PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kualitas kesehatan indonesia yang ideal bagi seluruh rakyat indonesia. Oleh
secara keseluruhan dan merata. Usaha tersebut tertuang dalam Visi dan Misi
dan pendayagunaan sumber daya manusia dalam bidang kesehatan yang merata
mencapai hal tersebut pembangunan kesehatan pada dewasa ini diajukan pada
1
peningkatan pemerataan mutu pelayanan dengan memberikan pelayanan yang
profesional dapat menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu bersalin dan
Menurut data WHO pada tahun 2012, sebanyak 585.000 perempuan meninggal
saat hamil atau persalinan. Sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan
100.000 kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di 9
menunjukkan rawannya derajat kesehatan ibu. Jumlah kasus kematian ibu yang
Komplikasi yang dapat terjadi pada persalinan salah satunya adalah presentasi
bokong dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan
menghadapi resiko yang lebih besar baik pada ibu maupun pada bayi (Fadlun
dkk, 2012).
kesehatan ibu dan anak. Masa nifas dimulai setelah dua jam lahirnya plasenta atau
bukan berarti ibu terbebas dari bahaya atau komplikasi. Berbagai komplikasi
dapat dialami ibu pada masa nifas dan bila tidak tertangani dengan baik akan
memberi kontribusi yang cukup besar terhadap tingginya Angka Kematian Ibu
tinggi dari pada presentasi kepala. Morbiditas perinatal pada presentasi bokong 5-
7 kali lebih tinggi dari pada presentasi kepala. Gambaran ini di pengaruhi oleh
usia kehamilan, berat janin dan jenis presentasi bokong (Sarwono, 2010).
}}}}
Di Kabupaten Nabire yang menjadi penyebab terbesar kematian ibu yaitu
perdarahan sebesar 50,69% dan biasanya terjadi pada ibu hamil dengan resiko
tinggi dan ibu bersalin yang tidak ditolong oleh tenaga kesehatan (Profil Dinas
Data yang diambil dari Ruang Bersalin RSUD Rodofado Kabupaten Waropen
didapatkan jumlah pasien dengan post partum normal dengan jumlah pasien
bulan terakhir pasien datang atas indikasi mal presentasi yaitu presentasi bokong
program studi s1 profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri tahun
2021.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
K Post Partum Spontan atas Indikasi Presentasi Bokong Nifas Hari Pertama
di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Daerah Nabire Kabupaten Nabire
2. Tujuan Khusus
presentasi bokong
C. Ruang Lingkup
Presentasi Bokong Nifas Hari Kesatu Di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum
Metode penulisan yang digunakan dalam laporan ini adalah deskriptif, yaitu
E. Sistematika Laporan
BAB I PENDAHULUAN
Di dalam BAB I yaitu Pendahuluan terdiri dari : Latar Belakang, Tujuan, Metode
Di dalam BAB III terdiri dari 5 unsur asuhan keperawatan yang terdapat pada
BAB IV PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
biasanya pada kehamilan 20-37 minggu. Pada persalinan preterm ini juga
kemungkinan berat badan janin hurang dari berat badan bayi lahir normal
Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang dari sama
dengan 37 minggu, dengan berat badan lahir kurang atau sama dengan 2.500g
2. Etiologi
a. Hipertensi
c. Solusio plasenta
d. Plasenta previa
e. Kelainan rhesus
f. Diabetes
h. Serviks inkompeten
i. Kehamilan ganda
3. Patofisiologi
dari 10 batang, riwayat abortus pada trimester II, riwayat abortus pada
4. Manifestasi klinis
a. Kontraksi uterus yang teratur sedikitnya 3-5 menit sekali selama 45 detik
b. Pada fase aktif, intensitas dan frekuensi kontraksi meningkat saat pasien
melakukan aktifitas.
c. Tanya dan cari gejala yang termasuk faktor resiko mayor dan minor.
e. Taksiran berat janin sesuai dengan usia kehamilan antara 20-37 minggu.
b. Urinalisis.
6. Penatalaksanaan
a. Sebelum dirujuk, berikan air minum 1.000 ml dalam waktu 30 menit dan
dosis tunggal sebagai pilihan kedua atau ibuprofen 400 mg peroral dosis
c. Bila pasien menolak dirujuk, pasien harus tirah baring dan banyak minum,
d. Persalinan tidak boleh ditunda bila ada kontraindikasi mutlak (gawat janin,
1. Pengertian
kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri
(Prawirohardjo, 2013).
uteri dan bokong dibagian bawah kavum uteri. Pada letak sungsang, berturut-
turut lahir bagian-bagian yang makin lama making besar dimulai dari lahirnya
Yaitu letak sungsang dimana kedua kaki dan tangan menyilang sempurna
3. Etiologi
1) Plasenta previa
3) Panggul sempit
4) Multiparitas
2) Kehamilan kembar
3) Hidramnion
4) Prematuritas.
