Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Nofia Dwi Sartika

NIM : 121811014

PRODI : S1 Keperawatan Tingkat 3

MK : Kep. Gawat Darurat

KONSEP KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

A. Definisi
Gawat darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan
medis segera guna menyelamatkan nyawa dan pencegahan kecatatan lebih lanjut
Keperawatan gawat darurat pelayanan professional keperawatan yang
diberikan pada pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis

B. Peran dan Fungsi Perawat Gawat darurat


1. Peran perawat
a. Sebagai pemberi asuhan keperawatan
Dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan
melalui pemberian pelayanan kesehatan.
b. Sebagai advokad klien
Dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan berbagai
informasi dari pemberi pelayanan khususnya dalam pengambilan persetujuan
atas tindakan keperawatan
c. Sebagai educator
Dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan
d. Sebagai coordinator
Dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan
kesehatan
e. Sebagai kolaborator
Dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari
dokter, fisioterapi, ahli gizi, dll
f. Sebagai pembaharu
Perawat mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis
dan terarah sesuai dengan metode pemnberian pelayanan keperawatan
2. Fungsi perawat
a. Fungsi independen
Fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain
b. Fungsi dependen
Perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari
perawat lain sebagain tindakan pelimpahan tugas yang diberikan
c. Fungsi interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan
diantara tim satu dengan yang lain

C. Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat


Proses keperawatan pada pasien gawat darurat
1. Pengkajian
perawat harus mengkaji riwayat diberikan oleh pasien adalah faktor
kritikaldalam penentuan perawatan yang sesuai. AMPLE memonic dapat
digunakan sebagai penggingat informasi komponen penting yang harus didata:
a. Allergie ( alergi )
b. medication ( pengobatan : termasuk frekuensi, dosis, dan rute )
c. Past medical histori ( riwayat medi, lalu seperti diabetes, masalah
kardivaskuler atau pernapasan )
d. Oral inteks ( obat terakhir yang dikomsumsi )
e. Event s ( kejadian-kejadian ) keluhan utama, deskripsi gejala, mekanisme
trauma.
2. Analisa dan perencanaan
Analisa yang tepat akan menunjang perumusan diagnosa keperawatan yang
tepat serta intervensi sesuai protokol triage. Dibawah ini adalah masalah –
masalah diagnosa keperawatan atau kolaborasi yang secara sering ditemukan
pada pasien gawat darurat :
a. Tidak efektif nya bersihan jalan nafas berhubungan dengan opstruksi trakeo
bronkial, sekret paru.
b. Kecemasan berhubungan dengan penyakit mengancam jiwa atau troma
seperti amputasi, laserasi berat.
c. Tidak efktifnya pola napas berhubungan dengan troma dada, overdosis obat,
gangguan neurologis.
d. Penurunan curah jantung penurunan aliran balik vena, gangguan jantung
disebakan oleh listrik atau penyebab mekanik seperti tampona nadi jantung.
e. Tridak efektifnya koping individu berhubungan dengan amputasi tiba-tiba.
f. Keputusasaan berhubungan dengan troma tulang spinal menyebabkan
paraplegia.
g. Nyeri berhubungan dengan troma, iskemia.
h. Ketidak berdayaan berhubungan dengan hilangnya kontrol ketika tes
dianostik multiple.
i. Sindrom troma perkosaan berhubungan dengan penganiayaan seksual
menyebabkan penghinaan, marah dan takut akan kehamilan
j. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan interuksi aliran arteri dan
vena disebabkan oleh trauma.
3. Evaluasi
Evaluasi Yang dilakukan diruang gawat darurat meliputi evaluasi tentang
pelaksanaan triage, keadaan dan status kesehatan pasien, dokumentasi
dilakukan setiap tindakan selesai atau selama perawatan diunit gawat darurat
dan evaluasi dengan cara sujebtif , objektif , analisa dan planning ( SOAP ).

D. Efek Kondisi Kegawat Daruratan


1. Efek pada pasien
a. Efek psikologis
 Stress akibat kondisi penyakit
 Rasa cemas dan takut bahwa hidup terancam (kematian)
 Perasaan isolasi
 Depresi
 Perasaan rapuh karena ketergantungan fisik dan emosional
b. Efek non psikologis
 Ketidakberdayaan
 Pukulan (perubahan) konsep diri
 Perubahan citra diri
 Perubahan pola hidup
 Perubahan pada aspek sosal-ekonomi (pekerjaan, financial pasien,
kesejahteraan pasien dan keluarga)
 Keterbatasan komunikasi
2. Efek pada keluarga
a. Efek psikologis
 Stress akibat kondisi penyakit pasien (anggota keluarga), prosedur
penanganan
 Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian pada pasien (anggota
keluarga)
 Peningkatan terhadap kondisi kritis pasien (anggota keluarga)

b. Efek non psikologis


 Perubahan struktur keluarga
 Perubahan pelaksanaan fungsi dan peran dalam keluarga
 Terbatasnya komunikasi dan waktu bencana
 Masalah financial keluarga
 Perubahan pola hidup keluarga

Anda mungkin juga menyukai