State of the Art. American Account- Study of Accounting Faculties in Indo-
ing Association dalam Wiyantoro, L.S., nesia. Proceeding of 5thInternatioinal
dan Sabeni, A. 2007. Hubungan antara Seminar on Industrial Engineering and
sistem pengen­ dalian manajemen den- Management (5th ISIEM), Manado, 14-
gan perilaku dysfunctional: Budaya 16 Februari 2012
Nasional Sebagai Variabel Moderating. Ropke, J. 2000. The Entrepreneurial Univer-
Makalah dalam Simposium Nasional sity: Innovation, Academin Knowledge
Akuntansi X, Makassar 26-28 Juli Creation and Regional Development in
2007 Globalized Economy. Diunduh 15 Feb-
Radianto, Sistem Pengendalian Manajemen di Entrepeneurial University 289

ruari 2014 dari etc.online.uni-mar- Wahyudi, I. 2008. “From Physical to Ac-


burg.de counting Control: a Study of Account-
Rotch, W. 1993. “Management control sys- ing Change Resistance.” Journal of Ac-
tems: One view of components and counting & Organizational Change, Vol.
their interdependence.” British Journal 5, No. 2. hlm 228-242.
of Management, Vol. 4, hlm 191-203. Wernerfelt, B. 1984. “A resource-based view
Schofer, E., dan Meyer, J.W. 2005. “The of the firm.” Strategic Management Jour-
Worldwide Expansion of Higher Educa- nal, Vol. 5, No. 2. hlm 171-80.
tion in the Twentieth Century.” Ameri- Whitley, R. 1999. “Firm, institutions and
can Sociological Review, Vol. 70, No. 6, management control: the comparataive
hlm 898-920. analysis of coordination and control
Simons, R. 1987. “Accounting Control systems.” Accounting, Organizations
Systems and Business Strategy: En and Society, Vol. 24, hlm 507-524.
Empiri­cal Analysis.” Accounting, Orga- Winston, G.C. 1999. “Subsidies, Hierarchy
nization and Society, Vol. 12, No. 4, hlm and Peers: The Awkward Economics of
357-374. Higher Education.” The Journal of Eco-
Simons, R. 1994. “How new Top Manager nomic Perspectives, Vol. 13, No. 1, hlm
Use Control Systems as Levers of Stra- 13-36.
tegic Renewal.” Strategic Management Wiyantoro, S. 2007. Hubungan Antara Sistem
Journal, Vol. 15, No. 3, hlm 169-189. Pengendalian Manajemen Dengan
Simons, R. 1995. Levers of Control. Harvard Prilaku Dysfunctional: Budaya Nasion-
Business School Press. Boston. al Sebagai Variabel Moderating. Prosi­
Smith, K.L. 1997. “Management control sys- ding Simposium Nasional Akuntansi X
tems and strategy: A Critical Review.” Unhas Makassar 26-28 Juli 2007
Accounting, Organization and Society, Wongkaew, W. 2013. “Management Account-
Vol. 22, Vol. 2, hlm 207-232. ing and Control Systems-Unnecessary
Vosselman, E. and J. van der Meer-Kooistra. Evils to Innovation?” Chulalongkorn
2009. “Accounting for control and trust Business Review, Vol. 34, No. 3, hlm
building in inter firm transactional re- 1-21.
lationship.” Accounting, Organizations Zimmerman, J.L. 1995. Accounting for Deci-
and Society, Vol. 34 No. 2, hlm 267-83. sion making and control. Irwin. Chicago.

Anda mungkin juga menyukai