(Winkjosastro, 2008).
4. Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air
ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih
besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang
lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil
(Winkjosastro, 2008).
5. Manifestasi Klinis
a. Pergerakan anak terasa oleh ibu dibagian perut bawah dibawah pusat dan
b. Pada palpasi teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus uteri.
c. Punggung anak dapat teraba pada salah satu sisi perut dan bagian-bagian
kecil pada arah yang berlawanan. Diatas sympisis teraba bagian yang
a. Pervaginam
pecah, his adekuat dan tafsiran berat badan janin < 3600 gram. Terdapat
ibu dan janin, presentasi kaki, hiperekstensi kepala janin dan berat bayi >
3600 gram, tidak adanya informed consent, dan tidak adanya petugas yang
2013).
1) Persalinan spontan (spontaneous breech)
Yaitu janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri (cara
pertama yaitu fase lambat, fase cepat, dan fase lambat. Berikut ini
c) Pada waktu tali pusat lahir dan tampak teregang, segera kendorkan
2) Manual aid
Yaitu janin dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan
lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong dengan cara
Berikut ini cara melahirkan bahu dan lengan pada letak sungsang
jalan lahir dengan jari telunjuk menelusuri bahu janin sampai pada
Berikut ini melahirkan bahu dan lengan pada letak sungsang dengan
cara mueller :
lengan di bawahnya.
b) Setelah bahu dan lengan depan lahir, maka badan janin yang
belakang lahir.
b) Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk serta jari
mencengkeram leher.
c) Badan anak diletakkan di atas lengan bawah penolong seolah-olah
3) Ekstraksi Sungsang
macet.
Cara ekstraksi kaki :
yang lain.
b) Bila satu atau dua kaki sudah berada di luar vulva, maka dipegang
dengan dua tangan operator pada betis dengan kedua ibu jari berada
paha keluar, pegangan dialihkan pada paha dengan kedua ibu jari
(ossacrum).
curam kebawah.
c) Bila trokanter depan sudah berada di bawah simfisis, jari telunjuk
tangan operator yang lain dipasang pada lipat paha belakang untuk
belakang.
bokong janin dengan kedua ibu jari berada di atas sacrum dan jari-
mengikuti putaran paksi dalam bahu, salah satu bahu akan ke depan.
b. Perabdominam
dengan seksio sesarea. Pada saat ini seksio sesarea menduduki tempat yang
(Prawirohardjo, 2010).
1) Perdarahan
3) Infeksi
2) Trauma persalinan
8. Pemeriksaan Diagnosis
gestasi multiple
formasi.
1. Pengertian
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui
Persalinan merupakan suatu diagnosis klinis yang terdiri dari dua unsur yaitu
1) Partus Normal
Partus normal atau partus spontan adalah proses lahirnya bayi dengan
tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan
2) Partus Abnormal
sesar.
a. Teori Keregangan
d. Teori Prostaglandin
Bila nutrisi dalam janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera
4. Tanda-Tanda Persalinan
4) Perasaan sakit perut dan punggung oleh adanya kontraksi uterus lemah
dari uterus
darah
b. Tanda-tanda in partu
1) Rasa sakit oleh adanya his yang datang kuat, sering dan teratur
5. Tahap Persalinan
a. Kala I
1) Fase laten
lebih dalam 10 menit lama 40 detik atau lebih). Fase ini dibagi menjadi
10 lama 2 jam).
b. Kala II
pada primigravida 1,5 jam, pada multigravida 0,5 jam. Tanda dan gejala
darah.
c. Kala III
biasanya his berhenti sebentar, dan kemudian muncul lagi yang disebut
his pelepasan uri. Lama kala III pada primigravida dan multigravida 6-25
menit. Perdarahan kala uri baik sebelum dan sesuah lahirnya plasenta
partum pada 1 jam pertama setiap 15 menit dan setiap 30 menit pada 1
1) Kontraksi uterus
4) Luka perineum sudah dirawat dengan baik dan tidak ada hematoma
6) Keadaan umum ibu baik (TD, nadi, napas, normal) dan tidak ada rasa
a. Passage
2) Letak plasenta
c. Power
2) Sekunder: mengedan
1) Kesiapan emosi
3) Support system
4) Lingkungan
5) Mekanisme koping
6) Budaya
dari fundus uteri dimana tuba fallopi memasuki dinding uterus, awal
1. Pengertian
dan fisiologis yang terjadi selama kehamilan. Puerpurium atau periode pasca
(Hutahaean, 2009).
seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas dimulai setelah partus selesai dan
2. Jenis-jenis Nifas
setelah 40 hari.
b. Puerperinium intemedial adalah pemulihan alat-alat genetalia yang
(Sarwono, 2010).
melahirkan.
Adaptasi fisiologis yang terjadi pada masa post partum menurut Hutahaean,
2009 yaitu :
a. Tanda-tanda vital
1) Suhu badan pasca persalinan dapat naik lebih dari 0,50c dari keadaan
normal tapi tidak lebih dari 39 0c. sesudah 12 jam pertama melahirkan,
umumnya suhu badan kembali normal bila lebih dari 380c mungkin
ada infeksi.
2) Nadi umumnya 60-80 kali permenit dan segera setelah partus dapat
terjadi takikardi bila terdapat takikardi dan badan tidak panas mungkin
ada perdarahan berlebihan atau ada penyakit jantung. Pada masa nifas
penglihatan.
b. Kandung kemih
1. Pasien dapat BAK secara spontan dalam 8-12 jam post partum
kemih biasanya cepet terisi karena dieresis post partum dan cairan IV.
2. Selama proses persalinan, kandung kemih mendapatkan trauma yang
c. Pencernaan
BAB.
d. Endokrin
(hpl)
penghisapan bayi.
e. Payudara
Payudara bengkak, hangat dan sakit, sel yang menghasilkan ASI mulai
g. Uterus
h. Lochea
Lochea adalah cairan sekreet yang berasal dari kavum uteri dan vagina
Macam-macam lochea :
Berasal dari cavum uteri berisi darah segar dari sisa-sisa selaput ketuban,
pasca persalinan
2) Lochea Sanguinolenta
3- 7 pasca persalinan
3) Lochea Serosa
Berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 pasca
persalinan
4) Lochea Alba
setelah lochea rubra berhenti warna darah tidak muda, bau seperti
i. Vagina
menjadi tipis
j. Serviks
Serviks melunak dan kembali memendek dalam waktu 18 jam post partum.
Bentuk servik berubah menjadi mulut ikan (mouth pish). Dalam waktu 2
minggu.
k. Otot pelvic
exertise.
l. Perineum
Bila ada episiotomy maka akan lambat pemulihannya, tanpa atau dengan
m. Afterpain
1) Umunya terjadi pada multipara oleh karena tonus otot yang kurang baik
atau pada hamil kembar sehingga uterus meregang pada saat hamil dan
perdarahan.
yang lama antara ayah, ibu, anak, dimana fase ini tidak memerlukan hal-
b. Fase Taking-In
tubuhnya
4) Kepercayaan diri pasien masih kurang
5) Berlangsung 10 hari
d. Fase Letting Go
maupun bayinya
tenaga
7) Bila klien sebagai orang tua kurang mengerti, depresi post partum
menjadi 5 yaitu :
1. Pengkajian
semua data atau informasi klien yang dibutuhkan dikumpulkan dan dianalisa
a. Data Dasar
ASI
c. Pemeriksaan diagnostic
2. Diagnosa Keperawatan
menunjukan tidak adanya nyeri. Dengan kriteria hasil: TTV dalam batas
Intervensi:
ketidaknyamanan.
Intervensi:
1) Pantau tanda-tanda vital setiap 4 jam, warna urine, berat badan setiap
dan teratur
3) Beri tahu dokter bila: haluran urine <30 ml/jam, haus, takikardia,
peningkatan cairan
Intervensi:
ini nadi 20/menit diatas frekuensi nadi istirahat, catat peningkatan TD,
jantung
resiko komplikasi
3) kaji kesiapan untuk meningkatkan aktifitas contoh: penurunan
ditempat tidur bila tidak pusing dan tidak ada nyeri, bangun dari tempat
terjadi dengan kriteria hasil: tidak ada tanda infeksi, luka episiotomi kering
terkena infeksi
yang benar dan mengganti PAD tiga kali perhari atau setiap kali
proses parenting tidak ada dengan kriteria hasil: ibu dapat merawat bayi
Intervensi :
tercukupi
Intervensi :
payudara
sepenuhnya.
diberikan
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas klien
Nama : Ny. K
Umur : 32 tahun
Suku : Papua
Agama : Kristen
Pendidikan : SLTA
No. Register 46 05 13
Nama : Tn. K
Umur : 33 tahun
Agama : Kristen
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : NELAYAN
2. Riwayat Kesehatan
nyeri yang dirasakan hanya pada daerah perut bagian bawah dengan
tidak menentu.
2) Keluhan penyerta : pusing, nyeri pada kemaluan, klien juga
mengatakan tidak tahu tentang cara menyusui bayi yang benar, dan
klien juga mengatakan bayinya tidak aktif dalam menyusu dan lebih
banyak tidur.
Klien mengatakan tidak mempunyai penyakit berat seperti DM, ginjal dan
3. Riwayat Obstetri
a. Riwayat menstruasi
hari, tidak ada keluhan yang menyertai saat menstruasi klien mengtakan
haid teratur setiap bulan dengan lama 7 hari, HPHT 7 Agustus 2020. TP
14 Mei 2020.
b. Riwayat perkawinan
Klien mengatakan menikah pada usia 17 tahun dan suami pada usia 18
pertama.
IUD adalah karena ingin mengakhiri kelahiran sampai anak yang keempat
saja.
P4 A0
1) Pemeriksaan kehamilan
2) Riwayat imunisasi TT
7 bulan
05.03 WIB pada usia kehamilan 9 bulan 4 hari dengan persalinan spontan
pukul
22.45 WIB kemudian klien dibawa kerumah bidan pada saat dirumah
04.20 WIB karna bokong berada di jalan lahir, pada saat tiba di RS pada
pukul 04.53 pembukaan sudah lengkap dan bokong sudah keluar dari jalan
tanpa adanya luka episiotomi. Klien melahirkan bayi dengan jenis kelamin
perdarahan 30 ml, dan pada kala IV selama 180 menit dengan jumlah
perdarahan 30 ml, jumlah perdarahan kala I-IV dalah 110 ml. Klien
beristirahat.
a. Pola nutrisi
Sebelum masuk RS :
Klien mengatakan makan 3x/hari, nafsu makan baik, jenis makanan nasi,
lauk, sayur dan buah. Kebiasaan klien sebelum makan berdo’a dan cuci
tangan.
Saat ini :
Klien makan 3 kali sehari dengan nafsu makan baik, jenis makanan nasi,
sayur, lauk, dan juga buah. Klien hanya menghabiskan 1 porsi makanan
yang disediakan, kebiasaan klien sebelum dan sesudah makan berdo’a dan
cuci tangan.
b. Pola eliminasi
1) BAK
Sebelum masuk RS :
Klien mengatakan BAK 5-6 kali, dengan warna kuning jernih, bau
Saat ini :
Klien mengatakan BAK 5-6 kali dengan warna kuning jernih, berbau
2) BAB
Sebelum masuk RS :
Saat ini :
Sebelum masuk RS :
Saat ini :
2x/hari melakukan oral hygiene 2x/hari dan mencuci rambut setiap kali
klien mandi.
Sebelum masuk RS :
Klien mengatakan tidur ±8jam/hari, 1 jam pada siang hari dan 7 jam pada
malam hari. Kebiasaan klien sebelum tidur berdo’a dan tidak ada keluhan.
Saat ini :
Klien mengatakan tidur ±6 jam pada malam hari dan 2 jam pada siang
Sebelum masuk RS :
klien mulai turun dari tempat tidur sampai mandi secara mandiri.
5. Riwayat psikososial
Klien mengatakan merasa senang dan antusias terhadap kelahiran bayi nya,
suami dan keluarga juga merasa senang atas kelahiran anggota keluarga baru,
keempat. Klien mengatakan sudah siap untuk menjadi ibu bagi anak nya yang
a. Self care
1) Perwatan payudara
2) Perineal care
4) Senam nifas
5) KB
6) Menyusui
Klien menyusui dengan sering walaupun reflek hisap pada bayi masih
lemah.
b. Perawatan bayi
1) Memandikan
6. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan umum
2) Kesadaran : Composmetis
3) BB sebelum hamil : 38 kg
4) BB hamil : 46 kg
5) BB sekarang : 39 kg
6) TB : 148 cm
7) Tanda-tanda vital :
b) Nadi : 80x/menit
c) Suhu : 36,80C
d) Respirasi : 20x/menit
b. Pemeriksaan khusus
1) Muka
3) Mulut
Keadaan mulut bersih, tidak terdapat karies gigi tidak ada stomatitis,
4) Leher
5) Daerah dada
Bentuk dada simetris, putting susu dalam keadaan bersih, putting susu
6) Abdomen
Homan’s sign (-), tidak terdapat oedema, dan tidak terdapat varises.
8) Genetalia
Labia mayora dan minora kotor terdapat darah nifas, keadaan vulva
9) Anus
7. Pemeriksaan penunjang
8. Pengobatan/Therapy
9. Resume Keperawatan
Pada tanggal 19 Desember 2020, pada pukul 04.53 WIB klien datang atas
Dengan jumlah perdarahan kala I-IV 110 ml, jenis kelamin bayi laki-laki
remas dengan skala nyeri 5, klien juga mengatakan bayi klien kurang aktif
dalam menyusudan reflek hisap pada bayi masih lemah, pemeriksaan fisik
yang telah diberikan adalah perawatan vulva hygiene, perawatan tali pusat
pada bayi, serta imunisasi polio dan hepatitis B pada bayi. Memberikan
Desember 2020
Perawat
(Elisabeth. R)
10. Data fokus
a. Data Subjektif
menentu.
sebelum menyusui
melahirkan
bulan
penggunaan KB IUD
b. Data Objektif
Skala nyeri 5,
4 DS : Rendahnya Kurangnya
- Klien mengatakan baru pertama kali pemahaman informasi
menggunakan KB IUD ibu tentang mengenai
- Klien mengatakan sebelumnya KB IUD KB IUD
menggunakan KB pil dan KB suntik 3
bulan
- Klien mengatakan tidak tahu berapa
lama jangka waktu KB IUD
- Klien mengatakan tidak mengetahui
keuntungan dan kerugian penggunaan
KB IUD
DO:
- Klien tidak tahu berapa lama jangka
waktu keefektifan KB IUD
- Sebelumnya klien menggunakan KB
pil dan KB suntik 3 bulan
- Klien selalu bertanya kepada perawat
tentang KB IUD
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko terjadinya infeksi pada bayi b.d BBLR, imunitas bayi yang masih
lemah
3. Menyusui tidak efektif b.d kurang pengetahuan cara menyusuiyang baik dan
benar
No. Hari/
Dx. Tujuan Intervensi Rasional
tanggal
1 Kamis, Tupan : 1. Ajarkan cuci tangan 1. Mengurangi kontaminasi
19 Mei Setelah dilakukan askep selama 4 sebelum dan silang, mengurangi jumlah
2016 hari diharapkan resiko terjadinya sesudah menyusui lokasi yang dapat menjadi
infeksi tidak terjadi. 2. Gunakan teknik aseptik tempat masuknya organisme
Tupen : pada perawatan tali 2. Mencegah pertumbuhan
Setelah dilakukan askep selama 2 pusat bakteri dan kontaminasi
hari diharapkan tidak terdapat 3. Berikan imunisasi 3. Meminimalisir resiko
tanda dan gejala infeksi dengan untuk mencegah terjadinya infeksi pada
KH : penyakit menular bayi BBLR
Tidak tedapat tanda 4. Ajarkan PHBS 4. Pencegahan pertama untuk
penurunan imunitas dengan cuci tangan 6 menekan terjadinya infeksi
tubuh langkah pada bayi BBBLR
Tidak terdapat infeksi 5. Minimalkan penyebaran 5. Mencegah terjadinya infeksi
pada tali pusat dan penularan agen 6. Antibiotik dapat melindungi
infeksius kekebalan tubuh bayi yang
6. Berikan antibiotik daya tahan tubuhnya masih
bila diindikasi lemah
No.
Dx. Hari/Tanggal Implementasi Paraf Evaluasi
1 Kamis, 19 Mei 1. Mengajarkan cuci tangan sebelum S:
2016 dan sesudah menyusui Klien mengatakan sudah
Pukul R : klien mendengarkan mampu melakukan cuci tangan
10.30-10.40 penyampaian cara cuci tangan yang
6 langkah
WIB diajarkan oleh perawat
Klien mengatakan sebelum di
H:
imunisasi hepatitis B bayinya
Klien mampu mempraktekkan
sudah diimunisasi polio pada
cara cuci tangan secara mandiri
Pukul 2. Menggunakan teknik aseptik pada pukul 06.00 WIB
07.30-17.45 perawatan tali pusat O:
WIB R : bayi menangis saat diberikan Klien mampu melakukan cuci
perawatan tali pusat tangan 6 langkah seperti yang
H: sudah diajarkan
Perban tali pusat telah diganti Bayi diimunisasi hepatitis B
dan tidak terdapat tanda-tanda
pada pukul 10.30 WIB
infeksi pada bayi
Tidak terdapat tanda-tanda
Pukul 3. Memberikan imunisasi untuk
infeksi pada tali pusat
10.25-10.30 pencegahan penyakit menular pada
WIB Bayi
R : klien memperbolehkan perawat A : Resiko terjadinya infeksi pada
untuk memberikan imunisasi bayi tidak terjadi
hepatitis B
H: P : Lanjutkan intervensi
bayi diberikan imunisasi 1. Evaluasi kembali cara cuci
hepatitis B pada pukul 10.30 tangan 6 langkah seperti yang
WIB
diajarkan
Pukul 4. Mengajarkan PHBS dengan cuci
2. Gunakan teknik aseptik pada
10.40-11.00 tangan 6 langkah
WIB perawatan tali pusat
R : klien kooperatif
H:
Klien dapat melakukan cara
mencuci tangan dengan 6
Langkah
2 Kamis, 19 Mei 1. Mengakaji lokasi dan karakteristik S:
2016 dari sifat ketidaknyamanan/nyeri Klien mengatakan nyeri perut
Pukul yang dirasakan klien masih terasa walau sedikit
09.30-09.40 R : Klien mengatakn nyeri pada perut Berkurang
WIB bagian bawah O:
Klien mengatakan nyeri seperti di Terdapat nyeri pada perut
remas-remas bagian bawah
H: Skala nyeri 5
Terdapat nyeri perut pada perut Klien dapat melakukan teknik
bagian bawah relaksasi tarik napas dalam
Skala nyeri 6 seperti yang diajarkan
Pukul 2. Menjelaskan pada ibu bahwa nyeri
08.45-08.55 pasca persalinan adalah hal yang A : Klien mampu beradaptasi
WIB Fisiologis dengan nyeri
R : klien mendengarkan penjelasan
yang di berikan oleh perawat dengan P : Lanjutkan intervensi
Baik 1. Kaji lokasi dan sifat
H: ketidaknyamanan
Klien mampu memahami dan 2. Evaluasikemampuan ibu dalam
mengerti mengenai penjelasan melakukan teknik relaksasi
yang di berikan oleh perawat tarik napas dalam
Pukul 3. Menginstruksikan ibu dalam 3. Berikan lingkungan yang
09.40-09.55 melakukan teknik relaksasi tarik Nyaman
WIB napas dalam
R : klien mengikuti teknik relaksasi
tarik napas dalam yang diajarkan
H : klien dapat melakukan teknik
relaksasi tarik napas dalam dengan
Benar
Pukul 4. Memberikan lingkungan yang
08.20-08.35 Nyaman
WIB R : klien mengatakan setelah sprei
diganti dan tempat tidur dirapihkan
klien merasa nyaman
H:
Tempat tidur klien bersih dan
rapih, klien tampak nyaman
ditenpat tidur
3 Kamis, 19 Mei 1. Mengkaji pengetahuan dan S:
2016 pengalaman klien tentang menyusui Klien mengatakan sudah tahu
Pukul R : klien mengatakan menyusui cara menyusui yang benar
11.00-1130 bayinya dengan cara yang sama Klien mengatakan sudah
WIB dengan yang dilakukan pada anak menyusui bayinya
pertama sampai anak ketiga
- Klien mengatakan tidak yahu O:
bahwa cara menyusui yang klien Klien sudah mampu
lakukan salah mempraktekkan cara menyusui
H: yang baik dan benar
Klien tidak tahu cara menyusui Klien sudah mengerti tentang
yang baik dan benar sehingga teknik menyusui yang baik dan
menyusui tidak efektif Benar
Klien masih mempraktekkan A : Ketidakefektifan menyusui
cara menyusui yang salah dapat teratasi dengan baik
Pukul
2. Memberikan penkes mengenai cara
10.00-10.40
menyusi yang baik dan benar P : Hentikan intervensi
WIB
R : klien mendengarkan dan
memperhatikan penyuluhan yang
diberikan oleh perawat
H:
Klien dapat mengerti cara
menyusui yang baik dan
Pukul
benar
10.40-11.00
3. Demonstrasikan teknik-teknik
WIB
menyusui yang baik dan benar
R : klien memperhatikan
dengan baik
H:
Klien dapat mempraktekkan
teknik menyusui yang baik dan
benar kepada perawat
Pukul 4. Mengevaluasi teknik
11.00-11.20 menyusui setelah diberikan
WIB penyuluhan
R : klien mempraktekkan kembali
teknik menyusui kepada perawat
H:
Klien dapat melakukan
teknik menyusui yang benar
seperti yang telah diajarkan
oleh
Perawat
4 Kamis, 19 Mei 1. Mengkaji tingkat pengetahuan S:
2016 klien tentang KB IUD Klien mengatakan sudah
Pukul R : klien mengatakan tidak pernah mengetahui jangka waktu
10.05-10.20 menggunakan KB IUD keefektifan KB IUD
WIB H: Klien mengatakan sudah
Pengetahuan klien tentang mengetahui keuntungan dan
KB IUD masih sangat rendah kerugian penggunaan KB
Pukul 2. Memberikan informasi IUD
10.30-10.55 lengkap mengenai KB IUD O:
WIB R : klien mendengarkan informasi Pengetahuan klien tentang
yang diberikan dengan baik KB IUD bertambah
H: Klien dapat menyebutkan
Pengetahuan klien tentang jangka waktu keefektifan
KB IUD bertambah KB IUD
Pukul 3. Mengevaluasi pengetahuan klien Klien dapat menyebutkan
11.22-11.30 tentang KB IUD setelah keuntungan dan kerugian
WIB diberikan penyuluhan penggunaan KB IUD
R : klien mengatakan tahu tentang A : Pemahaman klien mengenai KB
jangka waktu keefektifan KB IUD IUD bertambah
serta keuntungan dan kerugian P : hentikan intervansi
pemakaian KB IUD
H:
Klien dapat menyebutkan
jangka waktu keefektifan
KB IUD
Klien dapat menyebutkan
keuntungan dan kerugian
penggunaan KB IUD
1 Jum’at, 20 1. Mengevaluasi kembali cara klien S:
Mei 2016 melakukan cuci tangan 6 Klien mengatakan sudah bisa
Pukul langkah yang sudah diajarkan melakukan cara cuci tangan
09.15-09.35 R : klien mau mempraktekkan cara dengan 6 langkah
WIB cuci tangan 6 langkah yang sudah O:
diajarkan oleh perawat Klien mampu mempraktekkan
H: cara cuci tangan 6 langkah
Klien mampu melakukan cuci secara mandiri
tangan 6 langkah sebelum A : Masalah resiko
dan sesudah menyusui terjadinya infeksi tidak
2. Menggunakan teknik aseptik dalam terjadi
perawatan tali pusat P : hentikan intervensi
R : bayi tampak tenang saat
diberikan perawatan
talipusat
H:
Tidak terdapat tanda-tanda
infeksi pada tali pusat
bayi
Kasapembungkus tali pusat
telah diganti dengan yang
bersih
2 Jum’at, 29 1. Mengkaji kembali nyeri/ S:
Mei 2015 ketidaknyamanan yang Klien mengatakan nyeri mulai
Pukul dirasakan R : klien mau dikaji berkurang
10.00-10.20 H: O:
WIB Klien mengatakan nyeri yang Nyeri berkurang
dirasakan sudah berkurang Klien tampak rileks
Skala nyeri 3 Skala nyeri 2
A : Klien dapat berdaptasi terhadap
Pukul 2. Mengevaluasi teknik relaksasi nyeri dengan baik
11.00-11.10 tarik napas dalam yang sudah
WIB diajarkan P : Hentikan intervensi
3.
R : klien mempraktekkan teknik
relaksasi tarik napas dalam
H : klien mampu melakukan teknik
relaksasi tarik napas dalam
PEMBAHASAN
Penulis pada bab ini akan membahas kesenjangan yang diperoleh dari hasil
perbandingan antara bab II dan bab III (antara tinjauan teori dan tinjauan kasus) yang
penulis dapatkan selama melakukan asuhan keperawatan pada Ny. K dengan post
partum spontan dengan presentasi bokong nifas hari kesatu tanggal 19-20 Desember
A. Pengkajian
Pengkajian pada Ny. K telah dilakukan sesuai dengan tinjauan teori yang
terdapat pada BAB II seperti pengkajian data dasar meliputi aktifitas, sirkulasi,
cairan, makanan/cairan, nyeri, pemeriksaan fisik meliputi head to toe. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui lebih dini adanya masalah yang mungkin terjadi
pada Ny.K.
Pengkajian yang dilakukan pada Ny. K sudah sesuai dengan tinjauan teori yang
ada di bab II dan tidak didapatkan kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada post partum normal dalam tijauan teori terdapat 6
prioritas yaitu :
1. Resiko terjadinya infeksi pada bayi berhubungan dengan BBLR, imunitas
bayi yang masih lemah ditandai dengan klien tidak mencuci tangan sebelum
menyusui bayinya, klien tidak membersihkan puting susu dan areola sebelum
menyusui, bayi tampak tidak aktif menyusu, reflek sucking pada bayi masih
lemah, bayi lebih banyak tidur dan tidak mau menyusu, BB bayi 2.200 gram.
menyusu tidak aktif, klien mengatakan bayi tidak menghisap puting susu
dengan baik, klien mengatakan bayi hanya tidur dan tidak mau menyusu.
Penulis mengangkat diagnosa ini sebagai prioritas yang pertama karena pada
bayi BBLR, dan imunitas bayi yang sangat lemah sehingga masih sangat
melahirkan ditandai dengan klien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah
nyeri 6 (sedang) nyeri dirasakan bertambah saat klien beraktifitas dan nyeri
berkurang saat klien istirahat. Klien mengatakan nyeri hilang timbul dengan
kedua berdasarkan data diatas karena bila nyeri tidak segera ditangani dapat
menyusui yang baik dan benar ditandai dengan klien mengatakan belum tahu
cara menyusui yang benar, klien mengatakan sudah menyusui bayinya, klien
tampak menyusui bayinya dengan posisi yang belum benar dan bayi tidak
mau menyusu.
Penulis mengangkat diagnosa ini sebagai prioritas yang ketiga karena masalah
ini menyangkut ibu yang belum tahu cara menyusui yang baik dan benar dan
IUD ditandai dengan klien tidak tahu berapa lama jangka waktukeefektifan
klien selalu bertanya kepada perawat tentang KB IUD. Klien mengatakan baru
mengenai ketidaktahuan ibu tentang KB IUD yang saat ini sedang klien
klien.
Terdapat 4 diagnosa pada tinjauan teori yang tidak muncul pada tinjauan
Diagnosa yang pada tinjauan teori tidak muncul pada tinjauan kasus,
dikarenakan pada saat dilakukan pengkajian tidak ada data yang mendukung,
dan muncul 2 diagnosa yang tidak terdapat pada tinjauan teori yang diangkat
Kedua diagnosa ini diangkat dikarenakan data dari hasil pengkajian yang
lebih mendukung seperti pada bayi yang BBLR atau kurang bulan biasanya
imunitas bayi masih lemah sehingga lebih rentan terinfeksi oleh penyakit dan
maternitas (Mitayani, 2011). Penulis membuat intervensi dari konsep teori dan
1. Resiko terjadinya infeksi pada bayi berhubungan dengan BBLR, imunitas bayi
Intervensi :
melahirkan
Intervensi :
nyeri
e. Berikan kompres hangat lokal menggunakan handuk kecil
Intervensi :
payudara
IUD
Intervensi :
Intervensi yang ada pada tinjauan teori yang perawat lakukan adalah :
Intervensi yang ada pada tinjauan teori dan tinjauan kasus yang tidak
melahirkan
Intervensi :
mengalihkan nyeri
Intervensi yang ada pada tinjauan teori namun tidak dilakukan pada tinjauan
kasus adalah berikan kompres hangat lokal menggunakan handuk kecil dan
Ada beberapa intervensi yang tidak ada dalam rencana keperawatan yang
mengganti laken atau alat tenun, memberikan perawatan vulva hyiegine, hal
ini penulis lakukan agar tidak terjadinya infeksi nosokomial dan menurunkan
Intervensi :
payudara
Intervensi yang ada pada tinjauan teori dan tidak dilakukan pada tinjauan
kasus adalah libatkan keluarga dalam proses penyuluhan karena saat penulis
IUD
Intervensi :
Intervensi yang ada pada tinjauan teori dan tidak dilakukan pada tinjauan
kasus adalah libatkan keluarga dalam proses penyuluhan karena saat penulis
E. Evaluasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2 hari pada Ny. K didapatkan hasil
sebagai berikut :
1. Diagnosa 1
Resiko terjadinya infeksi pada bayi berhubungan dengan BBLR, imunitas bayi
yang masih lemah sudah teratasi dibuktikan dengan resiko tanda-tanda infeksi
tidak terjadi.
2. Diagnosa 2
sudah teratasi dibuktikan dengan klien dapat beradaptasi dengan baik terhadap
3. Diagnosa 3
yang baik dan benar sudah teratasi dibuktikan dengan klien dapat menyusui
dengan efektif.
4. Diagnosa 4
bertambah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan selama 2 hari yang telah dilakukan pada tanggal 19-20
1. Hasil pengkajian pada Ny. K tidak semua data sama dengan pengkajian pada
teori sehingga terjadi kesenjangan antara tinjauan teori dan keadaan klien.
2. Diagnosa keperawatan yang ada dalam tinjauan teori tidak semua dapat
ditegakkan karena disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan saat ini dan
dapat muncul diagnosa baru diluar tinjauan teori. Diagnosa yang muncul pada
melahirkan.
KB IUD
3. Rencana tindakan keperawatan dengan kondisi klien dan pedoman pada
berbagai sumber buku dan SOP dengan tetap memperhatikan kondisi klien.
keperawatan.
B. Saran
Melihat dari kesimpulan yang didapat, maka penulis memberi saran sebagai
berikut :
1. Pasien
dirumah seperti :
Maka diharapkan ruang Bersalin selalu menjaga keseterilan alat setiap akan
dan selalu melakukan tindakan sesuai standar operasional prosedur yang tepat,
semaksimal mungkin.
4. Pihak Pendidikan
pengadaan literatur tentang asuhan keperawatan pada post partum normal atas
normal atas indikas ketuban pecah dini yang lebih baik dan meningkatkan
kesehatan.